PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 18 Januari 2019

Sinopsis Encounter Episode 14 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Woo Suk melihat berita di koran wajahnya terlihat shock, berita di TV juga heboh.
“Hari ini, Cha Jong Hyun dari Partai Moonhwa mengumumkan bergabung dengan Partai Hancheon. Cha Jong Hyun mengumumkan dukungannya untuk Lee Cheong Wook dari Partai Hancheon, maka itu artinya dia tidak akan mengikuti pemilu presidensial. Pak Lee kini calon terdepan dalam pemilu mendatang.”
Soo Jung di ruanganya juga terlihat kaget, Jin Hyuk hanya bisa melonggo karena Tuan Cha mengundurkan diri. Woo Suk melihat kembali berita koran "Cha Jong Hyun Mundur Dari Pemilu Presidensial Dan Mendeklarasikan Dukungannya Bagi Anggota Kongres Lee"
Ia teringat dengan yang dikatakan ibunya “Kau hanya perlu mengurus hotel.” Lalu melihat grafik  "Status Kepemilikan Saham Hotel Donghwa Saat Ini" yaitu Woo Suk
“Apa kau akan membereskan semuanya sesuai keinginan ibu? Jika kau berencana untuk melakukan hal yang berbeda dari harapan ibu, ibu tidak akan memaklumimu sekalipun kamu putra ibu.” Ucap Ibu Woo Suk
Nyonya Kim terlihat sangat marah dirumahnya, sambil meminum wine dan kepalanya pun terasa sakit.
“Aku tidak percaya kau menikamku dari belakang... Cha Jong Hyun, beraninya kau meninggalkan Taegyeong sebelum aku bisa mencampakkanmu? Aku tidak akan mengampunimu kali ini.” Ucap Nyonya Kim sangat marah seperti ingin membalaskan dendam. 


Nyonya Jin datang ke tempat suaminya, wajahnya sangat marah berpikir suaminya sudah gila melakukan hal itu.  Tuan Cha tahu kalau istrinya   pasti terkejut dan meminta maaf pada Nyonya Jin karena  tidak bisa memberitahu sebelumnya.
“Aku tahu kau sengaja tidak memberitahuku.” Ucap Nyonya Jin marah
“Itu karena aku tahu kamu akan bereaksi seperti ini.” Kata Tuan Cha.
“Kenapa kau tega melakukan ini? Kenapa kau tega melakukan ini kepadaku? Apa kamu tidak peduli sama sekali tentang mimpiku? Aku bekerja seumur hidupku untuk mencapai impianku. Kenapa kau tega mengabaikannya seperti ini? Apa kau... Apa kau tahu seperti apa pengorbananku untuk bisa sampai sejauh ini? Kenapa kamu melakukan ini?” ucap Nyonya Jin sambil menangis.
“Sayang.... Aku berterima kasih atas semua upaya yang kau lakukan sampai sekarang... Tapi sekarang, mari kita lupakan semuanya dan mulai memimpikan sesuatu yang baru.” Kata Tuan Cha merayu
“Tidak, tidak ada mimpi lain. Semuanya sudah berakhir sekarang.” Kata Nyonya Jin marah
“Sayang... Kau harus menyelesaikan semuanya untukku.” Ucap Tuan Cha. Nyonya Jin tak mengerti maksudnya.
“Bisakah kau berpikir jernih? Ini baru permulaan... Aku perlu bantuanmu.” Ucap Tuan Cha seperti merencanakan sesuatu. 


Di ruangan
Sun Joo masih tak percaya lalu mengingat saat terakhir kali bertemu Tuan Lee membiarkan untuk memanggil seperti itu karena nanti tidak bisa memanggilnya anggota kongres lagi dan datang ke sini untuk melapor kepada Jung Pyo.
“Taegyeong akan lebih menekan hotel kita sekarang, kan?” komentar Hye In sedih
“Perang akan terjadi... Mereka tidak lagi harus saling melindungi.” Kata Tuan Park
“Di satu sisi, bukankah itu hal yang baik? Bu Cha tidak perlu lagi mencemaskan reputasi Anggota Kongres Cha.” Ucap Eun Jin melirik pada Jin Hyuk.
Jin Hyuk hanya diam saja mengingat yang dikatakan Tuan Cha “Ada sesuatu yang aku selalu ragu untuk lakukan sejak dahulu. Tapi kekhawatiran terbesarku adalah Soo Hyun pada akhirnya akan sendirian. Aku merasa sangat senang kau ada di sisinya sekarang.”
Suasana terasa tak enak dalam tim humas. Eun Jin melihat Jin Hyuk hanya diam saja berpikir kalau salah berucap. Tuan Park menyuruh Eun Ji diam saja. 


Soo Hyun bertemu dengan ayahnya, bertanya alasan  melakukan ini padahal sudah bekerja sangat keras sampai sekarang. Tuan Cha memberitahu Soo Hyun kalau ini baru permulaan lalu berkomentar  Konon kekuasaan tidak bisa bertahan selama lebih dari sepuluh tahun.
“Tapi ayah rasa tidak ada tanggal kedaluwarsa untuk politik. Ayah pikir itu berarti kita harus melakukan sesuatu yang bermakna selama masa itu. Ayah membicarakan hal-hal yang harus dilakukan meski tidak ada yang berpikir untuk melakukannya. Bukankah itu politik yang baik?” ucap Tuan Cha. Soo Hyun hanya diam saja.
“Ayah merasa sangat lega seolah ada beban berat baru diangkat dari dada ayah. Jadi, jangan khawatir... Tapi Kenapa wajah putriku seperti itu? Ayah bisa mengumpulkan keberanian berkat kamu, Soo Hyun.” Kata Tuan Cha mengucapkan Terima kasih. Soo Hyun hanya bisa diam saja.
“Taegyeong akan mulai lebih menyulitkanmu, tapi ayah harap kau bisa menghadapinya.” Kata Tuan Cha memperingati
“Segalanya akan berakhir secara perlahan. Jangan cemaskan aku. Aku bahkan tidak takut lagi.” Ucap Soo Hyun menyakinkan.
“Kau makin hebat setiap harinya... Ayah bangga padamu.” Kata Tuan Cha memuji lalu menerima telp sambil mengeluh temanya yang tidak akan berhenti menelepon.
Tuan Nam menunggu dengan gelisah di depan kantor, Tuan Cha akhirnya keluar. Tuan Nam ingin tahu Apa yang terjadi. Tuan Nam mengajak merkea minum arak beras. Tuan Nam mengeluh kalau Tuan Nam yang punya banyak waktu luang tapi ini jam kerjanya.
“Kalau begitu, buatlah agar kau dipecat.” Ejek Tuan Cha, Tuan Nam mengeluh Tuan Cha malam berkata seperti itu dan ingin tahu apa yang dikatakan Soo Hyun. Tuan Cha tak banyak bicara bergegas pergi. 



Soo Hyun mengemudikan mobilnya, Jin Hyuk mengeluh karena ia  yang akan menyetir sambil menceritkan Tuan Nam sangat mabuk saat dia meneleponnya jadi menyuruh untuk mengantar Soo Hyun pulang. Soo Hyun tak masalah mengemudi sendiri karena akan menurunkan Jin Hyuk di depan rumahnya.
“Kau bisa beristirahat dengan nyaman.” Ucap Soo Hyun, Jin Hyuk hanya bisa tersenyum
“Soo Hyun... Apa kau terkejut?” tanya Jin Hyuk, Soo Hyun mengaku  terkejut dengan keberanian ayahnya.
“Aku yakin itu keputusan yang sulit. Ayahku mungkin merenungkan hal itu dalam waktu lama.” Komentar Soo Hyun.
Jin Hyuk terdiam mengingat yang dikatakan Tuan Cha “Tapi kekhawatiran terbesarku adalah Soo Hyun pada akhirnya akan sendirian. Aku tidak bisa melakukannya karena hal itu.”
“Apa kau tahu apa yang perlu dilakukan di saat seperti ini? Kau harus menjadi lebih bahagia daripada sebelumnya. Ayahmu sangat menyayangimu Dan semua karyawan hotel mendukungmu. Selain itu, aku akan melindungimu apa pun yang terjadi. Jadi, yang perlu kau lakukan adalah tetap bahagia.” Komentar Jin Hyuk seperti memberikan semangat.
Soo Hyun mengerti tapi seperti terpaksa tersenyum. Jin Hyuk heran melihat senyuman Soo Hyun tak seperti biasanya. Soo Hyun tak berkomentar dan saat itu Sek Jang menelp mengaku  lupa memberitah  sesuatu.
“Aku mengirim Laporan Bisnis Luar Negeri ke email pribadi Ibu dan bukan ke alamat email kantor.” Kata Sek Jang. Soo Hyun mengerti.
Saat itu terdengar suara teriakan Dae Chan memanggil Sek Jang meminta agar membawakan satu porsi siput bulan. Sek Jang panik buru-buru menutup telpnya, Jin Hyuk tahu kalau Sek Jang  ada di restoran Dae Chan dan mengajak untuk pergi ke restorannya.
“Aku agak lelah hari ini...” ucap Soo Hyun menolak. Jin Hyun merengek karena Soo Hyun pastiu akan merasa murung jika pulang sendirian.
“Kita pergi lain kali saja.” Kata Soo Hyun tetap menolak, Jin Hyuk meminta Soo Hyun memilih.
“Kau bisa menghabiskan waktu bersamaku atau makan siput bulan.” Kata Jin Hyuk yang ingin tetap menghibur. 


Jin Myung bertemu dengan teman-temanya, beberapa orang melihat artikel di ponselnya. Salah satu teman memastikan pada Jin Myung kalau yang ada diberita  itu kakak laki-lakinya. Jin Myung dengan bangga kalau kakaknya tidak bisa menyembunyikan ketampanannya.
“Keluargamu pasti kaya sekarang.” Komentar teman lainya seperti mengejek
“Keluarga kami selalu kaya Hanya aku yang perlu bekerja dengan baik.” Ucap Jin Myung santai
“Hei, apa yang perlu dikhawatirkan? Kenapa kau tidak meminta kakakmu membantumu memulai bisnis?” kata teman lainya.
“Kakakku hanya seorang karyawan. Dia bukan presdir.” Kata Jin Myung membela
“Kini dia merayu presdir, berarti dia sendiri presdir... Benarkan?” komentar teman Jin Myung, pacarnya meminta agar tak membahasnya.
“Dia tidak merayunya. Mereka sudah saling kenal di Kuba.” Jelas Jin Myung membela kakaknya.
“Aku pikir ayahmu tidak akan berjualan buah lagi... Ayo jujur. Toko ayahmu sudah sangat usang... Tanyakan kepadanya apa dia bisa membantumu membuka pasar swalayan.” Ejek temannya.
“Kenapa kalian semua membicarakan kakakku?” keluh Jin Myung kesal lalu mereka pun menghilangkan rasa tegang sambil bersulang.
“Kudengar kau rujuk kembali bersama pacarmu. Aku turut bahagia.” Ejek Jin Myung balas mengejek.
“Jika aku setampan Jin Hyuk, maka aku akan merayu wanita kaya. Rasanya pasti seperti menang lotre... Astaga, aku sangat cemburu.” Ejek Temanya tak mau berhenti.
Teman wanita meminta agar berhenti mengejek karena  membuat Jin Myung merasa tidak nyaman. Temanya pikir tak masalah cemburu pada Jin Hyuk  karena seandainya juga memiliki kakak seperti Jin Hyuk bertemu dengan wanita kaya.
“Apa kau pernah bertemu dengannya secara langsung? Apa dia tergila-gila pada kakakmu? Jin Hyuk terlihat sangat baik, tapi dia juga cukup seksi.” Ucap teman pria makin mengejek
“Berhentilah bicara tanpa berpikir karena itu bukan urusanmu.” Teriak Jin Myung langsung memberikan pukulan pada temanya.
“Hei, apa salahnya mengatakan aku cemburu? Lihatlah kau memukulku karena mengira kakakmu melindungimu.” Teriak Si pria menantang untuk memukul. Keduanya pun berkelahi walaupun sudah direlai. 



Dae Chan sedang melayani pelanggan, lalu menerima telp dari Jin Myung. Ia kaget bertanya keberadaanya dan akan segera ke sana. Sek Jang melihat Dae Chan mengambil jaketnya ingin tahu. Dae Chan meminta agar Sek Jang  Jangan terima pelanggan lagi.
“Aku akan segera kembali. Maafkan aku.” Ucap Dae Chan akan bergegas pergi.
“Apa terjadi sesuatu kepada Jin Myung?” kata Sek Jang khawatir.
Di kantor polisi, Dae Chan masuk dengan wajah panik bertanya keberadaan  Kim Jin Myung. Jin Myung sudah duduk memanggil Dae Chan. Dae Chan pun bisa bernafas lega melihat Jin Myung baik-baik saja. 

Sek Jang sudah melayani semua pelanggan, Soo Hyun dan Jin Hyuk masuk restoran yang kosong. Sek Jang kaget melihat keduanya kaget. Jin Hyuk ingin tahu keberadaan Jin Myung dan Dae Chan. Sek Jang terlihat binggung.
Akhirnya Jin Hyuk menelp diluar restoran ingin tahu tentang adiknya pada Dae Chan,  Di dalam restoran, Soo Hyun terihat khawatir. Sek Jang mengaku sduah bicara dengan Dae Chan di telepon tad dan merasa teman-teman Jin Myung menghina Jin Hyuk.

Akhirnya Soo Hyun mengantar Jin Hyuk sampai ke kantor polisi. Jin Hyuk bergegas pergi meminta maaf pada Soo Hyun dan  akan menghubungimu nanti. Jin Myung duduk di kantor polisi kaget melihat kakaknya yang akhirnya datang menjemput.
Soo Hyun melihat Jin Hyuk bertemu dengan adiknya, Jin Hyuk menatap adiknya terlihat sedih dan marah tapi akhirnya memegang tangan Jin Myung dengan penuh kasih sayang. Soo Hyun mengingat yang dikatakan Sek Jang kalau teman-teman Jin Myung sudah menghina Jin Hyuk.
Soo Hyun akhirnya duduk di mobil mengingat yang dikatakan Nyonya Kim “Namun, ini pendapat tetanggaku. Mereka mengatakan bahwa hubungannya denganmu yang memberinya pekerjaan. Kau dan putraku berasal dari dua dunia yang berbeda. Aku cemas putraku akan patah hati dan digosipkan dalam waktu lama.”
Ia mengingat kembali yang dikatakan Jin Hyuk untuk menyakinkan, “Jangan takut.” Tapi Soo Hyun merasa makin dekat aku dengannya maka hidup Jin Hyk  tampak makin bermasalah dan Itu membuatnya ragu saat itu juga mereka pun harus berpisah sementara.
“Apa yang kau alami di masa lalu tidak penting bagiku. Itu karena Cha Soo Hyun adalah orang yang aku cintai. Aku hanya ingin bersamamu setiap hari. Apa kau bisa mewujudkannya?” ucap Jin Hyuk yang berlutut kembali menyakinkan.
Soo Hyun hanya bisa terdiam sambil menangis dengan semua perjalanan cintanya. 


Jin Hyuk dan adiknya duduk diatas taman bermain, Jin Hyuk ingin tahu Apakah terasa sakit. Jin Myung mengaku  tidak terkena banyak pukulan lalu meminta maaf pada kakaknya padahal sudah berusaha tidak membuat masalah setelah selesai wajib militer.
“Kau sudah melakukannya dengan baik.” Kata Jin Hyuk bangga.
“Jangan memujiku saat aku terlibat perkelahian.” Keluh Jin Myung
“Kita tidak boleh biarkan orang lain menjelek-jelekkan keluarga kita. Kau sudah melakukannya dengan baik. Si Berengsek itu pantas dipukul. Dia selalu menggangguku sejak kita masih sekolah.” Ungkap Jin Hyuk
“Aku melakukan itu bukan demi Kakak, jadi, jangan salah paham.” Ungkap Jin Myung. Jin Hyuk memuji adiknya terdengar dewasa.
“Tidak.... Aku masih terlibat perkelahian.” Komentar Jin Myung masih marah
“Kau harus berdamai dengannya suatu saat. Dia teman lamamu.” Kata Jin Hyuk., Jin Myung tak peduli
“Jangan salah paham... Kalian akan berdamai, kan? Berdamailah jika kau tidak mau aku salah paham.” Pinta Jin Hyuk, Jin Myung mengaku akan memikirkannya.
“Omong-omong, berapa totalnya? Aku menabung sedikit dari pekerjaan paruh waktuku.”tanya Jin Myung, Jin Hyuk mengaku sudah membereskan semuanya.
“Mari kita merahasiakan hal ini, karena Ibu dan Ayah akan cemas.” Kata Jin Hyuk santai. Jin Myung heran kakaknya yang tidak akan memarahinya.
“Jin Myung... Maafkan aku...” ucap Jin Hyuk merasa bersalah. Jin Myung heran kakaknya malah mengatakan hal itu.
“Sudah kubilang aku melakukannya bukan demi Kakak.” Tegas Jin Myung dengan nada tinggi.
Jin Hyuk meminta adiknya agar menjaga sopan santunya,  Jin Myung  tidak peduli lalu mengeluh karena  Rahangnya sakit karena bicara dan berpikir kalau Besok wajahnya akan bengkak. Jin Hyuk meminta agar melihatnya lalu berkomentar kalau merusak wajah adiknya yang manis. Jin Myung mengeluh mendengarnya.
“Akan kucium agar pulih.” Ucap Jin Hyuk mendekati luka diwajah adiknya.  Jin Myung mengeluh dengan sikap kakaknya lalu melompat turun.
“Inilah alasanku tidak menganggapmu kakak.” Keluh Jin Myung, Jin Hyuk hanya bisa tersenyum lalu menatap adiknya yang pergi lebih dulu. 



Jin Hyuk masuk ke dalam kamar, menatap barang-barang kenangan dari Soo Hyun. Ia mengingat saat melihat Soo Hyun yang menatap lukisan sedang mendalam dan janjinya “Aku akan melindungimu apa pun yang terjadi. Jadi, kamu hanya perlu tetap bahagia.”
Soo Hyun saat itu bisa mengerti, tapi Jin Hyuk melihat senyuman Soo Hyun tak biasa. Jin Hyuk mengingat semuanya, terlihat sangat kebingungan dengan keadaanya. Jin Hyuk pun akhirnya menelp Soo Hyun dalam kamarnya, Soo Hyun dengan wajah panik ingin tahu kondisi Jin Myung.
“Dia terlibat perkelahian kecil saat minum-minum bersama temannya. Penyebabnya salah satu perdebatan umum di antara pria. Ini Sungguh bukan masalah besar. Jadi, jangan cemas.” Ucap Jin Hyuk berusaha untuk tetap senang
“Seharusnya aku tidak memintamu datang ke sekitar rumahku. Aku hanya membuatmu cemas... Aku menelepon karena berpikir kau akan terus cemas.” Kata Jin Hyuk
“Aku merasa lebih baik setelah menerima teleponmu.” Kata Soo Hyun
“Itulah sebabnya kau harus beristirahat... Bekerjalah besok saja, oke?” kata Jin Hyuk. Soo Hyun setuju berharap agar semoga tidur Jin Hyuk  nyenyak.


Artikel berita "Keuntungan menikah di Hotel Donghwa" Sun Jooo bertanya  Sejauh apa kemajuan mereka dengan paket pernikahan. Hye In memberitahu sudah merilisnya di internet dan untuk majalah, akan terbit di edisi berikutnya. Sun Joo menganguk mengerti.
“Foto-foto ini bagus... Model kita andal.” Ucap Tuan Park, Eun Jin pikir  sudut fotonya bagus.
“Pengantin wanitanya bisa lebih baik. Dia terlalu tinggi... Pengantin wanita yang lebih pendek seperti aku pasti lebih manis.” Komenta Eun Jin sinis
“Apa kau sudah lama tidak becermin? Apa kau tahu arti "manis"?” ejek Tuan Park
“Artinya aku manis. Itu meneriakkan "Eun Jin".” Kata Eun Ji bangga. Tuan Park mengeluh kalau Eun Jin tidak bercermin. Sun Joo hanya bisa tersenyum melihat adu mulut anak buahnya. 


Soo Hyun sedang ada di ruanganya menatap jendela, Sek Jang masuk ruangan kebingungan apa sebaiknya memberi tahu Soo Hyun atau tidak. Soo Hyun ingin tahu apa yang akan dikatakan Sek Jang sekarang.
“Jang Soo Ah menelepon... Kekasih palsu Pak Jung... Dia ingin menemuimu.” Ucap Sek Jang. Soo Hyun sedikit terkejut. 

Soo Ah duduk didepan Soo Hyun mengaku  Sudah lama menunggu untuk menemuinya tapi tidak bisa mengumpulkan keberanian. Soo Hyun merasa mereka tidak perlu bertemu. Soo Ah juga berpikir seperti tapi sengaja datang untuk memberikan lukisan ini sebagai hadiah.
“Tempo hari kau datang ke galeri seni, kan? Kau menatap lukisanku cukup lama.” Ucap Soo Ah
“Lukisan itu mengesankan. Aku tidak tahu itu lukisanmu.” Ucap Soo Hyun. Soo Ah memberitahu  namanya pada Soo Hyun.
“Kenapa kau memberikan itu kepadaku?” tanya Soo Hyun, Soo Ah menceritkan akan segera pergi ke New York dan ingin meminta maaf sebelum pergi.
“Hubunganmu dengan Pak Jung sudah berlalu dan Tidak perlu meminta maaf.” Kata Soo Hyun
“ Hubungan itu bukan apa-apa... Tidak ada hubungan antara aku dan Pak Jung dan tidak terjadi apa pun.” Akui Soo Ah.
“Itu tidak penting bagiku. Jangan cemas.” Kata Soo Hyun santai.
“Dia bilang aku cukup makan bersamanya Atau menonton konser. Dia bilang itu sudah cukup. Aku bisa lulus kuliah, bahkan membuka tempat les kecil berkat dia. “ cerita Soo Ah. Soo Hyun binggung apa maksud ucapanya.
“Aku memberitahumu bahwa aku kekasih palsu. Semua itu hanya sandiwara. Bahkan ada perjanjian rahasia, tapi sepertinya aku melanggarnya. Aku ingin meminta maaf. Sekeras apa pun aku memikirkannya, perbuatanku tidak membanggakan.” Akui Soo Ah. Soo Hyun hanya bisa diam saja.

“Semua itu berawal sebagai sandiwara, tapi seiring waktu berlalu, aku mulai melihat secercah harapan. Bagaimana jika... Aku hanya terhanyut dalam fantasiku sendiri. Pak Jung tidak pernah sekali pun menatapku dengan tatapan hangat. Aku cemburu... Aku iri padamu.” Ungkap Soo Ah.
“Aku tahu bahwa belajar seni mungkin tidak bisa kau terima, tapi aku ingin memberikan lukisan ini sebagai permintaan maaf.” Kata Soo Ah lalu berjalan pergi. Soo Hyun hanya bisa diam saja. 

Soo Hyun duduk di ruanganya seperti memikirkan sesuatu. Woo Suk mengaku terkejut karena tidak menduga Soo Hyun mengunjungi kantornya, wajahnya terlihat sumringah. Soo Hyun mengaku sudah mendengar semuanya. Woo Suk terlihat binggung.
“Jang Soo Ah menemuiku... Lalu Kenapa kamu melakukan itu?” ucap Soo Hyun, Woo Suk terlihat gugup.
“Aku berpikir tindakanku cerdas, Untuk memberimu sedikit ruang. Kau pasti kesulitan tapi Ini bukan apa-apa dibandingkan apa yang kau alami di rumahku.” Jelas Woo Suk
“Tetap saja, Woo Suk, aku sangat berterima kasih atas tindakanmu, tapi itu membuatku sedih.” Akui Soo Hyun
“Soo Hyun, itu hal terbaik yang bisa kulakukan.” Kata Jin Hyuk. Soo Hyun tahu
“Aku tahu kau berusaha memperdulikanku dengan caramu. Tapi tetap saja Orang-orang mengejekku dan menggosipkan aku saat kita bercerai. Aku tahu ada beberapa cara untuk berpisah, tapi kau harus memikirkan perasaan orang lain saat berpisah.” Tegas Soo Hyun
“Sepertinya aku salah lagi. Aku tidak tahu membawamu ke Taegyeong adalah kesalahan. Kupikir aku bisa membuatmu bahagia. Jika aku menjauhkanmu seperti itu, kupikir itu akan membuatmu bahagia. Tapi Aku salah lagi.” Kata Woo Suk berkaca-kaca
“Aku tidak bilang ini salahmu, karena Kau pasti kesulitan juga. Kau tidak punya teman bicara dan tidak ada yang tahu perasaanmu.” Komentar Soo Hyun
“Aku senang setidaknya kau tahu.” Ucap Woo Suk. Soo Hyun pun meminta Waoo Suk bisa melupakan semuanya dan berhentilah mencemaskannya.
“Woo Suk, kamu mengajariku banyak hal... Kini aku tahu cara berpisah.” Kata Soo Hyun lalu keluar dari ruangan. 


Jin Hyuk tersenyum bahagia berhasil membuat tas untuk kamera yang pas sekali lalu menelp Soo Hyun. Soo Hyun didalam rumah pun mengangkatnya, Jin Hyuk mengajak untuk   pergi ke toko buku dan membaca buku besok. Soo Hyun pikir itu ide yang bagus dan menyetujuinya.
“Benarkah? Kupikir kau akan menolak.” Kata Jin Hyuk tak percaya
“Mari kita pergi ke restoran terkenal di Mangwon-dong juga. Mari kita mengantre dan menunggu di sana.” Ucap Soo Hyun
“Ada apa sebenarnya? Aku terlalu bersemangat untuk tidur malam ini. Aku akan mencari informasi soal restoran terkenal di Mangwon-dong. Sampai jumpa besok.” Kata Jin Hyuk lalu menaruh bungkus kamera pada kitak dan mencari keyword “Restoran terkenal...” di ponselnya. 


Soo Hyun dan Jin Hyuk berjalan layaknya seperti pasangan, beberapa orang menatap keduanya yang tak biasa. Jin Hyuk terlihat bahagia karena Soo Hyun mau merangkul lenganya. Keduanya pergi ke sebuah restoran yang terlihat ramah dan mulai mengantri.
“Sekretaris Jang akan marah lagi... Kita akan difoto lagi.” Ucap Jin Hyuk akhirnya duduk dicafe.
“Jika kita tidak bisa menghindarinya, semoga aku cantik di foto itu.” Komentar Soo  Hyun
“Kau makin menyenangkan setiap harinya.” Ucap Jin Hyuk
“Saat aku melihat foto kita, aku selalu tampak putus asa dan kaku. Hari ini, semoga aku tampak lebih antusias di foto kita.” Kata Soo Hyun seperti sudah santai
“Aku bangga padamu. Aku akan memberikan ini sebagai hadiah.” Ucap Jin Hyuk lalu menyuapi Soo Hyun kue. Soo Hyun pun membalas dengan Jin Hyuk dengan menyuapinya. 
Mereka akhirnya pergi ke toko buku, Soo Hyun mengaku sudah lama atidak pergi ke toko buku. Jin Hyuk yakin Soo Hyun suka tempat ini dan Rasanya lebih baik saat menemaninya.  Mereka pun melihat buku bersama, dan akhirnya duduk di sebuah tempat saling membaca buku.
Saat itu keduanya saling menatap dan tertawa, Jin Hyuk pikir kalau buku yang mereka baca kalau ini menggemaskan seperti seukuran wajah pacarnya. Soo Hyun pikir kalau bukunya seukuran matanya.

Soo Hyun mencari sebuah buku dan menunjuk pada Jin Hyuk, Jin Hyuk membenarkan kalau akan membeli buku ini untuk Soo Hyun aga bisa membacanya. Soo Hyun bertanya apakah buku itu bagus. Jin Hyuk mencari di dalam buku dan meminta Soo Hyun membacanya.
“Kita baru sampai Metasequoia-lined Road... Aku harus membacanya dari atas.” Ucap Soo Hyun
“Bukankah kalimat-kalimat ini seolah ditujukan kepada kita?” kata Jin Hyuk, Soo Hyun hanya bisa diam saja seperti masih ragu dengan hubunganya. 

Jin Hyuk sedang membaca buku dan Soo Hyun menatap dari kejauhan. "Siapa kekasih dalam puisi ini? Seseorang yang baik hati. Bagaimana kalian berdua bertemu? Kamu pasti sangat mencintainya. Benar. Aku sangat mencintainya. Aku bahkan ingin mengajaknya ke ujung dunia."
Soo Hyun melihat Jin Hyuk yang sedang membayar buku di kasir, Jin Hyuk menatap Soo Hyun sambil melambaikan tangan dengan senyuman. Soo Hyun menatap Jin Hyuk menahan rasa sedihnya, karena harus berpisah dengan pria yang dicintainya.
“Soo Hyun, di mana ujung duniamu? Di mana pun itu, aku yakin aku akan ada di sana bersamamu.” Ucap Jin Hyuk
“Jin Hyuk, sekarang aku akan berpisah denganmu.” Kata Soo Hyun
Jin Hyuk menatap Soo Hyun dengan senyuman bahagia, tapi Soo Hyun menahan tangisnya dengan pria yang dicintainya.
Bersambung ke episode 15

Udah baca tulisan sinopsis aku 'kan.. hihihi... 
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe akhir tahun ini 

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

7 komentar:

  1. bener2 bikin bapeerrr...mksh mba dee,ga sabar nunggu minggu dpn nih

    BalasHapus
  2. Aduh tinggal minggu depan.......semoga mereka bs jadian semangattt mbak 💪💪💪

    BalasHapus
  3. emang kapan tanggal rilisnya mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. biasanya hari rabu kamis tayangnya...smoga happy ending

      Hapus
  4. Duh.... Jangan pisah donk.....

    BalasHapus