PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 24 Juni 2016

Sinopsis Lucky Romance Episode 9 Part 2

Soo Ho mengancing kerah kemejanya, melihat  Cuacanya cerah sekali. Kalau hujan, maka ia akan..... lalu merapihkan poninya agar tak beratakan dan tertata dengan benar, bahkan meliha bibirnya agar tak kering.
Gun Wook mencuci mobilnya agar terlihat bersih, setelah itu melihat wajahnya di spion mengatakan semua sudah disiapkan, dengan memeriksa tiket sudah ditangan lalu boneka burung hantunya, seperti bicara dengan Bo Nui mengajaknya untuk piknik dan membantunya.
Soo Ho berlari seperti anak kecil masuk ke mobil dengan senyuman bahagia, Gun Wook mengemudikan mobilnya dengan burung hantu duduk disampingnya, sampai didepan rumah Bo Nui. Mobil Soo Ho pun sampai di depan rumah Bo Nui lalu berlari masuk kerumahnya, begitu juga Gun Wook dan sama-sama menaiki tangga. 

Bo Nui sedang beres-beres rumahnya, Dal Nim memastikan temanya itu tak akan ikutan worshop. Bo Nui mengucapkan Selamat bersenang-senang dan meminta memberitahu yang lainya tak bisa ikut karena  sakit perut. Dal Nim bertanya apakah Bo Nui tak melapor pada Soo Ho. Soo Ho yakin kalau atasanya itu tak ikut. Dal Nim kesal mengatakan akan mengirimkan foto tiap detik  biar Bo Nui menyesal karena tak ikut. Bo Nui menyuruh temannya bersenang-senang, lalu menutup ponselnya.
Terdengar bunyi suara bel rumahnya, saat membuka pintu Bo Nui melotot kaget melihat yang datang. 

Dal Nim cemberut karena sudah membawa garam dan kacang merah untuk temanya. Hyun Bin dkk sudah menunggu memanggil Dal Nim untuk cepat mendekat, Dal Nim pun menemui semua timnya dan akan segara memasukan semua barang-barangnya.
Tiba-tiba terdengar teriakan Sul Hee meminta untuk menunggu, Dae Kwon dkk menyapanya. Sul Hee pikir mengucap syukur karena tak tertinggal, lalu memberikan makan pada Yoon Byun untuk membawakanya. Setelah itu mengajak semua pergi. Dae Kwon binggung melihat Sul Hee langsung naik mobil. 

Bo Nui sudah ada di dalam mobil dan melirik disampingnya adalah Soo Ho sudah mengemudikan mobilnya dengan senyuman. Terdengar deringn telp milik Bo Nui, Gun Wook menelp menanyakan keberadaanya dan apakah tidak di rumah. Bo Nui membenarkan dan menceritakan yang sebenarnya.

Flash Back
Bo Nui melotot kaget melihat Soo Ho sudah ada didepan rumahnya. Soo Ho mengajak Bo Nui untuk ikut workshop. Bo Nui binggung karena Soo Ho itu tak ikut. Soo Ho mengaku memang rencananya seperti itu. Bo Nui juga tahu tempat itu dekat telaga, Soo Ho menghela nafas mengatakan tak menyukainya. Bo Nui binggung bertanya kenapa Soo Ho ingin pergi.
Ada satu staf yang butuh perhatian ekstra. Dia bukan anak-anak, tapi tak bisa kemana-mana tanpa aku. Jadi apalagi yang harus aku lakukan sekarang? Demi karyawanku itu, aku harus mengorbankan tubuh ini.” kata Soo Ho sedikit mengoda, Bo Nui ingin berbicara tapi Soo Ho menyelanya.
Ayo, jangan khawatir.... Aku akan jadi jimatmu.” Kata Soo Ho menyakinkan. 


Bo Nui selesai menceritakan lalu bertanya apakah terjadi sesuatu pada Gun Wook, Gun Wook berdiri didepan pintu rumah Bo Nui, karena tahu tetangganya itu libur jadi ingin mengajak makan toppoki bersama, dengan menatap tiket perginya, sengaja berbohong. Bo Nui tersenyum menurutnya makan toppoki bisa kapan saja dan berjanji akan mentraktirnya nanti. Gun Wook pun mengucapkan selamat bersenang-senang dengan wajah cemberut. Bo Nui berpesan agar Gun Wook beristirahat dan akan menelpnya nanti.
Soo Ho mengedumel sendiri Gun Wook itu hanya punya andalan mengajak Bo Nui makan toppoki. Bo Nui melirik seperti mendengarnya, lalu mengeluarkan garam dan juga kacang merah. Soo Ho panik menjerit agar tak perlu menaburkan dalam mobilnya. Tapi Bo Nui tetap menamburkanya, Soo Ho mengeluh karena mobilnya itu baru saja dibersihkan.

Maaf, perjalanan jauh jadi Aku merasa sangat takut.” Kata Bo Nui
Jimat hidupmu duduk di sebelahmu, jadi Akan kupastikan, Shim Bo Nui. Berapa jam sekalipun kita naik mobil ini maka tak akan terjadi apa-apa.” Tegas Soo Ho menyakinkan
Suasana tiba-tiba hening, Bo Nui ingin menyalakan musik, Soo Ho juga ingin menekan tombol, keduanya bersentuhan dan sama-sama langsung menarik tanganya. Bo Nui pikir lebih baik minum, tangan Soo Ho juga menyentuhnya, dengan nada dinginnya mengatakan kalau bisa minum sendiri, dengan satu tangan merasa kesusahan membuka tutup botol, akhirnya meminta tolong Bo Nui untuk membuka tutup botolnya.
Gun Wook terlihat lesu keluar rumah, karena rencananya gagal mengajak Bo Nui, lalu memikirkan sesuatu dan masuk ke dalam mobilnya. 


Mobil Soo Ho melewati jalan yang cukup sepi, Bo Nui membuka jendela mobilnya dengan menghirup napas banyak-banyak, Soo Ho mengambi kaca mata hitam memberikan pada Bo Nui agar memakainya, karena Sinar matahari terlalu terang, dan mereka pergi piknik jadi  harus kacamata hitam. Bo Nui tertawa mendengarnya lalu bertanya kata siapa seperti itu.
Han Ryang Ha. Si pria brengsek itu tak pernah kalah kalau main. Jadi mungkin dia benar.” Ucap Soo Ho
“Presdir Je.... Apa mungkin kau menyukaiku?” kata Bo Nui, Soo Ho kaget sampai membuat mobilnya sedikit berpindah jalur. Bo Nui pikir itu tak mungkin,
“Kenapa mendadak bilang begitu,? Aku hampir saja menabrak mobil depan” ucap Soo Ho panik, Bo Nui pun menutup jendela dan melepaskan kacamata hitamnya.

Aneh saja! Kau mendadak sering ke rumahku, yang biasanya tak makanjadi sering mengajakku makan. Kau bahkan merekrut Tuan Won jadi  Petugas Keamanan, Bahkan rela ikut workshop gara-gara aku Selain itu, Kau  sukarela jadi jimatku.” Ucap Bo Nui yakin, Soo Ho menyangkalnya menurutnya Bo Nui itu terlalu percaya diri.
Shim Bo Nui, kau seperti bug bagiku, yaitu Bug yang bawa virus takhyul. Sebagai warga negara yang masih waras... dan atasanmu yang punya moral. Aku lakukan karena... tak bisa diam saja.” Jelas Soo Ho
Aku tahu pasti seperti itu.. Tuan Won itu selalu bicara yang tak masuk akal” ucap Bo Nui, Soo Ho mengumpat memang Tuan Won yang bicara yang aneh saja.
Jadi...hmm... Shim Bo Nui, Bagaimana dengan kau sendiri? Kau membenciku atau suka padaku?” ucap Soo Ho, Keduanya sempat saling menatap. Bo Nui melonggo mendengar pertanyaan atasanya dan terlihat binggung.
“Sudahlah.... Lupakan saja! Pertanyaan mudah tapi kau lama memikirnya..... Baiklah..... Silakan saja membenciku.  Kita berdua bisa... terbuka... Saling membenci. Yang kita rasakan sama!” kata Soo Ho mengomel lalu membuka jendelanya karena merasa panas. 


Semua tim turun mobil didepan villa, Sul Hee mengeluh tak setuju semua anggota ikut Padahal Soo Ho dan Bo Nui tak ikut. Ryang Ha tiba-tiba keluar dari papan beruang, mengucapkan selamat datang pada semuanya. Sul Hee dengan penuh semangat kalau Soo Ho akan datang juga. Ryang Ha tak peduli temanya itu datang atau tidak, karena ada yang menarik didepanya. Dal Nim bertanya kenapa Ryang Ha ikut datang Workshop.
Aku? Sebagai pemegang saham mayoritas! Tentu saja aku harus ke sini untuk membangkitkan moral kalian! Kalian lama sampai, aku hampir jadi beruang.” Ucap Ryang Ha, Seung Hyun menyuruh mereka tak perlu memperdulikan mereka.
Sebuah mobil sedang datang, Sul Hee tak percaya Gary yang datang. Ryang Ha ingin menyambut Petenis terkenal,  Seung Hyun mendorongnya dan berlari kearah Gun Wook, bertanya kenapa harus datang padahal besok mau tampil di TV. Sul Hee juga ikut berlari mendorong Ryang Ha, mengeluh kenapa harus datang karena sebelumnya ingin istirahat. Ryang Ha pikir dua wanita itu sedang main rugby karena terus saja mendorong.

“Lalu kau sendiri, Amy? Bukannya kau tak suka pedesaan? Jadi ini yang kau maksud hal 'penting' itu?” ucap Gun Wook menyindirnya.
Tentu saja!.. Bisa bersama dengan orang yang membuat game untuk atletku, memangnya ada yang lebih penting dari itu?” kata Sul Hee menyembunyikan tujuan agar bisa lebih dekat dengan Soo Ho.
Semua pun berjalan masuk, Ryang Ha mengoda Dal Nim kalau Soo Ho datang, Dal Nim memukulnya karena selalu mengodanya. Mobil Soo Ho masuk parkiran, Ryang Ha menjerit tak percaya ternyata temanya memang benar-benar datang, Dal Nim langsung mendorong Ryang Ha untuk menyambutnya. Bo Nui turun dari mobil memanggil temanya. Dal Nim kaget melihat Bo Nui ikut juga dan datang bersama. Soo Ho mengatakan alasan karena semua timnya menyuruh seluruh tim Zeze untuk ikut.
Dal Nim mengaku sangat bahagia dan segara akan menyusun kamar. Ryang Ha pun dengan bahagia mengajak temanya untuk segera bersenang-senang bersama, lalu berlari sambil saling mendorong dengan Dal Nim. Bo Nui tersenyum melihatnya, lalu keduanya melihat Gun Wook dan Sul Hee berdiri tak jauh darinya. Sul Hee mengangkat tanganya, melambaikan tangan seperti kontes putri. Bo Nui pun membungkuk menyapanya, Gun Wook terlihat sinis melihat Bo Nui datang dengan Soo Ho begitu juga sebaliknya. 


Bo Nui dengan mengomel bertanya alasan Gun Wook ikut workshop, Gun Wookk pikir tak ada salahnya karena IF kan game tentang dirinya. Bo Nui menegaskan Gun Wook tak boleh, karena besok mau tampi di TV,
Kalau terjadi sesuatu padamu selama perjalanan bagaimana? Kau kan tak tahu jalan disini seperti apa.” Ucap Bo Nui khawatir
Sekali lagi aku minta tolong padamu, Kau  tak pernah bawa sial padaku! Sejak tiba di Korea, banyak celana dalam merah dan burung hantu, Nuna... Nuna adalah jimatku.... Jadi aku mohon ikutlah denganku.” Kata Gun Wook memohon
Bo Nui meminta maaf tak bisa, Gun Wook tak percaya Bo Nui bisa menolaknya, lalu pergi dengan tatapan marah. Bo Nui pun mengikuti Gun Wook, tapi akhirnya membiarkanya. Dari balik pohon Soo Ho melihat keduanya. 

Semua sudah siap dengan MPV, Soo Ho asik dengan kamera merekam semua anak-anak buahnya, menyorong Ryang Ha yang sedang bercanda. Dibagian belakang terlihat Bo Nui yang bersama Dal Nim sedang mencoba memakai helm. Tanpa sadar Soo Ho berdiri dengan sengaja terus merekam Bo Nui dengan senyuman.
Gun Wook melihat motor MPVnya, Sul Hee panik kalau Gun Wook ikut naik juga karena takut terluka. Bo Nui mendengarnya dan menatap dengan penuh kekhawatiran, Gun Wook tetap ingin memcoba karena tak mau hanya datang minum saja. Soo Ho melihat dari kameranya, pandangan Bo Nui tertuju pada Gun Wook, wajahnya terlihat kecewa dan akhirnya hanya bisa menendang kursi melampiaskan amarahnya.

Semua sudah mulai siap dengan MPV, Soo Ho terlihat malas. Bo Nui berteriak meminta untuk menunggu, menaburkan garam dan juga kacang merah. Soo Ho terlihat menghela nafas, akhirnya membiarkan Bo Nui menamburkan pada MPVnya. Sul Hee memperingatkan Gun Wook tak boleh terlukan karena besok harus tampil di TV.
Gun Wook melihat Soo Ho yang ada disampingnya, lalu mengajak taruhan, siapa yang  pertama sampai finish maka permintaannya dikabulkan. Soo Ho heran apa yang dinginkan dari Gun Wook, tapi Gun Wook tetap saja mengajak Soo Ho taruhan. Semua pun sudah siap dengan motornya. Bo Nui lebih dulu mengendarai mobilnya, lalu Gun Wook lebih dulu, Soo Ho terlihat agar kesusahan mengendarai motornya. 
Soo Ho terlihat sangat serius untuk membalap Gun Wook didepanya, di motor Gun Wook terpasang camera, Sul Hee memantau dari ponselnya keadaan atletnya. Ji Hoon datang pertama kali lalu disusul yang lainnya, Sul Hee bertanya keberadaan Gary. Bo Nui datang dengan senyuman bahagia dan terlihat dibelakang membonceng Soo Ho dengan memegang pundaknya, Sul Hee terdiam melihatnya, Soo Ho tersenyum bisa duduk dibelakang Bo Nui lalu tersadar sudah sampai dan langsung buru-buru turun.
“Coba kau Tunjukkan SIM-mu. Kau Belajar nyetir di mana?” keluh Soo Ho
“Lalu kauusendiri? Memangnya kau bisa? Motor masuk di parit dan begitu bangga.” Ejek Bo Nui tak mau kalah
Mesinnya tak mau mendengarkan aku! Sudah kubilang rodanya tak mau berputar!” kata Soo Ho membela diri
Mesin juga punya jiwa. Sampai patah begitu pasti malas dengar omelan mu” balas Bo Nui, Soo Ho tak percaya Bo Nui baru saja mengkritiknya,

Bo Nui membenarkan dengan mengejek Memori, imajinasi rasa pengertian sempurna, lalu mengangkat dua jempolnya dan berlari pergi. Soo Ho tersenyum karena Bo Nu memujinya. Sul Hee hanya bisa menatap dari kejauhan tingkah Soo Ho.
Gun Wook akhirnya datang, Sul Hee mengomel kalau Gun Wook itu urutan paling belakang. Gun Wook panik bertanya keberadan Bo Nui karena dari tadi mencarinya, Sul Hee menunjuk ke arah depan, Gun Wook menghela nafas melihat Bo Nui sudah bersama dengan Soo Hoo. Dengan senyuman mengejeknya Soo Ho bisa mengalahkan Gun Wook. 

Ryang Ha memanggang daging mengeluh kalau Berkhayal, seolah tak ada hal lain yang dikerjakan. Dal Nim datang ingin mengambil daging yang matang, Ryang Ha menahan agar Dal Nim  berhenti makan agar bisa membantunya, Dal Nim menarik tanganya tak ingin Ryang Ha menyentuhnya.
Pegawai pria berkumpul seperti sebuah merencankan sesuatu, Hyun Bin seperti khawatir kalau akan terluka. Bo Nui melirik pada Gun Wook yang terlihat cemberut. Dae Kwon melihat Soo Ho yang datang, Sul Hee memanggilnya dan menarik kursi agar duduk disampingnya. Soo Ho memilih untuk duduk disamping Dal Nim tak memperdulikanya. Sul Hee cemberut, Soo Ho menyuruh mereka menuangkan Soju tapi tak akan meminumnya, Dae Kwon pun meminta agar menuangkan cola.
Berhubung Presdir di sini, saatnya permainan kejujuran!” kata Ji Hoon, Dae Kwon pun dengan penuh semangat memutar botol, dengan sengaja mengarahkan botol pada Bo Nui. Sul Hee melirik curiga karena seperti semua sudah direncanakanya.
Kalau tak kau jawab dalam 3 detik, maka kau harus mencampur minumnya!” ucap Ji Hoon, Bo Nui setuju
Zeze Factory tak hebat!” kata Dae Kwon, Bo Nui mengelengkan kepala tak setuju. Soo Ho tersenyum mendengar jawabanya.

“Presdir Je punya kebiasaan buruk!” ucap Seung Hyun, Bo Nui membenarkan, semua tertawa, Soo Ho hanya bisa menghela nafas. Gun Wook hanya tertunduk seperti merasaka kecewa yang mendalam.
Belakangan ini kau senang!” kata Dal Nim, Bo Nui membenarkan. Semua bersorak. Yoon Byun yakin Bo Nui sedang kencan dengan seseorang. Bo Nui menyangkalnya.
“Sepertinya kau sedang menyukai seseorang” kata Sul Hee, semua pikir benar juga. Bo Nui melirik pada Soo Ho yang sedang minum, lalu mengatakan tidak karena tak punya kesempatan untuk itu.
Soo Ho langsung menghabiskan minumnya dengan cepat, Ryang Hae memanggil Soo Ho karena tak ingin memanggang daging sendirian. Dae Kwon masih kurang puas,  bertanya apakah Bo Nui itu berkencan diam-diam., dengan Presdir Je, semua menunggu jawabanya. Bo Nui langsung menolak menuruhnya itu tak mungkin. Seung Hyun langsung meminta uang taruhan.
Dal Nim menjerit melihat mereka kembali taruhan, Dae Kwon mengeluh Seung Hyun terus saja menang. Gun Wook terlihat bisa tenang karena Bo Nui tak berkencan dengan Soo Ho. 


Soo Ho berjalan sendirian ditaman, Sul Hee tiba-tiba berjalan dibelakangnya bertanya mau kemana. Soo Ho mengatakan hanya jalan-jalan. Sul Hee menanyakan apakah Soo Ho baik-baik saja karena Di Amerika, berjalan di tepian sungai saja sulit. Soo Ho mengatakan itu sudah sangat lama.
Wow, Soo Ho sudah besar rupanya dan Sudah dewasa!” komentar Sul Hee yang berjalan di tepi danau.
Aku bukan anak kecil seperti dalam ingatanmu.” Kata Soo Ho
Kenapa tak kencan? Ryang Ha bilang, Dia mengajarimu semuanya kecuali soal wanita. Menurutmu aku bagaimana, Dulu aku jahat, kan?” ucap Sul Hee tiba-tiba menghadang jalan Soo Ho, Soo Ho pun menatap dalam Sul Hee si cinta pertamanya. 

Gun Wook berbicara di telp dengan ibunya kalau Bukan masalah besar dan sudah memastikan pertanyaan juga. Terdengar ibunya tahu kalau Gun Woo yang mencoba mencari ayahnya, Gun Wook pikir memangnya kenapa, apakah tidak boleh. Bo Nui melihat Gun Wook sedang bicara di telp
Tentu saja tak boleh! Cari saja orang itu, kalau kau ingin menghancurkan reputasi dan semua yang sudah kaulakukan.  Dalam sekejap saja! Jadi Tidak boleh! Jangan pernah!” teriak ibunya.
Tak akan ada yang hancur. Aku mohon ibu.” Ucap Gun Wook
Aku akan mulai dengan Amy dan Putuskan kontrak dengan IM” tegas Ibunya mengancam, Gun Wook tertunduk sedih.
Bo Nui mendekati Gun Wook duduk di ayunan, lalu bertanya pasti ibunya itu sangat marah sekali. Gun Wook memberitahu kalau kali ini siaran pertamanya jadi ibunya pasti sangat khawatir. Bo Nui bertanya besok Jam berapa harus datang, Gun Wook tak percaya mendengarnya. Bo Nui tahu Gun Wook akan pulang sekarang tapi besok berjanji akan datang menemaninya.
Gun Wook pikir sekarang saja pergi bersama, Bo Nui menolak  karena harus bermalam di sini, menurutnya pergi sama-sama mungkin terjadi sesuatu jadi lebih suka berangkat sendiri-sendiri. Gun Wook mengucapkan terimakasih, lalu mengaku sudah bisa bernafas lagi sekarang. 

Soo Ho dan Sul Hee kembali berjalan, tiba-tiba Sul Hee menjerit ketakutan karena ada serangga yang berterbangan, lalu berlindung pada Soo Ho karena serangga itu terus mengikutinya. Soo Ho pun mengusirnya memberitahu kalau sudah pergi, Sul Hee memegang baju Soo Ho bisa bernafas lega karena sangat takut dengan Serangga, jadi sangat membenci pedesaan. Soo Ho heran jadi untuk apa ikut workhop.
Tiba-tiba melihat ada kupu-kupu yang hingga dikepala Sul Hee, lalu menyuruhnya diam. Sul Hee panik sambil menjerit.

Bo Nui dan Gun Wook baru saja berjalan ke taman melihat Sul Hee seperti memeluk Soo Ho. Gun Wook melihat tatapan mata Bo Nui yang sedih melihat kedekatan Sul Hee dan Soo Ho. Sul Hee menatap Soo Ho bertanya apakah serangganya sudah pergi. Soo Ho mengatakan sekarang sudah pergi, lalu pura-pura melotot kaget. Sul Hee menjerit ketakutan, Soo Ho tertawa bisa mengoda Sul Hee. Bo Nui tak bisa melihatnya berpikir harus segera masuk, dan berpesan agar hati-hati dijalan dan menelpnya nanti. 


Gun Wook menyetir mobil bertanya apa yang dikatakan kantor pusat tentangnya, Sul Hee sibuk dengan ponselnya menyuruh tak perlu khawatir karena akan membuat siaran, apapun resikonya. Gun Wook ingin membahas tentang Soo Ho, tiba-tiba Sul Hee berteriak akan membunuhnya. Gun Wook binggung.
“Ini Maksudku..... James terus merecokiku, menyebalkan sekali.” Keluh Sul Hee, Gun Wook hanya tersenyum lalu berkonsentrasi menyetir. 

Dae Kwon dkk seperti sedang membahas tentang seseorang kalau kurus jadi mereka bisa membawanya. Bo Nui kembali, langsung panik melihat Bo Nui yang sudah mabuk berbaring di rumput, akhirnya membangunkan dan membawa ke dalam kamar. Soo Ho kembali, Dae Kwon dkk pun langsung berdiri mengatakan misi dilancarkan.
Bo Nui membaringkan Dal Nim di kamarnya, tanpa disadari tidur disebelah Ryang Ha. Ia berbicara pada temanya, menanyakan apa yang harus dilakukan karena persaanya itu aneh. Seung Hyun datang memangil Bo Nui memberitahu ada sesuatu yang lucu.
Diluar terlihat Dae Kwon dkk mengajak Soo Ho untuk minum bersama, lalu tiba-tiba langsung mengotongnya pergi. Seung Hyun dari kamar merasa para pria itu hanya hidup sampai hari ini saja, karena ingin mencemburkan Soo Ho ke dalam kolam renang. Bo Nui kaget, Seung Hyun pikir Di saat seperti ini, harusnya gila-gilaan karena mereka sudah lama menantikan ini. Bo Nui panik langsung berlari keluar, Seung Hyun berteriak berpikir Bo Nui mau ikut dilempar ke kolam renang. 

Bo Nui berlari mengingat ucapan Soo Ho “Aku hampir mati terjatuh ke laut.” Dan berharap tim laki-laki tak melakukannya. Semua sudah membawa Soo Ho ke pinggir kolam renang, Soo Ho tak bisa melawan karena dipegang oleh tiga orang, meminta agar tak melakukannya, tapi akhirnya semua langsung melempar ke kolam renang. Bo Nui baru sampai melihat Soo Ho panik saat ada didalam kolam renang.
Soo Ho berusaha sampai ke tepian, Bo Nui mengomel karena bercandaan mereka itu berbahaya membantu Soo Ho untuk keluar dari kolam renang. Soo Ho terbatuk-batuk keluar kolam renang. Dae Kwon mengatakan hanya ingin mengerjai Soo Ho saja.
Malam-malam begini, kalian mau membunuhnya dengan melempar orang ke kolam?!!!” teriak Bo Nui melotot marah,
Kolamnya dangkal bahkan hanya sepinggang!” ucap Ji Hoon, Bo Nui melihat keadaan Soo Ho dengan panik, Soo Ho melepaskan tangan Bo Nui menyuruh untuk tak berlebihan lalu berjalan pergi. Bo Nui pun mengikutinya,
Dae Kwon binggung dengan bercandaan mereka, Bo Nui sampai marah seperti itu. Ji Hoon pikir setiap workshop pasti bercanda begini dan melihat Soo Ho baik-baik saja, Dae Kwon pikir kalau datang ke villa sudah pasti harus siap basah-basahan di kolam, Hyun Bin merasa menyesal karena tak setuju melakukannya. Dae Kwon mengeluh seharusnya tak perlu berkata seperti itu sekarang mereka ada di pihak yang sama. 

Soo Ho akhirnya berjongkok ditaman seperti mencoba untuk menenangkan diri dengan nafas terengah-engah, dan duduk di rumput sambil terbatuk-batuk. Bo Nui berjongkok mendekatinya, Soo Ho menyuruh Bo Nui pergi karena hanya ingin tidur.
Jangan kembali ke sana, Aku tak ingin stafku tahu.” Ucap Soo Ho, Bo Nui mengajak Soo Ho untuk ke rumah sakit. Soo Ho berteriak kalau ia mengatakan baik-baik saja.
“Kau ini kenapa? Kalau sakit harusnya bilang sakit! Kenapa menyembunyikannya? Kenapa pura-pura? Kenapa kau menanggungnya sendirian?” teriak Bo Nui marah, Soo Ho menatap Bo Nui binggung yang tiba-tiba marah.
“Presdir, Kau menawariku payung, bersedia jadi jimatku dan memelukku, Biarkan aku melakukan hal yang sama untukmu”kata Bo Nui tulus, Soo Ho tetap menatap Bo Nui. 

Bo Nui masuk mobil dengan membawa dua minuman, menyuruh untuk memilih. Soo Ho memilih untuk minum air putih, Bo Nui pun membantu membuka tutup mobilnya. Soo Ho meminum air putih terlihat sudah mulai tenang dengan selimut menutup bajunya yang basah. Bo Nui memperbaiki letak kaca spion, Soo Ho melirik ingin memastika SIM milik bawahanya.
Bisa-bisanya di saat seperti ini kau bilang begitu?” ucap Bo Nui heran
“Biar Kuperjelas, Aku mengalami trauma. Dan itu bukan karenamu.” Tegas Soo Ho
“Dengan Ayahmu… Apa kau masih dendam?” kata Bo Nui, Soo Ho dan Bo Nui saling melirik. Soo Ho pun mengerti pasti ibunya yang menceritakan semuanya.
Aku tak tahu apa-apa, malah menyuruhmu jadi anak yang baik... Bahkan mencampuri urusanmu, aku minta maaf...” ucap Bo Nui merasa menyesal
10 tahun..... Aku sekolah ke luar negeri saat umur 11 tahun, 10 tahun aku tinggal bersamanya. Tanpa kejadian itupun, aku tetap tak sering menghabiskan waktu bersamanya.” Cerita Soo Ho

“Kau keluar negeri sendirian Di usia 11 tahun? Masih muda sekali!” ucap Bo Nui tak percaya
Di sana-sini tak ada bedanya, Dunia ini penuh orang yang tak mengerti aku. Di manapun, aku seperti monyet. Terlihat Menarik dan aneh, dianggap lucu untuk dilihat. Itu belum seberapa. Aku benci berhadapan dengan orang yang tersenyum di hadapanku, Lalu berkata jelek di belakangku.” Cerita Soo Ho, Bo Nui menatap Soo Ho dengan kesedihan.
“Kau pasti sangat kesepian. Seperti anak kecil terkurung sendiri di gua yang gelap, kau pasti merasa ketakutan.” Ucap Bo Nui
Soo Ho menatapnya mengatakan kalau ia baik-baik saja, jadi kenapa harus bilang terkurung di gua yang gelap segala. Bo Nui pikir Soo Ho itu terlahir sebagai anak yang beruntung, sebagai pria yang cerdas, punya kemampuan, mempesona bahkan orang tuanya masih sehat, makanya ia mengira Soo  Ho sangat berbeda darinya. Soo Ho tersenyum karena itu hanya dugaan saja, lalu kembali merasakan mual dan buru-buru keluar dari mobil. 


Bo Nui panik langsung keluar menepuk punggungnya, Soo Ho mengatakan kalau ia baik-baik saja. Bo Nui mengingatkan kalau pernah muntah di depannya jadi sekarang belum seberapa. Soo Ho hanya bisa tersenyum mengingatnya, Bo Nui bahagia karena melihat Soo Ho tersenyum berarti sudah meras baikan.
Soo Ho duduk di pinggir jalan mengeluh seharusnya Bo Nui tak melihat dalam keadaanya sekarang. Bo Nui pikir semua orang hidup sama, jadi mereka juga sama saja. Soo Ho kembali tersenyum mendengarnya lalu kembali merasakan mual. 

Terlihat pesan masuk dari [Puku] di ponsel Bo Nui, diatas meja sudah ada bungkus obat dan Soo Ho terbaring disofa. Bo Nui datang membawa handuk  dan mengelap wajah Soo Ho yang mengeluarkan banyak keringat. Setelah itu mengambilkan spidol menuliskan tulisan china ditangan Soo Ho.
Hatiku sakit sekali tapi tak tahu yang sebelah mana, makanya tak bisa kutulis. Kau sudah melakukan banyak hal untukku. Tapi, hanya ini yang bisa kulakukan untuk mu” ucap Bo Nui sambil menuliskan ditangan Soo Ho, lalu menatap atasanya yang tertidur lelap.
“Kau Ingat pertanyaan mu tadi? Presdir, aku tak membencimu Orang sebaikmu mana mungkin kubenci? Tak peduli orang mau bilang apa, bagiku... Kau orang yang perhatian dan baik hati. Alangkah bagusnya kalau aku bisa bersikap begitu pada mu....  Tapi aku tak bisa... dan tak seharusnya. Jadi... jangan sakit.” Ucap Bo Nui mengakui semuanya dengan menatap Soo Ho yang tertidur.

Ketika akan pergi tanganya tiba-tiba di pegang, Soo Ho sudah memegang tanganya dengan mata tertutup meminta Bo Nui jangan pergi dan tetap ada disisinya. Bo Nui membalikan badanya melihat Soo Ho membuka matanya dengan memegang tanganya. 



[Apa kau percaya takdir?]
MPV Soo Ho terperosok, walaupun sudah berusaha menariknya tak bisa bergerak. Soo Hoo berteriak apakah ada Orang dari Zeze Factory, lalu akhirnya mendongkan kepalanya ke atas.
Kalau yang namanya takdir memang ada... ayo selamatkan aku.” Ucap Soo Ho lalu tertawa sendiri kalau kata kata itu dari Shim Bo Nui menurutnya itu seperti virus.

Tiba-tiba terdengar suara MPV mendekat, Soo Ho melotot melihat yang datang. Bo Nui datang dengan wajah panik menanyakan keadaanya. Soo Ho tetap saja melotot tak percaya ternyata Bo Nui yang datang menyelamatkanya. 
bersambung ke  episode 10 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar:

  1. Ryu Joon Yul bikin gemas bgt deh tingkahnya tambah hari tambah bikin keliatan manis apa lagi klw lagi liat bibirnya yang seksi ih tambah gemas mba dee makasih banyak sinopsisnya ya mba fighting

    BalasHapus
  2. Mba Siti Fatimah.. sama.. hihihi gara2 Reply 1988 jadi jatuh cinta sama Ryu Joon Yul.. jadi pengen nonton drakor ini..

    BalasHapus
  3. Hahaa... pesona RJY sedang mewabah, kemanakah perginya PDK kuuh mba dee, AOHY nya tetap di tunggu

    BalasHapus