PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 10 Januari 2019

Sinopsis Encounter Episode 11 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Soo Hyun dan Jin Hyuk menikmati kencan pertama di Kuba, bermain di pantai, menaiki mobil dengan Jin Hyuk yang menutupi wajah Soo Hyun agar tak terkena matahari. Soo Hyun pun bersandar di bahu Jin Hyuk di tepi pantai.
Malam hari, Soo Hyun berdiri dibalkon. Jin Hyuk memeluknya dari belakang lalu menciumnya. Keduanya pun akhirnya berciuman seperti melampiaskan rasa cinta mereka yang tertahan selama ada di Korea. Keduanya terlihat sangat bahagai menikmati malam terakhir di Kuba. 

Pagi hari di bandara, Jin Hyuk tertidur nyenyak dibangku. Soo Hyun melihatnya lalu duduk disampingnya sambil tersenyum. Jin Hyuk pun terbangun, Soo Hyun mengaku kalau baru ingat sesuatu kalau  pernah menawarkan  seorang pria tiket kelas bisnis.
“tapi dia menolak dan  berkata ingin menepati janji pada dirinya sendiri.” Ucap Soo Hyun menyindir.
“Ya, aku ingat pernah mengatakannya.” Akui Jin Hyuk
“Aku membeli tiket kelas bisnis, tapi kau bisa menolaknya  lagi jika itu yang  kau mau. Aku akan naik pesawatnya sekarang.” Kata Soo Hyun berjalan pergi. Jin Hyuk langsung mengejar dan memeluknya.
“Ajak aku bersamamu.” Ucap Jin Hyuk memeluk bahu sang pacar. Soo Hyun pun terlihat bahagia berjalan disamping Jin Hyuk. 

Soo Hyun sudah duduk di meja kerjanya, melihat "Pengumuman" di laya komputer "Pengangkatan Pegawai  Kim Jin Hyuk, wajah Donghwa" wajahnya terlihat tersenyum, Jin Hyuk akan masuk kantor tersenyum melihat ID Cardnya.
“Jin Hyuk, selamat datang  kembali di Tim Humas.” Teriak Sun Joo bahagia, lalu memberikan buket bunga.
Hye In, Eun Ji dan Tuan Park menyapa, hanya Tuan Lee terlihat tak suka melihat Jin Hyuk kembali. Tuan Park ingin tahu Bagaimana rasanya kembali kemari untuk kali kedua. Jin Hyuk mengaku  Rasanya menyenangkan. Eun Ji mengaku sudah tahu Jin Hyuk akan kembali karena sungguh tidak patut diusir. Tuan Park mengeluh mendengarnya.
“Jin Hyuk, mejamu sudah kubersihkan pagi tadi.” Ucap Eun Ji mengoda. Jin Hyuk mengucapkan Terima kasih.
“Pak Lee, kau harus sampaikan sesuatu.” Kata Tuan Park, Tuan Lee terlihat binggung lalu gugup.
“Selamat datang kembali.” kata Tuan Lee. Jin Hyuk pun mengucapkan Terima kasih. 


Jin Hyuk keluar dari ruangan, mengirimkan pesan pada Soo Hyun “Bukankah seharusnya kau perlihatkan wajahmu setelah aku kembali?” . Soo Hyun yang ada diruangan tersenyum membacanya lalu membalas pesan Jin Hyuk “Selamat atas kembalinya posisimu.”
“Apa Itu saja? Astaga, kau membuatku sedih.” Keluh Jin Hyuk membalas pesan Soo Hyun
“Apa Kau ingin hal lainnya? Apa Aku harus melakukan hal lebih dari ini?” tanya Soo Hyun
“Perlihatkanlah wajahmu.” Balas Jin Hyuk. Soo Hyun menyuruh Jin Hyuk agar Datang ke ruangannya.
“Aku pribadi berpikir ruanganmu akan terasa terlalu formal.” Kata Jin Hyuk
“Kau tidak akan memintaku bermalam denganmu di luar lagi, kan?” balas Soo Hyun panik. 

Jin Hyuk akhirnya menelp, mengaku tidak bisa melakukan itu di hari pertama kembali ke kanto pusat. Soo Hyun terlihat karena Jin Hyuk berpikir ruangannya akan terlalu formal dan tidak mau keluar. Lalu ingin tahu ingin bertemu di mana.
“Ada tempat yang didatangi pegawai dan tidak Ibu ketahui. Mari bertemu di sana sebentar.” Ucap Jin Hyuk
“Tidak ada tempat seperti itu. Aku tahu setiap sudut Hotel Donghwa.” Kata Soo Hyun
“Apa Kau mau bertaruh?” ucap Jin Hyuk menantang. Soo Hyun ingin tahu apa taruhanya.
“Yang kalah mentraktir makan malam.” Kata Jin Hyuk, Soo Hyun setuju ingin tahu dimana Soo Hyun akan bertemu denganya. 

Jin Hyuk meminta Soo Hyun agar Pertama, keluar dari ruanganya laluu pergi  ke gedung hotel dan naik ke liftnya. Soo Hyun akhirnya keluar dari ruangan menaiki lift, bertanya harus ke lantai berapa.  Jin Hyun menyuruh agar ke Lantai basemen kedua.
“Apa Maksudmu, pintu masuk ke ruangan gudang?.” Ucap Soo Hyun panik
“Kita tidak bisa bertemu di sana. Semua akan melihat kita Kenapa ekspektasimu begitu rendah?” Kata Jin Hyuk.
 Ini mengarah ke ruang cuci dan dapur restoran.” Ucap Soo Hyun keluar dari lift.
“Astaga, kau tahu segalanya. Ibu memang hebat.” Puji Jin Hyuk mengoda. Soo Hyun pikir Ada banyak staf dan Jin Hyuk ingin bertemu di sini.
“Astaga, jika begitu, aku akan meminta bertemu di lobi. .. Cepat masuklah.” Kata Jin Hyuk.
Soo Hyun bertemu dengan beberapa pegawai, akhirnya berpura-pura sedang berbicara dengan Direktur. Jin Hyuk tertawa mendenagar dirinya dianggap sebagai direktur lalu meminta Soo Hyun kalau ada pintu di ujung lorongnya.
Soo Hyun melihat pintu bertuliskan "Jangan buka pintu darurat kebakaran" Jin Hyuk pun menyuruh Soo Hyuk agar membuka pintunya karena akan terkejut sekarang. Soo Hyun tak melihat keberadaan Jin Hyuk, tapi saat berbelok melihat sosok pria yang dicintainya. 


“Kau tidak tahu soal tempat ini, kan?” ucap Jin Hyuk mendekat, Soo Hyun pikir pegawainya pasti mengerjakan konstruksi di sini.
“Tim Fasilitas mengurus pemanfaatan ruang.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk yakin Soo Hyun pasti tidak akan tahu.
“Kurasa aku menang taruhannya.” Kata Jin Hyuk bangga, Soo Hyun tak berkomentar mengalihkan kalau suasana sangat sunyi
“Ini bagus, kan? Mereka hanya memakainya untuk acara. “ kata Jin Hyuk bangga
“Sepertinya kau lebih paham hotel ini daripada aku.” Ucap Soo Hyun
“Kami simpan peralatan di sini saat adakan acara akhir tahun itu.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun menganguk mengerti.
“Kau menang taruhannya dan sudah melihat wajahku, jadi mari kembali.” kata Soo Hyun jual mahal
“Apa ini? Apa Kau mau pergi setelah menemuiku sebentar?” keluh Jin Hyuk. Soo Hyun pikir banyak yang harus Jin Hyuk kerjakan setelah kembali.
“Ya, tapi 30 detik tidak cukup untuk menemuimu. Ini Tidak bisa dibilang aku menemuimu jika sesingkat sekarang.” Kata Jin Hyuk
“Bukan berarti ada hal yang bisa kita lakukan di sini.” Ucap Soo Hyun
“Maksudku adalah... Kita bisa bertemu langsung selama jam kerja seperti ini dan... Inilah inti dari romansa di kantor.” Kata Jin Hyuk mengoda sambil mendekat Soo Hyun sampai bersandar di dinding.
Soo Hyun terlihat gugup mendengar “Romansa di kantor” menurutnya  Akan sangat canggung jika seseorang melihat mereka. Jin Hyuk pikir  Tidak ada acara apa pun jadi tidak akan ada yang datang dengan nada mengoda. 


Tiba-tiba terdengar suara pegawai mengaku sudah membersihkan bagian dalamnya kemarin jadi datang untuk beristirahat. Soo Hyun panik langsung mendorong Jin Hyuk masuk ke dalam ruangan. Pegawai kaget melihat Soo Hyun lalu menyapanya.
“Kenapa Ibu ada di sini?” tanya pegawai. Soo Hyun mengaku hanya datang untuk melihat sajal
“Apakah semuanya nyaman untuk staf... Silakan lanjutkan.” Ucap Soo Hyun bergegas pergi. Jin Hyuk didalam ruangan bisa bernafas lega karena akhirnya Soo Hyun bisa kabur.
Didalam ruangan, Tuan Park menelp sambil menyindir Jin Hyuk itu kembali ke Sokcho. Jin Hyuk mengaku tak mungkin, mengaku ada di toilet. 

Tuan Park menyuruh Jin Hyuk agar segera selesaikan dan kembali. Jin Hyuk mengerti akan hampir selesai.
Akhirnya diam-diam Jin Hyuk mengintip dan keluar ruangan,  tapi ternyata si bibi istirahat dibelakang pintu. Jin Hyuk kaget melihat si bibi langsung bergega pergi dan pamit dengan wajah memerah. Si bibi  melihat seperti tahu kalau keduanya sedang dalam masa-masa menyenangkan.


Tuan Choi berjalan dilorong menerima pesan dari "Presdir Jung Woo Suk" terlihat video saat berbicara dengan Tuan Kim “Ini hanya akan menghancurkan Presdir Cha. Aku ingin kau mundur begitu selesai dengan hal ini.” Wajah Tuan Choi panik melihat sekeliling memastikan tak ada yang melihat.
“Apa Kau terkejut?” ucap Woo Suk menerima telp Tuan Choi. Tuan Choi pun mengajak untuk berbincang langsung.

Soo Hyun duduk dibangku belakang memanggil Tuan Nam, Tuan Nam langsung tahu kalau Soo Hyun mau ke Hongjae-dong.  Soo Hyun hanya tersenyum lalu mengejek kalau seperti ini maka Tuan Nam akan pindah ke Hongjae-dong.
“Aku sungguh mempertimbangkannya. Tinggal di lingkungan yang sama dengan Sun Joo membuat hidupku lebih melelahkan. Akan jauh lebih baik untuk hidup lebih dekat dengan Jin Hyuk. Apa Kalian ingin tinggal bersama? Jika ini bukan soal pergi ke Hongjae-dong, apa yang ingin kau lakukan?”goda Tuan Nam
“Ini soal hotel di Kuba.” Akui Soo Hyun
“Aku tadinya ingin tanyakan padamu. Kamu tidak akan bertindak? Apa Kamu tidak akan mencoba mencari tahu siapa Pak Kim itu?” ucap Tuan Nam
“Aku harus tahu siapa orang di baliknya. Aku tidak bisa meresmikannya dan meminta polisi menyelidiki.. Serta, aku tidak mau hotel di Kuba menjadi topik pemberitaan. Jadi, aku memikirkannya dan butuh bantuanmu.” Ucap Soo Hyun. Tuan Nam mempersilahkanya. 


Tuan Choi dan Woo Suk bertemu di ruangan, suasana terlihat tegang. Tuan Choi mengaku sangat terkejut. Woo Suk mengaku juga merasakan hal yang sama.  Tuan Choi mengeluh kalau Woo Suk itu tak perlu untuk bertindak sejauh itu karena Ini jelas bukan hal yang akan membuat senang Ketua Kim. Woo Suk pikir Yang penting hasilnya.
“Jadi silakan katakan padaku... Kau pasti meneleponku karena ingin sesuatu.” Ucap Tuan Choi
“Kau terdengar yakin. Apakah kamu ingin berkata hanya mengikuti perintah? Aku tidak berniat memberimu masalah dengan video itu. Aku ingin bantuanmu, tapi kupikir kau akan menolak. Jadi, kuperlihatkan padamu.” Ucap Woo Suk
“Sekretaris Cho juga ada di video itu.” Kata Tuan Choi yakin
“Apa Maksudmu, sekretaris yang membantu Ketua? Aku ragu dia masih ada di Korea. Ibuku mungkin sudah menyembunyikannya. Kau pasti tidak tahu persis ibuku.” Kata Woo Suk. Tuan Choi terlihat panik
“Bagaimana jika begini? Hanya kita yang akan tahu video itu. Tapi pertama, bagaimana jika kau tanyakan pendapat Ketua? Apakah dia akan melindungimu atau menyalahkanmu untuk segalanya? Kurasa pilihannya yang kedua.”ucap Woo Suk yakin
“Kita bisa bahas lagi setelah kau menemuinya. Jika kau lebih dahulu menyebutkan video itu, maka aku tidak akan ragu lagi. Akan langsung kukirimkan videonya ke Bu Cha.” Kata Woo Suk. Tuan Choi hanya bisa diam. 


Hye In, Dae Chan dan Jin Hyuk merayakan atas kembalinya Jin Hyuk ke Seoul lalu minum bersama. Dae Chan merasa kalau Seluruh lingkungan terasa ceria dengan kembalinya Jin Hyuk. Hye In memberitahu akalu Dae Chan hanya diam saja tanap Jin Hyuk dan berpikir sedang merasa depresi. Jin Hyuk tak percaya mendengarnya.
“Tidak. Aku hanya jadi melankolis dan Aku merasa kesepian di musim dingin.” Ucap Dae Chan. Tersenyum. 

“Hei, pekerja paruh waktu... Kembalilah bekerja...” teriak Dae Chan melihat Jin Myun keluar dari dapur.
“Apa Kau mengomel padaku karena kesepian? Rambutku mulai rontok karena kamu membuatku stres.”keluh Jin Myung memakai alat penumbuh rambut.
“Itu milikku. Aku tidak berkata kamu bisa memakainya.” Balas Dae Chan. Jin Myung mengeluh Dae Chan yang pelit karena mereka seharusnya berbagi. Hye In meminta agar mereka berhentilah bertengkar.
“Serta, berhentilah memanggilku pekerja paruh waktu... Panggillah aku rekan. Itu terdengar lebih bagus.” Kata Jin Myung.
“Tentu, tapi rekan tidak dibayar.” Goda Dae Chan. Jin Myung pun tak bisa berkata-kata.
“Apa Kau sudah membelikan hadiah untuk ibumu?” tanya Hye In. Jin Hyuk mengaku sudah memikirkannya.
“Apa Maksudmu, ibu kita?” kata Jin Myung binggung. Hye In dan Dae Chan mengeluh Jin Myung yang tak mengetahuinya.
“Biarkan aku terlibat. Bisa katakan kita membelinya bersama?” kata Jin Myung. Jin Hyuk setuju.
“Apa Kita akan adakan pesta ulang tahun untuknya?” tanya Hye In. Jin Myung mengaku akan ajak ibunya keluar. Dae Chan memujinya.
“Akan kupakai hadiah tiket menginap gratis yang kudapat, lalu juga mengajaknya makan di hotel itu. Itu akan bagus, kan? Kuharap mereka akan suka.” Kata Jin Hyuk
“Ibumu pasti akan menyukainya... Dia anak baik... Jika bisa dapat anak seperti Jin Hyuk, kurasa aku akan berpikir bahwa menikah sungguh sepadan.” Ucap Dae Chan.
“Apa ini? Pernikahan? Apa Kau dekat dengan seseorang?” tanya Jin Hyuk bersemangat.
Dae Chan menyangkalnya, Hye In pun tak percaya Dae Chan akan menikha. Jin Myung pikir Dae Chan Jangan terlalu berharap. Dae Chan mengalihkan pembicaran untuk merayakan kembalinya Jin Hyuk dan mengajak bersulang.
“Untuk pernikahan Dae Chan di masa mendatang.” Kata Jin Hyuk. Jin Myung pun ikut kalau bersulang untuk ulang tahun ibunya. Keempatnya terlihat bahagia. 


Tuan Kim duduk di "Toko Buah Jangsoo" wajahnya terlihat tegang melihat berita anaknya "Presdir Cha Soo Hyun dan pria misterius turun dari mobil bersama" . Esok harinya, Jin Hyuk keluar lobby menemui ayahnya yang sedang menunggu dilobby, lalu duduk dicafe bersama.
“Bagaimana dengan tokonya?” tanya Jin Hyuk. Tuan Kim megaku  keluar untuk berjalan-jalan karean Membosankan hanya diam di toko.
“Kau harus segera kembali, kan?” kata Tuan Kim. Jin Hyuk melihat kalau waktunya masih 30 menit lagi hingga istirahat makan siang berakhir.
“Ayah ingin berbincang, tapi ibumu selalu ada di rumah, jadi...” kata Tuan Kim ragu
“Kenapa Ayah tidak memintaku menemuimu di toko?” kata Jin Hyuk. Tuan Kim mengaku juga ingin melihat kantor anaknya.
“Jin Hyuk.... Ayah tidak bisa terus bersikap seolah tidak tahu... Kurasa ibumu juga khawatir... Kau dan Presdir itu...” ucap Tuan Kim gugup.
“Seharusnya kukatakan lebih awal, tapi aku tidak punya waktu yang pas.” Akui Jin Hyuk merasa bersalah.
“Ayah merasa tidak tenang saat kau dipindahkan ke Sokcho. Ayah tidak bisa tanyakan kenapa mendadak kau dimutasi. Kau sempat membahas soal mencintai dan berusaha. Mungkin kau mengatakannya karena hubunganmu dan dia sulit. Apa Menurutmu tidak apa-apa?” kata Tuan Kim
“Apa Maksud Ayah?” tanya Jin Hyuk binggung. Tuan Kim pikir Hotel milik Soo Hyun terlihat bagus dan besar.
“Berarti dia punya beberapa, termasuk yang di Kuba. Dia juga orang terkenal... Ayah mempercayaimu, Jin Hyuk... Tapi...” kata Jin Hyuk ragu.
“Ayah... Aku sudah memikirkannya dengan baik. Ayah juga mencemaskannya, kan? Namun, Ayah... aku sudah memutuskan tetap berhubungan dengannya. Aku tidak tahu akan sejauh mana hubungan kami, tapi aku bersedia melangkah sejauh mungkin.” Kata Jin Hyuk yakin
“Bagaimana kalau ada yang salah? Baiklah. Saat dua orang saling mencintai, mencemaskan yang terjadi di masa depan tidaklah tulus... Ayah hanya ingin tahu bagaimana perasaanmu agar juga bisa memutuskan... Entah itu mendukungmu atau menghentikanmu.” Ucap Tuan Kim seperti berusaha untuk yakin
“Tolong dukung aku, Ayah.” Pinta Jin Hyuk. Tuan Kim tak banyak bicra karena waktu makan siang Jin Hyuk sebentar lagi selesai memintanya kembai saja. 



Tuan Nam makan direstoran dengan lahap, bertemu dengan seseorang seperti temanya. Pria itu pikir kalau sulit sekali bicara santai dengan Tuan Nam saat berpakaian rapi dan sangat Canggung sekali. Tuan Nam pikir pria itu juga harus tahu perasaanya.
“Setiap pagi terasa menyiksa.” Kata Tuan Nam lalu mengeluarkan sesuatu.
“Hei, urusan bisnis nanti saja setelah makan.” Keluh si pria seperti seorang detektif.
“Makan dengan mulutmu, dengarkan dengan telingamu... Berikan catatan panggilan dari nomor ini.” Kata Tuan Nam
“Kau seperti Pak Nam yang dahulu kukenal.” Kata Si pria melihat nama  "Kim Jin Tae" bertanya apakah ada suatu masalah.
“Tolong bantu aku... Aku harus menyelidikinya, tapi harus dilakukan diam-diam. Kenapa ingin tahu urusan orang lain?” kata Tuan Nam. Si pria mengerti dan meminta agar memberikan waktu.
“Omong-omong, anggap aku menghajar orang karena dia layak dapatkan itu. Dia berselingkuh dari istrinya, jadi, aku memukulinya. Apa yang terjadi selanjutnya?” tanya Tuan Nam
“Kau akan ditangkap.” Kata Si detektif, Tuan Nam mengangguk mengerti.


Sun Joo memberikan lauk untuk anaknya, merasa karena sudah lama  tidak makan di luar jadi meminta agar makan yang banyak, karena anaknya yang  terlihat kurus. Ji Yu mengakusedang diet. Sun Joo mengeluh anaknya  diet kalau kau sedang belajar.
“Ibu juga sedang diet.”ejek Ji Yu. Sun Joo mengaku Itu karena tidak berselera makan.
“Kenapa tidak berselera? Apa Karena perceraian?” kata Ji Yu. Sun Joo mengaku Bukan.
“Saat kau menikah nanti, bagaimana kalau ibu dihina karena bercerai?” tanya Sun Joo khawatir.
“Aku tidak akan berhubungan dengan pria semacam itu. Ayah tidak berselingkuh karena Ibu tidak cantik. Tapi Ayah yang aneh.” Kata Ji Yu marah. Sun Joo mengaku tidak setuju.
“Ibu tahu aku pintar di sekolah.” Kata Ji Yu. Sun Joo tahu kalau Ji Yu bahkan tidak memerlukan bantuan ibunya.
“Itu karena aku ingin menjadi seperti Ibu... Ibu keren. Aku ingin bekerja di perusahaan bagus sepertimu dan menjadi wanita keren. Itu berarti aku menyukai Ibu Lebih dari siapa pun.” Kata Ji Yu bangga
“Terima kasih... Ibu jadi bersemangat karenamu, Kau juga tidak boleh patah arang karena apa pun. Ibu membesarkanmu dengan memberi makanan organik.” Kata Sun Joo bangga.
“Kenapa tiba-tiba membahas makanan organik?” kata Ji Yu. Sun Joo juga tak tahu.
“Kalau begitu, saat Ibu jadi nenek nanti, aku juga akan memberikan Ibu makanan organik.” Kata Ji Yu. Sun Joo terlihat berkaca-kaca mengajak Ji Yu untuk makan. 


Soo Hyun melihat foto-foto taman bermain didekat rumah Jin Hyuk lalu teringat ucapan sebelumnya kalau ia ingin pergi ke taman bermain di Hongjae-dong.  Jin Hyuk memberitahu aklau Tempat itu sebentar lagi hilang. Soo Hyun pikir kalau Jin Hyuk pasti sedih.
“Tentu saja... Aku seperti tumbuh besar di taman bermain itu.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun akhirnya menelp Jin Hyuk.

“Aku sudah berjanji akan mentraktirmu makan malam” ucap Soo Hyun
“Kau ingat, ya? Maksudku, kau kalah taruhan dan harus mentraktir makan malam, tapi kamu diam saja, aku jadi bingung harus bagaimana. Ini salah satu situasi canggung kita. Tapi Syukurlah kau ingat.” Ejek Jin Hyuk. 


Keduanya duduk di ayunan, Soo Hyun pikir  Semua orang bisa lupa, karena Jin Hyuk yang terlihat kesal. Jin Hyuk merasa Soo Hyun harus mentraktir makan malam agar mereka bisa bertemu. Tapi Soo Hyun yang tidak tepati janji dan tidak memahami perasaannya.
“Tapi tetap saja aku merindukanmu setiap hari. Mau bagaimana lagi? Aku hanya harus memahaminya.” Kata Jin Hyuk
“Aku ingin ke taman bermain ini bersamamu sebelum tempat ini hilang, karena itu aku mencari alasan mentraktirmu makan malam. Sepertinya kau yang tidak memahami perasaanku.”komentar Soo Hyun terlihat sinis
“Astaga... Aku salah...”kata Jin Hyuk memegang kaki Soo Hyun berjongkok didepan pacarnya.
“Aku teringat tempat ini saat melihat taman di Kuba. Tempat ini sangat berarti bagimu, aku jadi bertanya-tanya bagaimana perasaanmu jika taman ini hilang. Aku sedih... Apa Kau sendiri kecewa?” ucap Soo Hyun
“Soal taman di Kuba, kakek itu bilang begini padaku. Dia mulai mencintai istrinya di taman itu serta menggenapi cintanya di sana. Sayang sekali taman ini akan hilang, tapi di sini juga aku boleh memulai cintaku. Aku bisa melepaskannya dengan senang.” Kata Jin Hyuk lalu perlahan mendorong Soo Hyun.
“Apa Memang kakimu tidak sakit?” tanya Soo Hyun. Jin Hyuk mengeluh Soo Hyun yanbg berbakat merusak momen romantis.
“Ayo, kau harus mentraktirku makan.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun bertanya mau kemana mereka.
“Bagaimana kalau kita makan siput bulan?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk pikir  Tempat itu tidak bagus untuk kesehatan jiwanya dan mengajak kalau Hari ini ke tempat lain saja lalu mengandeng tangan Soo Hyun pergi. 



Woo Suk sudah membawakan buket bunga dan juga sebotol wine, wajahnya terlihat bersemangat. Lalu ia mengirimkan pesan pada Soo Hyun “Apa Bisa bertemu hari ini? Ada yang ingin kuberikan padamu.”
Sementara Soo Hyun dan Jin Hyuk sudah ada diwarung tenda, mereka memikirkan akan makan apa. Jin Hyuk pikir Soo Hyun yang membayarnya jadi... Soo Hyun pikir tempat sempurna untuk udon. Jin Hyuk pun setuju mereka mulai dengan udon.
“Jangan seruput mi lagi.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk pikir  Menyeruput udon cukup sulit.
“Bisa berikan kami soju?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk setuju karena  hari ini mereka lakukan semua yang diinginkan Soo Hyun
“Kalau dipikir-pikir, aku belum pernah melihatmu mabuk.” kata Jin Hyuk
“Aku kuat minum, hanya saja jarang minum.” Ucap Soo Hyun bangga. Jin Hyuk pikir malam ini mereka akhirnya bisa menggila. Keduanya pun setuju. “Bibi, kami mau udon dan empedal ayam... Satu botol soju juga.”kata Jin Hyuk. Soo Hyun terlihat sangat bersemangat karena semua makanan enak


Soo Hyun sudah mulai sedikit mabuk melihat Jin Hyuk karena tidak ikut minum. Jin Hyuk beralasan hari ini akan mengantanya pulang. Soo Hyun mengeluh karena mabuk sendirian dan itu membosankan sekali. Jin Hyuk pikir tak ada yang bisa dilakukan.
“Jin Hyuk... Apa Kau tahu? Belakangan ini aku sangat senang.” Ungkap Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku merasakan seperti itu juga.
“Tidak, aku jauh lebih senang dibandingkan kau.” Kata Soo Hyun tak ma kalah. Jin Hyuk pikir dirinya yang lebih senang.
“Kita makan ramyeon dan udon bersama, kita bahkan makan siput bulan dan empedal ayam bersama. Ini kali pertamaku makan empedal ayam.” Akui Soo Hyun. Jin Hyuk bertanya apakah Soo Hyun menyukainya.
“Aku suka.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk yakin kalau pasti rasanya enak. Soo Hyun mengaku rasanya Luar biasa.
“Kau lebih manis saat mabuk.” puji Jin Hyuk, Soo Hyun mengaku memang tipe yang manis.
“Sejujurnya, aku tipe orang yang sangat manis, tapi orang tidak tahu.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk heran karena mereka tak tahu tapi senang karena hanya dirinya yang tahu.
“Aku sangat senang.” Ungkap Soo Hyun, Jin Hyuk mengaku sudah tahu.
“Aku sangat senang karena kau ada di sisiku.” Kata Soo Hyun dengan mata berkaca-kaca. Jin Hyuk juga mengaku sangat senang.
“Tapi aku juga cemas.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk ingin tahu alasanya.
“Aku takut ini hanya mimpi. Saat bangun pagi, aku bertanya-tanya hari ini kau masih ada atau tidak. Bagaimana kalau itu hanya mimpi? Aku terus mencari tahu dan merasa lega, tapi aku juga takut. Aku takut kau menghilang.” Ungkap Soo Hyun sedih
“Kenapa aku menghilang? Sekarang aku di sini.” Kata Jin Hyuk.
“Aku takut kau pergi... Seperti mereka yang dahulu temanku. Aku takut kau juga menghilang.” Kata Soo Hyun sedih
“Soo Hyun... Sekarang aku punya koordinat khusus.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun tak mengerti apa maksud Koordinat
“ Ya, koordinat... Aku berada dalam perimeter satu meter di dekatmu. Aku akan selalu di sana.” Kata Jin Hyuk menyakinkan.
“Baguslah.. Tapi Bukankah satu meter terlalu jauh?” keluh Soo Hyun. Jin Hyuk mulai berpikir lalu mendekat
“Kalau begini bagaimana? Jarak 10 cm.” Ucap Jin Hyuk mengoda. Soo Hyun tersenyum memuji kalau Ini sempurna menurutnya 10 cm yang terbaik. Keduanya terlihat sangat bahagia. 



Woo Suk menunggu Soo Hyun di depan rumah, wajahnya kaget melihat Jin Hyuk yang menyetir mobil dan terlihat Soo Hyun tertidur disampingnya. Jin Hyuk mengantar Soo Hyun sampai ke dalam rumah dan membawanya keatas tepat tidur.
Soo Hyun yang mabuk, enggan membuka jaketnya. Tapi Jin Hyuk yang sabar membuka jaket Soo Hyun lalu membaringkan pacarnya dengan posisi yang nyaman. Jin Hyuk duduk disamping Soo Hyun menatapnya yang terlhat cantik saat tidur, akhirnya memberikan ciuman di dahi dan juga pipi.
Woo Suk masih menungu di mobil terlihat gugup berharap Jin Hyuk segera keluar karena sudah lama di dalam rumah. Jin Hyuk akhirnya keluar wajahnya terlihat tersenyum bahagia, sementara Woo Suk terlihat tak suka Jin Hyuk yang mengantar Soo Hyun pulang. 


Soo Hyun terbangun merasakan kepalanya pusing dan tersadar kalau sebelumnya mabuk dan mengingat kejadian semalam.
Flash Back
Soo Hyun mencoba merangkul Jin Hyuk agar makan wortel. Jin Hyuk berusaha menolak tapi Soo Hyun berhasil menyuapinya. Soo Hyun pun mengodanya dengan melihat bibir Jin Hyuk yang manis lalu menciumnya.
Soo Hyun panik mengingat kalau dirinya terlihat agresif pada Jin Hyuk saat mabuk. Ia mengingat kembali saat Jin Hyuk mengajak pulang, tapi Soo Hyun mengajak minum lagi. Jin Hyuk pun membantunya untuk masuk mobil berjanji akan mengajaknya minum lagi.
“Pak Nam, antar aku ke kantor.” Kata Soo Hyun yang mabuk, Jin Hyuk hanya bisa tersenyum lalu menyetir mobil.
**
Bersambung ke part 2
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar