PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 31 Maret 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 3 Part 3

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
[PUSAT MEDIS YULJE - UNIT PERAWATAN INTENSIF]
Anak Tuan Jung terlihat gugup didepan ruangan, ibunya datang memanggil  Ho-jun menyuruh agar ganti baju dahulu karena sudah bawakan kaus dan celananya. Ho Jun pikir kalau  Sebentar lagi jam besuk jadi ganti baju nanti saja.
“Masih ada waktu 20 dan 30 menit. Di sana ada kursi kosong. Kita duduk dahulu.” Ucap istri Tuan Jung. Ho Jun pun menyetujuinya.
“Dia pasti sudah gila! Astaga! Apa Dia tak pergi bulan madu?” ucap Nyonya Jung melihat anaknya yang datang.  Ho Jun pun memanggil Eun Bin untuk mendekat. Eun Bin dan suaminya terlihat menahan tangisnya. Ho Jun mengeluh pada kakaknya yang menangis padahal Operasinya lancar.

Eun Bin memberikan foto saat pernikahan pada adik dan ibunya. Sang ibu melihat kalau  Jin-hui pandai mengambil foto. Eun Bin pikir Kameranya yang bagus. Jadi memintanya foto dengan ponselnya karena malas mengunduh nanti.
“Apa Pamanmu juga datang? Padahal dia bilang tak akan datang.” Keluh ibu Eun Bin.
“ Tunggu Sebentar. Ini siapa? Bukankah dia dokter yang mengoperasi ayah kalian?” ucap Ho Jun melihat foto Jun Wan.
“Eun-bin, Apa dia datang di pernikahanmu?” tanya Ho Jun. Eun Bin membenarkan. Ho Jun bertanya Kapan
“Dia orang pertama yang menyapaku di ruang pengantin.” Kata Eun Bin. Ho Jun heran melihat wajah Jun Won.
“Kami tak foto bersama. Dia hanya makan dan pergi. Tapi Datang saja sudah bagus. Dia bertanya menunya apa. Kubilang galbitang lalu dia berlari girang ke area makan. Dia datang ke pernikahanku hanya untuk makan.” Ucap Eun Bin
“Ayolah. Galbitang saja tak cukup. Kalau bisa, ibu ingin mentraktirnya galbi.” Kata Nyonya Jung.
“Walaupun Diberi pun dia tak akan terima.cMereka dilarang menerima hal semacam itu. Aku tak menyangka dia bisa membuat orang berdebar.” Ucap Eun Bin
Saat itu perawat memberitahu  Unit Perawatan Intensif sudah dibuka jadi bisa cepat masuk. Mereka pun mengucapkan terimakasih.  Nyonya Jung lebih dulu berjalan masuk. Eun Bin tak bisa menahan tangisnya karena akan bertemu dengan ayahnya.
“Jangan menangis, Eun-bin... Apa Kau akan menangis di depan Ayah? Ayo.. Jangan menangis.” Ucap Ho Jun menenangkanya. Eun Bin masih saja menangis.
“Kenapa menangis? Operasinya lancar... Ayah bisa sedih. Jangan menangis. Ayah lebih sedih. Kau mengerti, 'kan?” ucap Ho Jun meminta Eun Bin agar bisa tersenyum. Eun Bin menganguk mengerti.


Jun Wan masih sibuk di ruanganya. Song Hwa datang bertanya apakah tak pulang. Jun Wan memberitahu kalau Besok ada jadwal rawat jalan dan operasi jadi sibuk. Song Hwa menyuruh agar ganti saja jadwal operasinya. Jun Wan pikir Tidak semudah itu.
“Pasien rawat jalan berapa?” tanya Song Hwa. Jun Wan menjawab Dua puluh orang.
“Banyak rekam medis harus kulihat. Kenapa kau belum pulang?” ucap Jun Wan
“Aku hendak mampir ke kantor karena timku sudah kerja keras operasi tadi.” Ucap Song Hwa.
“Coba kau tengok Ik-jun.” Ucap Jun Wan. Song Hwa ingin tahu kenapa Jun Wan Sepertinya ada masalah, tetapi tak bilang.
“Aku tak berani tanya karena sepertinya masalah keluarga. Kurasa dia bukan orang seperti itu.” Ucap Jun Wan.
“Sudahlah. Dia pasti bisa menyelesaikannya.” Kata Song Hwa lalu pamit pergi. 


Ik Jun duduk di dalam ruangan hanya bisa memegang bola baseball.
Flash Back
Ik Jun bertemu dengan istrinya Dokter Yun seperti kaget ingin memastikan apa yang dikatakan.  Nyonya Yun minta cerai karena menurutnya Sekarang mereka tak hidup seperti suami istri jadi mengajak untuk berteman seperti sebelumnya.
“Kita hidup begini atas keinginanmu, 'kan? Saat dipindah ke Jerman, aku sudah berniat cuti kerja dan ikut kau, tetapi kau melarangku. Kau ingin aku tetap bekerja dan Kau juga ingin U-ju dibesarkan di Korea.” Ucap Ik Jun.
“Karena itu kita hidup seperti ini. Jadi, apa kita... Apa kita terpisah? Tidak benar kan? Aku suka kau bekerja. Aku juga bisa merawat U-ju. Kita memang hidup terpisah tetapi kita sudah menyepakati hal itu, 'kan? Namun, kenapa... Ada apa? Apa alasan sesungguhnya?”kata Ik Jun
“Tidak ada alasan sesungguhnya. Mendadak aku berpikir untuk apa mempertahankan hubungan suami istri seperti ini. Apa Kau curiga padaku?” kata Nyonya Yun. Ik Jun mengaku tidak
“Besok aku akan makan siang bersama U-ju... Berdua saja. Besok hari istimewa, 'kan? Kau bekerja saja. Besok aku akan menemani U-ju. Lalu kuharap kau mempertimbangkan perkataanku dengan serius.”ucap Nyonya Jun. Ik Jun hanya bisa terdiam mendengarnya. 


Song Hwa memanggil Dokter Ahn agar minum kopi bersama. Dokter Ahn pun menganguk setuju, merkea pun duduk di lorong sambil minum kopi.  Song Hwa bertaanya Hari ini berapa kali bertanya padanya. Dokter Ahn mengaku tak tahu.
“Banyak sekali... Maafkan aku.”kata Song Hwa. Dokter Ahn pikir tak masalah.
“Chi-hong, kira-kira berapa operasi yang kulakukan selama sepekan?.. Astaga. Aku bertanya lagi. Ini sungguh penyakit... Maaf.”ucap Son Hwa
“Kurasa rata-rata kau melakukan lima operasi dalam sepekan. Kalau begitu dalam setahun bisa mencapai kira-kira 250 operasi.” Ucap Dokter Ahn. S Song Hwa membenarkan.
“Waspadalah... Saat menghadapi pasien atau saat operasi. Aku melakukan hal itu kepadamu dan Seok-min agar kalian tetap waspada.” Jelas Song Hwa. Dokter Ahn menganguk mengerti.
“Pekerjaan ini melelahkan, tetapi kau cepat terbiasa. Masalahnya, kita tak boleh terbiasa melakukan ini. Itu alasannya.” Jelas Song Hwa. Dokter  Ahn mengerti.
“Jangan salah paham karena aku tak membencimu. Jangan menyerah di tengah jalan.” Saran Song Wha. Dokter Ahn menganguk mengerti.
“Percaya dan ikutilah aku... Paham, Kapten Ahn?”ucap Song Hwa. Dokter Ahn menganguk mengerti. 


[UNIT PERAWATAN INTENSIF PEDIATRI]
Jun Wan akan masuk ruangan, Perawat keluar memberitahu Kalau kondisi Chan-hyeong bagus dan sudah memeriksa tadi. Jun Wan mengerti kalau tak perlu melihatnya dan bertanya bagaimana  PaO2 dan gas darah arteri baik. Perawat menjawab kalau semua baik.
“Ayo Cepat pulang saja. Cepat!” ucap Perawat mendorong Jun Wan pergi. Jun Wan menganguk mengerti dan melihat ibu Chan Hyung yang duduk sendirian.
“Kau sudah dengar penjelasan operasi dari Dokter Do, 'kan? Kondisi Chan-hyeong baik. Jadi, operasi besok...” ucap Jun Wan tiba-tiba Ibu Chan Hyung langsung menangis.
“Astaga... Dokter, mohon bantu Chan-hyeong.” Ucap Ibu Hcan Hyung. Jun Wan tak pecaya kalau ibunya sudah bertahan dengan baik selama ini.
“Dokter, mohon selamatkan Chan-hyung. Aku harap aku saja yang sakit menggantikan Chan-hyeong.”  Ucap Jun Wan .
“Jangan menangis... Selama ini kau sudah bertahan dengan baik.” Komenta Jun Wan.
“Aku susah payah bertahan, Dokter. Ibu dan mertuaku selalu melihat kami sebagai anak kecil. Orang-orang juga bilang kami belum dewasa. Karena itu aku pura-pura kuat. Aku menahan tangis karena takut mereka bilang aku masih muda, menyuruhku pulang, dan tak mengizinkanku menemui Chan-hyung.” Cerita ibunya.
“Makanya aku terpaksa pura-pura kuat. Namun, kini aku tak sanggup lagi. Dokter, Chan-hyeong bisa hidup, 'kan?” kata Ibu Chan Hyung memastikan.
“Operasi ini sudah sering kami lakukan... Kami akan selamatkan Chan-hyeong.” Ucap Jun Wan akhirnya berbeda dengan keyakinannya.

“Kalau begitu, operasinya pasti berhasil, 'kan?” kata Ibu Chan Hyung. Jun Wan yakin kalau mereka akan berusaha sebaik mungkin. Ibu Chan Hyun pun mengucapkan Terima kasih.
“Namun, kenapa kau mendadak pulang tadi pagi?” tanya Jun Wan. Ibu Chan Hyung memberitahu kalau Ibu Hui-dong seorang dukun. Jun Wan mengerti.
“Dia bilang kalau aku membalikkan tutup gentong di rumah dan menampung air, Chan-hyeong bisa sembuh... Maafkan aku. Katanya dokter tak percaya takhayul seperti ini.” Ucap Ibu Chan Hyung
“Tidak apa-apa... Kalau itu bisa membuatmu lebih tenang, lakukan saja. Silakan.” Kata Jun Wan hanya bisa melonggo
“Kalau begitu... Ini.. Maafkan aku.” Kata Ibu Chan Hyung memberikan jimat dan menaruh disaku Jun Wan. Jun Wan hanya bisa melonggo akhirnya terpaksa menerimanya merasa tak masalah. 



Akhirnya Dokter Do membawa Chan Hyung masuk ruang operasi dengan wajah bahagia memberitahu pada Paman, Bibi kalau Chan-hyeong sudah datang. Jun Wan mulai mencuci tangan lalu bertanya apa Protein C-reaktifnya agak naik.
“Ya, tetapi tingkat hematologi dan hasil sinar-X dada pagi ini terlihat bagus.” Jelas Dokter Do. Jun Wan mengerti.

“Wakanda.” Ucap Jun Wan pada dua mahasiswa. Keduanya menatap binggung.
“Apa Kalian tak tahu Wakanda? Black Panther. Jangan bilang "Selamanya." Kalian harus Diam seperti itu.” Ucap Jun Wan menyilangkan tangan. Keduanya pun langsung ikut menyilangkan tanganya. 

Didepan ruangan operasi, Nenek Chan Hyung terlihat gugup. Di dapan terlihat nama [LEE CHAN-HYEONG] Jun Wan pun meminta agar  Mulai pompa. Di dinding terlihat dari berapa waktu operasi. Ibu Chan Hyung hanya bisa menangis. Suaminya pun hanya bisa memeluk sang istri. 

Ik Jun berbicara di tlp bertanya Warna darah yang keluar baik, Lingkar perutnya. Ia pun meminta agar bisa cek kuantitas urine per jam, lalu menghubunginya lagi. Saat itu perawat datang dengan wajah panik mengeluh karena Ik Jun tak mengangkat telepon.
“Aku tadi sedang menelepon. Ada apa?” tanya Ik Jun. Perawat mengaku datang karena mereka bilang kau tak bisa dihubungi. Itu...
“Pak Yuk Hui-gwan...” kata Perawat panik. Ik Jun ingin tahu  Yuk Hui-gwan kenapa karena Kemarin dia sudah pulang.
“Mereka melihat rekam medis,dan menemukan bahwa dia pendonor organ mati otak. Lalu Dia masuk sebagai korban kecelakaan pagi ini. Kemungkinan mati otaknya tinggi dengan Skala Koma Glasgow lima.” Jelas Perawat.
“Walinya sudah menyetujui donor, serta sudah selesai elektroensefalografi. Rapat pemutusan mati otak akan segera dimulai. Padahal laporan yang kudapat saat dini hari hanya kecelakaan. Aku diminta segera menghubungimu karena dia pasienmu.” Ucap Perawat
“Organ itu akan diberikan ke pasien lain di rumah sakit kita.Jadi, pasti kita juga yang mengangkat organnya. Astaga... Perasaanku sangat tak enak.” Ucap perawat. 

Jun Wan memberitahu  Katup trikuspidnya kecil jadi Sulit untuk melihatdan menyuruh Dokter Do agar Tarik ke arah kepala pasien. Dokter Do mengikutinya. Jun Wan berteriak kesal kalau bukan kearah sana. Dokte Do mengerti.
“Tarik lagi. Jika tidak, bilik jantung harus dipotong lagi.” Kata Jun Wan. Dokter Do meminta maaf.
“Apa Kau lihat monitor itu? Garisnya lurus, 'kan? Detak jantung nol.” Ucap Yun Bok duduk bersama adiknya.
“Apa Berarti pasien meninggal?” tanya Hong Do. Yun Bok menjawab bukan seperti itu
“Artinya, detak jantung Chan-hyeong sebenarnya saat ini adalah nol. Itu karena jantung Chan-hyeong tak berdetak saat ini. Operasi tak bisa berjalan kalau jantung berdetak.” Jelas Yun Bok
“Oleh karena itu, saat operasi jantung, diberi cardioplegia satu kali setiap sekitar 30 menit untuk menghentikan jantung. Lalu selama jantung berhenti, alat itu menggantikan fungsi jantung dan paru-paru. Dengan begitu, selama operasi pun darah tetap dapat dialirkan ke seluruh tubuh.” Jelas Yun Bok.
“Kesimpulan... Jantung Chan-hyeong sebenarnya dihentikan, lalu jantung pengganti dinyalakan. Kemudian selama itu jantung Chan-hyeong segera diperbaiki. Setelah diperbaiki, selang-selang yang terhubung dengan jantung pengganti dilepas.” Ucap Yun Bok
“Kau pasti menjelaskan padaku sambil belajar, 'kan? Kau menghafal sembari melihatku.” kata Hong Do. Yun Bok membenarkan dan adiknya pasti paham. Hong Do mengaku sangat paham.


[RUANG PENGOBATAN]
Ik Jun memanggil Gwang Hyun yang ada didepan ruang IGD,bertanya Pasien kecelakaan yang mati otak, Yuk Hui-gwan, di mana. Gwang Hyun menjawab  Mereka baru menyelesaikan tes di Unit Perawatan Intensif jadi Rapat pemutusan mati otak pasti segera dimulai.
“Aku dengar kondisi organnya baik, meski dia mengalami kecelakaan. Kurasa mereka sedang mengatur jadwal dengan tim rumah sakit lain. Kenapa? Kau kenal dia?”jelas Gwang Hyun
“Dia pasienku. Padahal kemarin dia pulang baik-baik saja.”kata Ik Jun. Gwang Hyun tak bisa dipercaya.
“Itu pasti sebuah keputusan sulit. Antarlah kepergiannya.” Jelas Gwang Hyun. Ik Jun menganguk mengerti.
“Apa Kau tak lihat keluarganya?” tanya Ik Jun. Gwang Hyun mengaku tak melihatnya.

Ik Jun keluar menerima telp dari bibinya bertanya Apa harus ke sana. Bibi menjawab tidak perlu  karena Obat pertolongan pertamanya sangat ampuh jadi Alerginya sudah reda dan Sekarang U Ju sedang tidur. Ik Jun terlihat sedih
“Kalau kau datang, nanti U-ju terbangun dan masalah jadi besar Aku menelepon hanya untuk memberi tahu. Tak perlu khawatir. Omong-omong, bagaimana mungkin ibunya tak tahu kalau U-ju punya alergi kacang-kacangan?”keluh Bibi U Ju yang tak percaya
“Apa Kau tahu nama restorannya? Aku akan hubungi mereka. Aku harus tahu dia makan apa saja.” Kata Ik Ju. Bibi U Ju mengerti dan memberitahu namanya.Ik Jun pun mengucapkan terimakasih. 

Ik Jun melihat didalam RUANG TUNGGU WALI, Woo Jun duduk disamping ibunya yang terlihat sangat lesu memanggil sang ibu bertanya Kenapa Ayah tak ada. Nyonya Yuk hanya bisa terdiam.  Yuk Jun kembali bertanya Ayah ada di mana.  Akhirnya Ik Jun mendekat.
“Pak, belikan aku jajangmyeon!” teriak Woo Jun menghampiri Ik Jun. Ik Jun pun langsung mengendong dan memeluknya. Nyonya Yuk langsung menangis.
“Baiklah, akan kubelikan kau jajangmyeon.” Kata Ik Jun ikut merasakan sedih pada keluarga Tuan Yuk. 

Jun Wan meminta agar Hentikan ventilator sekarang. Perawat memberitahu Ventilator sudah dihentikan. Jun Won meminta agar Dokter Anestesi, tolong turunkan kepala pasien dan pasang Ambu bag. Hong Do bertanya apakah sudah selesai.
“Yang bisa dilakukan dengan operasi sudah selesai. Yang terpenting sekarang adalah apa jantung berdetak normal meski alat dimatikan. Jika ya, operasi berhasil.” Ucap Yun Bok
“Jantungnya tak berdetak.” Kata Hong Do. Yun Bok meminta agar menunggu sebentar. Jun Won memberitahu kalau Pelepasan aorta dimulai.
“Hei, jangan lihat itu. Tapi Lihat angka hijau di atas itu. Sekarang detak jantungnya nol. Angka itu harus naik.” Ucap Yun Bok melihat ke arah layar hijau yang akhirnya mulai naik.
Jun Won ikut senang melihat pasienya kembali hidup lalu memuji mereka semua yang sudah Kerja bagus. Dokter Do pikir akan menyelesaikanya. Jun Wan melihat Yun Bok dan Hong Do masuk duduk menunggu.
“Tolong beri mereka jubah operasi.” Perintah Jun Wan. Keduanya pun mendekat bayi yang baru saja di operasi.
“Kalian dengar detak jantungnya, 'kan?” kata Jun wan. Keduanya menganguk.
“Dengar apanya? Kalian harusnya lebih tahu. Itu pasti suara jantung kalian.”keluh Jun Wan. Keduanya seperti baru menyadarinya.
“Kalian boleh menyentuh sekali saja dengan hati-hati. Dengan rasa terima kasih karena Chan-hyeong sudah bertahan hidup.” Ucap Jun Wan. Keduanya mengerti.
Hong Do mengerti lalu mencoba memegang jantung yang terus bergerak. Jun Wan melihat tatapan Hong Do yang terasa kaget dan bertanya ada apa. Hong Do mengatakan kalau Kencang sekali, yaitu Jantungnya berdetak kencang sekali, seperti tak percaya. 


TAHUN 2003
Ik Jun menjadi ass saat dokter melakukan hal yang sama, ekpresinya sama dengan wajah Hong Do pada kepala rumah sakit. Ia tak percaya kalau Kencang sekali dan tak menyangka. jantung sebesar buah plum berdetak sekencang ini.
“Kau membuat jantung seorang anak yang berhenti kembali berdetak.” Ucap Kepala rumah sakit
“Dokter... Aku akan masuk Bedah Torakoplastik.” Ucap Ik Jun memutuskan.
Saat itu Hong Do dan Yun Bok pun memutuskan akan masuk Bedah Torakoplastik. Jun Wan pikir itu Pilihan yang bagus lalu akan melepaskan jubahnya, dengan senyuman bahagia meminta perawat  agar Cepat minta surat pernyataan sebelum mereka berubah pikiran!

Suara dari Speaker terdengar “Kepada wali Kim Chan-hyeong, mohon datang ke depan Ruang Operasi.” Jun Wan pun akan bertemu dengan wali Chan Hyung. Dua nenek Chan Hyung mendekat. Jun Wan melihat  orang tua Chan Hyung yang hanya tertunduk berdiri melihatnya.
“Dokter, apa operasi Chan-hyeong berjalan lancar?” tanya Nenek Chan Hyung. Tapi Akhirnya Jun Wan mendekati orang tua Chan Hyung.
“Operasi Chan-hyeong berjalan lancar sesuai rencana. Lubang di bilik jantung sudah ditutup. Kami memang membutuhkan waktu lebih untuk memperbaiki katup pulmonal, tetapi operasi lancar tanpa hambatan, dan sekarang sedang proses penutupan.” Ucap Jun Wan.
“Operasi berjalan lancar. Jadi Kau tak perlu khawatir. Sekitar 30 menit lagi dia akan dibawa ke Unit Perawatan Intensif...Sampai bertemu nanti.” kata Jun Wan melihat sang ibu hanya bisa menangis dengan suaminya.
Nenek Chan Hyung sedari tadi mendengar penjelasan dokter terlihat sedikit gugup juga. Jun Wan akhirnya memberitahu kalau  Operasi lancar cucu mereka agar Jangan khawatir. Keduanya pun langsung mengucapkan Terima kasih. 

Ik Jun menelp restoran memberitahu kalau hari ini putranya makan siang di sana dan alerginya kambuh dan merasa tak sengaja makan kacang. Mereka langsun memohon maaf dan menanyakan keadaan anaknya. Ik Ju mengaku sekarang dia baik-baik saja.
“Aku hanya ingin memastikan dia makan apa saja. Putraku lima tahun, dan pergi ke sana bersama ibunya.”kata Ik Jun. Pemilik mengaku bisa mengingatnya.
“Aku sendiri yang menerima pesanan mereka. Mohon tunggu sebentar... Ahh Benar! Selada yang kau minta bungkus untuk dimakan saat malam. Itu juga mengandung saus kacang.” Ucap Pemilik
“Aku tadi minta... Benar..”kata Ik Jun terdiam karena makan saus kacang masih baik-baik saja.  Pemilik ingat kalau Ik Jun tadi bilang begitu.
“Aku ingat karena kau dan istrimu tampak sangat harmonis. Anakmu juga imut sekali. Namun, biasanya saat pesan makanan aku selalu menanyakan apa ada alergi. Mohon maaf. Tampaknya aku lupa menanyakan hal itu.” Kata pemilik 

Ik Jun terdiam karena ternyata anaknya itu berbeda dengan dirinya, saat itu telpnya berdering. Dokter bedah transplantasi, Ham Deok-ju menelp memberitahu kalau Rapat baru bisa dimulai setelah pukul 22.00 karena ketua komite baru datang dari bandara. Ik Jun mengerti.
“Kami akan atur agar kau bisa bertemu dengannya begitu rapat selesai. Aku sudah menghubungi rumah sakit penerima. Akan kuhubungi kembali bila sudah siap.” Kata Dokter Ham. Ik Jun mengerti dan langsung menutup telpnya. Dokter Ham bingung dengan sikap Ik Jun yang berbeda. 

Dokter Ham bertemu dengan istri dan anak Tuan Yuk memberitahu kalau  Ternyata butuh waktu agak lama Namun, akan segera berakhir jadi bisa menunggu di Ruang Tunggu. Nyonya Yuk pun akhirnya duduk di ruang tunggu.
[RUANG TUNGGU KELUARGA PASIEN OPERASI]
Nyonya Yuk duduk diam dan Woo Jun tidur dipangkuanya. Dokter Ham langsung mengucapkan Terima kasih. Nyonya Yun bertanya Prosedur selanjutnya bagaimana. Dokter Ham pikir kalau memang Nyonya Yuk mau mereka  bisa siapkan untuk kunjungan terakhir sebelum operasi dimulai.
“Setelah suamimu masuk Ruang Operasi, para dokter akan memeriksa kondisi organ secara visual, kemudian tes biopsi. Jika tak ada masalah dalam pemeriksaan, maka operasi transplantasi organ akan dimulai.” Jelas Dokter Ham
“Proses ini biasanya ditangani oleh dokter spesialis, tetapi Dokter Lee Ik-jun akan berpartisipasi sampai akhir. Aku lihat dia bahkan memperhatikan bekas luka operasi.” Ucap Dokter Ham.
Ponsel Dokter Ham berdering, lalu memberitahu Nyonya Yuk kalau  Katanya rapat pemutusan sudah selesai jadi akan bersiap-siap. Nyonya Yuk hanya bisa terdiam. 


Didepan ruangan operasi, Dokter Ham menelp Ik Jun kembali bertanya dimana karena tadinya akan langsung kemari. Ik Jun mengaku ada di depan. Dokter Ham mendengar suara Ik Ju berpikir kalau benar-benar ada masalah.
“Apa Kalian dari Pusat Medis Universitas Kangwoon?” tanya Dokter Ham melihat tiga dokter yang membawa tempat untuk organ. Ketiganya pun menganguk.
“Kami agak terlambat karena kunjungan keluarga.” Ucap Dokter Ham dan bertanya apa waktunya aman
“Untuk tanda vital pendonor, baik-baik saja.” Ucap Dokter Ham. Dokter Kangwoon mengaku memang datang lebih awal karena Situasinya tak darurat, tak masalah.

Ik Jun datang akan memulai operasi lalu bertanya Apa pasien stabil. Dokter Ham mengatakan stabil. Didalam ruangan operasi Perawat memberitahu kalau semua sudah siap tapi Ik Jun hanya bisa diam saja, lalu akhirnya berdiri.
“Pusat Medis Universitas Kangwoon.. Apa Aku boleh minta tolong?” ucap Ik Jun. Mereka memperbolehkanya.
“Apa penyerahan jantung bisa diundur sepuluh menit saja? Mohon konfirmasi ke rumah sakit.Jika memang darurat, boleh dilakukan sekarang.”kata Ik Jun
“Sepuluh menit tak masalah. Kami memang datang lebih awal.” Kata Dokter Kang Woon.
“Baik. Sekarang pukul 23.50. Sepuluh menit lagi kita mulai. Boleh?” ucap Ik Jun. Si dokter pun setuju.
“Kita mulai pukul 00.00 setelah berdoa.” Kata Ik Jun. Salah satu dokter menyela  bertanya Apa tak bisa dimulai sekarang saja karena mereka  sudah terjaga selama dua hari.
“Ini Hari Anak.” Ucap Ik Jun. Ketiganya bingung. Ik Jun mengingatkan k kembali hari ini adalah Hari Anak.
“Anak pasien ini berumur lima tahun.. Namanya Won-jun. Ini Hari Anak. Jadi, dia seharusnya makan jajangmyeon bersama ayahnya. Namun, Won-Jun kini tak bisa melakukan hal itu selamanya.” Jelas Ik Jun
“Mari tunggu sepuluh menit saja. Kita mulai sepuluh menit lagi. Kita tak bisa membiarkan dia menangis setiap Hari Anak karena ayahnya, 'kan?” ucap Ik Jun. Semua mengerti. Ik Jun pun mengucapkan terimakasih. 


“Mendiang memutuskan mendonorkan organ untuk menolong orang lain, dan kondisi organnya sangat baik, sehingga dapat mendonorkan jantung, paru-paru, ginjal, hingga lever. Operasi baru saja dimulai pada 6 Mei pukul 00.05, yang berarti dia telah meninggal. Terima kasih.” Ucap Dokter Ham pada Nyonya Yuk.
Nyonya Yuk hanya bisa menangis mengetahui suaminya sudah meninggal padahal seharusnya mereka bisa merayakan hari anak bersama. 

Ik Jun berbicara dengan ibunya kalau  memang sif malam. Jadi ke kantor lalu menanyakan apakah Ibu sehat begitu juga ayahnya.Ia pun berjanji akan traktir makan, kopi, semua jadi ibunya tak perlu cemas lalu duduk di meja kerjanya.
“Namun, ternyata dia datang bukan untuk menemuiku.” Ucap Ik Jun lalu menutup telpnya.
***
Song Hwa berjalan keluar dari apartementnya, Di grup membahas kalau hari ini hujan deras sekali jadi mereka tak bisa berkemah. Song Hwa mengatakan tak memaksa. Jadi Tidak ikut juga tak apa-ap mereka bisa Santai saja.
“Hujan sederas ini kau tetap pergi?” tanya Dokter Yong
“ Berkemah saat hujan sangat menyenangkan. Sendiri pun aku tak masalah Kalian atur sendiri saja.” Kata Song Hwa lalu akhirnya naik ke dalam mobilnya. Mereka pikir kalau sendiri pasti membosankan.
Tapi Song Hwa mengemudikan mobilnya sambil menyanyi dengan wajah bahagia walaupun diluar hujan deras. 

[PUSAT MEDIS YULJE INSTALASI GAWAT DARURAT]
Jun Wan berlari masuk ke IGD dengan hujan yang sangat deras. Dokter Bae langsung menyapanya karena Jun Wan yang datang lebih cepat, Jun Wan bertanya apakah Dokter Do Jae-hak sedang operasi darurat. Dokter Bae membenarkan.
“Tampaknya pneumotoraks ventil. Jadi, aku meneleponmu.” Kata Dokter Bae. Jun Wan pikir itu bagus karena sedang dekat sini.
“Namun, kenapa tentara masuk rumah sakit sipil?”tanya Jun Wan. Dokter Bae menjalakan pasien  mengalami kecelakaan tepat di depan sini dan tulang rusuk patah, tetapi tak ada luka luar lainnya.
“Pasien di mana?” tanya Jun Wan. Dokter Bae pun mengantar ke dalam ruang IGD. 

Seorang wanita terlihat terluka dibagian kepala meringis kesakitan. Jun Wan terdiam melihatnya lalu melihat  baju tentara dan terlihat nama [LEE IK-SUN] dan hanya bisa terdiam karena ternyata dia adalah adik dari Ik Jun.
[PERKEMAHAN GUNUNG YEONIN]
Song Hwa terlihat bahagia duduk dibawah tenda menikmati minuman panas. Saat it ponselnya berdering mengaku tak masalah jadi Tidak usah datang. Juniornya bertanya keberadaan Song Hwa. Song Hwa menjawab adan di B-104 lalu melambaikan tangan melihat yang datang.

“Kenapa kau datang?” keluh Song Hwa. Ternyata Dokter Ahn yang datang karena sudah janji akan datang dan tak pernah bilang tak datang.
“Kau Dudukah dahulu... Biar kubuatkan kopi.” Ucap Song Hwa. Dokter Ahn pun duduk lalu melihat sepatu Song Hwa.
“Kau pakai itu juga hari ini.” Ucap Dokter Ahn. Song Hwa bingung.  Dokter Ah memberitahu kalau Sepatu yang diberikan. Song Hwa kaget
“Aku yang menghadiahkanmu sepatu itu, Dokter.” Akui Dokter Ahn. Song Hwa hanya bisa terdiam ternyata ada yang perhatian padanya yaitu Dokter Ahn yang selama ini hanya terkena omelanya.
Bersambung ke episode 4

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar