PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 25 Januari 2019

Sinopsis Encounter Episode 16 Part 1


PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Soo Hyun kaget melihat Jin Hyuk datang ke kantornya. Jin Hyuk menatap Soo Hyun dengan tatapan serius lalu masuk ke dalam ruangan. Soo Hyun dengan gugup bertanya apakah Jin Hyuk belum pulang. Jin Hyuk emngaku baru saja akan pulang.
“Aku mengerti... Aku mengerti kenapa kau ingin berpisah.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun seperti membahasnya memberitahu kalau Tuan Nam sudah  menunggu.
“Dengarkanlah aku sebelum kau pergi. Aku tidak bisa berpisah denganmu.” Tegas Jin Hyuk. Soo Hyun mengeluh mendengarnya.
“Kau bisa lakukan apa yang kau mau dan pergi. Tapi jangan mengharapkan hal yang sama dariku. Aku akan menepati janjiku... Aku akan terus menepati setiap janji yang sudah kubuat.” Tegas Jin Hyuk
“Aku membuat pilihan yang sangat sulit.” Ungkap Soo Hyun
“Aku tahu itu sulit... Tapi kau harus tahu ini... Kau bisa berpisah dariku. Tapi aku akan tetap mencintaimu... Mari kita bertaruh lagi. Entah kita akan berpisah seperti yang kau inginkan atau cinta kita akan menang sesuai perkataanku. Berhati-hatilah dalam perjalanan. Sampai jumpa besok.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun tak bisa berkata-kata sempat melihat tangan Jin Hyuk yang masih memakai cincin pasangan mereka. 



Soo Hyun duduk diam dalam mobil, tatapanya kosong. Tuan Nam melirik ke kaca spion seperti khawatir dengan keadaan anak Tuan Cha. Soo Hyun mengingat apa yang dikatakan Jin Hyuk seperti sangat yakin.
“Kau bisa lakukan apa yang kamu mau dan pergi. Tapi jangan mengharapkan hal yang sama dariku. Aku tidak bisa berpisah denganmu.” 

Jin Hyuk bertemu dengan Nyonya Lee di rumahnya. Nyonya Lee berkomentar Melihat bahwa Jin Hyuk  ingin bekerja di ruang gelap,menduga sedang gelisah lalu bertanya Apa Jin Hyuk akhirnya berpisah dengan Soo Hyun.
“Aku tidak yakin apa itu pilihan yang terbaik baginya. Tapi kurasa bukan itu jawabannya.” Ucap Jin Hyuk
“Kalau begitu, kenapa kau terlihat sedih?” tanya Nyonya Lee
“Karena aku tidak bisa melihat bagaimana keadaannya. Dan itu membuatku khawatir.” Ungkap Jin Hyuk
“Aku akan memeriksa kebun, jadi, santai saja.” Kata Nyonya Lee 


Akhirnya Jin Hyuk mencuci foto kembali di ruang gelap milik Nyonya Lee, dengan perlahan lalu mengantungnya dalam tali. Setelah itu Jin Hyuk membuka tirai jendela terlihat matahari yang mulai menyinari ruangan.  Jin Hyuk pun mengambil kamera dengan wajah senyuman, lalu memotretnya. 

Nyonya Jin sudah sampai didepan kantor kejaksaan, wajahnya terlihat gugup. Akhirnya Ia turun dari mobil, semua wartawan pun mendekati langsung mengajukan pertanyaan,
“Apa benar kalian menerima dana dari Ketua Kim Hwa Jin di Taegyeong? Apa Presdir Cha Soo Hyun dari Hotel Donghwa tahu tentang ini? Jelaskanlah kepada kami... Tolong berkomentar. Apa Taegyeong memberikan dana?”
Nyonya Jin tak mengubrisnya terus berjalan masuk ke dalam kantor kejaksaan. Petinggi di rumah Nyonya Kim memberitahu Istri Anggota Kongres Cha Jong Hyun datang ke kejaksaan.
Nyonya Kim hanya diam saja. Akhirnya petingginya keluar dari ruangan. Nyonya Kim melihat papan catur seperti sangat marah akhirnya menghancurkan, semua impianya hilang. 

Setelah beberapa jam akhirnya Nyonya Jin pun keluar dari kantor kejaksaan.
“Jin Mi Ok, istri dari Anggota Kongres Cha Jong Hyun yang mengaku menerima suap dari Taegyeong, dibebaskan setelah interogasi yang panjang. Kebenarannya adalah selama pemilihan ulang pada tahun 2008, Anggota Kongres Cha menerima dana politik ilegal dari Ketua Kim di sebuah kamar suite di Hotel Sunrise.” 

Tuan Cha menonton berita TV kalau istrinya datang ke kantor kejaksaan memberikan kesaksian. Soo Hyun menelp ayahnya ingin tahua Apa Ayah sedang di rumah, karena akan datang sekarang. Tuan Cha melarang karena  Ada banyak reporter di luar.
“Ibu akan segera tiba di rumah, jadi, jangan khawatir.” Ucap Tuan Cha menenangkan. Soo Hyun mengeluh dengan sikap ayahnya.
 “Soo Hyun, situasi akhirnya mulai membaik. Jangan sedih karena ini. Ayah akan mengabarimu nanti.” kata Tuan Cha. Soo Hyun mengerti. 

Berita di TV “Taegyeong menyangkal keras tuduhan tersebut, tapi berdasarkan laporan dari manajer Hotel Sunrise sebelumnya, penahanan Anggota Kongres Cha Jong Hyun tidak terelakkan, begitu pula dengan interogasi Ketua Kim Hwa Jin dengan pihak kejaksaan.”
Tuan Cha memilih untuk mematikan TV dan masuk ke dalam kamar. Jin Hyuk melihat berita dari ponselnya "Istri Anggota Kongres Cha Jong Hyun Pergi Setelah Interogasi" mencoba menelp Soo Hyun tapi tak diangkat oleh pacarnya.  Jin Hyuk pun tak bisa berkata-kata dengan melihat isi film yang masih disimpanya. 

Pagi hari
Nyonya Jin sibuk menyiapakan makanan lalu terdiam melihat sup rumput laut dan juga nasi panas. Tuan Cha keluar dari kamarnya melihat menau makanan lengkap seperti tak percaya kalau istrinya yang membuat sendiri. Nyonya Jin dengan wajah sedih untuk menyantapnya.
“Wah.. Enak sekali... Kau juga harus makan.” Ucap Tuan Kim dengan wajah penuh semangat seperti tanpa beban.
Nyonya Jin terdiam seperti merasa sedih, beberapa saat kemudian bel rumah berbunyi. Tuan Cha melihat para pria berjas berdiri didepan rumahnya, Nyonya  Jin tak bisa menahan rasa sedihnya karena suaminya belum selesai makan sudah dijemput. Tuan Cha akhirnya mendekat pada istrinya menepuk bahunya agar tak menangis. 
Soo Hyun berada dimobil dengan wajah panik meminta Tuan Nam agar lebih cepat mengemudi karena harus menemui ayahnya.  Tuan Nam berusaha lebih cepat mengemudikan mobil. Lalu seseorang menelpnya memberikan kabar.
“Soo Hyun... Ayahmu sudah ditangkap.” Ucap Tuan Nam
“Apa yang harus kulakukan? Aku bahkan tidak sempat bertemu ayahku.” Kata Soo Hyun sedih. 


Di kantor
Jin Hyuk baru akan menaiki lift, beberapa pegawai membahas  Ayah Bu Cha ditangkap. Ia pun mencoba memastikan pada ponselnya berita Tuan Cha pun sudah keluar "Anggota Kongres Cha Jong Hyun dari Partai Moonhwa Ditangkap!"
Soo Hyun terlihat sedih mengetahui ayahnya sudah dibawa ke kantor kejaksaan tanpa bertemu denganya. Pesan dari Jin Hyuk pun masuk.
“Soo Hyun....  Kau pasti ketakutan... Jangan terus menangis... Ada banyak orang yang menyayangimu. Jangan lupakan bagaimana perasaan kita. Aku yakin semuanya akan membaik.”
Soo Hyun seperti mendapatkan kekuatan tapi tak membalas pesan Jin Hyuk. 


Soo Hyun akhirnya sampai rumah melihat meja makan yang lengkap, lalu bertanya pada ibunya hanya duduk diam Apa Ayahnya sempat makan tadi. Nyonya Jin menceritakan Orang-orang dari pihak kejaksaan datang saat ayah Soo Hyun hendak makan.
“Ibu berharap ayahmu bisa makan sebelum pergi. Jadi Ibu membuat sarapan untuk kali pertama hari ini. Ayahmu... Ibu sangat membenci ayahmu.” Ungkap Nyonya Jin
“Ibu harus bertahan... Semua akan menjadi makin sulit begitu persidangan dimulai.” Kata Soo Hyun
“Apa kau juga membenci ibu?” tanya Nyonya Jin, Soo Hyun mengaku  tidak tahu
“Ibu juga akan bertindak seperti yang diinginkan Ayah.” Kata Soo Hyun
“ Ibu merasa harus bertindak sebagai ibu setidaknya sekali saja. Kau tidak perlu merasa terharu. Sebenarnya ibu masih menyesali hal itu.” Ucap Soo Hyun.
“Mari pergi berwisata setelah persidangan selesai.” Ajak Soo Hyun
“Apa menurutmu ini waktu yang tepat untuk berwisata? Urus saja hotel itu dengan baik. Ayahmu bicara soal hati nuraninya sebagai politisi, tapi dia melakukan ini untuk melindungimu dari Taegyeong.” Kata Nyonya Jin
“Apa Ibu akan baik-baik saja di sini sendirian tanpa Ayah? Aku akan menyediakan kamar untuk Ibu di hotel.” Ucap Soo Hyun. Nyonya Jin menolak.
“Ibu tidak ingin orang lain melihat.... Kau tahu betapa tegarnya ibu. Ibu tidak akan mati karena hal ini. Jadi Pergilah.” Kata Nyonya Jin.
“Ibu... Pada masa seperti ini... "Meski rasanya sulit dan menyakitkan bagi kita berdua, itu tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja. Kita harus tetap bersemangat." Kuharap Ibu mengatakan hal seperti ini.” Kata Soo Hyun
Nyonya Jin merasa tak ada arti dari ucapan kosong itu. Soo Hyun pikir mereka juga harus berlatih karena mendengar semua orang hidup seperti ini, Meski mungkin terasa canggung dan tidak berarti, mereka juga harus mulai berlatih. Nyonya Jin terdiam dengan mata berkaca-kaca. 


Hye In mengeluh Jin Hyuk kalau seharusnya makan lebih banyak karena sudah lama tidak membawakan bekal untuk temanya. Jin Hyuk memuji  Bekal Hye In yang memang enak lalu menyuruh temanya menghabiskan kopi karena sudah lama tidak membelikan kopinya.
“Tapi kamu menyisakan makananmu. Apa kau tidak bisa bicara jujur kepadaku?” ucap Hye In
“Tidak banyak yang bisa dibicarakan.” Kata Jin Hyuk. Hye In pikir Jin Hyuk menganggap dirinya yang tidak mengenal temanya itu.
“Aku temanmu... Tapi aku tidak tahu apa pun yang terjadi dalam hidupmu.” Ucap Hye In
“Hanya saja, aku tidak bisa membantu Bu Cha.” Ungkap Jin Hyuk sedih
“Keberadaanmu di sisinya saja sudah cukup.” Komentar Hye In. Jin Hyuk mengaku ingin berada di sisinya.
“Apa ada masalah antara kau dan Bu Cha?” tanya Hye In penasaran. Jin Hyuk akhirnya mengakui kalau Soo Hyun ingin berpisah.
“Dia pikir aku akan menderita dan tidak bisa lagi bertahan.” Cerita Jin Hyuk. Hye In tahu kalau  pasti sulit bagi Jin Hyuk.
“Rasanya bahkan lebih sulit bagi Bu Cha.” Ucap Jin Hyuk sedih, Hye In mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Jin Hyuk bingung apa itu.
“Kau tidak ingat, kan? Kau memilihkan ini untukku.” Akui Hye In. Jin Hyuk seperti tak mengingatnya. 


Flash Back
Di toko buku, Jin Hyuk memilihkan sebuah buku agenda, tapi berpikir kalau warnanya terlalu mencolok. Hye In mengaku menyukainya karena warnanya cerah dan mudah dilihat dan sudah melihatnya sejak tadi. Jin Hyuk terlihat senang kalau merkea sangat cocok.
“Apa kau masih menyimpannya?” ucap Jin Hyuk tak percaya. Hye In pikir Jin Hyuk yang ingin mendengar hal yang lucu.
“Saat membeli ini, jujur saja, aku tidak suka warnanya. Aku berniat tidak membelinya, tapi kau menanyakan itu kepadaku. Jadi, aku bilang aku juga sedang melihatnya. Kurasa itulah yang aku katakan. Omong-omong, aku biasanya tidak suka warna yang mencolok. Itu lucu, kan?” cerita Hye In.
“Terkadang, aku menuliskan kisah...Ah.. Tidak, bukan kisah.. Aku hanya menulis di buku catatan...” akui Hye In. Jin Hyuk hanya bisa terdiam.
“Jin Hyuk... Aku malu mengatakan ini, tapi dahulu aku menyukaimu. Jadi, tiap kali menulis di sini, aku berpikir kapan harus memberi tahu kepadamu dan kapan kau akan menyadari perasaanku kepadamu.” Akui Hye In. Jin Hyuk seperti terkejut. 

“Tapi kemudian skandal antara kau dan Bu Cha muncul Dan hubunganmu dengannya menjadi serius” cerita Hye In.
“Pasti datang ke kantor terasa sangat sulit bagimu.” Ucap Jin Hyuk. Hye In membenarkan.
“Tapi aku terpikir tentang sesuatu. Apa aku sungguh menyukaimu Atau aku suka masa-masa yang kuhabiskan untuk menyukaimu? Saat melihatmu bersikap sangat tulus terhadap Bu Cha, aku memikirkannya dari sudut pandangmu. Dan kurasa aku hanya menyukaimu, bukan mencintaimu.” Ucap Hye In bisa mengerti.
“Aku tidak tahu harus mengatakan apa.” Ucap Jin Hyuk seperti tak percaya mendengar pengakuan temanya. Hye In pikir Jin Hyuk lebih baik melupakan saja.
“ Jin Hyuk... Kamu pria yang luar biasa. Kau pribadi yang luar biasa, sama seperti Bu Cha. Jadi, ketahuilah bahwa aku mendukungmu.” Akui Hye In.
“Hye In... Terima kasih sudah menyukaiku..” kata Jin Hyuk
“Itu lebih baik daripada meminta maaf karena tidak menyadari perasaanku. Itu tidak terlalu memalukan.” Komentar Hye In. Jin Hyuk menutup matanya karena malu karena Nyaris saja mengatakan itu..
“Sudah kubilang jangan meminta maaf. Alasan aku memutuskan untuk mengatakan ini kepadamu adalah karena aku tidak mau kau dan Bu Cha berpisah seperti ini.” Akui Hye IN.
“Kami tidak akan berpisah.” Tegas Jin Hyuk yakin. Hye In kembali minum kopi mengeluh karena Kopinya sudah dingin.
“Kopinya dingin karena kau bilang menyukaiku.” Goda Jin Hyuk. Hye In menyangkalnya.
“Aku hanya ingin menyerahkan diri.” Ucap Hye In. Jin Hyuk mengejek kalau Hye In seperti melakukan kejahatan?
“Kau tidak menyerahkan diri.” Komentar Jin Hyuk. Hye In pikir kalau menganggap itu “mengaku” dan mengaku merasa lebih baik sekarang. Keduanya seperti sudah tak ada masalah. 

Dae Chan bertemu dengan Sek Jang merasa sudah menduga dan artinya kalau sudah cukup lama, lalu mengeluh pada Sek Jang yang  tidak memberitahu bahwa mereka sudah putus. Sek Jang pikir  Jin Hyuk sudah bercerita kepadanya.
“Kurasa Jin Myung juga tidak tahu.” Kata Dae Chan. Sek Jang ingin tahu alasan ingin menemuinya.
“Aku tahu waktunya tidak pas, tapi...” ucap Dae Chan memberikan sesuatu diatas meja. Sek Jang binggung apa yang diberikan.
“Aku sedang di jalan memikirkan kamu dan aku membeli ini.” Ucap Dae Chan memberikan sebuah anting dalam plastik seperti murahan.
“Aku alergi logam.” Kata Sek Jang menolak. Dae Chan mengaku kalau itu  emas. 14 karat.
“Apa kau tidak suka desainnya?” tanya Dae Chan. Sek Jang mengaku ini sesuai seleranya.
“Sudah kuduga... Aku mengamatimu... Kau sering memakai anting seperti ini.” Ucap Dae Chan bangga.
“Aku tidak bisa menerimanya.” Kata Sek Jang. Dae Chan menegaskan kalau Ini emas.
“Dae Chan... Orang hidup dengan memiliki pandangan berbeda, kan? Kita semua tidak mungkin memiliki posisi yang sama, kan?” ucap Sek Jang. Dae Chan membenarkan kalau mereka semua berbeda.
“Maaf karena aku akan mengatakan sesuat yang akan kusesali.” Kata Sek Jang. Dae Chan menyuruh mengatakan karena tidak masalah.
“Ada standar tertentu yang kumiliki. Sebagian orang melampaui standar itu dan berhasil menemukan cinta sejatinya, tapi aku bukan orang yang seperti itu. Aku realistis, dan jika sesuatu tidak sesuai dengan standarku, terkadang aku merasa hancur.” Ucap Sek Jang
“Setelah bertemu denganmu, semua terasa menarik dan menyenangkan, tapi aku takut akan hancur lagi.” Akui Sek Jang. Dae Chan mengaku sudah mengerti.
“Itu bukan hal buruk... Terima kasih sudah mengatakan itu. Tapi Tidak bisakah kau terima saja ini?” ucap Dae Chan yang terlihat dewasa
“Ini tampak terlalu mencolok untukku. Minta pengembalian uang saja.” Kata  Sek Jang.
“Pengembalian uang? Kalau begitu, kubuang saja. Aku akan membuangnya saja... Hadiah hanyalah hadiah... Aku tidak memintamu menerimanya dan menikah denganku. Yah.. Kalau begitu, kita buang saja benda ini.” Ucap Dae Chan.
Sek Jang mengeluh Dae Chan yang akan membuangnya Dae Chan pikir anggap saja tanda persahabata jadi meminta agar menerimanya. Sek Jang pun hanya diam. Dae Chan menawarkan bir karena perlu bersulang untuk persahabatan mereka. Sek Jang pun setuju lalu mengambil anting dari Dae Chan. 


Jin Hyuk baru saja turun dari bus, kaget melihat ibunya yang menunggu dihalte bus padahalcuaca sedang dingin, sambil memegang tangan ibunya bertanya sudah berapa lama  menunggu karena tubuh nya terasa dingin sekali.
“Ibu perlu angin segar, maka ibu pergi ke luar untuk berjalan.” Ucap Nyonya Joo.
“Udaranya dingin, ayo kita masuk.” Kata Jin Hyuk menyayangi ibunya. 

Keduanya duduk di cafe, Jin Hyuk memegang tangan ibunya karena tanganya masih dingin. Nyonya Joo mengaku kalau ingin bicara dengan anaknya. Jin Hyuk mengaku sudah mendengar semuanya, saat Ibu dan Ayah berbicara dan ia mendengar semuanya.
“Tapi kau tetap tidak mengatakan apa-apa.” Kata Nyonya Joo kaget.
“Awalnya aku bingung dan sangat sedih, tapi aku memahami maksud Ibu.” Akui Jin Hyuk
“Kau pasti membenci ibu.” Ucap Nyonya Joo tertunduk sedih, Jin Hyuk mengaku tidak karena tahu ibunya punya alasan sendiri.
“Ibu hanya tidak tahu bahwa aku sangat mencintainya. Ibu tidak mengerti bahwa dia sangat berarti bagiku.” Akui Jin Hyuk
“Sebesar apa cintamu kepadanya? Apa arti dirinya bagimu?” tanya Nyonya Joo
“Aku mencintai dia sebesar cintaku terhadap Ibu, Ayah, dan Jin Myung. Dia ingin berpisah denganku. Tapi kurasa dia mengatakan ingin putus hanya karena mencemaskan Ibu. Dia juga mengatakan keluarga kita rendah hati dan kita memiliki sesuatu yang tidak bisa dibeli dengan uang.” Cerita Jin Hyuk
“Dia takut akan menghancurkan hal yang istimewa itu. Karena itulah dia ingin mengakhiri hubungan kami.” Cerita Jin Hyuk. Nyonya Joo menangis karena sangat menyesal perbuatanya.
“Ibu melakukannya karena menyayangiku.”akui Nyonya Joo menangis.
“Dia juga melakukannya karena mencintaiku... Karena itulah,ibu.. aku akan melindungi kalian berdua apa pun yang terjadi. Hingga Ibu menerima kami, hingga dia terbebas dari rasa bersalah, maka aku akan menunggu di tempatku.” Tegas Jin Hyuk dengan prinsipnya.
“Ibu rasa... Ibu hanya takut... Ibu memberi tahu ayahmu bahwa ibu takut kamu akan terluka, tapi sepertinya ibulah yang sebenarnya takut. Karena itu, tidak apa-apa kalau kau membenci ibu.” Cerita Nyonya Joo.
Jin Hyuk mengaku kalau menyayangi Ibunya jadi tak mungkin membencinya. Keduanya saling berpegangan tangan seperti sedang melakukan kencan antara anak dan ibunya. 


Soo Hyun kembali ke rumah duduk dengan tatapan kosong, lalu menatap meja yang sebelumnya ada barang-barang dari Jin Hyuk yang sudah tak ada tapi ia mengingat jari Jin Hyuk yang masih mengunakan cincin pasangan mereka.
Ia pun mengingat yang dikatakan Jin Hyuk “Aku tidak bisa berpisah darimu. Mari kita bertaruh lagi. Entah kita akan berpisah seperti yang kau inginkan atau cinta kita akan menang sesuai perkataanku.

Pagi hari
Di ruang rapat,  Eun Ji mengaku  penasaran soal insiden Anggota Kongres Cha, Apa itu akan memengaruhi citra hotel ini. Sun Joo mengaku tak tahu Hye In pikir tapi banyak klien datang. Tuan Park mengakulebih mencemaskan Soo Hyun pasti sangat sedih saat tahu ayahnya ditahan.
“Bagaimana kalau kita memeriksa paket pernikahan?” ucap Sun Joo,
“Awalnya hanya satu halaman, tapi kita diminta menjadikannya dua halaman.”ucap Hye In memperlihatkan konsepna.
“Bagus. Tetaplah bekerja dengan baik dan jangan terpengaruh gosip. Lalu Siapa yang mengedit rekaman acara para pendiri hotel?” tanya Sun Joo
“Pak Park yang melakukan pengeditan pertama dan aku sedang menangani musiknya.” Jelas Jin Hyuk
“Hasil editku adalah karya seni.” Kata Tuan Park bangga, Sun Joo mengejek Tuan Park yakin mengerjakanya. Tuan Park yakin karena sudah biasa. 


Semangkuk ramyun di atas meja,  Tuan Nam mengeluh karena  melewatkan sarapan karena Jin Hyuk bilang akan mentraktir makan siang tapi ternya sama seperti Soo Hyun sangat suka ramyeon. Jin Hyuk berjanji  Lain kali akan membeli panekuk Korea.
“Aku tidak keberatan dengan apa pun yang kau beli... Wahhh.. Andai saja ada sedikit tteok.” Komentar Tuan Nam mengoda sambil makan ramyun.
“Soal ayah ibu Cha... Aku mengkhawatirkan keadaannya.” Ucap Jin Hyuk
“Fisiknya baik-baik saja, tapi tidak dengan mentalnya.”akui Tuan Nam
“Kalau Bapak bertemu Tuan Cha, tolong katakan agar dia tidak mencemaskan Bu Cha. Apa pun yang dia dengar hanyalah bagian dari prosesnya.” Jelas Jin Hyuk
“Apa Maksudmu fakta bahwa dia putus denganmu? Semoga kau mengerti kenapa dia melakukan itu. Seperti itulah dia... Dia lebih memilih menderita sendiri daripada orang lain yang menderita. Jadi, meski rasanya menyakitkan... “ jelas Tuan Nam
“Menurutku juga itu bagian dari prosesnya. Pada akhirnya semua baik-baik saja.” Kata Jin Hyuk
“Kau harus meyakini hal itu. Kurasa ini tidak mudah bagimu karena Soo Hyun sangat waspada.” Ungkap Tuan Nam
“Tidak masalah, pada akhirnya aku akan menembus pertahanannya.” Ucap Jin Hyuk yakin
“Entah bagaimana caranya, tapi semoga kita semua bahagia.” Kata Tuan Nam senang.
“Tentu, aku tidak menerima kesedihan dalam hidupku... Karena itu, Pak Nam...” ucap Jin Hyuk dengan wajah serius. 


Soo Hyun masuk mobil kaget melihat Jin Hyuk yang sudah ada didalam mobil. Jin Hyuk menegaska kalau hanya akan mengantar Soo Hyun pulang tidak ingin membuatnya merasa tidak nyaman. Soo Hyun ingin menolaknya, tapi Soo Hyun menyakinkan  tidak bermaksud apa-apa.
“Aku tidak mau membuatmu terluka. Aku hanya mau mengantarmu pulang. Setidaknya izinkan aku melakukan itu.” Ucap Jin Hyuk lalu mulai mengemudikan mobilnya.
Soo Hyun dan Jin Hyuk hanya diam saja dalam mobil.  Jin Hyuk akhirnya mulai bicara kalau duduk dibelakang kemudi membuatnya memahami posisi Tuan Nam. Soo Hyun hanya diam saja, tak menanggapinya.

Sesampai dirumah Jin Hyuk akhirnya ikut turun, Soo Hyun mengucapkan  Terima kasih. Jin Hyuk memberikan satu kotak film. Soo Hyun enggan menerimanya. Jin Hyuk menegaskan kalau ini bukan cincin dan hanya negatif film.
“Isinya foto yang aku ingin kau lihat.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun meminta maaf menolaknya meminta Jin Hyuk agar membawa pulang saja.
“Kau Ambillah... Ada sisi dirimu yang tidak kamu sadari di foto ini.” Kata Jin Hyuk menaruh ditangan Soo Hyun. 

Jin Hyuk pulang kerumah melihat buku  "'Jika Tugas Laut adalah Membuat Ombak' oleh Kim Yeon Su" terlihat foto Soo Hyun yang tersenyum saat mereka kencan dan memberikan cincin untuknya.
“Dia menjadi seperti dirinya yang ada di foto.” Ucap Jin Hyuk mengelus wajah Soo Hyun di foto.
Sementara Soo Hyun hanya duduk diam dikamarnya melihat film yang diberikan Jin Hyuk.
**
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar