PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 11 Januari 2019

Sinopsis Encounter Episode 12 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Woo Suk memanggil Kim Jin Hyuk yang akan masuk rumah, Jin Hyuk melihat Woo Suk datang dengan tatapan sinis. Woo Suuk mengaku  Rasanya aneh berada di sekitar lingkungan Jin Hyuk dengan nada menyindir karena tidak berhubungan dengan lingkungan ini.
“Aku hendak meneleponmu  saat kau datang.” Ucap Woo Suk. Jin Hyuk ingin tahu Untuk apa
“Karena wanita yang kusukai pada pandangan pertama dan sampai saat ini. Wanita itu adalah seseorang yang bisa membuat semua orang jatuh hati.” Ucap Woo Suk
“Kau bilang "Wanita itu"? Namun, sangat sepihak jika kamu bicara seolah dia pasanganmu. Aku akan berpura-pura tidak mendengarnya.” Kata Jin Hyuk membalas dengan tatapan sinis dan yakin
“Mari tunggu saja apa akan tetap terdengar begitu atau sungguh menjadi fakta.” Kata Woo Suk menantang
“Apa sebenarnya yang ingin kau katakan?” balas Jin Hyuk berani bicara
“Dia seseorang yang tidak sepadan untukmu. Kau hanya pria biasa berusia 30 tahun. Kau harus menemui seseorang yang cocok untukmu.” Kata Woo Suk
“Tidak ada benar atau salah dalam mencintai seseorang... Pak Jung.. Tidak ada orang yang sebelumnya mempertimbangkan apa dia layak untuk jatuh cinta pada seseorang. Cinta bermula bahkan jauh sebelum seseorang berpikir sejauh itu. Jika aku harus menderita untuk melindungi wanita itu, maka aku tidak akan kabur, apa pun yang terjadi.” Tegas Jin Hyuk
“Bukankah itu dianggap sebagai kebodohan?” sindir Woo Suk
“Itu keberanian.” Ucap Jin Hyuk. Woo Suk mengerti dengan menyindir kalau akan melihat apakah Jin Hyuk akan terus bersikap berani.
“Dan berkat kau, aku menjadi sangat termotivasi. Mari lihat apa yang akan terjadi karena keberanianmu itu.” Ucap Woo Suk. Keduanya saling menatap dengan tatapan dendam.
“Apa kau ingin mengatakan hal lain?” tanya Jin Hyuk
“Tidak, kita tidak perlu terburu-buru untuk membicarakan sisanya karena kita akan lebih sering bertemu.” Kata Woo Suk, Jin Hyuk pun pamit pergi.



Tuan Kim dan Soo Hyun duduk saling berpapasan dengan wajah tegang. Tuan Kim meminta maaf karena tiba-tiba berkunjung. Soo Hyun tak masalah karena ia yang seharusnya datang dan menyapa dan berpikir kalau  bisa membuat Tuan Kim merasa tidak nyaman jadi hanya mengirimkan sebotol anggur.
“Kami menikmatinya berkat kau. Terima kasih.” Ucap Tuan Kim. Soo Hyun menganguk mengerti.
“Aku tidak pandai merangkai kata, jadi, aku tidak handal berbasa-basi.” Kata Tuan Kim. Soo Hyun mempersilahkan Tuan Kim bicara saja.
“Saat aku melihat artikel mengenai Jin Hyuk, kupikir itu bukan hal serius, jadi, aku tidak bertanya kepadanya. Tapi sepertinya dia cukup serius denganmu. Jadi, aku bingung harus melakukan apa.” Kata Tuan Kim
“Aku cukup aneh, kan? Mungkin karena kau unik atau mungkin karena dia normal. Tapi aku tidak bisa menilai hal itu dengan mudahnya. Jin Hyuk sangat bijaksana.” Kata Tuan Kim
“Mendengar Paman mengatakan itu membuatku mengerti kenapa Jin Hyuk sangat bijaksana.” Komentar Soo Hyun
“Putraku jauh lebih baik daripada aku. Aku bertanya kepada Jin Hyuk apa aku harus mendukung atau merasa khawatir. Lalu Dia ingin aku mendukung, tapi orang tua selalu khawatir lebih dahulu. Kau pasti tahu hal itu akan membuat kalian mengalami masalah, kan?” kata Tuan Kim. Soo Hyun berkaca-kaca mendengarnya.
“Jika pada akhirnya kalian patah hati, apakah perasaan kalian berdua boleh menjadi makin dalam? Aku tidak berniat membuatmu merasa tidak nyaman. Maafkan aku.” Ucap Tuan Kim merasa tak enak hati.
“Tidak, aku mengerti perasaan Paman... Paman adalah ayahnya.” Ucap Soo Hyun
“Masalah mengenai cinta hanyalah kalian berdua yang tahu. Tapi jalan yang harus kalian tempuh tampak terlalu sulit untuk ditempuh hanya dengan perasaan. Apa tidak masalah jika aku mendukung kalian seperti yang dikatakan Jin Hyuk?” kata Tuan Kim ragu
“Saat Paman menyebut kami spesial, aku tahu maksud Paman bahwa aku tidak cukup. Aku tahu ini sulit, tapi aku akan berterima kasih jika Paman terus memperhatikan kami.”ungkap Soo Hyun
“Para pemain di ring adalah mereka yang mengalami kesulitan. Itu bukan masalah bagi mereka yang hanya melihat.” Nasehat Tuan Kim. 


Jin Hyuk duduk dikamar sendirian mengingat saat bersama dengan Soo Hyun memberikan cincin.
“Aku berada dalam perimeter satu meter di dekatmu. Aku akan selalu ada di sana.” Ucap Jin Hyuk lalu akhirnya menelp  Soo Hyun mengaku ingin bertemu denganya. 

Keduanya bertemu di restoran ceker pedas, Soo Hyun makan seperti untuk pertama kalinya. Jin Hyuk yakin kalau rasanya sangat enak, Soo Hyun berkomentar kalau rasanya pedas dan kenyal, tapi enak. Jin Hyuk pun bangga karena membaca pacarnya ke restoran yang tak pernah didatangi.
“Hei... Apa ini? Apa ini upaya terbaikmu? Coba Lihat.. Dagingnya masih sangat banyak.” Ucap Jin Hyuk melihat ceker yang masih utuh dibuang begitu saja. Soo Hyun binggung.
“Coba Perhatikan aku baik-baik... Kau setidaknya harus makan sebanyak ini.” Ucap Jin Hyuk memberitahu memperlihatkan ceker hanya tinggal tulang besar saja.
“Kau terlihat seperti orang gemuk... Aku tidak mau makan seperti itu.” Ejek Soo Hyun
“Aku sangat terharu. Aku meminta melihat wajahmu lewat panggilan video, tapi kau mengizinkanku untuk bertemu langsung.” Ungkap Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku tidak terlihat bagus di kamera.
“Aku sangat ingin menemuimu hari ini.” Akui Jin Hyuk. Soo Hyun pikir mereka merasakan hal yang sama.
“Aku juga sangat merindukanmu hari ini.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk tak percaya mendengarnya.
“Itu artinya hubungan kita ada di tahap yang cukup aman. Bahkan jika ada yang menggoda pun, kita tidak akan goyah.” Kata Jin Hyuk penuh semangat.
“Apa seseorang ingin menjodohkanmu di kencan buta? Bahkan jika kau ikut jutaan kencan buta, aku ragu kau akan menemui orang seperti aku.”komentar Soo Hyun mendengar ucapan Jin Hyuk.
“Salah.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun pikir Jin Hyuk akan menemukannya.
“Maksudku, aku tidak akan pernah ikut kencan buta... Baiklah, mari kita mulai makan malam kita bagian berikutnya... Nasi kepal adalah kunci untuk kaki ayam.” Ucap Jin Hyuk sudah membuat nasi dengan tanganya.
“Kita hanya makan kaki ayam, tapi terasa seperti makan besar.” Kata Soo Hyun bahagia lalu menerima suapan nasi kepal dari Jin Hyuk memuji kalau rasanya enak.
“Soo Hyun... Kenapa kau menyukaiku?” tanya Jin Hyuk dengan wajah serius. Soo Hyun heran melihat sikap Jin Hyuk yang aneh berpikir ada masalah.
“Jangan mengubah topiknya. Aku serius. Kenapa kau menyukai Kim Jin Hyuk?” tanya Jin Hyuk penasaran.
“Karena dia adalah Kim Jin Hyuk... Hanya ada satu Kim Jin Hyuk di dunia ini.” Ucap Soo Hyun mengoda. Jin Hyuk tersenyum mendengarnya.
“Kupikir itu akan membuatku terjaga semalaman, tapi aku akan tidur nyenyak.” Ungkap Jin Hyuk bahagia
“Pasti ada sesuatu. Kau bersikap aneh.”komentar Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku tak tahu karena hanya ingin bersama Soo Hyun hari ini
“Sebaiknya aku menginap di rumahmu.”kata Jin Hyuk. Soo Hyun merasa salah karena sudah datang menemui Jin Hyuk menyuruh agar pulang saja karena sudah larut.
“Tidak, aku akan ikut dan membantumu tertidur. Aku akan pergi diam-diam begitu kau tertidur.” Kata Jin Hyuk
“Aku bisa tidur nyenyak sendirian.” Keluh Soo Hyun. Jin Hyuk tahu kalau itu pasti Dengan pil tidur
“Aku manusia pil tidur.” Kata Jin Hyuk bangga. Soo Hyun ingin tahu kapaan Jin Hyuk akan pulang kalau ikut ke rumahnya sekarang
“Ayolah, Bu Cha. Apa yang Ibu bayangkan?” goda Jin Hyuk. Soo Hyun bali bertanya apa yang dibayangkan Jin Hyuk sebenarnya.
“Saat Ibu tertidur, aku hanya akan melihat Ibu tidak nyenyak, lalu pergi.” Ucap Jin Hyuk
“Aku hanya mengatakan malam sudah larut jadi, bagaimana kau akan pulang?” keluh Soo Hyun, keduanya seperti terlihat benar-benar pasangan yang saling jatuh cinta. 


Soo Hyun sudah berbaring ditempat tidur dan Jin Hyuk duduk menatapnya. Ia mengeluh menyuruh Jin Hyuk pulang sekarang karena makin sulit tidur karena ada pacarnya didepanya. Jin Hyuk malah meminta Soo Hyun bergeser dan mulai berbaring
“Wahh... Ranjangmu sangat bagus.” Ucap Jin Hyuk langsung berbaring disamping Soo Hyun
“Aku tidak bisa tidur karena kau menggangguku.” Keluh Soo Hyun yang duduk disamping Jin Hyuk.
“Kenapa kau terganggu padahal aku bersikap sopan? Ini tidak adil.” Balas Jin Hyuk akhirnya duduk disamping Jin Hyuk.
“Minumlah teh saja sebelum pergi. Ayo.. bangunlah” kata Soo Hyun, tapi Jin Hyuk malah mendorong Soo Hyun untuk berbaring.
“Aku harus menahan diri saat ini dan sekarang kau memintaku minum teh, lalu pergi?” kata Jin Hyuk menatap Soo Hyun lebih dekat
“Aku sangat lelah hari ini dan kini kau membuatku makin sulit tidur.” Ucap Soo Hyun terus mengeluh menyuruh Jin Hyuk minggir karena berat ada diatasnya dan mendorongnya.


“Astaga... Di luar sana dingin, tapi dia bahkan tidak mengizinkanku tidur di sini... Aku manusia pil tidur, tapi reputasiku hancur.” Ucap Jin Hyuk berbaring membelakangi Soo Hyun dengan wajah cemberut. Soo Hyun hanya melirik merasa bersalah.
“Omong-omong, di sini sangat nyaman. Rasanya aku cocok di sini.” Kata Jin Hyuk kembali berbaring.
“Bahkan jika Sekretaris Jang datang pun, dia tidak tidur di sini. Ranjang ini tidak pernah ditiduri dua orang.” Sindir Soo Hyun
“Ranjang ini akhirnya bertemu pemiliknya... Ini bagus... Rasanya sangat nyaman, mungkin aku akan tertidur lebih dahulu.” Ucap Jin Hyuk mengoda.
“Berdirilah sebelum kau tertidur. Mengerti? Pulanglah.” Keluh Soo Hyun
“Jangan terlalu antusias dan tidurlah.” Ucap Jin Hyuk menarik Soo Hyun untuk tidur dipelukanya. 


“Antusias? Kau bicara melantur.” Kata Soo Hyun akan bangun tapi Jin Hyuk kembali menariknya untuk tidur dipelukan. Soo Hyun mencoba menolak.
“Tetaplah seperti ini sebentar saja... Aku sangat senang sekarang. Andai aku bisa tidur seperti ini setiap hari. Suatu hari, itu akan terjadi kepada kita, kan?” kata Jin Hyuk.
Soo Hyun hanya diam saja seperti memikirkan sesuatu. Jin Hyuk heran karen Soo Hyu tak menjawabnya. Soo Hyun mengaku sudah membayangkannya dan itu menyenangkan. Beberapa saat kemudian, Jin Hyuk melihat Soo Hyun sudah tertidur pulas dan perlahan bangun dari tempa tidur.
Jin Hyuk melemaskan lenganya yang terasa kaku, lalu menatap Soo Hyun lalu meraba wajahnya setelah itu perlahan keluar dari kamar. Soo Hyun terbangun melihat Jin Hyuk tak percaya kalau dia memang manusia pil tidur.
“Dia manusia stimulan.” Ucap Soo Hyun tersenyum bahagia lalu kembali tertidur tanpa memerlukan pil tidur. 

Tuan Choi bertemu dengan Tuan Kim duduk diruangan mengaku   sempat cemas kalau tidak lagi peduli tentang urusan perusahaan Tapi hari ini datang untuk rapat pemegang saham. Tuan Kim mengaku pasti datang karena ini agenda penting.
“Aku sungguh tidak menduga Pak Jung membuat keputusan seperti itu.” Ucap Tuan Choi
“Kita harus menyelamatkan hotel ini. Aku permisi.” Ucap Tuan Kim lalu berjalan pergi. 

Di ruangan
Sun Joo terlihat gelisah, mereka ingin tahu siapa yang akan bergabung sebagai wakil presdir. Eun Ji mendengar kalau kemungkinan Presdir Jung Woo Suk. Tuan Park merasa kalau itu hanya omong kosong, Jin Hyuk mendengarnya diam-diam.
“Bagaimana dengan posisinya di Taegyeong Electronics?” ucap Tuan Park. Eun Ji yakin kalau Woo Suk akan dapat kedua jabatan itu. Tuan Park hanya bisa mengeleng kepala.
Jin Hyuk terdiam mengingat yang dikatakan Woo Suk “Mari lihat apa yang akan terjadi karena keberanianmu itu. Kita tidak perlu terburu-buru untuk membicarakan sisanya karena kita akan lebih sering bertemu.”

Soo Hyun duduk diam dalam ruangan, Sek Jang ingin tahu keadaanya. Soo Hyun mengaku tidak baik-baik saja. Sek Jang mengaku tidak tahu cara mengelola perusahaan, tapi Ia rasa tidak tepat untuk memutuskan hal secara sepihak.
“Apa mereka tahu siapa yang membangun perusahaan ini? Apa wakil presdir?” ucap Sek Jang kesal.
Soo Hyun terdiam dalam kamarnya melihat judul buku "Membaca Buku yang Mengubah Hidupmu" wajahnya terlihat sangat frustasi. Ia ingin menelp "Jung Woo Suk" tapi terlihat ragu.


Tuan Nam bertemu kembali dengan Sun Joo di ruanganya mengaku  Kepalanya sangat sakit. Sun Joo ingin tahu keadaan anaknya.  Tuan Nam yakin Sun Joo tahu kalau Soo Hyun  makin diam jika makin merasakan kesulitan.
“Dia bisa berakhir di rumah sakit jika terus memendamnya seperti itu.” Kata Sun Joo khawatir.
“Kenapa ini terjadi begitu tiba-tiba? Segalanya berjalan begitu lancar hingga saat ini.” Ucap Tuan Nam heran
“Itulah masalahnya. Semuanya berjalan terlalu lancar. Aku begitu muak akan Ketua Kim dari Taegyeong.” Ucap Sun Joo
 “Bahkan Kudengar Ketua Kim mungkin bukan dalang di balik semua ini. Sepertinya Pak Choi bertemu dengan para pemegang saham Taegyeong. Lalu bagaimana dengan pemegang saham hotel ini? Siapa yang menemui dan membujuk mereka?”kata Tuan Nam
“Benar. Saat Ketua Kim berusaha mengambil saham dari mereka yang ada di pihak Bu Cha, tidak ada yang bergerak. Tapi kenapa kali ini mereka mengkhianati Bu Cha? Mereka sangat tidak setia. Kudengar Presdir Jung Woo Suk mungkin akan datang. Apa menurutmu kabar itu benar?” kata Sun Joo penasaran.
“Untuk apa dia bergabung sebagai wakil presdir? Ini bukan tempat yang tepat untuknya.” Kata Tuan Nam terlihat marah. 


Jin Hyuk akan masuk ke dalam gedung, Hye In memanggilnya keduanya keduanya pun berjalan bersamaan. Saat itu terlihat banyak petinggi keluar dari gedung, Tuan Choi keluar menatap Jin Hyuk dengan sinis.
Pegawai pikir kalau presdir baru datang, saat itu Woo Suk turun dari mobil dan disambut oleh petinggi. Jin Hyuk hanya bisa terdiam saat keduanya saling bertatapan. 

Soo Hyun duduk diam melihat papan namanya "Presdir Cha Soo Hyun" Sementara Woo Suk sudah duduk diruanga rapat mengucapkan Terima kasih sudah menyambutnya sebagai presdir Hotel Donghwa. Ia mengaku tidak berpengalaman di bidang perhotelan dan tahu kalau mereka samua cemas.
“Aku akan mendiskusikan urusan hotel dengan wakil presdir, Bu Cha, dan berusaha keras mengelola hotel ini.” Ucap Woo Suk yakin
“ Meski mayoritas pemegang saham sudah setuju, tapi ada yang menentang. Apa alasan Bapak bertindak sampai sejauh ini?” kata salah satu petinggi.
“Aku melakukan ini demi kestabilan bisnis Hotel Donghwa.” Kata Woo Suk
“Dahulu Hotel Donghwa hanya berbintang empat, tapi Bu Cha yang meningkatkan reputasinya hingga seperti sekarang.” Balas si petinggi. Woo Suk sudah tahu.
“Tapi jika Bapak mendadak terlibat, itu tidak masuk akal.” Komentar petinggi seperti mendukung Soo Hyun.
“Ini sudah diputuskan di rapat pertama kita. Tidak perlu ada pembicaraan seperti ini lagi. Aku bicara karena tidak semua orang menyetujui keputusan ini.” Kata Pria pendukung Jin Hyuk.
“Beberapa saat yang lalu, hotel ini menghadapi sebuah krisis. Karena masalah hotel di Kuba. Lalu Siapa yang menyelesaikan masalah itu? Apakah Bu Cha? Kudengar masalah selesai karena keberanian pegawai baru. Apa kalian yakin hotel ini dikelola dengan baik?” ucap Woo Suk menyindir
Semua hanya bisa diam saja, Woo Suk yakin pengalaman dua presdir akan memberikan efek sinergi yang sempurna lalu keluar dari ruangan. Tuan Kim hanya bisa diam saja melihat sikap Woo Suk. 


Sek Jang memberikan minum dengan tatapan sinis, Woo Suk menerima minuman dengan duduk didepan Soo Hyun, berkomentar kalau mantan istrinya akan mengikuti rapat pagi ini lalu berpikir Soo Hyun masih merasa agak tidak nyaman.
“Apa yang akan kamu lakukan dengan Taegyeong Electronics?” tanya Soo Hyun sinis
“Entah apa pendapatmu tentangku, tapi aku pemain ganda. Mengelola satu hotel lagi tidak akan menghambatku.” Ucap Jin Hyuk.
“Apa tujuanmu?”tanya Soo Hyun, Jin Hyuk mengaku kalau itu  untuk melindungi Soo Hyun dari dekat.
“Kenapa aku butuh perlindunganmu?” kata Soo Hyun menahan amarah
“Karena embusan angin mungkin akan menyeretmu. Kita harus lebih sering minum teh seperti ini dan membicarakan masa depan Hotel Donghwa.” Kata Woo Suk mencoba mencari cara untuk dekat dengan Soo Hyun
“Taegyeong... Tidak.. Maksudku... Mengandalkan ibumu dan datang ke sini dengan mudah sangatlah memalukan.” Tegas Soo Hyun
“Tidaklah semudah itu... Apa Kau tahu betapa aku berhati-hati dalam merencanakan semua ini? Tolong jangan bilang aku mengandalkan ibuku. Ibuku mungkin mengamuk saat ini.” Ucap Woo Suk
Soo Hyun benar-benar ingin tahu rencana Woo Suk. Woo Suk mengaku hanya  ingin membantunya. Soo Hyun mengeluh kalau cara seperti ingin dianggapnya membantu. Woo Suk meminta agar diberikan waktu dan lihat saja apakah bisa membantu atau tidak. Soo Hyun menegaskan  Mulai sekarang, buat janji dahulu jika ingin menemuinya di kantor. Woo Suk menganguk mengerti.
“Karena ini hari pertamaku, mau makan siang bersama?” tanya Woo Suk terus berusaha dekat dengan Jin Hyuk.
“Kalau sudah selesai, silakan pergi, Pak Jung.” Kata Soo Hyun menolak
“Aku akan menghubungi jika aku punya pertanyaan.” Ucap Woo Suk. Soo Hyun menyuruh agar menghubungi saja departemen terkait.
“Kalau begitu, apa aku sebaiknya mendatangi departemen terkait?” kata Woo Suk terlihat senyuman licik. 



Sun Joo panik melihat Woo Suk datang ke ruanganya, semua pegawai pun berdiri termasuk Jin Hyuk. Woo Suk menyapa semua pegawai, meminta maaf karena tiba-tiba datang, karena menurutnya bagian terpenting sebuah hotel adalah Tim Humas jadi ingin menyapa.
“Kudengar kau pria berbakat yang menyelesaikan masalah di Kuba. Aku menantikan kinerjamu di masa depan.” Ucap Woo Suk melirik pada Jin Hyuk
“Itu bukan apa-apa. Aku hanya mengambil kesempatan yang ada.” Kata Jin Hyuk sopan.
“Kau berbakat dan rendah hati juga... Begitu banyak hal positif tentangmu.” Ucap Woo Suk. Jin Hyuk pikir Woo Suk terlalu memuji dan mengucapkan Terima kasih.
“Meski aku belum akrab dengan bidang perhotelan, aku akan berusaha keras. Mohon kerja samanya. Aku permisi.” Kata Woo Suk lalu berjalan pergi. Jin Hyuk hanya bisa diam saja. 



Jin Hyuk berada di dalam toko bunga terlihat kebingungan, pegawai ingin tahu Apa ada tanaman tertentu yang dicarinya. Jin Hyuk  mengaku mencari tanaman yang menenangkan dan tidak terlalu besar. Pegawai menawarkan tanaman lemon cypress karena akan mengeluarkan aroma begitu kamu menyentuhnya.

Soo Hyun duduk di ruangan membaca sebuah kartu  "Dari Kekasih - Tanaman ini dikenal memiliki banyak fitonsida yang akan memperbaiki suasana hatimu. Anggaplah ini kepalaku, usaplah sesekali. Ini akan mengeluarkan aroma yang harum.” Wajah Soo Hyun tersenyum melihat hadiah dari Jin Hyuk
Jin Hyuk menerima pesan "Soo Hyun - Aromanya harum, Ini sungguh menenangkan. Aku terharu.” Lalu Ia membalasnya “Anggaplah tanaman itu versi mini dari diriku dan sayangilah dia.” 


Sun Joo memanggil Hye In bertanya apakah laporan untuk Bu Cha sudah selesai. Hye In pun memberikan laporan pada Sun Joo, setelah itu Sun Joo pergi menemui Soo Hyun di ruanganya.
“Mari kita bicara jujur karena Bu Kim sudah pergi.” Kata Eun Ji, Tuan Park melarang. Eun Ji tak mendengarnya.
“Jin Hyuk... Itu Langkah yang diambil Presdir Jung kotor, kan? Walau dia memasuki perusahaan ini secara paksa, kau pasti tidak akan menyerah.” Ucap Eun Ji
“Apa hubungannya dengan Jin Hyuk? Sudah bertahun-tahun Taegyeong mengincar hotel ini.” Kata Hye In membela. Semua pun hanya bisa diam saja. 

Sun Joo memberitahu aplikasi yang baru saja menjalin kerja sama dengan hotel mereka jadi berencana memulai rekanan  di acara Hari Putih tahun ini. Soo Hyun pun mencoba untuk memastikan apa aplikasi ini bagus.
“Bagaimana kalau kita menambahkan foto memasak di spanduk acara itu? Aspek visual itu pasti akan lebih menarik.” Ucap Soo Hyun
“Kami sudah atur jadwal pemotretan dengan kepala koki pastri kita.” Kata Sun Joo. Soo Hyun pun memujinya.
“Apa Bu Cha baik-baik saja? karena mungkin tidak baik” kata Sun Joo. Soo Hyun mengakubaik-baik saja.
“Aku meragukannya.” Kata Sun Joo, Soo Hyun menyuruh agar mengusap  tanaman didepanya karena akan membuatnya tenang.
“Bagiku tidak berpengaruh.” Ucap Sun Joo setelah mencoba mengusap tanaman. 


Saat itu Sek Jang memberitahu Pak Nam datang. Apa perlu meminta agar menunggu. Sun Joo mengaku tak perlu karena mereka sudah selesai lalu pamit pergi. Tuan Nam masuk ruangan melambaikan tangan pada Sun Joo, tapi Sun Joo mengabaikan begitu saja.
“Apa membalas sapaan hangat begitu sulit?” keluh Tuan Nam kesal. Soo Hyun berkomentar kalau itu yang membuat Sun Joo begitu memesona.
“Jadi, apa kau sudah menyelidikinya?” tanya Soo Hyun, Tuan Nam memberikan daftar panggilan Pak Kim.
“Aku sudah memeriksanya dan dia menghubungi satu nomor berkali-kali sebelum insiden itu. Dia menghubunginya tiga kali lagi sebelum kabur.Nomor itu sekarang milik orang lain, jadi, kita harus mencari tahu siapa pemilik sebelumnya.” Jelas Tuan Nam
Soo Hyun mengucapkan terimakasih, Tuan Nam pikir tak masalah untuk membantu.  Soo Hyun melihat berkas "Daftar panggilan". Tuan Nam melihat tanaman diatas meja tak percaya kalau  ada tanaman yang mirip dirinya yaitu Gemuk dan manis. Soo Hyun hanya bisa tersenyum. 

Hye In minum dengan Jin Hyuk bertanya apakah temanya itu menyalahkan diri sendiri. Jin Hyuk membenarkan, Hye In menjelaskan  Taegyeong memang selalu mengincar Donghwa jadi itu bukan salah Jin Hyuk. Jin Hyk menceritakan Woo Suk datang menemuinya kemarin. Hye In kaget mendengarnya.
“Dia bilang aku akan melihat apa yang akan terjadi nanti. Aku tidak mengerti maksud ucapannya saat itu, tapi aku mengerti sekarang.” Ucap Jin Hyuk
“Aku bingung. Mereka sudah lama sekali bercerai, kenapa dia melakukannya sekarang? Tapi Jangan pikirkan. Bagaimanapun juga, dia hidup di dunia yang berbeda.” Ucap Hye In menenangkan.
“Aku lebih mencemaskan Bu Cha. Tapi Aku akan baik-baik saja.” Ungkap Jin Hyuk.
Dae Chan mengeluh kalau kehilangan 20 dolar dari meja kasir.  Jin Myung mengingatkan kalau Dae Chan yang membeli jeruk hari ini lalu tak sengaja menjatuhkan tas milik Hye In terlihat ada buku diary. Hye In panik meminta agar berhati-hati dan itu adalah buku agenda yang dipilih Jin Hyuk sebelumnya yang berwarna merah.
“Maaf... Tidak biasanya kau meninggikan suaramu. Apa ada masalah?” ucap Dae Chan.
“Kenapa marah padahal tidak ada barang pecah belah di dalamnya?  Apa persahabatan kita sedangkal itu?” ucap Jin Myung. Hye In pun meminta maaf
“Sebenarnya, ada banyak masalah di kantor hari ini.” Ucap Hye In
“Ya, tentu saja. Mencari uang memang tidak pernah mudah. Itulah sebabnya pekerjaanku di sini sangat melelahkan.” Kata Jin Myung
“Kalau begitu, bekerjalah di tempat lain... Pasti kau dikeluarkan setelah satu shift.” Keluh Dae Chan.
“Apa aku sebaiknya mencari pekerjaan lain?” kata Jin Myung, Dae Chan mempersilahkan.
Hye In mengajak keduanya minum saja. Jin Myung senang karan Hye In  akan bersikap ramah sekarang. Dae Chan melucu dengan lelucon garing, semua akhirnya tertawa bahagia layaknya teman. 



Tuan Nam masuk ruangan, Tuan Cha meminta maaf karena memintanya padahal sedang sibuk.  Tuan Nam mengaku tak masalah karena  Soo Hyun tidak sibuk hari ini. Tuan Cha tahu  bahwa Woo Suk bergabung sebagai presdir pasti membuat Soo Hyun tertekan.
“Tapi dia masih bisa terlihat tenang... Dia juga tidak lupa makan.” Ucap  Tuan Nam, Tuan Cha tak percaya mendengarnya.
“Soo Hyun sepertinya sudah berubah. Dia lebih berani sekarang.” Komentar Tuan Cha
“Rupanya kamu sama sekali tidak mengenal putrimu. Soo Hyun memang selalu berani. Akhirnya dia kembali menjadi dirinya sendiri. Tapi aku masih cemas Taegyeong akan membuat masalah. Sepertinya mereka berusaha menghancurkan Soo Hyun lagi.” Kata Tuan Nam
“Sebagai ayahnya, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi.” Kata Tuan Cha. Tuan Nam pikir Sebentar lagi pemilihan umum jadi Tuan Cha tidak bisa bertindak.
“Pemilihan umum presiden memang penting, tapi anakku yang utama.” Kata Tuan Cha 


Jin Hyuk dan Woo Suk tak sengaja bertemu dilorong. Woo Suk bertanya apakah Jin Hyuk sudah makan. Jin Hyuk menjawab sudah. Woo Suk yakin Jin Hyuk akhirnya mengerti ucapan sebelumnya kalau mereka akan lebih sering bertemu.
“Kurasa itu tidak perlu terlalu dimengerti.” Kata Jin Hyuk. Woo Suk pikir Jin Hyuk belum mengerti.
“Apa mungkin karena masalah ini terlalu rumit bagi seorang pegawai? Sekarang ada banyak hal yang bisa kulakukan. Kau akan lihat apa kau suka atau tidak.” Kata Woo Suk seperti memperingati.
“Demi siapa Bapak melakukan ini? Kelihatannya ini hanya menguntungkan Bapak.” Ucap Jin Hyuk. Woo Suk membenarkan kalau Ini hanya demi keuntungannya.
“Hari itu, Bapak bilang masih mencintainya.” Kata Jin Hyuk, Woo Suk memuji Jin Hyuk masih mengingatnya.
“Apa seperti ini bukti cinta seseorang?” komentar Jin Hyuk. Woo Suk mengaku Ini keputusasaan.
“Aku tidak bisa hanya tinggal diam, lantas dengan putus asa aku berusaha melindungi apa yang kumiliki.  Entah keberanianmu atau usaha putus asaku. Salah satunya akan hancur.” Tegas Woo Suk
“Cara ini tidak benar... Bu Cha hidup untuk hotel ini “ tegas Jin Hyuk
“ Bu Cha Soo Hyun juga memberiku alasan untuk hidup. Apa pertanyaanmu sudah terjawab?” balas Woo Suk
“Aku tidak tahu seperti apa masa lalu atau perasaan Bapak sebelumnya. Aku tidak berani menilainya, tapi melukai orang lain secara sengaja sama sekali tidak terpuji.” Komentar Jin Hyuk.
Woo Suk ingin tahu kelanjutanya,  Jin Hyuk tahu kalau dirinya itu tidak sebanding dengan kekayaan atau kekuasaan Woo Suk, hanya pria 30 tahun biasa jadi akan melindunginya dengan caranya sendiri. Woo Suk pikir  Ada yang sama dan ada pula yang berbeda.
“Kau akan segera mengetahui apa yang sama dan apa yang berbeda.” Kata Woo Suk
“Kuharap Bapak pria yang punya akal sehat.” Balas Jin Hyuk. 

Soo Hyun duduk diruangan terlihat ragu untuk memberikan  "Tanda tangan, Presdir" lalu mengingat yang dikatakan waktu saat bersama dengan Jin Hyuk.
“Aku berikan semuanya... Hotel itu diberikan kepadaku sebagai tunjangan, tapi bagiku, itu segalanya.” Ucap Soo Hyun.
Soo Hyun terlihat kebingungan sendiri, dan akhirnya menyingkirkan berkas lalu berjongkok didepan jendela ruanganya, terlihat sangat frustasi dengan keadaanya sekarang.
Bersambung ke part 2 
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. Kenapa saya nyari episode 15-16 tidak ada hanya sampai episode 14 saja

    BalasHapus