PS : All images credit and content copyright : KBSBuat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hong Jo
yang kekelahan langsung tertidur dengan kaki yang menaiki tubuh Sol Ah. Sol Ah
pun terbangun lalu memanggil Hong Jo mencarinya, Hong Jo sudah berubah jadi
kucing dan bertanya apakah sudah lebih baikan. Hong Jo sudah terlihat lebih
baik. Sol Ah yakin Hong Jo Pasti sudah sembuh.
“Hong Jo,
kemarilah.” Panggil Sol Ah tapi Hong Jo tak mau menghampiriya. Ia pun mengubah
jadi pangggilan lainya
“Ini
makanan enak, makanlah yang banyak.” Ucap Sol Ah memberikan makanan. Hong Jo
pun makan dengan lahap. Sol Ah senang melihatnya.
Saat itu
ada pesan masuk ke ponsel Sol Ah.. “Apa kau baik-baik saja? Buka pintumu.” Jae
Sun menerima telp. Sol Ah pun bergegas keluar dari rumah dan melihat ada obat
yang ditaruh Jae Sun lalu bergegas ke lantai atas, sengaja didepan jendela
meminum obatnya
“Rumah
ini punya pemandangan indah.” Ucap Sol Ah bahagia melihat Jae Sun yang keluar
dari cafe.
“Demammu.
Apa sudah baikan?” tanya Jae Sun. Sol Ah menganguk kalau itu berkat Jae Sun
senyuman bahagia tak bisa di tahan olehnya.
Di kantor
Doo Sik
mendekati temanya melihat Soo Ah yang terus tersenyum bertanya Apa ada hal
baik. Sol Ah mengaku Banyak yang terjadi kemarin. Doo Sik mengeluh kalau tak
akan penasaran tapi langsung bertanya Apa yang terjadi. Sol Ah pikir bisa
mengatakan satu hal
“Aku... kembali
menggambar webtoon.” Akui Sol Ah. Doo Sik pun ikut senang dan ingin tahu Apa
yang akan digambar
“Rahasia.”
Ucap Sol Ah bahagia. Doo Sik pun berpikir kalau So Al berhasil mak akan
berhenti bekerja.
“Aku
datang ke sini untukmu... Aku merasa kesepian. Aku ingin melarikan diri dari
mimpi buruk catatan tempel ini juga.” Ucap Doo Sik
Tiba-tiba
Ji Eun datang mengagetkan Doo Sik, Doo Sik pun mempersilahkan Ji Eun untuk
menempelkan notenya saja. Ji Eun tahu kalau Doo Sik yang memintanya untuk
berbicara langsung jadi sekarang akan berbicara.
“Spanduk
Insong Industri.” Ucap Ji Eun. Doo Sik lansung memperlihatkan gambar spanduk KEAMANAN
EKSEKUTIF ADALAH KEUNGGULAN KOMPETITIF KAMI
“Mereka
ingin mengubah kata. Dari "eksekutif '" ke "staf'". Ucap Ji
Eun Do Sik mengerti akan segera melakukannya.
“Aku
sudah mengirimnya.” Kata Doo Sik lalu mulai mengubahnya dan mengirimkan ke
komputer Ji Eun.
Ji Eun
melihat gambarnya berubah hanya tertulis “DARI EKSEKUTIF KE STAF lalu panik
kebingungan yang dilakukan Doo Sik. Ia pun menjelaskan kalau yan dimaksud bukan
seperti itu. Doo Sik pikir yang dilakukan benar
"Dari eksekutif ke staf".
“Tidak.
Jadi, maksudku... Bukan Tulisn "dari eksekutif ke staf". Tapi Ubah kata
"eksekutif" ke...” ucap Ji Eun.
Sol Ah
akhirnya melihat tulisan Doo Sik langsung tertawa terbahak-bahak karena memintanya
untuk mengubah "eksekutif '" menjadi "staf'", tapi malah
mengubah semua kalimatnya.
“Doo Sik,
kau benar-benar luar biasa.” Ejek Song Kwon, semua pun mengejeknya. Doo Sik
hanya bisa tertunduk malu. Ji Eun pun merasa bersalah karena membuat Doo Sik
kena ejekan teman-temanya.
“Bagaimana
kau dapatkan pekerjaan ini?” ejek teman lainya. Song Kwon pikir Doo Sik ingin
protes
“Tetap gunakan catatan tempel... Bicara
membuat segalanya lebih membingungkan.” Ejek Song Kwon. Sol Ah langsung mengejek kalau Doo Sik itu Bodoh.
“Kebisingan
apa ini? Kim Sol Ah , ayo pisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi... Kau
terbaik di SMA, tapi ini bukan SMA.” Sindir Direktur tiba-tiba datang. Sol Ah
langsung meminta maaf.
“Kau
terlihat senang... Apa itu? Apa yang terjadi?” tanya Doo Sik mendekati temanya
yang terus tertawa. Sol Ah mengaku Sebenarnya, pindah rumah.
Hong Jo
keluar rumah membawa payung melihat cafe “SONAMU” lalu bergumam “Pengasuhku sebelumnya
juga tertawa dan menangis karena pria itu.” Ia pun ingin tahu orang seperti apa
Jae Sun itu. Saat itu Jae Sun datang bertanya ada apa berdiri didepan rumahnya.
Keduanya saling
menatap, Jae Sun pun langsung bersih karena bertemu dengan kucing. Saat itu Doo
Sik datang bertanya apa yang dilakukan Jae Sun. Jae Sun bingung melihat orang
yan ada didepanya sudah menghilang.
“Kau dan
Sol Ah baik-baik saja sekarang, 'kan? Aku merasa sangat pengap, terjebak di
antara kalian. Aku bersabar di sekitar kalian berdua selama setahun terakhir...
Ahh.. Tidak. Selama 10 bulan terakhir. Sol Ah bahkan menghitung jumlah hari kau
berkencan dengan orang lain.” Cerita Doo Sik
“Tapi Bukan
itu saja, kan? Ayo Katakan. Apa yang terjadi di antara kalian berdua? Sebenarnya,
apa...arti Sol Ah bagimu?” tanya Doo Sik penasaran.
“Sol Ah adalah...Kim
Sol Ah.” Ucap Jae Sun. Doo Sik mengerti dan ingin tahu kalau dirinya seperti
apa.
“Kau
adalah Ko Doo Sik.” Ucap Jae Sun. Doo Sik mengeluh kalau itu Sama sekali tak
ada artinya. Hong Jo mendengarnya dari atap cafe.
“Ketika
kau bilang nama Kim Sol Ah, kupikir kau akan menggunakan ekspresi puitis atau
semacamnya. Aku Ko Doo Sik, dia adalah Kim Sol Ah. Apa kau sedang mengabsen?”
keluh Doo Sik
“Hei... Sol
Ah bahkan pindah ke rumah di depanmu. Jadi Bagaimana ke depannya?” Ucap Doo
Sik.
“Ini pasti Akan menjadi lebih berisik.” Keluh Jae
Sun memilih untuk masuk. Doo Sik mengeluh Jae Sun yang tak pernah dengarkannya.
Saat itu
Sol Ah baru saja pulang dan kaget
melihat Hong Jo diatap dan panik karena bahaya. Hong Jo hanya diam saja. Sol Ah
bingung dengan Hon Jo yan ada diatas. Hong Jo hanya menatapnya seperti bisa
mengerti sekarang.
“Apa kau
sekarang menatapku? Ketika aku berteriak, "Hong Jo", apa kau
menatapku?” ucap Hong Jo bahagia lalu kembali memanggil Hong Jo.
“Kau
benar-benar menatapku... Serius, kau bertingkah menggemaskan saat berada dalam
bahaya... Aku akan menyelamatkanmu. Kemari.” Ucap Hong Joo lalu panik meminta
Hong Jo agar tak turun.
“Kau Tunggu
di sana. Aku akan menyelamatkanmu. Jangan bergerak sedikit pun.” Ucap Sol Ah
lalu mengambil tangga.
Di dalam cafe, Doo Sik mengeluh pada sikap Jae Sun yang menurutnya Sol Ah itu wanita
dan tak sadar karena sudah lama mengenalnya. Ia tahu Sol Ah bergabung dengan
klub seni SMA jadi sangat halus, wanita sejati.
Hong Jo
pun sudah siap naik keatas akan menjemputnya jadi Jangan khawatir tapi ketika
sampai diatas Hong Jo tak terlihat. Jae Sun melihat dari jendela kebingungan
bertanya-tanya apakah meletakkan tangga di sini. Doo Sik terus mengoceh kalau
Sol Ah itu juga mudah takut.
Sol Ah
terus mencari Hong Jo diatas seperti memberanikan diri, tapi ternyata Hong Jo
sudah ada dibawah. Ia pun mengeluh kalau sangat sulit naik ke atap dan meminta
agar datang tetap dibawah. Ia mencoba turun tapi kakinya tak bisa menyentuh
bagian pijakan tangga.
Akhirnya
Sol Ah pun terjatuh, Saat itu Hong Jo pun berubah jadi manusia dan langsung
mengendong Sol Ah sebelum terjatuh. Keduanya saling menatap. Sol Ah langsung
bergegas turun dan kembali mencari Hong Jo. Akhirnya Ia melihat Hong Jo yang
sudah ada dibelakangnya.
“Tapi,
dari mana lelaki itu keluar? Dia punya mata yang aneh.” Ucap Sol Ah bingung.
Saat itu
dirumah Hong Jo menatap dengan matanya, Sol Ah pikir mata Hong Jo mirip dengan
mata si pria dan berpikir kalu tinggal di sekitar sini. Ia pun mengajak bicara
dengan Hong Jo merasa tak enak hati bahkan tak bisa berterima kasih padanya.
“Jika
bukan karena dia, aku akan terluka parah. Dia menyelamatkanku.” Ucap Sol Ah.
Hong Jo hanya diam saja.
Didepan
restoran DEDIKASI GOGALBI-SII, orang tua Doo Sik berkomentar melihat Ji Eun
yang pulang dan hanya menatap tanah . Ayah Doo Sik merasa belum pernah
melihatnya. Ibu Doo Sik memberitahu kalau wanita itu pindah ke lantai dua.
“Dia
selalu seperti itu, setiap kali aku melihatnya. Bahu membungkuk seperti orang
tua.” Ucap Ibu Doo Sik. Ji Eun yang mendengarny alangsung bergegas pergi.
“Lalu Bagaimana
kalau pakis untuk lauk besok?” tanya Ayah Doo Sik. Ibu Doo Sik pun
menyetujuinya.
Ji Eun
masuk ke rumah menyalakan lampu terlihat sangat lelah dan kebingungan. Akhirnya
ia duduk lalu melihat kotak yang disimpan olehnya, ia melihat penghampus dan
tertulis [SENIMAN JENIUS SMA, KO DOO SIK]
“Kenapa
tak bisa bicara dengannya?” keluh Ji Eun seperti menyimpan perasaannya tapi
terlalu gugup.
Hong Jo
tertidur diatas tempat tidur dengan kaki yang diatas badan Sol Al. Sol Ah
terbangun sambil mengeluh kalau bermimpi buruk kalau Hantu lelaki menekannya.
Hong Jo berubah jadi kucing sudah tertidur pulas dengan gayanya.
“Hong Jo,
aku berangkat.” Ucap Sol Ah. Hong Jo langsung bergegas pergi keluar dari kamar
mandi mengambil sikat gigi karena milik Sol Ah.
“Tolong
kue ikan 2.000 won.” Kata Sol Ah pada wanita yang bungepang. Cucunya tiba-tiba
melambaikan tanganya. Sol Ah langsung membalasnya.
“Aku
menyapa Hyung itu.” Kata si cucu. Sol Ah bingung lalu menatap ke arah belakang
dan kaget melihat pria yang ada dibelakangnya.
“Aku yang
menyelamatkanmu.” Ucap Hong Jo. Sol Ha mengingat Hong Jo itu yang Di atap
kemarin...
“Kau
tiba-tiba hilang, sehingga aku tak bisa mengucapkan terima kasih. Terima kasih
banyak.” Ucap Sol Ah membungkuk.
Hong Jo
ikut membungkuk dan langsung mengambil kue yang jatuh. Sol Ah langsung
melarangnya karena itu jatuh ke tanah. Hong Jo pun mengatakan kalau sudah menyelamatkannya.
Hong Jo pun memberikan semua kue pada Hong Jo.
“Apa kau
tinggal di sekitar sini? Aku pindah ke sini baru-baru ini. Aku akan menemuimu
lain kali.” Ucap Hong Jo lalu pamit pergi.
Hong Jo
mengikuti Sol Ah sampai menaiki bus. Sol Ah pikir mereka bertemu lagi dan itu suatu
kebetulan yang aneh. Sopir memanggil Hong Joo karena belum membayar ongkosnya.
Hong Joo memberitahu Sol Ah kalau sudah menyelamatkannya.
“Kau pasti
meninggalkan kartu busmu.” Ucap Sol Ah akhirnya membayar bus Hong Jo.
Hong Jo duduk
dibelakang Sol Ah melihat gantungan kunci dan langsung memegangnya. Sol Ah
terlihat bingung, Hong Jo pun mengatakan sudah menyelamatkannya. Sol Ah pun
akhirnya pasrah memberikan gantungan kuncinya.
Sol Ah
akan memilih minuman yang harga 1000 won atau 900 won. Hong Jo tiba-tiba datang
dan langsung menekan minum yang 1000 won. Sol Ah mengeluh kalau Hong Jo memilih
yang harganya 100 won lebih lebih mahal. Hong Jo kembali mengatakan sudah menyelamatkanya.
“Yah...
Benarr... Kau menyelamatkanku.” Ucap Sol Ah akhirnya melangkah pergi dengan
wajah kesal.
Hong Jo
terus mengikuti Sol Ah sampai ke depan gedung tapi terbentur dengan pintu
otomatis. Sol Ah kaget menanyakan keadaanya. Hong Jo sambil memegang dahinya mengatakan
sudah menyelamatkannya.
“Aku tahu
kau menyelamatkanku, tapi seberapa jauh kau akan mengikutiku? Di sinilah aku
bekerja dan Ini perusahaan. Hanya orang yang bekerja di sini yang bisa masuk.
Jika kau ke mari untuk bermain, lanjutkan, mengerti?” ucap Sol Ah. Hong Jo
akhirnya berjalan pergi.
“Dia
terlihat baik-baik saja, tapi dia adalah orang bodoh.” Komentar Sol Ah melihat
Hong Jo pergi.
Hong Jo
berjalan dengan membawa semua barang yang diberikaan Sol Ah lalu menatap ke
arah bus. Ia bergumam mungkin terlihat manusia, tapi bahkan tak bisa naik bus
tanpa Sol Ah. Ia akhirnya terpaksa berjalan pulang ke rumah.
“Ada
batas waktu ketika menjadi manusia. Ketika lelah dan tertidur, aku adalah kucing.
Kucing tidur untuk waktu yang lama.” Gumam Hong Jo akhirnya sampai ke rumah
dengan kelelahan.
Sol Ah
akhirnya pulang memanggil Hong Jo, tapi malah melihat pot yang jatuh dan yakin
kalau itu ulah Hong Jo. Ia pun melihat jendela terbuka dan seperti ada yang
bergerak dibelakang, tapi akhirnya menemukan Hong Joo dan berpikir karena rumah
yang sangat tua jadi sedikit seram.
“Tapi Di
mana sikat gigiku?” ucap Sol Ah binggung saat ke kamar mandi. Ia akhirnya
memilih untuk mengambar dan tiba-tiba merasakan ada bayangan dan Hong Joo pun
mulai mengeong.
“Aku
hanya gelisah karena ini adalah kali pertama aku hidup sendirian... Tak boleh
begini... Aku harus tidur lebih awal.” Ucap Hong Jo membuka jaketnya. Saat itu
ia menginjak boneka dan langsung berlari panik keluar dari rumah
Jae Sun
sedang ada didalam ruang kerjanya, Sol Ah mengendor pintu Jae Sun dengan wajah
panik dan berterik. Jae Sun bertanya ada apa. Sol Ah memberitahu kalau Ada
orang di rumahnya. Jae Sun bingung bertanya siapa. Keduanya akhirnya berjalan
masuk ke dalam rumah.
“Aku
yakin Pasti ada orang di sini.” Ucap Sol Ah. Jae Sun pikir kalau itu Sergei
“Jendela
balkon selalu terbuka. Apa Kucing bsa membuka dengan cakarnya?” ucap Sol Ah
ketakutan.
“Kau
pasti lupa menutupnya. Bahkan Kau tak bisa mengingat apa kau mengenakan pakaian
atau tidak.” Ucap Jae Sun akhirnya memberikan jaketnya. Sol Ah baru saja
tersadar.
“Mungkin
orang cabul yang mengidap fetish untuk mencium bau napas. Sikat gigiku pun
hilang.” Ucap Sol Ah. Jae Sun memeriksa bagian bawah tepat tidur.
Sol Ah
bertanya apakah ada Di bawah tempat tidur. Jae Sun mengambil sikat gigi Sol Ah
lalu mengejek kalau Sergei yang cabul. Sol Ah masih tak percaya memberikan
gantungan boneka kalau memberikannya kepada orang bodoh tadi tapi malah ada
dirumahnya sekarang.
“Aku tak
tahu siapa orang bodoh itu, tapi tak ada orang lain di rumah ini. Sekarang
Hanya kau dan aku. Berdua.” Ucap Jae Sun.
“Kau tak
akan mendapat kesalahpahaman lagi, 'kan? Hanya karena aku memanggilmu di malam
hari dengan nyaris tanpa busana.” Ucap Sol Ah. Jae Sun hanya bisa menatapnya.
“Hei! Jangan
menatapku seperti itu... Tapi Bukan begitu. Dilarang salah paham.” Ucap Sol Ah
panik.
“Aku tak
bilang apa-apa.” Komentar Jae Sun. Sol ah pikir harus berterima kasih sudah
datang.
“Apa Kau
ingin makan? Aku punya Jjajang ramyeon. Tapi Jangan salah paham... Aku
perjelas. Bukan ramyeon... Tapi, Jjajang ramyeon.” Tegas Soo Ah. Jae Sun
menatapnya lalu menyetujuinya.
Sol Ah
memasak air dikompor. Jae Sun memberitahu kalau punya sesuatu untuknya juga.
Sol Ah terlihat bingung. Jae Sun memberikan sebuah tali seperti gelang. Jae Sun
mengaku membuat sesuatu. Sol Ah tak percaya Jae Sun yang membuatnya sendiri
“Bukan
apa-apa... Aku membuatnya dengan sisa kulit... Aku tak tahu akan cocok.” Ucap
Jae Sun dan tiba-tiba bersin.
“Oh.. Benar.
Kau alergi terhadap kucing.” Ucap Sol Ah langsun menyingkirkan Hong Jo. Jae Sun
mengaku baik-baik saja.
“Hei,
bisakah kau pergi?” bisik Sol Ah. Hong Joo tetap saja tak bergeming. Jae Sun
pun meminta agar membiarkan saja.
“Tidak,
sebentar... Diam di sini sebentar... Tolong kerja samanya. Ini hal penting.” Ucap
Sol akhirnya menaruh Hong Jo dibalkon luar.
Sol Ah
memuji gelang yang diberikan Jae Sun merasa itu cantik dan mengucapkan Terima
kasih lalu berkomentar kalau ukuran pas. Jae Sun mengatakan kalau itu Bukan
untuk pergelangan tangan. Sol Ah bingung dan berpikir kalau untuk gelang kaki.
“Itu Untuk
leher kucing. Kalung Untuk Sergei.”kata Jae Sun. Sol Ah melonggo bingung dan
akhirnya bisa menyetujuinya.
“Kau tak
mengukir nama di atasnya, kan? Dia punya nama baru. Bukan Sergei.” Ucap Sol Ah
“Kenapa?
Kau akan segera melepasnya. Kenapa membuatnya bingung? Kau beri dia nama apa?”
kata Jae Sun.
“Aku tak
akan memberitahumu. Karena aku akan melepasnya, maka aku akan merahasiakannya.”
Ucap Sol Ah
“Dia tak
akan menanggapi. Dia bernama Sergei sejak kecil.”ucap Jae Sun. Sol Ah mengatakan
tak seperti itu tapi Hong Jo menatapnya saat memanggilnya.
“Kau
memanggilnya apa?” tanya Jae Sun. Hong Jo pikir
Jika memanggil "Hong Jo", dia terlihat.. Lalu tersada kalau sudah mengatakannya.
“kau
memanggilnya "Hong Jo"?” ucap Jae Sun tak percaya. Keduanya saling
menatap. Sementara Hong Jo berusaha keluar dari balkon.
Sol Ah
tiba-tiba mengingat kenangan ditaman. Jae Sun pun tak menduga kalau Sol Ah itu
pemalu dan akhirnya memberikan ciuman.
Tiba-tiba
ada bunyi didapur. Sol Ah pun tersadar dengan pancinya dan langsung memegangnya
tanpa kain. Ia pun langsung menjerit kesakitan. Jae Sun langsung menarik tangan
Sol Ah dan mendingikan dibawah air keran. Sol Ah terdiam saat Jae Sun memegang
tanganya.
“Jangan
khawatir... Aku tak akan salah paham.” Ucap Jae Sun. Sol Ah terus menatap Jae
Sun.
“Bagaimana
jika bukan salah paham?” ucap Sol Ah yang siap mencium Jae Sun.
Tapi
tiba-tiba seseorang masuk ke dapur. Sol Ah dan Jae Sun kaget. Hong Jo berubah
jadi manusia terlihat sangat marah. Sol Ah ketakutan, Jae Sun pun
melindunginya.
Bersambung
ke episode 5
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar