PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Eun Ho
memeriksa berkas novel sambil berkomentar ceritanya bagus, tetapi keterampilan
menulis lalu mencoba mencetaknya. Tapi printernya tak jalan, lalu mengecek
dibagian stopkontak ternyata tak di colok.
“Astaga,
wanita sialan ini... Aku mengatakan kepadanya untuk tidak mendekati meja ku.. Aku
tidak bisa memaafkan ini. Aku akan memecatnya meskipun Dan Yi memperkenalkan
aku padanya.” Ucap Eun Ho mengomel.
Saat itu
print CV Dan Yi malah yang keluar dari mesin print, Eun Ho melihat CV Dan Yi berpikir kalau
temanya itu datang ke rumahnya dan heran karena tiba-tiba berusaha mendapatkan
pekerjaan.
Dan Yi
terlihat gugup di rumah mengirimkan pesan pada anaknya “Apakah kau pergi ke
rumah sakit? Bisakah kau meneleponku? < Aku tidak bisa tidur karena sangat
khawatir. “
Akhirnya
Jae Hui mengirimkan pesan “Ibu, aku mengirimimu pesan teks karena kamu mungkin
tertidur. Rupanya, aku menderita
enteritis. Dokter mengatakan itu bukan masalah serius. Aku hanya harus menginap satu harus bisa
keluar besok. Aku akan menelepon begitu aku keluar. “
Dan Yi
pun bisa bernafas lega anaknya yang bisa ke rumah sakit.
Dan Yi
bangun dengan panik karena ada wawancara dan sudah telat, tapi terdengar suara
seperti alat yang merobohkan rumahnya. Saat keluar sudah banyak alat berat
merobohkan bagian pagar rumahnya. Petugas melihat Dan Yi keluar dari rumah
menyuruh pegawainya berhenti merobohkan rumah.
“Hei,
apakah kau tidak memeriksa apakah ada orang di dalam?” teriak petugas marah
pada anak buahnya. Dan Yi hanya bisa melonggo.
“Apa yang
kau lakukan di sini? Tidak bisakah kau membaca tanda-tandanya? Bagaimana dia
bisa masuk? Kau tidak bisa begitu saja memasuki rumah orang lain seperti itu.”
Ucap pegawai marah. Dan Yi hanya bisa meminta maaf.
“Aku
benar-benar minta maaf, tetapi barang-barang ku ada di dalam.” Kata Dan Yi.
Pegawai menyuruh Dan Yi segera berkemas lalu pergi.
“Jika
pemiliknya tahu, kau akan dituntut karena melanggar dan masuk.” Tegas Si
pegawai. Dan Yi pun meminta maaf lalu
masuk ke dalam rumah mengambil barang-barangnya.
Dengan
tas ditangan dan juga baju untuk interview berjalan keluar rumah. Para pegawai
melihat Dan Yi itu tunawisma karena tinggal di sana tanpa listrik dan air. Dan
Yi pun berjalan dengan wajah tertunduk.
Tas Dan
Yi dan tanaman daun bawangnya ada dihalte, sementara Dan Yi dalam sebuah toilet
mengosok gigi dan mencuci wajahnya. Ia menyakin diri kalau akan mengkhawatirkan
besok ketika datang karena Matahari akan bersinar lagi besok.
“Aku tidak
punya tempat untuk pergi, tapi masih akan pergi ke wawancara ku hari ini.” Ucap
Dan Yi menyakinkan diri mencoba menarik senyuman dibibirnya.
Dan Yi
kembali ke halte melihat kakinya yang leceh dan merasa perlu membeli plester.
Saat itu bus datang, beberapa orang berlari membuat sepatunya yang tertendang
dan terlempar ke kolong bus. Dan Yi panik mencoba mengambilnya tapi sepatunya
malah terlempar ke tengah jalan.
Ia
mencoba mengambil tapi banyak mobil yang lalu lalang, dan akhirnya mencoba
mengambil saat dua bus berhenti. Tapi ketika bus lewat, sepatunya sudah tak ada
ditengah jalan. Wajahnya kebingungan dan juga sedih karena akan gagal wawancara
tanpa sepatu.
“Halo,
aku Kang Dan Yo, aku ada wawancara di perusahaan mu hari ini... Tapi ku rasa
aku tidak bisa datang ke wawancara hari ini. Jadi aku bertanya, apakah aku bisa
pergi besok.” Ucap Dan Yi meminta izin. Tapi seperti tak bisa.
“Lalu
bisakah kau setidaknya menundanya selama satu jam? Aku tahu kau punya aturan...
Tapi aku berjanji akan tiba di sana dalam satu jam.” Kata Dan Yi menahan
tangisnya.
“Aku tahu
kau tidak peduli dengan situasi pribadi ku... Bukannya aku tidak bisa. Aku memilih
untuk tidak melakukannya. Aku harus mengambil tiga jalur kereta bawah tanah
yang berbeda dan bagaimanapun juga tidak akan mudah untuk bepergian ... Selain
itu, aku ragu kau bahkan akan mempekerjakan ku... Baik. Terserah! Aku akan
mencari pekerjaan lain.” Ucap Dan Yi tak bisa menahan sedihnya lagi.
Dan Yi
pun berjalan dengan sepatunya, tiba-tiba hujan dengan deras. Ia berlari ke
minimarket untuk membeli payung, pesan dari Jae Hui masuk Ibu, Aku sudah keluar
dari rumah sakit. Aku akan mengirimimu
tagihan rumah sakit, jadi kirimkan aku
uang.”
Akhirnya
Dan Yi tak jadi membeli payung dan keluar dari minimarket lalu membuang
sepatunya. Saat akan masuk ke rumah Eun
Ho tak bisa masuk teringat pesan Eun Ho yang akan mengubah kode sandi pintu
jadi tak boleh menyuruh PRT datang ke rumahnya.
Dan Yi
dengan baju basah kuyup mencoba menelp Eun Ho agar membuka pintu. Tapi Eun Ho
seperti sangat marah tak mengangkat telpnya. Eun Ho memakai payung masuk ke
dalam sebuah cafe memesan kopi mandheling dengan satu balok es.
Seorang
wanita sudah menunggu dan duduk didepan Eun Ho memberitahu kalau pergi kencan
buta dan akan menikah. Eun Ho berkomentara kalau wanitaitu pasti sibuk karena
mengingat ini baru tiga minggu lalu ingin tahu Pria seperti apa dia.
“Apakah
itu yang harus kau katakan?” ucap si wanita marah
“Ini
pertanyaan penting karena kau akan menikah dengannya.” Komentar Eun Ho
“Apakah
kau yakin kami berkencan? Apakah kau bahkan pernah mencintaiku?” ucap Si wanita
marah
“Kau tahu
bagaimana aku... Aku tipe yang tak memberi jalan bagi orang lain. Pernikahan?
Ini bukan untukku.” Ucap Eun Ho marah
Si wanita
terlihat sangat marah memegang gelasnya, Eun Ho menahanya lalu membuka jaketnya
lebih dulu lalu mempersilakan lakukan
seperti yang diinginkan. Si wanita akhirnya menyiram wajah Eun Ho dan tak lupa
menyiram juga jaket yang sudah dibuka.
Eun Ho
panik tak bisa menahan tangan wanitanya, karena masih harus makai jaketnya. Si
wanita marah karena Eun Ho yang tidak tahu cinta bahkan tidak percaya itu ada
sambil mengumpat marah dan berjalan pergi.
Dan Yi
tanpa mengunakan sepatunya berjalan masuk ke minimarket membeli sebotol soju. Dua
orang pelajar hanya bisa melonggo melihat Dan Yi tanpa alas kaki, basah kuyup
dan juga kakinya yang kotor.
Eun Ho
akhirnya melihat ponselnya ada 5 miss call dari Dan Yi dan bergumam “Dan Yi
adalah alasannya, Aku tidak percaya pada cinta.” Ia menatap keluar jendela cafe
masih turun hujan deras.
Dan Yi
berdiri didepan etalase menatap gaun pengantin yang terlihat anggun, pikiran
melayang ke masa lalunya.
Flash Back
Dong Min
memasang cincin di jari manis Dan Yi, senyuman dan tepuk tangan tamu pun
membuat pesta mereka akhirnya meriah. Eun Ho pun juga terlihat senang karena
Dan Yi menikah dengan Dong Min, Tapi Dan Yi menatap Eun Ho seperti menutupi
perasaan sejujurnya.
“Apakah
kamu baik-baik saja?” tanya Eun Ho dengan mulutnya. Dan Yi hanya bisa
mengangguk. Sementara Dong Min bahagia bisa menikah dengan Dan Yi.
Dan Yi ingin
berteriak marah tapi Eun Ho lebih dulu bicara kalau baru melihat Dan Yi yang
menelpnya. Dan Yi ingin tahu keberadan Eun Ho karena mengubah kode sandi
pintunya. Eun Ho menegaskan kembali kala
akan memecat pembantu rumah tangga.
“Kenapa
kau tidak mengangkat telpnya?” ucap Dan Yi, Eun Ho mengaku tadi sibuk karena
dicampakan. Dan Yi ingin tahu alasanya.
“Dia
orang yang aneh... Bukankah dia yang meninggalkan bra-nya?” ucap Dan Yi heran
“Dia
bilang aku tidak tahu cinta.” Kata Eun Yi.
“Memang
benar bahwa pria tidak tahu apa-apa tentang cinta. Aku ragu kau berbeda.”ucap Dan
Yi
“Itu
semua karena kau.” Ucap Eun Ho menyalakan. Dan Yi bertanya-tanya apa yang
pernah dilakukan.
“Tidak
ada yang perlu kau ketahui... Lalu Apakah kau datang ke tempat ku kemarin? Aku
melihat resume mu. Apakah kau mencari pekerjaan?” tanya Eun Ho
“Ini
sudah berakhir sekarang, Tidak ada yang akan mempekerjakan seseorang yang
berusaha untuk kembali setelah istirahat karir. Hidup ini sangat menyebalkan”
keluh Dan Yi
“Aku
tidak diinginkan dan tidak punya tempat.
Bahkan Akun bank ku akan kosong setelah aku mengirim Jae-hui semua yang
tersisa.
“Aku
pikir bisnis Dong Min baik-baik saja. Lalu Di mana kau sekarang?” tanya Eun Ho
“Aku di
ujung hidupku... Aku tidak punya tempat. Jadi pria berikutnya yang aku temui, tidak peduli siapa dia, aku hanya akan
mengikutinya. Malam ini, aku akan...”
ucap Dan Yi pasrah dan tiba-tiba seorang pria tua mabuk datang menghampirinya
Eun Ho
memanggil Dan Yi dengan nada panik. Dan Yi memilih untuk menutup telpnya dan
menarik tanganya sambil berkata kalau hidupnya memang berantakan tapi tak akan
pergi dengan orang asing. Si pria mengajak Dan Yi agar minum bersama saj. Dan Yi
mulai mengumpat karena berani menyentuhnya. Si pria tetap meminta agar
menghiburnya.
“Hei
Lepaskan dia! Maaf sudah terlambat.” Teriak seorang pria bernama Ji Seon Joon
lalu mengumpat marah .
“Kau
harus bahwa ini bukan karena aku takut melawanmu jadi jaga dirimu” ucap si pria
mabuk lalu berjalan pergi. Dan Yi binggung melihat tangan Seon Joon memegang
tanganya.
“Apakah
kau baik-baik saja?”tanya Seon Joon lalu tersadar dengan tanganya yang
menyentuh Dan Yi lalu meminta maaf.
Aku
melihat dari lantai atas dan kau sepertinya sedang dalam masalah.” Ucap Seon
Joon. Dan Yi pun berterimakasih
“Aku bisa
menangkisnya, tetapi sangat menghargainya.” Ucap Dan Yi lalu melihat tatapan
Seon Joon aneh karena tak pernah melihat seseorang tanpa sepatu sebelumnya
“Tidak
pernah bahkan saat ini bukan musim panas.” Ucap Seon Joon lalu meminta Dan Yi
untuk duduk di kursi taman.
“Aku mungkin
terdengar gila untuk mu karena aku pikir itulah bagaimana aku terdengar, tapi
aku punya sepasang sepatu. Bagaimana kau memikirkan ini terserah padamu, tapi
aku bukan pria yang selalu membawa sepatu wanita.” Ucap Seon Joon mengeluarkan
sepatu dan memasakan pada kaki Dan Yi.
Seon Joon
pikir sepatunya itu cocok dengan Dan Yi, Dan Yi hanya bisa tertawa melihatnya
Seon Joo binggung kenapa Dan Yi malah tersenyum. Dan Yi mengaku kalau sepatu
itu miliknya.
Flash Back
Seon Joon
sedang menunggu bus diseberang jalan, melihat Dan Yi kebingungan karena
sepatunya terlempar dan tak bisa mengambilnyanya. Seon Joon layaknya seorang
laki-laki mencoba untuk mengambilnya walaupun beberapa mobil membunyikan klakson.
Dan Yi
kebingungan karena sepatunya tak ada diseberang jalan, Seon Joo melambaikan
tangan untuk memberitahu. Tapi Dan Yi sudah menangis sambil menelp akhirnya
Seon Joon mencoba mengembalikan tapi Dan Yi sudah pergi.
Saat
hujan turun dengan deras, Seon Joon membeli payung di minimarket melihat ditong
sampah ada sepatu yang sama milik Dan Yi lalu mengambilnya dan dimalam hari tak
sengaja bertemu denganya.
“ Aku
melihat seorang wanita sambil menunggu bus hari ini. < Dia kehilangan sepatu. Aku berharap mengembalikannya padanya, tapi dia sudah lama hilang. Aku mencari-cari
dia, tapi yang kutemukan hanyalah sepatu
satunya, aku tidak bisa membuang sepasang sepatu yang bagus, tetapi aku tidak
tahu apa yang harus ku lakukan dengan sepatu ini.” Cerita Seon Joon.
“Aku
bertemu pemilik sepatu seperti keajaiban. Bagaimana ceritanya? Padahal aku
hanya mengada-ada.” Akui Seon Joon
“Setiap
wanita menyukai cerita itu. Ini seperti cerita Cinderella. Namun, Aku terlalu tua untuk percaya pada
dongeng seperti itu. Dengan memikirkan diselamatkan oleh seorang ksatria
berbaju zirah terlalu dibuat-buat bagi ku untuk percaya. Aku lebih suka menulis
kisah hidup ku sendiri.” Kata Dan Yi
Seon Joo
bertanya apakah Dan Yi tidak kedinginan. Dan Yi memang dingin tapi menurutnya hidup
memang memiliki hari-hari yang dingin. Hujan kembali turun, Dan Yi akan
bergegas pergi membawa barang-barangnya.
“Ini
hadiah untukmu, Terima kasih telah menemukan sepatu ku dan Hanya itu yang ku
miliki... Kau bisa potong di mana bagian hijau berakhir, jadi kau tidak perlu membeli daun bawang untuk
sementara waktu.” Ucap Dan Yi memberikan tanaman daun bawang. Seon Joo pun
memberikan payung
“Tapi Tidak
ada cara untuk mengembalikannya. Selain itu, Aku sudah basah kuyup.” Ucap Dan
Yi. Seon Joo menyuruh agar mengambil saja.
Eun Ho
baru saja selesai makan buah, terdengar suara bel rumahya, lalu membuka pintu
saat melihat Dan Yi datang dengan basah kuyup. Dan Yi akhirnya masuk memberikan
tasnya, Eun Ho pikir Dan Yi dan Dong-min
sedang bertengkar lalu datang dengan basah kuyup?
“Bisakah
kau mendapatkan segelas air hangat?” ucap Dan Yi duduk disofa. Eun Ho pun masuk
ke dapur.
“Aku
membeku dan kedinginan” ucap Dan Yi mengambil selimut. Eun Ho ingin tahu apa
yang terjadi dan apa yang dibawa Dan Yi dengan tas yang besar.
“Mengapa
kau menelepon sebelumnya?” tanya Eun Ho lalu memberikan segelas air hangat.
“Aku akan
tidur di sini.. Bisakah aku tidur di rumah mu? Ini hanya untuk malam ini.” Ucap
Dan Yi
“Apakah
kau lari dari rumah?” kata Eun Ho, Dan Yi tak menjawab memilih naik ke lantai
atas.
“Kenapa
kau naik ke atas?.. Mereka bilang pertengkaran percintaan kekasih tidak pernah
bertahan lama. Jadi..” ucap Eun Ho menahannya, tapi Dan Yi berteriak marah
“ Cha
Eun-ho! Aku akan menginap hanya untuk malam ini. Aku tidak punya tempat untuk
pergi hari ini.” Teriak Dan Yi. Eun Ho pun melepaskan tangan Dan Yi membiarkan
ke gudang rumahnya.
Dan Yi
membuka kotak kardus yang disimpan dalam rumah, Sementara Eun Ho binggung apa
terjadi berpikir untuk menelepon Dong-min, tapi menurutnya tak mungkin untuk
menelp Dong Min lebih dulu.
Dan Yi
sarapan dalam diam, Eun Ho menatapnya sambil memberikan lauk untuk Dan Yi ingin
tahu apa yang terjadi. Dan Yi hanya diam saja, En Ho melihat CV yang ada di
ruang kerjanya ingin tahu kenapa dengan it menurutnya Dan Yi banyak
menyembunyikan sesuatu darinya. Dan Yi hanya diam saja.
“Apa kau
benar-benar tidak akan memberi tahu ku?” ucap Eun Ho, Dan Yi terus makan tanpa
berhenti.
“Oke, aku
akan berhenti bertanya, kau bisa makan pelan - pelan... Aku mengerti, kau mungkin
tidak ingin membicarakannya... Ada saat-saat seperti itu dalam hidup.” Ucap Eun
Ho sabar.
“Aku harap
bisa sewa pembantu rumah tangga lain.” Kata Eun Ho, Dan Yi mengatakan kalau akan
menjadi pembantu rumah tangganya.
“Apa yang
merasukimu? Apa kau tidak akan pulang?” ucap Eun Ho, Dan Yi mengaku tidak punya
rumah untuk pulang.
“Aku
bercerai setahun yang lalu.” Akui Dan Yi, Eun Ho pikir Dan Yi membuat novel
baru
“Itu tidak
mungkin, karena aku tidak tahu itu...
Kau harus Cuci piring karena aku membiarkan mu menginap semalam Dan pulanglah.
Aku akan menghubungi mu nanti.” ucap Eun Ho akan pergi bekerja.
“Apakah
Dong-min menipu mu? Itu tidak mungkin benar,kan?” kata Eun Ho saat masuk ke
dalam mobilnya.
Dan Yi
mencuci piring, lalu tak sengaja melihat amplop coklat dan melihat selembaran [MEREKRUT
KARYAWAN BARU UNTUK SETENGAH TAHUN 2019] Ia pun berpikir kalau melamar tapi
ragu karena tidak akan mendapatkan pekerjaan.
“Apa gunanya gelar dan kualifikasi lainnya? Mereka
tidak berguna. Bukannya aku bisa membuangnya. Aku berharap ada lulusan sekolah
menengah.” Ucap Dan Yi melihat harus Lulusan Perguruan Tinggi
Tiba-tiba
mata Dan Yi dibagian [TIM DUKUNGAN TUGAS: POSISI SEMENTARA- TIDAK DIBUTUHKAN
GELAR SERTIFIKAT PENGALAMAN KERJA] Wajah Dan Yi pun tersenyum sumringah.
Dan Yi
masih melihat lembaran kerja dilantai atas, Eun Ho mencoba menelp tapi Dan Yi
memilih tak mengangkatnya. Eun Ho mengirimkan pesan
“Dan Yi apa
kau pulang? Kamu bilang bercerai karena
marah, kan? Aku tidak akan membiarkannya tergelincik jika si brengsek itu
benar-benar berselingkuh. Aku akan
memanggilnya brengsek. Aku khawatir. Panggil aku besok. “
Dan Yi
terus melihat selebaran dan akhirnya Hae Ri keluar dari ruangan wawancara
pegawai baru. Hae Ri pun memanggil 3 calon pegawai baru, Lee Ji Young, Kim Min Chul dan Kang Dan Yi.
Sementara di ruangan sudah ada Ko Yun Seon, Presdir Kim Jae Min dan Cha Eun Ho.
“Jangan
bertanya panjang lebar, kau langsung Potong pendek.” Ucap Presdir Kim.
“Apakah
itu cara kita harus mempekerjakan karyawan?” ucap Eun Ho,
Saat itu
Eun Ho melihat nama Kang Dan Yi terlihat kaget dan memastikan dengan foto
didalam resume, ternyata memang itu temanya. Dan Yi masuk ke dalam ruangan. Eun
Ho kaget melihat temanya yang sudah menikah mencari pekerjaan lagi.
Bersambung ke episode 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar