Soo Hyun
bertemu dengan Woo Suk di restoran. Woo Suk mengaku ingin bertemu karena ada
sesuatu yang perlu disampaikan. Soo Hyun
mengaku tidak punya apa pun yang perlu dibicarakan dengan mantan suaminya jadi
memilih untuk pamit pergi.
“Apa ini
seperti yang kupikirkan?” kata Soo Hyun melihat Woo Suk yang mengeluarkan
sepasang cincin diatas meja.
“Setelah
bertahun-tahun, aku masih menyimpan
cincin kita. Bukankah itu romantis? Tolong kembalilah... Mari kita tinggal jauh
dari rumah ibuku. Kau tidak perlu menghadiri
semua acara keluarga kami. Aku akan memastikan kau tidak perlu melakukannya. Selain itu Kau
dapat terus mengurus hotel karena itulah yang kau sukai.” Ucap Woo Suk
terdengar tulus
“Woo Suk....”
ucap Soo Hyun kaget, Woo Suk berjanji akan melakukan apa saja.
“Kenapa baru
sekarang? Setiap kali ibumu menghukumku, kau selalu diam dan hanya melihat dari
jauh. Aku bahkan tidak ingat lagi semua kesulitan yang kulalui karena ibumu. Tapi
hal yang tidak bisa kulupakan adalah betapa lemahnya kau saat berdiri dan
menyaksikan dari jauh.” Ucap Soo Hyun. Woo Suk hanya bisa diam saja.
“Setelah
hari yang buruk berlalu, kau akan menghujaniku dengan hadiah seperti tas dan
perhiasan. Tapi itu membuatku merasa lebih menyedihkan. Saat itu... Saat itu,
aku menganggap diriku sebagai seseorang yang koma. Tapi Aku harus bertahan
setiap hari.” Akui Soo Hyun.
“Ketika
kau mengatakan kepadaku, bahwa kau jatuh cinta dengan orang lain, aku tidak
bisa berbuat apa-apa Dan aku tidak lagi punya alasan untuk menahannya lagi.” Ucap
Soo Hyun mengeluarkan semua yang ada dalam hatinya.
“Soo
Hyun, itu... Bagaimana kalau kita tinggal di luar negeri sementara waktu? Apa
pendapatmu tentang Kuba? Apa Kau sedang membangun hotel di sana. Apa Kau mau
kita tinggal di sana?” kata Woo Suk tetap berharap
“Pria
yang kusukai sekarang sangat berarti bagiku. Dia seseorang yang istimewa. Dan
aku yakin kekasihmu sekarang juga sangat berarti bagimu. Jadi, kenapa kau
melakukan ini kepadaku? Semoga kita bisa mulai saling menyapa dengan tersenyum.”
Kata Soo Hyun berharap hubungan dengan Woo Suk membaik.
“Sudah
sewajarnya sesuatu bergoyang ketika angin bertiup. Kau bisa terombang-ambing Tapi
jangan biarkan angin itu menghancurkanmu.” Kata Woo Suk memperingati. Soo Hyun
tak perduli memilih untuk pergi.
Jin Hyuk
baru saja melayani tamu, saat itu Nyonya Jin datang dengan wajah sinisnya.
Manager yang mengenalnya langsung menyapa Nyonya Jin bertanya alasan datang ke
hotel karena apabila menelp maka bisa menyiapkan sesuatu.
“Bisakah
aku membawanya pergi sebentar?” ucap Nyonya Jin sinis menatap Jin Hyuk yang
sedari tadi hanya diam. Manager pun menganguk.
“Kau tahu
siapa aku, kan?” kata Nyonya Jin, Jin Hyuk tahu setelah manager menyapa dengan
sopan.
“Aku
datang karena ada sesuatu yang harus kukatakan kepadamu.” Ucap Nyonya Jin. Jin
Hyuk menganguk mengerti.
“Aku
memperingatkanmu. Jangan pernah mendekati Soo Hyun lagi. Dia bukan seseorang
yang bisa dikencani pemuda biasa sepertimu. Apa Kau tidak menjawabku.” Ucap Nyonya
Jin memperingati.
“Itu
karena aku tidak bisa memberikan jawaban yang Ibu mau.” Ucap Jin Hyuk
“Soo
Hyun... Dia akan segera kembali bersama Presdir Jung Woo Suk. Kedua keluarga telah
menyelesaikan masalah ini. Jadi, kau tidak boleh melakukan ini.” Tegas Ibu Soo
Hyun yang terlihat egois.
“Apa
Itukah yang diinginkan Bu Cha?” tanya Jin Hyuk
“Beberapa
orang ditakdirkan melakukan apa yang dipilih untuk mereka.” Jawab Ibu Soo Hyun
“Ini
mungkin terdengar keterlaluan, tapi kehidupan macam itu tidak ada. Ini hidup
CEO Cha. Hidup seperti keinginan orang lain hanya akan membuatnya tidak
bahagia.” Kata Jin Hyuk
“Kau
tidak berhak memberitahuku pendapatmu tentang itu. Kau pasti cukup berani karena
mengencani putriku. Tapi tempat ini cukup jauh. Tolong jangan membuatku datang
kemari lagi.” Tegas Nyonya Jin
“Dan Karena
kau, pertarungan besar akan segera dimulai. Ini pertarungan yang melampaui pengetahuan
dan imajinasi awammu. Kaulah yang mendorong Soo Hyun ke dalam lubang itu. Apa
kau menyadarinya? Kau bisa mengatasinya dengan cara itu.” Tegas Nyonya Jin. Jin
Hyuk hanya diam saja.
Jin Hyuk
duduk diam dalam kegelapan sambil meminum kopi, sementara Soo Hyun baru masuk
gedung bertemu dengan Hye In dan Sun Joo. Sun Joo memperkenalkan Hye In yang
meneleponmu dengan telepon Soo Hyun dan sudah memarahinya dengan selayaknya.
“Maafkan
aku, Bu Cha.” Ucap Hye In, Soo Hyun mengaku tak masalah tapi mengucapkan terima
kasih
“Omong-omong,
bagaimana kau kenal Jin Hyuk?” tanya Soo Hyun. Hye In mengaku mereka berteman
sejak SMP. Sun Joo pun pamit pergi. Soo Hyun memanggil Hye In.
Keduanya duduk
di cafe, Hye In terlihat gugup. Soo Hyun bertanya Apa merasa tidak nyaman. Hye
In mengaku bukan seperti itu tapi hanya saja... Soo Hyun pikir mungkin
mengajukan beberapa pertanyaan karena Hye In teman Jin Hyuk.
“Dia
sungguh jarang membicarakan dirinya sendiri. Apa Jin Hyuk baik-baik saja di
sana?” tanya Soo Hyun
“CEO
Cha... Aku tahu ini terdengar kasar, tapi bisakah Ibu berhenti menemuinya? Jin
Hyuk memberitahuku dia harus pergi ke Sokcho untuk membantu Ibu melindungi
hotel ini. Dia bilang itu satu-satunya cara dia bisa melindungimu.” Cerita Hye
In. Soo Hyun kaget mendengarnya.
“Jika Jin
Hyuk terus seperti ini... Maaf, CEO Cha.” Kata Hye In. Soo Hyun pikir Tidak
perlu minta maaf dan mengucapkan Terima kasih.
“Kau
perlu memikirkan ini.” Kata Sek Jang. Soo Hyun ingin tahu ada apa. Sek Jang
memberikan tabnya. Soo Hyun melihat sebuah cerita.
"Izinkan aku menceritakan
beberapa kisah tentang kekasih Cha Soo Hyun, Dia disarankan menjadi artis
karena penampilannya. Dia juga pandai merayu gadis dengan membawa buku Dia
jagoan sesungguhnya. Dia akan memiliki Hotel Donghwa Dia sangat tampan Aku iri
kepadanya"
Foto saat
Jin Hyuk masih muda pun terlihat, Sek Jang bertanya Apa yang akan mereka lakukan terhadap Jin
Hyuk. Soo Hyun terlihat khawatir. Sek Jang memberitahu kalau ada satu lagi
yaitu tentang ibunya karena merasa pergi ke Sokcho untuk menemui Jin Hyuk.
Soo Hyun
duduk diam dalam rumahnya teringat yang dikatakn Hye In “Jin Hyuk memberitahuku dia harus pergi ke
Sokcho untuk membantu Ibu melindungi hotel ini.” Lalu Ucapan ayahnya “Taegyeong
tidak akan membiarkannya begitu saja.”
“Ini
semua sangat alami. Jangan mengkhawatirkan apa pun.” Ucap Jin Hyuk. Soo Hyun
terdiam mengingat semuanya terlihat mulai khawatir.
Jin Hyuk
ada di pinggir pantai, membaca pesan grup dari teman-teman “ Jin Hyuk, ini kau, kan? Traktirlah kami
minum-minum... Hei, bisakah kau memberiku menginap gratis di hotel? Hotel Donghwa
akan menjadi milikmu, kan?”
Wajah Jin
Hyuk terlihat sangat pusing, teringat kembali ucapan Nyonya Jin “Karena kau,
pertarungan besar akan segera dimulai. Kaulah yang mendorong CEO Cha ke dalam
lubang itu. Apa kau menyadarinya?”
Soo Hyun
menelp, Jin Hyuk terlihat senang mengangkat telp Soo Hyun. Soo Hyun bertanya
apakah Jin Hyuk sibuk. Jin Hyuk mengaku agak sibuk mencoba mencari tahu soal
hotel bertanya apakah Soo Hyun sudah makan dengan baik dan merawat kecantikannya
dengan nada mengoada. Soo Hyun mengaku baik-baik saja.
“Jin
Hyuk... Informasi pribadimu terekspos.” Ucap Soo Hyun. Jin Hyuk mengaku
informasinya direkayasa dan Teman sekelas lamaku hanya bercanda jadi meminta
agar mengbaikan saja.
“Sisi
luar biasa dari dirimu telah diremehkan. Kau menjalani kehidupan sulit, tapi
mereka menjadikanmu egois. Aku merasa resah.” Akui Soo Hyun
“Mereka
hanya sebagian dari 50 juta orang dan Mereka sama sekali tidak penting.” Kata Jin
Hyuk
“Itu
tidak benar. Aku tahu.. Satu komentar kejam bisa membuatmu terluka dalam. Karena
lukanya dalam, butuh waktu lama untuk sembuh.” Ucap Soo Hyun khawatir.
“CEO
Cha... Aku sungguh baik-baik saja... Aku lebih mencemaskan Ibu. Jangan
memikirkan pekerjaan. oke? Dengarkan saja musik dan makanlah dengan teratur. Mengerti?”
kata Jin Hyun. Soo Hyun sudah tak bisa menahan tangisnya.
“Bagaimana
jika kita menyempatkan waktu untuk berpikir ulang?”kata Soo Hyun
“Ibu
pasti sangat kesulitan karena aku orang biasa. CEO Cha... Apa aku membuat Ibu
kesulitan?” tanya Jin Hyuk.
Soo Hyun
mengaku bukan seperti itu tapi hanya
takut Jin Hyuk akan terluka. Jin Hyuk meminta agar Jangan takut. Soo Hyun
merasa makin dekat dengan Jin Hyuk maka hidup pacarnya itu makin terguncang
dan Hal itu membuatnya ragu.
“Aku
takut semua mata yang tertuju kepadaku dan juga akan tertuju kepadamu.” Ucap Soo
Hyun menahan tangis. Keduanya tiba-tiba sama-sama terdiam.
“Bagaimana
jika kita melakukan ini? Tidak ada kabar berarti kabar baik. Kita tidak akan
saling menelepon karena baik-baik saja. Mari mencoba menghabiskan waktu dengan
cara itu. Kita lihat siapa yang bisa bertahan lebih lama. Kita bisa bertaruh
soal itu.” Ucap Jin Hyuk
“Menyedihkan
jika menang dan menyakitkan jika kalah. Mari mencoba taruhan ini.” Kata Soo
Hyun. Jin Hyuk pun setuju. Soo Hyun tak bisa menahan tangisnya setelah menutup
telp.
Jin Hyuk
mencoba berkumpul dengan teman satu kantornya. Salah satu temanya berpikir Jin Hyuk
bosan karena mendadak dipindahkan ke tempat asing. Jin Hyuk mngaku kesepian di
hari pertamanya tapi mulai menyesuaikan diri, terlihat wajahnya menahan sedih .
Soo Hyun
mengemudikan mobilnya, melihat halte bus seperti mengingatkan dengan Jin Hyuk
tapi menahan diri. Pagi hari, Jin Hyuk makan di restoran teringat saat makan bersama
dengan Soo Hyun sebelumnya. Ia mengaku sungguh baik-baik saja dan lebih
mencemaskan Soo Hyun.
Soo Hyun
mengambil foto dengan camera yang berikan oleh Jin Hyuk selama perjalan ke kantor.
Jin Hyuk dudk di bangku tempat saat
bersadar dibahu pacarnya mengingat yang dikatakan Soo Hyun .
“Aku
bukan lagi Cha Soo Hyun yang terikat pada Grup Taegyeong. Aku bukan lagi Cha
Soo Hyun yang menggilai hotel itu. Aku juga bukan lagi Cha Soo Hyun yang
membiarkan orang yang dia sukai dikritik tanpa sebab.”
Soo Hyun
pergi ke bawah jembatan, mengambil gambar foto lukisan yang pernah dilihat
bersama dengan Jin Hyuk. Lalu Jin Hyuk berjalan tak sengaja melihat ada mesin
boneka dan kembali mengingat yang dikatakan Soo Hyun “Aku biasanya pandai
menahan diri, tapi di sinilah diriku.”
Soo Hyun
pergi ke taman bermain di dekat rumah Jin Hyuk. Saat kembali kerumah, Soo Hyun melihat kenangan
dengan Jin Hyuk mulai dari sandal sampai bola pohon natal. Jin Hyuk berjalan
dipantai seperti ingin melampiaskan rasa rindunya.
Soo Hyun
menuliskan kartu ucapan untuk semua pegawainya.
"Kepada
segenap anggota Hotel Donghwa yang terkasih Semoga tahun 2019 bersama Hotel
Donghwa" Lalu menatap jam Havana seperti
teringat yang kenangan dengan Jin Hyuk.
"Sulap..
Semoga tahun ini akan penuh kebahagiaan seperti sulap. Selamat Tahun Baru..Semoga
Penuh kebahagiaan seperti sulap"
Semua
pegawai membaca kartu yang dituliskan Soo Hyun dan Jin Hyuk membaca dibawah
tangga. Eun Ji melihat hadiah tahun ini sabun mandi, lalu mengejek Tuan Park
untuk Mandi dengan bersih setiap hari di tahun 2019. Tuan Park mengeluh karena mandi dua kali sehari. Hye In melihat
bangku depanya dengan wajah sedih karena Jin Hyuk sudah tak ada ada. Ibu Jin
Hyuk juga sedih melihat kamar anaknya yang kosong.
"Sebulan kemudian"
Hye In
mengeluh Jin Hyuk yang tidak datang padahal Hampir sebulan sudah berlalu. Jin
Hyuk mengaku sangat ingin pergi ke Seoul
tapi Pekerjaannya di hotel baru sangat banyak. Hye Jin menyindir kalau Jin Hyuk
yang memutuskan tinggal karena pemandangannya indah
“Bekerja
di depan laut terasa menyenangkan.” Akui Jin Hyuk
“Cutilah
minimal setengah hari, Orang tuamu mencemaskanmu.” Kata Hye in. Jin Hyuk
mengerti dan akan bicara lagi nanti.
Akhirnya
Jin Hyuk kembali ke hotel, lalu memakai dasi yang diberikan oleh Soo Hyun.
Jin Hyuk
sudah duduk dihalte bus Menuju Incheon, Seoul Timur, Gwangmyung, teringat
kembali yang dikatakan Soo Hyun “Aku
takut kau akan terluka... Menyedihkan jika menang dan menyakitkan jika kalah.
Mari mencoba taruhan ini.”
Soo Hyun
duduk dia rumahnya melihat salju mulai turun lalu mengambil gambar dengan
kamera Jin Hyuk, tapi seperti filmnya habis lalu teringat yang dikatakan Jin
Hyuk.
Flash back
“Saat
filmnya sudah habis, buka bagian ini dan keluarkan filmnya. Lalu Kau harus
pergi ke studio untuk mencetak foto. Jika kau masih cemas, pergilah ke rumah Bu
Lee dan carilah dia. Dia punya kamar gelap di sana.” Kata Jin Hyuk
“Sendirian?
Apa tidak akan canggung?” pikir Soo Hyun tak enak hati.
Nyonya
Lee sedang menyapu halaman, Soo Hyun turun dari mobil menyapanya. Nyonya Lee
kaget melihat Soo Hyun datang sendirian. Soo Hyun mengaku tak sengaja melintas dan
ingin tahu apa Nyonya Lee ada di rumah. Nyonya Lee bersyukur Soo Hyun datang
karena mulai bosan dan senang bertemu dengannya.
“Aku
tidak familier dengan teh. Kudengar teh ini enak, tapi kuharap kau menyukainya.”
Ucap Soo Hyun membawa hadiah.
“Kau
tidak perlu membawa benda seperti ini.” Kata Nyonya Lee. Soo Hyu mengaku karena
supaya bisa datang lagi.
“Terima
kasih.. kau membawa film, kan?” ucap Nyonya Lee. Soo Hyun kaget Nyonya Lee bisa
tahu tujuanya datang.
“Jin Hyuk
meneleponku... Dia memintaku mencetak foto jika kau mampir. Kudengar dia ada di
Sokcho... Dia seharusnya merasa beruntung. Bekerja sambil menatap laut sungguh
mengagumkan...Tapi tempat itu terpencil.” Ungkap Nyonya Lee.
Soo Hyun
hanya diam saja, Nyonya Lee bertanya apakah Soo Hyun mau melihat ruang gelapnya dan meminta agar
mengikutinya.
Soo Hyun
masuk ruangan yang terlihat memerah lalu berkomentar kalau ruangannya sangat
menarik sekali. Nyonya Lee memberitahu kalau Jin Hyuk juga selalu mengatakan
itu saat bekerja di ruangan itu lalu mulai mencuci film dan menyurh Soo Hyun
mencobanya juga. Soo Hyun seperti tak percaya diri.
“Begitulah
cara belajar... Kau bisa Lewat sini.. Lalu Letakkan filmnya di sini dahulu.” Ucap
Nyonya Lee. Soo Hyun bisa mengerjakan.
“Kau
berhasil dalam sekali coba... Bagus... Sekarang, kita hanya perlu menunggu.” Kata
Nyonya Lee. Soo Hyun pikir Ini menakjubkan.
“Saat
menurutmu sudah siap, celupkan ke dalam bahan kimia itu.” Kata Nyonya Lee. Soo
Hyun menganguk mengerti.
“Sejujurnya,
aku masih merindukan suamiku yang wafat mendahuluiku. Aku baru bisa bertemu lagi
dengannya setelah meninggal. Jadi Nikmatilah perjumpaan kalian selagi bisa.
Itulah kebahagiaan.” Kata Nyonya Lee menepuk pundak Soo Hyun dan foto yang
dicetak adalah foto Jin Hyuk.
Soo Hyun
mengemudikan mobilnya melihat foto Soo Hyun, lalu tiba-tiba memutar balik
mobilnya. Jin Hyuk berjalan restoran yang pernah didatangi Soo Hyun mengingat
kembali yang dikatakan pacarnya “ Makin aku dekat denganmu, sepertinya hidupmu
makin terguncang.”
Soo Hyun
mengemudikan mobilnya teringat yang dikatakan Jin Hyuk “Hal itu membuatku
ragu... Kau akan kalah jika takut. Jika berpikir terlalu serius, kau akan
tampak jelek. Dalam situasi ini, mulai besok, kita harus menjadi teman yang
lebih baik.”
Jin
Hyuk berjalan ke tepi pantai melihat bangku yang pernah didudukinya dengan Soo
Hyun, teringat kembali ucapan Soo Hyun “Menjalani keseharian bersama teman
terasa seru. Tapi menjadi renggang dan kembali pada masa saat hubunganmu tidak
bermakna tetap terasa sangat menyakitkan.”
Saat itu
mobil Soo Hyun menuju Socko walaupun jaraknya cukup jauh, teringat yang
dikatakan Jin Hyuk “Saat tiba waktunya untuk kita menderita, aku ingin kita
mengingat kenangan manis kita dan mencari kekuatan darinya. Setiap kali melangkah
maju, aku memikirkanmu dan memanggil namamu. Tentu saja aku serius.”
Jin Hyuk
pergi ke menara mercusuar di pinggir pantai saat duduk kembali mengingat saat
Soo Hyun yang mengeluh hanya mencemaskannya, padahal ia yang cemas jika
membuatnya kesulitan. Akhirnya Soo Hyun pun yang sampai di Sokcho.
“Kaulah
yang selalu mampir Ke Sokcho dan ke rumahku.” Ucap Soo Hyun
“Kita
berdua bisa mengatasi apa pun dengan kenangan manis itu.” Kata Jin Hyuk. Soo
Hyun setuju akan melakukanya.
Jin Hyuk
membaca buku lalu terdiam melihat kalimat
"Tugas laut membuat ombak dan tugasku memikirkanmu" lalu
bergumam ingin tahu di mana dan
bagaimana mereka akan bertemu lagi. Soo Hyun mengemudikan mobilnya kaget
melihat Jin Hyuk yang duduk di pantai lalu wajahnya tersenyum.
Soo Hyun
menelp Jin Hyuk, melihat nama Soo Hyun di ponsel wajah Jin Hyuk tersenyum
bahagia. Soo Hyu mengaku Walau kita
sepakat tidak ada kabar berarti kabar baik, tapi menyerah lebih dahulu. Jin Hyuk
pikir mereka Kbelum menetapkan hadiah apa untuk pemenangnya.
“Kau
sedang apa?” tanya Soo Hyun, Jin Hyuk mengaku
ada di luar untuk makan bersama pegawai lain, karena Ada banyak restoran
lezat. Soo Hyun hanya tersenyum karena Jin Hyuk berbohong.
“Lantas,
di mana pegawai lain yang kau maksud?” tanya Soo Hyun. Jin Hyuk bingung lalu
menegok kebelakang ternyata Soo Hyun ada dibelakangnya.
Soo Hyun
tersenyum melihat Jin Hyuk ada didepanya lalu berjalan mendekat. Jin Hyuk tak
bisa menahan rasa rindunya langsung berlari menghampiri Soo Hyun dan saling
berpelukan. Soo Hyun pun memeluk erat Jin Hyuk tanpa sadar air matanya
mengalir.
“Jika tugas laut membuat ombak, tugasku
memikirkanmu.”
Bersambung
ke episode 10
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Semangat mba dee...ditunggu slalu sinopsinya wlpun aq udh nton tp klo blm baca sinops ky ada yg kurang hehe, smoga happy ending...
BalasHapusSemangat mbak......ceritanya semakin seru.....sy suka dengan tindakan cha soo hyun,dia nunjukin kl benar" memilih pria yg tepat.....semangattt 💪💪💪
BalasHapusdaebak...can't wait 2 read more 4 next episode, feels like reads novel ya...
BalasHapusLanjut,kayaknya deh tu jurnalis yg dibantu jin hyuk bakal punya peran penting deh untuk menyatukan hubungan mereka.
BalasHapus