Oh Sol
keluar dari kamar kaget melihat Sun Kyeol sudah duduk di ruang TV dengan sandal
yang sama denganya. Sun Kyeol menaruh bukunya menyapa Oh Sol sambil bertanya
apakah Tidurnya nyenyak. Oh Sol menganguk lalu berkomentar Sun Kyeol pasti
harus pergi pagi-pagi karena sudah berpakaian.
“Aku
selalu berpakaian seperti ini di rumah.” Akui Sun Kyeol, Oh Sol melonggo
binggung.
“Mari...
sarapan.” Kata Sun Kyeol, Oh Sol kebingungan karena belum masuk.
“Akan
kubuatkan sarapan,... jadi ayo makan bersama.” Kata Sun Kyeol, Oh Sol tetap
ingin membuatkanya.
“Kau diam
duduk di sini.” Ucap Sun Kyeol mendorong Oh Sol agar duduk saja.
Sun Kyeol
mulai masak, layaknya chef didapur walaupun terlihat berantakan. Oh Sol ingin
tahu apakah ada yang bisa dibantu. Sun Kyeol menolak karena bisa memasaknya
sendirian, jadi Oh Sol hanya perlu diam
duduk baca buku atau nonton TV saja.
Akhirnya
Oh Sol membiarkan Sun Kyeol agar masak didapur. Sun Kyeol pun kembali masak
dengan gaya chef menaburkan garam untuk pastanya. Oh Sol pun sibuk membaca
buku, sampai akhirnya Sun Kyeol membuka kulkas dan melihat ada dua masakan
tertulis note [Semoga beruntung, Chef Jang]
Sun Kyeol
sudah membuat makanan diatas meja, lalu membawa Oh Sol ke meja makan. Oh Sol
pikir bisa jalan sendiri tak perlu dituntun.
Sun Kyeol pikir sudah lama tak masak, Oh Sol hanya bisa melonggo melihat
piring pasta diatas meja.
“Kau Sedang
apa? Ayo Cepat makan.” Ucap Sun Kyeol penuh semangat. Oh Sol akhirnya mulai
makan.
“Pasta...
Rasanya enak” kata Oh Sol lalu mulai terbatuk-batuk. Sun Kyeol mengeluh
menyuruh agar pelan-pelan lalu memberikan minum.
Saat itu
Sun Kyeol melihat ada sesuatu di mulut Oh Sol dan ingin membersihkan, tapi Oh
Sol terlihat gugup dan binggung.
[Episode
11: Aku tak bisa menyembunyikannya]
Joo Yeon
mengeluh sambil makan di restoran kalau temanya itu selebriti meminta agar
berhenti bersikap berlebihan. Oh Sol dengan masker dan juga kacamata hitam
panik. Joo Yeon pikir tak mungkin Tuan Yoon dan adiknya akan ada disekitar
mereka.
“Hei, tak
pernah tahu apa yang akan terjadi, jadi Harus siap untuk semuanya.” Ucap Oh
Sol. Joo Yeon mengeluh temanya itu hanya membuatnya malu.
“Lalu..
Apa Tinggal di sana baik-baik saja?” tanya Joo Yeon sambil makan toppoki.
“Tidak,
bahkan bernafaspun tak bisa... Kupikir Soo Kyeol mencoba mencekikku sampai
mati.” Cerita Oh Sol
“Ini
sudah kuduga... Maksudku, bagaimana kau akan menyembuhkan mysophobia-nya?
Padahal Kau jorok.” Kata Joo Yeon mengejek.
“Hei, dia
bilang aku tak jorok, Katanya baik-baik saja.” Ucap Oh Sol
Flash Back
Oh Sol
menjauh saat Sun Kyeol ingin membersihkan mulutnya, bertanya Kenapa melakukan
itu. Sun Kyeol terlihat binggung, Oh Sol mengaku Ini mengganggunya. Sun Kyeol kaget kalau Oh
Sol terganggu olehnya dan Oh Sol mengaku tidak tapi ia membuat Sun Kyeol tak
nyaman.
“Aku
makan blepotan, dan menumpahkan makanan di mana-mana juga.Apa Kau sungguh
baik-baik saja?” ucap Oh Sol
“Ya, aku
baik-baik saja. Tak tahu orang lain mungkin mengganggu, tapi buat Gil O Sol baik-baik saja.” Kata Sun Kyeol lalu membersihkan
mulut Oh Sol. Oh Sol hanya terdiam dan cegukan.
Joo Yeon
tak percaya kalau Sun Kyeol mengatakan itu. Oh Sol pkir Bukan itu saja lalu menceritakan saat
dirumah.
Flash Back
Oh Sol
terlihat kesusahan mengambil piring di rak karena tubuhnya yang pendek. Saat
itu Sun Kyeol datang membantu, Oh Sol terlihat gugup karena tubuh mereka
berdekat dan Sun Kyeol terlihat tak canggung.
“Tak
peduli kapan pun, kau boleh minta bantuanku.” Ucap Sun Kyeol menatapnya. Oh Sol
tak bisa berkata-kata.
Oh Sol
membersihkan lantai saat itu Sun Kyeol sedang membersihkan jendela. Ia kaget melihat gaya Sun Kyeol yang membuat
gambar "Heart" Sun Kyeol seperti sengaja membuat bentuk heart bahkan
dalam bentuk yang kecil-kecil.
“Ahh...
Ini Bukan "Heart". Tak mungkin.” Ucap Oh Sol panik menyadarkan
dirinya lalu bergegas pergi. Sun Kyeol tetap membentuk hati ukuran besar
seperti ingin menyakinkan Oh Sol dengan hatinya.
“Bravo,
bravo.... Hei, O Sol... Karena ini sudah terjadi, kau harus menjadikannya
milikmu.... Jadikan dia milikmu... Dan Ini, kudapat ramuan cinta ini untukmu.”
Ucap Joo Yeon penuh semangat. Oh Sol bertanya apa yang dibawa oleh temanya.
“Ini anggur
semanggi yang dibuat ayahku ketika dia meninggalkan pegunungan... Hei, semak
cengkeh dikenal untuk malam... Kau tahu itu menyehatkan, kan? Kubawa untukmu, tapi
kau boleh berbagi dengan Sun Kyeol” ucap Joo Yeon.
Oh Sol
mengeluh Joo Yeon sedang gila dan bercanda, karena Tak boleh berkencan. Joo Yeon tak boleh
bicara begitu karena mereka tinggal
bersama jadi aneh kalau tak boleh berkencan dan meminta gar mendengarkan
ucapanya.
Oh Sol
menegaskan tak boleh, Joo Yeon ingin tahu apa yang tak boleh dan tahu kalau Oh
Sol itu punya perasaan pada Sun Kyeol jadi itu alasan menolak Choi Gun dan
ucapanya itu tak salah. Oh Sol pun
memikirkan tentang nasib O Dol.
“Dasar.. Kakek
tua. Dia terlalu banyak nonton film... Itu ketentuan yang tak adil.” Keluh Joo
Yeon marah
Sek Kwon
mengaku merasa terhormat Choi Gun ingin berjumpa dengannya. Choi Gun dengan
tatapan serius membahas tentang Oh Sol ingin tahu keberadanya. Sek Kwon
binggung dan menyakinkan kalau yang berbicara mengenai Gil O Sol.
“Dari
yang kutahu, kau memberinya tumpangan ke Busan. Katakan padaku di mana dia
sekarang.” Ucap Choi Gun dengan wajah serius.
Sun Kyeol
sibuk di kamarnya mencari keyword [Skill berkencan] dan menemukan “Strategi dan
taktik kencan”
[1. Jadilah pria cerdas yang banyak membaca.]
[2. Jadilah pria seksi yang memasak untuk
kekasihnya.]
[3. Jadilah pria manis yang merawat kekasihnya.]
[4. Jadilah pria pemberani yang datang untuk
menyelamatkan sang kekasih.]
[5.
Jadilah pria yang peka dan seksi.]
Saat itu
terdengar bunyi bel rumah, Sun Kyeol heran karena Oh Sol yang tahu kode sandi tapi membunyikan bel. Ia
langsung berpikir kalau Triknya berhasil dengan wajah tersenyum bahagia.
Sun Kyeol
membuka pintu menyapa Oh Sol karena sudah menunggu, tapi dibuat kaget karena
yang datang adalah Choi Gun. Choi Gun mengejek Sun Kyeol yang sudah menunggunya
kaena tak tahu jadi seharusnya datang lebih cepat.
“Apa...
Sebentar, kenapa kau?” ucap Sun Kyeol binggung. Choi Gun tak menjawab langsung
menerobos masuk.
“Beraninya
kau menerobos masuk? Akan kulaporkan kau masuk tanpa izin. Keluar sekarang!”
teriak Sun Kyeol marah
“Katamu
kau menungguku... Apa Perkataan itu bukan untuku? Apa ada orang lain?” kata
Choi Gun
“Itu...
Ada perlu apa kau kemari? Dan bagaimana kau mendapatkan alamatku? Oh, kau tak
boleh menyalahgunakan informasi pribadi pasien seperti ini.” Ucap Sun Kyeol
marah
“Benar,
aku punya informasimu... Tapi bukankah kau memberiku alamat di Minnesota?” ejek
Choi Gun lalu melihat ke arah rak sepatu.
“ Ini Harus
kukatakan, kau punya selera yang aneh.” Komentar Choi Gun melihat sandal
kelinci
“Yah, itu
bukan punyaku.... Yang ini milikku... Aku memang membelinya, tapi itu... Kau
Jangan mainin telinganya... Bagaimana kalau nanti lepas?” teriak Sun Kyeol
kesal. Tapi Choi Gun seperti tak peduli
langsung masuk rumah
“Wah,
rumah yang bagus. Sangat rapi... Aku selalu ingin tinggal di rumah seperti ini.”
Komentar Choi Gun
“Coba Lihat,
siapa bilang kau bisa menerobos ke rumahku dan berjalan seperti ini? Aku tak
pernah mengundangmu... Keluar dari
rumahku!!” ucap Sun Kyeol sangat marah
“Seharusnya
kuperkenalkan diriku lebih awal. Senang bertemu denganmu, Jang Sun Kyeol.. Mulai
hari ini, kita akan ada sesi terapi... Aku psikiatermu, Choi Ha In.” Ucap Choi
Gun. Sun Kyeol kaget mengetahui sebagai
Psikiaternya.
Sek Kwon
duduk diam dalam ruangan, mengingat kembali saat bicara dengan Choi Gun di restoran.
Flash Back
Choi Gun kaget
mengetahui O Sol tinggal dengan Jang Sun Kyeol sekarang, Sek Kwon yakin Choi
Gun tahu betul itu adalah bagian dari terapi perilaku kognitifnya Dan Gil O Sol
memilih untuk melakukannya. Choi Gun
yakin Oh Sol tak punya pilihan
selain melakukannya karena diberi tawaran yang tak bisa di tolak.
“Biar
kutanya satu hal... Jika kondisi Jang Sun Kyeol tak membaik, apa yang akan
terjadi pada kesepakatan ini?” ucap Choi Gun
“Aku
sangat percaya kondisinya akan membaik.. Itu sebabnya Gil O Sol menyetujuinya.”
Kata Sek Kwon
“Sepertinya
itu jawaban yang setengah hati. Ayo kita berpikir secara objektif. Tanpa si
pasien tahu, dan hanya mengandalkan bantuan dari non-pakar, Menurutmu apa itu
mungkin?” kata Choi Gun
“Kami
coba segala yang dapat di lakukan.. Karena harus.” Tegas Sek Kwon
“Siapa?
Apa Keluarga Jang Sun Kyeol ? Tapi keegoisan mereka mungkin menyakiti seseorang
lagi. Pernahkah kau memikirkan hal itu?” kata Choi Gun
“Kupikir
itu yang terbaik untuk kedua masalah mereka. Itu sebabnya aku menyarankannya.”
Tegas Sek Kwon
“Itu yang
terbaik untuk kedua pihak? Itu mungkin hanya jika itu berjalan dengan baik.
Seperti dalam permainan ranjau, di mana kau harus menghindari semua ranjau.”
Ucap Choi Gun menyadarkan.
Sek Kwon
terdiam mengingat semua kata-kata Choi Gun, Tuan Cha datang bertanya Apa yang
sedang direnungkan. Sek Kwon menceritakan baru saja bertemu dengan Dokter Daniel, kalau
mengajukan diri untuk menjadi dokter Sun Kyeol. Tuan Cha terlihat bingung.
“Dia
bilang akan mengunjungi Sun Kyeol secara langsung.” Ucap Sek Kwon. Tuan Cha
pikir itu Berita bagus.
“Akankah CEO
menerimanya?” kata Sek Kwon tak yakin.
Sun Kyeol
terlihat marah karena Choi Gun yang bisa merawatnya lalu mengejek Choi Gun itu
adalah dukun. Choi Gun tak percaya dianggap Dukun lalu berkata Bahkan jika Hua
Tuo muncul tepat di depan matanya, maka ia akan menjadi dukun jika itu yang dipikirkan.
“kau
bilang "Hua Tuo"? omong kosong” kata Sun Kyeol marah
“Berkonsultasi
masalah mysophobia tak cukup lewat telepon. Mulai sekarang, biarkan aku tinggal
bersamamu dan coba berbagai metode.” Jelas Choi Gun.
“Tinggal
bersamaku? Siapa yang tinggal dengan siapa? Aku tak butuh dokter... Kau Pergi sajalah.” Ucap Sun Kyeol mengusir.
Choi Gun
mengaku lapar dan bertanya apakah punya makanan. Sun Kyeol hanya bisa menghela
nafas, Choi Gun meminta agar Jangan terlalu dingin lalu melihat di kulkas
makanan Organik. Sun Kyeol mengaku itu di penuhi pestisida.
“Apa itu
kamar mandimu?” tanya Choi Gun, Sun Kyeol mengingat barang-barang yang
dibelikan untuk Oh Sol
“Jangan
ke sana! Jangan gunakan kamar mandiku... Kau Pergi ke tempat lain.” Teriak Sun
Kyeol
“Kenapa
pakai Banmal?” keluh Choi Gun. Sun Kyeol mengaku kalau Choi Gun bisa pakai
Banmal juga jika mau. Choi Gun mengerti.
“Kita
akan lebih sering bertemu... Aku akan berbicara lebih santai. Jadi Biarkan aku
menggunakan kamar mandimu, temanku.” Goda Choi Gun. Sun Kyeol melarangnya tapi
Choi Gun tetap masuk karena sudah tak tahan.
Saat itu
terdengar suara password pintu. Sun Kyeol membuka pintu dengan wajah panik
memberitahu kalau ada sedikit masalah di rumahnya. Oh Sol binggung bertanya Apa
ada sesuatu untuk dibersihkan jadi bisa masuk saja. Sun Kyeol melarang dengan
wajah panik.
“Aku akan
membersihkannya, jadi kau bisa Kembali sebentar lagi. Kau bisa Pergi ke kafe
komik atau sesuatu jadi Kembalilah saat sudah kuhubungi.” Ucap Sun Kyeol
“Lalu ini
bagaimana...” tanya Oh Sol tapi saat itu Choi Gun membuka lebar pintu menyapa
Oh Sol
“Aku
sudah menunggumu.” Ucap Choi Gun, Oh Sol binggung melihat Choi Gun ada dirumah
Sun Kyeol. Choi Gun mengajak Oh Sol agar masuk saja bahkan membawakan bahan
makanan. Sun Kyeol hanya bisa mengumpat marah.
Oh Sol
bertanyaApa yang terjadi dan Bagaimana Choi Gun tahu kalau ada dirumah bosnya.
Sun Kyeol tak percaya kalau Choi Gun ternyata tahu kalau Oh Sol ada dirumahnya
lalu berpikir Oh Sol yang memberitahunya. Oh Sol mengelengkan kepala.
“Apa Ayah
tahu aku di sini?” bisik Oh Sol panik, Choi Gun pikir kalau Ayah Oh Sol tahu
maka akan menggila.
“Aku
ingin makan sashimi di Pasar Jagalchi. Jadi apa ini Busannya?” bisik Choi Gun
menyindir. Oh Sol bisa mengerti.
“Ngomong-ngomong,
apa kalian saling kenal?” tanya Oh Sol binggung.
“Jangan
bicara omong kosong. Bagaimana mungkin aku kenal dengan dukun ini?” kata Sun
Kyel marah
“Itu
sangat menyakitkan. Apa Kau tak ingat semua malam yang kita habiskan berbicara
di telepon?” goda Choi Gun. Sun Kyeol melonggo bingung.
“Maaf.
Kau menyangkal hubungan antara kita, jadi aku agak kesal.” Goda Choi Gun.
“Kau bilang
"Hubungan antara kita"? Oh Sol.. Ini Bukan seperti itu.. Kau Katakan
padanya, bukan itu maksudnya”ucap Sun Kyeol panik tak ingin Oh Sol salah
sangka. Tapi Choi Gun seperti menyakinakn.
“Kau
harus menyangkal! Katakan padanya bukan seperti itu!.. Kau Jangan tatap aku dengan penuh khawatir.. Aku...
Hei!” teriak Sun Kyeol marah
Oh Sol
akhirnya duduk di kursi dengan didepan Sun Kyeol dan Choi Gun mengetahui
keduanya bertemu untuk tujuan perawatan menurutnya itu hubungan istimewa. Sun
Kyeol mengeluh dianggap Istimewa menegaskan kalau tak butuh dokter.
“Kau
Sudah selesai sekarang, jadi boleh pergi.” Ucap Sun Kyeol marah
“Berhenti
mengusirku seperti itu dan Beri aku kesempatan. Sebenarnya aku malu mengatakan
ini sendiri, tapi aku seorang dokter yang sangat kompeten dan terkenal. Aku
juga murid favorit Dokter Fore” tegas Dokter Choi
“Kenapa
kau terus Banmal padaku? Tidak bisakah kau bicara lebih sopan?” keluh
“Kau
ingin kita berbicara lebih santai.” Ucap Choi Gun, Sun Kyeol mengeluh tapi
teringat kalau tadi memperbolehkan Choi Gun mengatakanya.
“Itu
bagus... Maksudku, kau merawat CEO,
karena Aku khawatir. Kondisi dia mungkin memburuk gara-gara aku jadi
khawatir. Jika dokter bisa tinggal bersama kami, menurutku akan lebih bagus.”
Ucap Oh Sol malah menyarankan.
“Gil O
Sol , apa maksudmu "kondisiku"? Aku sangat normal dan baik-baik saja.” Ucap Sun Kyeol mengelak.
“Kau
bilang "Baik-baik saja"? Aku tahu... Kau diam-diam membersihkan
seluruh tempat setiap malam. Apa Kau pikir aku tak tahu?” ucap Oh Sol. Sun
Kyeol tetap menolak Choi Gun tinggal dirumahnya.
“Kenapa
tidak boleh?”tanya Oh Sol. Sun Kyeol mengaku hanya tak suka.
“Jang Sun
Kyeol... Serangga...” ucap Choi Gun, Sun
Kyeol tak percaya ada serangga dirumahnya.
“Sebenarnya
sedang merayap di ke arahmu.” Kata Choi Gun. Sun Kyeol panik mengangkat kakinya
berteriak agar meminta menangkapnya.
“Kau tak
baik-baik saja.” Ucap Choi Gun menyimpulkan sikap Sun Kyeol yang belum berubah.
“Bagaimanapun,
aku tak peduli jika kau dokter... Tidak ada orang lain yang boleh tinggal di
sini.” Tegas Sun Kyeol akan masuk kamarnya.
“Kenapa
orang lain tidak boleh tinggal?” tanya Oh Sol, Sun Kyeol terlihat binggung.
“Mungkinkah
karena kau ingin tinggal hanya denganku?” tanya Oh Sol. Choi Gun langsung
mengejek Sun Kyeol itu cabul.
“Tidak...
Hei.... Apa yang kau bicarakan?.. Tidak seperti itu.” Ucap Sun Kyeol. Oh Sol
pikir Sun Kyeol yang bilang akan membuatnya Jatuh...
“Kau
diterima!” teriak Sun Kyeol tak ingin Choi Gun tahu kalau akan membuat Oh Sol
jatuh cinta.
“Kau
membuat keputusan yang tepat.. Kau tak akan menyesalinya, teman.” Kata Choi Gun
bangga
“Kau
bilang "Teman"? Tapi kau tak boleh tinggal di sini, paham?
Maksudku... Tidak ada kamar kosong lagi... Aku hanya ingin konseling.” Tegas
Sun Kyeol. Choi Gun menganguk mengerti.
“Aku agak
pilih-pilih jadi Aku tak tidur di sembarang tempat.” Ucap Choi Gun. Sun Kyeol
tak percaya kalau Choi Gun itu Pilih-pilih dan memikirkan yang akan diperbuat
sekarang.
Jae Min
makan ramyun di minimarket dengan wajah babak belur, Young Sik pun baru tahu
kalau Jae Min diusir dan belum makan apa pun seharian. Jae Min mengaku senang
masih hidup sambil mengelu Mereka bahkan
tak sering nonton film tapi tiba-tiba nonton.
“Apa
maksudnya "Bola nasi" itu? Pada akhirnya, kau ketahuan orang tuamu.”
Kata Young Sik. Jae Min membenarkan.
“Mereka
nonton bersama murid-murid mereka. Jadi Bagaimana lagi ini?” ucap Jae Min tak
bisa berbuat apa-apa
“Aku
ingin membantumu, tapi seperti yang kau tahu, apartemenku kecil.” Akui Young
Sik. Jae Min pikir tak masalah.
“Tetap
saja, aku merasa bersalah” kata Young Sik. Jae Min mengaku tak masalah dan
tetap akan diam.
“Apa Maksudmu
diam tentang benda itu di dapatkan? Apa Kau gila?Apa Kau ingin aku diusir juga?
Tidak boleh” tegas Young Sik marah
Jae Min
masuk ke kost milik Young Sik yang kecil dan juga berantakan lalu memastikan
kalau itu kamar dan bukan sel penjara. Young Sik menyurh Jae Min cari tempat
lain kalau memang tak suka. Jae Min
mengaku kalau menyukainya.
“Kamar
mandinya ada di ujung koridor. Tapi tak ada yang boleh melihatmu di sini, jadi
gunakan hanya di malam hari.Apa Kau mengerti?” tegas Young Sik
“Jangan
khawatir... Aku pandai menahan pipis.” Kata Young Sik lalu menyadarkan tubuhnya
di dinding, Young Sik meminta agar berhati agar tak membuat suara.
Dinding
dari kayu membuat suara di sebelah kamarnya, Young Sik mengetuk dua kali
menjelaskan kalau artinya, "Maaf" karena sudah menganggu.
Choi Gun
sibuk tertawa sambil menonton TV, Oh Sol duduk disampingnya terasa tak nyaman.
Sun Kyeol keluar kamar mengeluh melihat Choi Gun masih ada dirumahnya. Choi Gun
baru sadar kalau waktu berlalu begitu cepat
dan Sun Kyeol mandi sangat lama karena sengaja menunggu agar bisa berpamitan.
“Kau tak
harus berpamitan, jadi Pergi saja cepat.” Ucap Sun Kyeol. Choi Gun mengaku tak
bisa pergi tanpa pamit.
“Bisakah
aku menggunakan kamar kecil? Apa aku makan sesuatu yang buruk?” kata Choi Gun
lalu bergegas masuk kamar mandi.
Sun Kyeol
menahan amarah, Oh Sol tahu Sun Kyeol pasti lapar jadi mengajak makan karena Makanan
sudah siap. Sun Kyeol menolak karena tak punya nafsu makan lalu masuk ke dalam
kamar.
Choi Gun
keluar rumah sambil membawa kotak sampah untuk membuangnya. Oh Sol menahanya
ingin tahu Apa yang sebenarnya terjadi. Choi Gun tak mengerti maksudnya. Oh Sol
bertanya alasan Choi Gun datang ke rumah Sun Kyeol.
“Seperti
yang kukatakan, Aku dokternya.” Ucap Choi Gun. Oh Sol bertanya bagaimana Choi
Gun tahu keberadanya dan menduga bertemu
Sek Kwon.
“Apa kau
masih berpikir ini hal yang benar untuk dilakukan? Kau bahkan tak bisa memberi
tahu keluargamu. Jadi Apa yang kau lakukan di sini?” kata Choi Gun curiga
“Aku
punya alasan.” Akui Oh Sol. Choi Gun pikir
Jika ini untuk O Dol lebih baik Oh Sol mencari cara lain
“Terkadang,
lebih baik berbohong daripada mengatakan yang sebenarnya. Aku tak ingin O Dol
menyesal sepertiku.” Akui Oh Sol
“Bagaimana
jika kau menyesal?” tanya Choi Gun. Oh Sol mengaku tak akan menyesal.
“Aku tak
akan seperti itu. Bahkan jika aku menyesalinya, karena inilah yang harus
kulakukan.” Ucap Oh Sol
“Biar
kubantu... Ini akan menjadi lebih baik daripada berjuang sendirian.” Komentar Choi
Gun. Oh Sol hanya bisa tersenyum
Malam
hari, Jae Min tertidur dengan gelisah karena tak nyaman. Young Sik tidur
dilantai terlihat nyenyak bahkan sempat buang air. Akhirnya Jae Min yang tak tahan keluar dari
kamar, saat itu seperti pemilik kost melihatnya, bertanya siapa Jae Min yang
tidur dikamar Young Sik.
Akhirnya
Jae Min dan Young Sik berbaring di lantai dengan wajah sedih, lalu mengucapkan
terimakasih. Dong Hyun yang tidur diranjang memberitahu Jae Min bisa tinggal
selamanya di kamarnya kalau mau. Jae Min terlihat sedih tapi tersenyum bahagia
karena menemukan kamar yang nyaman.
Sun Kyeol
mengeluh mencari sandal kelincinya, lalu mengumpat marah melihat Choi Gun yang
tertidur di sofa memakai sandalnya. Choi
Gun terbangun mengaku pasti ketiduran lalu memuji sofa Choi Gun yang bagus
karena biasanya kesulitan tidur di tempat baru.
“Sandal...
Kau memakai sandal di sofa... Kau tahu... Aku akan...” ucap Sun Kyeol panik
“Sandal
Ini? Ayolah, jangan seperti itu. Ayo berbagi seperti teman baik.” Kata Choi Gun
seperti sengaja mengoda.
“Kau
Keluar.. Keluar dari rumahku sekarang juga!” teriak Sun Kyeol marah
Choi Gun
malah menyapa Selamat pagi. Sun Kyeol makin marah, Oh Sol baru keluar kamar
melihat kembali dua orang adu mulut hanya bisa diam.
Sun Kyeol
bertemu dengan kakeknya, tahu kalau itu semua permintaan Tuan Cha dan ingin
tahu Apa sebenarnya yang rencanakan dan
Kenapa tiba-tiba melakukan ini. Tuan Cha heran alasan cucunya datang pagi-pagi
begini.
“Alasan?
Lagipula segalanya akan tampak seperti ini bagimu. Meremehkan, menyusahkan, dan
bukan masalah besar. Apa kau pikir melakukan ini akan memperbaiki mysophobiaku?
Tidak. Aku tak berpikir untuk memperbaikinya, dan aku tak akan melakukannya. Mengerti?”
tegas Sun Kyeol
“Sekarang
kau akan berkata begitu... Namun pada akhirnya kau akhirnya akan berterima
kasih padaku.” Ucap Tuan Cha yakin
“kau
bilang Terima kasih? Kau tetap sama. Dari saat kau mengirimku ke Amerika saat
itu dan sekarang. Kakek belum berubah sedikit pun.” Kata Sun Kyeol marah
“Benar..
Aku selalu berusaha membuat keputusan yang tepat... Sekarang pun. Jika aku tak
mengirimmu ke Amerika saat itu, apa kau akan hidup seperti ini? Ini tidak mungkin...
“komentar Tuan Cha. Sun Kyeol hanya bisa diam saja.
Oh Sol
melihat toko pakaian memuji tempat ini sangat mengagumkan, lalu berkomentar
Nyonya Cha yang tampak lebih cantik saat bertemu kembali. Nyonya Cha memuji Oh Sol yang pintar
berKata-kata sangat manis lalu mengaku ingin minta bantuan lalu memberikan
sebuah amplop
“Jika aku
menyuruhnya pergi, dia tak akan pernah mendengarkanku. Bisakah kau meminta
padanya? Dia harus pergi ke sini.” Ucap Nyonya Cha Oh Sol melihat isi amplop adalah Undangan ke Acara Penerbitan Buku.
“"Kim
Hye Won"? Penyiar Kim Hye Won menerbitkan buku? Aku juga sangat
menyukainya.. Apa Nyonya mengenalnya juga?” kata Oh Sol penuh semangat.
“Tentu
saja. Aku menganggapnya sebagai menantu masa depanku.” Kata Nyonya Cha. Oh Sol
melonggo karena Penyiar Kim yang dianggap menantu
“Bukankah
Sun Kyeol dan Kim Hye Won terlihat cocok?” tanya Nyonya Cha. Oh Sol mengangguk
walaupun hatinya sakit.
“Yang satu
cantik, yang satu tampan Aku sangat berharap hubungan Sun Kyeol dan Penyiar Kim
Hye Won berjalan dengan baik. Aku bertemu dengannya di salon kecantikan, dan
sepertinya dia masih punya perasaan untuk Sun Kyeol!” cerita Nyonya Cha penuh
semangat.
“Bisakah
kau memintanya pergi ke acara ini? Dia harus pergi dan meminta maaf juga.”
Pinta Nyonya Cha. Oh Sol pun menyetujui akan melakukanya.
Oh Sol
kembali bertemu dengan Sun Kyeol baru tahu tentang Terapi perilaku kognitif.
Choi Gun menjelaskan kalau Sesudah mengekpos dengan sengaja pada sesuatu yang
merangsang OCD-nya, mereka berusaha mencegahnya menghindari atau mencoba lari
dari situasi yang membuatnya cemas.
“Sederhananya,
kami membuatnya berlatih. Sehingga dia dapat terekpos secara alami ke
lingkungan yang santai Dan kami berharap kau dapat membantu dengan itu.” Ucap
Choi Gun
Oh Sol mengingat
yang dikatakan Nyonya Cha “Bukankah Sun Kyeol dan Kim Hye Won terlihat cocok? Aku
sangat berharap hubungan Seon Kyeol dan Kim Hye Won berjalan dengan baik.
“Sesudah
serangkaian CBT dan konseling... Kenapa? Apa ada masalah?” tanya Choi Gun
melihat Oh Sol melamun. Oh Sol tersadar
“Wajahmu
terus tampak bingung sejak tadi.” Komentar Choi Gun. Oh Sol mengaku tak ada
masalah.
“Intinya,
aku hanya harus bersikap seperti sekarang, kan?” kata Oh Sol. Choi Gun
membenarkan.
Saat itu
Sun Kyeol akhirnya pulang, Oh Sol dan Choi Gun menyapanya karena Sun Kyeol yang
pulang larut malam. Sun Kyeol terlihat marah tak mengubrisnya, lalu melihat buku
yang berantakan diatas meja. Oh Sol ingin rapihkan tapi Choi Gun menahanya.
“Apa kau
tak ingat sudah memperingatkan untuk tak
menyentuh barangku?.” Kata Sun Kyeol sinis.
“Maafkan
aku.” Ucap Oh Sol akan membersihkan meja. Choi Gun mengaku kalau ia yang
membaca bukunya
“Lalu kapan
kau akan memulai terapi?” tanya Choi Gun. Sun Kyeol tak bisa berkata-kata
akhirnya masuk kamar dengan kamar.
Oh Sol
akhirnya masuk ke dalam kamar, memberikan kartu undangan karena mendengar dari
Nyonya Cha kalau sebelumnya Sun Kyeol pergi tanpa berkata apa pun. Sun Kyeol
menyuruh agar membuangnya karena tak
punya waktu untuk pergi ke acara seperti ini.
“Jangan
seperti itu. Pergilah... Kau harus meminta maaf... “ ucap Oh Sol disela oleh
Sun Kyeol
“Gil O
Sol.. Kau bilang ibuku memberitahumu... Kau pasti tahu dengan baik. Bahwa ini
bukan hanya undangan ke acara penerbitan buku. Apa Kau benar-benar berharap aku
pergi ke acara ini?” tanya Sun Kyeol seperti ingin menanyakan pendapat Oh Sol
“Jika aku
pergi dan bertemu dengan Kim Hye Won dan makan malam dengannya juga berkencan,
apa itu benar-benar tak ada artinya bagimu?” kata Sun Kyeol
“Sudah kukatakan
padamu... Aku tak punya perasaan padamu.” Tegas Oh Sol lalu menaruh kartu
undangan. Sun Kyeol terlihat sedang sedih.
Bersambung
ke part 2
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar