PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Dan Yi
pulang ke rumah Eun Ho melihat kulkas dan menemukan amplop uang, lalu mendengar
suara pintu dan akhirnya bergegas masuk ke lantai atas. Eun Ho pulang membuka
kulkas mengambil air minum dan melihat uang di lemarinya sudah tak ada.
“Aku
diterima.” Tulis Dan Yi melihat dari jendela atas, Eun Ho sedang minum.
“Itu
tidak ada hubungannya denganku. Kita
tidak saling kenal di tempat kerja. Jangan
bertingkah seperti kau mengenalku, </i> <i> dan jangan mengharapkan
bantuan dariku.” Balas Eun Ho. Dan Yi mengumpat Eun Ho kejam
“Berhenti bekerja di rumahku. Dan carikan aku pembantu rumah tangga baru.”
Dan Yi
akhirnya memilih untuk tidur dengan tas sebagai bantalnya, Eun Ho kembali
mengirimkan pesan “Selamat sudah dipekerjakan, Noona.”
“Aku
membuat deonjang rebus, kesukaanmu. Aku menambahkan abalon, jadi jangan lupa
memakannya.”
Eun Ho
melihat panci diatas kompor yang berpikir kalau kelihatan enak. Dan Yi pun bisa
tidur dengan senyuman.
Eun Ho
mandi sambil mendengarkan berita, kalau Korea
adalah salah satu dari banyak negara yang menggunakan banyak plastik sekali
pakai. Saat itu Dan Yi sudah memakai
pakaian rapih memastikan Eun Ho tak melihatnya turun dari tangga.
Tapi
akhirnya Dan Yi bergegas kemeja makan meminum sedikit kopi dan mengambil roti
yang sudah diberi selai. Seo Joon
berjalan dengan anjingnya, melihat Dan Yi yang menari-nari dengan wajah bahagia
karena bisa mendapatkan pekerjaan.
“Bukankah
dia wanita ... Yang memberi ku daun bawang ?” ucap Seo Joon lalu masuk ke dalam
rumah.
Eun Ho
akan pergi ke kantor bingung melihat roti yang diberi selai hilang dari atas
meja bertanya-tanya siapa yang mengambilnya.
Dan Yi
melihat papan nama kantornya memastikan kalau bisa melakukan dengan baik dan
bersyukur serta bekerja keras. Sebelumnya Dan Yi sudah merobek “DIPLOMA KANG
DAN-YI, SERTIFIKAT KARIR KANG DAN-YI”
“Apakah
Kau seorang karyawan baru?” tanya Park Hoon menyapa Dan Yi membenarkan.
“Senang
bertemu dengan mu. Nama ku Park Hoon.” Ucap Park Hoon, Dan Yi pun
memperkenalkan namanya.
“Kau
pasti gugup karena ini hari pertama mu, Tetapi tidak perlu merasa seperti itu. Orang
yang bekerja di sini tidak lebih baik daripada orang seperti kita. Jadi, kau
hanya perlu tulus.” Ucap Park Hoon. Dan Yi menganguk
“Dan jika
itu tidak berhasil, kau hanya perlu berpikir sederhana dan memikirkan tempat
ini sebagai sumber untuk gaji bulanan mu. TBH, kita semua tahu bahwa kesederhanaan itu adalah
solusi dan kau harus berjalan di jalur mu.” Kata Park Hoon. Dan Yi melonggo
bingung.
“Apa kau
setuju? Apakah aku terdengar terlalu keras kepala? SAT. DGMW. Kau tidak harus
setuju. Aku menghargai pendapat mu.” Ucap Park Hoon.
Dan Yi
bingung apa artinya TBH, SAT DGMW
seperti tak tahu dengan bahasa gaul jaman sekarang [SAT : Sorry About That ,
TBH : To Be Honest , DGMW : Don't Get Me
Wrong] Park Hoon menyuruh Dan Yi agar Jangan terlalu gugup dengan mengikuti
dirinya saja.
“Aku karyawan
baru juga... Aku bisa ... merasakannya.”
Ucap Park Hoon, Dan Yi binggung Merasakan apa
“Bahwa
kita akan rukun. Semoga beruntung untuk kita berdua. Sebelumnya ayo kita
berjabatan tangan.” Kata Park Hoon. Dan Yi pun menjabat tangan.
Mereka
masuk ke kantor GYEOROO dan menunggu lift. Dan Yi menerima pesan [KARYAWAN
BARU, DATANG KE RUANG PERTEMUAN DI LANTAI 3R Pukul 09.00] lalu memberitahu Park
Hoon, mereka pun masuk ke dalam lift bersama.
Saat itu
Ji Yool datang bergegas meminta agar menahan lift, Park Hoon menyapa Ji Yool
bertanya Apakah seorang karyawan baru. Ji Yool pun menyapanya, mereka pun
saling berjabat tangan. Saat itu Hae Rin masu dengan tatapan dinginnya.
“Mereka pasti
mempekerjakan empat orang... Nama ku Park Hoon. Aku mendengar mereka
mempekerjakan delapan orang tahun lalu.” Ucap Park Hoon mengulurkan tangan pada
Hae Rin tapi tak digubris.
“Umur ku
27 tahun. Bagaimana dengan mu?” tanya Ji Yool. Park Hoon mengaku kalau seumuran.
“Sepertinya
kau seumuran kita juga.” Komentar Park Hoon.
“Aku
pikir tidak perlu bagi mu untuk mengetahui umur ku.” Komentar Hae In. Akhirnya
Park Hoon hanya bisa diam saja.
Ketiganya
masuk ruangan dengan tiga karyawan lain.
Park Hoon pikir mereka keseluruhannya mempekerjakan tujuh orang lalu langsung duduk kalau akan memberi tahu mereka
beberapa informasi berharga untuk pegawai baru.
“Aku
mendengar orang yang bertugas melatih anggota baru dikenal sebagai penyihir
kedua Gyeoroo. Namanya Song Hae-rin.” Ucap Park Hoon yang tak sadar dengan Hae
Rin masuk menyuruh agar ikut duduk.
“Ini
adalah tahun ketiganya, dan dia dipromosikan beberapa bulan yang lalu. Dia
memenangkan kompetisi melawan kolega dan seniornya. Nama panggilannya adalah
"Ratu Es". Dia tampaknya sangat rewel Dan dia salah satu pecandu
kerja .” ucap Park Hoon penuh semangat. Hae Rin hanya bisa tersenyum mengejek.
“Dia
melelahkan koleganya. Sangat penting untuk bertemu senior yang baik di tempat
kerja. Tapi kita sudah kacau di hari pertama kita.” Kata Park Hoon yang berani
menatap Hae Rin tanpa menyadarinya.
“Aku kira
itu tidak akan mudah.” Ucap Ji Yool. Dan Yi pikir Orang seperti itu ada di
mana-mana.
“Ya itu
betul. Itu "hukum kekekalan orang gila." Kita harus menanggungnya.”
Ucap Park Hoon.
“Jika dia
penyihir kedua, siapa penyihir pertama?” tanya Ji Yool. Hae Rin menjawab itu Direktur Ko Yu-seon.
“Aku
terkesan kau bisa tahu. Ini hari pertama kita bekerja, jadi kalian semua
setidaknya harus tahu sebanyak itu.” Ucap Park Hoon bangga.
Hae Rin
membagikan masing-masing kartu nama, Park Hoon senang karena Gyeoroo memberikan kartu nama pada hari
pertama di tempat kerj dan mengaku sangat suka perusahaan ini. Dan Yi pun
senang karena akhirnya memiliki kartu nama.
“Tapi
mengapa kau memberi kami kartu?” tanya Park Hoon. Hae Rin melempar buku diatas
meja.
“Aku Song
Hae-rin, orang yang bertanggung jawab melatih anggota baru. Aku gila kerja Dan
aku melelahkan kolega ku. Jadi itu tidak akan mudah bagi kalian. Tetapi orang
seperti itu ada di mana-mana, seperti "hukum kekekalan orang gila." “
ucap Hae Rin yang membuat Dan Yi melonggo sementara Park Hoon tak berani
menatapnya.
“Seperti
yang tertulis di kartu mu, Ji-yul ada di Tim Editorial...Hoon ada di Tim
Pemasaran. Ji-ho berada di Tim Pengembangan Bisnis. Min-seok, Tim Konten
Anak-Anak. Hui-yeong ada di Tim Desain. Dan Dan-Yi ada di Tim Pendukung Tugas.”
Ucap Hae Rin membagikan tugas
“Kalian
semua bekerja sangat keras untuk mendapatkan pekerjaan Dan aku yakin kalian
semua penuh harapan setelah kalian diterima dan mulai bekerja. Mulai hari ini,
kalian adalah kolega.” Tegas Hae Rin. Mereka pun mulai saling menyapa.
“Tetapi
kalian juga bersaing. Salah satu dari
kalian akan mengundurkan diri dalam waktu kurang dari sebulan. Memiliki
pekerjaan tetap tidak ada artinya dalam industri penerbitan.” Ucap Hae Rin. Dan
Yi terlihat gugup.
“Setelah
tiga bulan, orang lain akan mengundurkan diri, mengatakan mereka ingin belajar
lebih banyak. Setelah satu tahun, akan berkurang setengah dari kalian, meskipun
kalian bekerja keras untuk dipekerjakan. Inilah yang aku coba sampaikan kepada
kalian.” Kata Hae Rin
Semua
terlihat tegang. Hae Rin pikir tidak akan repot-repot mengajarkan siapa yang
akan berhenti jadi bisa mencari tahu sendiri.
Eun Ho
baru saja datang ke kantor, Pegawainya melihat pegawai baru yang sedang
ditraining oleh Hae Rin lalu menyapa Eun Ho terlihat senang karena ada anggota
baru yang menurutnya mereka menggemaskan. Eun Ho tersenyum melihat Dan Yi
sebagai pegawai baru.
“Dia agak
kumal, Yang pakai jas hitam. Bukankah dia di Tim Pendukung Tugas? Mungkin dia agak
tua. Dia memiliki wajah bayi, tetapi gayanya sudah usang.” Komentar Si pegawai
“Tidak,
dia benar-benar tipeku. Dia tampak berkelas dan berkualitas.” Komentar Eun Ho
membela. Si pegawai tak bisa berkata-kata.
“Apakah
kita memiliki draft untuk puisi prosa Bu Kang?” tanya Eun Ho
“Dia
keluar dari jaringan. Kami belum dapat menghubunginya sebulan terakhir ini.”
Kata Pegawai dengan wajah tertunduk. Eun Ho hanya bisa tersenyum melihat Dan
Yi.
Hae Rin
mengajak pegawai baru berkeliling kantor memberitahu kalau Ruang pers ada di
sebelah kanan dan di arah Pukul dua belas adalah ruang konferensi utama jadi sekarang
akan bertemu semua tim. Mereka pun dibawa oleh Hae Rin untuk menyapa pada
pegawai senior,
Tuan Kim
sedang ada diruangan menyapa pegawai baru, dengan penuh semangat mengucapkan
selamat. Park Hoon pun dengan sopan menyapanya. Tuan Kim menhabat semua tangan
anggota barunya sambil berteriak yel
“Gyeoroo, kemenangan! Ayo menjadi pemenang!”
“Gyeoroo, kemenangan! Ayo menjadi pemenang!”
“Ini
adalah kantor direktur. Tunggu disini.” Ucap Hae Rin akan masuk ke ruangan
Nyonya Ko untuk memperkenalkan Karyawan baru , tapi Nyonya Ko seperti tak
peduli.
“Dia
sepertinya sibuk.” Kata Hae Rin akhirnya mengajak pegawai baru ke perpustakaan kantor.
“Sekitar
10.000 buku disimpan di sini. Ini terbuka untuk semua orang, jadi jangan ragu
untuk datang ke sini untuk melihat materi.” Ucap Hae Rin, semua menganguk
mengerti.
“Kita
dapat menggunakannya kapan saja kita mau. Sekarang mari kita menuju ke kafe.”
Ucap Hae Rin. Semua seperti senang pergi ke Kafe!
Mereka
duduk seperti dipantry sambil minum kopi, Park Hoon mengaku paling ingin tahu tentang Cha Eun-ho dan yakin Eun Ho ada di wawancara
pekerjaannya yaitu satunya Pemimpin redaksi, penulis, dan profesor. Dan Yi
hanya diam saja pura-pura tak kenal dengan Eun Ho.
“Aku
yakin dia sibuk mengambil tiga pekerjaan ketika orang lain satu sajapun tidak
mampu.” Ucap Park Hoon.
“Dia ada
di wawancaraku. Dia sangat tampan dan "cantik". Ngomong-ngomong,
berapa umurmu?” kata Ji Yool
“Aku 30..
“ ucap Dan Yi, Park Hoon senang karena mereka hanya selisih tiga tahun.
“Aku 37
tahun” akui Dan Yi, semua melonggo lalu meminta maaf karena beranggap seumuran.
“Kau tidak
boleh menjadi anggota baru. Apakah kau memiliki pengalaman kerja?” ucap Park
Hoon. Dan Yi mengaku tak punya.
“Aku
mengerti., Kau pasti sudah belajar bertahun-tahun.” Komentar Ji Yool.
“Aku
karyawan kontrak Tim Pendukung Tugas dan lulusan SMA. Aku harap kita rukun.”
Ucap Dan Yi. Keduanya menganguk walaupun terlihat cangung karena tak percaya
mendengarnya.
Hae Rin
memberikan ID Card pada pegawai baru, Dan Yi terlihat bahagia melihatnya begitu
juga yang lainya. Di ruangan lain, seorang pegawai terlihat bahagia melihat ada
bunga dan ingin tahu pengirimnya. Hae
Rin dan pegawai baru datang, pegawia memberitahu kalau bunga untukkaryawan
baru.
“Oh
Ji-yul.. Apakah pacarmu?” ucap Park Hoon, Ji Yool melihat kartu dari ibunya “Ji-yul,
selamat atas pekerjaanmu! Aku berharap
yang terbaik. Dari Ibu”
Ji
Yool terlihat gembira memuji ibunya yang
terbaik. Mereka tak percaya kalau ibu Ji Yool mengirimkan bunga untuk anaknya.
Ji Yool akhirnya memberikan mengambil foto,
Tuan Bong berpikir kalau Ji Yool pasti "anak mama".
“Dia ada
di tim kita, Pak.” Kata si pegawai. Tuan Bong hanya bisa melonggo. Ji Yool
sibuk mengambil foto dan meminta agar mengambilkan foto bersama-sama.
“Siapa di
bumi yang setuju untuk mempekerjakannya?” ucap Tuan Bong kaget.
“Itu kau.
Karena kita merekrut orang tanpa pengalaman,
kau bilang lebih suka seseorang seperti dia daripada orang yang
berpura-pura tahu apa yang mereka lakukan, Mereka lebih mudah dibentuk.” Kata
Nyonya Seo. Ji Yool masih sibuk foto dengan Park Hoon yang mengambil fotonya.
“Kenapa
aku mengatakan itu?” ucap Tuan Bong merasa bersalah. Hae Rin berjanji akan
terus membimbingnya untuk yang terbaik dari kemampuannya.
“Itu
dia... Dia adalah Pemimpin Redaksi Cha Eun-ho. ..Aku akhirnya bertemu
dengannya... Wah... Tidak mungkin... Aku pingin rambut ku warnanya seperti itu
juga.” Ucap Park Hoon melirik Eun Ho yang sibuk bekerja. Dan Yi pun pura-pura
tak tahu.
Dan Yi
pulang dengan bus menatap ID Cardnya seperti tak pecaya GYEOROO, TIM PENDUKUNG
TUGAS KANG DAN-YI dan juga kartu nam
padahal baru saja masuk kerja.
Flash Back
Di sebuah
restoran, pemilik memberitahu kalau ada acara peringatan tahun ketiga jadi memiliki
banyak hadiahjadi masukkan kartu ke dalam karena akan memilih pemenang secara
acak. Tapi Dan Yi tak bisa memasukan apapun karena tak memiliki kartu nama.
Saat itu
seorang wanita memberikan kartu namanya agar
harus tetap berhubungan. Dan Yi melihat nama KIM JI-YOUNG. Nyonya Kim
ingin meminta kartu nama, tapi Dan Yi mengaku tidak punya kartu nama. Karena
sudah berhenti dari pekerjaannya.
“Mengapa?
kau melakukannya dengan sangat baik.” Tanya Nyonya Kim sedih
“Aku
harus merawat anak ku dan kapan-kapan akan menelepon “ kata Dan Yi
Dan Yi
tersenyum bahagia karena tak perlu minder lagi sudah memiliki kartu nama.
Eun Ho
tiba-tiba memanggil Dan Yi saat baru turun dari bus. Dan Yi kaget dan panik
karena bertemu dengan Eun Ho, Eun Ho
marah karena Dan Yi yang masih akan menjadi pembantu rumah tangga. Dan Yi
berjanji tidak akan pergi ke rumah Eun Ho dan sedang mencari penggantinya.
“Apakah
kau tinggal di sekitar sini? Ayo ikut denganku, aku harus melihat di mana kau
tinggal.” Ucap Eun Ho mengajak Dan Yi masuk mobilnya.
“Mungkin
lain kali, Rumah ku berantakan sekarang.” Kata Dan Yi berusaha menolak.
“Aku akan
memberi mu tumpangan kalau begitu. Masuk.” Kata Eun Ho, Dan Yi menolak mengaku
bisa pergi sendiri dan bergegas pergi.
Eun Ho
mengikuti Dan Yi meminta agar segera masuk mobilnya, Akhirnya Dan Yi mendekati
mobil Eun Ho memberikan kartu namanya, karena tidak punya orang lain untuk
dipamerkan lalu pamit pergi.
“Tunggu,
apakah seperti itu?”ucap Eun Ho lalu melihat kartu nama Dan Yi.
Ia
teringat ucapan pegawainya saat melihat Dan Yi berlari “Dia agak kumal, Yang
ada di jas hitam.” Lalu menelp Na Kyung
bertanya apakah tokonya masih buka.
Eun Ho
mengikuti Dan Yi menyuruh agar masuk mobil karena harus pergi ke suatu tempat.
Dan Yi tak bisa menolak melihat Eun Ho yang tersenyum padanya.
Dan Yi
melihat mereka berhenti di toko Na Kyung. Eun Ho menganguk lalu mengajak Dan Yi
masuk. Na Kyung akhirnya menunggu membawa banyak baju. Dan Yi berpikir kalau
merkea berdua berkencan lagi padahal berpikir mereka itu putus.
“Tidak,
kami hanya berteman sekarang.” Akui Na Kyung, Dan Yi merasa tak mungkin.
“Lalu
mengapa tidak berkencan lagi ?” ucap Dan Yi. Na Kyung pikir tak mungkin salah
satu dari merkea selingkuh.
“Apa kau
selingkuh? Aku benar-benar membenci orang selingkuh. Aku tidak menyadari kau
benar-benar tolol. Apa kau Dengar itu, Na Kyung” ucap Dan Yi memarahi Eun Ho
untuk membela Na Kyung.
“Aku yang
berselingkuh.” Akui Na Kyung, Dan Yi tak bisa berkata-kata.
Eun Ho
sibuk memilihkan baju yang cocok untuk Dan Yi, karena terlihat terlalu kumal.
Dan Yi pikir pakaianya terlihat cukup baik dan puas dengan apa yang
dimilikinya. Eun Ho mengeluh Dan Yi yang
akan terus datang bekerja memakai
itu
“Dan-Yi,
kudengar kau hampir tidak mendapat pekerjaan setelah merendahkan diri sebagai
lulusan SMA.”ucap Eun Ho. Dan Yi malu karna ada Na Kyung
“Tidak
apa-apa dia sudah tahu.” Ucap Eun Ho, Na Kyung pun berjanji akan menutup mulut.
“Aku
yakin karyawan baru lainnya cukup muda. Hal yang sama berlaku untuk bos mu. Semua
orang merasa tidak nyaman memiliki kolega
yunior yang lebih tua dari mereka. Ini mungkin terlihat baik-baik saja, tetapi
ada kekurangannya. Aku tidak bisa menjual ini.” Kata Na Kyung
“Tapi ini
terlihat baik-baik saja.” Komentar Dan Yi melihat baju-baju yan bisa
dipilihnya.
“Ini cara
dia akan meminta maaf karena selingkuh. Cobalah dan lihat bagaimana
tampilannya.” Ucap Eun Ho, Dan Yi setuju akan mencobanya.
Na Kyung
mengatakan potongnya hanya Dua puluh persen paling banyak. Eun Ho menolak meminta
agar 30 karena sudah menyakiti hatinya. Na Kyung setuju meminta agar transfer hari
ini. Eun Ho menganguk setuju. Akhirnya Eun Ho memilih satu baju untuk dicoba
“Kau
terlihat luar biasa.”puji Na Kyung, tapi Dan Yi merasa terlalu mencolok
“Semua
orang memakai ini sekarang.” Kata Na Kyung, Dan Yi melihat Roknya terlalu
pendek.
Saat itu
Eun Ho seperti tak peduli sibuk dengan berkas naskah ditanganya. Dan Yi mencoba
pakaian lain, Na Kyung pikir pakaian kali ini tidak sesuai untuk bekerja. Dan
Yi mencoba pakaian lengan panjang, Na Kyung berkomentar baju yang terlihat
hangat. Eun Ho tetap tak melihatnya, Dan Yi seperti kesal sendiri.
Akhirnya
mereka selesai berbelanja. Eun Ho pikir mereka sekarang akan menuju ke salon karena Pakaian yang
sudah diurus Na Kyung jadi dan rambut
bagiannya. Dan Yi pikir tak perlu menata rambutnya juga.
“Hanya
mengenakan pakaian baru tidak akan memperbarui gaya mu.” Ucap Na Kyung
menyakinkan.
“Tetapi salon
sudah tutup sekarang.”kata Dan Yi binggung.
“Aku
sudah menelepon dulu. Pemiliknya adalah orang yang ku kencani.” Akui Na Kyung.
Eun Ho menegaskan kalau itu adalah selingkuhan Na Kyung.
“Kau akan
melihat bahwa aku tidak punya kesempatan.” Ucap Eun Ho, Dan Yi hanya bisa
melonggo.
Na Kyung
melihat rambut Dan Yi memberitahu kalau butuh trim. Seorang wanita menyapa Na
Kyung sambil berpelukan, Na Kyung memperkenalkan Ju Yeon yang akan merapihkan rambutnya.
Ju Yeon menyapa Dan Yi lalu meminta agar menunggu dan mengajak Na Kyung
membantunya lebih dulu.
Dan Yi
menatap Eun Ho seperti tak percaya kalau pacar Na Kyung seorang wanita. Eun Ho
hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya.
Di dalam
mobil
“Apa kau
membiarkan wanita lain mencuri pacar mu?” ucap Dan Yi melihat Eun Ho yang ada
didepanya.
“Kau
membiarkan wanita lain mencuri suami mu.” Balas Eun Ho, Dan Yi tak percaya
kalau Eun Ho baik-baik saja dengan itu. Eun Ho menganguk.
“Apakah
kau mencintainya?” tanya Dan Yi. Eun Hoo mengaku tak tahu.
“Ketika
aku dicampakkan, Aku tidak pernah emosional. Saat itulah aku menyadari bahwa
aku tidak sedang jatuh cinta.” Akui Eun Ho
“Aku
tidak memahami hubungan yang membosankan seperti itu. Terus menjadi teman
setelah itu bahkan lebih aneh.” Kata Dan Yi lalu meminta agar menurukan ditepi
jalan.
“Aku akan
mengantarmu pulang.” Kata Eun Ho, Dan Yi menolaknya.
“Aku mengatakan
kepada pemilik rumah ku bahwa aku tidak akan membawa pria.” Kata Dan Yi. Eun Ho
mengejek kalau itu tak akan mungkin.
Akhirnya Eun
Ho menurunkan Dan Yi di pinggir jalan, lalu
melambaikan tangan. Dan Yi membalasnya dengan senyuman lalu berpura-pura
berjalan pulang. Eun Ho melihat Dan Yi berlari menyuruh agar berhenti berlari karena akan jatuh.
Di rumah
Eun Ho
duduk membaca naskah mengingat saat Dan Yi mencoba baju, dari cermin bisa melihat
Dan Yi yang cantik dengan gaun yang dipilihkan Na Kyung. Tapi ia berpura-pura
tak peduli saat Dan Yi mencoba pakaianya, saat Dan Yi masuk kamar ganti
wajahnya tersenyum bahagia.
“Kau jauh
lebih cantik saat tersenyum.” Ungkap Eun Ho lalu melihat KUISONER PELAMAR KERJA milik Dan Yi
[APA YANG
PALING KAMU BANGGAKAN?]
“Aku
menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki
ketika aku masih SMA . Aku ketinggalan satu tahun di sekolah, tapi akhirnya aku punya teman baik.”
“Saat aku muda, Aku bahkan tidak repot-repot membaca
buku. Apa yang paling aku cintai di
dunia adalah bola, sepak bola, tepatnya” guman Eun Ho.
Flash
Back
[Gureum
Elementary lawan Taeyang Elementary School.]
Eun Ho
mengocek bola dengan sangat lincah lalu menenang bola kedalam gawang, seperti
seorang striker berlari berkeliling sambil berteriak bahagia. Pelatihnya
berteriak marah karena bisa senang
sekarang
“Kau
mencetak gol di gawang tim mu sendiri! Kau selalu kesulitan mengenal gawang
yang tepat di babak kedua! Bagaimana kau berharap bermain sepak bola dengan cacat seperti itu? Sudahlah menyerah!”
teriak pelatihnya. Eun Ho menyadari saat melihat kiper adalah temanya sendiri.
“Aku
tarik kembali komentarku tentang dia menjadi anak ajaib.”Hari itu, sesuatu yang
istimewa terjadi padaku. “
Eun Ho
yang kesal memukul bola pada pohon yang dilewati dan ingin menyeberang jalan
karena bolanya yang jatuh. Tapi saat itu mobil akan menabraknya, tiba-tiba
Seorang wanita mendorongnya agar menjauh dan si wanita pun terlempar lalu
terjatuh dengan kepala yang berdarah. Eun Ho terlihat shock melihatnya.
“Bukankah
dia Kang Dan-Yi, pengganggu Sekolah Menengah Deokhwa?” ucap beberapa orang yang
mengerubungi.
“Dan ... Aku bertemu
seseorang yang sangat istimewa. “
Dan Yi
dirawat dengan luka ditangan dan kaki serta kepalanya, Eun Ho menangis terus
melihatnya. Dan Yi akhirnya memanggil Eun Ho, meminta agar Berhenti menangis karena
membuat kepalanya sakit. Eun Ho kaget melihat Dan Yi membuka matanya. Dan Yi
mengaku merasa sangat baik.
“Kau
dengar perlu waktu satu tahun bagi ku untuk pulih, kan? Luar biasa! Aku tidak
akan pergi ke sekolah selama satu tahun.”ucap Dan Yi seperti tak suka sekolah.
“Hei,
nak... Sampai aku benar-benar pulih, kau menjadi pesuruh ku. Jadi Datang ke sini
segera setelah sekolah usai. Mengerti?” kata Dan Yi menyuruh Eun Ho agar
mendekat.
Eun Ho
membeli beberapa makanan dari minimarket dan membawa buku, sampai di rumah
sakit Dan Yi menyuruh Eun Ho agar membuka halaman selanjutnya. Eun Ho pun
membantu membaca buku dengan tanganya.
“Aku
sangat senang Seul-bi dan Sirius bahagia lagi. Akhir yang bahagia adalah yang
terbaik.” Ucap Dan Yi yang sudah selesai membaca buku.
Eun Ho
kembali datang membawa makanan dan juga komik, Dan Yi suadh bisa melepaskan
perban ditanganya membaca buku sendiri. Eun Ho ikut membacanya lalu bergantian,
Dan Yi melihat komik itu sudah dibaca dan ingin membaca yang lain. Eun Ho
melarangnya.
“Seperti itu, Aku menjadi pesuruh
Dan-Yi selama setahun.”
Dan Yi
sudah bisa duduk memberitahua kalau Hidup ada di buku ini jadi Eun Ho bisa melihat
kehidupan di dalamnya. Eun Ho mengeluh kalau betapa membosankan.
“Untuk pertama kalinya dalam
hidupku, Aku memegang sesuatu yang disebut buku untuk waktu yang lama. “
Keduanya
pun mulai membuat cerita tentang bertarung dengan hip hop. Dan Yi mengeluh
kalau mereka hanya bertengkar sepanjang waktu,
Eun Ho membalas kalau Dan Yi tidak tahu apa-apa tentang cowok.
“Dan bakat kedua ku, Bakatku
sebagai penulis dimulai saat aku bertemu
seorang gadis eksentrik bernama Kang
Dan-Yi.”
Eun Ho
mengingat semua kenangan dengan senyuman lalu merasakan ada sesuatu dirumahnya,
lalu keluar kamar memeriksa pintu rumah. Dan Yi bersembunyi di sisi ruangan
lain, Eun Ho pun mencoba mencari tapi Dan Yi bisa bersembunyi di sisi lainnya.
Saat itu
Eun Ho akan masuk kamar lagi, Dan Yi bisa bergegas menaiki tangga. Eun Ho
membalikan badan merasakan ada yang lewat, tapi tak melihat siapapun. Dan Yi
pun perlahan menaiki tangga masuk ke kamar atas.
Eun Ho
kembali merasakan ada orang didapurnya, lalu mencoba membuka pintu kamar tapi tak
melihat siapapun. Dan Yi bisa bersembunyi dengan semangkuk bimbimbap, Eun Ho
masuk kedalam kamar lalu Dan Yi pun akan membereskan pecahan gelas.
“Apa ini,
Noona? Apakah kau tinggal di rumahku?” ucap Eun Ho akhirnya menemukan Dan Yi
dalam kegelapan. Dan Yi hanya diam saja.
Bersambung ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar