Woo Suk
melihat berita di koran wajahnya terlihat shock, berita di TV juga heboh.
“Hari
ini, Cha Jong Hyun dari Partai Moonhwa mengumumkan bergabung dengan Partai
Hancheon. Cha Jong Hyun mengumumkan dukungannya untuk Lee Cheong Wook dari
Partai Hancheon, maka itu artinya dia tidak akan mengikuti pemilu presidensial.
Pak Lee kini calon terdepan dalam pemilu mendatang.”
Soo Jung
di ruanganya juga terlihat kaget, Jin Hyuk hanya bisa melonggo karena Tuan Cha
mengundurkan diri. Woo Suk melihat kembali berita koran "Cha Jong Hyun Mundur
Dari Pemilu Presidensial Dan Mendeklarasikan Dukungannya Bagi Anggota Kongres
Lee"
Ia
teringat dengan yang dikatakan ibunya “Kau hanya perlu mengurus hotel.” Lalu
melihat grafik "Status Kepemilikan
Saham Hotel Donghwa Saat Ini" yaitu Woo Suk
“Apa kau
akan membereskan semuanya sesuai keinginan ibu? Jika kau berencana untuk
melakukan hal yang berbeda dari harapan ibu, ibu tidak akan memaklumimu
sekalipun kamu putra ibu.” Ucap Ibu Woo Suk
Nyonya
Kim terlihat sangat marah dirumahnya, sambil meminum wine dan kepalanya pun
terasa sakit.
“Aku
tidak percaya kau menikamku dari belakang... Cha Jong Hyun, beraninya kau
meninggalkan Taegyeong sebelum aku bisa mencampakkanmu? Aku tidak akan mengampunimu
kali ini.” Ucap Nyonya Kim sangat marah seperti ingin membalaskan dendam.
Nyonya
Jin datang ke tempat suaminya, wajahnya sangat marah berpikir suaminya sudah
gila melakukan hal itu. Tuan Cha tahu
kalau istrinya pasti terkejut dan
meminta maaf pada Nyonya Jin karena
tidak bisa memberitahu sebelumnya.
“Aku tahu
kau sengaja tidak memberitahuku.” Ucap Nyonya Jin marah
“Itu
karena aku tahu kamu akan bereaksi seperti ini.” Kata Tuan Cha.
“Kenapa
kau tega melakukan ini? Kenapa kau tega melakukan ini kepadaku? Apa kamu tidak
peduli sama sekali tentang mimpiku? Aku bekerja seumur hidupku untuk mencapai impianku.
Kenapa kau tega mengabaikannya seperti ini? Apa kau... Apa kau tahu seperti apa
pengorbananku untuk bisa sampai sejauh ini? Kenapa kamu melakukan ini?” ucap
Nyonya Jin sambil menangis.
“Sayang....
Aku berterima kasih atas semua upaya yang kau lakukan sampai sekarang... Tapi
sekarang, mari kita lupakan semuanya dan mulai memimpikan sesuatu yang baru.”
Kata Tuan Cha merayu
“Tidak,
tidak ada mimpi lain. Semuanya sudah berakhir sekarang.” Kata Nyonya Jin marah
“Sayang...
Kau harus menyelesaikan semuanya untukku.” Ucap Tuan Cha. Nyonya Jin tak
mengerti maksudnya.
“Bisakah
kau berpikir jernih? Ini baru permulaan... Aku perlu bantuanmu.” Ucap Tuan Cha
seperti merencanakan sesuatu.
Di
ruangan
Sun Joo
masih tak percaya lalu mengingat saat terakhir kali bertemu Tuan Lee membiarkan
untuk memanggil seperti itu karena nanti tidak bisa memanggilnya anggota
kongres lagi dan datang ke sini untuk melapor kepada Jung Pyo.
“Taegyeong
akan lebih menekan hotel kita sekarang, kan?” komentar Hye In sedih
“Perang akan
terjadi... Mereka tidak lagi harus saling melindungi.” Kata Tuan Park
“Di satu
sisi, bukankah itu hal yang baik? Bu Cha tidak perlu lagi mencemaskan reputasi
Anggota Kongres Cha.” Ucap Eun Jin melirik pada Jin Hyuk.
Jin Hyuk
hanya diam saja mengingat yang dikatakan Tuan Cha “Ada sesuatu yang aku selalu
ragu untuk lakukan sejak dahulu. Tapi kekhawatiran terbesarku adalah Soo Hyun
pada akhirnya akan sendirian. Aku merasa sangat senang kau ada di sisinya
sekarang.”
Suasana
terasa tak enak dalam tim humas. Eun Jin melihat Jin Hyuk hanya diam saja
berpikir kalau salah berucap. Tuan Park menyuruh Eun Ji diam saja.
Soo Hyun
bertemu dengan ayahnya, bertanya alasan
melakukan ini padahal sudah bekerja sangat keras sampai sekarang. Tuan
Cha memberitahu Soo Hyun kalau ini baru permulaan lalu berkomentar Konon kekuasaan tidak bisa bertahan selama
lebih dari sepuluh tahun.
“Tapi
ayah rasa tidak ada tanggal kedaluwarsa untuk politik. Ayah pikir itu berarti
kita harus melakukan sesuatu yang bermakna selama masa itu. Ayah membicarakan
hal-hal yang harus dilakukan meski tidak ada yang berpikir untuk melakukannya. Bukankah
itu politik yang baik?” ucap Tuan Cha. Soo Hyun hanya diam saja.
“Ayah
merasa sangat lega seolah ada beban berat baru diangkat dari dada ayah. Jadi,
jangan khawatir... Tapi Kenapa wajah putriku seperti itu? Ayah bisa
mengumpulkan keberanian berkat kamu, Soo Hyun.” Kata Tuan Cha mengucapkan Terima
kasih. Soo Hyun hanya bisa diam saja.
“Taegyeong
akan mulai lebih menyulitkanmu, tapi ayah harap kau bisa menghadapinya.” Kata
Tuan Cha memperingati
“Segalanya
akan berakhir secara perlahan. Jangan cemaskan aku. Aku bahkan tidak takut
lagi.” Ucap Soo Hyun menyakinkan.
“Kau
makin hebat setiap harinya... Ayah bangga padamu.” Kata Tuan Cha memuji lalu
menerima telp sambil mengeluh temanya yang tidak akan berhenti menelepon.
Tuan Nam
menunggu dengan gelisah di depan kantor, Tuan Cha akhirnya keluar. Tuan Nam
ingin tahu Apa yang terjadi. Tuan Nam mengajak merkea minum arak beras. Tuan
Nam mengeluh kalau Tuan Nam yang punya banyak waktu luang tapi ini jam
kerjanya.
“Kalau
begitu, buatlah agar kau dipecat.” Ejek Tuan Cha, Tuan Nam mengeluh Tuan Cha
malam berkata seperti itu dan ingin tahu apa yang dikatakan Soo Hyun. Tuan Cha
tak banyak bicara bergegas pergi.
Soo Hyun
mengemudikan mobilnya, Jin Hyuk mengeluh karena ia yang akan menyetir sambil menceritkan Tuan Nam
sangat mabuk saat dia meneleponnya jadi menyuruh untuk mengantar Soo Hyun
pulang. Soo Hyun tak masalah mengemudi sendiri karena akan menurunkan Jin Hyuk
di depan rumahnya.
“Kau bisa
beristirahat dengan nyaman.” Ucap Soo Hyun, Jin Hyuk hanya bisa tersenyum
“Soo
Hyun... Apa kau terkejut?” tanya Jin Hyuk, Soo Hyun mengaku terkejut dengan keberanian ayahnya.
“Aku yakin
itu keputusan yang sulit. Ayahku mungkin merenungkan hal itu dalam waktu lama.”
Komentar Soo Hyun.
Jin Hyuk
terdiam mengingat yang dikatakan Tuan Cha “Tapi kekhawatiran terbesarku adalah
Soo Hyun pada akhirnya akan sendirian. Aku tidak bisa melakukannya karena hal
itu.”
“Apa kau
tahu apa yang perlu dilakukan di saat seperti ini? Kau harus menjadi lebih
bahagia daripada sebelumnya. Ayahmu sangat menyayangimu Dan semua karyawan
hotel mendukungmu. Selain itu, aku akan melindungimu apa pun yang terjadi.
Jadi, yang perlu kau lakukan adalah tetap bahagia.” Komentar Jin Hyuk seperti
memberikan semangat.
Soo Hyun
mengerti tapi seperti terpaksa tersenyum. Jin Hyuk heran melihat senyuman Soo
Hyun tak seperti biasanya. Soo Hyun tak berkomentar dan saat itu Sek Jang
menelp mengaku lupa memberitah sesuatu.
“Aku
mengirim Laporan Bisnis Luar Negeri ke email pribadi Ibu dan bukan ke alamat
email kantor.” Kata Sek Jang. Soo Hyun mengerti.
Saat itu
terdengar suara teriakan Dae Chan memanggil Sek Jang meminta agar membawakan
satu porsi siput bulan. Sek Jang panik buru-buru menutup telpnya, Jin Hyuk tahu
kalau Sek Jang ada di restoran Dae Chan
dan mengajak untuk pergi ke restorannya.
“Aku agak
lelah hari ini...” ucap Soo Hyun menolak. Jin Hyun merengek karena Soo Hyun
pastiu akan merasa murung jika pulang sendirian.
“Kita
pergi lain kali saja.” Kata Soo Hyun tetap menolak, Jin Hyuk meminta Soo Hyun
memilih.
“Kau bisa
menghabiskan waktu bersamaku atau makan siput bulan.” Kata Jin Hyuk yang ingin
tetap menghibur.
Jin Myung
bertemu dengan teman-temanya, beberapa orang melihat artikel di ponselnya.
Salah satu teman memastikan pada Jin Myung kalau yang ada diberita itu kakak laki-lakinya. Jin Myung dengan
bangga kalau kakaknya tidak bisa menyembunyikan ketampanannya.
“Keluargamu
pasti kaya sekarang.” Komentar teman lainya seperti mengejek
“Keluarga
kami selalu kaya Hanya aku yang perlu bekerja dengan baik.” Ucap Jin Myung
santai
“Hei, apa
yang perlu dikhawatirkan? Kenapa kau tidak meminta kakakmu membantumu memulai
bisnis?” kata teman lainya.
“Kakakku
hanya seorang karyawan. Dia bukan presdir.” Kata Jin Myung membela
“Kini dia
merayu presdir, berarti dia sendiri presdir... Benarkan?” komentar teman Jin
Myung, pacarnya meminta agar tak membahasnya.
“Dia
tidak merayunya. Mereka sudah saling kenal di Kuba.” Jelas Jin Myung membela
kakaknya.
“Aku
pikir ayahmu tidak akan berjualan buah lagi... Ayo jujur. Toko ayahmu sudah
sangat usang... Tanyakan kepadanya apa dia bisa membantumu membuka pasar
swalayan.” Ejek temannya.
“Kenapa
kalian semua membicarakan kakakku?” keluh Jin Myung kesal lalu mereka pun
menghilangkan rasa tegang sambil bersulang.
“Kudengar
kau rujuk kembali bersama pacarmu. Aku turut bahagia.” Ejek Jin Myung balas
mengejek.
“Jika aku
setampan Jin Hyuk, maka aku akan merayu wanita kaya. Rasanya pasti seperti
menang lotre... Astaga, aku sangat cemburu.” Ejek Temanya tak mau berhenti.
Teman
wanita meminta agar berhenti mengejek karena
membuat Jin Myung merasa tidak nyaman. Temanya pikir tak masalah cemburu
pada Jin Hyuk karena seandainya juga
memiliki kakak seperti Jin Hyuk bertemu dengan wanita kaya.
“Apa kau
pernah bertemu dengannya secara langsung? Apa dia tergila-gila pada kakakmu?
Jin Hyuk terlihat sangat baik, tapi dia juga cukup seksi.” Ucap teman pria
makin mengejek
“Berhentilah
bicara tanpa berpikir karena itu bukan urusanmu.” Teriak Jin Myung langsung
memberikan pukulan pada temanya.
“Hei, apa
salahnya mengatakan aku cemburu? Lihatlah kau memukulku karena mengira kakakmu
melindungimu.” Teriak Si pria menantang untuk memukul. Keduanya pun berkelahi
walaupun sudah direlai.
Dae Chan
sedang melayani pelanggan, lalu menerima telp dari Jin Myung. Ia kaget bertanya
keberadaanya dan akan segera ke sana. Sek Jang melihat Dae Chan mengambil
jaketnya ingin tahu. Dae Chan meminta agar Sek Jang Jangan terima pelanggan lagi.
“Aku akan
segera kembali. Maafkan aku.” Ucap Dae Chan akan bergegas pergi.
“Apa terjadi
sesuatu kepada Jin Myung?” kata Sek Jang khawatir.
Di kantor
polisi, Dae Chan masuk dengan wajah panik bertanya keberadaan Kim Jin Myung. Jin Myung sudah duduk
memanggil Dae Chan. Dae Chan pun bisa bernafas lega melihat Jin Myung baik-baik
saja.
Sek Jang
sudah melayani semua pelanggan, Soo Hyun dan Jin Hyuk masuk restoran yang
kosong. Sek Jang kaget melihat keduanya kaget. Jin Hyuk ingin tahu keberadaan
Jin Myung dan Dae Chan. Sek Jang terlihat binggung.
Akhirnya
Jin Hyuk menelp diluar restoran ingin tahu tentang adiknya pada Dae Chan, Di dalam restoran, Soo Hyun terihat khawatir.
Sek Jang mengaku sduah bicara dengan Dae Chan di telepon tad dan merasa teman-teman
Jin Myung menghina Jin Hyuk.
Akhirnya
Soo Hyun mengantar Jin Hyuk sampai ke kantor polisi. Jin Hyuk bergegas pergi
meminta maaf pada Soo Hyun dan akan
menghubungimu nanti. Jin Myung duduk di kantor polisi kaget melihat kakaknya
yang akhirnya datang menjemput.
Soo Hyun
melihat Jin Hyuk bertemu dengan adiknya, Jin Hyuk menatap adiknya terlihat
sedih dan marah tapi akhirnya memegang tangan Jin Myung dengan penuh kasih
sayang. Soo Hyun mengingat yang dikatakan Sek Jang kalau teman-teman Jin Myung
sudah menghina Jin Hyuk.
Soo Hyun
akhirnya duduk di mobil mengingat yang dikatakan Nyonya Kim “Namun, ini
pendapat tetanggaku. Mereka mengatakan bahwa hubungannya denganmu yang
memberinya pekerjaan. Kau dan putraku berasal dari dua dunia yang berbeda. Aku
cemas putraku akan patah hati dan digosipkan dalam waktu lama.”
Ia
mengingat kembali yang dikatakan Jin Hyuk untuk menyakinkan, “Jangan takut.”
Tapi Soo Hyun merasa makin dekat aku dengannya maka hidup Jin Hyk tampak makin bermasalah dan Itu membuatnya
ragu saat itu juga mereka pun harus berpisah sementara.
“Apa yang
kau alami di masa lalu tidak penting bagiku. Itu karena Cha Soo Hyun adalah
orang yang aku cintai. Aku hanya ingin bersamamu setiap hari. Apa kau bisa mewujudkannya?”
ucap Jin Hyuk yang berlutut kembali menyakinkan.
Soo Hyun
hanya bisa terdiam sambil menangis dengan semua perjalanan cintanya.
Jin Hyuk
dan adiknya duduk diatas taman bermain, Jin Hyuk ingin tahu Apakah terasa
sakit. Jin Myung mengaku tidak terkena
banyak pukulan lalu meminta maaf pada kakaknya padahal sudah berusaha tidak
membuat masalah setelah selesai wajib militer.
“Kau
sudah melakukannya dengan baik.” Kata Jin Hyuk bangga.
“Jangan
memujiku saat aku terlibat perkelahian.” Keluh Jin Myung
“Kita
tidak boleh biarkan orang lain menjelek-jelekkan keluarga kita. Kau sudah
melakukannya dengan baik. Si Berengsek itu pantas dipukul. Dia selalu
menggangguku sejak kita masih sekolah.” Ungkap Jin Hyuk
“Aku
melakukan itu bukan demi Kakak, jadi, jangan salah paham.” Ungkap Jin Myung.
Jin Hyuk memuji adiknya terdengar dewasa.
“Tidak....
Aku masih terlibat perkelahian.” Komentar Jin Myung masih marah
“Kau
harus berdamai dengannya suatu saat. Dia teman lamamu.” Kata Jin Hyuk., Jin
Myung tak peduli
“Jangan
salah paham... Kalian akan berdamai, kan? Berdamailah jika kau tidak mau aku
salah paham.” Pinta Jin Hyuk, Jin Myung mengaku akan memikirkannya.
“Omong-omong,
berapa totalnya? Aku menabung sedikit dari pekerjaan paruh waktuku.”tanya Jin
Myung, Jin Hyuk mengaku sudah membereskan semuanya.
“Mari
kita merahasiakan hal ini, karena Ibu dan Ayah akan cemas.” Kata Jin Hyuk
santai. Jin Myung heran kakaknya yang tidak akan memarahinya.
“Jin
Myung... Maafkan aku...” ucap Jin Hyuk merasa bersalah. Jin Myung heran
kakaknya malah mengatakan hal itu.
“Sudah
kubilang aku melakukannya bukan demi Kakak.” Tegas Jin Myung dengan nada
tinggi.
Jin Hyuk
meminta adiknya agar menjaga sopan santunya,
Jin Myung tidak peduli lalu
mengeluh karena Rahangnya sakit karena bicara
dan berpikir kalau Besok wajahnya akan bengkak. Jin Hyuk meminta agar
melihatnya lalu berkomentar kalau merusak wajah adiknya yang manis. Jin Myung
mengeluh mendengarnya.
“Akan
kucium agar pulih.” Ucap Jin Hyuk mendekati luka diwajah adiknya. Jin Myung mengeluh dengan sikap kakaknya lalu
melompat turun.
“Inilah
alasanku tidak menganggapmu kakak.” Keluh Jin Myung, Jin Hyuk hanya bisa
tersenyum lalu menatap adiknya yang pergi lebih dulu.
Jin Hyuk
masuk ke dalam kamar, menatap barang-barang kenangan dari Soo Hyun. Ia
mengingat saat melihat Soo Hyun yang menatap lukisan sedang mendalam dan
janjinya “Aku akan melindungimu apa pun yang terjadi. Jadi, kamu hanya perlu
tetap bahagia.”
Soo Hyun
saat itu bisa mengerti, tapi Jin Hyuk melihat senyuman Soo Hyun tak biasa. Jin
Hyuk mengingat semuanya, terlihat sangat kebingungan dengan keadaanya. Jin Hyuk
pun akhirnya menelp Soo Hyun dalam kamarnya, Soo Hyun dengan wajah panik ingin
tahu kondisi Jin Myung.
“Dia
terlibat perkelahian kecil saat minum-minum bersama temannya. Penyebabnya salah
satu perdebatan umum di antara pria. Ini Sungguh bukan masalah besar. Jadi,
jangan cemas.” Ucap Jin Hyuk berusaha untuk tetap senang
“Seharusnya
aku tidak memintamu datang ke sekitar rumahku. Aku hanya membuatmu cemas... Aku
menelepon karena berpikir kau akan terus cemas.” Kata Jin Hyuk
“Aku
merasa lebih baik setelah menerima teleponmu.” Kata Soo Hyun
“Itulah
sebabnya kau harus beristirahat... Bekerjalah besok saja, oke?” kata Jin Hyuk.
Soo Hyun setuju berharap agar semoga tidur Jin Hyuk nyenyak.
Artikel
berita "Keuntungan menikah di Hotel Donghwa" Sun Jooo bertanya Sejauh apa kemajuan mereka dengan paket
pernikahan. Hye In memberitahu sudah merilisnya di internet dan untuk majalah,
akan terbit di edisi berikutnya. Sun Joo menganguk mengerti.
“Foto-foto
ini bagus... Model kita andal.” Ucap Tuan Park, Eun Jin pikir sudut fotonya bagus.
“Pengantin
wanitanya bisa lebih baik. Dia terlalu tinggi... Pengantin wanita yang lebih
pendek seperti aku pasti lebih manis.” Komenta Eun Jin sinis
“Apa kau
sudah lama tidak becermin? Apa kau tahu arti "manis"?” ejek Tuan Park
“Artinya
aku manis. Itu meneriakkan "Eun Jin".” Kata Eun Ji bangga. Tuan Park
mengeluh kalau Eun Jin tidak bercermin. Sun Joo hanya bisa tersenyum melihat
adu mulut anak buahnya.
Soo Hyun
sedang ada di ruanganya menatap jendela, Sek Jang masuk ruangan kebingungan apa
sebaiknya memberi tahu Soo Hyun atau tidak. Soo Hyun ingin tahu apa yang akan
dikatakan Sek Jang sekarang.
“Jang Soo
Ah menelepon... Kekasih palsu Pak Jung... Dia ingin menemuimu.” Ucap Sek Jang. Soo
Hyun sedikit terkejut.
Soo Ah
duduk didepan Soo Hyun mengaku Sudah
lama menunggu untuk menemuinya tapi tidak bisa mengumpulkan keberanian. Soo
Hyun merasa mereka tidak perlu bertemu. Soo Ah juga berpikir seperti tapi
sengaja datang untuk memberikan lukisan ini sebagai hadiah.
“Tempo hari
kau datang ke galeri seni, kan? Kau menatap lukisanku cukup lama.” Ucap Soo Ah
“Lukisan
itu mengesankan. Aku tidak tahu itu lukisanmu.” Ucap Soo Hyun. Soo Ah
memberitahu namanya pada Soo Hyun.
“Kenapa
kau memberikan itu kepadaku?” tanya Soo Hyun, Soo Ah menceritkan akan segera
pergi ke New York dan ingin meminta maaf sebelum pergi.
“Hubunganmu
dengan Pak Jung sudah berlalu dan Tidak perlu meminta maaf.” Kata Soo Hyun
“
Hubungan itu bukan apa-apa... Tidak ada hubungan antara aku dan Pak Jung dan
tidak terjadi apa pun.” Akui Soo Ah.
“Itu
tidak penting bagiku. Jangan cemas.” Kata Soo Hyun santai.
“Dia bilang
aku cukup makan bersamanya Atau menonton konser. Dia bilang itu sudah cukup.
Aku bisa lulus kuliah, bahkan membuka tempat les kecil berkat dia. “ cerita Soo
Ah. Soo Hyun binggung apa maksud ucapanya.
“Aku memberitahumu
bahwa aku kekasih palsu. Semua itu hanya sandiwara. Bahkan ada perjanjian
rahasia, tapi sepertinya aku melanggarnya. Aku ingin meminta maaf. Sekeras apa
pun aku memikirkannya, perbuatanku tidak membanggakan.” Akui Soo Ah. Soo Hyun
hanya bisa diam saja.
“Semua
itu berawal sebagai sandiwara, tapi seiring waktu berlalu, aku mulai melihat
secercah harapan. Bagaimana jika... Aku hanya terhanyut dalam fantasiku
sendiri. Pak Jung tidak pernah sekali pun menatapku dengan tatapan hangat. Aku
cemburu... Aku iri padamu.” Ungkap Soo Ah.
“Aku tahu
bahwa belajar seni mungkin tidak bisa kau terima, tapi aku ingin memberikan
lukisan ini sebagai permintaan maaf.” Kata Soo Ah lalu berjalan pergi. Soo Hyun
hanya bisa diam saja.
Soo Hyun
duduk di ruanganya seperti memikirkan sesuatu. Woo Suk mengaku terkejut karena
tidak menduga Soo Hyun mengunjungi kantornya, wajahnya terlihat sumringah. Soo
Hyun mengaku sudah mendengar semuanya. Woo Suk terlihat binggung.
“Jang Soo
Ah menemuiku... Lalu Kenapa kamu melakukan itu?” ucap Soo Hyun, Woo Suk
terlihat gugup.
“Aku
berpikir tindakanku cerdas, Untuk memberimu sedikit ruang. Kau pasti kesulitan
tapi Ini bukan apa-apa dibandingkan apa yang kau alami di rumahku.” Jelas Woo
Suk
“Tetap
saja, Woo Suk, aku sangat berterima kasih atas tindakanmu, tapi itu membuatku
sedih.” Akui Soo Hyun
“Soo
Hyun, itu hal terbaik yang bisa kulakukan.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun tahu
“Aku tahu
kau berusaha memperdulikanku dengan caramu. Tapi tetap saja Orang-orang
mengejekku dan menggosipkan aku saat kita bercerai. Aku tahu ada beberapa cara
untuk berpisah, tapi kau harus memikirkan perasaan orang lain saat berpisah.” Tegas
Soo Hyun
“Sepertinya
aku salah lagi. Aku tidak tahu membawamu ke Taegyeong adalah kesalahan. Kupikir
aku bisa membuatmu bahagia. Jika aku menjauhkanmu seperti itu, kupikir itu akan
membuatmu bahagia. Tapi Aku salah lagi.” Kata Woo Suk berkaca-kaca
“Aku
tidak bilang ini salahmu, karena Kau pasti kesulitan juga. Kau tidak punya
teman bicara dan tidak ada yang tahu perasaanmu.” Komentar Soo Hyun
“Aku
senang setidaknya kau tahu.” Ucap Woo Suk. Soo Hyun pun meminta Waoo Suk bisa
melupakan semuanya dan berhentilah mencemaskannya.
“Woo Suk,
kamu mengajariku banyak hal... Kini aku tahu cara berpisah.” Kata Soo Hyun lalu
keluar dari ruangan.
Jin Hyuk
tersenyum bahagia berhasil membuat tas untuk kamera yang pas sekali lalu menelp
Soo Hyun. Soo Hyun didalam rumah pun mengangkatnya, Jin Hyuk mengajak untuk pergi
ke toko buku dan membaca buku besok. Soo Hyun pikir itu ide yang bagus dan
menyetujuinya.
“Benarkah?
Kupikir kau akan menolak.” Kata Jin Hyuk tak percaya
“Mari
kita pergi ke restoran terkenal di Mangwon-dong juga. Mari kita mengantre dan
menunggu di sana.” Ucap Soo Hyun
“Ada apa
sebenarnya? Aku terlalu bersemangat untuk tidur malam ini. Aku akan mencari
informasi soal restoran terkenal di Mangwon-dong. Sampai jumpa besok.” Kata Jin
Hyuk lalu menaruh bungkus kamera pada kitak dan mencari keyword “Restoran
terkenal...” di ponselnya.
Soo Hyun
dan Jin Hyuk berjalan layaknya seperti pasangan, beberapa orang menatap
keduanya yang tak biasa. Jin Hyuk terlihat bahagia karena Soo Hyun mau
merangkul lenganya. Keduanya pergi ke sebuah restoran yang terlihat ramah dan
mulai mengantri.
“Sekretaris
Jang akan marah lagi... Kita akan difoto lagi.” Ucap Jin Hyuk akhirnya duduk
dicafe.
“Jika
kita tidak bisa menghindarinya, semoga aku cantik di foto itu.” Komentar Soo Hyun
“Kau makin
menyenangkan setiap harinya.” Ucap Jin Hyuk
“Saat aku
melihat foto kita, aku selalu tampak putus asa dan kaku. Hari ini, semoga aku
tampak lebih antusias di foto kita.” Kata Soo Hyun seperti sudah santai
“Aku
bangga padamu. Aku akan memberikan ini sebagai hadiah.” Ucap Jin Hyuk lalu
menyuapi Soo Hyun kue. Soo Hyun pun membalas dengan Jin Hyuk dengan
menyuapinya.
Mereka akhirnya
pergi ke toko buku, Soo Hyun mengaku sudah lama atidak pergi ke toko buku. Jin
Hyuk yakin Soo Hyun suka tempat ini dan Rasanya lebih baik saat menemaninya. Mereka pun melihat buku bersama, dan akhirnya
duduk di sebuah tempat saling membaca buku.
Saat itu
keduanya saling menatap dan tertawa, Jin Hyuk pikir kalau buku yang mereka baca
kalau ini menggemaskan seperti seukuran wajah pacarnya. Soo Hyun pikir kalau
bukunya seukuran matanya.
Soo Hyun
mencari sebuah buku dan menunjuk pada Jin Hyuk, Jin Hyuk membenarkan kalau akan
membeli buku ini untuk Soo Hyun aga bisa membacanya. Soo Hyun bertanya apakah
buku itu bagus. Jin Hyuk mencari di dalam buku dan meminta Soo Hyun membacanya.
“Kita
baru sampai Metasequoia-lined Road... Aku harus membacanya dari atas.” Ucap Soo
Hyun
“Bukankah
kalimat-kalimat ini seolah ditujukan kepada kita?” kata Jin Hyuk, Soo Hyun
hanya bisa diam saja seperti masih ragu dengan hubunganya.
Jin Hyuk
sedang membaca buku dan Soo Hyun menatap dari kejauhan. "Siapa kekasih
dalam puisi ini? Seseorang yang baik hati. Bagaimana kalian berdua bertemu? Kamu
pasti sangat mencintainya. Benar. Aku sangat mencintainya. Aku bahkan ingin mengajaknya
ke ujung dunia."
Soo Hyun
melihat Jin Hyuk yang sedang membayar buku di kasir, Jin Hyuk menatap Soo Hyun
sambil melambaikan tangan dengan senyuman. Soo Hyun menatap Jin Hyuk menahan
rasa sedihnya, karena harus berpisah dengan pria yang dicintainya.
“Soo
Hyun, di mana ujung duniamu? Di mana pun itu, aku yakin aku akan ada di sana
bersamamu.” Ucap Jin Hyuk
“Jin
Hyuk, sekarang aku akan berpisah denganmu.” Kata Soo Hyun
Jin Hyuk
menatap Soo Hyun dengan senyuman bahagia, tapi Soo Hyun menahan tangisnya
dengan pria yang dicintainya.
Bersambung
ke episode 15
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
bener2 bikin bapeerrr...mksh mba dee,ga sabar nunggu minggu dpn nih
BalasHapusAduh tinggal minggu depan.......semoga mereka bs jadian semangattt mbak 💪💪💪
BalasHapusemang kapan tanggal rilisnya mba?
BalasHapusbiasanya hari rabu kamis tayangnya...smoga happy ending
HapusDuh.... Jangan pisah donk.....
BalasHapusEspidode 15 blm tayang ya?
BalasHapusEpisode 15, plisss
BalasHapus