PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 01 Januari 2019

Sinopsis Mama Fairy and the Woodcutter Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Ibu Geum memanggil anaknya saat masuk rumah, Geum menyambut ibunya didepan pintu melihat Ibunya pulang cepat, padahal bilang akan pulang nanti sore. Ibu Geum memberitahu ada banyak makanan dan rasanya lengan nya akan putus karena membawa ke rumah anaknya.
“Seharusnya Ibu meneleponku.” Ucap Geum membantu membawakan kotak makanan ke dapur.
“Kau bilang ponselmu hilang. Apa Kau belum menemukannya?” kata Ibu Geum. Geum hanya diam saja karena ponselnya diberikan pada Ok Nam,
“Ibu membawa dotorimuk favorit Profesor Jung.” Kata Ibu Geum saat itu Yi Hyun bangun dari tidur. Ibu Geum terlihat senang dan Yi Hyun dengan sopan menyapa Ibu Geum yang akhirnya kembali.
“Astaga. Tumben kau bangun siang... Mandilah selagi aku menyiapkan makanan.” Kata Ibu Geum melihat Yi Hyun
Saat itu Ibu Geum mulai menyanyi di dapur,  Yi Hyun dan Geum saling berpapasan terlihat canggung. Lalu Yi Hyun kaget melihat tangan Geum yang terluka. Yi Hyun memberikan obat ditangan Geum dalam terluka, Geum mengeluh karena terasa sakit.
“Kapan ini terjadi hingga masih terasa sakit? Apa Kemarin?” tanya Yi Hyun. Geum menyangkal.
“Tanganku terjepit pintu.” Akui Geum berbohong. Yi Hyun melihat  Ini bukan luka terjepit pintu.
“Kejadiannya di pintu depan.” Ucap Geum mencari alasan. Yi Hyun mengeluh Geum itu musuh bebuyutan pintu
“Kau selalu lupa kombinasi kodenya dan sekarang tanganmu terluka. Luka semacam ini harus segera diobati.” Kata Yi Hyun. Geum menganguk mengerti. Yi Hyun melihat Geum tidak serius.



Geum ingin tahu  Apa yang terjadi kemarin, karena Yi Hyun tidak pernah mengalami klaustrofobia. Yi Hyun malah menanyakan apakah Geum mengantar Nona Seon pulang. Geum mengatakan kalau Ok Nam bilang akan pulang sendiri.
“Dia sangat mencemaskanmu.” Kata Geum. Yi Hyun menyalahkan Geum karena menyarankan permainan kekanak-kanakan itu.
Saat itu Yi Hyun dan Geum melihat Ok Nam sedang berjalan ke arah mereka. Ok Nam menyapa keduanya terlihat bahagia, Geum seperti merasa tak enak hati. Ok Nam mendekat dan memberikan botol minuman kalau menyeduhkan kopi untuk Yi Hyun.
“Kau bilang kopiku menangkal mimpi buruk.” Ucap Ok Nam, Yi Hyun pikir Ok Nam tidak perlu repot-repot.
“Profesor, aku harus pergi ke laboratorium.” Ucap Geum lalu pamit pada Ok Nam seperti tak ingin mengangunya. Ok Nam menahan Geum tapi Geum menyurh keduanya mengobrol saja. 


Geum mencoba menenangkan diri diatas gedung, dengan memandang pemandangan dari atas lalu terdengar suara Ok Nam memanggilnya, wajah Geum bahagia berpikir Ok Nam datang menemuinya. Tapi ternyata semua hanya halusinasinya saja.
Geum keluar dari atapi ingin masuk lab, saat itu pikiranya kembali saat Ok Nam memeluk Yi Hyun mengatakan “Aku tidak akan meninggalkanmu.” Wajahnya terlihat sedih. 

Yi Hyun dan Ok Nam duduk ditaman, Ok Nam berkomentar kalau Yi Hyun  punya ingatan yang tidak terlupakan. Ok Nam mengelak kalau tidak ada hal semacam itu. Ok Nam menegaskan kalau hantu bisa tertipu, tapi peri seperti dirinya tidak bisa.
“Bagaimana kau bisa mengingat tahun Pertempuran Myeongnyang kemarin?” tanya Yi Hyun
“Apa Kau akan menceritakan kisahmu jika kuceritakan kisahku?” ucap Ok Nam. Yi Hyun pikir tidak ada yang perlu diceritakan.
“Aku bertanya kepada tanaman di ruangan itu.” Akui Ok Nam. Yi Hyun mengejek kalau Ok Nam itu curang
“Sebagai peri, kau tidak boleh curang.” Komentar Yi Hyun. Ok Nam pikir Yi Hyun akhirnya percaya kalau i bisa bicara dengan tanaman.
“Bukankah kau bilang aku harus menerima sesuatu apa adanya?” kata Yi Hyun lalu menenangkan diri sambil minum yang dibawakan Ok Nam,
“Kau pasti sudah tahu, Aku terus bermimpi buruk, tapi mimpinya selalu sama. Aku terkunci di dalam ruangan yang gelap dan sempit, lalu melihat ke luar melalui celah. Aku sangat kelaparan hingga tidak mampu bergerak. Lalu Aku melihat gagak terbang sedang menunggu kematianku. Aku merasa sedih dan marah..” Cerita Yi Hyun
“Entah apakah kau akan memercayaiku, tapi mungkin itu ingatan masa lalumu.” Kata Ok Nam, Yi Hyun binggung dengan masa lalunya.
“Tidak perlu kembali ke masa lalu, tapi Aku paham rasanya ditinggalkan.” Kata Yi Hyun
“Apa itu berkaitan dengan kebencianmu terhadap ulang tahunmu?” tanya Ok Nam, Yi Hyun seperti tak ingin membahasnya meminta agar menghentikanya.
“Bukankah ini terlalu banyak sebagai ganti kisah kecuranganmu?” keluh Yi Hyun
“Jika kau ingin menceritakan semuanya kepada seseorang, datanglah kepadaku. Kapan pun waktunya, aku akan menunggu.” Kata Ok Nam
“Seandainya saja aku orang yang kau nantikan.” Ucap Yi Hyun lalu keduanya saling berpandangan.
“Aku ingin menunjukkan sesuatu... Ini Kejutan.” Kata Yi Hyun lalu membuka kemejanya.
“Wah... Kau memakai kaus itu. Maafkan keterampilan menyulamku yang payah... Lain kali, aku akan membuat kaki bangaunya lebih panjang.” Kata Ok Nam terlihat bahagia.
“Tunggu... Apa Ini bangau? Kupikir ini merpati berkaki panjang.” Ucap Yi Hyun. Ok Nam memberitahu kalau itu bukan merpati, tapi bangau.
“Aku ingin memiliki sesuatu... Ssambab..” kata Yi Hyun. Ok Nam menyakin kalau yang dimaksud bungkusan daun teratai
“Bukan, tapi tanaman teratai... Geum sangat menyombongkan bunganya.” Ucap Yi Hyun.
“Apa Bunga teratainya sudah mekar?” tanya Ok Nam. Yi Hyun memastikan kalau Ok Nam akan memberinya.
“Memelihara bunga itu akan membuatku merasa ada di dekatmu. Siapa yang tahu? Mungkin aku juga berhenti bermimpi buruk.” Kata Yi Hyun, Ok Nam berjanji akan memberikany. Yi Hyun terlihat bahagia mendengarnya.
“Karena kemarin aku berutang kepadamu, hari ini aku akan mengundangmu makan malam.” Kata Yi Hyun. Ok Nam dengan senang hati dan berjanji  akan membawa makanan.
“Tidak perlu, kau Datanglah dengan tangan kosong Tapi jangan terlalu berharap.” Ucap Yi Hyun 


Kyung Sik berada di lab mengaku mendengarnya dengan jelas berkata "Apa hebatnya bedebah itu? Atau dia bilang, "Sial". Jung Min tak percaya kalau Dokter Lee bisa memaki saja sudah mengejutkan dan berpikir sedang memaki Geum dan menurutnya Ini tidak masuk akal. Saat itu Geum datang. 

“Kenapa kau tampak murung? Kau bahkan tidak menyapa. Apa Masalah cinta?” ucap Jung Min. Geum mengeluh mendengarnya.
“Siapa kekasihmu? Bajumu tampak kuno. Apa Dia lebih tua daripada kau?” ucap Jung Min. Geum terlihat binggung.
“Geum... Jangan membuatnya begitu memalukan... Kau bukan pemain lompat galah. Melampaui batas usia atau status demi cinta sama sekali tidak cocok untukmu. Ini Sangat berbeda dari sifatmu.” Kata Young Sik. Geum heran dengan tingkah dua temanya.
“Kau berlagak bodoh. Lupakan saja... Aku menentang hubungan kalian.” Kata Young Sik kesal
Saat itu Geum menerima telp dari ibunya, lalu menanyakan tentang Profesor Lee Ham Suk dan mengatakan kalau sudah memberitahu Dokter Lee jadi bisa langsung masuk saja ke kantornya.
“Apa Dia mengenalkan ibunya kepadanya?” kata Young Sik kaget ternyata Dokter Lee dan ibu Geum berteman. 


Ibu Geum sudah ada dalam ruangan melihat sekeliling, Dokter Lee meminta agar Ibu Geum tidak perlu sungkan lalu memberikan minum, mengetahui kalau datang karena lutut sakit jadi berdiri akan membuatnya makin sakit. Akhirnya Ibu Geum pun duduk dikursi yang nyaman untuk bersandar.
“Periksalah ke dokter ortopedi untuk mengobati lutut yang sakit... Aku psikiater.” Ucap Dokter Lee.  Ibu Geum meminum lebih menghilangkan dahaga.
“Aku tahu lututku yang sakit tidak bisa diobati di sini.” Kata Ibu Geum. Dokter Lee heran ingin tahu alasan datang menemuinya.
“Sejak hari itu, aku berpikir keras selama berhari-hari. Aku merestuimu sebagai pasangan untuk profesor putraku.” Kata Ibu Geum. Dokter Lee bingung dan kaget
“Karena kalian berdua bermata runcing, aku cemas anak kalian mungkin akan memiliki mata yang dua kali lebih runcing. Itu membuatku berpikir keras selama beberapa malam, tapi kurasa selain itu kau baik. Aku memutuskan untuk membantumu.” Ucap ibu Geum dengan logat bicara yang khas.
“Aku tidak mengerti maksud Anda.” Kata Dokter Lee seperti ingin mengelak.
“Tempo hari kau seperti orang gila dan mengumpat karena seseorang di toilet. Bukankah itu soal Profesor Jung?” kata Ibu Geum.


Flash Back
Dalam kamar mandi, Dokter Lee berteriak marah “Tubuhku tinggi dan ramping. Aku cerdas. Kulitku mulus, dadaku besar, dan proporsi tubuhku bagus. Aku juga seksi.  Dasar Bodoh.”
Dokter Lee mencoba mengelak, tapi akhirnya mengaku dan meminta agar rahasiakan itu. Ibu Geum tahu kalau Dokter Lee pasti cemas kalau ia akan membocorkannya, tapi menyakinkan kalau ia bisa membungkam mulutnya. Dokter Lee pun mengartikan Ibu Geum akan menjaga rahasianya.
“Sepertinya dia tidak tepercaya.” Keluh Ibu Geum melihat sikpa Dokter Lee.
“Hari ini adalah kesempatan emas. Tempo hari kau menumpahkan sup rumput laut. Jadi, Profesor Jung tidak bisa memakannya di hari ulang tahunnya. Dia pasti merasa murung sekarang.” Ucap Ibu Geum tapi Yi Hyun terlihat sedang tidur dikamarnya.
“Jika wanita sepertimu menjaganya dengan baik dengan makanan lezat di waktu seperti ini, maka dia akan langsung menyukaimu. Hari ini dia akan jatuh cinta kepadamu.” Kata Ibu Geum. Dokter Lee baru mengetahuinya.
“Pria mudah terpengaruh oleh makanan” kata Ibu Geum, Dokter Lee pikir Profesor Jung tidak begitu suka makan.
“Lupakan saja tentang hal itu, Kami tinggal serumah... Aku memberitahumu cara mendapatkan hatinya... Tapi Jika menurutmu itu bukan jawabannya, apa boleh buat?” kata Ibu Geum melihat Dokter Lee ragu.
“Tidak, kurasa Anda benar... Haruskah aku mengunjungi rumahnya? Ada banyak restoran enak.” Kata Dokter Lee
“Wanita yang terlalu pintar sepertimu biasanya payah soal berkencan. Begitu malam makin larut, maka aku akan naik ke lantai atas dan meninggalkan kalian berdua. Jadi, datanglah ke rumahnya.” Ucap Ibu Geum membuat rencana.
Dokter Lee seperti mendapatkan kembang api  dengan senyuman mengatakan  tidak akan melupakan kebaikan Ibu Geum. Ibu Geum mengeluh tak perlu melakukan itu karena melakukannya hanya karena kasihan dan frustrasi soal Profesor Jung.
“Jangan mengganggu dia... Dekati dia dengan baik.” Pesan Ibu Geum. Dokter Lee menganguk mengerti dan meminta agar jangan cemas.


Ok Nam melihat anaknya sedang berdandan lalu berkomentar karena  memakai riasan tebal, terlihat seperti mochi. Jeom Soon mengeluh Jangan melebih-lebihkan. Ok Nam bertanya apakah Jeom Soon sudah selesai menulis. Jeom Soon mengaku sudah pasti.
“Itu Bagus... Berarti malam ini kau senggang, kan?” kata Ok Nam. Jeom Soon ingin tahu kenapa
“Profesor Jung mengundang kita makan malam.” Ucap Ok Nam. Jeom Soon binggung apakah ia juga harus ikut.
“Kita keluarga. Bukankah seharusnya kau juga datang?” kata Ok Nam. Jeom Soon meminta maaf pada ibunya karena ada urusan.
“Ini Sudah lama aku merencanakannya dan tidak bisa membatalkannya.” Ucap Jeom Soon. Ok Nam ingin tahu ada urusan apa.
“Merekam film.” Ucap Jeom Soon. Ok Nam bertanya apakah yang dimaksud Gambar bergerak. Jeom Soon membenarkan.
“Kenapa mereka membutuhkan kau?” tanya Ok Nam, Jeom Soon mengatakan mereka butuh penulis untuk itu dan ia sebagai penulisnya.
“Semoga itu tidak terlalu berbahaya.” Kata Ok Nam khawatir. Jeom Soon mengaku tak mungkin karena dirinya cukup kuat.
“Teman yang bermain denganmu. Apa mereka orang baik?” tanya Ok Nam. Jeom Soon berpikir tentang Temannya lalu mengaku kalau orang baik.
“Aku harus pergi. Nikmatilah makan malamnya.” Kata Jeom Soon lalu bergegas pergi. 



Jeom Soon berlari keluar rumah menyapa Nyonya Oh yang ada dikedai dan bergegas pergi. Nyonya Oh mengeluh kalau sudah meminjamkannya sepatunya dan Jeom Soon merusak haknya. Ia pun bertanya-tanya  Di mana Jeom Soon melihatnya, karena selalu mengikuti semua tren.
“Apa baju ini terlalu mencolok?” pikir Nyonya Oh lalu mengumpat kesal karena gamesnya kalah dan harus menghancurkan orang bodoh yang menyerang kastelnya kemarin.

Saat itu Kyung Sul datang menyapa Nyonya Oh yang bekerja hari ini, Nyonya Oh terlihat senang melihat Kyung Sul langsung melayaninya bertanya Kopi seperti apa yang disukainya, apakah  Kopi yang kaya rasa, Apa Kopi yang mudah ditelan, Seberapa kadar asamnya?, Masam atau manis?
“Kopi yang berbeda dari tempo hari.” Kata Kyung Sul. Nyonya Oh menganguk mengerti.
“Apa Kau juga membuat kopi dingin? Aku pesan yang itu dengan banyak es.” Kata Kyung Sul
“Kenapa tidak memesan kopi seduh panas yang nikmat?  Apa Kau masih bermain games? Apa kau mau main bersama lain kali?” tanya Nyonya Oh.
“Ide bagus... Tapi Karena sudah punya pacar, aku tidak bisa sering bermain.” Kata Kyung Sul. Nyonya Oh langsung lemas mendengarnya.
“Dia mahasiswi di sini dan sangat menggemaskan... Aku akan mengajaknya kemari.” Kata Kyung Sul terlihat bahagia lalu beranjak pergi. Nyonya Oh terlihat shock mendengar Kyung Sul sudah punya pacar.
“Baiklah... Sayang sekali... Aku mungkin merelakan kastelku, tapi tidak akan merelakanmu... Siapa dia?.. Tunggu saja.” Ucap Nyonya Oh terlihat sangat marah dan akhirnya tertawa seperti nenek sihir. 

Jeom Soon sedang duduk ditaman melihat sepasang pria dan wanita sedang berkencan terlihat sangat iri. Kyung Sul melihat Jeom Soon, memanggilnya  Seon Jeong Soo tapi Jeom Soon tak sadar namanya di panggil hanya diam saja, akhirnya Kyung Sul datang menepuk pundak Jeom Soon.
“Kau melihat apa? Apa Kau tidak dengar panggilanku?” tanya Kyung Sul. Jeom Soon mengaku tidak dengar. Kyung Sul pikir kalau memanggil dengan lantang.
“Baju itu pasti sedang trend” komentar Kyung Suil. Jeom Soon seperti tak percaya
“Aku hanya memakai baju yang dibelikan ibuku. Aku tidak tahu soal tren. Hobiku membaca.” Kata Jeom Soon
“Kau tidak seperti gadis zaman sekarang.” Komentar Kyung Sul menatap Jeom Soon.
“Jangan menatapku begitu... Aku tidak berias dan malu soal itu.” Kata Jeom Soon malu
“Kulitmu sangat pucat, mengingat itu bukan riasan. Apa Kau mau minum kopi? Aku sudah minum dari cangkir.” Kata Kyung Sul berbohong memberikan gelas kopinya. Jeom Soon pun meminumnya.
“Apa Kau tahu truk kopi di samping perpustakaan? Truk kopi itu sangat terkenal. Mari pergi ke sana suatu saat.” Ucap Kyung Sul. Jeom Soon kaget mendengarnya
“Apa Kau pernah pergi ke sana?” tanya Jeom Soon memastikan. Kyung Sul membenarkan.
“Mereka bilang ada nenek barista, tapi aku hanya melihat wanita berpenampilan aneh... Ahh.. Benar. Wanita itu juga mengenakan baju ini.” Kata Kyung Sul
Jeom Soon panik mengajak pergi saja. Kyung Sul langsung memuji Jeom Soon yang lebih cantik lalu mengandeng tangan Jeom Soon. Jeom Soon terlihat kaget langsung melepaskanya. Kyung Sul kaget berpkir Jeom Soon yang tak suka di pegang tanganya.
“Sekarang bagaimana?” tanya Kyung Sul pindah ke sisi kiri. Jeom Soo memikirkan tentang tanganya.
“Ya, aku sudah melihatnya. Katakan jika kamu sudah nyaman. Menurutku tanganmu cantik.” Kata Kyung Sul santai. Jeom Soon pun membiarkan Kyung Sul mengandeng tanganya. 



Geum akan minum kopi lalu wajahnya terlihat sedih karena Ok Nam tak ada dikedai kopi, lalu teringat kembali saat hujan turun mendengar ucapan Ok Nam dengan Yi Hyun.
“Apa kau suamiku? Orang yang selama ini kutunggu. Benarkah kau orangnya?” ucap Ok Nam.  Geum hanya bisa diam saja.
Sementara Ok Nam melihat barang yang ditinggalkan oleh suaminya di masa lalu dan masih menyimpanya. 

Flash Back
Ok Nam melihat barang yang digantung untuknya sebelum pergi, Seekor rusa datang menghampiri tahu kalau Ok Nam kehilangan gaun bersayapnya lalu berpesan agar Berhati-hatilah dengan pria yang tinggal bersamanya.
“Kenapa aku teringat hal itu di hari seperti ini?” ucap Ok Nam bingung. 

Di rumah, Yi Hyun sibuk didapur membuat makanan untuk Ok Nam yang akan datang. Sementara Dokter Lee terlihat gelisah ada di depan rumah Yi Hyun lalu menelp Ibu Geum, Ibu Geum ada di sauna bertanya apakah Dokter Lee sudah menyiapkan semua makanannya
“Aku memasak dengan susah payah.” Kata Dokter Lee.  Ibu Geu mengeluh karena sudah menawarkan diri untuk membantunya.
“Lalu Bagaimana rasanya?” tanya Ibu Geum. Dokter Lee menegaskan yang penting usahanya.
“Omong kosong apa itu? Percuma jika makanannya terasa tidak enak.” Kata Ibu Geum. Dokter Lee panik dan bertanya apa yang harus dilakukan
“Aku hanya bercanda... Orang-orang Seoul tidak punya selera humor.” Ejek Ibu Geum. Dokter lee mengaku hanya sedang gugup dan gemetar.
“Apa kau Im Byeong Soo? Hanya Im Byeong Soo yang boleh bergoyang.” Ucap Ibu Geum kembali mengoda Dokter Lee yang gemetar.
“Aku ada di luar. Apa Anda ada di dalam?” tanya Dokter Lee. Ibu Geum menegaskandirinya bukan lobak di dalam kimchi.
“Untuk apa aku menghadiri momen penting seperti itu? Aku sudah pergi dan berada di sauna.” Kata Ibu Geum
“Anda tidak perlu pergi.” Ucap Dokter Lee. Ibu Geum pikir memang harus pergi.
“Di hari semacam inilah sejarah tercipta.. Wahh.. aku Harus mengajarimu banyak hal terasa agak melelahkan.” Komentar Ibu Geum.
“Aku melihat Geum... Dia akan pulang.” Kata Dokter Lee dari kejauhan. Ibu Geum menyuruh Dokter Lee untuk pergi ke tempat lain karena tidak boleh ada di sana.
“Aku akan menutup telepon dan berbaring di ruang germanium. Semoga berhasil.” Kata Ibu Geum. 



Dokter Lee baru saja menutup telp, Geum berjalan mendekati Dokter Lee ingin tahu Sedang apa di rumahnya. Dokter Lee mengaku butuh bantuannya kalau akan menyatakan perasaan kepada Yi Hyun. Geum kaget karena cerita hubungan cintanya persegi empat.
“Aku sangat menyukai dia... Dengan tetap berteman dengannya akan membuatku tersiksa. Jadi Aku akan menyatakan perasaanku.” Ucap Dokter Lee
“Apa dia tahu soal itu?” tanya  Geum, Dokter Lee yakin kalau Yi Hyun tak tahu kalau sangat lamban.
“Lalu Andai dia tahu, mungkinkah aku kemari dan membawa banyak makanan? Jadi, bisakah kau menginap di laboratorium malam ini? Aku akan menyatakannya hari ini.” Ucap Dokter Lee. Geum pun menganguk mengerti. Dokter Lee pun mengucapkan Terima kasih.
“Aku sangat antusias.” Kata Dokter Lee akan bergegas masuk. Geum memberitahu Dokter Lee kalau pintunya kelewatan. 


Peri Oh sudah menunggu di sisi kapal dengan gelisah berpikir dua temanya menolak usulnya karena belum datang, mengaku ingin pergi hari ini agar bisa buang air besar. Saat itu Peri Goo datang perlahan-lahan. Peri Oh mengeluh karena hanya datang sendirian.
“Kami memutuskan bergerak satu per satu agar tidak ketahuan.” Bisik Peri Goo dan memastikan kalau itu pasti bukan dirinya. Peri Oh terlihat binggung apa yang dimaksudnya.
“Orang yang kau cintai.” Kata Peri Goo. Nyonya Oh mengelu kalau Peri Goo yang tidak suka jika menyukainya.
“Aku tidak bilang begitu, tapi Hatiku tidak bisa menerimanya.” Kata Peri Goo.
“Sebagai merpati, kau bisa terbang... Penyihir Park punya kacang ajaib. Peri Seon bisa memakai semua air semaunya dan bisa menumbuhkan pohon. Lalu Bagaimana denganku? Aku juga peri, tapi tidak punya bakat khusus.” Kata Peri Oh kesal
“Kau belajar dan membaca buku.” Kata Peri Goo. Peri Oh mengaku mereka  tidak melakukannya.
“Itu hanya pencitraanku... Tapi ternyata aku juga punya bakat khusus. Selama hidup ratusan tahun, aku melihat banyak teman lama meninggal karena usia tua di Bumi. Walau situasinya tidak pasti, mereka tahu kapan akan meninggal.” Ucap Peri Oh. Peri Goo pikir bisa mengingatnya.
“Bakatku yang sepertinya terlupakan kembali kepadaku di kapal ini. Sepertinya sudah saatnya aku pergi juga.” Ucap Peri Oh
“Jangan begitu. Kau tidak akan pergi ke mana-mana.” Kata peri Goo menengangkan.
“Tidak ada yang abadi di dunia ini... Begitu pun aku.” Kata Peri Oh sedih saat itu Peri Park datang memanggil keduanya. 


Tapi mulut Peri Park malah dibekap oleh suami Peri Oh lalu mengancam agar memberikan kacangnya. Tuan Goo mengumpat si pria itu memang pencuri. Si pria ingin mengambil kacang, Nyonya Oh terlihat marah karena tahu alasan belum saatnya mati.
“Dasar pencuri keji, kau suami yang terburuk.” Ucap Nyonya Oh marah dan langsung menampar suaminya. Kedua pria terlihat kaget melihatnya, Suaminya menerima pukulan mengumpat Nyonya Oh gila
“Aku jatuh cinta kepada Penyihir Park yang bodoh... Tentu saja aku gila.” Kata Nyonya Oh. Tuan Goo berkomentar kalau ternyata bukan dirinya.
“Aku peri cinta, jadi Bakat khususku adalah cinta.” Tegas Nyonya Goo.  Tuan Park menegaskan kalau itu cinta sepihak
“Kekuatanku tidak terbatas saat melindungi orang yang kucintai!” ucap Nyonya Oh marah lalu mendoron suaminya sampai terjatuh, dan mengajak untuk memegang tanganya.
“Kita akan langsung menuju Peri Seon... Sekarang kita sungguh berangkat!.” Ucap Nyonya Oh lalu melempar kacangnya. Si pria binggung melihat ketiganya sudah hilang. 


Ok Nam sedang berbicara dengan tananan memberitau kalau akan bertemu dengan temannya di sana karena mendengar tanaman lainya sudah berbunga. Si tanaman ingin tahu apakah harus mendengarkan dengan saksama. Ok Nam tak mengerti maksudnya.
“Aku akan memberimu informasi yang kau butuhkan. Di rumah itu, mungkin aku akan mendapatkan informasi.”kata tanaman.
“Rupanya kau cukup nakal... Aku tidak ingin tahu soal apa pun. Jaga saja dia dengan baik.. Hanya itu keinginanku.” Ucap Ok Nam. Tanaman pun membenarkan. 

Geum yang sedang lesu duduk di taman melihat anak kecil yang sedang membaca permen kapas, pikiran mengingat saat dalam mimpinya bersama Ok Nam makan awan dilangit. Saat itu seorang anak datang mendekat Geum memberikan permen kapasnya berpikir kalau mengingikanya.
“Maaf... Aku sungguh minta maaf.” Kata Geum pamit pergi seperti sangat malu. 

Geum melihat Ok Nam berjalan ke arahnya dengan membawa sesuatu. Ok Nam  bertanya apakah Geum mau pergi ke suatu tempat. Geum mengaku akan ke kampu dan bertanya balik. Ok Nam memberitahu Profesor Jung mengundangnya makan malam.
“Kau juga harus datang.” Ucap Ok Nam akan masuk rumah, Geum langsung menahanya.
“Jangan pergi.” Kata Geum. Ok Nam binggung bertanya Apa terjadi sesuatu
“Apa Anda yakin orang yang ditunggu adalah Profesor Jung? Mungkin bukan dia.” Kata Geum. Keduanya saling menatap. 

Epilog
"Di hari yang sama 2 tahun silam, kami bertemu untuk kali pertama"
Kyung Sul sudah menunggu diruangan, Dokter Lee pikir Kyung Sul  marah karena ibunyya menyuruh datang. Kyung Sul meminta maaf karena Selama ini berpura-pura menjadi teman hanya karena merasa iri, Karena nilainya bagus, maka orang akan masuk universitas bagus.
“Ibuku selalu ingin aku menjadi seperti dia. Aku berniat berusaha untuk menjadi lebih seperti dia, tapi akhirnya malah menirukan dia.” Ucap  Kyung Sul
“Begitu rupanya. Tidak perlu meminta maaf kepadaku. Aku tidak memarahimu dan tidak berniat mengkritikmu. Aku hanya ingin mendengar ceritamu.” Kata Dokter lee
“Sepertinya ceritaku selalu membuat orang merasa tidak nyaman.” Kata Kyung Sul
“Siapa yang merasa tidak nyaman denganmu?” tanya Dokter Lee.  Kyung Sul menjawab itu adalah Ibunya.
“Jika ibu kita menganggap jati diri kita tidak nyaman, artinya hidup kita berakhir.” Kata Kyung Sul terlihat sedih tapi wajahnya tersenyum licik karena Dokter Lee bisa mempercayainya.
Bersambung ke episode 9
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar