PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Pagi hari
Nyonya
Joo sudah sibuk menyiapkan makanan dalam kotak makananya. Jin Myung keluar dari
kamar mencium bau makanan, lalu melihat ibunya berpikir baru saja berbelanja.
Nyonya Joo hanya diam terus menyiapkan makanan dalam kotak.
“Wahh... Sudah
lama kita tidak memakannya.” Ucap Jin Myung mulai mencoba acar dalam kotak.
“Astaga,
itu asin... Makanlah dengan nasi.” Keluh Nyonya Joo, Jin Myung mengaku akan
mandi dahulu.
“Jangan
kembalikan apa yang sudah kau makan.” Ucap Nyonya Joo menyingkirkan dari kotak
makanan.
“Apa ini
hari istimewa? Kenapa Ibu memasak banyak makanan?” ucap Jin Myung binggung
bicara sendiri berjalan masuk ke kamar mandi.
Soo Hyun
sibuk berkerja di ruanganya, Sek Jang masuk ruangan dengan wajah tegang. Nyonya
Joo masuk ruangan dengan tas besar ditanganya. Soo Hyun kaget langsung berdiri
menyambutnya. Akhirnya keduanya duduk berhadapan.
“Kau
pasti sangat sedih... Maaf karena aku membuat situasi terasa makin canggung dengan
memintamu bertemu.” Ucap Nyonya Joo, Soo Hyun mengaku tak masalah.
“Ibu
sudah datang jauh-jauh kemari.” Ucap Soo Hyun tak enak hati.
“Sepertinya
aku sudah membuat kesalahan. Jin Hyuk bilang kepadaku bahwa dia mencintaiku dan
kau dan bahwa dia akan melindungi rasa cintanya untuk kita berdua. Aku
seharusnya tidak mencampuri hubungan kalian, tapi aku membuat kesalahan karena
aku sangat khawatir.” Ucap Nyonya Joo
“Tidak...
Itu bukan salah Ibu.. Tapi Itu salahku... Nyonya Joo. Jika aku putus hanya
karena ucapan Ibu kepadaku,maka aku akan mengunjungi Ibu setiap hari dan
memohon kepada Ibu untuk merestui hubungan kami. “ kelas Soo Hyun
“Aku memutuskan
untuk berpisah dengannya karena aku juga khawatir tentang hal yang sama persis
seperti Ibu. Aku sangat menyukai Jin Hyuk. Dan karena aku menyukai dia, maka aku
tidak ingin dia mengalami segala kesulitan yang kualami. Itu bukan salah Ibu.”
Ucap Soo Hyun
“Jin Hyuk
benar... Aku putus dengannya karena inilah caraku untuk mencintainya. Jadi,
jangan biarkan itu mengusik pikiran Ibu.”jelas Soo Hyun. Nyonya Joo bisa
sedikit tersenyum.
“Sepertinya
kau menikmati makanan buatanku. Aku yakin kau sangat khawatir karena ayahmu.
Jadi, setidaknya aku ingin kau makan dengan lahap. Aku akan senang jika kau
datang untuk makan lagi.” Ucap Nyonya Joo memberikan kotak makanya, Soo Hyun
pun mengucapkan terimakasih sebelum nyonya Joo keluar dari ruanganya.
Jin Hyuk
pulang ke rumah dengan menaiki bus, lalu melihat ada bulan yang terpotong
setengah lalu mengeluarkan ponselnya. Soo Hyun terdiam menatap makanan yang
diberikan Nyonya Joo saat itu pesan "Jin Hyuk" masuk ke ponselnya.
"Apa
kamu sudah makan? Aku melihat langit saat pulang kerja. Bulannya sangat indah.”
Soo Hyun
pun melihat bulan yang sama di luar jendela rumahnya.
Woo Suk
meminta Ibunya harus makan sesuatu karena tidak akan makan dengan benar saat
pergi nanti. Nyonya Kim mengaku selalu
merasa tidak nyaman dengan tatapan matanya, Caranya berbicara dan bersikap
sangat patuh Tapi tatapan matanya selalu mengganggu.
“Bagaimana
ibu menggambarkannya? Sepertinya Soo Hyun tidak iri dengan kekuasaan, kekayaan,
atau martabat Taegyeong. Namun, ibu selalu terganggu oleh hal itu... Ibu benci
itu...” Ungkap Nyonya Kim.
“Ibu
membenci dia karena alasan itu.Dan karena alasan itu, aku mengasihani Soo
Hyun.” Komentar Woo Suk
“Akhirnya
dia menjatuhkan kita semua. Cha Soo Hyun yang bukan siapa-siapa.” Ucap Nyonya
Kim
“Penyelidikan
bisa berlangsung lama. Aku akan menunggu di dekat sini.” Tegas Woo Suk
“Apa kau
pikir mereka melakukan ini hanya untuk mengeklaim Hotel Donghwa? Soo Hyun tidak
pernah bertindak, tapi dia sudah berubah sekarang. Terkadang, ibu mengaguminya.”
Kata Nyonya Kim
“ Orang
yang mengubah Soo Hyun bukanlah pewaris Taegyeong. Tapi putra dari keluarga
yang memiliki toko buah. Itulah yang membuat ibu risau. Gugatan? Ibu pernah
mengalami yang jauh lebih buruk.” Ungkap Nyonya Kim seperti masih tak percaya
“Ibu,
pikirkan saja dirimu mulai sekarang. Semua orang akan kembali ke keadaan semula
sekarang.” Kata Woo Suk menenangkan.
“Bagaimana
denganmu? Bagaimana denganmu sendiri?” tanya Nyonya Kim
“Kewajibanku
adalah melindungi Ibu dan Taegyeong. Tolong jangan khawatir.” Kata Woo Suk
menyakinkan.
Sek Kim
masuk memberitahu orang dari pihak kejaksaan sudah datang. Woo Suk meminta agar
memberitahu kalau akan mengantar ibunya sendiri. Nyonya Kim hanya diam saja,
dan Woo Suk pun tak banyak berkata-kata.
Di dalam
mobil
Woo Suk
duduk dengan tenang disamping ibunya, Nyonya Kim masih terlihat sinis seperti
tak bisa menerima keadaaanya, akhirnya turun dari mobil masuk kedalam kantor
kejaksaan, wartawan pun mulai mengerubunginya.
“Bagaimana
perasaanmu sekarang? Apa kau mengakui gugatan itu? Ketua, tolong katakan
sesuatu... Tolong beri komentar.”
Nyonya
Kim tak menjawab terus berjalan menaiki tangga kantor kejaksan. Woo Suk terdiam
melihat punggung ibunya yang masuk ke kantor kejaksaan.
Sek Jang
dan Soo Hyun menonton berita "Ketua Taegyeong Kim Hwa Jin Muncul di Kantor
Kejaksaan" Sek Jang mengaku tidak
percaya hari ini tiba dan menurutnya Sungguh memuaskan, bahkan situasi makin
membaik dengan penuh senyuman bahagia.
“Apa kita
sebaiknya pergi sekarang?” kata Soo Hyun seperti tak ingin membahasnya lagi.
Sek Jang sadar dengan omonganya lalu bergegas untuk pergi.
Soo Hyun
bertemu dengan ibunya, Tuan Cha sudah mengunakan pakaian tahanan ingin tahu
keadaan istrinya. Soo Hyun mengaku Tuan Nam bersamanya sering mengunjungi
Nyonya Jin tapi merasa ibunya belum siap
untuk keluar rumah.
“Jagalah
ibumu dengan baik.” Pesan Tuan Cha yang penuh senyuamn seperti sangat bahagia
bisa menebus kesalahanya.
“Bagaimana
dengan Ayah? Bukankah udaranya dingin?” ucap Soo Hyun terlihat khawatir.
“Ayah
baik-baik saja... Ayah menghabiskan makanan ayah. bahkan Ayah juga membaca
semua buku yang ingin ayah baca.” Cerita Tuan Cha
“Katakan
jika ada yang mau ayah baca, nanti akan kukirimkan.” Ucap Soo Hyun
“Ayah
dengar kalian berpisah... Apa yang terjadi?” tanya Tuan Cha serius.
“Ayah... Bagaimana
perasaan Ayah saat melihatku mengalami kesulitan?” tanya Soo Hyun
“Kurasa
mungkin akan lebih sulit untuk melihatnya. Ayah sungguh sedih... Ayah
mendukungmu karena itu jalan yang kamu pilih, tapi kau kehilangan senyummu
makin lama kau menjalaninya.” Ungkap Tuan Cha
“Itu
sebabnya aku cemas Jin Hyuk dan keluarganya mungkin akan seperti itu juga.”
Jelas Soo Hyun
“Apa kau
tahu Ayah paling sering memikirkan apa di sini? Ayah berpikir sudah berusaha
keras untuk menjalani kehidupan yang baik, tapi tidak ada yang bahagia. Tidak
denganmu, ibumu, atau ayah. Ayah tahu kenapa kau ingin menjaga orang-orang di
sekitarmu.” Jelas Tuan Cha
“Namun,
jika kau melihat sumber pertanyaannya, maka bertanyalah kepada dirimu sendiri
terlebih dahulu. Apa kau sanggup menjalani sisa hidupmu dengan perasaan itu?”
kata Tuan Cha menasehati. Soo Hyun hanya diam saja.
Jin Hyuk
menelp Nyonya Lee ingin tahu apakah Soo Hyun datang ke kamar gelap. Nyonya Lee
mengaku belum dan berpikir kalau harus
meneleponya jika Soo Hyun datang. Jin
Hyuk pikir tak perlu dan meminta maaf karena sudah menelp begitu larut.
Jin Hyuk
duduk di ruangan kerjanya seperti sedikit kecewa, lalu melihat barang-barang
kenangan dengan Soo Hyun, sepasang heels saat pertama kali di cuba. Soo Hyun
meminta tolong agar mengambilkan sepatunya di bawah.
Jin Hyuk akhirnya menuliskan sesuatu pada selembar kertas, sementara Soo Hyun terlihat kebingungan dengan nasib hubunganya dan hanya bisa menelupkan kepalanya.
Soo Hyun
masuk ruangan meminta Sek Jan agar
periksa daftar undangan untuk orkestra simfoni di makan malam Tahun Baru
karena Semua anggota orkestra datang, jadi meminta lagi periksa menunya. Sek
Jang mengerti.
“Apa ini?”
tanya Soo Hyun bingung melihat ada sebuah kotak diatas meja.
“Jin Hyuk
datang lebih awal, memintaku menyampaikan kepadamu.” Jelas Sek Jang. Soo Hyun
pun mengerti tak banyak komentar.
Soo Hyun
membuka kotak ternyata berisi sepasang sepatu miliknya dan ada juga sebuah
surat ditaru disampingnya. Soo Hyun pun membaca surat yang ditulis oleh Jin Hyuk
"Soo Hyun, ini sepatu yang
mengantarmu kepadaku. Aku yakin mereka akan
membawamu kembali kepadaku. Belakangan ini, kau mengalami masa sulit. Kuharap
kau melihat sepatu ini dan ingat. Saat kita berjalan dengan bahagia. Soo Hyun,
kau satu-satunya cintaku. Jangan lupakan itu.”
Soo Hyun
kembali mengingat yang dikatakan Jin Hyuk “Aku akan terus menepati setiap janji
yang sudah kubuat. Kau bisa berpisah dariku. Tapi aku akan tetap mencintaimu.”
Soo Hyun pun menangis lalu keluar dari ruangannya.
Jin Hyuk
di rumah terus menatap foto Soo Hyun yang terlihat tersenyum bahagia. Di
jendela ada banyak note yang ditulis Jin Hyuk
"Di antara banyaknya bintang, satu bintang menatapku" saat itu
Jin Hyuk melihat ke jendela sudah turun salju.
Soo Hyun
pergi dengan mobilnya, melihat ada palang menuliskan "Hati-Hati, Dalam Pembangunan"
dengan wajah panik memutuskan untuk turun dan berjalan kaki menaiki jalan.
Jin Hyuk
berjalan sendirian keluar dari rumah, menyodorkan tanganya agar memegang salju.
Soo Hyun berjalan dengan tatapan sedih teringat kembali kejadian sebelumnya.
Flash Back
Nyonya
Lee membuka pintu kaget melihat Soo Hyun yang datanga. Akhirnya Soo Hyun pun
masuk ke kamar gelap mulai mencuci film yang diberikan Jin Hyuk, saat itu
melihat foto dari mantan pacarnya itu.
Waktu wajahnya yang tersenyum bahagia.
“Aku
sangat menyukai ekspresimu... Sungguh cantik. Kau tampak bahagia. Puji Nyonya
Lee
“Aku sangat
ingin kamu melihat foto ini. Ini sisi Cha Soo Hyun yang tidak kau ketahui”
ungkap Jin Hyuk sebelumnya.
Tuan Cha
bertanya apakah ingin Soo Hyun ingin diantar pulang. Soo Hyun mengajak untuk pergi
ke Hongjae-dong. Tuan Nam pun bisa tersenyum mendengarnya.
Jin Hyuk
sudah duduk di ayunan sendirian, Soo Hyun tersenyum dengan mata berkaca-kaca melihat
punggung Jin Hyuk yang duduk sendirian, lalu mendekatinya sambil bertanya “Apa
yang akan kau lakukan jika taman bermain ini menghilang?” Jin Hyuk melonggo
kaget melihat Soo Hyun datang ke tempatnya.
“Aku melihat
perasaanku sesungguhnya yang tidak aku ketahui. Selama menghabiskan waktu
bersamamu, aku selalu tersenyum. Aku tidak tahu kalau tersenyum bahagia.” Aku
Soo Hyun
“Kamu
harus tetap tersenyum seperti itu, Soo Hyun.” Ungkap Jin Hyuk ikut berkaca-kaca
menatp Soo Hyun
“Aku
tidak bisa tersenyum tanpamu. Biarkan aku tetap berada di sisimu. Aku ingin
tetap berada di sisimu dan tetap tersenyum seperti itu... Maafkan aku... Maaf
karena aku mengatakan kita harus berpisah.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk langsung
memeluknya.
“Jangan
meminta maaf... Terima kasih... Karena bersikap berani.” Ucap Jin Hyuk
Keduanya
saling menatap, Jin Hyuk kembali mengaku sangat mencintai Soo Hyun, Soo Hyun
pun membalasnya mengaku sangat mencintai Jin Hyuk. Keduanya pun berciuman
meluapkan perasaan mereka yang akhirnya kembali seperti semula.
“Salju
turun dan terasa sangat indah... Kenapa dia tidak kembali?” ucap Tuan Nam
binggung tapi senyuman terlihat bahagia.
Restoran "Siput
Bulan Chan"
Dae Chan
membawakan makanan mengaku sudah menambahkan banyak siput bulan untuk Soo Hyun. Jin Myung mengaku sudah menuangkan bir
tambahan juga hanya untuknya.Soo Hyun mengucapkan terimakasih. Dae Chan pun
pamit pergi.
“Kenapa?
Bergabunglah.” Ucap Jin Myung. Dae Chan menarik Jin Myung agar pergi membiarkan
keduanya untuk bersenang-senang.
“Kita sebaiknya
makan malam di rumah. Aku punya banyak lauk di rumah.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk
binggung.
“Ibumu
memasak untukku.” Kata Soo Hyun, Jin Hyuk kaget mendengarnya.
“Aku
merasa bersalah, jadi aku tidak bisa memakannya hingga sekarang. Sekarang aku
bisa memakannya dengan nyaman.” Akui Soo Hyun
“Kalau
begitu, kita sebaiknya makan malam di rumahmu setelah ini. Jadi, di mana kau
menaruh cincin pasangan kita?” kata Jin Hyuk dengan wajah kesal
“Aku
masih membawanya setiap hari. Jangan marah.” Ucap Soo Hyun mengeluarkan dalam
kotak film.
“Yah...
Setidaknya kau setia.” Ejek Jin Hyuk, Soo Hyun mengaku kalau Ini cinta, bukan kesetiaan.
Jin Hyuk
meminta Soo Hyun memberikan lalu memasang kembali cincinya meminta agar Soo
Hyun berjanji agar tidak boleh melepasnya lagi. Soo Hyun berjanji tidak akan
melepas cincin dan akan sering memotret dengan kameraku.
“Apa kau
masih menyimpan sarung kameranya?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun menganguk.
“Apa kau
tahu alasanku memberikan itu kepadamu?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku tahu.
“Artinya
kau ingin menjadi rumahku.” Kata Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku sangat membenci Soo
Hyun dengan nada mengoda.
“Kau tahu
artinya, tapi tetap memaksakan akhir yang menyedihkan.” Kata Jin Hyuk
“Kau
melarangku meminta maaf, tapi sekarang memarahiku.” Keluh Soo Hyun. Jin Hyuk
meminta maaf karena belum bisa melupakannya.
“Itulah
sebabnya aku juga akan melakukannya. Aku akan membuat rumah yang bagus.” Kata
Soo Hyun.
“Pasti
butuh sekitar satu tahun. Kau tidak berbakat seperti aku.” Ejek Jin Hyuk
“Selama
apa pun tidak masalah. Kau akan menemaniku bahkan lebih lama daripada itu.”
Ucap Soo Hyun yakin
“Aku
sering memberitahumu bahwa akan menemanimu untuk waktu yang lama.” Kata Jin
Hyuk bahagia
Keduanya
seperti sangat bahagia setelah menjalan hubungan lain. Di depan pintu restoran
Dae Chan menulis "Hari ini kami tutup" seperti membiarkan keduanya di
restoran.
Sementara
dirumah, Soo Hyun sudah membawa bunga yang diberikan Jin Hyuk dengan tulisan
yang diberikan Jin Hyuk saat dikuba
"Aku hendak menanyakan ini
jika kita berjumpa lagi Apa Kau punya kekasih? -Dari Penjual Buah-"
[Satu
tahun kemudian]
Di atas
meja terlihat lembaran "Para pegawai baru, Hotel Donghwa menyambut
kalian" Tuan Park menyapa Tuan Oh sebagai pegawai baru bertanya apakah suka
minum alkohol. Tuan Oh mengaku bahkan tidak bisa minum segelas pun.
“Itu akan
menghalangi kehidupan sosialmu di sini.” Ucpa Tuan park. Tuan Oh
mengatakan Ibunya bilang bersikap berat
sebelah tidaklah baik.
“Apa kau
anak kesayangan ibumu?” ejek Tuan Park. Tuan Oh mengakuinya.
“Jin
Hyuk... Bukankah kau seharusnya membimbing mereka?” kata Tuan Park.
“Maaf.
Aku akan memulai dengan bir dan menambahkan sesendok demi sesendok.” Kata Jin
Hyuk yang duduk dibangku Hye In
sebelumnya.
“Apa Kalian
minum bir dengan sendok?” ucap Tuan Oh Panik. Eun Ji membenarkan.
“Apa kau
suka cumi-cumi?” tanya Eun Ji, Tuan Oh mengaku tak suka. Eun Ji pikir mereka cocok
dalam hal itu. Tuan Oh menyangkalnya.
Semua pun
tak bisa menahan tawa, Tuan Park senang dengan Tuan Oh karena dari awal menolak
godan Eun Ji. Eun Ji terlihat marah, Tuan Park menegaskan kembali kalau
sekarang menjadi atasanya agar menjaga sikapnya. Sun Joo akhirnya meminta untuk
kembali bekerja.
“Bagaimana
jika kutunjukkan cara kerja mesin fotokopi?” ucap Jin Hyuk pada Tuan Oh, mereka
pun pergi dari ruangan.
Woo Suk
duduk sendirian dirumahnya, Sek Kim datang memberitahu Ibunya Woo Suk menolak permintaan kunjungan anaknya lagi.
Woo Suk mengerti dan tak mau menyerah karena mencoba lagi pekan depan.
Dae Chan
dan Sek Jang bertemu kembali di cafe yang sama. Sek Jang berpikir Dae Chan ada
urusan lagi di sekitar kantornya. Dae Chan membenarkan. Sek Jang pun mengeluh
karen Dae Chan yang selalu meneleponnya.
“Kau
cocok memakai anting itu.” Puji Dae Chan lalu bergegas minum yang terasa manis.
Sek Jang hanya bisa menahan senyuman.
“Kau
tidak boleh berharap terlalu banyak.” Tegas Sek Jang. Dae Chan merasa Sek Jang
yang tetap datang.
“Itu
karena kau bilang akan menunggu sampai aku datang.” Keluh Sek jang
“Bagaimana
jika kita mencari tahu arti di baliknya? Kau luar biasa.” Ejek Dae Chan. Sek
Jang pun hanya bisa tersenyum.
Disebuah
galeri lukisan yang terlihat rapih,
Nyonya Jin membuka pintu dan menyapa pengunjung yang datang, terlihat
wajahnya sangat ramah dan tak terlihat tak begitu terbebani.
Dengan terhalang
kaca, tangan Soo Hyun dan ayahnya pun saling bersatu terlihat cincin yang
kembali dijari anaknya. Tuan Cha tersenyum bahagia melihat Soo Hyun tampak
lebih baik setiap kali kemari. Soo Hyun seperti tak menyadarinya.
“Begitu
juga dengan Jin Hyuk.” Akui Tuan Cha. Soo Hyun kaget Jin Hyuk sering datang karena tidak pernah
memberitahuku.
“Dia
terkadang datang kemari Tapi dia agak membosankan.” Komentar Tuan Cha. Soo Hyun
tersenyum mendengarnya.
“Dia
hanya membahas buku. Apa dia juga seperti itu denganmu?” kata Tuan Cha
“Dia
hanya membahas restoran bagus denganku.” Kata Soo Hyun , terlihat hubungan ayah
dan anak sangat bahagia.
Nyonya
Joo dan Tuan Kim duduk bersama di toko sambil maka buah. Nyonya Joo mengaku sungguh
tidak suka Jin Hyuk yang sekarang. Tuan Kim ingin tahu alasanya. Nyonya Joo mengaluh karena Hampir setiap hari
dia mengajak kekasihnya ke rumah.
“Apa Aku
harus memasak apa untuk kekasihnya? Aku kehabisan menu untuk dimasak. Kenapa
dia ajak kekasihnya kemari dan bukan makan di luar?” keluh Nyonya Joo
“Kalau
begitu, mintalah dia untuk membayar bahan masakan.” Ucap Tuan Kim santai
“Aku harus
melakukannya. Itu ide bagus... Jin Hyuk, lihat saja nanti.” kata Nyonya Joo
penuh semangat lalu memuji jeruk yang mereka juga sangat lezat.
Tuan Nam
dengan pakaian tebal menceritakn Kemarin mengunjungi Cha Jong Hyun merkea membahas
tentang mendaki setelah bebas, lalu mengeluh tidak mengerti kenapa harus
melakukan kegiatan melelahkan. Sun Joo mengeluh kalau ini yang disebut mendaki.
“Berjalan
ke pub adalah definisi dari mendaki. Kegiatan berikutnya adalah pendakian.” Kata
Tuan Nam
“Kalau begitu,
kenapa kau membeli baju itu?” ejek Sun Joo
“Apa kau
hanya memikirkan dirimu sendiri? Orang berkepala besar seperti aku kesulitan
saat mendaki karena gravitasi tambahan. Orang berkepala kecil seperti kau tidak
akan mengerti.” Ucap Tuan Nam
“Kenapa
ukuran kepala menentukan segalanya bagimu?” keluh Sun Joo, Tuan Nam tak
menanggapinya memilih untuk menyuruh makan agar-agar biji pohon ek ini enak
karena rendah kalori.
“Bukankah
menyantap ini akan membuatku jadi seperti kau?” ucap Sun Joo, Tuan Nam terlihat
kesal. Sun Joo pun hanya mengejek menjulurkan lidahnya. Mereka lalu tersenyum
dan minum arak beras bersama.
Restoran
Dae Chan terlihat ramai, Hye In pun melayani pelanggan lalu mengeluh pada Jin
Myung karena Dae Chan tidak ada belakangan ini adn berpikir kalau memang
berniat membuka waralaba. Jin Myung mengaku tak tahu karena Dae Chan yang terus
menghilang.
“Hei..
Coba Lihat” ucap Jin Myung memperlihatkan foto pria pada ponselnya. Hye In
ingin tahu siapa pria itu.
“Aku
menjalani wamil bersamanya. Dia sebaya denganmu dan berkepribadian baik. Apa
kau Mau aku jodohkan dengannya?” ucap Jin Myung
“Sudah
kubilang tidak perlu.” Keluh Hye In. Jin Myung mengeje kalau Hye In yang masih
menyukai Jin Hyuk
“Lupakan
dia. Dia sudah lama pergi.” Kata Jin Myung, Hye In marah karena Jin Myung yang
tak pernah bersikap dewasa
“Kau Berkencan
saja dengannya.”rengek Jin Myung, Hye In pun menyuruh Jin Myung saja yang berkencan
dengannya.
“Aku akan
mengaturnya. Aku akan datang saat kalian bertemu.” Ucap Jin Myung, Hye In kesal
tapi seperti ingin kencan juga.
Jin Hyuk
dan Soo Hyun berjalan di sebuah tempat dengan jalannya kecil dan menanjak. Soo
Hyun pikir kalau Tempat ini sangat indah. Jin Hyuk juga merasa sangat indah. Soo
Hyun bertanya apakah itu maksudnya
Lingkungan ini. Jin Hyuk mengaku bukan tapi Soo Hyun.
“Apa kau
sudah mengunjungi ayahku?” tanya Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku beberapa kali
datang.
“Apa
ayahmu membahas tentang aku?” tanya Jin Hyuk. Soo Hyun mengaku Ayahnya bilang Jin Hyuk membosankan karena
hanya membahas buku.
“Sebenarnya,
aku memulai pembicaraan dengan membahas tentang musik. Ternyata kami tidak
punya kesamaan, Selera musik kami sangat berbeda.”cerita Jin Hyuk
“Lalu apa
kau beralih ke buku?” ucap Soo Hyun. Jin Hyuk membenarka, dan bertanya apakah
menurut ayah Soo Hyun itu membosankan. Soo Hyun membenarkan.
“Apa kita
masih punya ham? Mungkin kita akan membuat roti isi.” Ucap Jin Hyuk
“Mari
buat nasi goreng kimchi.” Ucap Soo Hyuk, Jin Hyuk binggung karena tidak pandai membuat nasi goreng kimchi.
“Latihan
akan membuatmu makin ahli.” Kata Soo Hyun menyakinkan.
“Aku
bukannya tidak mau memasak. Tapi Masakanku tidak enak.” Ucap Jin Hyuk
“Bagaimana
mungkin kombinasi kimchi dan ham terasa tidak enak?” kata Soo Hyun. Jin Hyuk
pikir dulu mengatakan itu.
Saat itu
dua anak laki-laki berlari menuruni tangga, Jin Hyuk dan Soo Hyun sedikit
menyingkir agar keduanya bisa melewatinya, senyuman keduanya terlihat bahagia.
Jin Hyuk bertanya apakah Soo Hyun akan
sibuk selama kuartal kedua.
“Mungkin
aku tidak sibuk karena hotel di Kuba sudah selesai.” Ucap Soo Hyun
“Kalau
begitu, bisakah kau meluangkan waktu untukku?” kata Jin Hyuk. Soo Hyun ingin
tahu apa rencana Jin Hyuk. Jin Hyuk mengaku akan pergi saja.
“Bagaimana
jika kita ke Santiago?” ucap Soo Hyun menatap Jin Hyuk, saat itu Jin Hyuk
mendekat Soo Hyun.
“Bisakah
kita pergi sebagai pengantin baru?” kata Jin Hyuk seperti melamarnya.
Keduanya saling
menatap dengan senyumanya, akhirnya keduanya kembali berjalan. Soo Hyun pun
mengajak beli makanan enak. Jin Hyuk pikir Soo Hyun ingin nasi goreng kimchi.
Soo Hyun pikir Karena ini hari spesial, jadi mengajak santap makanan yang
sangat lezat. Jin Hyuk pun setuju.
Keduanya
duduk berpose mengambil foto, lalu tertawa karena mereka mengikuti gaya seperti
gambar mural dibelakangnya. Jin Hyuk bertanya kapan Soo Hyun akan membuat
sarung untuk kameranya. Soo Hun mengaku sedang
memikirkan desainnya.
“Sudah
kubilang itu butuh setahun.” Ejek Jin Hyuk. Soo Hyun pikir Tidak akan selama
itu. Jin Hyuk pikir tak perlu, Soo Hyun hanya bisa tersenyum.
Jin Hyuk
mengambil foto Soo Hyun sendirian, teringat saat pertama kali Jin Hyuk yang
mengajak foto bersama, Soo Hyun meminta agar melihat cermin dulu, Tapi Jin Hyuk
menyakinkan kalau wajahnya cantik.
Jin Hyuk
datang jauh-jauh dari Sokco memberikan ciuman perpisahan untuk Soo Hyun. Mereka
juga melakukan video call, Jin Hyuk mengajak makan ceker dan Soo Hyun mabuk
dengan mencium Jin Hyuk dan menyuapinya wortel.
Mereka
berkencan untuk terakhir kalinya sebelum Jin Hyuk akan pergi ke Sokcho yang
membuat Soo Hyun menangis. Walaupun mereka harus berpisah karena keadaan,
keduanya pun kembali bertemu di pinggir pantai Sokcho.
Jin Hyuk
bisa menghibur Soo Hyun yang mabuk sambil menyanyi. Soo Hyun tersenyum bahagia
mendengarnya. Jin Hyuk dan Soo Hyun tersenyum bahagia menjalani hubungan mereka
menjadi pasangan yang kadang sedih
"Di antara jutaan bintang, Satu
bintang menatapku"
"Di antara jutaan orang, Aku
menatap satu bintang itu"
"Di mana, kapan, dan sebagai
apa kita berdua"
"Kamu yang begitu hangat Dan
aku yang begitu lembut. Apa bisa bertemu lagi?"
Jin Hyuk
dan Soo Hyun sebelumnya pernah berpapasan di Kuba, tanpa mengenal satu sama
lain.
THE END
Akhirnya happy ending...nyesek banget liat jin hyuk nangis pas diputusin soo hyun😅
BalasHapusI love happy ending mmmuuuaaacchhh
BalasHapusTerima kasih sinopsisnya,,
BalasHapusPengennya lebih dari ini ceritanya
BalasHapusPengennya lebih dari ini ceritanya
BalasHapussukaaa bgt endingnya, so sweeeettt, nangis2 di eps 15 terbayar lunas dg ending ini haha,mksh mba dee
BalasHapus