PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 11 Januari 2019

Sinopsis Encounter Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN

Jin Myung dan Hye In makan di sebuah restoran. Hye In ingin tahu apa yang akan dikatakan adik Jin Hyuk itu. Jin Myung bertanya apakah Hye In baik-baik saja. Hye In bertanya mengenai apa. Jin Myung tahu Hye In menyukai Jin Hyuk. Hye In menyangkalnya.
“Kau menyukainya... Apa kau malu?” ucap Jin Myung. Hye In pikir ucapan Jin Myung itu konyol
“Makanlah atau aku yang habiskan.” Kata Hye In mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Tiga tahun di SMA dan empat tahun di universitas. Kupikir kau akan melupakannya begitu dia kembali dari militer, tapi kau masih memandangnya dengan cara yang sama. Kau tidak bisa membodohiku.” Ucap Jin Myung
“Jangan bertingkah. Kubilang aku tidak menyukainya.” Tegas Hye In tetap menyangkal
“Jangan seperti itu... Kau membuat tahun-tahun itu menjadi tidak berharga.” Saran Jin Myung. Hye In teringat harus menelp lalu bergegas keluar meminta agar Jin Myung menunggu

Jin Myung melihat Hye In duduk didepan minimarket sambil menangis, memberikan tissue untuk membersihkan hidungnya. Hye In kesal karena keadaan ini sangat menjengkelkan. Jin Myung malah balik bertanya Apa itu menjengkelkan.
“Astaga, kau tampak sungguh sedih... Kenapa semua orang tidak bisa lebih santai seperti aku? Bagaimana? Apa Kamu ingin aku menginstal aplikasi kencan untukmu?” goda Jin Myung
“Bagaimana jika aku akhirnya bertemu Dae Chan?” keluh Hye In. Jin Myung pikir Imajinasi Hye In luar biasa.
“Aku akan membunuhmu jika kau memberi tahu Jin Hyuk.” Tegas Hye In. Jin Myung mengajak Hye In kembali masuk karena udara yang dingin. 

Jin Hyuk datang ke ruangan Soo Hyun membawakan roti sandwich, sambil mengeluh kalau Soo Hyun  akan melewatkan makan malam jika tidak tanya soal makan, sambil mengoda kalau Soo Hyun harus memanfaatkan pacarnya dengan baik.
“Kamu bisa memintaku untuk membelikanmu makanan.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun pikir Jin Hyuk muncul seperti ini meski tidak meminta.
“Apa kamu sering membelai tanaman ini?” tanya Jin Hyuk, Soo Hyun menganguk karena sangat suka aromanya.
“Lalu kenapa kau masih tampak begitu murung?” ucap Jin Hyuk, Soo Hyun menyangkalnya.
“Aku bahkan menikmati roti lapis yang kau belikan untukku.” Kata Soo Hyun menyakinkan.
“Kau akan marah jika aku minta maaf, kan?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun heran kenapa Jin Hyuk meminta maaf
“Aku merasa bersalah padamu... Aku merasa semua ini terjadi karena aku.” Ucap Jin Hyuk berkaca-kaca
“Kau tidak ada hubungannya dengan masa laluku sebagai anggota keluarga Taegyeong dan aku masih berperang dengan mereka.” Tegas Soo Hyun
“Aku sedih karena kau berperang. Aku merasa perasaanku padamu membuatmu mendapat masalah.” Kata Jin Hyuk membendung air matanya. Soo Hyun memegang tangan Jin Hyuk terlihat keduanya yang memakai cincin.
“Perasaanmu kepadakulah yang menyembuhkanku. Jika aku tidak memilikimu di sisiku,maka aku akan takut dan gugup. Kau bilang aku membantumu memahami apa itu cinta. Namun, berkat kau, pikiranku tentang ketakutan menjadi hilang.” Ucap Soo Hyun lalu keduanya saling bertatapan.
Keduanya mengingat saat Jin Hyuk mengatakan “Aku mempelajari cinta melalui buku. Namun, kini semua sudah jelas”  Soo Hyun tak bisa menahan air matanya ketika mengambil foto Jin Hyuk yang akan pergi ke Sockho. Jn Hyuk kaget saat Soo Hyun mengakui kalau sedang menjalani sebuah hubungan.
Soo Hyun pun mengaku takut Jin Hyuk mungkin terluka. Lalu Jin Hyuk menyakinkan akan tetap di sisi Soo Hyun dan melindungnya. sampai ajal menjemputnya. Keduanya sempat berpisah selama sebulan dan akhirnya bertemu kembali karena perasaan mereka yang kuat.
Jin Hyuk pun berani mengungkapkan perasaan saat di Kuba, lalu memberikan cincin sebagai tanda pengikat hubungan mereka.  Akhirnya mereka berpelukan, Jin Hyuk mengaku kalau sangat menyayangi Soo Hyun.
Soo Hyun membalas dengan berani mengatakan “Aku mencintaimu.” Jin Hyuk kaget mendengarnya, keduanya lalu saling bertatapan dan kembali berpelukan. 

Pagi hari, Jin Hyuk sudah ada di halte bus sambil membawa beberapa kotak makanan. Soo Hyun sudah ada di kantor tersenyum melihat nama "Jin Hyuk" menelpnya. Jin Hyuk bertanya dimana Soo Hyun berada berpikir sedang Di rumah. Soo Hyun mengaku ada di kantor.
“Kenapa? Ini akhir pekan.” Ucap Jin Hyuk heran. Soo Hyun beralasan  Karena seseorang tidak mau menghabiskan waktu bersamanya.
“Astaga, kau seharusnya memberitahuku... Ada jutaan hal yang ingin kulakukan bersamamu.” Goda Jin Hyuk.
“Dasar pembohong... Di mana kau? Sepertinya kau di luar.” Ucap Soo Hyun
“Aku sedang menunggu bus. Aku akan mengunjungi Bu Lee. Kudengar kakinya cedera.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun kaget mendengar Nyonya Lee cedera.
“Ya, sepertinya pergelangan kakinya terkilir.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun meminta agar menyampaikan salam juga untuk Nyonya Lee.
“Haruskah aku menghabiskan waktu bersamamu hari ini?” tanya Jin Hyuk . Soo Hyun pikir agak sibuk dengan pekerjaan hari ini.
“Kapan aku bisa melakukan jutaan hal yang ingin kulakukan bersamamu? Kurasa kita bisa melakukan semuanya sampai kau menjadi nenek-nenek.” Ejek Jin Hyuk. Soo Hyun setuju karena harus panjang umur. Jin Hyuk akan menutup telpnya karena Busnya akan segera tiba.


Dae Chan memuji makanan di restoran ini sangat enak dan bertanya  Bagaimana Sek Jang tahu tempat ini. Sek Jang mengaku Ada banyak informasi di media sosial tentang restoran yang bagus dan bertanya apakah Dae Chan menutup toko hari ini.
“Jin Myung cukup pandai mengelola restoran. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk menemuiku.” Kata Dae Chan bahagia
“Aku merasa bersalah karena meninggalkanmu tempo hari tanpa makan bersamamu.” Ucap Sek Jang. Dae Chan pikir tak masalah.
“Aku sudah memikirkannya dan aku bisa mengerti bagaimana perasaanmu.” Kata Dae Chan. Sek Jang merasa Tetap saja itu sikapnya itu salah.

“Selagi kita membahas masalah ini... Bagaimana kalau kita mulai berpacaran?” kata Da Chan langsung memberikan setangkai bunga merah diatas meja.
Sek Jang binggung lalu melihat didalam tangkai bunga ada sebuah kartu “Nona Jang, aku membeli bunga mawar yang secantik dirimu saat aku berada di pasar pagi-pagi. Dari Lee Dae Chan.” Saat itu Dae Chan hanya bisa menunduk karena takut ditolak, akhirnya Sek Jang pun menyetujui kalau mereka mulai berkencan.
“Tapi sebaiknya kita berdua jangan terlalu berharap.” Ucap Sek Jang
“Pakaianmu menunjukkan bahwa kau mengharapkan sesuatu terjadi.” Komentar Dae Chan.
“Apa yang kau bicarakan? Aku selalu berpakaian seperti ini. Selain itu, pakaianku lebih santai karena pekerjaan kurang lancar.” Ucap Sek Jag
“Apa kau selalu berangkat kerja secantik ini? Rambutmu agak berubah. Bahkan bentuk kepalamu sangat cantik.” Goda Dae Chan. Sek Jang terlihat malu dan mengajak mereka segera makan saja. 



Keduanya keluar dari restoran dengan wajah gugup dan malu, Saat itu seorang valley membawa truk yang bertuliskan "Siput Bulan Chan" Sek Jang terlihat malu menutupi wajahnya. Dae Chan bergegas mendekati valley untuk membawa mobilnya dan memanggil Sek Jang, tapi Sek Jang sudah kabur.
Sek Jang mengatur nafasnya berada didalam toilet, Dae Chan menelp menanyakan keberadanya. Ia beralasan kalau Tiba-tiba sakit perut. Dae Chan terlihat panik. Sek Jang mengaku keadaanya baik-baik saja dan akan menelpnya nanti.
Sek Jang pun keluar dari restoran perlahan, seperti berharap Dae Chan sudah pergi. Tapi Dae Chan masih menungggu dengan bangga memanggilnya dari dalam truk. 

Akhirnya Sek Jang naik truk Dae Chan dengan wajah ditutupi terlihat malu, Dae Chan pikir Sek Jang tidak enak badan memberikan obat karena  tidak tahu apa gejalanya jadi hanya memberitahu apotik kalau Sek Jang mengalami gangguan pencernaan. Sek Jang seperti terharu dengan perhatian Dae Chan.
“Apa kau merasa gugup untuk kencan pertama kita?” ucap Dae Chan penuh semangat menyuruh Sek Jang segera minum obatnya.
Sek Jang pun meminumnya, Dae Chan langsung mengodanya kalau Sek Jang Anak pintar dan seperti bayi sambl menggejek aklau membutuhkan seseorang untuk memberikan obat. 

Jin Hyuk masuk ke dalam rumah Nyonya Lee kaget ternyata sudah ada Soo Hyun. Soo Hyun mengaku akan lebih baik untuk mengunjunginya sendiri. Nyonya Lee pun senang karena bisa melihat Soo Hyun dan juga  senang melihat makanan dari ibu Jin Hyuk.
“Kenapa dia membawakan begitu banyak? Astaga... Ini sepadan dengan kakiku yang cedera.” Ucap Nyonya Lee membuka semua kotak makan yang dibawa Jin Hyuk lalu memuji makana ibu Jin Hyu.
“Apa Kau ingin mencicipinya?” kata Nyonya Lee memberikan telur puyuh. Soo Hyun sedari tadi ingin makan akan mengambilnya.
“Ahh.. Benar juga... Kau hampir tidak menyentuh seolleongtang tempo hari. Kau pasti memiliki perut yang kecil. Aku iri... Aku harus diet juga... Aku mungkin jatuh dari atap karena terlalu berat.” Kata Nyonya Lee kembali menutup kotak makanya.
“Apa kaki Bibi baik-baik saja?” tanya Jin Hyuk. Nyonya Lee mengaku baik-baik saja.
“Hei, kau harus mengundang Bu Cha ke rumah kapan-kapan. Dia akan jatuh cinta dengan masakan ibumu.” Ucap Nyonya Lee. Jin Hyuk pikir itu ide yang bagus.
“Bagaimana menurutmu? Haruskah aku menentukan tanggal?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun hanya tersenyum.
“Kenapa kamu begitu khawatir? Untuk hal-hal seperti ini, lakukan saja. Jika kau terus meragu, kamu tidak akan pernah bisa melewati batas. Aku ingin kau berkunjung bila ada kesempatan.” Ucap Nyonya Lee penuh semangat merapihkan makan. 


Jin Hyuk akhirnya mengemudikan mobil,  Soo Hyun berkomentar kalau Ibu Jin Hyuk pasti sangat pandai memasak, karena menurutnya Masakannya tampak luar biasa. Jin Hyuk mengaku kalau ia dan Jin Myung tidak menyadarinya ketika kecil.
“tapi kami menyadarinya ketika kami mulai lebih sering makan di luar. Kami menyadari bahwa ibu kami sangat berbakat dalam memasak.” Kata Jin Hyuk memuji
“Aku selalu iri pada anak-anak yang ibunya memasak untuk mereka. Ibuku tidak memasak.” Akui Soo Hyun sedih
“Kalau begitu, datanglah ke rumah kami. Ibuku memasak dengan cepat, tapi hasilnya sangat lezat.” Kata Jin Hyuk bangga
“Hal itu membuatku marah karena kurasa itu mungkin benar.” Keluh Soo Hyun. Jin Hyuk binggung kenapa Soo Hyun bisa marah
“Bu Lee menutup semua kotak makanan tadi dan itu benar-benar membuatku sedih. Apa dia melakukan endoskopi padaku? Bagaimana dia tahu perutku kecil atau tidak? Kenapa dia tidak menungguku untuk menjawab? Akan lebih baik bila membiarkanku mencicipinya. Seolleongtang berbeda dari makanan buatan sendiri. Dan Mencicipinya tidak akan membuatku kenyang.” Ucap Soo Hyun mengoceh dengan nada kesal dan wajah cemberut.
“Kau sangat manis saat seperti ini... Tingkahmu seperti anak sekolah... Mungkin anak SMP.” Goda Jin Hyuk. Soo Hyun makin kesal meminta Jin Hyuk agar tak bercanda.
“Aku tidak tahu kenapa aku lemah dalam hal masakan rumah.” Keluh Soo Hyun. Jin Hyuk pun memuji Soo Hyun yang sangat manis. 



Tuan Kim menerima telp dari Nyonya Lee ingin tahu keadaan kakinya. Nyonya Lee mengaku sudah baik-baik saja dan bisa melepas gips sementara dalam dua hari. Tuan Kim mengucap syukur karena cederanya tidak serius. Nyonya Lee mengatakan ingin mengembalikan kotak makanan dan memberikan teh yang enak.
“Boleh aku bergabung dengan keluargamu untuk makan malam?” kata Nyonya Lee
“Kaulah yang bergeming. Kau tahu kalau selalu diterima. Aku akan meminta istriku untuk memasak sesuatu.” Ucap Tuan Kim penuh semangat. Nyonya Lee mengaku kalau sudah mengeluarkan air liur.
“Omong-omong, apakah akan sangat membebani bila Presdir dari perusahaan Jin Hyuk datang? Aku menyombong kepadanya bahwa masakan istrimu luar biasa.” Ucap Nyonya Lee
“Apa Kau sudah bertemu dengannya?” tanya Tuan Park panik. Nyonya Lee mengaku  Soo Hyun berkunjung sesekali dan datang saat Jn Hyuk mengirim makanan.
“Kudengar kau sudah tahu, Jin Hyuk memberitahuku.” Kata Nyonya Lee. Tuan Kim terlihat sedikit tegang dan gugup. 



Nyonya Kim bertemu dengan anaknya di ruangan baru menaku Rasanya aneh bertemu dengan anaknya di hotel.  Woo Suk hanya tersenyum bangga, Nyonya Kim heran anaknya yang bertindak sendiri untuk melakukan ini?. Woo Suk menagku ingin membereskan semuanya secara tuntas.
“Kapan perang ini usai jika para pengacara terus tarik ulur?” komentar Woo Suk
“Apa kau akan membereskan semuanya sesuai keinginan ibu? Entah bagaimana caramu meyakinkan direktur yang mendukung Soo Hyun, tapi jika kau berencana untuk melakukan hal yang berbeda dari harapan ibu,maka ibu tidak akan memaklumimu sekalipun kamu putra ibu.” Tegas Nyonya Kim
“Teruslah mengawasiku.” Ucap Woo Suk tegang. Nyonya Kim pikir  Sebelum melanjutkan, mereka harus perjelas beberapa hal.
“Soo Hyun.. tidak boleh lagi kembali ke rumah kita.” Tegas Nyonya Kim. Woo Suk hanya bisa terdiam karena tujuan menjadi presdir untuk dekat dengan Soo Hyun.
“Kenapa kau diam saja?” kata Nyonya Kim, Soo Hyun pikir mereka tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dan sulit untuk merasa yakin.
“Kehidupan pribadinya kacau. Ibu melarang dia masuk ke rumahku. Taegyeong akan ditertawakan. Karena situasinya jadi seperti ini,maka kau cukup mengurus hotel ini.” Ucap Nyonya Kim
“Serahkan hotel ini kepadaku.” Pinta Woo Suk, Nyonya Kim setuju tapi tetap akan mengawasinya. 


Saat itu Nyonya Kim menerima telp, sambil mengeluh aklau tak perlu diperiksa setelah bertahun-tahun berlalu menyuruh agar mengirimkan saja pada Presdir Cha Soo Hyun di Hotel Donghwa via Email. Woo Suk terlihat kaget mendengar nama Soo Hyun.
“Ibu mengirim apa kepadanya?” tanya Woo Suk penasaran.
“Baju yang harus dia pakai untuk peringatan kematian ayahmu.” Kata Nyonya Kim. Woo Suk mengeluh mendengarnya.
“Itu acara tahunan. Ada apa?” kata Nyonya Kim tak ada masalah.
“Ibu melarang dia masuk ke rumah kita. Kenapa menyuruhnya datang ke peringatan kematian Ayah?” ucap Woo Suk
“Ibu akan memastikan dia hadir tahun ini.” Kata Nyonya Kim. Woo Suk meminta ibunya agar menghentikanya.
“Anehnya, ibu merasa peringatan kematian tahun ini akan menjadi simbolis. Jadi Soo Hyun akan datang atau tidak? Itu akan menjadi masalah besar.” Kata Nyonya Kim. Woo Suk tak mengerti maksud ucapan ibunya.
“Jika dia tidak datang, artinya dia sungguh berniat untuk berpaling dari kita. Jika dia datang,maka ibu akan memastikan untuk menjatuhkan dia dan ayahnya. Ibu akan membuat mereka berdua menderita.” Kata Nyonya Kim
“Apa Menurutmu Soo Hyun yang pintar bisa menolak datang pada hari itu? Sepertinya menyenangkan.” Kata Nyonya Kim dengan tatapan dingin. Woo Suk tak bisa berkata-kata. 


Keluarga Kim berkumpul di ruang Tv sambil makan kue ikan, Jin Myung mengaku Karena teringat akan keluarganya maka mengirim bungeoppang bahkan saat jam tersibuk pahaal sedang bekerja saat mencium aroma bungeoppang lalu teringat akan keluargnya, dengan bangga kalau itu  Tindakan yang manis.
“Kenapa kau membeli lima buah? Kita akan memperebutkan kue yang terakhir.” Keluh Jin Hyuk  
“Ibu, ambilkan aku pisau. Mari membaginya menjadi empat.” Kata Jin Myung. Ibu Jin Hyuk menyuruh agar bagi tiga saja atau beli yang baru.
“Keluarga kita sungguh tidak punya...”ucap Jin Myung lalu melihat ayahnya yang mengambil kue terakhir. Jin Myung melanjutkan “...Kasih sayang.”
“Tadi pagi Bu Lee meneleponku. Bisakah kau membuat kimchi rebus untuknya? Dia sangat menyukainya.” Ucap Tuan Kim merasa tak bersalah.
“Tentu, kenapa tidak? Prosesnya tidak begitu sulit. Sudah lama aku ingin bertemu dengannya. Baguslah.” Kata Ibu Jin Hyuk dengan penuh semangat.
“Gips sementaranya akan lepas dua hari lagi... Dia hampir pulih.” Cerita Tuan Kim. Jin Hyuk pun mengucap syukur karena cepat pulih.
“Kalau begitu, kita lakukan di hari itu saja? Dia bisa berkunjung saat melepas gipsnya.” Kata Ibu Jin Hyuk. Tuan Kim setuju.
“Bagaimana jika kau mengundang presdirmu juga?” ucap Tuan Kim. Jin Hyuk kaget.
“Kita harus berterima kasih atas anggur enak pemberiannya.” Kata Tuan Kim. Jin Myung tak percaya mendengarnya. Jin Hyuk pikir tak perlu.
“Dia akan merasa sangat canggung.” Kata Ibu Jin Hyuk , Tuan Kim pikir tanyakan saja jika Soo Hyun punya waktu senggang.
“Jangan konyol, Sayang... Untuk apa dia datang ke rumah kita? Ada banyak restoran bagus di hotel.” Ucap Ibu Jin Hyuk minder
“Apa yang salah dengan rumah kita? Semua orang hidup seperti ini. Jika menerima sesuatu, kita harus membalasnya.” Kata Tuan Kim
“Benar. Jangan cemas, Bu... Kita tidak tahu dia akan datang atau tidak. Biasanya, wanita merasa tidak nyaman...” ucap Jin Myung dan langsung ditutup mulutnya dengan kue oleh kakaknya agar tak banyak bicara.
Jin Hyuk merasa kalau kakak terbaik karena memberikan kue untuk adiknya. Jin Myung heran kakaknya yang tidak makan ini. Jin Hyuk hanya bisa tersenyum bahagia karena Soo Hyun akan diajak makan oleh keluarganya. 




Jin Hyuk akhirnya mengirimkan pesan untuk Soo Hyun “Apa kau ada waktu besok? Bu Lee akan datang untuk makan malam dan pasti menyenangkan jika kau bisa datang jika ada waktu.” Soo Hyun membacanya.
Soo Hyun terdiam mengingat yang dikatakan Tuan Kim sebelumnya  yang ragu. “Apakah perasaan kalian berdua boleh menjadi makin dalam?”
“Saat Paman menyebut kami spesial, aku tahu maksud Paman bahwa aku tidak cukup. Aku tahu ini sulit, tapi aku akan berterima kasih jika Paman terus memperhatikan kami.” Ucap Soo Hyun
Akhirnya Soo Hyun membalas pesan Jin Hyuk "Ide bagus Apa akhirnya aku akan menyantap masakan rumahan?”
“ Aku merasa gugup. Bagaimana rasanya saat Bu Cha datang ke rumahku? Aku akan mengirimkan alamatnya. Parkirlah di dekat rumah dan telepon aku. Lalu Aku akan keluar dan menemuimu.” Balas Jin Hyuk tersenyum bahagia. 


Soo Hyun pun merasa sangat gugup lalu menelp untuk mengajak bicara. Sek Jang masuk ruangan, Soo Hyun menceritakan harus terlihat sopan, tapi tidak begitu serius, Baju yang terlalu cerah tidak cocok di musim dingin dan baju yang mewah akan tampak tidak sopan.
“Baju apa yang harus kukenakan?” tanya Soo Hyun penuh semangat. Sek Jang ingin tahu Soo Hyun ingin pergi kemana.
“Aku ada pertemuan penting.” Akui Soo Hyun.  Sek Jang ingin tahu  Kapan membutuhkannya.
“Besok malam.” Kata Soo Hyun. Sek Jang terdiam. Soo Hyun bingung kenapa Sek Jang hanya diam saja.
“Besok peringatan kematian Ketua Jung. Mereka mengirim baju dan aku menaruhnya di mobil. Bagaimana jika Ibu menghadirinya hingga tahun ini? Pak Jung mendadak menjadi ancaman bagi kita. Kau harus lebih berhati-hati.” Kata Sek Jang. Soo Hyun mengerti meminta Sek Jang Kembali bekerja saja , wajahnya berubah tegang. 

Jin Hyuk keluar parkiran melihat Tuan Nam, wajahnya terlihat bahagia merasa sudah lama tak berjumpa. Tuan Nam ingin tahu kabar Jin Hyuk mengoda Jin Hyuk  sudah tidak sempat bermain bersamanya karena sudah punya pacar. Jin Hyuk mengelak sambil tersenyum.
“Lalu Kau mau ke mana?” tanya Tuan Nam, Jin Hyuk memberitahu kalau akan Membuang sampah.
“Kurasa pekerjaan itu memang untuk semua pegawai baru.” Kata Tuan Nam

Saat itu Woo Suk datang turun dari mobil menyapa Tuan Nam yang sudah lama tak bertemu. Tuan Nam berubah jadi sinis, Woo Suk mengaku hendak menemuinya tapi Kebetulan bertemu di parkiran. Tuan Nam pikir Woo Suk tak perlu menemuinya dengan wajah sinis.
“Tentu aku harus menemuimu karena Bu Cha sangat mengandalkanmu.” Ucap Woo Suk. Tuan nam mengaku akan menemuinya besok.
“Apa Kau sudah dengar besok peringatan kematian ayahku? Antarlah Bu Cha dengan selamat. Seperti biasa, kuharap kau mempertahankan kinerjamu.” Ucap Woo Suk lalu masuk mobil, Jin Hyuk yang mendengarnya terdiam.
Ia mengingat yang dikatakan Woo Suk sebelumnya “Entah keberanianmu atau usaha putus asaku. Salah satunya akan hancur.” Lalu ia menegaskan kalau akan melindungi Soo Hyun dengan caranya sendiri.
“Pak Nam... Boleh aku mengantar Bu Cha pulang malam ini?” kata Jin Hyuk. Tuan Nam tersenyum karena itu pasti boleh dan tak mungkin menolaknya. 


Jin Hyuk sudah duduk dibelakang kemudi,  Soo Hyun masuk mobil tanpa menyadarinya. Jin Hyuk bertanya mau diantar kemana. Soo Hyun tersenyum bahagia melihat Jin Hyuk yang menyetir akhirnya duduk disampinganya. Keduanya terlihat sangat gugup memendam masalah.
“Ada kabar buruk.. Bu Lee ada urusan mendesak besok, jadi, rencana kita dibatalkan. Dan Kita bisa melakukannya di malam lain” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun bisa tersenyum tapi terlihat masih gugup. 

Soo Hyun masuk kamar terlihat gugup, sementara Jin Hyuk juga duduk di meja belajarnya mengingat yang dikatakan Soo Hyun “Kau bilang bisa memahami cinta berkat aku.” Lalu ucapan Woo Suk “Mari lihat apa yang akan terjadi karena keberanianmu itu.”  Dan Soo Hyun yang mengungkapkan perasaanya “Aku mencintaimu.”
Keduanya seperti memendam masalah yang sama.

Sek Jang masuk ruangan memberikan berkas yang harus ditandatangani. Saat itu ponsel Sek Jang berdering dan langsung meminta maaf karena berbunyi. Soo Hyun menyuruh agar mengangkat saja teleponnya. Sek Jang pikir Tidak perlu karena ia bukan pekerja paruh waktu
“Itu telepon dari Siput Bulan Chan. Kudengar Jin Hyuk kedatangan tamu di rumahnya, jadi, adiknya tidak bisa masuk kerja. Dia bertanya apa aku bisa menggantikan dia... Wahh... Dia menyebalkan.”cerita Sek Jang kesal
“Apa Malam ini dia kedatangan tamu?” tanya Soo Hyun kaget. Sek Jang mendengarnya seperti itu.
“Kenapa?” tanya Sek Jang. Soo Hyun mengaku tak apa dan dan memberitahu kalau  akan menandatangani ini setelah memeriksanya sekali lagi. Sek Jang mengerti lalu keluar dari ruangan.
Soo Hyun terdiam mengingat yang diucapkan Jin Hyuk “ Bu Lee ada urusan mendesak besok. Kita bisa melakukannya di malam lain.” Lalu saat mereka makan malam di ruangan, Jin Hyuk mengaku sudah Soo Hyunharus berperang.
“Aku merasa perasaanku padamu membuatmu mendapat masalah.” Kata Jin Hyuk sedih. 


Saat itu telp dari Nyonya Jin, Soo Hyun seperti terpaksa mengangkatnya.  Nyonya Jin  bertanya apakah Soo Hyun ada di salon kecantikan. Soo Hyun mengaku tak ada disana, Nyonya Jin mengeluh anaknya yang  belum berangkat.
“Soo Hyun, ibu mohon.... Datanglah hari ini. Anggaplah kau membantu ibu... Ibu mohon, hari ini saja... Hanya sampai pemilihan. Oke?” kata Ibu  Soo Hyun memohon. 

Soo Hyun akhirnya pulang teringat kembali saat bertemu dengan Nyonya Kim, yang menegakskan bukan lagi anggota keluarga Taegyeong Tidak ada alasan bagi Nyonya Kim untuk bersikap seperti ini. Nyonya Kim tahu mereka mungkin sudah bercerai,
“tapi jangan menganggap hubungan keluarga kita berakhir. Kau sampai mati pun akan tetap menjadi anggota keluarga Taegyeong. Begitu memasuki keluarga kami, kau akan selalu menjadi anggota keluarga kami. Ingat itu.” Tegas Nyonya Kim
Soo Hyun mengingat saat bersama keluarga masuk pasar ketika periode pemilihan, lalu menikah dengan Woo Suk dan merasa seperti dipenjara dalam rumah Nyonya Kim. Soo Hyun menatap baju yang diberikan Nyonya Kim dengan mengingat ucapan Ibuya untuk datang dan memikirkan ayahnya.
“Bertahanlah untuk hari ini saja dan datanglah.” Kata Ibu Soo Hyun lalu menatap barang-barang pemberian Jin Hyuk yang baru mengetahui kalau berbohong demi kepentinganya. 

Di depan rumah  Woo Suk, sudah banyak wartawan penasaran apakah Presdir Cha datang, menurut wartawan kalau Soo Hyun datang atau tidak akan menjadi berita utama. Sementara di rumah keluarga Kim, terlihat sanga sibuk.
“Apa Kakak yakin Bu Cha tidak akan datang karena ada pekerjaan di kantor?” ucap Jin Myung. Jin Hyuk membenarkan.
“Dae Chan meminta Mi Jin untuk menggantikan shift ku sore ini. Dia bilang harus menemani Bu Cha menghadiri acara yang diadakan oleh mantan mertua Bu Cha.” Kata Jin Myung
“Bukan begitu. Dia ada rapat penting.” Kata Jin Hyuk menyakinkan. Tuan Kim mengalihkan agar Jin Hyuk menanyakan pada Nyonya Lee hampir sampai.

Soo Hyun masih saja terdiam di kamarnya, lalu menelp Tuan Nam kalau akan segera keluar. Para wartawan sudah menunggu dan langsung mengarahkan kameranya karena melihat mobil Cha, Sek Jang terlihat gugup dengan Tuan Nam.
Nyonya Kim dan Woo Suk terlihat gugup menunggunya,  salah satu pegawai memberitahu Nyonya Kim kalau mobil Bu Cha sudah tiba. Nyonya Kim menganguk mengerti. Woo Suk seperti bisa tersenyum. 

Semua keluarga Kim sudah ada dimeja makan, Nyonya Kim pikir Nyonya Lee sudah dekat tapi belum datang karena Sup ini akan menjadi dingin. Dae Chan membawakan sup bertanya apakah sudah menyisihkan untuk Dae Chan. Ibu Jin Hyuk menganguk meminta agar membawakan untuk Dae Chan.
Mereka heran karena Nyonya Lee yang belum datang juga, saat itu bunyi bel rumah terdengar. Jin Hyuk pikir kalau Nyonya Lee pasti yang datang dan bergegas akan membuka pintu. 

Jin Hyuk akan membuka pintu bertanya apakah jalan macet pada Nyonya Lee, tapi wajahnya melonggo melihat yang datang ke rumahnya. Soo Hyun tersenyum memberitahu kalau Rapatnya dibatalkan. Jin Hyuk mendekat tak bisa menahan rasa harunya kalau ini bahaya. Soo Hyun binggung memangnya kenapa.
“Kini tidak ada jalan keluar... Aku tidak akan bisa melarikan diri dari pesonamu.” Ungkap Jin Hyuk . keduanya saling menatap berkaca-kaca, akhirnya mereka pun berpelukan.
Bersambung ke episode 13
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

10 komentar:

  1. Episode 12 ending nyak sweet banget ya......gw sampe nangis bacanya....jin hyuk semangattt 💪💪💪🤣🤣🤣🤣

    BalasHapus
  2. Suka banget....semoga endingnya episode terakhir seperti episode ke 12 ini love You Soo Hyun & jin Hyuk

    BalasHapus
  3. Nunggu seminggu lagi buat eps selanjutnya... Gak sabaaaar

    BalasHapus
  4. Manis sekali,, smpe snyum2 sndri bacanya. Smpet tegang si td so hyun hrus pilih mana tp ttp yakin pilih jin hyuk lah. Masa lalu biarlah masa lalu. Karna hidup untuk menjemput masa depan bkn lg mengingat2 masa lalu.😊

    BalasHapus
  5. gak sabar nunggu episode selanjutnya

    BalasHapus