PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 24 Maret 2020

Sinopsis When the Weather is Fine Episode 7 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Hwi mengayuh sepedanya dengan penuh semangat sampai kesekolah, Ia lalu melihat Young Soo yang sedang berjalan kesekolah dengan penuh keyakinkan mengatakan sudah tidak menyukai Young Soo  sejak dua hari lalu. Young Soo melonggo bingung.
“Aku hanya memberitahumu. Kalau begitu, sampai jumpa.” Ucap Hwi akan bergegas pergi.
“Berhenti... Kenapa kamu tiba-tiba berhenti menyukaiku?” tanya Young Soo heran.
“Ini agak rumit. Jadi, sederhananya, kau harus menganggapnya sebagai masalah harga diri.” Ucap Hwi. Young Soo mengerti tapi wajahnya terlihat berbeda.
“Kenapa? Apa Kau kecewa setelah mengetahui aku tidak menyukaimu lagi?” ejek Hwi
“Tidak... Rasanya agak aneh, tapi aku tidak kecewa. Terima kasih.” Ucap Young Soo. Hwi terlihat kesal dan menyuruh minggir lalu mengayuh sepedanya lebih dulu.



Eun Seob sedang ada di dalam selimut mengambil ponselnya. Hye Won terbangun karena ada bunyi telp lalu menuruni tangga. Eun Seob yang terbaring sambil terbatuk-batuk memberitahu agar Jangan bekerja hari ini. Hye Won bingung.
“Kurasa aku tidak akan membuka toko buku hari ini. Mungkin sampai besok atau lusa.” Ucap Eun Seob.Hye Won mengerti dan akan bertemu lagi nanti, wajahnya tapi terlihat kesal.
Hye Won akhirnya bergegas pergi ke "Toko Buku Good Night" mencoba masuk tapi pintu dikunci dan mencoba mengedor pintu tapi tak ada sahutan dari dalam rumah.
Bibi Sim baru saja pulang berbelanja memangil Hye Won tapi tak ada sahutan dari lantai atas.  Tapi Hye Won datang dari pintu depan. Bibi Sim bertanya Dari mana saja Hye Won pagi-pagi sekali. Hye Won terlihat kesal mengeluh dengan sang bibi. Bibi Sim bingung.
“Kenapa Bibi... Kenapa Bibi memelihara anjing?” ucap Hye Won melirik anjing yang baru saja selesai makan. Bibi Sim bingung. 
“Apa Bibi tidak tahu betapa sedihnya keluarga setelah Hodu meninggal? Kenapa Bibi memelihara anjing lain?” ucap Hye Won marah
“Tapi itu putra Hodu.” Kata Bibi Sim. Hye Won pun kesal  Bibi Sim yang membesarkannya jika itu anak laki-laki
“Ibuku saja tidak membesarkanku. Apa anak laki-laki sepenting itu? Nama macam apa Gunbam untuk anjing?” ucap Hye Won kesal. Bibi Sim heran Apa salahnya nama itu...
“Kenapa namanya Gunbam? Aku yakin dia bahkan membenci namanya sendiri. Nama jelek apa itu Gunbam? Terdengar sangat jelek dan norak.” Ucap Hye Won melampiaskan amarahnya. Bibi Sim pun bertanya-tanya Ada apa dengannya. 



Bo Yeong sibuk memeriksa lembar soal anak-anaknya, salah satu guru memanggil Bo Yeong  bertanya Sedang apa dan tidak akan ke kantor. Bo Yeong mengaku masih punya waktu sebelum kelasnya dimulai jadi datang untuk minum teh.
“Begitu rupanya. Semoga harimu menyenangkan... Buku apa ini? Pasti buku yang bagus. Judulnya juga unik.” Ucap teman Bo Yeong melihat buku yang ada disampingnya.
“Aku juga belum menamatkannya.” Kata Bo Yeong.temanya pun mengerti lalu pamit untuk ke kantor. Hye Won pun melihat buku "Bepergian Setelah Putus Cinta"

Eun Seob mengambil ponsel dalam selimutnya. Bibi Choi mengamkat telp dari Eun Seob toko buku. Nyonya Jang pun sedang menangani pasien lalu menerima telp dari bibi Choi. Saat itu Tuan Bae berjalan melewati apotik. Nyonya Jang berteriak memanggilnya. 
“Geun Sang... Pertemuan klub buku malam ini dibatalkan.” Ucap Nyonya Jang. Tuan Bae terdiam.
“Seung Ho, kakekmu akan tiba satu jam lagi. Kau bisa tetap bersamaku.” Ucap sang bibi pada Seung Ho yang sedang makan diodeng di pinggir jalan.
“Seung Ho! Pertemuan klub buku malam ini dibatalkan.. Beri tahu kakekmu.” Teriak Tuan Bae dari seberang jalan. Seung Ho menganguk mengerti.
“Tunggu, Pak Bae... Kenapa dibatalkan?” tanya Seung Ho. Tuan Bae pun berbalik memanggil Nona Jang ingin tahu alasanya. 


Nyonya Choi menelp bibi Sim bertanya Apa Hae Won tahu. Bibi Sim pikir tahu karena Hye Won bekerja di sana. Nyonya Choi pun membahas  Di reuni, Sang Ho memberitahuku bahwa Yun Taek bercerai. Bibi Sim pun bertanya memangnya kenapa.
“Dia bercerai atau tidak, tidak ada hubungannya denganku. Aku harus pergi.” ucap Bibi Sim. Nyonya Choi pun tak banyak berkata-kata. 

Ibu Eun Soeb masuk kedalam rumah memanggil anaknya, Eun Seob masih berbaring. Ibu Eun Seob pikir anaknya yang masih tidur. Eun Seob pun melihat ibunya yang datang mencoba untuk duduk tapi badanya lemah dan terus batuk.
“Astaga, dasar bodoh..Yang benar saja! Bangunlah.. Pulanglah bersama ibu.” Ucap Ibu Eun Seob. Eun Soeb mengaku baik-baik saja.
“Ibu tidak menyangka kamu tidak menelepon sampai sesakit ini. Astaga, kenapa kamu melakukan ini?” keluh sang ibu kesal melihat anaknya. 

Hye Won melampiaskan amarahnya dengan memotong kayu. Bibi Sim keluar berkatakalau punya banyak kayu bakar dan memberitahu kalau pertemuan klub buku dibatalkan. Hye Won mengaku tahu dan ingin tahu Kenapa dibatalkan
“Eun Seop tidak enak badan.” Ucap Bibi Sim. Hye Won pun kaget kalau Eun Seob ternyata sakit.
“Bibi dengar dia pilek berat.” Kata Bibi Sim. Hye Won makin panik mendengarnya lalu mengumpat kesal. Bibi Sim kaget mendengarnya melihat Hye Won langsung pergi. 

Hwi pulang ke rumah membanting sepedanya lalu berlari memanggil Ibu! Ayahnya dan bertanya Ibu di mana. Ia lalu membuka pintu kamar dan melihat Eun Seob terbaring dikamar terlihat sedang sakit. Ibu Hye Won mengajak Hwi untuk keluar.
“Ibu, apa dia sakit parah? Ada apa dengannya? Apa terjadi sesuatu?” tanya Hwi mengikuti ibunya keluar dari rumah.
“Entahlah... Dia tidak mengatakan apa pun kepada ibu sampai dia sakit. Astaga, si bodoh gila itu.” Ucap Ibu Hye Won kesal.
“Apa Ibu sedang membuat obat herbal untuk Kak Eun Seop sekarang?” tanya Hwi
“Mau bagaimana lagi? Dia tidak akan mau ke rumah sakit atau minum obat teratur. Dia menuruti ibu mengenai hal lain. Jadi, entah kenapa dia selalu menolak minum obat. Sama seperti Ayah yang selalu menolak menanyakan arah saat pergi ke suatu tempat yang tidak dia kenali.” Keluh Ibu Eun Seob.
“Ibu juga mengabaikanku saat aku meminta Ibu membuatkan teh obat untuk membantuku belajar. Tapi bagi Kak Eun Seop...” keluh Hwi
“Kalian berdua berbeda.” Ucap Ibu Eun Seob. Hwi kesal menurutnya mereka bedua itu anak-anak Ibunya.


“Astaga. Istri dan putriku, aku pulang.” Ucap Tuan Lim masuk rumah menuntun sepeda anaknya.
“Aku akan memberi tahu Ayah.” Ucap Hwi akan mengadu. Ibu Eun Seob tak pedui menyuruh memberitahukan saja.
“Jangan taruh sepedamu di luar.” Ucap Tuan Lim melihat anaknya yang mendekat.
“Ayah! Ibu terus memarahiku.” Keluh Hwi. Tuan Lim heran dan ingin tahu Apa lagi masalahnya lalu menyuruhnya masuk saja. Hwi mengeluh kalau Ibu hanya memedulikan Eun Seop.
“Astaga, perasaanku sangat terluka. Aku ingin segera pindah.” Teriak Hwi kesal. 

“Apa yang terjadi? Apa terjadi sesuatu? Dia tampak sangat kesal.” Tanya Tuan Lim mendekati istrinya.
“Aku hanya teringat pada masa itu. Saat Eun Seop menghilang untuk sesaat dan kembali. Dia menolak minum obat atau menemui dokter. Itulah yang dia lakukan sekarang. Saat itu, kukira kita akan kehilangan dia.” Ucap ibu Eun Seob sedih
“Jangan berusaha terlalu keras. Dia tidak akan pernah mengatakan yang ingin kau dengar. Tidak akan pernah. Dia memendam semuanya sendiri.” Ucap Tuan Lim
“ Dia tidak perlu mengatakannya. “ kata Ibu Eun Seob. Tuan Kim pikir istrinya  ingin mendengarnya.
“Tidak... Dan aku tidak perlu mendengarnya.” Tegas ibu Eun Seob.Tuan Lim pikir mereka bisa lupakan saja lalu mencoba mengoda istrinya sambil menyanyi. Eun Seob pun masih terbaring dikamarnya. 

Hye Won dan bibi Sim makan siang bersama, Bibi Sim bertanya apakah Hye Won tidak bekerja hari ini. Bibi Sim menjawab tidak. Hye Won bertanya Bagaimana rasanya. Hye Won terlihat bingung.
“Aku memasak untuk kali pertama setelah sekian lama. Jadi, aku tidak yakin.” Ucap Bibi Sim
“Entahlah... Enak.” Kata Hye Won santai. Bibi Sim mengakuingin menanyakan sesuatu karena sangat penasaran.
“Maukah kamu menjawab pertanyaan Bibi?” ucap Bibi Sim. Hye Won pun mempersilahkan.
“Apa Kau merasa kurang sehat?” kata Bibi Sim. Hye Won mengaku baik-baik saja.


Spanduk besar terlihat di depan  gedung "Gangwon yang Sejahtera dan Dama Departemen Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata" Eun Sil menaiki tangga membawa tas dorong terlihat kelelahan. Jang Woo sedang berbicara dengan seniornya.
Seniornya memberithu kalau akan memeriksanya lagi di pertemuan mereka berikutnya. Eun Sil menatap ke Jang Woo yang sibuk. Jang Woo gugup melihat Eun Sil yang tiba-tiba datang ke kantornya.
“Ji Yeon pergi menemui mertuanya. Karena itulah, aku datang untuk mengantarkan ini. Kamu harus mengingat semuanya, ya?” ucap Eun Sil membaca banyak kotak makan diatas meja. 

“Ini adalah salad mentimun dan pollack kering berbumbu. Lalu Itu untukmu. Dan Ini adalah bayam berbumbu dan pakis. Itu untuk Ji Yeon.. Tumpukan ini untuk Hae Won. Ini kimchi gat dan... Apa yang satu lagi?” ucap Eun Sil. Jang Woo menatap Eun Sil seperti terkesima.
“Aku tidak ingat.. Ini untuk So Min. Dia mendapat tiga. Ini semua untuk Jung Hee. Empat orang dari sini ke sini. Ini untuk Eun Seop... Hei Apa Kau mendengarkan? Apa Kau ingat semuanya?” tanya Eun Sil menatap Jang Woo seperti tak fokus.
“Ya... Salad mentimun dan pollack kering berbumbu adalah milikku. Ikan bayam dan pakis untuk keluarga Ji Yeon. Kimchi gat dan yang lainnya untuk Hae Won. Tiga kotak ini untuk So Min, dan empat kotak ini untuk Jung Hee. Dan tiga kotak ini untuk keluarga Eun Seop.”kata Jang Woo dengan lancar.
“Kurasa kau tidak curang saat masuk ke Universitas Nasional Seoul... Baiklah. Pastikan semua orang mendapatkan ini... Aku akan pergi. Maaf mengganggumu bekerja.” Ucap Eun Sil
“Omong-omong, adakah tempat untuk menyimpan ini?” tanya Eun Sil  Jang Woo  sudah selesai hari ini, jadi bisa membawanya sekarang.
“Kenapa kamu pergi sekarang?” tanya Eun Sil. Jang Woo mengaku mengambil cuti siang.
“Kenapa? Apa Kau juga tidak enak badan?”ucap Eun Sil menatap lebih dekat. Jang Woo terlihat gugup karena jarak Eun Sil yang lebih dekat.
“Kau tidak terlihat sakit.” Komentar Eun Sil. Jang Woo mengaku  tidak sakit.
“Aku baik-baik saja, tapi aku ingin pulang dan beristirahat.” Kata Jang Woo. Eun Sil mengerti meminta  agar Hati-hati jangan sampai kena flu.
“Kudengar Eun Seop sakit flu berat. Semua orang membicarakannya.” Kata Eun Sil. Jang Woo kaget kalau Eun Seop sakit. Eun Sil pun pamit pergi.
“Jang Woo... Apa yang kita makan kemarin?” tanya Eun Sil kembali datang. Jang Woo menjawab  Daging sancan dan sampil.
“Ya, itu benar... Jika kau beri tahu orang lagi bahwa aku menyukaimu dan menyebarkan rumor palsu, maka aku akan menjadikanmu daging sampil dan sancan, jadi, awas saja... Aku pergi. Sampai jumpa!” ucap Eun Sil mengancam.
Jang Woo menganguk mengerti lalu mengucap dada karena Eun Sil itu Sangat menakutkan.



Eun Seob terlihat sudah bisa bangun dan duduk didepan kamar lalu bersadar menutup matanya. Ia tiba-tiba merasakan ada yang memanggil nama “Jin Ho.” Lalu melihat di depan pintu seorang anak berlari keluar dari pintu. Eun Seob pun memakain sepatunya.
“Bu Yun, aku datang... Aku membawakan lauk dari toko Eun Sil.” Ucap Jang Woo datang.
“Dia meneleponku.. Tapi Bisakah kamu menjodohkan Eun Seop dengan salah satu kolegamu?” ucap Bibi Yun.
“Eun Seop tidak tertarik mengencani siapa pun.” Kata Jang Woo. Bibi Yun pun memanggil anaknya memberitahu kalau Jang Woo datang
Jang Woo pun memanggil Eun Seob dari depan pintu tapi heran Kenapa tidak menjawab, lalu membuka pintu tak melihat siapapun. Iapun memberitahu kalau Eun Seop tidak ada di sini.


Jang Woo akhirnya pergi ke toko buku mengetuk pintu bertanya apakah ada di dalam tapi tak ada sahutan. Hye Won tiba-tiba datang bertanyaApa Eun Seop ada di dalam. Jang Woo kaget melihat Hye Won dengan gugup berkata sepertinya tidak ada.
“Apa Dia menghilang?” tanya Hye Won berjalan dengan Jang Woo. Jang Woo membenarkan dengan tiba-tiba saja.
“Apa kau menemuinya hari ini?” tanya Jang Woo. Hye Won mengaku tidak. Jang Woo ingin tahu keberadaan Eun Seob sekarang.
“Kudengar dia sakit.” Ucap Hye Won. Jang Woo membenarkan dan menurutnya Eun Seob jarang sakit. Hye Won heran Eun Seon yang menghilang.
“Ya. Aku penasaran ke mana dia pergi. Apa Kau sudah meneleponnya?” tanya Jang Woo. Hye Won mengaku Belum.
“Sepertinya dia menaruh ponselnya di rumah. Apa dia di gunung?” kata Jang Woo. Hye Won hanya diam saja. 


Nyonya Yun sibuk menelp dari buku telp "Park Hin Dol, Toko Buku Sandeul" lalmenelp bertanya Apakah Eun Seop ada di toko bukunya. Ia pun mengerti lalu menutup telpnya. Nyonya Yun pani mencoba mencari dari buku-buku telp "Teman-teman Eun Seop"
“Ibu, dia pasti di gunung.” Kata Hwi yakin. Nyonya Yun khawatir kalau Eun Seob tak ada disana.
“Benar. Aku sangat yakin. Tiap kali dia menghilang dan tidak bisa dihubungi, dia pergi ke mana? Ke gunung.” Ucap Hwi. Nyonya Yun tak peduli mencoba menelp telp Eun Seob.
“Hai, Ji Yeon... Ini ibu Eun Seop... Aku ingin tahu apakah kamu melihat Eun Seop hari ini. Apa Kau di rumah mertuamu? Jika kamu melihatnya, bisakah kamu meneleponku?”tanya Nyonya Yun
Hwi sedang menonton tv membesarkan volumenya. Nyonya Yun mengeluh meminta agar mengecilkan volumenya. Hwi berkomentar Entah apa yang Ibu khawatirkan menurutnya ibunya tidak perlu mengkhawatirkan Eun Soeob yakin baik-baik saja sekarang.
“Itu sebabnya dia pergi ke sana. Seperti burung pipit yang tidak bisa melewati penggilingan begitu saja. "Halo, aku ingin tahu apakah ada yang bisa dimakan." Kata Hwi
“Saat Ayah pulang, mari kita cari dia di gunung kita bertiga.” Kata Nyonya Yun. Hwi ingin tahu alasanya dan menegaskan tidak bisa diganggu.
“Kakakmu hilang. Kamu tidak mengkhawatirkannya?” keluh Nyonya Yun. Hwi yakin Dia akan kembali dan meminta agar menghentikan!


Tuan Lim sedang duduk dengan teman-temannya menerima telp meminta agar mereka diam karena sang istri menelpnya. Ia kaget istrinya ingin ke sana sekarang lalu mengaku  tidak bisa datang sekarang. Sang istri bisa tahu apa yang akan dilakukan suaminya.
“Kenapa kau minum sampai mabuk? Untuk apa minum jika aku tidak mabuk?” ucap Tuan Lim sengaja menjauhkan ponselnya karena sang istri sedang marah.
“Dia menghilang. Aku tidak bisa menemukannya atau bahkan menghubunginya. Lalu Seberapa mabuk kau? Kau bahkan tidak bisa berjalan?” jerit Nyonya Yun panik.
Hwi melihat ibunya berbicara di telp akhirnya mengirimkan pesan “Hei, aku harus menunda pemeriksaan di ruang mesin capit. Eun Seop berada di gunung lagi. Jika aku keluar sekarang, ibuku akan pingsan. Astaga, kenapa dia membuat kami khawatir seperti ini?”
“Apa Kau lihat betapa tinggi demamnya. Bagaimana bisa kamu keluar dan minum?” teriak Nyonya Yun
“Aku tidak yakin. Aku butuh istirahat, tapi manajer mau aku masuk. Mungkin aku akan terjebak di sini setidaknya dua sampai tiga jam. Haruskah aku bicara dengan manajernya?” ucap Jang Woo melihat managernya dari kejauhan.
“Tidak, itu tidak perlu... Jangan khawatir.”ucap Hye Won yang menelp dari rumah.
“Aku yakin dia di gunung. Dia akan segera kembali. Dia tidak bisa menahan diri untuk pergi ke gunung sesekali. Dia akan baik-baik saja. Dia pria dewasa.” Ucap Jang Woo dan melihat rekan kerjanya menatap.
“Bu, aku bekerja di pemerintah kota. Kamu bisa menghubungi pusat layanan masyarakat bandara.. Ya, Bu. Selamat malam.” Ucap Jang Woo berpura-pura. Hye Won bingung akhirnya menutup telp. 



Hye Won berjalan sendirian ke hutan sebelumnya menelp Hwi karena ingin menanyakan sesuatu. Apakah pondok tempat Eun Seop pergi jauh dari rumahnya. Hwi menjawab tidak
“Jika mengikuti jejak, hanya butuh sekitar 30 menit. Satu-satunya masalah adalah jejaknya cukup kasar. Kau tidak akan ke sana sekarang, kan? Jangan... Lihatlah langit, Penuh awan gelap. Jika kau ke sana sendirian dan hujan turun, kau bisa mati.”ucap Hwi.
Hye Won mengunakan sepatu yang berikan Eun Seob meminta agar Hwi Jangan khawatir menegaksan tidak akan pergi ke sana bahkan Tidak akan pernah. Ia pun berjalan memasuki hutan memanggil Eun Seob dengan wajah panik. 

Flash Back
“Sewaktu kecil, ibuku sering meninggalkanku sendirian di rumah. Dan pada hari-hari itu, aku merasa cemas seharian untuk alasan yang aneh. Saat mencarimu tadi, aku merasakan hal yang sama.” Akui Hye Won saat melihat Eun Seob yang akhirnya kembali dari hutan.
**
Flash Back
“Beberapa orang tidak pernah berbagi kekhawatiran mereka seumur hidup. Mereka membangun pondok sendiri di dalam hati mereka dan tidak pernah meninggalkan pondok itu seumur hidup mereka. Bahkan saat kesepian, mereka tidak pernah mengakuinya.” Ucap Eun Seob
“Sebenarnya, mereka lebih suka memikirkan kesepian mereka. Mereka menyukai kesendirian lebih dari keluarga mereka.” Kata Eun Seob dan saat itu Hye Won melihat rumah di dalam hutan dengan lampu yang menyala.
***
Flash Back
“Manusia lebih bodoh dari binatang.” Ucap Hye Won kesal membaca buku. Eun Seob ingin tahu alasanya.
“Mereka terus menjadi bodoh karena menyukai sesuatu.” Kata Hye Won. Eun Seob bertanya apakah Itu yang tertulis dalam buku itu. Hye Won membaca buku "Menuju Malam Putih"
“Saat menyukai sesuatu, mereka terus melompat ke depan bahkan saat tahu mereka akan mati. Bodoh sekali.. Dasar Bodoh...” ungkap Hye Won.
“Kalau begitu, mereka bisa berhenti menyukai sesuatu.” Kata Eun Seob.
Hye Won akhirnya masuk ke dalam rumah mencari Eun Seob,tapi tak ada siapapun didalam rumah.
“Mereka bisa berhenti memberikan hati mereka Mereka bisa merelakan kebahagiaan yang akan mereka dapatkan dari menyukai sesuatu. Karena kebahagiaan dan penderitaan seperti dua sisi koin. Jika tidak bahagia, kau juga tidak akan menderita.”ucap Eun Seob.  
“Jika tidak punya apa-apa, kau juga tidak akan kehilangan,.. Hae Won. Kau bisa  menghilang selamanya agar orang itu tidak pernah menemuimu.”
Hye Won kebingungan mencari Eun Seob yang tak ada di rumah pondok


"Unggahan Blog Pribadi Toko Buku Selamat Malam"
"Irene bilang kepadaku, 'Aku menyukaimu. Aku membeku di tempat itu dan tidak bisa mengatakan apa pun, Inikah yang kau sebut waktu yang terasa seperti keabadian? Dengan kata-kata dari mulutnya. Seluruh alam semesta, termasuk aku, berhenti Aku hampir tidak sadar, tapi hanya bisa bilang, 'Baiklah.' Apa yang kulakukan? Ini malam yang pahit"

Bersambung ke episode 8

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar