PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
Jin Hyuk
mengandeng tangan Soo Hyun berjalan di toko, seperti tak percaya kalau
mereka datang ke restoran terkenal di Mangwon-dong, bahkan juga berkencan di toko buku. Ia pun mengajak
untuk pergi ke arena seluncur es sebelum musim dingin berakhir.
“Atau
kita bisa pergi bermain kereta luncur.”
Ucap Jin Hyuk bersemangat. Soo Hyun merasa enggan karena udaranya dingin.
“Tidak
akan dingin jika kita menggunakan
kompres pemanas. Ayolah.” Rengek Jin Hyuk. Soo Hyun pun setuju akhirnya
menuruni eskalotor.
Keduanya
minum coklat bersama, Soo Hyun dengan wajah serius ingin berbicara tapi Jin
Hyuk lebih dulu mengeluarkan sebuah kotak sebagai hadiah dan meminta agar membukanya. Soo Hyun
terlihat bingung akhirnya membukanya dan terkejut.
“Ini
sarung untuk kameramu. Aku membuatnya sendiri... Aku membuatnya sedikit demi
sedikit sepulang kerja dan hasilnya lebih bagus daripada dugaanku.” Cerita Jin
Hyuk bangga.
“Bagaimana
kau membuat ini? Ini Tulus sekali.” kata Soo Hyun melihatnya
“Aku tahu
kau akan mengakuinya. Coba Lihat apa yang kuukir di sarungnya. Apa Kau
menyukainya?” kata Jin Hyuk. Soo Hyun seperti terharu melihat ada namanya.
“Bukankah
tadi kau ingin mengatakan sesuatu?” tanya Jin Hyuk, Soo Hyun merasa tak enak
hati merasa kalau bukan hal penting.
Soo Hyun
duduk menatap hadiah dengan helaan nafas. Sementara Jin Hyuk tersenyum bahagia
melihat kamera yang diberikan oleh Soo Hyun.
Flash Back
Saat
direstoran, Soo Hyun pikir kalau mereka tak bisa menghindar banyak orang yang
mengambil gambar dan berharap tampak bagus di fotonya, karena melihat foto
mereka sebelumnya dirinya yang tampak tidak semangat dan kaku.
“Mari
pergi ke toko buku besok dan membaca buku.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun pun
menyetujuinya.
Mereka
pun tertawa bahagia hanya membawa buku-buku yang ukuranya kecil. Saat itu pesan dari "Jin Myung"
masuk ponsel Jin Hyuk “ Kau kekasih yang cukup baik. Kau hebat.” Dengan
mengirimkan artikel keduanya yang berkencan.
“
Lihatlah dia. Dia terlihat lebih cantik hari ini.” Komentar Jin Hyuk sangat
bahagia.
Di depan
kantor kejaksaan, wartawan sudah menunggu Tuan Cha turun dari mobil langsung
diminta agar menjelaskanlah apa yang terjadi. Tuan Cha dengan wajah berani
mengaku ingin meminta maaf sepenuh hati pada semua karena membuat khawatir
masyarakat.
“Selama
masa pemilihan ulang, aku, Cha Jong Hyun, menerima dana politik ilegal dari
sebuah perusahaan. Aku akan akui seluruh kebenarannya ke pihak kejaksaan dan
akan menerima hukuman apa pun yang diberikan untukku. Kuharap ini akan bisa
mengoreksi banyak tindakan buruk yang kulakukan.” Ucap Tuan Cha
Soo Hyun
menonton dengan Sek Jang dengan tatapan binggung, melihat caption "Aku
sukarela menghadapi tuntutan untuk mengoreksi tindakan burukku"
Wartawan
menanyakan lagi apakah Tuan Cha mengakui
seluruh tuduhannya? Apakah itu perusahaan Taegyeong?. Saat itu Soo Hyun
teringat dengan ucapanya terakhir kali
“Masih
terlalu dini untuk menjelaskan semuanya dengan jujur, jadi, ayah sedikit
berhati-hati. Tapi mulai sekarang, jangan terkejut jika kau melihat jalur apa yang
ayah ambil sebagai politisi. Serta, jangan pernah berpikir hal yang ayah
lakukan adalah karenamu.” Ucap Tuan Cha sebelumnya.
“Mereka belum membuat pernyataan
resmi. Cha Jong Hyun mengaku menerima dana politik ilegal, dan dunia politik
bungkam. Banyak orang hati-hati berasumsi perusahaan mana yang mendanainya.” Ucap Wartawan.
Di
ruangan, Jin Hyuk kaget melihat berita di layar komputer. Tuan Park merasa
kasihan karena Tidak ada hari tenang
bagi presdir mereka dan ingin tahu apa yang akan terjadi. Eun Jin mendengar Taegyeong
membayar ayahnya.
“Bukankah
itu akan membuat segalanya menjadi rumit?” ucap Eun Jin
“Siapa
yang berkata itu Taegyeong? Belum ada hal yang pasti.” Komentar Tuan Park
“Bukankah
itu alasannya menikah dengan putra dari Taegyeong?” komentar Eun Jin lalu sadar
disampingnya ada Jin Hyuk lalu menutup mulut.
Hye Jin
menatap Jin Hyuk terlihat sangat sedih, Jin Hyuk mengingat yang dikatakan ayah
Soo Hyun sebelumnya “ Jagalah Soo Hyun dengan baik. Aku memintamu menjadi pagar
yang kuat untuknya. Dan aku merasa sangat senang saat ini kau ada di sisinya.” Ia mengartikan kalau ini ternyata
ucapan Tuan Cha.
Sun Joo
bertemu dengan Tuan Nam merasakan kalau ada yang aneh dan ternyata Ini alasan
Tuan Cha menjenguk kakaknya saat peringatan kematian ini dan Sepertinya para
anggota partainya juga tidak tahu.
“Hanya
dia yang akan terluka jika tidak ada bukti. “ kata Sun Joo marah
“Taegyeong
akan lolos dari hal ini apa pun yang terjadi. Kenapa dia berusaha melawan
mereka? Ini tidak masuk akal.” Ucap Tuan Nam terlihat sedikit kesal.
Nyonya
Jin duduk diam dalam ruang tengah, teringat kembali saat berbicara dengannya
setelah mengatakan kalau mundur dari calon presiden.
Flash Back
“Aku akan
mengadakan konferensi pers, tapi aku butuh bukti.” Ucap Tuan Cha. Nyonya Jin
ingin tahu Bukti apa
“Aku
ingin kamu menjadi saksiku.” Kata Tuan Cha memohon. Nyonya Jin tak mengerti
maksudnya seperti tak menyangka permintaan suaminya.
“Kita
menerima dana politik ilegal dari Taegyeong.” Ucap Tuan Cha. Tangan Nyonya Kim
bergetar merasa Tuan Cha tak tahu dengan yang dilakukan ini.
“Aku akan
berkata sudah tahu mengenai dananya dari awal. Kau hanya akan dapat hukuman
masa percobaan dengan begitu. Jadi Kau harus pergi ke luar negeri sementara
waktu. Kau akan diganggu jika tetap di sini.” Ucap Tuan Cha.
“Tidak,
aku tidak bisa melakukannya. Tidak akan kulakukan.” Tegas Nyonya Cha menolak.
“Sayang...
Ini hal yang harus kita lakukan. Apa Kau akan membiarkan Soo Hyun dikendalikan
Taegyeong selamanya?” kata Tuan Cha menyadarkan istrinya.
“Aku akan
berpura-pura tidak pernah mendengarmu.” Ucap Nyonya Jin
“Hal yang
kau inginkan tidak akan terjadi. Tidakkah kau mengerti?” kata Tuan Cha.
Nyonya
Jin mengingat semua ucapan suaminya tak percaya kalau suaminya sendiri mengakhiri
semua itu.
Woo Suk
terlihat khawatir mengemudikan mobil sambil menelp "Cha Soo Hyun" tapi tak diangkat.
Akhirnya Woo Suk sampai di kantor, bertanya pada Sek Jung apakah Soo Hyun ada
di dalam. Sek Kwon memberitahu kalau diminta tidak menjadwalkan rapat apa pun
untuk hari ini.
“Maafkan
aku.” Ucap Sek Jung tak membiarkan Woo Suk masuk. Woo Suk menatap "Ruang
Presdir" dengan wajah sedih.
“Apakah
dia sudah makan?” tanya Woo Suk. Sek Jung mengaku sudah menjaganya dengan baik.
“Aku akan
kembali lagi nanti.” kata Woo Suk akhirnya tak ingin mengangguk Soo Hyun.
Nyonya
Kim terlihat kebingungan dengan keputusan Tuan Cha yang mengakui korupsinya. Ia
mengingat pertemuan sebelumnya dengan Tuan Cha.
Flash Back
“Kurasa
prinsipmu sangat sesuai dengan Taegyeong. Jalur yang kita ambil bersama adalah
sebuah janji. Ada banyak bukti yang terkait padamu di Taegyeong.” Ucap Nyonya
Kim seperti mengancam. Tuan Cha hanya tertawa mengejek.
Nyonya
Kim akhirnya mengambil ponselnya, Nyonya Jin hanya diam saja melihat Nyonya Kim
yang menelpnya. Nyonya Kim terlihat menahan amarah karena tak mengangkatnya.
Jin Hyuk
sedang ada diruanganya dengan gugup ingin mengirimkan pesan pada "Soo
Hyun..." tapi terlihat ragu akhirnya tak mengirimkan apapun. Sementara Soo
Hyun terlihat gelisah, sudah jam 9 malam. Tuan Nam menunggu didepan kantor
kejaksaan.
Wartawan
berteriak kalau Tuan Cha akhirnya keluar dan menuruni tangga. Soo Hyun melihat
ponselnya berdering, langsung bertanya Bagaimana keadaan ayah. Tuan Nam
memberitahu Tuan Cha yang baru keluar
sekarang, lalu akan mengantarnya pulang jadi meminta Soo Hyun bisa beristirahat. Soo Hyun seperti bisa bernafas
lega.
Soo Hyun
memasukin tempat parkiran dengan wajah sendu, Jin Hyuk melihat dari belakang
langsung mengikuti meminta agar memberikan kuncinya. Soo Hyun menatap Jin Hyuk
akhirnya tak bisa menolak bantuan pacarnya.
“Aku akan
membangunkanmu begitu kita tiba. Tidurlah.” Ucap Jin Hyuk melihat Soo Hyun
duduk disampingnya.
“Apa Kau
ingin minum teh?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk merasa sudah larut.
“Aku
yakin kau lelah hari ini jadi Kau harus beristirahat.” Ucap Jin Hyuk menolak
“Ada sesuatu
yang ingin kusampaikan.” Kata Soo Hyun dengan wajah serius.
Keduanya
akhirnya duduk di cafe bersama, Soo Hyun melihat Jin Hyuk yang selesai bekerja
begitu larut. Jin Hyuk mengaku sengaja
menunggu Soo Hyun karena berpikir
mungkin pacarnyaitu sendirian, jadi menunggunya pulang. Soo Hyun pun hanya bisa
terdiam.
“Kau
pasti sangat mengkhawatirkan ayahmu.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku tidak
tahu bagaimana harus membantu ayahnya.
“Ayahmu
mungkin hanya ingin kau makan teratur dan bekerja dengan baik. “ ucap Jin Hyuk.
Soo Hyun seperti tak nyaman.
“Aku
terdengar payah saat mencoba menghiburmu, kan?” pikir Jin Hyuk, Soo Hyun
mengaku tidak.
“Terima kasih
sudah mengkhawatirkanku.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk meminta agar Soo Hyun jangan
membuatnya sedih.
“Tentu
saja aku juga akan khawatir. Apa Kau sudah makan? Haruskah kubelikan sepotong
kue?” kata Jin Hyuk mencoba menghibur.
“Jin
Hyuk... Kita harus.. berpisah... Aku sudah lama berpikir keras.... Mari
berpisah... Ini bukan karena kau melakukan kesalahan... Ini bukan karena cinta
kita tidak cukup besar.” Ucap Soo Hyun
Jin Hyuk
terlihat sangat shock karena tiba-tiba Soo Hyun meminta putus, Soo Hyun pikir Hanya sedikit cinta tetap
berharga hingga titik ini jadi meminta bantu dirinya sekarang. Jin Hyuk tak
bisa menahan air matanya. Soo Hyun mengaku
ingin hidup dengan kenangan indah dari Soo Hyun jadi meminta agar
membantunya.
“Kenapa
kita harus membuatnya menjadi kenangan? Kita harus membuat kenangan bersama. Masih
ada banyak hal yang ingin kulakukan untukmu, serta bersamamu. Lalu Apa
maksudmu?” ucap Jin Hyuk
“Tapi .. Hanya
kita yang bahagia.” Kata Soo Hyun
menahan rasa sedihnya. Jin Hyuk
tak percaya Soo Hyun mengatakan tu.
“Soo
Hyun... Setiap hari aku bertemu denganmu adalah keajaiban. Keajaiban seperti
ini dan kenangan yang tampak seperti hadiah... Aku tidak ingin
menghancurkannya.” Ucap Soo Hyun
“Aku tahu
hal ini sulit karena hal yang ayahmu lalui. Aku mengerti. Aku merasa buruk
tidak ada yang bisa kulakukan untuk membantu. Tapi tetap saja, aku harus berada
di sisimu dan melindungimu. Itulah janjiku. Jadi, jangan katakan itu...” pinta
Jin Hyuk
“Kau
bilang sangat peduli padaku, kan? Aku juga sangat peduli padamu. Karena itulah aku
ingin mengakhiri hubungan kita di sini. Ayahku akan mencari cara melalui yang
dia hadapi sekarang. Itu tidak terlalu sulit ditahan dan aku tidak akan takut.”
Ucap Soo Hyun menahan tangis.
“Kalau
begitu... Kenapa... Kenapa kau meninggalkanku?” kata Jin Hyuk tak bisa menahan
sedihnya.
“Bagaimana
bisa aku... Bagaimana bisa aku meninggalkanmu?Aku melepaskanmu.. Maafkan aku...
Aku akan pulang lebih dahulu.” Ucap Soo Hyun berjalan pergi.
Jin Hyuk
menahanya, dengan memegang tangan Soo Hyun. Tapi Soo Hyun melepaskan tangan dan
pergi, Jin Hyuk pun hanya bisa menangis lalu berjalan pulang. Tapi seperti Jin
Hyuk tak bisa menerimanya, datang ke rumah Soo Hyun tapi tak dibuka, Soo Hyun
hanya duduk diam di dalam kamar bahkan tak mengangkat telp dari Jin Hyuk juga.
Akhirnya
Jin Hyuk berjalan pulang, wajahnya sangat sedih karena Soo Hyun tak
mengangkatnya. Soo Hyun tetap duduk disamping tempat tidurnya sampai pagi hari,
lalu melepaskan cincin yang ada dijarinya.
Nyonya
Kim menyiapkan meja makan, Tuan Kim ingin tahu keadaan Jin Hyuk karena belum
keluar kamar. Nyonya Kim mengaku sudah membangukan dari tadi. Tuan Kim pikir
anaknya sakit. Nyonya Kim tak tahu karena Jin Hyuk yang tidak mengatakan apa
pun.
“Jin
Hyuk... Kau tidak terlihat sehat.” Ucap Tuan Kim melihat anaknya keluar dari
kamar.
“”Pekerjaanku
banyak... Bu, aku harus mandi dan langsung pergi bekerja. Aku tidak bisa
sarapan.” Kata Jin Hyu dengan wajah menutupi rasa sedihnya.
Soo Hyun
sudah duduk di meja kerjanya menonton berita tentang ayahnya.
“Hari
ini, berdasarkan pernyataan Anggota Kongres Cha soal menerima dana politik
ilegal untuk pemilihan dari Taegyeong, pihak kejaksaan akan mulai menyelidiki
Taegyeong dengan surat perintah pencarian dan penyitaan. Pengadilan yakin ada
risiko penghancuran barang bukti. Baik Ketua Kim Hwa Jin dari Taegyeong akan
dipanggil atau tidak masih belum ditentukan.”
Akhirnya
Soo Hyun menelp Ayahnya, meminta sang ayah harus makan teratur. Tuan Cha juga
meminta anaknya melakukanhal yang sama. Soo Hyun berpesan agar Tuan Cha tak
lupa minum obat untuk tekanan darahnya. Tuan Cha mengaku sudah mengerti.
“Bagaimana
keadaan Ibu?” tanya Soo Hyun. Tuan Cha memberitahu Nyonya Jin sedang beristirahat
di kamarnya.
“Kau Jangan
khawatir. Bagaimana denganmu?”ucap Tuan Cha yang masih mengkhawatirkan anaknya.
“Jangan
khawatirkan aku. Ayah dan Ibulah yang menderita.” Kata Soo Hyun. Tuan Cha
meminta maaf
“Kenapa
Ayah meminta maaf? Terima kasih sudah mengumpulkan keberanian. Aku tahu persis
perasaan Ayah.” Ucap Soo Hyun. Tuan Cha berjanji akan menelp lagi nanti.
Nyonya
Kim duduk dengan tim kuasa hukumnya, salah satu pegawai mengaku khawatir
mungkin Nyonya Kim juga akan dipanggil pihak kejaksaan. Nyonya Kim yakin Mereka tidak akan temukan apa pun dari pencarian
dan penyitaannya.
“Bagaimana
jika istri Anggota Kongres Cha...” ucap Tim kuasa hukumnya.
“Dia
bertulut dan memohon padaku untuk membantunya. Jadi Dia tidak punya keberanian
untuk bersaksi. Kau Tidak perlu khawatir Mereka tidak akan dapat bukti atau data
dari Taegyeong.” Kata Nyonya Kim yakin.
Jin Hyuk
duduk diam dengan tangan di sudut ruangan, memikirkan yang diucapkan Soo
Hyun “Bagaimana bisa aku meninggalkanmu?
Aku melepaskanmu.” Hye In melihat temanya hanya termenung akhirnya
memanggilnya.
“Jin
Hyuk... Mari masuk.... Mereka semua sudah berkumpul di ruang rapat.” Ucap Hye
In. Jin Hyuk menganguk mengerti.
Sun Joo
membahas kalau seperti yang diketahui, perusahaan mengalami kekacauan
belakangan ini jadi meminta agar fokus pada acara pendirian perusahaan kita dan
ubah nuansa kacau yang dilalui perusahaan kita ini, serta tetap semangat. Semua
menganguk setuju kecuali Jin Hyuk.
“Bagaimana
dengan para idola K-pop? Tidak ada yang bisa menceriakan suasana dari...” ucap
Eun Ji. Sun Joo meminta Eun Ji agar terus
berpikir.
“Jin Hyuk,
apa kau sakit?” tanya Tuan Park melihat Jin Hyuk hanya menopang kepalanya.
“Tidak,
aku baik-baik saja.” Kata Jin Hyuk. Tuan Park melihat wajah Jin Hyuk terlihat
sangat pucat.
“Kau
tampak sakit pagi ini, dan sekarang makin buruk.” Komentar Sun Joo. Jin Hyuk
mengaku baik-baik saja.
“Aku
pikir akan lebih baik jika kau izin di sisa hari ini... Pergilah.” Kata Sun Joo
mengizinkan. Hye In juga merasa sedih melihat keadaan Jin Hyuk.
Jin Hyuk
akhirnya pergi ke apotik membeli obat, lalu menerima telp dari ayahnya. Tuan
Kim bertanya Apa anaknya sibuk dengan pekerjaan. Jin yuk mengaku pulang cepat
hari ini. Tuan Kim senang mendengarnya meminta agar mampir ke toko.
Akhirnya
Jin Hyuk datang ke tempat ayahnya bertanya apakah sudah makan siang. Tuan Kim
pasti sudah makan karena sudah lewat waktu makan siang dengan bangga
memperlihatkan minuman yang diberikan Soo Hyun rasa yang kaya menunjukkan bahwa
itu berkhasiat.
“Apa Kau
mau satu?” ucap Tuan Kim, Jin Hyuk menolak karena sudah minum obat.
“Ayah
tahu kau tidak sanggup bekerja hari ini. Kita akan menutup toko dan pergi ke
sauna.” Ajak Tuan Kim. Jin Hyuk menolak karena
Lebih baik tidur saja.
“Ayah
yakin kau mencemaskan Bu Cha. Dia juga pasti sangat stres. Kau harus tegar di
saat-saat seperti ini, jangan sampai sakit flu.” Ucap Tuan Cha menasehati
“Aku
baik-baik saja sekarang karena sudah minum obat.” Kata Jin Hyuk, Tuan Cha
menyakinkan Apa anaknya baik-baik saja.
“Tentu...
Kurang tidur pasti membuatku tampak kurus.” Ucap Jin Hyuk
“Karena
kau izin kerja, maka kau harus beristirahat.” Ucap Tuan Cha. Jin Hyuk pun
berjalan pulang meninggalkan ayahnya.
Nyonya
Kim memasakan makanan di meja makan, mendengar ada yang masuk rumah berpikir
kalau Jin Myung yang datang. Tapi Jin Hyuk yang masuk rumah dengan wajah lesu,
Nyonya Kim kaget melihat anaknya pulang.
“Kenapa
kau di rumah di waktu seperti ini? Kau pasti sakit.” Ucap Nyonya Kim
“Aku
sudah minum obat, jadi, jangan khawatir.” Kata Jin Hyuk, wajah Nyonya Kim ikut
sedih melihat Jin Hyuk
Soo Hyun
bingung karena Sun Joo yang hanya mengirim dokumen padahal selalu menyerahkan
laporan secara langsung. Sun Joo mengaku
tidak ingin mengganggu dan menurutnya sulit bertemu orang di saat-saat
seperti ini. Soo Hyun mengaku baik-baik saja dan Pekerjaan tetap harus dilakukan.
“Bukankah
kita punya tamu musik untuk acara yayasan tahun ini?” ucap Soo Hyun
“Bagaimana
menurutmu dengan konser musik klasik?” tanya Sun Joo
“Aku
lebih suka yang singkat dan tidak membuat karyawan kita bosan. Aku ingin kali
ini bermakna dan memberikan penghargaan kepada banyak karyawan kita.” Kata Soo
Hyun. Sun Joo menganguk mengerti akan memastikannya.
“Selain
itu, Jin Hyuk pulang lebih awal hari ini. Dia bilang baik-baik saja, tapi aku
bisa tahu dia sakit.” Ucap Sun Joo, Soo Hyun terlihat kaget tapi berusaha untuk
tak peduli.
Dae Chan
mengeluh karena menurutnya Jika Jin Myung ingin membeli makanan untuk seseorang
sebagai permintaan maaf, itu setidaknya harus berupa hidangan dari daging. Jin
Myung yang membeli sandwich memberitahu kalau sda banyak daging di dalamnya.
Daging dan sayuran.
“Haruskah
kau pelit soal pengeluaranmu di saat ini?” ejek Dae chan.
“Aku
perlu menabung. Jin Hyuk membayar kekacauan yang kusebabkan di pub. Jadi Aku
menabung untuk membayarnya.” Akui Jin Myung
“Aku
tersentuh oleh cinta kalian.” Ejek Dae Chan. Jin Myung yang kesal meminta agar
mengembalikan kembali sandwichnya.
“Pikirkan
tentang aku setidaknya setengah dari yang kamu pikirkan tentang kakakmu. Aku
mungkin akan lebih menyukaimu daripada Bu Jang.” Ucap Dae Chan. Jin Myung
mengeluh mendengarnya.
Tuan Kim
menelp, menanyakan keberadaan anaknya. Jin Myung memberitahu ada di tempat Dae
Chan, lalu seperti sang ayah khawatir dengan anak sulungnya. Dae Chan ingin
tahu apa yang diminta Tuan Kim.
“Dia
pulang lebih awal, dan Ayah ingin aku memeriksa keadaannya.” Ucap Jin Myung
dengan wajah khawatir.
Jin Hyuk
duduk sedih dikamarnya, melihat nama "Jin Myung" menelp akhirnya
mengangkatnya. Jin Myung ingin tahu Apakah Kakaknya demam. Jin Hyuk mengaku
baik-baik saja. Jin Myung hera kakaknya malah di rumah sendirian
“Aku
ingin istirahat.” Akui Jin Hyuk. Jin Myung pikir akan pulang untuk menemani
kakaknya.
“Aku akan
beristirahat dan menuju ke restoran Dae Chan.” Kata Jin Hyuk. Akhirnya Jin
Myung pun tak khawatir.
Jin Hyuk
berdiri menatap barang-barang yang diberikan Soo Hyun lalu teringat yang
dikatakan sebelumnya “Setiap hari bertemu denganmu adalah keajaiban. Keajaiban
dan kenangan semacam ini yang tampak seperti hadiah yang tidak ingin aku rusak.”
Sek Jang
datang menemui Soo Hyun dengan membawakan sekotak kue, yang sedang berkerja
membuat rencana "Kuartal Pertama 2019, Sponsor Drama TV Hotel
Donghwa" Sek Jang berpikir agar kue itu bisa memperbaiki suasana hati temanya.
“Kenapa
kau kembali?” ucap Soo Hyun tak enak hati. Sek Jang pikir tak mungkin bisa pulang ketika Soo Hyun sesedih ini
“Makanan
penutup yang manis menyembuhkan patah hati, itulah sebabnya aku membeli kue cokelat
ini. Aku harap itu membuatmu tersenyum.” Kata Sek Jung. Soo Hyun mulai makan
mengucapkan terimakasih dan memuji rasanya enak.
“Bagaimana
keadaan ayahmu?” tanya Sek Jang, Soo Hyun menceritakan ayahnya bilang baik-baik
saja.
“Aku
senang ayahmu memilih untuk menunjukkan keberanian meskipun kau akan sedih
karena itu ayahmu. Tetap saja ini akan mengakhiri semua tuntutan hukum. Dia
mengakhirinya dengan satu langkah.” Ucap Sek Jang
“Karena
aku, keadaan akan semakin buruk baginya.” Kata Soo Hyun menyalakan dirinya.
“Jangan
begini lagi. Kenapa ini karena kamu? Apa kau yang harus disalahkan untuk ibu
Jin Hyuk juga?” ucap Sek Jang. Soo Hyun membenarkan.
“Bukan
salahmu kalau Jin Hyuk jatuh hati padamu. Apa dia hanya peduli pada putranya?”
kata Sek Jang kesal. Soo Hyun meminta agar Sek Jang tak seperti itu.
“Menurutku
itu salah.... Memangnya dia siapa ikut campur dalam hubungan putranya?” kata
Sek Jang marah
“Situasiku
tidak normal..” komenta Soo Hyun pasrah dengan keadaan yang berbeda.
“Menjadi
normal juga sesuatu untuk dikritik. Lagi pula, cinta itu arus dua arah.” Kata
Sek Jang kesal
“Apa kau
benar-benar di sini untuk menghiburku?” ejek Soo Hyun. Sek Jang peikir akan berhenti bicara meminta agar Soo
Hyun makan lagi kuenya.
“Jangan
memeras kemurahan hatiku.” Tegas Sek Jang. Soo Hyun kembali makan.
Aku akan
pergi ke Kuba setelah urusan ayahku beres. Aku akan berkunjung untuk memeriksa
keadaan orang tuaku. Kamu juga harus cuti sekitar satu tahun tapi kau tidak
bisa berhenti.” Tegas Soo Hyun
“Baiklah...
Aku akan mengambil cuti kerja dan bersenang-senang di Kuba bersamamu.” Kata Sek
Jang dengan senyuman. Soo Hyun pun ikut tersenyum.
Hye In
bertanya apakah Jin Hyuk sudah menemui dokter.
Jin Myung malah mengejek kakaknya apakah benar-benar sakit. Jin Hyuk pikir tak perlu ke dokter karena obat-obatan
dan tidur sudah cukup.
“Bagaimana
pertemuannya? Katakan padaku apa yang kau diskusikan.”ucap Jin Hyuk penasaran.
“Istirahatlah
untuk hari ini. Aku akan memberitahumu besok.” Kata Hye In. Jin Hyuk mengaku sudah
lebih baik.
“Katakan
padanya sebelum itu membuatnya kesal.”saran Jin Myung yang ikut mendengarkan.
“Ide Eun
Jin untuk mengaudisi idola K-pop ditolak. Bu Cha menginginkan upacara yang
tenang, tapi bermakna. Namun, agar tetap menarik, kami akan memilih karyawan
terbaik dari setiap cabang.” Cerita Hye In
“Itu
pasti seru... Di mana kita memilih?”tanya Jin Myung. Hye In memberitahu kalau
Di situs web hotel
“Dari
cabang Seoul, orang-orang mengatakan bahwa kau yang paling unggul.” Kata Hye
In. Jin Hyuk merendahkan diri kalau Tuan
Park lebih populer.
“Aku
belum pernah melihatmu seperti ini. Apa terjadi sesuatu?” tanya Hye In
khawatir. Jin Myung terus mendengarnya.
“Aku
seharusnya mengenakan pakaian yang lebih tebal. Aku terkena flu.” Akui Jin Hyuk
berbohong.
Akhirnya
Jin Hyuk berjalan pulang dari restoran
"Siput Bulan Chan" Jin Myung memanggil kakaknya
memberikan Kejutan dengan membelikan
minuman sebelum tidur dan tidur dengan selimut menutupi dagu. Jin Hyuk
menganguk mengerti. Jin Myung pun akan berjalan masuk ke dalam restoran
“Jin
Myung... Terima kasih.” Ucap Jin Hyuk. Jin Myung tak mendengar ucapan
kakaknya.
“Terima
kasih.” Kata Jin Hyuk, Jin Myung yang mendengarnya mengeluh kalau kakaknya
norak sekali lalu menyuruh pulang saja karena Udaranya dingin.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
sediiih parah ga terasa air mata ngalir hehe
BalasHapus