Yi Hyun
terlihat kesal melihat Dokter Lee yang datang, wajahnya kesal sambil makan
batang seledri, sementara Dokter Lee dengan penuh semangat mengeluarkan banyak
makanan diatas meja. Sementara Ok Nam berjalan bertemu dengan pohon yang
mengajaknya mengobrol.
“Bagaimana
kabar kalian?” tanya Ok Nam, Pohon menjawab dengan daun yang bergoyang. Ia lalu memberitahu kalau akan pergi ke rumah Profesor Jung.
“Hari ini
dia mengundangku makan malam.” Kata Ok Nam dengan wajah bahagia.
Saat itu
Ok Nam bertemu dengan Geum di depan rumah, bertanya mau kemana. Geum mengatakan
akan pergi ke kampus dan bertanya balik.
Ok Nam memberitahu kalau Profesor Jung mengundangnya makan malam dan
mengajak Geum yang harus datang.
“Jangan
pergi.” Ucap Geum menahan lengan Ok Nam, Ok Nam bertanya apakah terjadi sesuatu
“Apa Anda
yakin Profesor Jung adalah orang yang kau tunggu? Mungkin bukan dia.” Kata
Geum. Ok Nam terlihat binggung.
Di dalam
rumah
Dokter
Lee sudah selesai menata makanan, lalu membuka jaketnya karena merasa sangat
panas. Yi Hyun mengeluh tapi langsung menutup matanya dan panik karena Dokter
Lee mengunakan pakaian yang terbuka.
Saat itu
di rumah para tanaman saling berbicara. “Apa rencana wanita itu? Bukankah dia mengenakan itu untuk
menggodanya? Tentu saja! Jika kita tidak bertindak, sesuatu akan terjadi. Kita
harus memberi tahu Bu Peri.”
Di luar
rumah, tanaman memberitahu Ok Nam kalau ada keadaan gawat menyuruh masuk karena
keadaannya yang sangat penting. Ok Nam bisa mendengarnya, Ok Nam memberitahu
Geum kalau harus segera masuk ke rumah.
“Rumah? Apa
Maksudnya rumah Anda?” tanya Geum. Ok Nam menegaskan itu rumah Geum dan Yi
Hyun. Geum terlihat binggung.
Di dalam
rumah, Yi Hyun tak percaya kalau Dokter Lee
yang datang untuk membawakan sup rumput laut. Dokter Lee pikir kalau
ini paling menakjubkan adalah memasak
semua ini. Yi Hyun mengaku kalau akan
menikmatinya, tapi nanti.
“Kenapa
kau harus bersikap aneh tepat di hari dan waktu ini? Tamu yang sangat penting
akan datang hari ini. Waktunya hampir tiba jadi Pergilah. Aku akan menikmati
makanan yang kau bawa.” Ucap Yi Hyun
“Apa yang
kau lakukan?” keluh Dokter Lee bingung, Yi Hyun memohon agar kali ini saja
melakukanya.
“Apa Kau
mengusirku? Siapa yang akan datang?” tanya Dokter Lee mendorong Dokter Lee
keluar pintu.
Saat itu
Geum membuka pintu, Yi Hyun dan Dokter Lee kaget melihat yang datang. Dokter
Lee heran melihat Geum malah datang ke rumahnya. Yi Hyun terlihat gugup, Ok Nam
akhirnya memperlihatkan wajahnya lalu
berkomentar malam ini indah. Dokter Lee kaget melihat Ok Nam yang ikut
datang.
Di meja
makan sudah banyak makan, Yi Hyun
mengajak merkea makan walau tidak ada
nasi untuk menyantapnya. Geum bingung melihat diatas meja kalau hidangan timur
bertemu dengan barat. Ok Nam pun akan mulai makan
“Rasanya
cukup enak.” Ucap Ok Nam makan, Yi Hyun mulai makan dan langsung mengumpat.
Geum pun mencoba lalu mengeluh kalau rasanya asin.
“Berhentilah
main-main denganku. Aku mengikuti resep di internet secara tepat.” Keluh Dokter
Lee
“Kau mencicipinya
saat memasaknya, kan?” kata Yi Hyun. Dokter Lee menganguk.
“Kurasa
rasanya pas.” Ucap Dokter Lee mencicipinya. Ok Nam pun berpikir kalau rasanya
cukup enak.
“Bu Peri,
berbohong akan membuatmu sakit perut.” Komentar Geum. Dokter Lee mulai
mengumpat marah.
“Hidangan
ini lezat.” Ucap Ok Nam mencicipi makanan lain, Yi Hyun yakin karena sudah membuatnya
sendiri.
“Saus
seladanya, maksudku sausnya. Aku menyiapkan semua bahan yang ada di dalamnya.”
Kata Yi Hyun bangga. Ok Nam memuji kalau
rasanya sangat enak.
“Bukankah
kau hendak ke lab?” ucap Yi Hyun menepuk pundak Geum.
“Kukatakan
kepadanya bahwa aku bertemu denganmu. Kau bilang ada urusan penting di lab.”
Ucap Dokter Lee seperti ingin Geum pergi juga.
“Geum,
apa terjadi sesuatu?” tanya Yi Hyun curiga, Geum terlihat binggung lalu
mengajak untuk minum-minum
“Kau
bilan Minum-minum? Mendadak sekali. Bukankah kau akan ke lab?” ucap Yi Hyun
“Setelah
kupikir-pikir, aku tidak harus pergi.” Kata Geum. Yi Hyun pikir tidak bisa memberinya alkohol dalam kunjungan
pertamanya.
“Selain
itu, Nona Seon mungkin bukan peminum.” Kata Yi Hyun. Geum bertanya apakah Ok
Nam keberatan. Ok Nam mengaku Tidak masalah.
“Minuman
itu milik ibumu. Kita menghabiskan yang kubeli tempo hari. Ayo minum ini.” Kata
Geum mengeluarkan botol wiski. Yi Hyun pikir
Minuman itu terlalu kuat.
Flash Back
Peri Yi
Ji memberitahu kalau isi gelas dan pantulkan bulan pada minuman. Dan Jika
membakar bulan itu, mereka mendapat anggur hwawol lalu memberikan minumanya. Geum
dimasalalu memuji Anggur hwawol buatan Yi Ji paling nikmat di kayangan.
“Surat
cintamu... Maaf aku membacanya.” Akui Peri Yi Ji, saat itu surat itu terbang
menutup wajah Yi Ji saat itu membaca suratnya.
“Kau tidak
berani memberikan surat itu. Kenapa kau selalu membawanya?”e ejek Peri Yi Ji
“Aku
yakin kau tahu alasannya.” Komentar Geum, Yi Ji tak mengerti maksudnya.
“Kau sama
seperti aku. Kau membawa surat tanpa bisa memberikannya kepada penerimanya. Kau
bisa Katakan jika aku salah.” Ucap Geum mengambil surat yan dibawa Yi Ji. Yi
Jin menyuruh Geum berhenti mengambil kembali suratnya.
"Dalam
mimpi tanpa harapan, aku menanam bunga yang tidak akan mekar." Itu adalah
lagu buatan Peri Pelindung yang populer di kayangan akhir-akhir ini. Menanam
bunga yang tidak akan mekar adalah hal bodoh dan menyedihkan untuk dilakukan.”
Ucap Geum
“Meski
bunga itu tidak mekar, aku tetap akan menanamnya.” Kata Yi Ji dengan senyuman.
Semua
akhirnya minum bersama, Dokter Lee melihat pot yang dibawa Ok Nam menyindir
kalau memberi pot yang sama kepada Geum. Ok Nam bertanya Pasien apa yang
ditangani hari ini. Dokter Lee malah
balik bertanya alasan Ok Nam datang.
“Apa kau
tidak kedinginan mengenakan gaun itu?” ejek Ok Nam. Dokter Lee ingin tahu Kapan
akan kembali ke Gyeryong.
“Bukankah
gaunmu agak kekecilan untukmu?” ucap Ok Nam, Dokter Lee mengeleh Ok Nam yang terus
berada di sekitar Profesor Jung
“Bukankah
tidak nyaman mengenakan gaun itu?” ucap Ok Nam. Dokter Lee mengaku rasanya
nyaman.
“Bukankah
kau yang berpakaian tidak nyaman?” ejek Dokter Lee marah.
Yi Hyun
melihat Dokter Lee yang marah menyatakan kalau kalah menyurhnya agar minum sampai
habis. Dokter Lee mengeluh kalau Ok Nam tidak
boleh terus menanyakan hal yang sama. Ok Nam pikir tak ada yang salah.
“Kau tak
salah.. Inti permainannya adalah mengajukan pertanyaan acak. Tidak ada yang
salah soal menanyakan topik yang sama. Kau cukup membuat lawanmu terkecoh. Profesor
Lee, akui kekalahanmu dan minum sampai habis..” Ucap Yi Hyun
“Tidak
kusangka kau begitu mudah terpengaruh Aku tidak pernah terpengaruh oleh ucapan.”
Komentar Yi Hyun, Dokter Lee yang kesal memilih untuk minum.
“Ini
terasa nikmat... Kapan kau belajar membuat koktail?” ucap Dokter Lee
“Aku beri
tahu... Jika bertekad, aku mampu melakukan apa pun.” Ucap Yi Hyun
"Pria yang
kukenal tidak pernah melakukan tipuan. Dia mengalami ketidaknyamanan karena
jujur dan keras kepala, tapi selalu menanggungnya.” Kata Ok Nam sedih
“Nona
Seon, sudah lama aku ingin menanyakan ini. Siapa pria yang kau cari?” tanya
Dokter Lee
“Aku tahu
kau sedang membahas pria itu.” Ucap Ok Nam, Dokter Lee pin ingin tahu siapa
itu. Yi Hyun dan Geum gugup memilih untuk minum.
“Suamiku.”
Kata Ok Nam, Dokter Lee binggung Ok Nam mencari suaminya.
“Bagaimana
kau bisa tidak mengenali suamimu? Anggap saja ucapanmu benar, tapi apa kau
tidak tahu siapa suami yang kau sayangi itu? Itu lebih menggelikan daripada
fakta bahwa kamu peri berusia 699 tahun. Bagaimana bisa kau melupakan pria yang
begitu kamu cintai? Kau tidak boleh menyebutnya cinta.” Komentar Dokter Lee
"Akhir Joseon"
Ok Nam
menangis menatap baju suaminya, saat itu Peri Goo melihat Ok Nam bertanya kenapa
menangis. Ok Nam mengaku tidak bisa mengingat wajahnya. Peri Goo tak mengerti
maksudnya meminta Ok Nam agar Berhenti menangis dan katakan ada apa.
“Kemarin
aku masih mengingat wajahnya dengan jelas, tapi sekarang wajahnya lenyap dari
ingatanku.” Ucap Ok Nam
“Kau
bilang peri bisa kehilangan kemampuannya jika sudah lama tidak menempati
posisinya. Kau menikah dengan pria itu dan tinggal di Bumi selama puluhan
tahun. Mungkin dewa merasa kesal. Aku juga lupa cara terbang.” Kata Peri Goo.
Ok Nam
mengingatnya terlihat sedih, Yi Hyun melihatnya lalu membela Ok Nam memberitahu
Dokter Lee kalau kejadiannya 699 tahun silam karena pasti tak ingat. Ia
menegaskan kalau Ok Nam bukan anggota Mensa International seperti dirinya.
“Wajah
suami bukan soal matematika. Kenapa kau membahas itu?” keluh Dokter Lee kesal
“Sepertinya
aku sedang dihukum. Aku ditinggalkan hanya dengan kepiluan dan tidak bisa
mengingat wajahnya.” Kata Ok Nam
“Tidak...
Dilupakan oleh istri tersayang terasa lebih menyakitkan daripada Anda tidak
bisa mengingat dia. Pasti suami Anda yang sedang dihukum.” Ucap Geum.
“Apa Kau
penyair, ya? Kau mengusulkan agar kita minum-minum. Berhentilah melantur dan
minumlah.” Ejek Yi Hyun
Suasana
terlihat sedih, Dokter Lee marah melihat tatapan Yi Hyun mengarah pada Ok Nam
lalu meminta Cola karena mendadak merasa sesak. Yi Hyun pikir Minum Cola tidak
akan menyelesaikannya lalu mengejek temanya itu dokter dan minum Cola untuk gangguan
pencernaan.
“Benar. Aku
menutup luka dengan doenjang dan minum Cola untuk gangguan pencernaan. Aku juga
meresepkan sup dongchimi untuk pasien yang sakit perut.” Ucap Dokter Lee marah
“Sikap
angkuhmu sama sekali tidak membantu.” Komentar Yi Hyun
“Cepat
belilah kola bersama Geum.” Kata Dokter Lee, Yi Hyun mengeluh Kebiasaan minum
Dokter Lee yang cukup buruk.
“Apa Anda
menginginkan sesuatu, Bu Peri?” tanya Geum bangun, Ok Na mengaku tak ada
berpesan agar hati-hati dijalan. Akhirnya Yi Hyun pun mengikutinya.
“Kau
pasti cukup akrab dengan Profesor Jung. Maaf karena menyelamu, tapi aku
menyukai dia. Aku paham kau seorang peri dan hidup selama 699 tahun, tapi
jangan ganggu dia. Dia orang yang sangat kucintai.” Ucap Dokter Lee
blak-blakan.
“Kau...
Apa?” ucap Ok Nam kaget Dokter Lee menegaskan kalau hendak memberitahunya hari
ini, tapi rencananya gagal.
“Tapi Aku
tetap akan segera melakukannya. Aku akan mengenakan pakaian yang lebih
mengejutkan dan melakukan ini. Apa Kau tahu langkah bersandar, meremas, dan
menggesek dalam merayu? Aku akan melakukan tiga langkah itu untuk membuatnya
menyukaiku. Aku tahu kau tidak bisa. Peri tidak bisa melakukan hal semacam itu.”
Ucap Dokter Lee. Ok Nam terlihat kaget
“Aku
sudah selesai bicara.” Ucap Dokter Lee, Ok Nam mengerti dan ingin memberikan saran.
“Dahulu
dia menyukai model rambut bentuk kupu-kupu. Rambutmu terlalu pendek untuk model
rambut itu. Selain itu, bagaimana jika kau telanjang saja daripada mengenakan
gaun terbuka seperti ini?” ejek Ok Nam, Dokter Lee melirik sinis.
“Saat
pertama kami bertemu di air terjun, tidak ada sehelai benang pun di tubuhku..
Aku telanjang bulat... Saat aku mendekati dia, pikirannya tidak terkendali.”
Ucap Ok Nam,Dokter Lee tak ingin mendengarnya meminta Ok Nam berhenti bicara.
Yi Hyun
keluar dari minimarket sambil menyanyi dengan lisik "Kim Geum menulis cerita
erotis saat larut malam, Kim Geum sangat menyombongkan bunga teratainya, Tapi
sekarang aku juga memilikinya" Geum mengeluh kalau rap yang dibuat Yi Hyun
itu payah sekali.
"Siapa
kamu berhak menilai rapku?" balas Yi Hyun, Geum akhirnya tak peduli dengan
wajah kesal
“Kenapa
akhir-akhir ini kau marah kepadaku? Kau menakutkan.” Kata Yi Hyun. Geum
menolak.
“Apa
karena Nona Seon?” tanya Yi Hyun, Geum bertanya apakah Yi Hyun akan mendadak mengundang Ok Nam lagi ke
rumah. Yi Hyun pikir tak ada yang salah.
“Kau
harus Beri tahu aku lebih dahulu. Rasanya tidak nyaman.” Keluh Geum
Saat itu
Yi Hyun menerima pesan dari Dokter Lee “Sudah
larut malam. Kami pamit.” Lalu terlihat marah karena tadi menyuruh berbelanja.
Ia memberitahu kalau Geum kalau dua wanita itu pulang karena sudah larut malam.
Geum langsung berlari dengan wajah panik.
Geum
berlari ke rumah sudah tak ada Ok Nam akhirnya pergi ke rumahnya mencoba
mengedor pintu. Tapi Yi Hyun menahanya, agar Geum tak menggedor pintunya dan Jangan ganggu Ok Nam.
Geum terlihat binggung. Yi Hyun ingin mengatakan sesuatu.
“Aku
menyukai Ok Nam... Ada perasaan yang harus kukatakan kepadamu.” Kata Yi Hyun.
Geum tak percaya mendengarnya.
“Mungkin
saja aku orang yang dia cari selama ini... Geum, jadi... Jangan menyukai Ok
Nam.” Kata Yi Hyun. Geum tak bisa berkata-kata.
Ok Nam
mencoba tidur tapi pikiranya mengingat saat Geum menahanya lalu berkata “Apa
Anda yakin Profesor Jung adalah orang yang ditunggu? Mungkin bukan dia.” Ok Nam
terlihat sangat gelisah dan berusaha untuk tidur.
Ok Nam
membuka pintu kaget melihat suaminya dan bertanya kenapa baru pulang. Saat itu
Dokter Lee datang mengaku Yi Hyun sebagai suaminya. Ok Nam tak mau kalah kalau
Yi Hyun adalah suaminya, keduanya saling tarik tangan Yi Hyun mengaku sebagai
pria miliknya. Yi Hyun hanya diam saja.
“Aku
menunggunya selama 699 tahun. Aku tidak mau kehilangan dia tepat di depan
mataku.” Tegas Ok Nam
“Walau
mempelajari kedokteran saat berusia 20 tahun, aku mencintai dia jauh
sebelumnya. Sekarang dia suamiku.” Balas Dokter Lee. Ok Nam tak teriam akhirnya
keduanya saling tarik menarik. Akhirnya Yi Hyun melepaskan keduanya.
“Nona
Seon... Aku minta maaf... Aku, Jung Yi Hyun, telah terpikat oleh tiga langkah yaitu
bersandar, meremas, dan menggesek.” Ucap Yi Hyun. Ok Nam tak mengerti
maksudnya.
“Aku
tidak bisa menahan pendekatan fisiknya... Maaf karena mudah terpikat.” Tegas Yi
Hyun akhirnya mencium dokter Lee. Ok Nam melihatnya terlihat sangat shock.
Ok Nam
terbangun dengan wajah panik dan terlihat pucat. Jeom Soon membawa makanan
melihat ibunya bertanya apakah sakit. Ok Nam hanya mengaku hanya tidur lebih
lama. Jeom Soon pun memberikan minum ibunya agar bisa tenang.
“Ibu mengalami
mimpi yang sangat buruk.” Akui Ok Nam ketika sudah mulai tenang.
“Wajah
Ibu sangat pucat. Apa Kemarin terjadi sesuatu di rumah Ayah?” tanya Jeom Soon.
Ok Nam ragu untuk menceritakan dan tak ingin membahasnya.
“Mari
makan dahulu. Aku mencoba memasak.” Ucap Jeom Soon. Ok Nam memuji anaknya sudah
dewasa.
“Ibu
memasak setidaknya 150.000 makanan untukku selama aku bereinkarnasi lima kali.
Aku bisa melakukan sebanyak ini.” Kata Jeom Soon. Ok Nam terlihat hanya diam
saja.
“Kenapa? Apa
Ibu tidak berselera makan? Apa Mau kubantu memakannya?” tanya Jeom Soon
khawatir. Ok Nam mengajak akan mulai makan.
Geum
masuk ke dalam lab melihat Kyung Sik seperti tidur di lab lagi semalam, lalu
berjalan perlahan agar tak membangunkanya. Akhirnya Geum melihat gelas kopinya
dan bertanya-tanya “Apa Bu Peri tidur nyenyak semalam?”
Dua
mahasiswa melonggo melihat ada tiga orang yang berbaring di rumput dan akan
menelp 911. Peri Park terbangun lalu melihat sekeliling dan membangukan Peri
Oh. Si mahasiswa menanyakan keadaan ketiganya. Peri Oh melihat ada di kampus
terlihat bahagia.
“Akhirnya
kita sampai... Kita sudah sampai. Apa ini Universitas Yiwon?” tanya Peri Oh.
Dua mahasiswa menganguk.
“Kita ada
di Universitas Yiwon.” Jerit Peri Oh bahagia.
Dua
mahasiswa melihatnya memastikan keadaannya baik-baik saja. Peri Goo mengaku baik-baik saja sambil menangis.
Dua mahasiswa memilih untuk pergi dengan wajah ketakutan.
“Sekarang
aku merasa sangat emosional. Akhirnya kita bisa bertemu dengan Peri Seon. Bagaimana
nasib kita tanpa kacang ajaib Penyihir Park?” jerit Peri Goo sambil menangis
haru.
“Kenapa
kalian menangis di pagi yang indah? Kini masa sulit telah berlalu.”ucap Peri Oh
yang mengengam tangan Peri Park
“Bisakah
kau melepaskan tanganku?”ucap Peri Park yang menangis karena kesakitan.
“Kapan
kau menjadi begitu kuat? Mulai sekarang jangan menyentuhku. Kau bisa menggores
tubuhku. Jika kau menyentuhku sekali lagi, aku tidak akan menerimanya.”keluh
Peri Park kesal, Peri Oh terlihat binggung karena tangan bisa membuat Peri Park
kesakitan.
Ibu Geum
pulang kerumah mengau merasa jauh lebih baik karena menurutnya Germanium memang
efektif sesuai rumornya. Ia melihat ada sup rumput laut didapur dan tersenyum
bahagia karena berpikir Dokter Lee bisa memberikan pada Yi Hyun, lalu mencobanya.
“Kenapa
rasanya seperti ini? Dasar Berandal. Aku menyuruhnya merayu Profesor dengan
sajian lezat. Apa Dia malah menyiksanya dengan rumput laut?”keluh Ibu Geum
Dokter
Lee datang membawa banyak barang terlihat kesal dengan ucapan Ok Nam yang mengaku
tidak ada sehelai benang pun di tubuhnya. Ia menegaskan Yi Hyun tidak akan
pernah membeli kopinya lagi karena sudah punya kopi seduhan tangan hingga kopi
dingin.
Yi Hyun
masuk kampus tak sengaja bertemu dengan Geum, Saat itu Geum melihat dasi yang
dipakai oleh Yi Hyun lalu berusaha untuk menahan hatina.
Sementara
Ok Nam menumbuk kopinya, terlihat kesal tanpa sadar kopinya keluar dari
tempatnya. Saat melamun, Ok Nam kembali mengingat tentang mimpinya saat Yi Hyun
yang mencium dokter Lee.
Ok Nam pun
berteriak agar tak boleh terjadi seperti itu, wajahnya terlihat binggung karena
Yi Hyun belum datang padahal sudah lewat jam 9 pagi.
Yi Hyun
sudah masuk ke dalam kelas, mahasiswa wanita berkomentar Yi Hyun memakai dasi
itu lagi, lalu bertanya apakah Yi Hyun memang makin pantas memakainya. Sementara mahasiswa dibelakang berpiir
memakai dasi itu. Mahasiswa lain berpikir mereka akan tercekik dasi itu.
“Prinsip
Hardy-Weinberg menyatakan bahwa dengan tidak adanya...” ucap Yi Hyun tiba-tiba
seperti merasakan seseorang yang bicara
“Apa kau
hidup seakan-akan sudah lupa?” ucap Peri Yi Ji, Yi Hyun mencoba untuk tak
mengubrisnya kembali tak mengajar.
“Tuntaskan
pembalasan dendammu... Pembalasan dendam.” Bisik Peri Yi Ji sambil mencekik
leher Yi Hyun
Dua mahasiswa
melihat Yi Hyun seperti tercekik memastikan kalau baik-baik saja. Yi Hyun
akhirnya bisa bernafas mengaku mendadak merasa pening. Mahasiswa menawarkan
kopi dan akan membelinya. Yi Hyun menolak karena mereka sedang kuliah dan
mengajak untuk lanjut belajar.
Tiga peri
berjalan keliling kampus. Peri Oh pikir merkea
sudah lewat jalan ini dan mengeluh karena mereka hanya berputar-putar.
Peri Park pikir Pasti jauh lebih mudah
jika Tuan Goo bisa terbang dan melihat sekeliling dengan nada menyindir.
“Kau tahu,
saat pertama kami bertemu, kupikir Tuan Gu akan menjadi teman yang berguna
karena sayapnya, tapi lihatlah kita sekarang.” Ejek Tuan Park
“Jangan
begitu kejam... Berkat aku, setidaknya kita punya merpati sebagai selimut.”
Kata Tuan Goo
“Aku akan
mengatakan ini karena kamu membahasnya. Hanya dua ekor merpati yang menghampiri
kita semalam. Keduanya tidak akan datang jika bukan karena remah roti. Tanpa
tempat tinggal dan bantuan merpati, aku akan segera mati karena hipotermia.”
Tegas Tuan Park marah
“Aku
minta maaf.” Ucap Tuan Goo, Tuan Park kesal padahal baru mulai mengeluh.
“Bagaimana
bisa aku melanjutkan jika kau sudah meminta maaf? Apa Sekarang kau tidak bisa
diganggu?” kata Tuan Park
“Hanya
saja, semua ucapanmu benar.” Akui Tuan Goo. Nyonya Oh meminta mereka berhenti
meributkan siapa yang lebih baik dan lebih buruk.
“Apa
hanya aku yang merasa lapar?” tanya Nyonya Oh, Tuan Park mengaku Perutnya
keroncongan hingga terasa sakit.
“Tuan Gu,
kau bilang punya teman di sekitar Seoul dan tahu semua restoran enak.” Ucap
Nyonya Oh
“Aku
mengambil makanan dari kapal.Apa Kau mau memakannya?” tanya Tuan Goo. Tuan Park
pikir makanan itu pasti sudah basi
“Tapi Aku
akan tetap memakannya.” Ucap Tuan Park, akhirnya mereka pun mencoba mencari
tempat duduk untuk makan.
Yi Hyun
baru saja selesai mengaja, Peri Yi Ji seperti kembali mengangguk dan kembali
mencekik. Yi Hyun pun memegang lehernya karena seperti tak bisa bernafas.
Mahasiswa pria melihat tingkah Yi Hyun berpikir sekarang pasti mendalami metode
berakting.
“Begitulah
cara dia membuat wanita membelikannya kopi dan sebagainya.” Ucap Mahasiswa
pria.
Yi Hyun
akhirnya terbebas dari cekikan dilehernya, wajahnya terlihat panik dan
kebingungan.
Tiga peri
duduk di bangku taman, Nyonya Oh mengajak mereka untuk membayangkan menyendok
nasi kukus, Nasinya seakan-akan berendam di Pemandian Peri dengan warna Putih
dan berkilau. Keduanya merasakan ada nasi panah yang mengepul.
“Sekarang
bayangkan menyantap nasi putih itu. Kau Ambil kimchi matang yang sudah dibilas
dengan air, lalu gulung sepotong yellowtail di dalamnya. Begitu masuk ke dalam
mulut, ikan mentahnya akan terasa enak dan kenyal, sedangkan kimchi matangnya
akan terasa renyah.” Ucap Tuan Goo yang terlihat senang.
“Bayangkan
daun labu kukus... Isi dengan sesendok nasi yang baru matang dan sejumput
gochujang. Lalu celupkan ssam itu ke dalam semur doenjang dan makanlah. Mungkin
langit-langit mulut kita akan terbakar.” Kata Tuan Park tak bisa menahan
wajahnya yang kelaparan.
“Bagaimana?
Bisakah kalian membayangkan rasanya?” kata Nyonya Oh dan mereka pun mulai makan
ikan asin yang dibawa Tuan Goo.
Saat itu
sebuah camera merekam ketiganya, Kyung Sul pun berdiri dibelakang kamera
bertanya apakah mereka sedang syuting film dan seorang aktor. Ketiganya melonggo
binggung. Kyung Sul pun memperkenalkan diri mengaku sebagai calon sutradara
film.
“Selama
ini aku hanya merekam dokumenter, tapi akan segera merekam film juga. Hubungi
aku jika kalian tertarik dengan film independen. Sekarang Aku harus masuk kelas
jadi Hubungi aku.” Ucap Kyung Sul memberikan kartu namanya.
Tuan Goo
menerima kartu dan membacanya dari jauh,
Tuan Park memastikan kalau Film yaing dimaksudnya gambar bergerak. Tuan
Goo pikir begitu, lalu dengan gaya seperti aktor berpikir akan mencobanya. Tuan
Park mengejek kalau Tuan Goo itu tak bisa memainkan peran apa pun.
“Itu
konyol. Sutradara itu sepertinya tertarik kepadaku. Itulah sebabnya dia
memberiku kartu namanya. Dia sangat tertarik kepadaku.” Kata Tuan Goo bangga.
Tuan Park makin mengejek.
“Apa Kalian
ingat kaca bulat yang dia bawa?” ucap Tuan Park. Tuan Goo pikir itu kamera.
“Ya.
Benda itu selalu menyorotku. Orang yang dimaksud oleh sutradara itu adalah aku.”
Kata Tuan Park bangga
“Kau
melantur lagi. Kaca bulat itu lebih besar daripada mata sapi tetangga kita. Bisa
saja benda itu menyorot kamu atau aku dan kita tidak bisa mengetahuinya.” Kata
Tuan Goo
“Tuan Gu,
Apa kau tidak becermin? Bagimana bisa orang sepertimu menjadi aktor?” ejek Tuan
Park
“Aku
sungguh menyarankan kamu pergi ke sungai dan melihat bayanganmu sendiri. Di
antara kita berdua, wajahku lebih tampan.” Komentar Tuan Goo
“Hanya
karena bertubuh tinggi dan ramping, bukan berarti kau tampan!” balas Tuan Park
yang kembali saling adu mulut
“Apa kita
kemari untuk menjadi aktor? Kenapa kalian meributkan hal konyol? Sekarang Membayangkan
makanan sudah tidak berhasil untukku. Jika kalian sudah selesai makan, mari
mencari Peri Seon.” Ucap Nyonya Oh kesal
“Bagaimana
kita bisa mengelilingi kampus setelah makan teri saja? Kakiku sangat lemas.”
Keluh Tuan Park
“Berhenti
melantur dan bangunlah... Persediaan teri kita tinggal sedikit. Jadi Mari
mencari dia sebelum kita kehabisan makanan. Apa Kau mau mati kelaparan?” kata
Nyonya Oh, akhirnya mereka berdua kembali berjalan.
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar