PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 10 Juni 2016

Sinopsis Lucky Romance Episode 5 Part 2

Gun Wook dengan penuh kehati-hatian menyetrika celana dalamnya, senyumannya terlihat ketika melihat ponselnya yang berdering. Bo Nui menelpnya bertanya apakah sedang sibuk. Gun Wook mengaku sedang sangat sibuk, Bo Nui pikir lebih baik menelpnya nanti saja.
Aku sedang menyetrika celanadalam merah berhargaku. Sebuah jimat untuk kemenangan.” Kata Gun Wook bangga
Itu hal sangat penting” balas Bo Nui
Ada apa? Apa Kau dipecat?” tanya Gun Wook panik,
Tidak... Emmm... Bisa bertemu pulang kerja nanti?” tanya Bo Nui 

Sul Hee dengan wajah sumringah berjalan masuk ke lorong sementara Ryang Ha membawa kotak sendirian. Sul Hee melihat pintu masuk Zeze bertanya bagaimana caranya masuk, Ryang Ha tak percaya karena sebelumnya Sul Hee mau ke lantai 4 tapi ternyata ke lantai 8. Sul Hee memberitahu kalau ia harus memberikan kue besar.
Ryang Ha menyuruh Sul Hee minggir karena masuk ruangan harus mengunakan sensor mata. Sul Hee terpana ternyata ada teknologi seperti itu di gedung ini. Ryang Ha memberitahu kalau ia pemegang saham, tapi Sul Hee seolah tak peduli langsung masuk ke dalam ruangan.
Semua orang panik melihat kedatangan Sul Hee, bertanya apakah mendapatkan izin, Si pria tambun melihat kartu nama bertuliskan IM Sport di lantai empat setelah melihat kartu namanya. Sul Hee memperkenalkan dirinya dari IM Sport dan  baru saja pindah ke lantai 4.

Ryang Ha melotot kaget karena wanita yang dibantunya itu Sul Hee, Dal Nim dan Dae Kwon panik melihat Sul Hee yang sempat bersitegang dengan Soo Ho diruang rapat, bertanya-tanya bagaimana wanita itu bisa masuk keruangan mereka. Soo Ho keluar dari ruanganya.
Dal Nim panik bertanya bagaimana Ryang Ha bisa membawa wanita itu masuk. Ryang Ha mengaku juga merasa heran. Sul Hee menatap Soo Ho memberitahu  kebiasaan Di Korea kalau pindahan harus memberi kue beras jadi ia ingin bertemu pegawainya Presdir Je.
Soo Ho melirik sinis pada temanya, Ryang Ha memberi kode kalau ia tak tahu sama sekali. Sul Hee pikir mereka akan sering bertemu mulai sekarang jadi mohon kerja samanya. Soo Ho pun mempersilahkan Sul Hee untuk masuk ruangan dengan tatapan dingin. 


Dal Nim mendorong Ryang Ha dengan kesal mengumpat pembohong besar, Ryang Ha tak terima dianggap pembohong, Dal Nim ingat pengakuan Ryang ha yang tahu semuanya tentang wanita penakluk itu. Ryang Ha mengaku hanya pura-pura tidak tahu.
“Aku ini temannya Soo Ho. Mana bisa aku cerita kehidupan pribadi Soo Ho pada pegawainya?” ucap Ryang Ha membela diri
Jangan bohong, aku melihat wajahmu tadi.” Kata Dal Nim memperagakan mimik wajah Ryang Ha yang tak tahu menahu, Ryang Ha menyangkal tak memperlihatkan wajah itu.
Soal ini..ternyata Dia lebih cantik dibandingkan fotonya. Tapi Kenapa kau marah padaku? Kemarin juga, kau lari sampai kehabisan nafas.” Kata Ryang Ha heran
“Karena Ini tugasku sebagai sekretaris. Aku harus mencatat hal sekecil apapun... di saat genting seperti ini.” ucap Dal Nim sedikit panik
Aku akan mendukung semua jenis cinta kecuali yang dua ini, yaitu Perselingkuhan dan kesetiaan. Jangan terlalu setia. Bekerja sesuai bayaranmu saja. Cobalah cari hobi dan pacar. Kapan behel itu di lepas?” ucap Ryang Ha mengejek dengan mendekati Dal Nim.
Dal Nim menjawab tak akan pernah dilepas dengan sengaja memperlihatkan giginya, Ryang Ha menjerit kalau itu sangat menyeramkan dan akan kebawa mimpi olehnya lalu memilih untuk pergi. Dal Nim mengumpat kesal dengan tingkah Ryang Ha yang berbohong padanya. 

Soo Ho duduk dimeja kerjanya, Sul Hee masuk terpana dengan Ruangan Soo Ho yang menurutnya keren dengan teknologi mutakhir, lalu melihat ada deretan buku di rak, seperti sudah bisa mengerti Soo Ho yang Hanya tertarik pada buku.
Apa yang kau lakukan sekarang?” ucap Soo Ho tanpa menolehkan wajahnya dari layar komputernya.
Ah, aku juga mau itu, Membuka pintu pakai sensor mata.” Kata Sul Hee penuh semangat mendekati meja Soo Ho
“Apa Gary Choi sudah setuju?” tanya Soo Ho tak ingin bertele-tele
Sebentar lagi. Kau tahu sendiri banyak yang memperebutkan dia, kan? Tapi Kau akan ku utamakan.” Kata Sul Hee
Kenapa pindah ke gedung ini?” tanya Soo Ho
Aku butuh tempat kerja, lalu Harga sewanya masuk akal jadi cocok ‘kan.  Kenapa? Jangan bilang... kau berpikir aku kesini karena dirimu?” kata Sul Hee mengoda Soo Ho yang mulai menatapnya.

Soo Ho ingin mengangap  IM Sports mau bekerja dengannya tapi mereka belum dengar kabar dari Sul Hee jadi mereka mencari kontak Gary Choi dari orang lain. Sul Hee binggung menurutnya itu tak mungkin  karena ia kepala tim manajemennya. Soo Ho ingat perkataan Sul Hee bahwa yang terpenting adalah pendapat Gary. Sul Hee menegaskan Semua kontrak Gary terserah padanya, jadi meminta agar menunjukan sikap sopanya.
Lalu kami harus bagaimana? Kami harus menghubungi dia langsung karena kau tak menjawab.” Ucap Soo Ho kembali menatap layar komputernya
Soo Ho.... Percayalah padaku. Kita bisa bertemu melalui Gary seperti ini, bukanlah sebuah kebetulan.” Kata Sul Hee, Soo Ho seolah tak peduli memilih untuk berdiri dan berjalan ke arah rak bukunya
Sul Hee dengan nada merengek mengajak Soo Ho untuk berbicara. Soo Ho tahu Sul Hee pasti sangat sibuk menyuruhnya pergi saja. Sul Hee meminta Soo Ho berjanji padanya apabila Gary Choi bersedia maka ia ingin dibuatkan akses masuk ke kantornya. Soo Ho menegaskan hanya ingin Gary Choi lebih dulu. Sul Hee mengerti lalu dengan suara mengoda memanggi Soo Ho dengan sebutan Presdir. 


Soo Ho mengeluh Sul Hee itu selalu saja seenaknya sendiri, lalu membuka bukunya dan melihat ada selembar kertas jimat didalamnya, dengan wajah kesal sudah tahu pasti itu kerjaan ibunya dan langsung membuangnya ke tempat sampah.
Bo Nui baru saja akan masuk ruangan, Seung Hyun menelp mengajak untuk makan siang di lantai satu. Ia langsung berbalik dan tak sempat berpapasan dengan Sul Hee yang baru keluar dari ruangan. Sul Hee menyebut nama Soo Ho yang sekarang dirinya berada dibawah juniornya lalu menuruni tangga.
Gun Wook menutupi wajahnya dengan topi dan masker didepan toko percetakan, ponselnya berdering dengan nama Amy, Gun Wook dengan sengaja merejectnya. orang suruhan keluar dari toko memberikan selembar kertas pada Gun Wook, memberitahu kalau ia sudah merahasiakan nama dan nomor telponnya, serta meletakan gambar burung hantu sesuai keinginannya. Gun Wook mengaku sangat menyukainya dan mengucapkan terimakasih. 

Bo Nui melihat kertas pencarian orang untuk ayah Gun Wook lengkap dengan fotonya, menurutnya karena ini foto terbaru jad Pasti banyak yang akan mengenalinya. Gun Wook juga merasa sudah lebih baik dan itu berkata Bo Nui, lalu menyuapi toppoki.
Bo Nui menolak karena bisa makan sendiri, Gun Wook merengek meminta Bo Nui membuka mulutnya. Bo Nui pun menerima suapan dari Gun Wook. Bo Nui tersenyum melihat Gun Wook yang menaruh gambar boneka hantu pada selembarannya.
Aku harus buru-buru karena waktuku tak banyak tapi aku yakin pasti ketemu.Aku punya firasat dengan hal itu.” Kata Gun Wook merasa yakin
Setelah liburanmu selesai, apa kau kembali ke Kanada?” tanya Bo Nui, Gun Wook mengodanya berpikir Bo Nui itu sedih dengan kepergianya.
“Gun Wook, Kau ada tawaran jadi model game, kan?” kata Bo Nui mulai membahasnya, Gun Wook heran Bo Nui bisa tahu dan menduga kalau sekarang Bo Nui mulai tertarik dengan kegiatanya.

Memang ada tawaran, tapi kutolak. Aku terlalu bagus untuk itu” ucap Gun Wook
“Apa Tak ingin kau terima? Aku kerja di Zeze Factory.”akui Bo Nui
Gun Wook mengerti dengan nada kesal kalau Atasan Harimau Bo Nui itu yang menawarinya jadi model. Bo Nui heran Gun Wook terlihat marah, Gun Wook ingat mereka itu  pernah berkelahi jadi tentu saja sangat marah. Bo Nui menceritakan dirinya yang mendesain game itu tapi sempat ditelantarkan, tapi akhirnya game itu dibeli oleh Soo Ho
“Ini game bagus. Kau memberi kesempatan pada orang lain untuk menjadi dirimu dan menjalani hidupmu.” Kata Bo Nui menyakinkan
Maaf, aku tidak bisa... Cari orang lain saja, Di dunia ini banyak orang hebat. Buat apa merasakan hidupku?” kata Gun Wook, Bo Nui bertanya memang ada apa dengan kehidupan Gun Wook
Aku... Sudah 10 tahun... aku tidak mencari ayahku, jadi Itu bukan hal hebat.” Kata Gun Wook rendah diri
Tapi kau masih bisa bertemu dengannya, kan?” ucap Bo Nui, Gun Wook hanya bisa berharap bertemu ayahnya jadi karena itu waktunya tak banyak, jadi meminta maaf pada Bo Nui untuk menolaknya. Bo Nui mengangguk mengerti. 


Nyonya Yang menjerit melihat suaminya kembali mengaduk masakan di tungku, karena Baunya lengket di baju. Tuan Je mengumpat istrinya itu berisik. Nyonya Yang pun meminta suaminya jujur  apakah ia punya selingkuhan. Tuan Je heran kenapa istrinya berpikiran seperti itu.
Bubur yang kau buat ini... selalu hilang satu kotak, Apa kau pikir aku tak tahu? Aku dengar ikan karper bagus untuk wanita yang baru melahirkan.” Kata Nyonya Yang curiga.
Jangan bicara aneh-aneh.” Balas Tuan Je, Nyonya Yang mengeluh suaminya yang tak bisa diajak bercanda. Tuan Je bertanya mau kemana istrinya.
Kau pikir aku mau kemana? Tentu saja mengurusi anak kita.” Kata Nyonya Yang bangga
Sudah kubilang jangan kesana! Dia tak menganggap kita sebagai orang tua.” Teriak Tuan Je memperingati
Semua ini karena kau selalu mabuk. Tapi Aku selalu anggun, jadi dia memperlakukanku seperti ratu.” Balas Nyonya Yang lalu pergi. Tuan Je tak peduli, Nyonya Yang dengan wajah dongkol memilih untuk meninggalkan suaminya

Nyonya Yang duduk tak jauh dari pintu masuk memperhatikan petuga dari cerminya sambil berkata kalau dirinya itu cerdas dan bijak karena ia adalah ibu dari Je Soo Ho. Terlihat dikaca si petugas sedang pergi mengantar tamu, buru-buru Nyonya Yang mencari kesempatan tapi baru saja akan masuk alarmnya berbunyi, petugas lain datang dan ia pun langsung meninggalkan pintu masuk.
Masuk kantor anakku saja tak bisa.” Jerit Nyonya Yang kesal didepan pintu masuk,
Bo Nui keluar dari pintu mengenal ibu Soo Ho, Nyonya Yang pun ingat dengan Bo Nui yang mengerti jimat. Bo Nui pun menyapa Ibu Soo Ho. 

Keduanya duduk ditaman, Nyonya Yang memastikan Bo Nui menaruhnya di Tempatnya tersembunyi. Bo Nui membenarkan karena meletakkan pada buku dipojok. Nyonya Yang masih merasakan sesuatu yang aneh. Sementara Soo Ho dalam ruanganya membuang jimat ibunya kedala tong sampah.
Jimat itu akan mengusir rakun dan mendatangkan wanita. Seharusnya jimat itu juga membuat dia jadi baik padaku.” Jelas Nyonya Yang, Bo Nui binggung tentang rakun.
Akhir-akhir ini... ada rakun yang mendekati Soo Ho. Dia membuat Soo Ho kesusahan.” Cerita Nyonya Yang

Bo Nui teringat saat presentasi mengunakan kepala boneka Rakun, lalu sebelumnya menendangan selangkangan Soo Hoo agar bisa kabur dengan pakaian kelincinya.Ketika Soo Ho datang kerumah, di banting oleh Gun Wook karena berpikir orang jahat, setelah itu ia meminta Soo Ho harus tidur denganya.  
Karena rakun bodoh itu... Anakku jadi terluka dan terjatuh Dan mentalnya kelelahan. Apa ada seseorang yang membuatnya susah?” tanya Nyonya Yang penasaran,
Rakun itu, pasti diriku. Gumam Bo Nui menatap ibu Nyonya Yang
Entahlah. Aku hanya pegawai kontrak jadi Jarang berhubungan dengannya.” Kata Bo Nui 
Aku yakin pasti ada.” Ucap Nyonya Yang, Bo Nui pun memilih untuk pamit pergi karena ada pekerjan lainya.
Nyonya Yang menahannya untuk meminta nomor telp Bo Nui, Bo Nui memberitahu hanya pegawai kontrak dan 3 bulan lagi sudah tidak disini. Nyonya Yang pikir karena itulah, menurutnya saat datang ke kantor anaknya tak ingin hanya sendirian saja.
Nyonya Yang pun menyimpan nama Bo Nui sebagai wanita yang percaya dengan jimat dan ramalan. Seorang pria pengantar makanan memberhentikan motornya, Nyonya Yang akan pergi terkejut melihat sosok pria tua yang membuka helmnya.
Young Il turun dari motor mengeluarkan sekotak ayam dan membawa masuk ke dalam gedung. Nyonya Yang memalingkan wajahnya seolah-olah tak percaya dengan yang dilihatnya, lalu melihat stiker yang tertempel toko ayam goreng. Wajah Nyonya Yang sedikit sumringah melihat Young Il masuk gedung tak percaya itu adalah “oppa” yang pernah dikenalnya. 

Bo Nui makan burger sendirian dalam ruangan untuk makan sianganya dan sibuk dengan komputernya, berbicara sendiri kalau hanya butuh satu orang yaitu Satu harimau yang tepat. Ketika masuk ke forum terlihat tak bisa masuk kembali, 
Posting mu di hapus karena berisi hal tidak pantas.” Kata Bo Nui membaca tulisan dilayar.
“Apa??!! Postingan ku di hapus? Apa yang kutulis? Aku cuma tanya nomor ktp dan mengajak ketemuan.” Ucap Bo Nui kesal lalu melihat agendanya kalau Tidak ada waktu lagi, jadi mustahil kalau hanya tanya satu-satu.

Bo Nui langsung menutup burgernya ketika melihat Soo Ho keluar dari ruanganya, Soo Ho berjalan mendekati Bo Nui dengan wajah tegang Bo Nui bertanya apakah Soo Ho sudah makan. Soo Ho mengatakan ingin menanyakan sesuatu, lalu terdiam menatap Bo Nui.
Saat kau mengajakku tidur, apa beneran tidak ada perasaan apa-apa?” gumam Soo Ho
“Harimau didepanku ini, merepotkan sekali.” Keluh Bo Nui bergumam
Bo Nui mempersilahkan Soo Ho untuk bertanya, Soo Ho melirik burger yang dimakan Bo Nui lalu bertanya apakah isinya tuna, Bo Nui mengelengkan kepala kalau isinya ham dan keju lalu menawarkanya, Soo Ho menolaknya dan langsung pergi. Bo Nui hanya bisa menghela nafas panjang melihat tingkah Soo Ho. 

Dal Nim memberikan presentasi kalau akan lanjutkan setelah sesi tanya jawab, menurutnya kalau ada yang kurang, bisa mengatakanya. Soo Ho bertanya “kenapa Sim Bo Nui seperti itu?” dengan wajah ditelungkupkan ke meja.
“Apa Dia melakukan hal aneh pada Presdir?” tanya Dal Nim panik, Soo Ho tersadar kalau ia sudah kecepolsan.
“Ah..Tidak, itu sudah bagus. Kenapa filenya tidak segera dikirim?” kata Soo Ho lalu keluar ruangan, Dal Nim binggung padahal sebelumnya sudah mengatakan berkali-kali kalau sudah mengirimnya. 

Soo Ho kembali keruangan melihat sebungkus makanan diatas meja, dengan mendekatkan wajahnya di meja menatap makanan dengan note diatasnya, tulisan dari Bo Nui Ini karena kau tidak sarapan, jad makanlah” Soo Ho bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan wanita ini.
Ia berusaha untuk berkerja dengan membuka bukunya tapi sepertinya konsentrasinya buyar, tatapan tertuju pada makana yang diberikan Bo Nui, sambil memainkan pulpenya. Tak sengaja pulpenya terjatuh dan ketika membungkuk untuk mengambilnya melihat sesuatu di kolong mejanya. 

Bo Nui membeli makanan Tteokpokki, sundae, dan kimbab, serta twigim. Dal Nim menelp temanya dengan wajah panik bertanya apa yang sudah dilakukan Bo Nui pada Soo Ho.  Bo Nui pun bertanya balik kenapa dan apa yang dikatakan Soo Ho.
“Kali ini apa? Apa Kau melemparinya garam? Atau Daun bawang? Jangan-jangan, disemprot darah ayam?” ucap Dal Nim menjerit panik, Bo Nui hanya diam saja.
Soo Ho menemukan kertas jimat yang menempel pada mejanya, lalu berusaha untuk melepaskanya. 

Bo Nui melihat Gun Wook yang berlari cepat keluar dari rumah dan memanggilnya. Gun Wook langsung bertanya apakah Chun Nam itu jauh dari Seoul. Bo Nui binggung, Gun Wook memberitahu kalau ayahnya mungkin ada disana memberikan kertas alamatnya.
“Oh.... Cheo Nam! Tidak jauh, kabar bagus Gun Wook!” kata Bo Nui menyebut nama yang tepat.
“”Bagaimana kesananya? dengan pesawat,  apa aku harus ke bandara noona?” tanya Gun Wook panik
Naik kereta saja, ini tidak jauh.” Kata Bo Nui, Gun Wook mengangguk mengerti. Bo Nui pun menawarkan diri untuk menemaninya. 

Soo Ho memainkan pulpennya dengan menatap jimat bergambar kupu-kupu dan juga makanan dari Bo Nui. Ingatanya kembali saat berpikir melihat hantu dan ternyata Bo Nui pagi-pagi sekali sudah datang ke kantor dan berada diruanganya. Bo Nui beralasan karena hari pertamanya jadi ingin membersihkan ruangan dan tak tahu kalau itu kamar Soo Ho.
Yang keduanya ketika melihat  Bo Nui masuk ke kamarnya dan terkejut berada didepan rak bukunya, ia bertanya saat itu sedang apa. Bo Nui pun langsung cekukan.
Akhirnya ia kembali mengambil lembaran jimat yang sudah dibuangnya dan menjejerkan didepan meja kerjanya. Matanya terlihat seperti memikirkan sesuatu. 

Sebuah taksi membawa Bo Nui dan Gun Wook ke sebuah rumah yang terlihat sepi. Bo Nui ingin langsung masuk rumah tapi Gun Wook malah berhenti dan hanya menatapnya dari luar. Bo Nui menghampirinya bertanya apakah Gun Wook merasa gugup. Gun Wook memikirkan apa yang harus dikatakan ketika bertemu dengan ayahnya.
Apa dia mengenaliku?” tanya Gun Wook ragu,
Tentu saja, diakan ayah kandungmu.” Kata Bo Nui menyakinkan lalu mengajak Gun Wook masuk.
Sesampai di dalam rumah, Bo Nui bertanya apakah ada orang didalam. Tak ada yang menyahut. Bo Nui kembali bertanya dengan sedikit berteriak. Seorang pria tua datang bertanya siapa yang datang. Bo Nui langsung menyapanya menjelaskan yang ia dengar Choi Ho tinggal disini. Pria itu terlihat binggung.

Gun Wook pun memdekat memberitahu Choi Ho yang tinggal dirumah itu lalu memberikan foto ayahnya pada selebaran orang hilang. Tuan itu mengenal itu foto tuan  Choi. Bo Nui dan Gun Wook bisa sedikit tersenyum, Bo Nui lalu bertanya keberadan Tuan Choi sekarang, apakah ada didalam rumah. Gun Wook ingin bergegas masuk rumah. Tuan itu memberitahu Tuan Choi sudah tidak tinggal disini. Gun Wook terhenti dan terlihat kaget. Bo Nui bertanya kapan Tuan Choi pergi. 
Tuan itu pun mengajak Gun Wook dan Bo Nui masuk ke sebuah ruangan, mengingat-ngingat mungkin sekitar pertengahan januari Tuan Choi sudah pergi dari tempat tinggalnya itu. Gun Wook mulai masuk kamar yang dulu pernah di tinggali oleh ayahnya.
Dia sangat rajin dan tenang, sampai tidak tahu datang perginya. Tapi dia membersihkan semuanya. dan pergi tanpa pesan serta barang-barangnya ditinggalkanya.” Cerita Tuan

Gun Wook melihat sebuah tas ransel yang di tinggalkan oleh ayahnya, rasa sedihnya mulai terlihat. Bo Nui mengerti lalu memutuskan untuk keluar dulu dan membiarkan Gun Wook sendirian. 

Ponsel Bo Nui berbunyi, Tuan Won  menelpnya. Bo Nui berkata kalau  sekarang bukan saat yang tepat. Tuan Won langsung bertanya apakah Bo Nui memiliki uang. Bo Nui heran Tuan Won tiba-tiba menelpnya hanya menanyakan itu.
Aku kehabisan uang tunai Tapi ada barang yang ingin kubeli.” Jelas Tuan Won
Kenapa tiba-tiba? Apa itu barang curian?” kata Bo Nui curiga
Tentu saja bukan. Bo Nui, kau sudah gajian, kan? aku pinjam 1 jt won. Setelah membelinya, akan langsung kukembalikan malam ini.” kata Tuan Won menyakinkan
Sekarang sudah malam, aku tidak punya uang dan juga sibuk.” Tegas Bo Nui,
Tuan Won memohon agar Bo Nui tak menutup telpnya memberitahuZaman sekarang banyak orang tidak sehat, Bo Nui berpesan agar Tuan Won menjaga kesehatanya lalu menutup telpnya. Tuan Won pun merengek kalau memang mengkhawatirkan dengan kesehatannya maka pinjamkan uang padanya lalu berpikir akan menjual organ tubuhnya agar mendapatkan uang. 

Gun Wook menemukan sebuah buku agenda dalam tas ayahnya, lalu membukanya ada tulisan ayahnya yang terlihat rapih.
Flash Back
Tuan Choi menuliskan buku agenda dengan foto anaknya diatas meja.
11 mei 2002. Kami bicara lewat telp, katanya dia bolos latihan dan berbohong kalau perutnya sakit. Aku menjaga rahasia itu dari ibunya. Dia sudah besar sekarang.
Gun Wook membaca tulisan ayahnya berusaha menahan tangis harusnya.
Tuan Choi menonton pertandingan tenis dimalam hari sambil memakan mie ramen dan kamar yang sudah gelap dan menjerit bahagia.
Gun Wook memenangkan North America Open Jr. Tuan Park memberiku rekamannya, jadi aku bisa melihatnya. Walaupun pertandingannya sudah 5 bulan yang lalu.
Tuan Choi pergi ke warnet dengan mencatat rangking anaknya dari layar komputer.
Aku selalu melihat urutan ranking dunia tiap minggunya. Hingga nama "Choi Geon Wook" tertulis disana. Aku akan selalu mendukungnya.
Ponsel Tuan Choi berdering, ia mengambil pekerjaan sebagai sopir penganti. Beberapa hari kemudian, Tuan Choi melihat tiket pesawat dan paspornya lalu keluar dari rumah dengan wajah bahagia.

Aku menjual tempatku dan membeli tiket pesawat.
Gun Wook membaca tulisanya tak pernah merasa kalau ayahnya pergi ke Canada lalu mencoba lembaran lain dalam bukunya
Flash Back
Gun Wook naik ke podium nomor satu menerima piala sebagai The 15th North America Open Jr. Champion. Tuan Choi sudah membawa bunga dan bersembunyi di sebuah sudut. Gun Wook keluar dan berjalan dilorong, melambaikan tangan Tuan Choi yang melihatnya langsung tersenyum dan ikut melambaikan tanganya.
Tapi ketiga akan memberika bunganya, Gun Wook berlari melewatinya dan menghampiri ibunya yang sudah menunggu diluar. Tuan Choi melihat dari kejauhan ada pria lain yang terlihat memberikan siraman air sebagai hadiahnya. Anaknya terlihat sangat bahagia.
Dia terlihat bahagia. Itu sudah cukup.Tulis ayahnya pada buku agendanya.
Gun Wook menangis menyesal karena ayahnya seharusnya mengatakan akan datang menemuinya karena mereka pasti akan bertemu. Bo Nui masuk kamar melihat Gun Wook sedang menangis, memberikan pelukan agar Gun Wook tenang. Gun Wook terus menangis dipelukan Bo Nui. 


Soo Ho dengan wajah serius pergi ke toko buku dan mencari-cari di rak buku yang berjejer dan langsung mengambil banyak tumpukan buku berjudul “complete book of fortune telling”, “the meaning of furtune” seperti mencari semua buku yang berhubungan dari ramal meramal. 

Bo Nui dan Gun Wook kembali ke Seoul denga mengunakan bus, Gun Wook terus menatap keluar jendela dengan mendekap tas milik ayahnya. Bo Nui menyakinkan kalau sekarang Ayah Gun Wook pasti baik-baik saja di suatu tempat dan menyuruhnya untuk tidur saja nanti akan dibangunkan kalau sudah sampai.
Gun Wook tersenyum lalu membaringkan kepalanya di pundak Bo Nui, seperti seorang bayi. Bo Nui terlihat ikut khawatir, tiba-tiba bus berguncang dan barang Bo Nui jatuh. Bo Nui kaget melihat cermin yang retak, ketika ingin mengambilnya Gun Wook sudah tertidur pulas di pundaknya jadi tak bisa bergerak.  

Soo Ho pergi ke meja Bo Nui melihat semua patung-patung yang berjejer, dan memeganganya dengan pikiran seperti mengartikan semuanya. Lalu melihat ada buku yang terselip surat pengunduran dirinya. Dibaliknya tertulis “Harimau Zeze”
Di balikanya ada deretan nama dari bagian R&D dengan tanda silang, lalu dibaliknya juga diberi tanda silang, beberapa lembar juga mengunakan diberika tanda silang, Di lembaran akhir Soo Ho melihat.
Je Soo Ho, 86, tiger, gagal”  Mata Soo Ho melotot tajam,
Soo Ho mondar mandir dalam ruanganya, mengingat Ketika bertemu ditaman, Bo Nui memberikan sebuah jimat keberuntungan. Lalu menuliskan dalam pikiranya. Dia selalu menggunakan jimat.
Lalu ketika tanganya terluka, Soo Ho melihat sekeliling rumah Bo Nui yang ditempat jimat dan pernak pernik barang keagaaman serta burung hantu.  Percaya takhayul Jadi dia sangat percaya takhayul.

Ketika mengantarnya kerumah saat mabuk, Bo Nui merangkul dilehernya dan tak akan melepaskanya. Dia mencari... harimau”
Lalu terakhir kali Bo Nui memintanya agar bisa tidur denganya.  Dia tidak menyukaiku, tapi harus tidur denganku.
Soo Ho mulai membuat bagan dikepalanya Jimat -> Takhayul -> Macan -> Bercinta.Dan yang terakhir Bo Nui mengatakan harus Soo Ho yang tidur denganya, dalam pikiran Soo Ho itu sebuah PengorbananIa sudah ada didalam mobilnya dengan mengendarai mobilnya yang sangat kencang dan menyalip-nyalip. 


Bo Nui dan Gun Wook akhirnya sampai rumah. Gun Wook merasa tak enak hati karena sudah merepotkan Bo Nui. Bo Nui hanya tersenyum menyuruh Gun Wook untuk segera masuk saja.  Gun Wook akan masuk lalu berbalik dan memeluk Bo Nui mengucapkan terimakasih. Bo Nui tersenyum,menepuk punggung Gun Wook untuk segera masuk ke dalam rumahnya. 

Ponsel Bo Nui bergetar terlihat nama Soo Ho yang menelpnya, beberapa saat kemudian Bo Nui berlari ke taman dan melihat Soo Ho turun dari mobilnya dan langsung menghampirinya. Soo Ho langsung meminta Bo  Nui untuk Jawab pertanyaannya dengan jujur. Bo Nui terlihat binggung.
Berjanjilah! Akan mengatakan yang sebenarnya.” Teriak Soo Ho, Bo Nui pun berjanji.
Saat itu.. Kau bilang harus aku, kan? Hanya boleh aku. Apa Karena lahir di tahun harimau?” ucap Soo Ho, Bo Nui terdiam keduanya saling menatap, suasana terlihat sangat tegang.
Jadi... selama ini, bukannya mengorbankan wanita, malah mengorbankan hewan, kau mengorbankanku karena aku macan?” kata Soo Ho, Bo Nui menatap Soo Ho dengan mata berkaca-kaca meminta maaf karena tidak memberitahunya
Kalau aku memberitahumu, kau pasti akan menganggapku gila.” Ucap Bo Nui

Kau lebih menakutkan dari yang kukira. Memanfaatkan orang lain itu menyenangkan? Sejak kapan? Di kasino? Saat demo? Apa Saat perekrutan pegawai?! Ini bukan permainan dan lelucon, apa kau pikir aku orang baik? Apa alasannya kau melakukan hal gila seperti ini? Kenapa?” teriak Soo Ho benar-benar marah
Gun Wook tiba-tiba datang membela Bo Nui kalau Soo Ho sudah  keterlaluan. Bo Nui meminta Gun Wook tak melakukanya. Soo Ho tak peduli menurutnya ini bukan urusan Gun Wook jadi menyuruh pergi saja.
Lalu kenapa? kalian belum bercinta, dan kalian tidak pacaran. Kenapa kau marah? Jangan bilang... kau berpikir dia itu mencintaimu?” ucap Gun Wook lalu menarik tangan Bo Nui untuk pergi.
Bo Nui pun mengikuti Gun Wook tapi tatapan mengarah pada Gun Wook hanya diam menatapnya. 


Di sisi taman lainnya, Bo Nui menlepaskan tangan Gun Wook menyuruhnya untuk pergi lebih dulu saja. Gun Wook tak percaya Bo Nui menyuruhnya, Bo Nui merasa tidak bisa membiarkannya begini dan akan kembali untuk menjelaskannya Bahwa ini demi Bo Ra.
Lalu? Orang itu akan melakukan yang noona mau? Coba Lihatlah sikapnya itu! Apapun yang noona katakan, dia tidak akan didengar. Dengan kau Kembali kesana hanya akan memperkeruh masalah.” Kata Soo Ho ingin menariknya.
Aku kesana untuk mendengarkannya. Seperti apapun marahnya dan seberapapun marahnya. Asalkan dia bisa memaafkanku setelah melampiaskannya padaku. Tidak apa-apa, jika dia mengumpat "Gila", "Sinting", "Idiot", aku sudah sering mendengarnya.” Ucap Bo Nui menyuruh masuk saja karena pasti lelah dan tidak memikirkanya lagi lalu berlari meninggalkan Gun Wook 

Soo Ho sudah duduk didalam mobilnya, mengingat kembali ucapan Gun Wook Kalian belum bercinta, dan juga tidak pacaran. Kenapa kau marah? Jangan bilang... kau pikir dia mencintaimu?
Soo Ho hanya bisa tertunduk dengan ingin menyalakan mobilnya, ketika itu tatapan terlihat kaget. Bo Nui datang kembali berlari menemuinya. Soo Ho seperti tak percaya Bo Nui kembali menemuinya. 

[Prolog : Arti dari jimat.]
Soo Ho mengambil gambar jimat yang ditemukan pada buku dan juga dibawah mejanya, lalu mencarinya di internet. Kertas yang berbentuk panjang berartikan “Penangkal keburukan” lalu mencari dilayar sebelahnya dengan keyword “Jimat Kupu-kupu” lalu melihat keduanya bersamaan.
Jimat persegi panjang bertuliskan “Arti : menangkal hawa jahat yang akan mengganggu keinginanmu. Lalu jimat kupu-kupu Arti : seperti bunga yang menggoda kupu-kupu dengan aromanya. Soo Ho kaget karena artinya  Jimat untuk menggoda laki-laki.
bersambung ke episode 6  

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

4 komentar:

  1. aduuh semangaat ka deee... makin seru aja...

    BalasHapus
  2. Lucu bngt liat so ho.... love
    Mksh mbak dyah deedee

    BalasHapus
  3. Love love love... gomawo mba dee sinop y... fighting!!!

    BalasHapus
  4. Love love love... gomawo mba dee sinop y... fighting!!!

    BalasHapus