PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
Tuan Kim
duduk bersama dengan istrinya tak percaya kalau Nyonya Kim sungguh bertemu dengan Soo Hyun dan meminta untuk putus dengan Jin Hyuk.
Nyonya Kim mengaku ini karena dirinya bukan orang yang sangat pengertian.
“Aku
tidak tahan melihat Jin Hyuk terluka.” Ucap Nyonya Kim
“Apa kau
tidak peduli dengan perasaannya?” keluh Tuan Kim dengan sikap istrinya.
“Aku
melakukan itu karena tahu Jin Hyuk tidak akan pernah menyerah. Dia tidak pernah
ragu begitu membuat keputusan. Jika dia membuat keputusan untuk menempuh jalan
tertentu, maka kau harus membantunya. Jika tidak dapat membantunya, kau
setidaknya bisa tetap diam. Kenapa kau melakukan itu?” ucap Tuan Kim marah
“Aku
tidak menyesalinya... Begitu waktu berlalu, semuanya akan mereda. Aku tidak
bisa membiarkan mereka melangkah lebih jauh, Sayang.” Kata Nyonya Kim
“Jin Hyuk
mungkin sedang menderita, tapi dia akan melupakan segalanya seiring waktu
berlalu. Begitu dia menikah dan memiliki anak sendiri, ingatannya tentang momen
ini akan menjadi samar-samar.” Ucap Nyonya Kim
“Apa kau
pikir dia mampu melakukan itu? Apa kau pikir dia bisa hidup seperti itu? Apa kau
tidak kenal anakmu sama sekali?”ucap Tuan Kim bijaksana.
“Baiklah.
Katakanlah mereka terus saling bertemu. Bagaimana jika mereka akhirnya putus? Maka
Jin Hyuk akan menjadi satu-satunya yang terluka... Sayang, aku bahkan tidak
meminta banyak. Aku hanya ingin hidup normal seperti yang selalu kita jalani. Meskipun
kita tidak selalu berlimpah dengan makanan atau uang, kita selalu dapat hidup
dengan tersenyum. Begitulah caraku ingin hidup.”ucap Nyonya Kim menahan tangis.
“Dahulu
ketika anak-anak kita masih kecil, kita bahkan tidak punya cukup uang untuk
membuka toko. Jadi, kita harus berjualan buah di kios. Aku harus pergi ke pasar
buah, dan kau harus bangun pagi untuk membuka kios.” Cerita Tuan Kim
“Meskipun
Jin Hyuk baru berusia tujuh tahun, dia membantu kita merawat adiknya saat fajar
tiba. Jin Hyuk bertahan melalui semua masa sulit itu demi kita. Kenapa tidak
melakukan hal yang sama padahal kau orang tuanya?”keluh Tuan Kim
“Aku bisa
menahan segalanya... Tidak ada yang tidak bisa aku lakukan untuk anakku. Tapi
dalam kasus ini, Jin Hyuk akhirnya akan menjadi satu-satunya yang terluka. Itu
jelas sekali.” ucap Nyonya Kim bersikukuh.
“Sayang...
Kau membuat kesalahan saat ini.” Ucap Tuan Kim. Nyonya Kim yakin kalau dirinya akan dihukum untuk itu.
“Apa kau
pikir aku merasa nyaman? Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa Bu Cha juga terluka
sekarang? Aku akan dihukum karena menghancurkan hatinya. Tapi aku tidak bisa
membiarkan Jin Hyuk terluka. Aku akan dihukum atas segalanya.” Ucap Nyonya Kim
menangis.
Jin Hyuk
terdiam didepan pintu, ternyata sebelumnya Nyonya Kim yang meminta agar Soo
Hyun memutuskanya. Akhirnya Jin Hyuk memilih keluar dari rumahnya. Ia mengingat
yang dikatakan oleh Soo Hyun saat terakhir kali.
“Kita
satu-satunya yang bahagia. Aku juga sangat peduli padamu. Itu sebabnya aku
ingin mengakhiri hubungan kita sampai di sini.”
Akhirnya
Jin Hyuk mencoba menelp Soo Hyun tak tapi tak diangkat, akhirnya menelp Sek Jan
ingin tahu keberadan Soo Hyun. Jin Hyuk akhirnya
berlari ke dalam ruangan CEO dan melihat Soo Hyun akan pulang. Jin Hyuk
langsung berlari memeluknya, Soo Hyun kaget melhat Jin Hyuk datang langsung
memeluknya.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku kalau kau bertemu ibuku?” ucap Jin Hyuk memeluk erat
Soo Hyun, Soo Hyun Hyun mendorong Jin Hyuk dengan cincin yang sudah dilepas.
“Bukan
itu alasanku berpisah denganmu. Aku sudah memutuskan. Jadi, janganlah membuatnya
lebih menyakitkan daripada yang sudah ada.” Ucap Soo Hyun
“Bagaimana
itu mungkin? Bagaimana tidak menyakitkan jika aku tidak bisa melihatmu lagi?”
kata Jin Hyuk. Soo Hyun menatap dengan tatapan berkaca-kaca
“Dia
hanya butuh waktu sama seperti kita. Setelah waktu berlalu, yang tersisa di antara
kita hanyalah kasih sayang. Jadi, mari kita tunggu dan beri waktu. Ibuku..”
kata Jin Hyuk dan disela oleh Soo Hyun .
“Ibumu
membuatkanku sirop jeruk. Itu sangat sederhana dan manis. Itu sesuatu yang tidak
bisa dibeli oleh siapa pun dengan uang. Bagaimana aku bisa merusak sesuatu yang
begitu berharga? Aku tidak bisa melakukan itu, Jin Hyuk.” Kata Soo Hyun
“Soo
Hyun... Wartawan menulis artikel tentang keluarga kami bahkan ketika kami
berkumpul untuk makan. Orang-orang menggosipkanku ketika aku makan ramyeon
denganmu. Kau ingat itu, bukan? Sekacau itulah keluarga kami.” Cerita Jin Hyuk
“Apa kau
benar-benar berpikir bahwa sirop jeruk sederhana dan manis cocok untukku?” ucap
Soo Hyun
“Apa kau
pikir aku mencintaimu karena kamu presdir Hotel Donghwa? Apa kau pikir aku
tertarik padamu karena ayahmu adalah seorang politisi kompeten?” ucap Jin Hyuk
marah
“Tidak,
dan kau tahu itu... Fakta bahwa kita berasal
dari keluarga yang berbeda tidak dapat menjadi alasan untuk putus... Setiap
orang berbeda... Cinta adalah tentang dua orang berbeda yang semakin mirip.
Tolong jangan lakukan ini... Aku tidak bisa merelakanmu.” Kata Jin Hyuk
menangis.
“Aku
tidak sanggup melihatmu atau orang-orang yang berharga bagimu perlahan
kelelahan karena aku. Kurasa itu akan lebih menyakitkan daripada tidak bisa
melihatmu... Maaf... Sepertinya aku tidak akan sanggup.” Kata Soo Hyun akan
berjalan pergi
Jin Hyuk
menahan tangan Soo Hyun agar tak pergi, tapi Soo Hyun melepaskanya. Jin Hyuk
pun menangis tersedu-sedu karena akhirnya harus putus dengan orang yang paling
dicintainya. Soo Hyun pun pergi ke sungai Han untuk menenangkan diri dengan
menahan tangisnya.
Akhirnya
Jin Hyuk berjalan pulang mengingat yang dikatakanya “Apa Kau sungguh berpikir bahwa sirop jeruk
sederhana dan manis cocok untukku? Kurasa itu akan lebih menyakitkan daripada
tidak bisa melihatmu. Maaf... Sepertinya aku tidak akan sanggup... Aku sudah
memutuskan. Jadi janganlah, membuatnya lebih menyakitkan daripada yang sudah
ada.”
Jin Hyuk
tak bisa menahan rasa sedihnya kembali menangis di trotoar. Sementara Soo Hyun
menenangkan diri berjalan di pinggir sungai Han.
“Kau
pasti tidak bisa memahaminya. Tapi pada waktunya, semoga kamu bisa memahamiku. Sekalipun
itu tidak akan terjadi, tidak apa-apa. Tidak apa-apa sekalipun aku tetap
menjadi orang jahat.” Gumam Soo Hyun.
Jin Hyuk
pulang ke rumah melihat ibunya berbaring di sofa, teringat ucapan Nyonya Kim
sambil menangis “Aku akan dihukum untuk itu. Apa kau pikir aku tidak tahu bahwa
Bu Cha juga terluka sekarang? Aku akan dihukum karena menghancurkan hatinya. Tapi
aku tidak bisa membiarkan Jin Hyuk terluka.”
Nyonya
Kim seperti tertidur pulas, Jin Hyuk menarik selimut untuk ibunya lalu masuk
kedalam rumah. Nyonya Kim membuka matanya dan langsung menghapus air matanya,
seperti tindakanya penuh penyesalan.
Nyonya
Kim menyiapkan makan di meja makan, Jin Hyuk memasang dasi dan masih mengunakan
cincing ditanganya, ibunya memanggil agar sarapan. Jin Hyuk terlihat marah
mendengar ucapan ibunya karena sikapnya yang tak mendukung hubunganya.
Tuan Kim
akhirnya mengetuk pintu kamar anaknya, Jin Hyuk membuka pintu dengan wajah
senyuman. Nyonya Kim masih terasa canggung walaupun mereka duduk bersama di
meja makan. Jin Hyuk melihat ibunya yang masak
Sup pollack kering.
“Apa tadi
malam Ayah minum-minum?” tanya Jin Hyuk. Tuan Cha mengaku tidak.
“Ada
banyak pollack yang tersisa.” Ucap Nyonya Kim, Jin Hyuk pun makan dengan penuh
senyuman tanpa mau memperlihatkan rasa kecewanya.
Nyonya
Jin duduk di ruang tengah mengaku tidak punya
tenaga untuk bicara lama. Soo Hyun memberitahu Ada galeri seni kecil di pasar
di Samcheon-dong dan Tempat itu bagus untuk dikelola oleh satu orang. Nyonya
Kim merasa Soo Hyun tidak tahu situasi ayahnya saat ini.
“Kenapa
kau membahas hal itu?” keluh Nyonya Jin kesal melihat sikap anaknya.
“Kupikir
pasti menyenangkan jika Ibu bisa mengelolanya.” Ucap Soo Hyun.Nyonya Jin tak
mengerti yang dikatakan oleh anaknya.
“Sekarang
bukan saatnya memikirkan itu.”ucap Nyonya Jin, Soo Hyun mengaku tahu Ibunya
suka seni.
“Ibu
tidak punya tenaga untuk membahas masa lalu. Saat masih kecil, aku ingat Ibu
mengajakku ke pameran saat Ibu kesal dan melihat karya seni dalam waktu lama.”
Ucap Soo Hyun
“Ibu
sudah tidak tahu soal itu.” Kata Nyonya Jin sinis
“Dahulu
Ibu orang yang keren. Ibu pasti berpikir aku belajar jurnalisme untuk menjadi
seperti Ayah, kan? Aku mempelajari itu karena mengagumi Ibu sebagai pembaca
berita. Setiap kali Ibu tampil di berita pagi, aku menonton Ibu.” Cerita Soo
Hyun
“Aku
ingin Ibu menjadi keren lagi. Pertimbangkan soal mengelola galeri.
“Sudah
lama sejak ibu berhenti memimpikan kehidupan seperti itu.” Ucap Nyonya Kim
kecewa
“Ibu bisa
memulai dari awal sekarang. Aku akan membantu Ibu.” Kata Soo Hyun menyakinkan.
“Apa Kau
tidak membenci Ibu? Kenapa kau melakukan ini?”tanya Nyonya Kim
“Karena
Ibu adalah ibuku dan aku putri Ibu. Aku pamit dahulu. Pikirkan soal itu.” Kata
Soo Hyun berjalan pergi.
Nyonya
Kim duduk diam teringat kembali yang dikatakan anaknya “Ibu adalah ibuku dan
aku putri Ibu” tapi ia yang mengatakan sebaliknya ada sang anak “Apa hubungan
penting bagimu? Nilai penting bagi ibu. Hiduplah sebagai anak yang berguna.” Akhirnya Nyonya Kim hanya bisa menangis.
Tuan Kim
melihat berita dari ponselnya "Anggota Kongres Cha mengaku menerima dana
politik ilegal" Nyonya Kim datang mengajak untuk makan siang. Tuan Kim pikir akan makan nanti.
Nyonya Kim pikir makan selagi hangat dari pada nanti sudah dingin.
“Kubilang
aku akan makan nanti.” ucap Tuan Kim seperti memirkirkan nasib orang tua Soo
Hyun.
“Kau
boleh menyalahkanku... Aku tidak mau Jin Hyuk bersama orang yang kisahnya
rumit.” Ucap Nyonya Kim
“Ini
bukan kisah, tapi kehidupan.”komentar Tuan Kim. Nyonya Kim tak ingin
membahasnya lagi mengajak untuk makan saja.
Tuan Park
memanggil Jin Hyuk untuk mengajak makan siang di luar. Jin Hyuk yang sedang
melamun tak mendengarnya. Tuan Park akhirnya memanggil lebih keras, Jin Hyuk
pun tersadar, Tuan Park pikir mungkin Jin Hyuk harus izin sehari karean tampak
kurang sehat.
“Ayo
makan sup tulang sapi. Aku yang traktir.” Ucap Tuan Park. Eun Ji juga ingin
ikut. Tuan Park akhirnya menolak.
“Bagaimana
jika kita keluar bersama? Bu Kim, mau ikut bersama kami?” ucap Eun Ji. Nyonya
Kim pun setuju
“Aku
sarapan terlalu banyak. Kalian pergi saja.” Ucap Jin Hyuk. Tuan Park mengeluh
karena Jin Hyuk bahkan tidak berselera makan.
Sun Joo
melihat sikap Jin Hyuk seperti curiga, Jin Hyuk menyakinkan kalau memang sudah sarapan
banyak dan kesulitan mencernanya. Sun Joo memikirkan sesuatu tentang Soo Hyun
Flash Back
Sun Joo
kaget dengan keputusan Soo Hyun akan pindah ke Kuba. Soo Hyunpikir ini proyek
besar dan berencana tinggal di sana hingga proyeknya selesai. Sun Joo pikir ada
Tuan Lee sudah ada di sana jadi tidak perlu tinggal begitu lama di sana.
“Aku akan
sering berkunjung kemari, Karena kau yang paling familier dengan bisnis hotel,
maka aku berencana memindahkanmu ke tim ketua. Aku akan merasa lebih tenang
jika kau menerima pekerjaan itu.” Ucap Soo Hyun
“Apa
maksud Ibu? Aku kurang cakap untuk jabatan itu. Para ahli sudah mulai mengerjakan
proyek kita di Kuba, Bu Cha.” Kata Sun Joo bingung
“Ikutlah
bersama kami.” Pinta Soo Hyun.
Akhirnya
Sun Joo tersadar kalau ada masalah juga dengan Jin Hyuk, akhirnya mereka pun
pergi makan siang tanpa Jin Hyuk.
Paman Woo
Suk tahu kalau Soo Hyun dalam kesulitan. Soo Hyun pikir ayahnya yang lebih
kesulitan. Paman Woo Suk ingin bicara, Soo Hyun merasa Tidak perlu bicara lagi
dan ingin tahu tujuan paman Woo Suk datang menemuinya.
“Soal
saham perusahaan Pak Jung. Kau tahu dia ambil semua saham dari pemegang saham
Taegyeong, kan? Dia berniat menyerahkan semua saham itu kepadamu. Bagaimana?”
ucap Paman Woo Suk
“Biarkan
saja.” Ucap Soo Hyun, Paman Woo Suk terlihat kaget menegaskan kalau woo Suk melakukan
ini untuk Soo Hyun.
“Aku tahu
itu... Bapak setuju, Pak Jung ditunjuk sebagai wakil presdir. Aku sudah tahu
alasannya.” Ucap Soo Hyun
“Apa kau
kesal?” tanya Paman Woo Suk. Soo Hyun mengaku paham alasan paman Woo Suk tidak
bisa memberitahunya.
“Karena
kau tahu semuanya, aku akan berkata jujur... Terimalah saham itu. Karena
Anggota Kongres Cha dan Taegyeong mengalami masalah, gugatan perebutan kembali
hotel itu akan percuma. Kau harus menerima peluang ini untuk mendapat lebih
banyak saham.” Ucap Paman Woo Suk
“Tidak.
Mendapat saham dan mengelola aset tidak penting bagiku. Kurasa bisa bekerja di
Donghwa lebih bermakna. Bisnis hotel memang berawal dari Taegyeong, biarkan
saja saham Pak Jung. Aku rasa tidak berhak menerimanya.” Ucap Soo Hyun
Jin Hyuk
duduk sendirian, Sun Joo datang memanggil Jin Hyuk mengajak untk makan bersama.
Jin Hyuk berpikir kalau Sun Joo kembali untuknya. Sun Joo mengaku tidak suka sup tulang sapi
dan mengajak duduk. Akhirnya mereka pun duduk bersama.
“Aku
punya pertanyaan pribadi... Bu Cha.. akan melakukan perjalanan bisnis jangka
panjang ke Kuba... Aku tidak memahaminya. Apa Ada masalah antara kau dan Bu
Cha? Dia ingin tinggal di Kuba hingga konstruksi itu selesai. Dia bukan orang
yang akan meninggalkan hotel ini begitu saja.” Ucap Sun Joo. Jin Hyuk terdiam
dan melonggo kaget.
Jin Hyuk
duduk memikirkanya, saat itu Soo Hyun duduk didalam ruangan menatap jam di
Havana. Tuan Nam datang menemui Soo Hyun, membahas kalau ayah Soo Hyun yang
sudah membuat keputusan besar, Soo Hyun mengaku sudah tahu.
“Tidak
sembarang orang bisa melakukannya. Setelah sampai sejauh itu sebagai politisi, tidak
sembarang orang bisa memutuskan hal itu.” Ucap Tuan Nam. Soo Hyun tahu
“Ayahmu
begitu berani, Kau tidak perlu cemas soal itu.” Kata Tuan Nam. Soo Hyun mengaku
baik-baik saja.
“Aku
hanya mencemaskan Ayah.” Kata Soo Hyun, Tuan Nam pun ingin tahu alasan Soo Hyun
putus dengan Jin Hyuk. Soo Hyun terlihat kaget.
“Mi Jin
memberitahuku. Sekalipun dia tidak memberitahuku, aku sudah berfirasat soal
itu.” Akui Tuan Nam
“Aku
putus bukan karena kejadian ayahku.” Akui Soo Hyun. Tuan Nam pikir Soo Hyun
tidak tahu ayahnya menemui Jin Hyuk, Soo Hyun kaget mendengarnya.
“Sebelum
pergi ke kejaksaan, dia menemui Jin Hyuk dan memintanya untuk menjagamu dengan
baik. Jika kau melakukan ini, bagaimana perasaan ayahmu? Dia tidak mau kau
hidup dengan menanggung beban. Itulah sebabnya dia bertindak.” Ucap Tuan Nam
Soo Hyun
terdiam mengingat yang dikatakan Jin Hyuk “Aku harus mendampingi dan
melindungimu. Itulah yang kujanjikan. Jadi, jangan bilang...Lantas, kenapa kau
meninggalkanku?
“Aku rasa
sikapku terlalu egois.” Komentar Soo Hyun. Tuan Nam mengeluh Soo Hyun yang
menanggung semuanya tapi berpikir kalau merasa egois
“Aku
hanya berpikir hidupku saja bisa membebani seseorang.” Ucap Soo Hyun menangis.
Jin Hyuk
duduk di halte bus, saat itu bus lewat tapi tak naik. Mobil Tuan Nam lewat tapi
Soo Hyun seperti berpura-pura tak melihatnya. Jin Hyuk akan pulang ke rumah
tapi akhirnya memilih pergi dan menemui Nyonya Lee agar tenang.
“Saluran
media sedang sibuk. Bagaimana keadaannya?” tanya Nyonya Lee
“Mungkin
ini masa tersulit baginya, tapi aku tidak bisa membantunya. Dia ingin
berpisah... Dia sudah memutuskanku.”cerita Jin Hyuk menahan tangis
“Bagaimana
denganmu?” tanya Nyonya Lee. Jin Hyuk pikir
sudah saatnya juga merelakan Soo Hyun
“Tunggulah
sebentar lagi. Mungkin dia hanya butuh waktu.” Saran Nyonya Lee
“Aku
ingin melakukan itu, tapi dia akhirnya membujukku. Aku pikir.. sudah membawanya
keluar dari kastel yang tinggi dan dalam. Tapi menilai dari ucapannya,
seakan-akan aku mengurungnya di kastel lainnya.” Ucap Jin Hyuk sambil
menangis. Nyonya Lee tak mengerti kastel
apa itu.
“Kastel
yang penuh rasa bersalah. Dia merasa membuat semua orang di sekitarnya
menderita. Itulah rasa bersalah yang dia rasakan. Jadi, dia dikurung oleh rasa
bersalah itu akan membuat cinta kami tidak berarti. Itulah sebabnya aku akan
merelakan dia.” Ungkap Jin Hyuk yang masih memakain cincin ditanganya.
Esok pagi
Soo Hyun
berjalan bersama dengan Sek Jang tak sengaja berpapasan dengan Jin Hyuk. Jin Hyuk
seperti gugup dan ingin menyapa tapi Soo Hyun seperti dingin. Ia teringat yang
dikatakan Sun Joo
“Dia akan
melakukan perjalanan bisnis jangka panjang ke Kuba. Dia ingin tinggal di Kuba
hingga konstruksi itu selesai. Dia bukan orang yang akan meninggalkan hotel ini
begitu saja.
“Lihatlah
betapa menderitanya kau.” Gumam Jin Hyuk melihat Soo Hyun.
“Jangan
terlalu terluka... Jin Hyuk, maaf.” Balas Soo Hyun berpapasan dengan Jin Hyuk.
Jin Hyuk
duduk di meja kerjanya akan menuliskan "Surat Pengunduran Diri, Tim Humas
Hotel Donghwa, Pegawai" Tapi seperti mulai ragu lalu melihat lembaran
kertas yang disimpan dibawah keyboard saat masuk ke kantornya.
"Semoga
sukses untuk kalian! Tim Humas Hotel Donghwa, Kim Jin Hyuk, semangat!"
Akhirnya
Jin Hyuk menuliskan "Surat Pengunduran Diri- Alasan aku akan meninggalkan
Hotel Donghwa adalah..." lalu teringat saat Jin Hyuk bertanya alasan Soo
Hyun menyukainya.
Flash
Back
“Aku
menyukaimu karena dirimu... Kau Kim Jin Hyuk dan tidak ada yang seperti kamu.”
Akui Soo Hyun
Jin Hyuk
pun dengan berani datang menemui Soo Hyun yang ada di Sokcho. Jin Hyuk membantu
Soo Hyun yanga tabrakan menegaskan kalau
boleh memarahiya dan meminta menurut agar membiarkan mengemudikan mobil.
“Aku
cemas kau akan terluka.” Ucap Soo Hyun menangis seperti ragu dengan hubunganya.
Jin Hyuk meminta agar Jangan takut
“Benarkah
kita bisa melakukan ini?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk pikir Soo Hyun akan
melakukannya sambil berlutut menyakinkan.
“Apa pun
yang terjadi, aku akan melindungimu. Kau hanya perlu berbahagia.” Saran Jin
Hyuk dengan senyuman yang bahagia.
“Terima
kasih telah jauh-jauh kemari untuk menemuiku.” Ucap Jin Hyuk saat melihat Soo
Hyun yang akhirnya membaca notenya di kuba.
“Tidak
perlu berterima kasih. Kau selalu melakukan ini untukku.” Kata Soo Hyun
Jin Hyuk
mengingat semua kenangan dan perjuangan mereka bersama, teringat kembali yang dikatakan saat
menempelkan note di Kuba.
“Jika di
sepanjang jalan kita menghadapi kesulitan yang harus kita tanggung, mari
melakukannya dengan mengingat kenangan kita sejak di Kuba.”
Akhirnya
Jin Hyuk pergi keluar dari ruanganya menelp seseorang. Soo Hyun hanya diam saja
melihat Jin Hyuk yang menelpnya. Jin Hyuk berjalan dilorong dengan wajah serius
dan Soo Hyun akan keluar ruangan kaget melihat Jin Hyuk akhirnya masuk
ruangannya.
Bersambung ke episode 16
Cek My Wattpad... Stalking
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Penasaraaaaaaaann.. Lnjut next episode pleaseeee.. :D
BalasHapusga sabar nunggu bsk pagi...eps terakhir,moga happy ending
BalasHapus.lihat di YouTube kayaknya happy ending
BalasHapus