Soo Hyun
sedang melihat berkas-berkas diatas meja, lalu mendengar ada bunyi bel
rumahnya. Saat itu Jin Hyuk memberikan kejutan dengan kantung yang dibawanya.
Soo Hyun tersenyum lalu membukana pintu. Jin Hyuk masuk rumah melihat Soo Hyun
yang tadi bekerja
“Ya...
Apa Kau sudah makan malam?” tanya Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku belum dan sengaja
datang untuk makan bersama pacarnya.
“Aku
punya sesuatu untuk ditunjukkan kepadamu... Ini Kejutan.” Kata Jin Hyuk
memberikan buket bunga.
“Bukankah
ini buket yang digunakan saat pemotretan?” ucap Soo Hyun kaget.
“Ya, kau
benar. Kau melihatku mengambil foto, kan? Fotografernya tiba-tiba harus pergi
ke UGD, jadi, aku yang mengambil foto sebagai gantinya. Aku sangat gugup.”
Ungkap Jin Hyuk
“Sepertinya
kau baik-baik saja.” Komentar Soo Hyun. Jin Hyuk pun mengakuinya.
“Apa kau
fotografer terbaik di Hongjae-dong?” goda Soo Hyun, Jin Hyuk membenarkan.
Jin Hyuk
pikir kalau buket bunganya itu indah dan menceritakan sempat bertanya apakah
boleh membawanya. Soo Hyun pikir itu Agar Jin Hyuk bisa memberikannya
kepadanya. Jin Hyuk membenarkan lalu meminta Soo Hyun memegangnya.
Soo Hyun
binggung Kenapa Jin Hyuk memintanya. Jin
Hyuk meminta agar bisa melihat Soo Hyun memegang buket bunganya. Soo Hyun hanya
bisa terdiam seperti tak begitu yakin. Jin Hyuk mengaku Hal yang bisa dipikirkan selama pemotretan
adalah bahwa Soo Hyun akan terlihat jauh lebih cantik daripada model.
“Lalu aku
berpikir, "Apa aku akan dipecat jika mengambil foto Bu Cha?" Tapi aku
masih sangat ingin mengambil fotomu. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya.
Setidaknya kau harus memikirkan ketulusanku.” Ucap Jin Hyuk merengek.
Soo Hyun
akhirnya memegang buket bunga ditanganya terlihat gugup. Jin Hyuk langsung
memujinya kalau Soo Hyun terlihat sangat cantik. Soo Hyun pikir mereka semua
memiliki sudut pandang yang objektif. Akhirnya Jin Hyuk berlutut di depan Soo
Hyun
“Datanglah
padaku seperti ini.. Aku tidak bisa lagi membayangkan hidup tanpamu karena itu
tidak mungkin. Mari kita hidup bersama untuk waktu yang sangat lama.” Ucap Jin
Hyuk menatap Soo Hyun dengan mata berkaca-kaca.
“Apa?
Kenapa kamu tidak menjawabku? Apa itu penolakan?” ucap Jin Hyuk heran
“Aku
harus meletakkan bunga ini dalam vas.” Kata Soo Hyun bergegas pergi ke dapur.
Jin Hyuk hanya bisa menatapnya. Soo Hyun mengiris vas dengan air lalu menaruh
bunga agar tak mati.
Tuan Kim
mengeluh anaknya kalau seharusnya pulang usai bekerja dan tidak perlu datang ke
tokonya. Jin Hyuk menganggap seperti berolahraga membawakan beberapa kotak
buah. Tuan Kim menyuruh anaknya untuk istirahat lalu mereka pun duduk bersama.
“Apa Dia
tidak mengatakan sesuatu? Maksudku, Bu Cha. Apa dia berkomentar setelah makan?”
tanya Tuan Kim
“Dia
sangat menyukainya... Dia bertanya apakah keluargaku selalu menyenangkan dan
ramah... Dia iri.”ungkap Jin Hyuk
“Ayah yakin
kau sudah mengetahui ini, tapi dia sangat berani untuk datang. Sejujurnya, ayah
cukup khawatir... Fotomu dan dia terus bermunculan di internet. Lalu kau
tiba-tiba ditempatkan di Sokcho tanpa alasan jelas. Ketika perusahaan mengirimmu
ke Sokcho, ayah cukup kesal. Ayah tidak mengerti kenapa mereka mengirim anakku
yang berharga ke Sokcho begitu dia bergabung dalam perusahaan itu.” Ungkap Tuan
Cha.
“Bukan Bu
Cha yang mengirimku ke sana.” Kata Jin Hyuk menenangkan.
“Ayah
marah terlepas dari siapa yang mengirimmu. Tapi setelah dia datang ke rumah
kita, ayah mulai merasa lebih tenang. Apa nama perusahaannya? Taegyeong, kan?”
ucap Tuan Cha
“ Ayah
membaca begitu banyak artikel yang mengatakan dia tidak muncul pada hari
peringatan kematian ketua. Dia mungkin tahu itu akan terjadi, tapi dia tetap
datang.” Kata Tuan Cha tak percaya
“Itu
sebabnya aku bersyukur sekaligus menyesal.” Ucap Jin Hyuk
“Sebenarnya
ayah frustrasi saat kamu minta ayah mendukung keputusanmu, tapi ayah putuskan sepenuhnya
mendukungmu mulai sekarang.” Kata Tuan Cha.
Jin Hyuk
mengucapkan terimakasih pada ayahnya, karena
sangat khawatir tapi sangat menyukainya dan tidak bisa lagi membayangkan
hidup tanpanya. Ia mengaku benar-benar khawatir kalau Ayah dan Ibu mungkin
tidak menyetujuinya jadi mengucapkan Terima kasih.
“Jika kau
sangat berterima kasih, aturlah semua buahnya.” Ejek Tuan Kim. Jin Hyuk pun
setuju akan mengatur semuanya.
Saat itu
diluar toko, Nyonya Kim terlihat shock mendengar pembicaraan anak dan
suaminya. Nyonya Kim duduk di ruang tv
masih terlihat gugup, Jin Hyuk akhirnya pulang, Nyonya Kim berusaha tenang
bertanya apakah lapar dan ingin makan apa. Jin Hyuk menolak karena sudah makan.
“Kau
pasti kelelahan. Kau harus tidur.” Ucap Nyonya Kim.
“Ada
sesuatu yang ingin kukatakan kepada Ibu.” Kata Jin Hyuk dengan wajah serius.
“Apa ini
mendesak? Ibu sedikit lelah hari ini.” Tanya Nyonya Kim gugup.
“Ibu,
apakah Ibu percaya padaku?” tanya Jin Hyuk, Nyonya Kim heran Jin Hyuk yang
bertanya seperti itu.
“Astaga,
ibu sangat lelah hari ini.” Kata Nyonya Kim mencoba menghindar. Jin Hyuk pun
menawarkan diri untuk memijatnya.
“Ibu
yakin kamu lebih lelah... Kau harus mandi dan tidur.” Kata Nyonya Kim masuk
kamar karena harus tidur lebih awal. Jin Hyuk terlihat binggung dengan sikap
ibunya.
Tuan Choi
terlihat sangat semangat kalau hari ini adalah harinya lalu bertanya Bagaimana suara untuk Bu Cha menurut
perkiraanya pada Woo Suk yang berjalan dilorong. Woo Suk pikir Jika a sudah
tahu jawabannya itu namanya korupsi
“Seseorang
selalu dapat memprediksi.” Kata Woo Suk
“Beberapa
anggota dewan sudah ingin memberi selamat kepadamu.” Ungkap Tuan Choi
“Aku
ingin mendapatkan daftar nama-nama itu.” Kata Woo Suk
“Aku
yakin mereka akan ada di sana ketika kita merayakan kemenanganmu.” Kata Tuan
Choi
Keduanya
masuk ruang rapat, Tuan Choi mengucapkan terima kasih telah bergabung di tengah
jadwal sibuk dan mengaku ingin membuat
beberapa pengumuman sebelum dimulainya pemungutan suara untuk Presdir Cha Soo
Hyun...
“Sebelum
itu, ada masalah penting yang harus kita selesaikan.” Kata Soo Hyun akhirnya
masuk ruangan dengan Sek Jang
“Kita
bisa membahasnya setelah pemungutan suara.” Kata Tuan Choi. Soo Hyun pikir Ini
tidak akan lama lalu meminta sesorang masuk.
Tuan Choi
melotot kaget melihat Tuan Lee yang masuk, Tuan Lee sempat melirik Tuan Choi
akhirnya dengan berani Pertama-tama, ingin meminta maaf kaena dibutakan
sementara dan membuat kesalahan besar. Tuan Choi makin gugup, Soo Hyun pun
hanya diam menunggu.
“Mengenai
insiden hotel Kuba, aku membujuk Pak Kim Jin Tae. Aku memintanya untuk mengirim
email yang dapat membatalkan pembangunan hotel, lalu mengundurkan diri.” Akui
Tuan Lee.
“Apa Dia
ada di balik insiden itu? Kenapa kau melakukan hal seperti itu?” tanya
pertinggi hotel.
“Direktur
Choi Jin Chul menyuruhku melakukannya.” Ucap Tuan Lee berani. Semua kaget
mendengar nama Tuan Choi seperti tak percaya
“Karena
itu, aku menuntut permintaan maaf dari Direktur Choi Jin Chul. Jika kau
menyesali kesalahanmu dan memberikan permintaan maaf, maka aku akan
mengakhirinya sampai di sini.” Ucap Soo Hyun melihat Tuan Choi tertunduk malu.
“Apa kau
pikir hanya aku yang ada di balik ini?” kata Tuan Choi masih tetap angkuh
“Aku
memberimu kesempatan.” Kata Soo Hyun menahan amarah, Woo Suk hanya diam saja.
“Jika aku
yang memerintahkan Pak Lee, menurutmu siapa yang memerintahkanku?” kata Tuan
Choi malah menantang.
“Apa
sesulit itu meminta maaf dengan tulus kepadaku?” kata Soo Hyun.
“Aku
hanya disuruh.”akui Tuan Choi. Soo Hyun bertanya siapa yang menyuruhnya. Tuan
Choi tak bisa berkata-kata.
“Terkait
tindakan Direktur Choi, aku akan serahkan kepada Presdir Jung Woo Suk dan anggota
dewan untuk memutuskan. Aku juga akan menunggu hasilnya tentang masalah lain.”
Ucap Soo Hyun lalu berjalan keluar ruangan. Tuan Choi melirik Woo Suk seperti
meminta perlindungan.
“Insiden
ini terjadi sebelum aku ditunjuk, jadi, dewan direksi yang harus membuat
keputusan. Llau Aku pikir sebaiknya membahas perpanjangan Bu Cha lain kali
saja.” Ucap Woo Suk lalu keluar ruangan.
Tuan Choi tak bisa berkata-kata karena tak ada yang membelanya.
Hye In
yakin semua petinggi hanya diam, tapi berpikir rumor sudah menyebar dan Pak Lee
akan berada dalam masalah. Jin Hyuk mengaku sudah melihatnya pagi ini dan Tuan
Lee yang tampak berantakan karean Pasti
berat baginya.
“Aku
kagum dengan Bu Cha... Kalau aku ada diposisi dia maka akan langsung
memecatnya. Bagaimana dia bisa mengirimnya ke Kuba sebagai manajer tim?” ucap
Hye In heran
Jin Hyuk
terdiam mengingat pembicaran dengan Soo Hyun sebelumnya
“Seseorang
melakukan hal sangat jahat padaku dan anggap saja aku sangat menderita
karenanya, tapi kemudian aku mengetahui siapa dia. Menurutmu aku harus
bagaimana?” ternyata itu masalah tentang
Tuan Lee
“Apa yang
akan terjadi pada Direktur Choi?” tanya Hye In. Jin Hyuk tak tahu dan mengajak
pergi kembali ke ruangan.
Saat
berjalan dilorong, Jin Hyuk dan Hye In tak sengaj bertemu dengan Tuan Choi,
wajahnya terlihat menahan amarah dan frustasi.
“Aku
pikir aku akan bertahan lebih lama daripada kau, tapi dunia berubah dengan cara
yang menarik. Jangan berharap perang ini berakhir hanya karena aku mundur.”
Kata Tuan Choi memperingati lalu berjalan pergi.
“Dia
sangat menyebalkan sampai akhir.” Komentar Hye In marah, Jin Hyuk tak ingin
mengubrisnya lalu mengajak Hye In pergi saja.
Soo Hyun
ada di ruangan menelp seseorang untuk mengajak bicara. Sek Jang masuk ruangan.
Soo Hyun meminta agar Sek jang meluangkan waktu malam ini. Sek Jang heran
melihat sikap Soo Hyun yang yakin kalau
ada waktu malam ini.
“Apa kau
punya rencana?” tanya Soo Hyun binggung. Sek Jang mengelengkan kepala dan ingin
tahu kenapa mengajaknya pergi.
“Mari
makan.” Kata Soo Hyun, Sek Jang ingin tahu dimana. Soo Hyun menjawab Di
rumahnya.
“Baik,
lalu makanan apa yang harus aku siapkan?” tanya Sek Jang. Soo Hyun meminta agar
Sek Jang datang saja.
“Aku berencana
untuk membuat sesuatu dan kau Ajaklah Pak Nam. Dia mencari tahu tentang Pak
Choi. Aku harus berterima kasih padanya.” Kata Soo Hyun dengan senyuman. Sek
Jang seperti tak percaya mengajak makan diluar saja.
“Datanglah
sekitar pukul 8 malam.” Kata Soo Hyun yakin tapi Sek Jang seperti masih
khawatir.
Seorang
wanita datang menemui Nyonya Kim karena sudah
lama tidak melihatnya jadi ingin memeriksa keadaanya dan tahu kalau suka
panekuk zukini. Nyonya Kim melihat kalau terlihat lezat dan mengucapkan
terimakasih karena merasa lapar.
“Wahh...
Kau membuatnya dengan sangat baik. Aku tidak bisa membuat yang renyah seperti
kau.” Puji Nyonya Kim
“Hei,
Yeon Ja... Bisakah kau memberi anakku pekerjaan di hotel itu? Ayolah, aku mohon
padamu.” Ucap si wanita. Nyonya Kim terdiam mendengarnya karena punya niat
sesuatu menemuinya.
Flash Back
Nyonya
Kim heran temanya itu meminta bantuan seperti itu kepadanya. Temanya tahu Jin Hyuk memiliki hubungan dengan
presdir jadi Pasti mudah baginya untuk masuk ke hotel itu.
Akhirnya
Nyonya Kim menelp hotel ingin tahu
kemana harus menelepon untuk berbicara
dengan presdir. Pegawia meminta maaf karena
tidak ditugaskan di kantor presdir dan tidak dapat menghubungka ke
saluran itu. Nyonya Kim pun menutup telp wajahnya terlihat sangat gelisah.
Jin Hyuk
sibuk menata meja memuji Soo Hyun yang memang koki yang andal dan tidak
menduganya. So Hyun menyuruh Jin Hyuk Beristirahatlah di sofa karean pasti
lelah. Jin Hyuk menolak karena hanya ingin membantu. Soo Hyun melihat Jin Hyuk pasti
lelah. Jin Hyuk pikir belum.
“Kita
memasak dan menata meja bersama. Rasanya sedikit berbeda. Kau bahkan pandai
memasak. Kau terlalu sempurna. Kapan kau belajar melakukan semua ini?” goda Jin
Hyuk memuji. Soo Hyun hanya tersenyum
“Sudah
saatnya mereka tiba.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk akan menelp tapi terdengar bunyi
bel rumah.
Semua
sudah duduk dimeja makan, Soo Hyun mengucapkan Terima kasih pada Tuan Nam
karena semuanya beres berkatnya. Tuan Nam merasa kalau tidak melakukan apa pun tapi akhirnya bangga
kalau dirinya hebat. Soo Hyun membenarkan lalu mengucapkan terima kasih.
“Kini aku
percaya kau mantan wartawan.” Komentar Sek Jang. Tuan Nam pikir sudah sering
dikatakan dan Sek Jang baru percaya. Sek Jang pikir dirinya orang yang
skeptis...
“Lalu Jin
Hyuk, apa kau memasak bersamanya?” ucap Tuan Nam
“Tidak,
aku hanya membantu menyiapkan bahannya.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun pikir Sebenarnya
itu lebih merepotkan.
“Memang
begitu... Tugas pemula di restoran adalah mengupas bawang bombai.” Kata Tuan
Nam ikut memuji
“Apa ini
saatnya saling memuji? Kau bilang "Kau bekerja keras, Bu Cha."
"Tidak, Jin Hyuk. Kau bekerja lebih keras." Astaga... Kubilang kita
makan di luar saja.” Ucap Sek Jang kesal
“Ini
keinginanku. Apa Sulit bagimu menurutinya?” keluh Soo Hyun. Sek Jang heran
karena ini keinginan Soo Hyun
“Apa kau Makan
doenjang-guk dan paket sajian Korea?” komentar Sek Jang. Jin Hyuk membela kalau
sepertinya ini sajian lengkap Korea.
“Baiklah.
Kalian memang serasi.” Keluh Sek Jang, Tuan Nam mengejek kalau Sek Jang iri
menyuruh agar menikah saja.
Mereka
akhirnya mulai makan, Sek Jang memuji sup yang enak lalu berkomentar kalau
keinginan Soo Hyun agak terlalu sederhana, Soo Hyun pikir ini tidak sederhana dan sulit baginya.
Sek Jang bertanya apakah maksudnya nemasak atau bicara dengan mereka.
“Menyiapkan
makanan untuk orang yang kupedulikan dan membaginya di meja ini terasa sulit
bagiku. Sebagai keinginan, bukankah itu cukup bagus?” ucap Soo Hyun. Sek Jang
berkaca-kaca mendengarnya.
“Sejujurnya,
aku agak kesal.” Kata Tuan Nam, Jin Hyuk ingin tahu soal apa.
“Ini kali
pertamaku kemari sejak Bu Cha pindah. Wah... Ini sudah berapa lama? Mungkin
Bertahun-tahun. Jika dia mendadak mengundangku makan malam, aku harus kesal
atau tidak?” ucap Tuan Nam menyindir
“Jika itu
aku, aku tidak akan begitu kesal.” Jawab Jin Hyuk membela. Tuan Nam kesal
karena tak dapat pembelaan.
“Kau
menanyai orang yang salah. Seharusnya kau menanyai aku.” Komentar Sek Jang
“Aku tahu
perasaanmu. Seharusnya aku mengundangmu lebih awal. Nikmatilah makan malammu
dan lupakan dendammu.” Kata Soo Hyun
“Tetap
saja, aku tidak menyangka makan seperti ini dan menyenangkan. Kau banyak
berubah, tapi Perlahan saja.” Ucap Sek Jang seperti khawatir.
“Apa Menurutmu
dia berubah? Dia hanya kembali.” komentar TuanNam. Sek Jang mengeluh meminta
agar jangan mengundangku bersama Pak Nam karena Dia menyebalkan.
“Tapi Bukankah
bajumu terlalu nyaman?” komentar Sek Jang, Soo Hyun pikir tak ada yang salah
karena mereka makan di rumah.
“Bukankah
seharusnya aku memakai baju yang nyaman?” kata Soo Hyun, Sek Jang akhirnya
meminta agar meminjamkan baju karena ingin makan dengan nyaman.
Soo Hyun
tersenyum akan meminjamkan setelah mereka makan. Sek Jang ingin tahu apakah Soo
Hyun punya baju untuk Pak Nam. Tuan Nam mengeluh kalau Sek Jang pasti berpikir akan
merasa nyaman jika memakai baju Soo Hyun. Seperti mereka makan malam seperti
keluarga untuk Soo Hyun selama ini yan membantu.
Nyonya
Kim duduk diam seperti sangat memikirkan nasib anaknya, lalu teringat kembali
saat anaknya, apakah Jin Hyuk yakin Bu Cha tidak bisa datang karena pekerjaan,
padahal tahu kaalu Dae Chan meminta Sekretaris Jang untuk menggantikan shift
kerjanya.
Akhirnya
Nyonya Kim bergegas didapur memasukan sirup jeruk kedalam toples. Tuan Kim
sedang sibuk menonton Tv, diam-diam Nyonya Kim membawa sebuah selembar surat
dalam tas yang dibawanya. Tuan Kim melihat istrinya pergi bertanya mau kemana.
“Aku akan
pergi Ke rumah tetangga... Sirop jeruk ini sangat nikmat.” Ucap Nyonya Kim.
tuan Kim seperti tak rugi.
Dae Chan
mengajak Ibu Jin Hyuk untuk masuk karena Cuacanya dingin, Nyonya Kim menolak
karena harus langsung pergi lalu meminta tolong pada Dae Chan untuk memberikan
tasnya kepada sekretaris itu. Dae Chan binggung bertanya apakah maksudnya
Sekretaris Jang.
Nyonya
Kim membenarkan, Dae Chan ingin tahu Apa ini. Nyonya Kim meminta agar Dae Chan
memberitahu Sek Jang untuk memberikan pada Soo Hyun. Dae Chan bingung dan kaget. Nyonya Kim pun meminta agar jangan memberi tahu Jin Hyuk dan Jin Myung
soal ini. Dae Chan menganguk mengerti.
Jin Hyuk
membersihkan meja, lalu melihat Soo Hyun membersihkan lantai akan membantunya.
Soo Hyun menolak karena hampir selesai lalu menaruh vacum cleaner. Jin Hyuk
akhirnya duduk disofa. Soo Hyun merasa kalau
Hari ini sangat sibuk dan kelelahan.
Jin Hyuk
langsung menunjuk ke arah pahanya agar berbaring. Soo Hyun hanya tersenyum lalu
akhirnya membaringkan kepalanya di pangkuaan pacarnya. Jin Hyuk pikir tempat
ini serasa miliknya dan Rumah Soo Hyun
juga sangat nyaman.
“Menurutku
kamarmu lebih nyaman dan menyenangkan.” Kata Soo Hyun
“Kamarku
juga bagus tapi Karena kamarnya kecil, kita harus berdekatan.” Kata Jin Hyuk.
Soo Hyun pikir Saat ini mereka juga berdekatan.
“Apa Kau
tahu aku sibuk berada dalam radius 10 cm darimu?” kata Jin Hyuk mengoda dengan
mendekatkan wajahnya. Soo Hyun mengaku tahu.
“Hari ini
kau menghampiriku lebih dahulu dan membantuku. Kau bisa diandalkan.” Puji Soo
Hyun
“Jika aku
bisa diandalkan, kenapa kau tidak menjawabku?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun bertanya
mengenai apa.
“Aku
memintamu untuk mendampingiku dalam waktu yang sangat lama. Tapi kau selalu
mengindariku.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun akhirnya duduk menatap Jin Hyuk.
“Aku
cukup pandai membuat hidangan Italia.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk mengeluh Soo
Hyun yang menghindar lagi.
“Aku
bahkan bisa memasak hidangan Tiongkok serta hidangan Jepang. Aku belajar
memasak semua menu itu saat masih menjadi anggota keluarga Taegyeong.” Ucap Soo
Hyun
“Lalu
kenapa? Pandai memasak itu bagus.” Komentar Jin Hyuk tak masalah.
“Jin
Hyuk... Sejak pergi ke rumahmu malam itu, aku terus bermimpi. Aku juga ingin
bahagia bersamamu di rumah itu. Suatu hari itu akan terwujud. Tapi Ada hal yang
terus menahanku. Kenanganku dan masa laluku.” Ungkap Soo Hyun
“Aku
memegang buket yang indah dan berdiri di hadapanmu di dalam mimpiku. Tapi aku
tidak tahu apa aku boleh memimpikan soal itu. Mungkin aku terlalu serakah dan
itu membuatku sedikit bingung.” Kata Soo Hyun seperti tak yakin. Jin Hyuk
langsung berlutut di depan Soo Hyun.
“Aku bertemu
seorang wanita di Kuba. Aku tidak tahu namanya atau seperti apa sifatnya. Tapi,
di hari pertama kami berjumpa, aku ingin tahu apa dia punya kekasih, Kuharap
dia masih sendiri.” Akui Jin Hyuk
“Orang
bernama Cha Soo Hyun adalah orang yang sama di hari itu. Orang pertama yang
meninggalkan kesan mendalam di hatiku. Pengalamanmu di masa lalu tidaklah
penting bagiku Karena Cha Soo Hyun adalah orang yang kucintai. Aku hanya ingin
bersamamu setiap hari. Itulah harapanku setiap hari.” Ucap Jin Hyuk
berkaca-kaca
Soo Hyun
berpikir apakah bisa mewujudkannya. Jin Hyuk ingin mengajak Soo Hyun agar
melakukanya. Soo Hyun pun setuju untuk bersama melakukannya. Keduanya saling
menatap lalu berdiri dan berpelukan dengan erat, keduanya seperti sudah yakin
dengan pilihan mereka.
Esok pagi
Soo Hyun
menatap buket bunga di atas meja, lalu meminat Sek Jang agar bisa mengawetkan
bunganya. Sek Jang terlihat binggung dengan permintaan Soo Hyun untuk
Mengawetkan. Soo Hyun mendengar zaman sekarang orang memakai bahan kimia untuk
mengawetkan bunga.
“Ohh... Begitu.
Aku pernah dengar soal itu. Berikan kepadaku.” Kata Sek Jang lalu memberikan
tas diatas meja. Soo Hyun bingung apa yang dibawanya.
“Ibu Pak
Kim Jin Hyuk memberikan ini untukmu... Aku tidak menerimanya sendiri tapi Pemilik
Siput Bulan Chan mengirimkannya.” Kata Sek Jang. Soo Hyun menganguk mengerti
wajahnya terlihat tersenyum.
Soo Hyun
membuka melihat isi toples sirup jeruk lalu ada surat diatasnya.
“Maaf aku
menghubungimu dengan cara ini. Aku ingin bertemu denganmu, tapi entah bagaimana
caranya. Aku akan berterima kasih jika kamu menghubungi nomor ini.”
Akhirnya
Soo Hyun sudah menunggu disebuah restoran, Nyonya Kim datang meminta maaf
karena Soo Hyun yang sibuk dan pasti terkejut karena meminta menghubunginya.
Soo Hyun tak masalah karena sudah menerima sirop jeruk dari ibu Jin Hyuk dan
mengucapkan terimakasih.
“Begini, aku
bukan orang yang bertele-tele.” Kata Nyonya Kim. Soo Hyun pun mempersilahkan
agar mengutarakanya.
“Bu
Cha... Maaf... Aku sungguh minta maaf... Tapi tolong akhiri hubunganmu dengan
putraku.” Ucap Nyonya Kim. Soo Hyun kaget mendengarnya.
“Tetanggaku
datang untuk bertanya apa Jin Hyuk bisa membantu putranya dipekerjakan di Hotel
Donghwa. Aku memintanya pergi dan bilang bahwa itu tidak masuk akal... Tapi
inilah pendapat tetanggaku. Mereka mengira Jin Hyuk tidak dipekerjakan melalui
jalur resmi. Mereka bilang dia dipekerjaka karena hubungan kalian. Itu tidak
benar, kan?”ucap Nyonya Kim
“Tidak
perlu diragukan lagi, tapi kini kami harus menjelaskan itu kepada orang... Bu
Cha, aku tahu kau pasti sangat kecewa. Begini, aku hanya ingin keluargaku
kembali seperti dahulu dan menjalani kehidupan yang tenang dan bahagia.” Ucap
Nyonya Kim akhirnya tak bisa menahan tangis.
“Tapi
orang di posisimu tidak akan... Kau tidak akan menikah dengan putraku, kan? Berkencan
tidak selalu mengarah ke pernikahan. Tapi Bu Cha, kau dan putraku dari dua
dunia yang berbeda.” Ucap Nyonya Cha. Soo Hyun hanya diam akhirnya menangis.
“Aku bukan
orang yang sangat pengertian. Aku merasa gelisah dan sangat menderita. Aku
cemas putraku akan patah hati dan digosipkan dalam waktu lama. Batinku tersiksa
karena itu.” Kata Nyonya Kim
“Bu Cha, aku
sungguh minta maaf soal ini... Tapi kumohon akhiri hubunganmu dengan putraku.”
Kata Nyonya Kim. Soo Hyun hanya bisa
menangis dengan wajah tertunduk.
Sementara
Jin Hyuk sedang sibuk berbuat sesuatu lalu mengungkapkan tidak bisa lagi membayangkan hidup tanpa Soo
Hyun dan mengajak untuk hidup bersama untuk waktu yang sangat lama.
“Aku
mencintaimu, Soo Hyun.” Ungkap Jin Hyuk yang yakin, tapi Soo Hyun hanya bisa
menangis karena Ibu Jin Hyuk tak menyetujui hubungan mereka.
Bersambung
ke episode 14
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
sediiih bgt....moga happy ending
BalasHapussemangat mba dee nulis sinops smp tamat yaaa....ditunggu loh hehe
BalasHapusMeweeeek bgt di episode ini 😭😭😭😭😭😭
BalasHapus