Jin Hyuk
mengajak Soo Hyun masuk rumah kalau pacarnya yang datang. Keluarga Kim kaget
melihat Soo Hyun datang langsung berdiri, ketiganya hanya bisa melonggo. Soo
Hyun pun tersenyum pada keluarga Kim. Tuan Kim
menegur mereka yang seharusnya menyambutnya masuk.
“Kenapa
kalian hanya berdiri di sana? Ayoo... Masuklah.” Ucap Tuan Kim, Soo Hyun pun
berjalan masuk.
“Terima
kasih sudah mengundangku. Aku ragu
jika boleh datang ke sini.” Kata Soo
Hyun
“Kami
hanya ingin makan malam bersamamu. Jangan
merasa terbebani.” Kata Nyonya Kim
“Aku
tidak tahu harus membawakan apa.” Ucap Soo Hyun. Nyonya Kim pikir Soo Hyun tidak perlu memberikan apa pun.
“Aku
bahkan tidak memasak hidangan mewah.” Kata Nyonya Kim, mereka mengajak untuk
segera duduk. Nyonya Kim dengan gugup
bergegas untuk mengambilkan nasi untuk Soo Hyun.
Pelayan
di rumah Nyonya Kim memberitahu kalau mobil Bu Cha tiba. Nyonya Kim yang
menunggu dengan anaknya seperti tersenyum bahagia. Para wartawan mengerubungi
mobil Soo Hyun menunggu untuk keluar
dari mobil agar memberikan komentar
Pintu
mobil terbuka, wartawan sudah siap mengambil gambar Soo Hyun. Tapi yang turun
adalah Sek Jang, semua wartawan binggung karena bukan Soo Hyun yang turun.
“Bu Cha
ada janji lain, jadi, dia tidak bisa datang. Aku datang kemari untuk mengabari
secara langsung.” Ucap Sek Jang gugup. Pegawai keluarga Kim menganguk mengerti.
“Aku akan
menyampaikan pesannya.” Kata pegawai, Sek Jang pun pamit pergi.
Nyonya
Lee terlihat bahagia makan dengan keluarga Kim mengaku makanan yang sudah lama
diinginkan, memuji Kimchi rebus Nyonya Kim sangat enak. Soo Hyun juga merasa
masakan ibu Jin Hyuk memang enak. Nyonya
Kim terlihat senang dan lega sekali meminta Soo Hyun agar makan yang banyak.
“Berbicaralah
dengan santai padaku.” Ucap Soo Hyun, Nyonya Kim hanya diam melihat Soo Hyun
dan Jin Hyuk mengunakan sepasang cincin, seperti keduanya sudah sangat serius.
“Jika
ingin mereka berbincang dengan santai denganmu, mungkin kita harus bermain. Itu
akan membuat kita lebih dekat.” Goda Jin Myung. Tuan Kim menyuruh anaknya makan
saja dan jangan bicara.
“Ini
gawat... Akhirnya aku bisa makan dua mangkuk nasi. Apa Kamu juga membuat acar
prem ini?” ucap Nyonya Lee terlihat bersemangat.
“Ya, aku
membuatnya musim semi ini. Ternyata sangat enak tahun ini.” Kata Nyonya Kim
“Apa Kau
juga membuat ini sendiri? Wah... Hebat sekali.” puji Soo Hyun, Nyonya Kim
merendah kalau tak seperti itu.
“Ibuku
juga andal membuat sirop buah.” Ucap Jin Hyuk bangga. Jin Myung mengeluh
kalau itu hanya cara memanfaatkan buah
yang hampir busuk.
“Bukankah
restoran Dae Chan sangat sibuk? Apa Kau sudah selesai makan?” sindir Jin Hyuk.
“Restorannya
tidak sibuk dan aku akan makan semangkuk lagi.” Kaa Jin Myung. Jin Hyuk pun
akhirnya menyuruh adiknya makan saja.
“Kenapa
Ayah begitu diam? Apa Ayah berusaha tampak keren?” ejek Jin Hyuk.
Tuan Kim
mengelak, lalu mengumpat pada anaknya. Soo Hyun hanya bisa tersenyum bahagia
melihat keluarga yang bisa saling bercanda dan berbicara layaknya keluarga
bahagia. Nyonya Lee terlihat senang karena Iga rebusnya enak.
Jin Hyuk
dan Soo Hyun berjalan bersama, Soo Hyun pikir merasa kalau rasanya Pasti
menyenangkan dan nyaman berada di rumah Jin Hyuk setiap hari. Jin Hyuk pikir
tak juga karena Terkadang saat orang
tuanya bertengkar dan semuanya menakutkan.
“Aku
tidak bisa membayangkannya” komentar Soo Hyun, Jin Hyuk akhirnya hanya bisa
tersenyum.
“Jin
Hyuk... Apakah kamu berkata makan malamnya dibatalkan karena kamu berpikir akan
tidak nyaman bagiku?” ucap Soo Hyun, Jin Hyuk hanya bisa tertunduk malu.
“Jika
jadi kau, aku akan meminta melewatkan acara Taegyeong. Aku tidak akan bersikap
baik seperti itu. Aku yakin kau merasa gelisah.” Komentar Soo Hyun mengejek
“Bagiku, di
mana pun kamu berada atau siapa yang kamu temui, hal itu tidak menggangguku.
Semua tahun yang kau jalani hingga kini, semuanya berarti dan kau punya alasan.
Apa pun yang kau lakukan dan di mana pun, hatimu ada bersamaku. Bukankah begitu?”
komentar Jin Hyuk. Soo Hyun hanya bisa tersenyum.
“Aku tadi
sedikit canggung, kan? Aku berpikir apakah orang tuamu merasa tidak nyaman bersamaku.”
Ucap Soo Hyun merangkul lengan Jin Hyuk
“Kau
pasti tidak tahu arti dari "canggung". Tapi Kau berbaur dengan baik.
Bahkan Aku sangat terkejut.” Komentar Jin Hyuk. Soo Hyun tak percaya
mendengarnya.
“Kau
bilang tadi "Astaga... Kau juga membuat ini sendiri?" "Ini
sangat enak, Bu." Ejek Jin Hyuk menirukan gaya bicara Soo Hyun.
“Hentikanlah.
Aku tidak bersikap seperti itu.” Kata Soo Hyun kesal. Jin Hyuk makin mengejek
saat Soo Hyun memuji masakan ibunya "Hebat
sekali." Soo Hyun mengeluh meminta agar menghentikanya. Jin Hyuk makin mengoda seperti beo yang
mengikuti ucapan Soo Hyun untuk berhenti.
Nyonya
Kim mengepalkan tanganya seperti menahan amarah dengan sikap Soo Hyun yang tak
seperti sebelumnya. Woo Suk menatap ibunya terlihat binggung lalu menyuruh
ibunya istirahat. Nyonya Kim berkomentar kalau ayah Woo Suk pasti kesal.
Jin Myung
merasakan makanan buatan Dae Chan kalau rasanya asin sekali dan menyuruh agar
makan dengan air atau nasi. Dae Chan
merasa tidak bisa kenyang dengan hal seperti
itu dan merasa sudah lama tidak makan hidangan rumahan.
“Kalau
begitu, makanlah perlahan.” Ucap Jin Myung lalu melihat kakaknya akhirnya
datang.
“Apa Kau
sudah mengantarnya?” tanya Jin Myung, Jin Hyuk menganguk dengan wajah penuh
senyuman.
“Kau sudah
resmi memperkenalkannya pada keluargamu. Apa Ini artinya kalian akan mengambil
langkah berikutnya?” tanya Dae Chan. Jin Hyuk hanya tersenyu,
“Dia
tidak bisa berhenti tersenyum hari ini. Sebahagia itukah kau?” ejek Jin Myung.
Jin Hyuk menganguk.
“Astaga,
ini terlalu pedas. Aku akan panaskan sedikit nasi.” Kata Dae Chan lalu bergegas
ke dapur. Jin Myung mengeluh padahal tadi sudah meminta untuk memakannya dengan
nasi.
“Soal
kakak iparku...” ucap Jin Myung. Jin Hyuk tak suka dengan panggilan itu
akhirnya Jin Myung menganti dengan panggilan “CEO Cha”
“Aku
tadinya khawatir dia akan tidak cocok dengan keluarga kita, tapi begitu
menemuinya secara langsung, semua terlihat baik.” Komentar Jin Myung
“Kuharap
Ayah dan Ibu sependapat denganmu.” Kata Jin Hyuk seperti ada rasa khawatir.
“Ayolah.
Khawatirkan saja soal percintaanmu sendiri.” Keluh Jin Myung. Jin Hyuk mengaku sedikit
khawatir. Jin Myung ingin tahu soal apa.
“Ayah
pernah sekali datang ke kantor.” Cerita Jin Hyuk, Jin Myung ingin tahu apa yang
dikatakan oleh ayahnya.
“Dia
bertanya apakah tidak masalah dengan hubungan ini, lalu Aku memintanya
mendukung kami.” Ucap Jin Hyuk. Jin Myung memuji sikap kakaknya.
“Lalu Bagaimana
dengan Ibu?” tanya Jin Myung, Jin Hyuk mengaku tak tahu dan tidak yakin.
“Ibu terlihat
sangat terkejut hari ini. Terasa seperti keadaan tenang sebelum keributan
terjadi... Karena itulah aku takut bertanya padanya.” Ucap Jin Hyuk
“Haruskah
kutanyakan padanya?” saran Jin Myung, Jin Hyuk menolak karena itu urusannya jadi
harus bicara pada Ibunya sendiri.
“Lalu
Bagaimana denganmu? Bukankah teman-temanmu mengganggu?” tanya Jin Hyuk khawatir
“ Astaga...
Jangan pikirkan setiap detail kecilnya... Kau tidak boleh hidup seperti itu.
Itulah yang kau putuskan. Kenapa kau pedulikan pendapat orang lain?” keluh Jin
Myung lalu mengoda kapan pernikahan kakaknya akan digelar.
“Wahh...
Kau serius? Aku tidak bisa bicara denganmu.” Keluh Jin Hyuk tertawa
“Kenapa?
Kalian berkencan, lalu mendaftarkan pernikahan.” Kata Jin Myung
“Jin Hyuk,
Apa kau akan daftarkan pernikahan lebih dahulu?” tanya Dae Chan. Jin Hyuk pikir
merka begitu akrab berharap semoga siput bulannya sukses.
“Aku
sudah lama belum menyantap hidangan rumahan.” Kata Dae Chan bangga. Jin Hyuk
tersenyum melihat keduanya seperti sangat dekat.
Soo Hyun
pulang ke rumahnya, wajahnya tak bisa berhenti tersenyum. Lalu menatap
benda-bena kenangan Jin Hyuk, dan melihat meja makan yang kosong tak pernah ada
keluarga yang makan bersamanya.
Pagi
hari, Nyonya Jin terlihat marah pada suaminya agar melihat artikel yang bereda
kalau akhir dari hubungan lama Taegyeong
dan Anggota Kongres Cha Jong Hyun, bahkan menjadi berita utama. Tuan Cha seperti
tak mau peduli menyuruh istrinya duduk dan sarapan saja.
“Kenapa
kau bergantung pada masa lalu?” keluh Tuan Cha. Nyonya Jin menyuruh suaminya
makan sendiri dan akhirnya berjalan pergi dengan wajah kesal. Tuan Cha hanya
diam saja.
Nyonya
Kim bertemu dengan Tuan Choi yakin kalau pasti sangat kesal. Tuan Choi mengelak
karena sepenuhnya paham posisi Nyonya Kim sekarang. Nyonya Kim mengucapkan
terima kasih dan memberitahu kalau meminta menemuinya karena akan ada rapat
dewan mengenai perpanjangan kontrak Cha Soo Hyun. Tuan Choi membenarkan.
“Cobalah
yakinkan suara mayoritas, Gunakan peluang ini untuk menjatuhkannya, lalu buat
Jung Woo Suk menjadi satu-satunya Presdir. Dengan melakukan itu, aku harus tahu
para anggota dewan yang memihak kita akan dijaminkan menang.” Ucap Nyonya Kim
membuat rencana.
“Semua
sudah diurus.” Kata Tuan Choi terlihat gugup. Nyonya Kim menegaskan Tuan Choi
yang hanya perlu mengadakan rapat dewannya.
“Baik,
Bu. Aku akan lanjutkan seperti itu.” Kata Tuan Choi lalu keluar ruangan. Nyonya
Kim pun mengeluarkan ponselnya.
“Aku
ingin departemen hukum langsung memulai rencana kita mendapatkan kembali Hotel
Donghwa. Anggota Kongres Cha bukan lagi orang yang harus dipedulikan jadi Pastikanlah
untuk mendapatkan kembali Hotel Donghwa.” Ucap Nyonya Kim berbicara di
ponselnya.
“Ada
beberapa model serupa, tapi aku butuh waktu cukup lama untuk menemukan model
yang diproduksi di tahun yang sama.” Ucap Sek Jang memberikan sebuah kamera
model lama
“Pasti
rasanya sulit. Terima kasih.” Kata Soo Hyun terlihat senang melihat kamera
mirip dengan Jin Hyuk.
“Apakah
Anggota Kongres Cha baik-baik saja? Taegyeong akan mulai menyulitkan kedua
pihak. Mereka akan memproses tuntutan untuk mengambil kembali Hotel Donghwa.”
Ucap Sek Jang khawatir.
“Itulah
tujuan hidup mereka. Abaikan saja.” Kata Soo Hyun santai, Sek Jang pun
menganguk mengerti.
Sun Joo
melakukan rapat bertanya apakah mereka punya iklan cetak untuk acara promosi
pernikahannya. Hye Ji memberitahu kalau itu akan masuk dalam kuartal kedua majalah
Hotel Donghwa dan majalah merek mewah lain.
“Mari
ambil foto yang bagus. Kita harus buat semua orang ingin adakan pernikahan di
Hotel Donghwa.” Ucap Sun Joo, Hye Ji mengerti.
Tuan Park melihat Tuan Lee hanya terdiam dan melamun
“Berapa
banyak agensi perencana pernikahan yang sudah kita pilih?” tanya Sun Joo
“Berdasarkan
persyaratannya, sudah kupersempit menjadi tiga.” Ucap Jin Hyuk
“Dari
semuanya, mari pilih agensi dengan pengalaman terbanyak.” Kata Sun Joo. Jin
Hyuk menganguk mengerti
“Jika
musim semi tiba, musim pernikahan akan sangat banyak Dan aku akan mulai
bangkrut lagi.” Keluh Eun Ji
“Apa Kau
menghadiri semua pernikahan temanmu?” tanya Hye Jin tak percaya. Eun Ji mengaku
hanya untuk berjaga-jaga saja.
“Aku bisa
tampak buruk jika tidak ada yang datang ke pernikahanku. Aku memikirkannya
sebagai investasi.” Komentar Eun Ji
“Lalu Siapa
yang bertugas untuk agensi permodelannya kemarin?” tanya Sun Joo, Tuan Park
menjawab kalau itu Tuan Lee.
Sun Joo
memanggil Tuan Lee tapi terlihat melamun,
Tuan Lee tersadar, Sun Joo ingin bertanya tapi akhirnya memutuskan
agar Tuan Park tangani agensinya
sekarang karena Tuan Lee tampak tidak sehat belakangan ini dan tidak boleh ada
kesalahan.
“Tidak
apa-apa. Aku akan lanjutkan menanganinya.” Ucap Tuan Lee. Sun Joo memastikan
kalau keadaan baik-baik saja. Tuan Lee mengangguk.
“Baiklah.
Mari putuskan konsepnya setelah kita berdiskusi dengan fotografer dan perencana
pernikahannya.” Ucap Sun Joo, Jin Hyuk dan Hye In pun membahas tentang Nama perencana
pernikahannya adalah Irene.
Jin Hyuk
sibuk berkerja sendirian diruanganya, Soo Hyun duduk diam dalam kamarnya,
teringat apa yang dikatakan pada ayahnya sebelumnya. Ia mengaku pada Tuan Cha
kalau sudah melakukan hal gegaba da merasa bersalah terhadap Ayahnya.
Flash Back
“Kau
melakukannya dengan baik... Belakangan ini ayah memperhatikan dan belajar
darimu.” Ucap Tuan Cha
“Tapi
sebentar lagi pemilu.” Kata Soo Hyun khawatir.
“Soo
Hyun, kini agak terlalu cepat untuk menjelaskan semuanya, karena itu ayah harus
berhati-hati, tapi mulai sekarang, jangan terlalu terkejut kalau melihat jalan
apa yang ayah tempuh sebagai politisi. Serta, jangan menganggap yang ayah
lakukan itu karena kau.” Ucap Tuan Cha.
“Apa
Maksud Ayah?” tanya Soo Hyun binggung. Tuan Cha pikir mereka harus mulai hidup
dengan benar.
“Kau
harus hidup bahagia dan ayah juga akan hidup benar.” Ucap Tuan Cha.
Soo Hyun
melihat kamera yang baru dibelinya, lalu melihat barang-barang kenangan dari
Jin Hyuk. Ia lalu mengambil foto kamera yang baru dibelinya, Jin Hyuk tersenyum
bahagia saat ada di kantor melihat pesan yang diberikan "Soo Hyun"
“Apa
kameranya rusak?” tanya Jin Hyuk menelp Soo Hyun melihat pesan yang dikirimkan
pacarnya.
“Ini
kamera dari Jeonju.” Ucap Soo Hyun, Jin Hyuk binggung maksudnya Jeonju
“Aku
cukup kesulitan mencari kamera yang diproduksi di tahun yang sama. Modelnya
juga sama. Aku merasa bangga sekarang.” Kata Soo Hyun
“Ayolah...
Ahlinya harus memeriksanya. Tunggulah di sana.. Aku akan memeriksanya sendiri.”
Kata Jin Hyuk ingin bertemu
“Kuperlihatkan
padamu besok di kantor.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk mengeluh kalau ini menjengkelkan
sekali.
“Ini
seperti ayahmu pulang membawa hadiah dan katakan, "Lihat saja, kau baru
boleh mainkan besok." Malam ini aku tidak akan bisa tidur karenanya.” Kata
Jin Hyuk
“Aku
tidak bilang akan memberikannya padamu.” Kata Soo Hyun mengejek
“Memang
mau kau apakan dua kamera yang sama persis? Kenapa kau terus menggodaku?” ucap
Jin Hyuk dengan wajah cemberut.
“Sangat
lucu melihat reaksimu saat kugoda.. Baiklah. Kau tidak sabar ingin melihat
kamera ini, kan?” kata Soo Hyun tersenyum
“Apa Menurutmu
aku lebih ingin melihat kamera itu atau melihatmu, Soo Hyun?” kata Jin Hyuk
mengoda.
Soo Hyun
ingin tahu keberadaan Jin Hyuk sekarang, Jin Hyuk menjawab ada di kantor. Soo
Hyun kaget Jin Hyuk masih ada dikantordan lembur. Jin Hyuk pikir kalau seorang Presdir
harusnya pergi menyemangatinya. Soo Hyun pun meminta menunggu karena akan
datang padanya.
Di
restoran "Gopchang"
Jin Hyuk
melihat makanan sudah matang mencontohkan Soo Hyun mencelupkan ke saus dan
cicipilah. Soo Hyun pikir Ada banyak sekali hal yang disuka saat bertemu dengan
Jin Hyuk dan salah satunya mengalami hal
misterius. Jin Hyuk binggung dianggap Misterius.
“Ceker
ayam, empedal, gopchang... Semuanya misterius bagiku.” Ucap Soo Hyun
“Tapi setelah
memakannya, kau merasa semuanya tidak asing, kan?” kata Jin Hyuk bangga.
“Kau
perlu tahu sesuatu... Aku biasanya pilih-pilih makanan, tapi tidak pernah menolak
apa pun yang mau kamu makan dan selalu menikmatinya.” Ungkap Soo Hyun
“Aku
tahu. Kau makin cantik saat melakukannya.. Kau makanlah yang banyak.” Ucap Jin
Hyuk menyuapi untuk Soo Hyun
“Sekarang,
perlihatkan padaku... Bukankah ada lagi setelah gopchang ini habis?” tanya Soo
Hyun bersemangat.
“Apa Kau
benar-benar mau makan yang lain?” kata Jin Hyuk kaget. Soo Hyun mengaku kalau
Ini makanan pertamanya hari ini.
Jin Hyuk
pun akan memesan nasi goreng, Soo Hyun setuju karena nasi goreng pilihan tepat. Jin Hyuk meminta
agar memperlihatkan kamera sebelum makan nasi goreng, sambil mengeluh Soo Hyun
kejam sekali karena tak boleh melihatnya.
“Wahh...
Luar biasa... Aku tahu ini sama karena memang modelnya sama, tapi terasa
aneh. Apa Mungkin karena ini alat yang
memotret ketulusan?”Ungkap Jin Hyuk melihat kamera ditanganya.
“ Karena
aku sungguh berusaha keras menemukan model ini.”ucap Soo Hyun bangga.
“Ini
Pasti sulit mencarinya. Di mana kamu menemukannya?” kata Jin Hyuk penasaran.
Soo Hyun mengaku memang sulit dan akan menjelaskan nanti.
“Nanti
akan kutanya pada Sekretaris Jang.” Ucap Jin Hyuk terus melihat kamera dengan
wajah penuh semangat.
Nasi
goreng akhirnya ditaruh diatas meja, tapi Jin Hyuk tetap sibuk dengan
kameranya. Soo Hyun lalu menyindir bertanya apakah mereka tak akan makan nasi
gorengnya, dan Jin Hyuk juga tadi bilang
lebih ingin melihatnya dibanding kamera itu.
Jin Hyuk tersenyum lalu menabur potongan rumput
laut di atas nasi gorengmnya. Soo Hyun tersenyum, keduanya seperti sangat
senang dengan acara makan malam walaupun hanya di restoran sederhana.
Di
ruangan
Soo Hyun
kaget megetahui nomor Tuan Lee Jin Ho. Sek Jang memberitahu kalau sudah memeriksa nomor yang diberikan Pak Nam
dan ternyata itu nomor ponsel Pak Lee dari Tim Humas. Soo Hyun terlihat masih
shock ternyata pegawainya sendiri.
“Apa Perlu
kupanggil dia sekarang?” tanya Sek Jang. Soo Hyun pikir membiarkan saja.
“Tapi
kita menemukan bukti...” ucap Sek Jang. Soo Hyun rasa tidak perlu buru-buru.
Soo Hyun
terdiam lalu mengirimkan pesan dari ponselnya “Mau minum teh bersama?”
Jin Hyuk
menemui Soo Hyun di ballroom membawa permen seperti teh hijau dengan Makan ini
sama seperti meminum secangkir teh hijau. Soo Hyun pikir kalau Tuan Park yang
memberikannya. Jin Hyuk pikir Selera Pak Park seperti anak kecil dan juga tidak
suka teh hijau.
“Aku mau
membicarakan hal serius denganmu, tapi karena ada permen di mulutku, sepertinya
tidak serius lagi.” Komentar Soo Hyun setelah makan permen yang diberikan
“Kau
tetap bisa memberitahuku. Kalau tidak, maka aku tidak akan bisa berkonsentrasi
seharian.” Ucap Jin Hyuk
“Aku akan
laporkan ke Bu Kim, kalau Pikiranmu terpecah dan kamu tidak fokus bekerja.”
Kata Soo Hyun
“Astaga,
padahal kau yang memanggilku ke sini.” Keluh Jin Hyuk. Soo Hyun tersenyum
karena berhasil mengoda lalu akan mulai cerita.
“Seseorang
melakukan hal sangat jahat padaku dan anggap saja aku sangat menderita
karenanya, tapi kemudian aku mengetahui siapa dia. Menurutmu aku harus
bagaimana?” tanya Soo Hyun
“Aku
memaafkan orang lain setidaknya sekali. Kita semua melakukan kesalahan
setidaknya satu kali.” Jawab Jin Hyuk
“Harusnya
aku tidak meminta pendapat orang yang sebaik kau.” Keluh SooHyun
“Sebenarnya
lebih mudah menerima permintaan maaf. Begitu menerimanya, bebanmu berpindah
pada yang kau maafkan itu.” Ucap Jin Hyuk
“Ini sangat
berlebihan padahal aku sangat kesal dari pagi.” Kata Soo Hyun
“Kenapa
kau kesal? Jangan bilang akulah yang harus meminta maaf... Tunggu, sepertinya
ada yang berubah. Apa Aku harus menebak apa yang kulakukan sampai membuatmu
kesal?” kata Jin Hyuk menatap Soo Hyun
“Apa
Memang kau merasa bersalah karena sesuatu?” tanya Soo Hyun malah jadi
penasaran.
“Tidak,
makanya aku tidak tahu.” Ucap Jin Hyuk, Soo Hyun mengaku pasti menyesali sesuatu. Jin Hyuk tetap
merasa tak bersalah tapi akhirnya mengakui
“Kalau
boleh jujur, aku bersalah karena lebih sering memikirkanmu dibandingkan
pekerjaan. Kalau memang harus melakukannya , aku minta maaf... Silakan laporkan
aku pada Bu Kim.” ucap Jin Hyuk mengoda.
“Kau
memang karyawan teladan.” Puji Soo Hyun seperti bahagia dengan ucapan Jin Hyuk
“Apa
karyawan teladan dapat penghargaan?” kata Jin Hyuk mendekati wajahnya.
Soo Hyun
mengelus kepala Jin Hyuk memuji usahanya yang bagus. Jin Hyuk merengek bukan
penghargaan begitu. Soo Hyun bertanya apa yang dimaksud. Jin Hyuk mencontohkan
dengan memberikan ciumanya, Soo Hyun melonggo lalu tersenyum. Jin Hyuk pun
meminta agar Soo Hyun memberikan kecupan dipipinya. Soo Hyun hanya tersenyum.
Dae Chan
menunggu di lobby dengan wajah gugup. Sek Jang datang menemuinya dengan wajah
malu meminta agar Dae Chan Tidak perlu mengangkat tangannya. Dae Chan malah
sengaja melambaikan tangan pada Sek Jang.
“Astaga.
Kau kerja di tempat yang mewah.” Komentar Dae Chan. Sek Jang ingin tahu alasan
datang ke kantornya.
“Aku
hanya kebetulan lewat. Ayo makan siang bersama.” Ucap Dae Chan. Sek Jang
mengaku sudah makan.
“Apa?
Siapa yang sudah makan siang sepagi ini?
Kalau begitu, bagaimana dengan minum kopi?” kata Dae Chan.
Dae Chan
membawakan minuman untuk Sek Jang yang menunggunya. Sek Jang heran Ada urusan apa
pemilik kedai di dekat kantornya. Dae Cha mengaku sengaja datang untuk melihat
kantornya dan Sek Jang yang selalu berkunjung ke restorannya.
“Jangan
bicara seperti itu... Aku bekerja di hotel.” Kata Sek Jang merasa jabatan
mereka berbeda.
“Yah..
Ini salahku. Tetap saja kita sama-sama bekerja di bidang layanan.” Kata Dae
Chan. Sek Jang hanya bisa menghe nafas.
“Sudah
lama kau tidak datang. Aku jadi rindu, makanya aku ke sini.” Goda Dae chan. Sek
Jang tersipu malu mendengarnya.
“Jantungmu
berdebar saat mendengarnya, bukan? Kalimatku pasti cukup bagus.”ucap Dae Chan
lalu menyuruh Sek Jang untuk minum dulu dengan wajah memerah.
Sek Jang
melihat minum dengan krim yang banyak, Dae Chan mengaku kalau itu seperti
perasaannya. Sek Jang pikir minumnya terlalu bagus untuk diminum. Dae Chan
menyuruh Sek Jang mampir ke restoran sepulang kerja karena sangat
menantikannya. Sek Jang malu mendengarnya.
“Jujurlah,
kau belum makan siang, kan?” kata Dae Chan melihat Sek Jang minum seperti
kelaparan.
“Aku
memang jarang makan siang.” Akui Sek Jang. Dae Chan menasehati kaau melewatkan
waktu makan tidak baik bagi kesehatan.
“Lain
kali akan kubawakan makanan.” Kata Dae Chan. Sek Jang merasa Dae Chan itu
memang penggoda wanita. Dae Chan pikir
Sek Jang menyukai godaanya itu.
Tuan Nam
mengemudikan mobilnya, lalu bertanya pada Soo Hyun apakah sudah memutuskan Soo
Hyun mengaku akan tunggu dan melihat apa pendapatnya. Tuan Nam menyarankan
kalau ia saja yang menemuinya karena Ada yang bertindak kasar saat dipojokkan.
Soo Hyun hanya tersenyum.
Tuan Lee
duduk dengan wajah tertunduk dan gugup lalu bertanya Apa yang Anda inginkan
pada Soo Hyun. Soo Hyun menatap Tuan Lee mengaku tidak tertarik padanya tapi tertarik pada
dalang insiden ini. Tuan Lee bertanya apa yang ingin Soo Hyun minta lakukan
padanya.
“Aku
ingin memahami inti masalah ini dan tidak akan melibatkan tim hukum atau
memecatmu. Tapi aku berharap kau bertindak mengungkapkan siapa dalang insiden
ini. Lalu Katakan pada dewan direktur di rapat selanjutnya. Serta... Pergilah
ke Kuba... Aku akan memutasimu ke hotel di Kuba.” Ucap Soo Hyun
“Kenapa
Ibu...” tanya Tuan Lee kaget dengan hukuman yangd diberikan Soo Hyun
“Di hotel
itu, semoga kau bisa menyadari seperti apa masa depan Hotel Donghwa.” Kata Soo
Hyun
“Kenapa Ibu
tidak menyerahkanku pada pihak berwajib?” tanya Tuan Lee
“Karena kita
semua melakukan kesalahan setidaknya satu kali.” Ucap Soo Hyun mengikuti yang
dikatakan Jin Hyuk. Tuan Lee terlihat masih tak percaya.
Jin Hyuk
sebagai penanggung jawab perencanaan memberikan arahan pada pasangan yang sudah
memakai baju pengantin. Tuan Park mendekati Sun Joo memberitahu kalau Fotografer
dilarikan ke UGD karena sakit perut dengan wajah panik dan mungkin karena makan
siangnya.
“Apa Dia
tiba-tiba dilarikan ke UGD?” ucap Sun Joo panik, Tuan Park pikir ia saja yang
memotretnya?
“Kita
harus menunda pemotretan.” Kata Sun Joo, Hye In pikir Tidak bisa tunda kalau
mau menepati tenggat waktu majalah.
“Si
fotografer akan pergi ke Pulau Jeju pekan depan.” Ucap Sun Joo kebingungan.
“Bagaimana
kalau Jin Hyuk yang memotretnya?” ucap Hye In melihat Jin Hyuk sedang
memberikan pengarahan.
“Omong
kosong, tidak bisa sembarang orang. Biar aku saja...Ini Bukan waktunya
bercanda.” Kata Tuan Park
“Jin Hyuk
cukup mahir memotret... Dia sudah memotret sejak kecil. Lagi pula, dia juga
yang mengatur konsepnya... Kurasa sebaiknya dia saja.” Kata Hye In.
Akhirnya
Jin Hyuk seperti seorang fotographer profesional, dan pengantin terlihat mudah
mengikuti arahan Jin Hyuk. Sek Jang dan Soo Hyun berjalan dilorong berpikir sedang
ada pemotretan berpikir kalau Ada artis,
lalu ingin melihat lebih dulu.
Sek Jang
melihat Jin Hyuk yang yang mengambil gambar lalu menarik Soo Hyun agar
melihatnya karena sang pacar yang memotret.
Soo Hyun menatap dari belakang, tersenyum bahagia melihat Jin Hyuk yang
mengambil fotonya lalu terdiam saat melihat sepasang pria dan wanita yang
mengunakan pakaian pengantin.
Teringat
saat Jin Hyuk memeluknya untuk menemaninya sampai tertidur.
Flash Back
“Andai
aku bisa tidur seperti ini setiap hari. Suatu hari itu akan terjadi pada kita,
kan?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun hanya diam saja. Jin Hyuk heran Soo Hyun yang
tidak menjawabnya.
“Aku
membayangkannya, dan itu menyenangkan.” Kata Soo Hyun.
Jin Hyuk
tersadar melihat Soo Hyun yang datang lalu memberikan senyuman, Soo Hyun hanya
mengangguk seperti memberikan hormat lalu pergi dengan wajah sendu. Jin Hyuk
binggung melihat Soo Hyun yang berbeda dari sebelumnya.
“Kenapa
dia mengambil foto? Tapi Semua wanita terlihat menawan dalam gaun pengantin. Meskipun,
beberapa wanita bahkan lebih menonjol. Kau memesona dalam gaun pengantinmu...”
ucap Sek Jang berjalan bersama Soo Hyun.
Soo Hyun
terdiam karena pernah menikah dengan Woo Suk, Sek Jang langsung meminta maaf
dengan ucapanya karena hanya ingin mengatakan betapa cantik Soo Hyun saat hari
ini. Soo Hyun tak banyak bicara hanya berjalan pergi.
Sun Joo
dkk melihat hasil foto Jin Hyuk dilayar merasa sangat suak dengan hasilnya. Ia
pun memuji dengan saran Hye In untuk menyuruh Jin Hyuk yang mengambil gambar.
Tuan Park mengeluh kalau itu karena Jin Hyuk menggunakan kamera yang bagus.
“Akui
saja kalau dia memang hebat dan Berhentilah
terlihat menyedihkan.” Ejek Eun Ji, Tuan Park mengeluh kalau Eun Ji yang menyedihkan.
Beberapa
pegawai akan membereskan barang-barang dan berhati-hati agar pot bunga tidak
pecah. Jin Hyuk melihat sebuah buket bunga yang ada diatas kursi lalu
menghampiri seorang pegawai.
Bersambung
ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar