PS : All images credit and content copyright : TVN
Jin Myung
dan Hye In makan di sebuah restoran. Hye In ingin tahu apa yang akan dikatakan
adik Jin Hyuk itu. Jin Myung bertanya apakah Hye In baik-baik saja. Hye In
bertanya mengenai apa. Jin Myung tahu Hye In menyukai Jin Hyuk. Hye In
menyangkalnya.
“Kau
menyukainya... Apa kau malu?” ucap Jin Myung. Hye In pikir ucapan Jin Myung itu
konyol
“Makanlah
atau aku yang habiskan.” Kata Hye In mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Tiga
tahun di SMA dan empat tahun di universitas. Kupikir kau akan melupakannya begitu
dia kembali dari militer, tapi kau masih memandangnya dengan cara yang sama. Kau
tidak bisa membodohiku.” Ucap Jin Myung
“Jangan
bertingkah. Kubilang aku tidak menyukainya.” Tegas Hye In tetap menyangkal
“Jangan
seperti itu... Kau membuat tahun-tahun itu menjadi tidak berharga.” Saran Jin
Myung. Hye In teringat harus menelp lalu bergegas keluar meminta agar Jin Myung
menunggu
Jin Myung
melihat Hye In duduk didepan minimarket sambil menangis, memberikan tissue
untuk membersihkan hidungnya. Hye In kesal karena keadaan ini sangat
menjengkelkan. Jin Myung malah balik bertanya Apa itu menjengkelkan.
“Astaga,
kau tampak sungguh sedih... Kenapa semua orang tidak bisa lebih santai seperti
aku? Bagaimana? Apa Kamu ingin aku menginstal aplikasi kencan untukmu?” goda
Jin Myung
“Bagaimana
jika aku akhirnya bertemu Dae Chan?” keluh Hye In. Jin Myung pikir Imajinasi
Hye In luar biasa.
“Aku akan
membunuhmu jika kau memberi tahu Jin Hyuk.” Tegas Hye In. Jin Myung mengajak
Hye In kembali masuk karena udara yang dingin.
Jin Hyuk
datang ke ruangan Soo Hyun membawakan roti sandwich, sambil mengeluh kalau Soo
Hyun akan melewatkan makan malam jika
tidak tanya soal makan, sambil mengoda kalau Soo Hyun harus memanfaatkan
pacarnya dengan baik.
“Kamu
bisa memintaku untuk membelikanmu makanan.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun pikir Jin
Hyuk muncul seperti ini meski tidak meminta.
“Apa kamu
sering membelai tanaman ini?” tanya Jin Hyuk, Soo Hyun menganguk karena sangat
suka aromanya.
“Lalu
kenapa kau masih tampak begitu murung?” ucap Jin Hyuk, Soo Hyun menyangkalnya.
“Aku bahkan
menikmati roti lapis yang kau belikan untukku.” Kata Soo Hyun menyakinkan.
“Kau akan
marah jika aku minta maaf, kan?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun heran kenapa Jin Hyuk
meminta maaf
“Aku
merasa bersalah padamu... Aku merasa semua ini terjadi karena aku.” Ucap Jin
Hyuk berkaca-kaca
“Kau
tidak ada hubungannya dengan masa laluku sebagai anggota keluarga Taegyeong dan
aku masih berperang dengan mereka.” Tegas Soo Hyun
“Aku
sedih karena kau berperang. Aku merasa perasaanku padamu membuatmu mendapat
masalah.” Kata Jin Hyuk membendung air matanya. Soo Hyun memegang tangan Jin
Hyuk terlihat keduanya yang memakai cincin.
“Perasaanmu
kepadakulah yang menyembuhkanku. Jika aku tidak memilikimu di sisiku,maka aku
akan takut dan gugup. Kau bilang aku membantumu memahami apa itu cinta. Namun,
berkat kau, pikiranku tentang ketakutan menjadi hilang.” Ucap Soo Hyun lalu
keduanya saling bertatapan.
Keduanya mengingat
saat Jin Hyuk mengatakan “Aku mempelajari cinta melalui buku. Namun, kini semua
sudah jelas” Soo Hyun tak bisa menahan
air matanya ketika mengambil foto Jin Hyuk yang akan pergi ke Sockho. Jn Hyuk
kaget saat Soo Hyun mengakui kalau sedang menjalani sebuah hubungan.
Soo Hyun
pun mengaku takut Jin Hyuk mungkin terluka. Lalu Jin Hyuk menyakinkan akan
tetap di sisi Soo Hyun dan melindungnya. sampai ajal menjemputnya. Keduanya
sempat berpisah selama sebulan dan akhirnya bertemu kembali karena perasaan
mereka yang kuat.
Jin Hyuk
pun berani mengungkapkan perasaan saat di Kuba, lalu memberikan cincin sebagai
tanda pengikat hubungan mereka. Akhirnya
mereka berpelukan, Jin Hyuk mengaku kalau sangat menyayangi Soo Hyun.
Soo Hyun
membalas dengan berani mengatakan “Aku mencintaimu.” Jin Hyuk kaget
mendengarnya, keduanya lalu saling bertatapan dan kembali berpelukan.
Pagi
hari, Jin Hyuk sudah ada di halte bus sambil membawa beberapa kotak makanan.
Soo Hyun sudah ada di kantor tersenyum melihat nama "Jin Hyuk"
menelpnya. Jin Hyuk bertanya dimana Soo Hyun berada berpikir sedang Di rumah.
Soo Hyun mengaku ada di kantor.
“Kenapa?
Ini akhir pekan.” Ucap Jin Hyuk heran. Soo Hyun beralasan Karena seseorang tidak mau menghabiskan waktu
bersamanya.
“Astaga,
kau seharusnya memberitahuku... Ada jutaan hal yang ingin kulakukan bersamamu.”
Goda Jin Hyuk.
“Dasar
pembohong... Di mana kau? Sepertinya kau di luar.” Ucap Soo Hyun
“Aku
sedang menunggu bus. Aku akan mengunjungi Bu Lee. Kudengar kakinya cedera.”
Kata Jin Hyuk. Soo Hyun kaget mendengar Nyonya Lee cedera.
“Ya,
sepertinya pergelangan kakinya terkilir.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun meminta agar
menyampaikan salam juga untuk Nyonya Lee.
“Haruskah
aku menghabiskan waktu bersamamu hari ini?” tanya Jin Hyuk . Soo Hyun pikir agak
sibuk dengan pekerjaan hari ini.
“Kapan
aku bisa melakukan jutaan hal yang ingin kulakukan bersamamu? Kurasa kita bisa
melakukan semuanya sampai kau menjadi nenek-nenek.” Ejek Jin Hyuk. Soo Hyun
setuju karena harus panjang umur. Jin Hyuk akan menutup telpnya karena Busnya
akan segera tiba.
Dae Chan
memuji makanan di restoran ini sangat enak dan bertanya Bagaimana Sek Jang tahu tempat ini. Sek Jang
mengaku Ada banyak informasi di media sosial tentang restoran yang bagus dan
bertanya apakah Dae Chan menutup toko hari ini.
“Jin
Myung cukup pandai mengelola restoran. Terima kasih telah meluangkan waktu
untuk menemuiku.” Kata Dae Chan bahagia
“Aku
merasa bersalah karena meninggalkanmu tempo hari tanpa makan bersamamu.” Ucap
Sek Jang. Dae Chan pikir tak masalah.
“Aku
sudah memikirkannya dan aku bisa mengerti bagaimana perasaanmu.” Kata Dae Chan.
Sek Jang merasa Tetap saja itu sikapnya itu salah.
“Selagi
kita membahas masalah ini... Bagaimana kalau kita mulai berpacaran?” kata Da
Chan langsung memberikan setangkai bunga merah diatas meja.
Sek Jang
binggung lalu melihat didalam tangkai bunga ada sebuah kartu “Nona Jang, aku membeli bunga mawar yang secantik dirimu saat
aku berada di pasar pagi-pagi. Dari Lee Dae Chan.” Saat itu Dae Chan
hanya bisa menunduk karena takut ditolak, akhirnya Sek Jang pun menyetujui
kalau mereka mulai berkencan.
“Tapi
sebaiknya kita berdua jangan terlalu berharap.” Ucap Sek Jang
“Pakaianmu
menunjukkan bahwa kau mengharapkan sesuatu terjadi.” Komentar Dae Chan.
“Apa yang
kau bicarakan? Aku selalu berpakaian seperti ini. Selain itu, pakaianku lebih
santai karena pekerjaan kurang lancar.” Ucap Sek Jag
“Apa kau
selalu berangkat kerja secantik ini? Rambutmu agak berubah. Bahkan bentuk
kepalamu sangat cantik.” Goda Dae Chan. Sek Jang terlihat malu dan mengajak
mereka segera makan saja.
Keduanya
keluar dari restoran dengan wajah gugup dan malu, Saat itu seorang valley
membawa truk yang bertuliskan "Siput Bulan Chan" Sek Jang terlihat
malu menutupi wajahnya. Dae Chan bergegas mendekati valley untuk membawa
mobilnya dan memanggil Sek Jang, tapi Sek Jang sudah kabur.
Sek Jang
mengatur nafasnya berada didalam toilet, Dae Chan menelp menanyakan
keberadanya. Ia beralasan kalau Tiba-tiba sakit perut. Dae Chan terlihat panik.
Sek Jang mengaku keadaanya baik-baik saja dan akan menelpnya nanti.
Sek Jang
pun keluar dari restoran perlahan, seperti berharap Dae Chan sudah pergi. Tapi
Dae Chan masih menungggu dengan bangga memanggilnya dari dalam truk.
Akhirnya
Sek Jang naik truk Dae Chan dengan wajah ditutupi terlihat malu, Dae Chan pikir
Sek Jang tidak enak badan memberikan obat karena tidak tahu apa gejalanya jadi hanya
memberitahu apotik kalau Sek Jang mengalami gangguan pencernaan. Sek Jang
seperti terharu dengan perhatian Dae Chan.
“Apa kau
merasa gugup untuk kencan pertama kita?” ucap Dae Chan penuh semangat menyuruh
Sek Jang segera minum obatnya.
Sek Jang
pun meminumnya, Dae Chan langsung mengodanya kalau Sek Jang Anak pintar dan
seperti bayi sambl menggejek aklau membutuhkan seseorang untuk memberikan obat.
Jin Hyuk
masuk ke dalam rumah Nyonya Lee kaget ternyata sudah ada Soo Hyun. Soo Hyun
mengaku akan lebih baik untuk mengunjunginya sendiri. Nyonya Lee pun senang
karena bisa melihat Soo Hyun dan juga senang
melihat makanan dari ibu Jin Hyuk.
“Kenapa
dia membawakan begitu banyak? Astaga... Ini sepadan dengan kakiku yang cedera.”
Ucap Nyonya Lee membuka semua kotak makan yang dibawa Jin Hyuk lalu memuji
makana ibu Jin Hyu.
“Apa Kau
ingin mencicipinya?” kata Nyonya Lee memberikan telur puyuh. Soo Hyun sedari
tadi ingin makan akan mengambilnya.
“Ahh.. Benar
juga... Kau hampir tidak menyentuh seolleongtang tempo hari. Kau pasti memiliki
perut yang kecil. Aku iri... Aku harus diet juga... Aku mungkin jatuh dari atap
karena terlalu berat.” Kata Nyonya Lee kembali menutup kotak makanya.
“Apa kaki
Bibi baik-baik saja?” tanya Jin Hyuk. Nyonya Lee mengaku baik-baik saja.
“Hei, kau
harus mengundang Bu Cha ke rumah kapan-kapan. Dia akan jatuh cinta dengan
masakan ibumu.” Ucap Nyonya Lee. Jin Hyuk pikir itu ide yang bagus.
“Bagaimana
menurutmu? Haruskah aku menentukan tanggal?” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun hanya
tersenyum.
“Kenapa
kamu begitu khawatir? Untuk hal-hal seperti ini, lakukan saja. Jika kau terus
meragu, kamu tidak akan pernah bisa melewati batas. Aku ingin kau berkunjung
bila ada kesempatan.” Ucap Nyonya Lee penuh semangat merapihkan makan.
Jin Hyuk
akhirnya mengemudikan mobil, Soo Hyun
berkomentar kalau Ibu Jin Hyuk pasti sangat pandai memasak, karena menurutnya
Masakannya tampak luar biasa. Jin Hyuk mengaku kalau ia dan Jin Myung tidak
menyadarinya ketika kecil.
“tapi
kami menyadarinya ketika kami mulai lebih sering makan di luar. Kami menyadari
bahwa ibu kami sangat berbakat dalam memasak.” Kata Jin Hyuk memuji
“Aku
selalu iri pada anak-anak yang ibunya memasak untuk mereka. Ibuku tidak
memasak.” Akui Soo Hyun sedih
“Kalau begitu,
datanglah ke rumah kami. Ibuku memasak dengan cepat, tapi hasilnya sangat
lezat.” Kata Jin Hyuk bangga
“Hal itu
membuatku marah karena kurasa itu mungkin benar.” Keluh Soo Hyun. Jin Hyuk
binggung kenapa Soo Hyun bisa marah
“Bu Lee menutup
semua kotak makanan tadi dan itu benar-benar membuatku sedih. Apa dia melakukan
endoskopi padaku? Bagaimana dia tahu perutku kecil atau tidak? Kenapa dia tidak
menungguku untuk menjawab? Akan lebih baik bila membiarkanku mencicipinya. Seolleongtang
berbeda dari makanan buatan sendiri. Dan Mencicipinya tidak akan membuatku
kenyang.” Ucap Soo Hyun mengoceh dengan nada kesal dan wajah cemberut.
“Kau
sangat manis saat seperti ini... Tingkahmu seperti anak sekolah... Mungkin anak
SMP.” Goda Jin Hyuk. Soo Hyun makin kesal meminta Jin Hyuk agar tak bercanda.
“Aku
tidak tahu kenapa aku lemah dalam hal masakan rumah.” Keluh Soo Hyun. Jin Hyuk
pun memuji Soo Hyun yang sangat manis.
Tuan Kim
menerima telp dari Nyonya Lee ingin tahu keadaan kakinya. Nyonya Lee mengaku
sudah baik-baik saja dan bisa melepas gips sementara dalam dua hari. Tuan Kim
mengucap syukur karena cederanya tidak serius. Nyonya Lee mengatakan ingin
mengembalikan kotak makanan dan memberikan teh yang enak.
“Boleh
aku bergabung dengan keluargamu untuk makan malam?” kata Nyonya Lee
“Kaulah
yang bergeming. Kau tahu kalau selalu diterima. Aku akan meminta istriku untuk
memasak sesuatu.” Ucap Tuan Kim penuh semangat. Nyonya Lee mengaku kalau sudah
mengeluarkan air liur.
“Omong-omong,
apakah akan sangat membebani bila Presdir dari perusahaan Jin Hyuk datang? Aku
menyombong kepadanya bahwa masakan istrimu luar biasa.” Ucap Nyonya Lee
“Apa Kau
sudah bertemu dengannya?” tanya Tuan Park panik. Nyonya Lee mengaku Soo Hyun berkunjung sesekali dan datang saat
Jn Hyuk mengirim makanan.
“Kudengar
kau sudah tahu, Jin Hyuk memberitahuku.” Kata Nyonya Lee. Tuan Kim terlihat
sedikit tegang dan gugup.
Nyonya
Kim bertemu dengan anaknya di ruangan baru menaku Rasanya aneh bertemu dengan
anaknya di hotel. Woo Suk hanya
tersenyum bangga, Nyonya Kim heran anaknya yang bertindak sendiri untuk
melakukan ini?. Woo Suk menagku ingin membereskan semuanya secara tuntas.
“Kapan
perang ini usai jika para pengacara terus tarik ulur?” komentar Woo Suk
“Apa kau
akan membereskan semuanya sesuai keinginan ibu? Entah bagaimana caramu
meyakinkan direktur yang mendukung Soo Hyun, tapi jika kau berencana untuk
melakukan hal yang berbeda dari harapan ibu,maka ibu tidak akan memaklumimu
sekalipun kamu putra ibu.” Tegas Nyonya Kim
“Teruslah
mengawasiku.” Ucap Woo Suk tegang. Nyonya Kim pikir Sebelum melanjutkan, mereka harus perjelas
beberapa hal.
“Soo
Hyun.. tidak boleh lagi kembali ke rumah kita.” Tegas Nyonya Kim. Woo Suk hanya
bisa terdiam karena tujuan menjadi presdir untuk dekat dengan Soo Hyun.
“Kenapa
kau diam saja?” kata Nyonya Kim, Soo Hyun pikir mereka tidak pernah tahu apa
yang akan terjadi dan sulit untuk merasa yakin.
“Kehidupan
pribadinya kacau. Ibu melarang dia masuk ke rumahku. Taegyeong akan
ditertawakan. Karena situasinya jadi seperti ini,maka kau cukup mengurus hotel
ini.” Ucap Nyonya Kim
“Serahkan
hotel ini kepadaku.” Pinta Woo Suk, Nyonya Kim setuju tapi tetap akan
mengawasinya.
Saat itu
Nyonya Kim menerima telp, sambil mengeluh aklau tak perlu diperiksa setelah
bertahun-tahun berlalu menyuruh agar mengirimkan saja pada Presdir Cha Soo Hyun
di Hotel Donghwa via Email. Woo Suk terlihat kaget mendengar nama Soo Hyun.
“Ibu
mengirim apa kepadanya?” tanya Woo Suk penasaran.
“Baju
yang harus dia pakai untuk peringatan kematian ayahmu.” Kata Nyonya Kim. Woo
Suk mengeluh mendengarnya.
“Itu
acara tahunan. Ada apa?” kata Nyonya Kim tak ada masalah.
“Ibu melarang
dia masuk ke rumah kita. Kenapa menyuruhnya datang ke peringatan kematian Ayah?”
ucap Woo Suk
“Ibu akan
memastikan dia hadir tahun ini.” Kata Nyonya Kim. Woo Suk meminta ibunya agar
menghentikanya.
“Anehnya,
ibu merasa peringatan kematian tahun ini akan menjadi simbolis. Jadi Soo Hyun
akan datang atau tidak? Itu akan menjadi masalah besar.” Kata Nyonya Kim. Woo
Suk tak mengerti maksud ucapan ibunya.
“Jika dia
tidak datang, artinya dia sungguh berniat untuk berpaling dari kita. Jika dia
datang,maka ibu akan memastikan untuk menjatuhkan dia dan ayahnya. Ibu akan
membuat mereka berdua menderita.” Kata Nyonya Kim
“Apa Menurutmu
Soo Hyun yang pintar bisa menolak datang pada hari itu? Sepertinya
menyenangkan.” Kata Nyonya Kim dengan tatapan dingin. Woo Suk tak bisa
berkata-kata.
Keluarga
Kim berkumpul di ruang Tv sambil makan kue ikan, Jin Myung mengaku Karena
teringat akan keluarganya maka mengirim bungeoppang bahkan saat jam tersibuk
pahaal sedang bekerja saat mencium aroma bungeoppang lalu teringat akan
keluargnya, dengan bangga kalau itu
Tindakan yang manis.
“Kenapa
kau membeli lima buah? Kita akan memperebutkan kue yang terakhir.” Keluh Jin
Hyuk
“Ibu,
ambilkan aku pisau. Mari membaginya menjadi empat.” Kata Jin Myung. Ibu Jin
Hyuk menyuruh agar bagi tiga saja atau beli yang baru.
“Keluarga
kita sungguh tidak punya...”ucap Jin Myung lalu melihat ayahnya yang mengambil
kue terakhir. Jin Myung melanjutkan “...Kasih sayang.”
“Tadi
pagi Bu Lee meneleponku. Bisakah kau membuat kimchi rebus untuknya? Dia sangat
menyukainya.” Ucap Tuan Kim merasa tak bersalah.
“Tentu,
kenapa tidak? Prosesnya tidak begitu sulit. Sudah lama aku ingin bertemu
dengannya. Baguslah.” Kata Ibu Jin Hyuk dengan penuh semangat.
“Gips
sementaranya akan lepas dua hari lagi... Dia hampir pulih.” Cerita Tuan Kim. Jin
Hyuk pun mengucap syukur karena cepat pulih.
“Kalau
begitu, kita lakukan di hari itu saja? Dia bisa berkunjung saat melepas
gipsnya.” Kata Ibu Jin Hyuk. Tuan Kim setuju.
“Bagaimana
jika kau mengundang presdirmu juga?” ucap Tuan Kim. Jin Hyuk kaget.
“Kita
harus berterima kasih atas anggur enak pemberiannya.” Kata Tuan Kim. Jin Myung
tak percaya mendengarnya. Jin Hyuk pikir tak perlu.
“Dia akan
merasa sangat canggung.” Kata Ibu Jin Hyuk , Tuan Kim pikir tanyakan saja jika
Soo Hyun punya waktu senggang.
“Jangan
konyol, Sayang... Untuk apa dia datang ke rumah kita? Ada banyak restoran bagus
di hotel.” Ucap Ibu Jin Hyuk minder
“Apa yang
salah dengan rumah kita? Semua orang hidup seperti ini. Jika menerima sesuatu,
kita harus membalasnya.” Kata Tuan Kim
“Benar.
Jangan cemas, Bu... Kita tidak tahu dia akan datang atau tidak. Biasanya,
wanita merasa tidak nyaman...” ucap Jin Myung dan langsung ditutup mulutnya
dengan kue oleh kakaknya agar tak banyak bicara.
Jin Hyuk
merasa kalau kakak terbaik karena memberikan kue untuk adiknya. Jin Myung heran
kakaknya yang tidak makan ini. Jin Hyuk hanya bisa tersenyum bahagia karena Soo
Hyun akan diajak makan oleh keluarganya.
Jin Hyuk
akhirnya mengirimkan pesan untuk Soo Hyun “Apa kau ada waktu besok? Bu Lee akan
datang untuk makan malam dan pasti menyenangkan jika kau bisa datang jika ada
waktu.” Soo Hyun membacanya.
Soo Hyun
terdiam mengingat yang dikatakan Tuan Kim sebelumnya yang ragu. “Apakah perasaan kalian berdua boleh
menjadi makin dalam?”
“Saat Paman
menyebut kami spesial, aku tahu maksud Paman bahwa aku tidak cukup. Aku tahu
ini sulit, tapi aku akan berterima kasih jika Paman terus memperhatikan kami.” Ucap
Soo Hyun
Akhirnya
Soo Hyun membalas pesan Jin Hyuk "Ide bagus Apa akhirnya aku akan
menyantap masakan rumahan?”
“ Aku
merasa gugup. Bagaimana rasanya saat Bu Cha datang ke rumahku? Aku akan
mengirimkan alamatnya. Parkirlah di dekat rumah dan telepon aku. Lalu Aku akan keluar
dan menemuimu.” Balas Jin Hyuk tersenyum bahagia.
Soo Hyun
pun merasa sangat gugup lalu menelp untuk mengajak bicara. Sek Jang masuk
ruangan, Soo Hyun menceritakan harus terlihat sopan, tapi tidak begitu serius, Baju
yang terlalu cerah tidak cocok di musim dingin dan baju yang mewah akan tampak
tidak sopan.
“Baju apa
yang harus kukenakan?” tanya Soo Hyun penuh semangat. Sek Jang ingin tahu Soo
Hyun ingin pergi kemana.
“Aku ada
pertemuan penting.” Akui Soo Hyun. Sek
Jang ingin tahu Kapan membutuhkannya.
“Besok
malam.” Kata Soo Hyun. Sek Jang terdiam. Soo Hyun bingung kenapa Sek Jang hanya
diam saja.
“Besok peringatan
kematian Ketua Jung. Mereka mengirim baju dan aku menaruhnya di mobil. Bagaimana
jika Ibu menghadirinya hingga tahun ini? Pak Jung mendadak menjadi ancaman bagi
kita. Kau harus lebih berhati-hati.” Kata Sek Jang. Soo Hyun mengerti meminta
Sek Jang Kembali bekerja saja , wajahnya berubah tegang.
Jin Hyuk
keluar parkiran melihat Tuan Nam, wajahnya terlihat bahagia merasa sudah lama tak
berjumpa. Tuan Nam ingin tahu kabar Jin Hyuk mengoda Jin Hyuk sudah tidak sempat bermain bersamanya karena
sudah punya pacar. Jin Hyuk mengelak sambil tersenyum.
“Lalu Kau
mau ke mana?” tanya Tuan Nam, Jin Hyuk memberitahu kalau akan Membuang sampah.
“Kurasa
pekerjaan itu memang untuk semua pegawai baru.” Kata Tuan Nam
Saat itu
Woo Suk datang turun dari mobil menyapa Tuan Nam yang sudah lama tak bertemu.
Tuan Nam berubah jadi sinis, Woo Suk mengaku hendak menemuinya tapi Kebetulan
bertemu di parkiran. Tuan Nam pikir Woo Suk tak perlu menemuinya dengan wajah
sinis.
“Tentu
aku harus menemuimu karena Bu Cha sangat mengandalkanmu.” Ucap Woo Suk. Tuan
nam mengaku akan menemuinya besok.
“Apa Kau
sudah dengar besok peringatan kematian ayahku? Antarlah Bu Cha dengan selamat.
Seperti biasa, kuharap kau mempertahankan kinerjamu.” Ucap Woo Suk lalu masuk
mobil, Jin Hyuk yang mendengarnya terdiam.
Ia
mengingat yang dikatakan Woo Suk sebelumnya “Entah keberanianmu atau usaha putus
asaku. Salah satunya akan hancur.” Lalu ia menegaskan kalau akan melindungi Soo
Hyun dengan caranya sendiri.
“Pak
Nam... Boleh aku mengantar Bu Cha pulang malam ini?” kata Jin Hyuk. Tuan Nam
tersenyum karena itu pasti boleh dan tak mungkin menolaknya.
Jin Hyuk
sudah duduk dibelakang kemudi, Soo Hyun
masuk mobil tanpa menyadarinya. Jin Hyuk bertanya mau diantar kemana. Soo Hyun
tersenyum bahagia melihat Jin Hyuk yang menyetir akhirnya duduk disampinganya.
Keduanya terlihat sangat gugup memendam masalah.
“Ada
kabar buruk.. Bu Lee ada urusan mendesak besok, jadi, rencana kita dibatalkan.
Dan Kita bisa melakukannya di malam lain” ucap Jin Hyuk. Soo Hyun bisa
tersenyum tapi terlihat masih gugup.
Soo Hyun
masuk kamar terlihat gugup, sementara Jin Hyuk juga duduk di meja belajarnya
mengingat yang dikatakan Soo Hyun “Kau bilang bisa memahami cinta berkat aku.” Lalu
ucapan Woo Suk “Mari lihat apa yang akan terjadi karena keberanianmu itu.” Dan Soo Hyun yang mengungkapkan perasaanya “Aku
mencintaimu.”
Keduanya seperti
memendam masalah yang sama.
Sek Jang
masuk ruangan memberikan berkas yang harus ditandatangani. Saat itu ponsel Sek
Jang berdering dan langsung meminta maaf karena berbunyi. Soo Hyun menyuruh
agar mengangkat saja teleponnya. Sek Jang pikir Tidak perlu karena ia bukan
pekerja paruh waktu
“Itu
telepon dari Siput Bulan Chan. Kudengar Jin Hyuk kedatangan tamu di rumahnya, jadi,
adiknya tidak bisa masuk kerja. Dia bertanya apa aku bisa menggantikan dia...
Wahh... Dia menyebalkan.”cerita Sek Jang kesal
“Apa Malam
ini dia kedatangan tamu?” tanya Soo Hyun kaget. Sek Jang mendengarnya seperti
itu.
“Kenapa?”
tanya Sek Jang. Soo Hyun mengaku tak apa dan dan memberitahu kalau akan menandatangani ini setelah memeriksanya
sekali lagi. Sek Jang mengerti lalu keluar dari ruangan.
Soo Hyun
terdiam mengingat yang diucapkan Jin Hyuk “ Bu Lee ada urusan mendesak besok. Kita
bisa melakukannya di malam lain.” Lalu saat mereka makan malam di ruangan, Jin
Hyuk mengaku sudah Soo Hyunharus berperang.
“Aku
merasa perasaanku padamu membuatmu mendapat masalah.” Kata Jin Hyuk sedih.
Saat itu
telp dari Nyonya Jin, Soo Hyun seperti terpaksa mengangkatnya. Nyonya Jin
bertanya apakah Soo Hyun ada di salon kecantikan. Soo Hyun mengaku tak
ada disana, Nyonya Jin mengeluh anaknya yang
belum berangkat.
“Soo
Hyun, ibu mohon.... Datanglah hari ini. Anggaplah kau membantu ibu... Ibu
mohon, hari ini saja... Hanya sampai pemilihan. Oke?” kata Ibu Soo Hyun memohon.
Soo Hyun
akhirnya pulang teringat kembali saat bertemu dengan Nyonya Kim, yang
menegakskan bukan lagi anggota keluarga Taegyeong Tidak ada alasan bagi Nyonya
Kim untuk bersikap seperti ini. Nyonya Kim tahu mereka mungkin sudah bercerai,
“tapi
jangan menganggap hubungan keluarga kita berakhir. Kau sampai mati pun akan
tetap menjadi anggota keluarga Taegyeong. Begitu memasuki keluarga kami, kau
akan selalu menjadi anggota keluarga kami. Ingat itu.” Tegas Nyonya Kim
Soo Hyun
mengingat saat bersama keluarga masuk pasar ketika periode pemilihan, lalu
menikah dengan Woo Suk dan merasa seperti dipenjara dalam rumah Nyonya Kim. Soo
Hyun menatap baju yang diberikan Nyonya Kim dengan mengingat ucapan Ibuya untuk
datang dan memikirkan ayahnya.
“Bertahanlah
untuk hari ini saja dan datanglah.” Kata Ibu Soo Hyun lalu menatap
barang-barang pemberian Jin Hyuk yang baru mengetahui kalau berbohong demi
kepentinganya.
Di depan
rumah Woo Suk, sudah banyak wartawan
penasaran apakah Presdir Cha datang, menurut wartawan kalau Soo Hyun datang
atau tidak akan menjadi berita utama. Sementara di rumah keluarga Kim, terlihat
sanga sibuk.
“Apa Kakak
yakin Bu Cha tidak akan datang karena ada pekerjaan di kantor?” ucap Jin Myung.
Jin Hyuk membenarkan.
“Dae Chan
meminta Mi Jin untuk menggantikan shift ku sore ini. Dia bilang harus menemani
Bu Cha menghadiri acara yang diadakan oleh mantan mertua Bu Cha.” Kata Jin
Myung
“Bukan
begitu. Dia ada rapat penting.” Kata Jin Hyuk menyakinkan. Tuan Kim mengalihkan
agar Jin Hyuk menanyakan pada Nyonya Lee hampir sampai.
Soo Hyun
masih saja terdiam di kamarnya, lalu menelp Tuan Nam kalau akan segera keluar. Para
wartawan sudah menunggu dan langsung mengarahkan kameranya karena melihat mobil
Cha, Sek Jang terlihat gugup dengan Tuan Nam.
Nyonya
Kim dan Woo Suk terlihat gugup menunggunya,
salah satu pegawai memberitahu Nyonya Kim kalau mobil Bu Cha sudah tiba.
Nyonya Kim menganguk mengerti. Woo Suk seperti bisa tersenyum.
Semua
keluarga Kim sudah ada dimeja makan, Nyonya Kim pikir Nyonya Lee sudah dekat
tapi belum datang karena Sup ini akan menjadi dingin. Dae Chan membawakan sup
bertanya apakah sudah menyisihkan untuk Dae Chan. Ibu Jin Hyuk menganguk
meminta agar membawakan untuk Dae Chan.
Mereka
heran karena Nyonya Lee yang belum datang juga, saat itu bunyi bel rumah
terdengar. Jin Hyuk pikir kalau Nyonya Lee pasti yang datang dan bergegas akan
membuka pintu.
Jin Hyuk
akan membuka pintu bertanya apakah jalan macet pada Nyonya Lee, tapi wajahnya
melonggo melihat yang datang ke rumahnya. Soo Hyun tersenyum memberitahu kalau
Rapatnya dibatalkan. Jin Hyuk mendekat tak bisa menahan rasa harunya kalau ini
bahaya. Soo Hyun binggung memangnya kenapa.
“Kini
tidak ada jalan keluar... Aku tidak akan bisa melarikan diri dari pesonamu.” Ungkap
Jin Hyuk . keduanya saling menatap berkaca-kaca, akhirnya mereka pun
berpelukan.
Bersambung
ke episode 13
Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan..
hihihi...
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tinggal Klik disini, buat
yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun
ini
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Episode 12 ending nyak sweet banget ya......gw sampe nangis bacanya....jin hyuk semangattt 💪💪💪🤣🤣🤣🤣
BalasHapusSuka banget....semoga endingnya episode terakhir seperti episode ke 12 ini love You Soo Hyun & jin Hyuk
BalasHapusNunggu seminggu lagi buat eps selanjutnya... Gak sabaaaar
BalasHapusManis sekali,, smpe snyum2 sndri bacanya. Smpet tegang si td so hyun hrus pilih mana tp ttp yakin pilih jin hyuk lah. Masa lalu biarlah masa lalu. Karna hidup untuk menjemput masa depan bkn lg mengingat2 masa lalu.😊
BalasHapusgak sabar nunggu episode selanjutnya
BalasHapusEmangnya sampai berapa episode ya????
BalasHapusEpisode 13 kapan ni ka?
BalasHapusEpisode 13 nya kapan ka.
BalasHapusGc ada episode 13
BalasHapusUpdate episode 13 donk mba..
BalasHapus