PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 17 Januari 2019

Sinopsis Encounter Episode 13 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Jin Hyuk mengajak Soo Hyun masuk rumah kalau pacarnya yang datang. Keluarga Kim kaget melihat Soo Hyun datang langsung berdiri, ketiganya hanya bisa melonggo. Soo Hyun pun tersenyum pada keluarga Kim. Tuan Kim  menegur mereka yang seharusnya menyambutnya masuk.
“Kenapa kalian hanya berdiri di sana? Ayoo... Masuklah.” Ucap Tuan Kim, Soo Hyun pun berjalan masuk.
“Terima kasih  sudah mengundangku. Aku ragu jika  boleh datang ke sini.” Kata Soo Hyun
“Kami hanya ingin makan malam bersamamu.  Jangan merasa terbebani.” Kata Nyonya Kim
“Aku tidak tahu harus membawakan apa.” Ucap Soo Hyun. Nyonya Kim pikir  Soo Hyun tidak perlu  memberikan apa pun.
“Aku bahkan tidak memasak hidangan mewah.” Kata Nyonya Kim, mereka mengajak untuk segera  duduk. Nyonya Kim dengan gugup bergegas untuk mengambilkan nasi untuk Soo Hyun. 

Pelayan di rumah Nyonya Kim memberitahu kalau mobil Bu Cha tiba. Nyonya Kim yang menunggu dengan anaknya seperti tersenyum bahagia. Para wartawan mengerubungi mobil  Soo Hyun menunggu untuk keluar dari mobil agar memberikan komentar
Pintu mobil terbuka, wartawan sudah siap mengambil gambar Soo Hyun. Tapi yang turun adalah Sek Jang, semua wartawan binggung karena bukan Soo Hyun yang turun.
“Bu Cha ada janji lain, jadi, dia tidak bisa datang. Aku datang kemari untuk mengabari secara langsung.” Ucap Sek Jang gugup. Pegawai keluarga Kim menganguk mengerti.
“Aku akan menyampaikan pesannya.” Kata pegawai, Sek Jang pun pamit pergi. 

Nyonya Lee terlihat bahagia makan dengan keluarga Kim mengaku makanan yang sudah lama diinginkan, memuji Kimchi rebus Nyonya Kim sangat enak. Soo Hyun juga merasa masakan ibu Jin Hyuk memang enak.  Nyonya Kim terlihat senang dan lega sekali meminta Soo Hyun agar makan yang banyak.
“Berbicaralah dengan santai padaku.” Ucap Soo Hyun, Nyonya Kim hanya diam melihat Soo Hyun dan Jin Hyuk mengunakan sepasang cincin, seperti keduanya sudah sangat serius.
“Jika ingin mereka berbincang dengan santai denganmu, mungkin kita harus bermain. Itu akan membuat kita lebih dekat.” Goda Jin Myung. Tuan Kim menyuruh anaknya makan saja dan jangan bicara.
“Ini gawat... Akhirnya aku bisa makan dua mangkuk nasi. Apa Kamu juga membuat acar prem ini?” ucap Nyonya Lee terlihat bersemangat.
“Ya, aku membuatnya musim semi ini. Ternyata sangat enak tahun ini.” Kata Nyonya Kim
“Apa Kau juga membuat ini sendiri? Wah... Hebat sekali.” puji Soo Hyun, Nyonya Kim merendah kalau tak seperti itu.
“Ibuku juga andal membuat sirop buah.” Ucap Jin Hyuk bangga. Jin Myung mengeluh kalau  itu hanya cara memanfaatkan buah yang hampir busuk.
“Bukankah restoran Dae Chan sangat sibuk? Apa Kau sudah selesai makan?” sindir Jin Hyuk.
“Restorannya tidak sibuk dan aku akan makan semangkuk lagi.” Kaa Jin Myung. Jin Hyuk pun akhirnya menyuruh adiknya makan saja.
“Kenapa Ayah begitu diam? Apa Ayah berusaha tampak keren?” ejek Jin Hyuk.
Tuan Kim mengelak, lalu mengumpat pada anaknya. Soo Hyun hanya bisa tersenyum bahagia melihat keluarga yang bisa saling bercanda dan berbicara layaknya keluarga bahagia. Nyonya Lee terlihat senang karena Iga rebusnya enak.



Jin Hyuk dan Soo Hyun berjalan bersama, Soo Hyun pikir merasa kalau rasanya Pasti menyenangkan dan nyaman berada di rumah Jin Hyuk setiap hari. Jin Hyuk pikir tak juga karena  Terkadang saat orang tuanya bertengkar dan semuanya menakutkan.
“Aku tidak bisa membayangkannya” komentar Soo Hyun, Jin Hyuk akhirnya hanya bisa tersenyum.
“Jin Hyuk... Apakah kamu berkata makan malamnya dibatalkan karena kamu berpikir akan tidak nyaman bagiku?” ucap Soo Hyun, Jin Hyuk hanya bisa tertunduk malu.
“Jika jadi kau, aku akan meminta melewatkan acara Taegyeong. Aku tidak akan bersikap baik seperti itu. Aku yakin kau merasa gelisah.” Komentar Soo Hyun mengejek
“Bagiku, di mana pun kamu berada atau siapa yang kamu temui, hal itu tidak menggangguku. Semua tahun yang kau jalani hingga kini, semuanya berarti dan kau punya alasan. Apa pun yang kau lakukan dan di mana pun, hatimu ada bersamaku. Bukankah begitu?” komentar Jin Hyuk. Soo Hyun hanya bisa tersenyum.
“Aku tadi sedikit canggung, kan? Aku berpikir apakah orang tuamu merasa tidak nyaman bersamaku.” Ucap Soo Hyun merangkul lengan Jin Hyuk
“Kau pasti tidak tahu arti dari "canggung". Tapi Kau berbaur dengan baik. Bahkan Aku sangat terkejut.” Komentar Jin Hyuk. Soo Hyun tak percaya mendengarnya.
“Kau bilang tadi "Astaga... Kau juga membuat ini sendiri?" "Ini sangat enak, Bu." Ejek Jin Hyuk menirukan gaya bicara Soo Hyun.
“Hentikanlah. Aku tidak bersikap seperti itu.” Kata Soo Hyun kesal. Jin Hyuk makin mengejek saat Soo Hyun memuji masakan ibunya  "Hebat sekali." Soo Hyun mengeluh meminta agar menghentikanya.  Jin Hyuk makin mengoda seperti beo yang mengikuti ucapan Soo Hyun untuk berhenti. 


Nyonya Kim mengepalkan tanganya seperti menahan amarah dengan sikap Soo Hyun yang tak seperti sebelumnya. Woo Suk menatap ibunya terlihat binggung lalu menyuruh ibunya istirahat. Nyonya Kim berkomentar kalau ayah Woo Suk pasti kesal.

Jin Myung merasakan makanan buatan Dae Chan kalau rasanya asin sekali dan menyuruh agar makan dengan air atau nasi.  Dae Chan merasa  tidak bisa kenyang dengan hal seperti itu dan merasa sudah lama tidak makan hidangan rumahan.
“Kalau begitu, makanlah perlahan.” Ucap Jin Myung lalu melihat kakaknya akhirnya datang.
“Apa Kau sudah mengantarnya?” tanya Jin Myung, Jin Hyuk menganguk dengan wajah penuh senyuman.
“Kau sudah resmi memperkenalkannya pada keluargamu. Apa Ini artinya kalian akan mengambil langkah berikutnya?” tanya Dae Chan. Jin Hyuk hanya tersenyu,
“Dia tidak bisa berhenti tersenyum hari ini. Sebahagia itukah kau?” ejek Jin Myung. Jin Hyuk menganguk.
“Astaga, ini terlalu pedas. Aku akan panaskan sedikit nasi.” Kata Dae Chan lalu bergegas ke dapur. Jin Myung mengeluh padahal tadi sudah meminta untuk memakannya dengan nasi.
“Soal kakak iparku...” ucap Jin Myung. Jin Hyuk tak suka dengan panggilan itu akhirnya Jin Myung menganti dengan panggilan “CEO Cha”
“Aku tadinya khawatir dia akan tidak cocok dengan keluarga kita, tapi begitu menemuinya secara langsung, semua terlihat baik.” Komentar Jin Myung
“Kuharap Ayah dan Ibu sependapat denganmu.” Kata Jin Hyuk seperti ada rasa khawatir.
“Ayolah. Khawatirkan saja soal percintaanmu sendiri.” Keluh Jin Myung. Jin Hyuk mengaku sedikit khawatir. Jin Myung ingin tahu soal apa.
“Ayah pernah sekali datang ke kantor.” Cerita Jin Hyuk, Jin Myung ingin tahu apa yang dikatakan oleh ayahnya.
“Dia bertanya apakah tidak masalah dengan hubungan ini, lalu Aku memintanya mendukung kami.” Ucap Jin Hyuk. Jin Myung memuji sikap kakaknya.
“Lalu Bagaimana dengan Ibu?” tanya Jin Myung, Jin Hyuk mengaku tak tahu dan tidak yakin.
“Ibu terlihat sangat terkejut hari ini. Terasa seperti keadaan tenang sebelum keributan terjadi... Karena itulah aku takut bertanya padanya.” Ucap Jin Hyuk
“Haruskah kutanyakan padanya?” saran Jin Myung, Jin Hyuk menolak karena itu urusannya jadi harus bicara pada Ibunya sendiri.
“Lalu Bagaimana denganmu? Bukankah teman-temanmu mengganggu?” tanya Jin Hyuk khawatir
“ Astaga... Jangan pikirkan setiap detail kecilnya... Kau tidak boleh hidup seperti itu. Itulah yang kau putuskan. Kenapa kau pedulikan pendapat orang lain?” keluh Jin Myung lalu mengoda kapan pernikahan kakaknya akan digelar.
“Wahh... Kau serius? Aku tidak bisa bicara denganmu.” Keluh Jin Hyuk tertawa
“Kenapa? Kalian berkencan, lalu mendaftarkan pernikahan.” Kata Jin Myung
“Jin Hyuk, Apa kau akan daftarkan pernikahan lebih dahulu?” tanya Dae Chan. Jin Hyuk pikir merka begitu akrab berharap semoga siput bulannya sukses.
“Aku sudah lama belum menyantap hidangan rumahan.” Kata Dae Chan bangga. Jin Hyuk tersenyum melihat keduanya seperti sangat dekat. 




Soo Hyun pulang ke rumahnya, wajahnya tak bisa berhenti tersenyum. Lalu menatap benda-bena kenangan Jin Hyuk, dan melihat meja makan yang kosong tak pernah ada keluarga yang makan bersamanya.
Pagi hari, Nyonya Jin terlihat marah pada suaminya agar melihat artikel yang bereda kalau  akhir dari hubungan lama Taegyeong dan Anggota Kongres Cha Jong Hyun, bahkan menjadi berita utama. Tuan Cha seperti tak mau peduli menyuruh istrinya duduk dan sarapan saja.
“Kenapa kau bergantung pada masa lalu?” keluh Tuan Cha. Nyonya Jin menyuruh suaminya makan sendiri dan akhirnya berjalan pergi dengan wajah kesal. Tuan Cha hanya diam saja. 

Nyonya Kim bertemu dengan Tuan Choi yakin kalau pasti sangat kesal. Tuan Choi mengelak karena sepenuhnya paham posisi Nyonya Kim sekarang. Nyonya Kim mengucapkan terima kasih dan memberitahu kalau meminta menemuinya karena akan ada rapat dewan mengenai perpanjangan kontrak Cha Soo Hyun. Tuan Choi membenarkan.
“Cobalah yakinkan suara mayoritas, Gunakan peluang ini untuk menjatuhkannya, lalu buat Jung Woo Suk menjadi satu-satunya Presdir. Dengan melakukan itu, aku harus tahu para anggota dewan yang memihak kita akan dijaminkan menang.” Ucap Nyonya Kim membuat rencana.
“Semua sudah diurus.” Kata Tuan Choi terlihat gugup. Nyonya Kim menegaskan Tuan Choi yang hanya perlu mengadakan rapat dewannya.
“Baik, Bu. Aku akan lanjutkan seperti itu.” Kata Tuan Choi lalu keluar ruangan. Nyonya Kim pun mengeluarkan ponselnya.
“Aku ingin departemen hukum langsung memulai rencana kita mendapatkan kembali Hotel Donghwa. Anggota Kongres Cha bukan lagi orang yang harus dipedulikan jadi Pastikanlah untuk mendapatkan kembali Hotel Donghwa.” Ucap Nyonya Kim berbicara di ponselnya.  


“Ada beberapa model serupa, tapi aku butuh waktu cukup lama untuk menemukan model yang diproduksi di tahun yang sama.” Ucap Sek Jang memberikan sebuah kamera model lama
“Pasti rasanya sulit. Terima kasih.” Kata Soo Hyun terlihat senang melihat kamera mirip dengan Jin Hyuk.
“Apakah Anggota Kongres Cha baik-baik saja? Taegyeong akan mulai menyulitkan kedua pihak. Mereka akan memproses tuntutan untuk mengambil kembali Hotel Donghwa.” Ucap Sek Jang khawatir.
“Itulah tujuan hidup mereka. Abaikan saja.” Kata Soo Hyun santai, Sek Jang pun menganguk mengerti. 

Sun Joo melakukan rapat bertanya apakah mereka punya iklan cetak untuk acara promosi pernikahannya. Hye Ji memberitahu kalau itu akan masuk dalam kuartal kedua majalah Hotel Donghwa dan majalah merek mewah lain.
“Mari ambil foto yang bagus. Kita harus buat semua orang ingin adakan pernikahan di Hotel Donghwa.” Ucap Sun Joo, Hye Ji mengerti.  Tuan Park melihat Tuan Lee hanya terdiam dan melamun
“Berapa banyak agensi perencana pernikahan yang sudah kita pilih?” tanya Sun Joo
“Berdasarkan persyaratannya, sudah kupersempit menjadi tiga.” Ucap Jin Hyuk
“Dari semuanya, mari pilih agensi dengan pengalaman terbanyak.” Kata Sun Joo. Jin Hyuk menganguk mengerti
“Jika musim semi tiba, musim pernikahan akan sangat banyak Dan aku akan mulai bangkrut lagi.” Keluh Eun Ji
“Apa Kau menghadiri semua pernikahan temanmu?” tanya Hye Jin tak percaya. Eun Ji mengaku hanya untuk berjaga-jaga saja.
“Aku bisa tampak buruk jika tidak ada yang datang ke pernikahanku. Aku memikirkannya sebagai investasi.” Komentar Eun Ji
“Lalu Siapa yang bertugas untuk agensi permodelannya kemarin?” tanya Sun Joo, Tuan Park menjawab kalau itu Tuan Lee.
Sun Joo memanggil Tuan Lee tapi terlihat melamun,  Tuan Lee tersadar, Sun Joo ingin bertanya tapi akhirnya memutuskan agar  Tuan Park tangani agensinya sekarang karena Tuan Lee tampak tidak sehat belakangan ini dan tidak boleh ada kesalahan.
“Tidak apa-apa. Aku akan lanjutkan menanganinya.” Ucap Tuan Lee. Sun Joo memastikan kalau keadaan baik-baik saja. Tuan Lee mengangguk.
“Baiklah. Mari putuskan konsepnya setelah kita berdiskusi dengan fotografer dan perencana pernikahannya.” Ucap Sun Joo, Jin Hyuk dan Hye In pun membahas tentang Nama perencana pernikahannya adalah Irene.


Jin Hyuk sibuk berkerja sendirian diruanganya, Soo Hyun duduk diam dalam kamarnya, teringat apa yang dikatakan pada ayahnya sebelumnya. Ia mengaku pada Tuan Cha kalau sudah melakukan hal gegaba da merasa bersalah terhadap Ayahnya.
Flash Back
“Kau melakukannya dengan baik... Belakangan ini ayah memperhatikan dan belajar darimu.” Ucap Tuan Cha
“Tapi sebentar lagi pemilu.” Kata Soo Hyun khawatir.
“Soo Hyun, kini agak terlalu cepat untuk menjelaskan semuanya, karena itu ayah harus berhati-hati, tapi mulai sekarang, jangan terlalu terkejut kalau melihat jalan apa yang ayah tempuh sebagai politisi. Serta, jangan menganggap yang ayah lakukan itu karena kau.” Ucap Tuan Cha.
“Apa Maksud Ayah?” tanya Soo Hyun binggung. Tuan Cha pikir mereka harus mulai hidup dengan benar.
“Kau harus hidup bahagia dan ayah juga akan hidup benar.” Ucap Tuan Cha. 


Soo Hyun melihat kamera yang baru dibelinya, lalu melihat barang-barang kenangan dari Jin Hyuk. Ia lalu mengambil foto kamera yang baru dibelinya, Jin Hyuk tersenyum bahagia saat ada di kantor melihat pesan yang diberikan "Soo Hyun"
“Apa kameranya rusak?” tanya Jin Hyuk menelp Soo Hyun melihat pesan yang dikirimkan pacarnya. 
“Ini kamera dari Jeonju.” Ucap Soo Hyun, Jin Hyuk binggung maksudnya Jeonju

“Aku cukup kesulitan mencari kamera yang diproduksi di tahun yang sama. Modelnya juga sama. Aku merasa bangga sekarang.” Kata Soo Hyun
“Ayolah... Ahlinya harus memeriksanya. Tunggulah di sana.. Aku akan memeriksanya sendiri.” Kata Jin Hyuk ingin bertemu
“Kuperlihatkan padamu besok di kantor.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk mengeluh kalau ini menjengkelkan sekali.
“Ini seperti ayahmu pulang membawa hadiah dan katakan, "Lihat saja, kau baru boleh mainkan besok." Malam ini aku tidak akan bisa tidur karenanya.” Kata Jin Hyuk
“Aku tidak bilang akan memberikannya padamu.” Kata Soo Hyun mengejek
“Memang mau kau apakan dua kamera yang sama persis? Kenapa kau terus menggodaku?” ucap Jin Hyuk dengan wajah cemberut.
“Sangat lucu melihat reaksimu saat kugoda.. Baiklah. Kau tidak sabar ingin melihat kamera ini, kan?” kata Soo Hyun tersenyum
“Apa Menurutmu aku lebih ingin melihat kamera itu atau melihatmu, Soo Hyun?” kata Jin Hyuk mengoda.
Soo Hyun ingin tahu keberadaan Jin Hyuk sekarang, Jin Hyuk menjawab ada di kantor. Soo Hyun kaget Jin Hyuk masih ada dikantordan lembur. Jin Hyuk pikir kalau seorang Presdir harusnya pergi menyemangatinya. Soo Hyun pun meminta menunggu karena akan datang padanya. 

Di restoran "Gopchang"
Jin Hyuk melihat makanan sudah matang mencontohkan Soo Hyun mencelupkan ke saus dan cicipilah. Soo Hyun pikir Ada banyak sekali hal yang disuka saat bertemu dengan Jin Hyuk dan  salah satunya mengalami hal misterius. Jin Hyuk binggung dianggap Misterius.
“Ceker ayam, empedal, gopchang... Semuanya misterius bagiku.” Ucap Soo Hyun
“Tapi setelah memakannya, kau merasa semuanya tidak asing, kan?” kata Jin Hyuk bangga.
“Kau perlu tahu sesuatu... Aku biasanya pilih-pilih makanan, tapi tidak pernah menolak apa pun yang mau kamu makan dan selalu menikmatinya.” Ungkap Soo Hyun
“Aku tahu. Kau makin cantik saat melakukannya.. Kau makanlah yang banyak.” Ucap Jin Hyuk menyuapi untuk Soo Hyun
“Sekarang, perlihatkan padaku... Bukankah ada lagi setelah gopchang ini habis?” tanya Soo Hyun bersemangat.
“Apa Kau benar-benar mau makan yang lain?” kata Jin Hyuk kaget. Soo Hyun mengaku kalau Ini makanan pertamanya hari ini.
Jin Hyuk pun akan memesan nasi goreng, Soo Hyun setuju karena  nasi goreng pilihan tepat. Jin Hyuk meminta agar memperlihatkan kamera sebelum makan nasi goreng, sambil mengeluh Soo Hyun kejam sekali karena tak boleh melihatnya.
“Wahh... Luar biasa... Aku tahu ini sama karena memang modelnya sama, tapi terasa aneh.  Apa Mungkin karena ini alat yang memotret ketulusan?”Ungkap Jin Hyuk melihat kamera ditanganya.
“ Karena aku sungguh berusaha keras menemukan model ini.”ucap  Soo Hyun bangga. 
“Ini Pasti sulit mencarinya. Di mana kamu menemukannya?” kata Jin Hyuk penasaran. Soo Hyun mengaku memang sulit dan akan menjelaskan nanti.
“Nanti akan kutanya pada Sekretaris Jang.” Ucap Jin Hyuk terus melihat kamera dengan wajah penuh semangat.
Nasi goreng akhirnya ditaruh diatas meja, tapi Jin Hyuk tetap sibuk dengan kameranya. Soo Hyun lalu menyindir bertanya apakah mereka tak akan makan nasi gorengnya, dan Jin Hyuk juga tadi bilang  lebih ingin melihatnya dibanding kamera itu.
 Jin Hyuk tersenyum lalu menabur potongan rumput laut di atas nasi gorengmnya. Soo Hyun tersenyum, keduanya seperti sangat senang dengan acara makan malam walaupun hanya di restoran sederhana. 



Di ruangan
Soo Hyun kaget megetahui nomor Tuan Lee Jin Ho. Sek Jang memberitahu kalau  sudah memeriksa nomor yang diberikan Pak Nam dan ternyata itu nomor ponsel Pak Lee dari Tim Humas. Soo Hyun terlihat masih shock ternyata pegawainya sendiri.
“Apa Perlu kupanggil dia sekarang?” tanya Sek Jang. Soo Hyun pikir membiarkan saja.
“Tapi kita menemukan bukti...” ucap Sek Jang. Soo Hyun rasa tidak perlu buru-buru.
Soo Hyun terdiam lalu mengirimkan pesan dari ponselnya “Mau minum teh bersama?”

Jin Hyuk menemui Soo Hyun di ballroom membawa permen seperti teh hijau dengan Makan ini sama seperti meminum secangkir teh hijau. Soo Hyun pikir kalau Tuan Park yang memberikannya. Jin Hyuk pikir Selera Pak Park seperti anak kecil dan juga tidak suka teh hijau.
“Aku mau membicarakan hal serius denganmu, tapi karena ada permen di mulutku, sepertinya tidak serius lagi.” Komentar Soo Hyun setelah makan permen yang diberikan
“Kau tetap bisa memberitahuku. Kalau tidak, maka aku tidak akan bisa berkonsentrasi seharian.” Ucap Jin Hyuk
“Aku akan laporkan ke Bu Kim, kalau Pikiranmu terpecah dan kamu tidak fokus bekerja.” Kata Soo Hyun
“Astaga, padahal kau yang memanggilku ke sini.” Keluh Jin Hyuk. Soo Hyun tersenyum karena berhasil mengoda lalu akan mulai cerita.
“Seseorang melakukan hal sangat jahat padaku dan anggap saja aku sangat menderita karenanya, tapi kemudian aku mengetahui siapa dia. Menurutmu aku harus bagaimana?” tanya Soo Hyun
“Aku memaafkan orang lain setidaknya sekali. Kita semua melakukan kesalahan setidaknya satu kali.” Jawab Jin Hyuk
“Harusnya aku tidak meminta pendapat orang yang sebaik kau.” Keluh SooHyun
“Sebenarnya lebih mudah menerima permintaan maaf. Begitu menerimanya, bebanmu berpindah pada yang kau maafkan itu.” Ucap Jin Hyuk
“Ini sangat berlebihan padahal aku sangat kesal dari pagi.” Kata Soo Hyun
“Kenapa kau kesal? Jangan bilang akulah yang harus meminta maaf... Tunggu, sepertinya ada yang berubah. Apa Aku harus menebak apa yang kulakukan sampai membuatmu kesal?” kata Jin Hyuk menatap Soo Hyun
“Apa Memang kau merasa bersalah karena sesuatu?” tanya Soo Hyun malah jadi penasaran.
“Tidak, makanya aku tidak tahu.” Ucap Jin Hyuk, Soo Hyun mengaku  pasti menyesali sesuatu. Jin Hyuk tetap merasa tak bersalah tapi akhirnya mengakui
“Kalau boleh jujur, aku bersalah karena lebih sering memikirkanmu dibandingkan pekerjaan. Kalau memang harus melakukannya , aku minta maaf... Silakan laporkan aku pada Bu Kim.” ucap Jin Hyuk mengoda.
“Kau memang karyawan teladan.” Puji Soo Hyun seperti bahagia dengan ucapan Jin Hyuk
“Apa karyawan teladan dapat penghargaan?” kata Jin Hyuk mendekati wajahnya.
Soo Hyun mengelus kepala Jin Hyuk memuji usahanya yang bagus. Jin Hyuk merengek bukan penghargaan begitu. Soo Hyun bertanya apa yang dimaksud. Jin Hyuk mencontohkan dengan memberikan ciumanya, Soo Hyun melonggo lalu tersenyum. Jin Hyuk pun meminta agar Soo Hyun memberikan kecupan dipipinya. Soo Hyun hanya tersenyum. 





Dae Chan menunggu di lobby dengan wajah gugup. Sek Jang datang menemuinya dengan wajah malu meminta agar Dae Chan Tidak perlu mengangkat tangannya. Dae Chan malah sengaja melambaikan tangan pada Sek Jang.
“Astaga. Kau kerja di tempat yang mewah.” Komentar Dae Chan. Sek Jang ingin tahu alasan datang ke kantornya.
“Aku hanya kebetulan lewat. Ayo makan siang bersama.” Ucap Dae Chan. Sek Jang mengaku sudah makan.
“Apa? Siapa yang sudah makan siang sepagi ini?  Kalau begitu, bagaimana dengan minum kopi?” kata Dae Chan. 

Dae Chan membawakan minuman untuk Sek Jang yang menunggunya. Sek Jang heran Ada urusan apa pemilik kedai di dekat kantornya. Dae Cha mengaku sengaja datang untuk melihat kantornya dan Sek Jang yang selalu berkunjung ke restorannya.
“Jangan bicara seperti itu... Aku bekerja di hotel.” Kata Sek Jang merasa jabatan mereka berbeda.
“Yah.. Ini salahku. Tetap saja kita sama-sama bekerja di bidang layanan.” Kata Dae Chan. Sek Jang hanya bisa menghe nafas.
“Sudah lama kau tidak datang. Aku jadi rindu, makanya aku ke sini.” Goda Dae chan. Sek Jang tersipu malu mendengarnya.
“Jantungmu berdebar saat mendengarnya, bukan? Kalimatku pasti cukup bagus.”ucap Dae Chan lalu menyuruh Sek Jang untuk minum dulu dengan wajah memerah.
Sek Jang melihat minum dengan krim yang banyak, Dae Chan mengaku kalau itu seperti perasaannya. Sek Jang pikir minumnya terlalu bagus untuk diminum. Dae Chan menyuruh Sek Jang mampir ke restoran sepulang kerja karena sangat menantikannya. Sek Jang malu mendengarnya.
“Jujurlah, kau belum makan siang, kan?” kata Dae Chan melihat Sek Jang minum seperti kelaparan.
“Aku memang jarang makan siang.” Akui Sek Jang. Dae Chan menasehati kaau melewatkan waktu makan tidak baik bagi kesehatan.
“Lain kali akan kubawakan makanan.” Kata Dae Chan. Sek Jang merasa Dae Chan itu memang penggoda wanita.  Dae Chan pikir Sek Jang menyukai godaanya itu. 


Tuan Nam mengemudikan mobilnya, lalu bertanya pada Soo Hyun apakah sudah memutuskan Soo Hyun mengaku akan tunggu dan melihat apa pendapatnya. Tuan Nam menyarankan kalau ia saja yang menemuinya karena Ada yang bertindak kasar saat dipojokkan. Soo Hyun hanya tersenyum. 

Tuan Lee duduk dengan wajah tertunduk dan gugup lalu bertanya Apa yang Anda inginkan pada Soo Hyun. Soo Hyun menatap Tuan Lee mengaku  tidak tertarik padanya tapi tertarik pada dalang insiden ini. Tuan Lee bertanya apa yang ingin Soo Hyun minta lakukan padanya.
“Aku ingin memahami inti masalah ini dan tidak akan melibatkan tim hukum atau memecatmu. Tapi aku berharap kau bertindak mengungkapkan siapa dalang insiden ini. Lalu Katakan pada dewan direktur di rapat selanjutnya. Serta... Pergilah ke Kuba... Aku akan memutasimu ke hotel di Kuba.” Ucap Soo Hyun
“Kenapa Ibu...” tanya Tuan Lee kaget dengan hukuman yangd diberikan Soo Hyun
“Di hotel itu, semoga kau bisa menyadari seperti apa masa depan Hotel Donghwa.” Kata Soo Hyun
“Kenapa Ibu tidak menyerahkanku pada pihak berwajib?” tanya Tuan Lee
“Karena kita semua melakukan kesalahan setidaknya satu kali.” Ucap Soo Hyun mengikuti yang dikatakan Jin Hyuk. Tuan Lee terlihat masih tak percaya.


Jin Hyuk sebagai penanggung jawab perencanaan memberikan arahan pada pasangan yang sudah memakai baju pengantin. Tuan Park mendekati Sun Joo memberitahu kalau Fotografer dilarikan ke UGD karena sakit perut dengan wajah panik dan mungkin karena makan siangnya.
“Apa Dia tiba-tiba dilarikan ke UGD?” ucap Sun Joo panik, Tuan Park pikir ia saja yang memotretnya?
“Kita harus menunda pemotretan.” Kata Sun Joo, Hye In pikir Tidak bisa tunda kalau mau menepati tenggat waktu majalah.
“Si fotografer akan pergi ke Pulau Jeju pekan depan.” Ucap Sun Joo kebingungan.
“Bagaimana kalau Jin Hyuk yang memotretnya?” ucap Hye In melihat Jin Hyuk sedang memberikan pengarahan.
“Omong kosong, tidak bisa sembarang orang. Biar aku saja...Ini Bukan waktunya bercanda.” Kata Tuan Park
“Jin Hyuk cukup mahir memotret... Dia sudah memotret sejak kecil. Lagi pula, dia juga yang mengatur konsepnya... Kurasa sebaiknya dia saja.” Kata Hye In. 


Akhirnya Jin Hyuk seperti seorang fotographer profesional, dan pengantin terlihat mudah mengikuti arahan Jin Hyuk. Sek Jang dan Soo Hyun berjalan dilorong berpikir sedang ada pemotretan berpikir kalau  Ada artis, lalu ingin melihat lebih dulu.
Sek Jang melihat Jin Hyuk yang yang mengambil gambar lalu menarik Soo Hyun agar melihatnya karena sang pacar yang memotret.  Soo Hyun menatap dari belakang, tersenyum bahagia melihat Jin Hyuk yang mengambil fotonya lalu terdiam saat melihat sepasang pria dan wanita yang mengunakan pakaian pengantin.
Teringat saat Jin Hyuk memeluknya untuk menemaninya sampai tertidur.
Flash Back
“Andai aku bisa tidur seperti ini setiap hari. Suatu hari itu akan terjadi pada kita, kan?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun hanya diam saja. Jin Hyuk heran Soo Hyun yang tidak menjawabnya.
“Aku membayangkannya, dan itu menyenangkan.” Kata Soo Hyun.

Jin Hyuk tersadar melihat Soo Hyun yang datang lalu memberikan senyuman, Soo Hyun hanya mengangguk seperti memberikan hormat lalu pergi dengan wajah sendu. Jin Hyuk binggung melihat Soo Hyun yang berbeda dari sebelumnya.
“Kenapa dia mengambil foto? Tapi Semua wanita terlihat menawan dalam gaun pengantin. Meskipun, beberapa wanita bahkan lebih menonjol. Kau memesona dalam gaun pengantinmu...” ucap Sek Jang berjalan bersama Soo Hyun.
Soo Hyun terdiam karena pernah menikah dengan Woo Suk, Sek Jang langsung meminta maaf dengan ucapanya karena hanya ingin mengatakan betapa cantik Soo Hyun saat hari ini. Soo Hyun tak banyak bicara hanya berjalan pergi. 

Sun Joo dkk melihat hasil foto Jin Hyuk dilayar merasa sangat suak dengan hasilnya. Ia pun memuji dengan saran Hye In untuk menyuruh Jin Hyuk yang mengambil gambar. Tuan Park mengeluh kalau itu karena Jin Hyuk menggunakan kamera yang bagus.
“Akui saja kalau dia memang  hebat dan Berhentilah terlihat menyedihkan.” Ejek Eun Ji, Tuan Park mengeluh kalau Eun Ji yang menyedihkan.
Beberapa pegawai akan membereskan barang-barang dan berhati-hati agar pot bunga tidak pecah. Jin Hyuk melihat sebuah buket bunga yang ada diatas kursi lalu menghampiri seorang pegawai.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar