PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Senin, 13 Juni 2016

Sinopsis Beautiful Gong Shim Episode 9 Part 1

Gong Shim naik ke atap, wajahnya tersenyum melihat bibit yang diberka Dan Tae mulai tumbuh walaupun hanya 1 cm saja, lalu ia melihat Dan Tae yang belum pulang dari lantai atas.
Tuan Ahn terlihat sedang mengali tanah dengan sekop, Dan Tae berada dibelakanganya, nafasnya terasa sesak, matanya berkaca-kaca dan tak bisa berbicara melihat ayahnya yang mengali tanah didekat pohon. 

Gong Shim mondar mandir diatap, mengingat kata-kata Dan Tae hari sebelumnya “Tolong jangan pergi ke Pulau Jeju. Jika kau pergi, aku tidak tahu bagaimana aku akan melewatinya. Jangan berpikir terlalu keras. Besok, beritahu aku bahwa kau tidak akan pergi.
Akhirnya Gong Shim kembali ke rumah, Ayah dan ibunya sedang sibuk memasak. Ibunya bertanya apakah anaknya sudah selesai berkemas dan Ayahya juga bertanya Jam berapa penerbangannya. Gong Shim hanya menatapnya dengan tatapan sedih.
Aku merasa sedih harus membiarkanmu pergi, jadi selalu lupa.” Kata Tuan Gong
Aku sudah mempersiapkan semuanya dan Penerbanganku pada jam 3 sore besok.” Ucap Gong Shim
Aku membuat beberapa lauk favoritmu. Bawa ini besok.” Kata Ibu Gong Shim
Gong Shim mengangguk mengerti dan pamit pergi karena  akan tidur sekarang. Sesampai di kamar, Gong Shim hanya terduduk dengan wajah bimbang, menatap kopernya seperti masih bertanya-tanya dalam hatinya haruskan ia pergi atau tetap di Seoul demi Dan Tae. 

Dan Tae berada di pinggir sungai Han sambil melamun, mengingat kembali ayahnya yang sedang mengali tanah dengan sekop.
Ayah, apa kau benar-benar membunuh Joon Pyo?” gumam Dan Tae benar-benar tak percaya memikirkanya. 

Pagi harinya
Gong Shim naik ke atap melihat Dan Tae yang sedang berdiri dipinggir dinding atapnya, lalu dengan wajah khawatir memanggil tetangganya. Dan Tae menengok melihat Gong Shim yang menemuinya. Gong Shim bertanya  Apa yang terjadi kemarin. Dan Tae hanya menatapnya dengan tatapan sedih.
Jangan hanya melihatku seperti itu. Ceritakan apa yang terjadi. Beri aku penjelasan atau alasan.” Kata Gong Shim penasaran.
“Gong Shim.... Kau harus pergi ke Pulau Jeju.” Kata Dan Tae, Gong Shim kaget mendengarnya. Dan Tae pikir dirinya itu terlalu egois.

Kenapa kau selalu seperti ini? Kau mengatakan kepadaku untuk tidak pergi, dan sekarang kau berkata sebaliknya. Apa aku terlihat mudah bagimu? Apa kau pikir aku seseorang yang kau bisa permainkan? Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Kurasa aku bodoh karena tidak bisa tidur hanya karena mendengar apa yang kau katakan kemarin.” Teriak Gong Shim marah dengan mata berkaca-kaca
Maafkan aku....” ucap Dan Tae yang terlihat lemah.
“Penerbanganku jam 3 sore hari ini. Biarkan aku bertanya sekali lagi. Haruskah aku pergi atau tidak?” kata Gong Shim untuk memastikan, Dan Tae menjawab Gong Shim sebaiknya pergi. Gong Shim menahan tangisnya sambil memukul Dan Tae dengan kesal lalu pergi meninggalkanya. 


Gong Shim naik eskalator sudah sampai bandara, Dan Tae hanya duduk diam dalam kamarnya sambil tertunduk sedih. Ketika akan masuk pintu masuk, Gong Shim kaget melihat Joon Soo  yang ada dibandara dan bertanya kenapa datang ke bandara.
Aku mampir dalam perjalananku ke suatu tempat.” Ucap Joon Soo , Gong Shim kaget dan binggung.
Aku bercanda,Aku datang ke sini untuk melihatmu pergi.” Kata Joon Soo  mengakuinya.
“Ahh.. begitu.. Aku minta maaf karena pergi begitu tiba-tiba saat itu.” Ucap Gong Shim
Aku yang seharusnya bisa lebih mengerti. Maafkan aku.” Kata Joon Soo
Gong Shim pikir tak perlu seperti itu, Joon Soo  pikir akan menyemangatinya sampai Gong Shim menjadi lebih berani. Gong Shim pun mengucapkan terimakasih. Joon Soo  meminta bayarnya adalah  harus membelikan makan setelah mendapatkan gaji pertama
Gong Shim berjanji akan melakukanya. Joon Soo  mengodanya akan meminta traktir makanan yang mahal jadi Gong Shim harus bersiap-siap. Gong Shim membalas mengejek Joon Soo  itu serakah. Joon Ho hanya tersenyum lalu menyuruh Gong Shim segera masuk. Gong Shim pun pamit pergi. 

[Perusahaan Jeju Hortikultura]
Gong Shim sampai depan tempat kerja barunya dengan patung arsitektur yang unik, wajahnya penuh semangat dan sangat yakin masuk ke dalam rumah kaca yang penuh dengan bunga berbagai macam, menyapa seorang manager dan Sekertarisnya yang sedang mengecek bunga. Manager pun mengucapkan terimakasih karena Gong Shim sudah datang jauh-jauh ke Pulau Jeju.
Dua pegawai ibu-ibu dan laki-laki menyapa Gong Shim dengan senang hati. Manager pun minta izin harus pergi lebih dulu, jadi apabila Gong Shim  memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya kepada staf yang ada di tempat mereka. Gong Shim menganguk mengerti.
Di sini, bulan Juni dan Juli adalah bulan tersibuk dalam satu tahun. Tugasmu adalah untuk memeriksa pesanan setiap pagi. Kemudian memeriksa kuantitas produk yang dipesan... dan mengkonfirmasi urutan penempatan.” Jelas pegawai pria. Gong Shim mengerti.
Kau mengatakan kalau mengambil jurusan Hortikultura, kan?” kata pria lainya, Gong Shim membenarkan.
Jika kau memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya.” Ucap si sekertaris lalu memberitahu wig yang dipakai Gong Shim miring, Gong Shim pun langsung memperbaikinya dan mengucapkan terimakasih. 

Nyonya Nam sedang memeriksa berkas diruangan, Sekertarisnya mengertuk pintu, Nyonya Nam bertanya apakah Pengacara Ahn Dan Tae sudah datang. Sekertarisnya masuk ruangan, Nyonya Nam pikir  Sudah waktunya untuk Dan Tae mengunjunginya dan bertanya Apa yang terjadi.
“Ketua.... Tolong lihat ini... Ini dari Ahn Dan Tae.” Kata Sekertarisnya, Nyonya Nam kaget, sekertarisnya pun keluar dari ruangan. Nyonya Nam langsung membuka surat dari Dan Tae.
Kepada Ketua, Maafkan aku karena menulis surat dan tidak menemuimu secara pribadi. Kurasa aku tidak bisa menemukan Seok Joon Pyo lagi. Aku sangat menyesal. Dan kurasa aku juga tidak akan pernah bisa bertemu denganmu lagi. Jagalah kesehatanmu. Aku minta maaf atas tindakanku. Aku minta maaf. -Dari Ahn Dan Tae.-“
Berapa kali dia mengatakan maaf dalam surat yang singkat ini?” ucap Nyonya Nam heran dan membaca lagi kalimat “Aku sangat menyesal.” 

Dan Tae mengumpulkan berkas-kas milik Joon Pyo dengan foto-foto saat masih kecil dan selembaran anak hilang. Ji Won datang ke kantor, bertanya apakah keponakanya itu menginap di kantor sepanjang malam. Dan Tae membenarkan.
Ngomong-ngomong, pohon di Yangpyeong... sudah berhasil dipindahkan ke arboretum. Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu lagi.” Kata Ji Won, Dan tae mengangguk mengerti.
Tunggu, Bibi Ji Won... Apa ayah pernah menghubungimu?” tanya Dan Tae berusaha mengetesnya.
Ji Won agak binggung lalu mengatakan tidak dan bertanya kenapa Dan Tae menanyakanya. Dan Tae mengaku hanya penasaran, karena ayahnya tidak pernah menghubunginya sejak pergi ke Filipina. Ji Won pikir Memang seperti itulah ayahnya. Dan Tae membenarkan. 

Dan Tae bertemu seseorang di cafe yang sudah lama tak bertemunya, Pria itu tahu Dan Tae selalu meneleponku saat membutuhkan bantuan. Dan Tae meminta maaf karena sangat penting untuknya. Si pria tahu Dan Tae itu seorang pengacara jadi tidak seharusnya mengatakan hal itu padanya. Dan Tae kembali meminta maaf.
Tidak ada catatan bahwa ayahmu, Ahn Soo Yong, meninggalkan negara ini baru-baru ini.” ucap si pria
Jadi begitu? Itu berarti dia di Korea, kan?” kata Dan Tae memastikan, si pria itu membenarkan. 

Dae Chul menelp temanya, membahas tentang  Ahn Soo Yong ada di kelas 20, mengaku hanya  merindukannya saja, jadi meminta agar mencarinya dan akan menunggu kabar darinya. Nona Yum terlihat tegang menunggunya.
Ahn Soo Yong adalah pria yang kehilangan Joon Pyo saat merawatnya, benarkan?” kata Nyonya Yum, Dae Chul membenarkan.
Aku akan mengurus ini dengan baik, jadi jangan khawatir.” Kata Dae Chul
Jika ada sesuatu yang salah, kita mati.” Ucap Nyonya Yum panik
Aku katakan kepadamu. Itu tidak akan terjadi.” Tegas Dae Chul yakin, Nyonya Yum pun hanya bisa diam. 

Dae Tae berjalan lemah menuruni tangga, tiba-tiba Nyonya Nam keluar dari mobil dan memanggilnya. Dae Tae kaget melihat Nyonya Nam datang ke kantornya. Nyonya Nam heran melihat Dan Tae yang terkejut. Dan Tae hanya diam saja karena mengetahui tentang ayahnya yang membunuh Joon Pyo.
Wajahmu juga terlihat sangat kurus. Apa semuanya baik-baik saja?” ucap Nyonya Nam khawatir memegang tangan Dan Tae 
Ya, jangan khawatir... Aku sangat menyesal.” Ucap Dan Tae merasa bersalah.
Kenapa kau terus mengatakan itu? Jangan berkata seperti itu.” Kata Nyonya Nam
Aku tidak tahu harus berkata apa.” Balas Dan Tae
Nyonya Nam pikir Dan Tae tak terlalu khawatir karena tahu kalau akan sulit untuk menemukan Joon Pyo, jadi menurutnya itu bukan kesalahan Dan Tae. Sementara ia sengaja datang untuk memberitahu secara pribadi bahwa Dan Tae tidak perlu terlalu khawatir. Dan Tae mengangguk mengerti.
Bahkan saat kau sedang tidak mencari Joon Pyo-ku, Kau tetap diperbolehkan untuk mengunjungi atau menghubungiku. Mengerti?” pesan Nyonya Nam, Dan Tae mengerti.
Aku senang mendengarnya dan akan pergi sekarang.” Kata Nyonya Nam lalu kembali masuk ke dalam mobilnya. 

Tuan Suk baru datang ke kantornya, Gong Shim langsung berdiri menyapanya. Tuan Suk kaget melihat Gong Shim duduk kembali di meja sekertaris terlihat senyuman bahagia. Gong Shim mengatakan akan membuatkan teh oolong untuknya. Tuan Suk tak percaya kalau Gong Shim kembali tapi menurutnya sangat baik kalau memang kembali.
Seseorang wanita menyapa didepanya, Tuan Suk sadar kalau itu sekertaris barunya, berpikir sedang melihat penampakan Gong Shim didepan meja sekertarisnya. Akhirnya ia meminta Sek Yoon untuk membuat teh heotgae

Gong Shim masuk ke taman bunga meminta bibi yang berkerja untuk mempersiapkan 50 kotak untuk dikirimkan ke Seoul. Bibi itu mengangguk mengerti, salah satu bibi mengeluh Myung Ok absen hari ini padahal mereka sudah cukup sibuk. Gong Shim mengatakan bisa membantunya, bibi itu pun mengucapka terimakasih.
Aku mendengar makan siang hari ini adalah Bibim Guksu. Aku tidak sabar untuk memakannya. Apa kau menyukai Bibim Guksu?” ucap Si Bibi
“Kau bilang Bibim Guksu?” kata Gong Shim, pikirannya melayang pada Dan Tae yang makan Bibim Guksu buatanya dengan tangan kirinya dengan wajah belepotan, lalu akhirnya ia menyuapi Dan Tae.
Aku harus berhenti memikirkan tentang dia. gumam Gong Shim menyadarkan diri untuk tak memikirkan Dan Tae dengan mengeleng-gelengkan kepalanya. 
Apa kau tidak suka Bibim Guksu?” ucap bibi kembali bertanya.  Gong Shim mengatakan menyukainya dengan berpura-pura ada sesuatu di telinganya jadi mengelengkan kepalanya.

Gong Shim mendengarkan nyanyian “andante” wajahnya panik kembali mendengar nama Ahn Dan Tae, bertanya apa sebenarnya yang sedang terjadi. Si bibi menegur manager yang tak menjawab ponselnya, Gong Shim melihat Manager yang datang dengan ringtone lagu “andante”, Manager mengatakan tidak ingin menjawab  telp yang satu ini lalu memintanya tak perlu mengkhawtirknya dan kembali bekerja. Gong Shim bernafas lega ternyata itu hanya nada dering dari Manager.
Plastik untuk membungkus tanamanya jatuh mendengar kembali lagu “andante” lalu menjerit Itu dari Ahn Dan Tae lagi. Apa yang sedang terjadi?sambil memegang kepalanya terlihat kebinggungan. Bibi yang membungkus bunga memberitahu kalau sudah saatnya makan siang, lagu itu diputar tandanya saatnya makan siang. Gong Shim heran bertanya kenapa lagu itu. Si Bibi memberitahu kalau Manajer cabang menyukai lagu itu dan mengajaknya untuk segera makan Bibim Guksu sambil menyanyikan lagu “Andante, andante” 


Gong Shim sedang membuat laporan di kantornya, tiba-tiba seorang pria menjerit “Ahn Dan Tae” (Ini tidak manis) jari Gong Shim yang sedang mengetik berhenti lalu menengok karena mendengar nama “Ahn Dan Tae” kembali.
Aku sudah mengatakan kepadamu untuk menambahkan dua sendok gula dan krim dalam kopiku.” Ucap Si pria protes, wanita yang berdiri bersamanya mengatakan sudah melakukanya.
Oh, itu tentang kopi.” Kata Gong Shim bernafas lega, Si pria pun menyuruh teman wanita itu merasakan kopinya,
Wanita itu mengatakan itu manis, tapi pria itu tetap menyebut “ahn dan tae” (Ini tidak manis) Gong Shim merasakan nafasnya berhenti mendengar nama “dan tae” si pria itu pun memanggil Gong Shim untuk mencoba kopinya. Gong Shim pun mencobanya lalu mengelengkan kepalanya memberitahu “ahn dan tae” lalu menjelaskan maksudnya itu tak manis rasanya. Kedua pria itu pun terus menyebutkan kalau kopi itu “ahn dan tae” berulang-ulang. 

Gong Shim masuk kamarnya, memindahkan pot bunga yang ditaruh dekat jendela lalu menatap bibit yang mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Teringat kembali saat ulang tahunya, Dan Tae memberikan bibir padanya.
Aku menanam sebuah benih di sini dan Ini akan tumbuh besok.” Kata Dan Tae, Gong Shim bertanya apa yang ditanamnya.
Aku tidak akan memberitahumu. Jika kau penasaran, rawatlah ini.” ucap Dan Tae.
Kau bunga matahari, kan? Aku sudah bisa tahu hanya dengan melihatmu. Tapi... kapan kau akan menunjukkan wajahmu?” kata Gong Shim melihat tanaman yang sudah mulai terlihat banyak daun. 

Dan Tae berdiri di pinggir pantai yang terlihat sangat tenang, tatapanya terus mengarah ke lautan lepas, seperti berusaha menenangakan diri. Joon Ho datang ke rumah Dan Tae, terlihat banyak tempelan brosur makanan yang tak dilepas lalu banyak surat yang tak diambil. Ia mencoba membuka pintu tapi tak terbuka.
Gong Shim tersenyum melihat nama Joon Soo  yang menelpnya. Joon Soo  memulai dengan menanyakan kabarnya. Gong Shim pun mengatakan baik dan bertanya balik. Joon Soo  mengaku juga merasa baik lalu menceritakan sedang  ada di tempat Dan Tae sekarang. Gong Shim hanya berkomentar “oh begitu” seolah tak peduli.
Aku belum mendengar kabar darinya selama lebih dari seminggu. Jadi aku datang ke rumahnya, Tapi dia tidak ada di sini. Surat-suratnya juga masih didepan rumah” cerita Joon Soo , Gong Shim kembali berkomentar datar.

Dari suaramu kurasa dia juga tidak mengubungimu.” Kata Joon Ho, Gong Shim mengaku Joon Soo  memang tak menghubunginya. 
“Ahh.. Jadi begitu.... Aku sangat khawatir tentang dia. Apa kau benar-benar tidak tahu apa yang terjadi dengannya?” tanya Joon Soo  khawatir, Gong Shim mengatakan memang tak tahu apapun.
Mungkin kau akan menemukan dia jika kau pergi ke kantornya.” Kata Gong Shim. Joon Soo  menceritakan sudah mampir ke kantornya,tapi tidak bisa menemukannya bahkan stafnya juga khawatir.
Apa kau yakin kalau kau baik-baik saja di sana?” ucap Joon Soo  seperti merasakan kegelisahan Gong Shim, Gong Shim menyakinkan kalau ia baik-baik saja. Joon Soo  pun berharap mereka tetap saling berhubungan. Gong Shim setuju lalu menutup telpnya, setelah itu wajahnya terlihat sangat khawatir memikirkan Dan Tae yang tak ada kabar. 

Gong Shim melihat kembali pot bunganya, kali ini makin tinggi. Pikiran kembali melayang ketika masuk ke kamar Dan Tae karena mambuk dan tidur bersebelahan denganya. Ia terus lalu memegang bagian ujung daunya, kembali mengingat saat Dan Tae mengendongnya pulang, dengan penuh perhatian Gong Shim menyemprotkan bunga mataharinya.
Hari berikutnya, Gong Shim melihat bagian kuncup bunga mulai terlihat, wajah Gong Shim makin tersenyum mengingat saat Dan Tae menyelamatknya dari kotoran burung.
Gong Shim bangun dipagi hari, matanya langsung melotot dan tersenyum melihat bunga matahari yang sudah mekar, lalu mencium wangi dari bunga matahari. Dengan menatapnya mengingatkan pada saat bersama Dan Tae bermain air diatap.
Sebelum berangkat kerja Gong Shim mengambil foto bunga matahari yang sudah mekar, dan mengirimkan pesan pada Dan Tae Itu adalah biji bunga matahari. Butuh satu bulan agar bisa sepenuhnya mekar. Hubungi aku jika kau menganggap... bunganya terlihat indah.

Dan Tae sedang berada di pesisir pantai, dengan suasana kamar yang remang tertidur pulas. Dalam mimpinya, ia kembali mendengar tangisan anak kecil yang memanggil ibunya didepan foto studio, Dan Tae berjalan mendekatinya, kali ini ia bisa menyentuh kepala anak itu.
Si anak kecil menengok ke arah Dan Tae yang terlihat menangis dengan kencang. Dan Tae melihat wajah anak itu, di depan Studi Foto Hyundae. Anak itu kembali menangis menatap studio foto, Dan Tae melihat ada poster Bioskop Bukseong dan papan nama di Studio Foto Hyundae.


Dan Tae berbangun dari tidurnya, lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Foto Joon Pyo saat masih kecil, ditatapanya dan mengingat wajah yang sama dengan anak yang menangis di mimpinya.
“Jadi Anak laki-laki di dalam mimpiku... adalah Joon Pyo?” ucap Dan Tae binggung karena anak yang tak dikenalnya masuk ke dalam mimpinya. 

Gong Shim masuk ke tempat pengembiakan bunga, tapi melihat semua pot dan alat-alatnya berantakan, lalu bertanya apa yang sedang terjadi dan  Kemana semua orang, karena mengira mereka harus mengumpulkan semua bunga hari ini.
Tiba-tiba terdengar teriakan seorang masuk ke dalam rumah kaca, dua bibi wanita mengikutinya dari belakang kalau merasa tak yakin, Paman satunya berpikir mereka seharusnya menuntut dia atau sesuatu, Si bibi merasa sudah tahu tahu ada yang mencurigakan saat manajer cabang tidak muncul. Gong Shim melihat dari kejauhan bibi dan paman itu sedang berbicara.
Apa yang akan kita lakukan? Aku belum dibayar selama dua bulan.” Ucap si bibi geram, Gong Shim melotot mendengarnya.
Kita tuntut manajer caban,karena Kita tidak bisa membiarkan dia menghancurkan kita semua.” Ucap  si paman. Gong Shim berlari menghampirinya bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
Nona Gong, apa kau tidak mendengar apapun dari kantor?” tanya si bibi
Aku baru melakukan pengiriman dan baru kembali dari bandara.” Kata Gong Shim
Manajer cabang kita mengambil semua uang penjualan dan kabur” ucap si paman geram
Gong Shim menjerit kaget, Si bibi panik memikirkan gaji yang belum dibayar dan uang yang dipinjamkan. Semuanya terlihat sangat geram , Si bibi berkata harus akan mendapatkan uang serta harus menangkapnya. Mereka berteriak harus segera menangkapnya. Gong Shim pun langsung berlari keluar. 

Sesampai di kantor semua barang sudah diambil dan berantakan, Gong Shim mencoba menahannya karena membawa komputer miliknya dan properti perusahaan. Pria itu tak peduli membawa layar computer, Gong Shim menahanya dan menyakinkan kalau managernya itu pasti akan kembali datang. Joon Soo  akan masuk ruangan melihat Gong Shim sedang berusah menahan si pria memilih untuk bersembunyi.
Keduanya akhirnya bertemu di tempat pengembiakan bunga. Gong Shim yakin kali ini Joon Soo  tidak hanya sekedar lewat, menurutnya tak mungkin ada yang melewati Pulau JejuJoon Soo  tersenyum memberitahu kalau ia dalam perjalanan bisnis. Gong Shim mengerti.
Bagaimana pekerjaan di sini? Apa kau senang?” tanya Joon Ho pura-pura tak mengetahui kejadianya. Gong Shim binggung Joon Soo  yang bertanya apakah senang.
Ini mungkin sesuai dengan jurusanmu, tapi mungkin bukan sesuatu yang benar-benar ingin kau lakukan. Kau harus terpisah dari keluargamu. Kurasa itu bisa saja menjadi sulit. Jdai menurutku akan lebih baik jika kau tidak terburu-buru...dan berpikir tentang apa yang benar-benar ingin kau lakukan.” Kata Joon Soo , Gong Shim menarik nafas panjang mendengarnya.
Joon Soo berpesan agar Gong Shim tak terburu-buru. Gong Shim masih tak yakin kalau ada masalah. Joon Ho menyakinkan kalau pasti akan baik-baik saja karena Gong Shim itu masih muda. Gong Shim tersipu malu lalu mengucapkan terimakasih. Joon Soo  bertanya apa yang dilakukan Gong Shim esok dan mengajaknya pergi memancing.
Gong Shim meminta maaf karena harus pergi ke Seoul esok, Joon Ho terlihat sedih  karena tak mengetahuinya. Gong Shim memberitahu kalau besok adalah ulang tahun ayahnya. Joon Soo  bisa mengerti karena memang harus pulang.
Ngomong-ngomong, di mana menurutmu Dan Tae? Ini membuatku merasa semakin tidak tenang. Dia sudah hilang selama satu bulan.” Kata Joon Soo  khawatir
Iya.... Aku juga khawatir tentang dia.” Ucap Gong Shim memikirkanya. Joon Soo melihat wajah Gong Shim sangat mengkhawatirkan Dan Tae. 


Dan Tae berjalan di sebuah gang rumah yang tak terlalu besar dalam hatinya bergumam “Kenapa Joon Pyo menangis di depan studio foto? lalu mengingat dalam mimpinya sambil bergumam Apa studio foto dalam mimpiku...benar-benar ada di Bukseong-dong? Dan Tae dengan sangat yakin wajah Joon Pyo yang dilihatnya.
Bukseong-dong adalah lingkungan tempat ku tinggal saat aku masih seusianya.” Gumam Dan Tae lalu kembali berjalan.
Ia sudah di tempat informasi daerah, pria tua itu melihat foto Joon Pyo kecil mengaku tidak ingat, menurutnya Dan Tae  tak mungkin bisa menemukan seseorang menggunakan foto dari 26 tahun yang lalu. Dan Tae memastikan pria itu tak mengenalnya, Pria itu pun mengelengkan kepalanya. Dan Tae kembali mengingat nama studio Foto Hyundae.
Apa mungkin, kau mengingat sebuah tempat bernama Studio Foto Hyundae?” tanya Dan Tae
Aku tidak perlu mengingatnya, karena tempat itu masih ada.” Kata Si pria
“Jadi tempat itu Masih ada?” kata Dan Tae, Si pria membenarkan lalu melihat di peta.
Setelah itu menuliskan alamat dalam kertas, dan memberikan pada Dan Tae alamat dari Studio Hyundae. Dan Tae melihat alamatnya “175, Bukseong-dong.” Dalam hatinya bergumam Kedengarannya seperti alamat lamaku.
Dan Tae berjalan mencari alamat dan menemukan sebuah papan nama  “Studio Foto Hyundae” dan melihat alamat di depan “175, Bukseong-dong” lalu mengintip ke dalam studio dari kaca. Seorang pria yang naik sepeda, menghampiri Dan Tae bertanya apakah ingin melakukan pemotretan. Dan Tae mengelengkan kepala hanya ingin bertanya sesuatu.
Apa kau pemiliknya?” tanya Dan Tae, Pria itu membenarkan.
Lalu apa kau tahu...kontak untuk orang yang memiliki tempat ini, 26 tahun yang lalu?” kata Dan Tae, Pria itu memberitahu kalau itu ayahnya. Dan Tae agak kaget kalau ternyata ayahnya.
Iya. Dia sudah membuka studio ini selama lebih dari 40 tahun.” Jelas si pria
Jadi begitu.... Maaf, tapi apa mungkin untuk bertemu dengannya? Aku akan sangat menghargainya.” Kata Dan Tae, Pria itu pun mengajak Dan Tae untuk masuk. 


Dan Tae melihat ada rumah yang menempel pada tempat ini, Pria itu membenarkan tapi mereka tak tinggal di rumah itu hanya menyewakannya. Dan Tae menganguk mengerti, lalu pria itu masuk ke dalam studio untuk memanggil ayahnya.
Jika ini adalah tempatnya, apa itu berarti aku lahir dan dibesarkan di sini?” gumam Dan Tae.
Pria itu pun datang dengan ayahnya memberitahu kalau Dan Tae ingin menanyakan sesuatu. Dan Tae menyapanya lebih dulu, Si pria tua pun bertanya apa yang ingin ditanyakan. Dan Tae mengeluarkan foto Joon Pyo bertanya mengingat anak itu. Pria itu melihatnya lalu mengatakan tak mengingatnya.
Kalau begitu... Apa kau ingat aku?” tanya Dan Tae yang merasa yakin pernah tinggal dirumah itu. Pria itu menatap Dan Tae mengatakan tak mengenalnya lalu bertanya apa sebenarnya yang ingin ditanyakan.
Itu sudah sangat lama, Kurasa aku terlalu muda untuk kau ingat. Aku dulu tinggal di rumah yang menempel di studio ini.” cerita Dan Tae, kakek tua itu nampak binggung.
Aku anak dari Ahn Soo Yong, Ahn Dan Tae. Kau ingat namaku, kan?” ucap Dan Tae, Pria itu makin terkejut mendengarnya dan bertanya kembali siapa tadi namanya. Dan Tae pun menyebut namanya.
Apa yang kau bicarakan? Siapa kau?!!” jerit si kakek, Dan Tae kaget dan binggung.
Dan Tae meninggal. Kenapa kau menyebut dirimu Dan Tae? Dan Tae sudah meninggal. Dia meninggal saat dia berusia lima tahun. Jadi, siapa kau?” teriak si kakek, Dan Tae tetap memberitahu kalau ia adalah Ahn Dan Tae. Si kakek makin marah Dan Tae yang berani mengaku-ngaku.
Dan Tae meninggal karena tenggelam di sungai di sana. Aku yang mengangkatnya keluar dari air. Apa yang kau bicarakan? Ayahnya dari pasukan khusus Termasuk bibi Dan Tae, empat orang tinggal di sini. Bagaimana aku bisa melupakan mereka? Setelah Dan Tae meninggal, ibunya mulai gila. Hanya empat hari setelah Dan Tae meninggal, ibunya melarikan diri di tengah malam. Apa yang sedang kau coba lakukan? Siapa kau?!!” teriak  Si kakek 

Dan Tae terdiam terlihat shock mendengar ucapan si kakek, lalu keluar dari studio. Dengan tatapan kosong, Dae Tae berjalan seperti sebuah sedikit terhuyung-huyung sambil bergumam.
Jadi Aku sudah mati? Ahn Dan Tae meninggal? Lalu siapa aku? kata Dan Tae
Teringat kembali saat bertanya pada bibinya Tentang pohon di Yangpyeong kalau pria itu menelepon untuk mengatakan bahwa mereka harus menariknya keluar, Bibinya tiba-tiba menjatuhkan gelasnya.
Lalu ketika mencari Joon Pyo menduga seseorang pria yang terbang dari Filipina ke Korea antara tanggal 18 dan 26 April dan melihat ayahnya yang sedang mengali tanah dengan sekop dan ayahnya tiba pada tanggal 23 April. Ucapan kakek itu pun terngiang kembali ditelinganya. “Ahn Dan Tae sudah meninggal. Kenapa kau menyebut dirimu Dan Tae? Dia meninggal saat dia berusia lima tahun.
Apa itu berarti... Aku Joon Pyo? gumam Joon Pyo lalu terjatuh diaspal tak sadarkan diri. 
bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

6 komentar:

  1. semakin penasaran kelanjutannya..

    BalasHapus
  2. semakin penasaran kelanjutannya..

    BalasHapus
  3. Ditunggu ya kakak kelanjutannya

    BalasHapus
  4. Episode 8 g bisa dibuka-buka sih....

    BalasHapus
  5. aku benci menunggu,, kyaaaaaa penasaraaaaannnn

    BalasHapus
  6. Hwa akrimnya dan tae memiliki titik terang tetamg siapa dia itu sebenarnya
    Ngak sabar nungguin kelanjutannya

    BalasHapus