PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 29 Maret 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
 
Jung Won kebingunga memilih plester gambar diatas meja, saat itu seorang ibu datang menyapa Jung Won memberitahu kalau sudah Sang-u datang. Jung Won pun menyapa anak kecil yang masih terlihat baik sang ibu pun meminta anaknya untuk menyapa dokter.
“Sang-u, hari ini kau datang bersama ikan hiu? Mari kita lihat ada apa di dalam mulut ikan hiu?” ucap Jung Won, Tapi Sang U malah menangis
“Sang-u, kenapa menangis? Dokter akan menghilangkan rasa sakit di perutmu. Dia mau mengobatimu.  Kenapa kau menangis? Jangan menangis. Kalau terus menangis, Dokter akan memberi suntikan besar sambil bilang, "Anak nakal!" Benarkan, Dokter?” ucap sang ibu. Jong Won bingung.
“Anak nakal! Suntikan ada di mana, ya? Suster, suntikan yang sangat besar untuk Sang-u ada di mana?” tanya Jung Won mencoba berakting. Sang U sempat berhenti tapi akhirnya kembali menangis.
“Sang-u, tenanglah... Kalau terus menangis, Dokter akan bawa suntikan. Ayo.. Berhenti.” Kata sang ibu mencoba menenangkan kembali anaknya.
“Sebentar. Aku punya kudapan untuk Sang-u di sini.”ucap Jung Won mencari dari laci ruanganya.
“Astaga. Siapa buat kau menangis? Siapa yang menakuti  anak manisku, Sang-u? Itu Dokter, ya? Biar Ibu pukul.” Ucap sang ibu yang langsung memukul Jung Won. Jung Won hanya bisa melonggo.
“Ibu sudah menghukum orang jahat.. Dokter, kenapa kau menakuti Sang-u? Sang-u anak baik... Dokter, kau tak akan menakuti Sang-u lagi, 'kan?” kata Si ibu.
“Maafkan aku, Sang-u... Aku beri kudapan, bukan suntikan. Makanlah setelah sembuh nanti.” ucap Jung Won. Perawat yang melihatnya hanya bisa menahan senyuman.
“Dokter... Sepertinya kau harus mengganti PEG Ji-su terlebih dahulu.” Ucap perawat memanggilnya. Jung Won pun meminta agar Sang U bisa menunggu. 



Jun Wan masuk ruangan bertemu dengan pasien memberitahu kalau sudah melihat hasil sonografi menurutnya kalau sulit diobati  dengan antibiotik. Sang anak yang menemani ayahnya ingin tahu apa nama penyakitnya? Jun Wan menjawab Endokarditis infektif,
“Ini infeksi pada bagian dalam jantung. Jika menunggu dengan antibiotik, aku takut terjadi embolisme, penyumbatan pembuluh darah karena gumpalan bakteri. Kau harus segera dioperasi. Ada ruangan, 'kan?” tanya Jun Wan pada perawat
“Ya, pasien bisa masuk setelah 18.00.”kata perawat setelah melihat dari layar komputer.
“Kau harus dirawat hari ini, dan dioperasi secepatnya.” Jelas Jun Wan. Anaknya ingin tahu apakah Penyakitnya serius?
“Ya... Jika gumpalan bakterinya kecil, bisa meleleh dan hilang dengan antibiotik. Dilihat dari hasil sonografi, bakterinya besar dan bergelantungan. Kita tak tahu kapan ia jatuh. Jika ke otak, bisa stroke. Jika ke jantung, bisa sakit jantung. Kau harus segera dioperasi.” Jelas Jun Wan.
“Apa Ada waktu kosong dalam dua atau tiga hari?” tanya Jun Won pada perawat
“Tidak ada. Jadwal operasimu pekan ini penuh.” Kata perawat. Jun Won piki Dini hari pun tak masalah.
“Kau harus Telepon Anestesiologi, minta mereka membantuku operasi dua atau tiga hari lagi.” Ucap Jun Won. Perawat mengerti.
“Dokter, putriku menikah tiga hari lagi. Apa Operasinya tak bisa diundur pekan depan?” ucap sang ayah. Jun Won langsung menolaknya.
“Itu Hanya mundur beberapa hari. Tidak apa-apa, 'kan?” kata sang ayah mohon.
“Tidak... Kalau kau ingin meninggal, silakan.” Ucap Jun Won tegas. Sang anak mengeluh dengan ayahnya.
“Apa maksud Ayah? Jangan bicara aneh-aneh. Pernikahanku tak penting sekarang.” Ucap sang anak
“Kau bisa lihat foto pernikahannya. Minta dia banyak memotret. Kalau begitu, sampai bertemu besok di kamar rawat.” Ucap Jun Won dingin. 



Keduanya pun keluar dari ruangan. Perawat pikir akan memberikan informasi lebih dahulu. Ia memberitahu kalau Pertama, harus ke sebelah kiri untuk diambil darah. Sang anak langsung mengeluh kalau  dokter itu tak sopan sekali.
“Mohon maaf. Kami juga tahu itu... Kedua, lakukanlah pemeriksaan Elektrokardiogram di sebelah ruang pengambilan darah... Ketiga...” ucap perawat terus menjelaskan semuanya sebelum dirawat. 

Dokter Ahn memberitahu pasien bernama Im Gi-yeong, 78 tahun. Bulan lalu diberi tindakan coiling karena terjadi SAH lalu Dirawat kembali tiga hari lalu karena tremor kaki dan gejala demensia. Ia pun memberitahu Dari hasil pindai CT, tampak hidrosefalus.
“Kurasa IVH yang terjadi bersamaan dengan SAH sudah meleleh. Jadi, EVD... Ah, Bukan itu. Maaf.... Maksudku, dapat dipasang VP shunt.” Ucap Dokter Ahn membuka kembali catatanya.
“Kau seharusnya menghafalnya, 'kan?” sindir Song Hwa. Dokter Ahn hanya bisa menganguk.
“Apa Kau yakin VP shunt?” tanya Song Hwa pada Dokter Do. Dokter Do menjawab tidak.
“Apa Dia salah?” tanya Song Hwa. Dokter Do pikir kalau Dokter Ahn salah. Song Hwa seperti sedang menguji menurutnya Dokter Ahn itu memang benar.
“Sebelum pemeriksaan berikutnya, kumpulkan karya ilmiah serupa dan kasus operasi.” Perintah Song Hwa. Dokter Do menganguk mengerti


Ketiganya akhirnya keluar dari ruang rawat. Dokter Do bertanya apakah Song Hwa itu tak makan karena Ada restoran pesan antar baru. Song Hwa bertanya Menunya apa. Dokter Do menjawab itu Haemul-tang. Song Hwa mengeluh kalau itu Terlalu berlebihan.
“Haemul-pajeon di sana juga enak. Ikutlah. Akan kusiapkan di ruangan.” Kata Dokter Do
“Kalian saja. Aku makan dengan teman-temanku.” Ucap Song Hwa melihat ponselnya. Dokter Do bingun siapa teman Song Hwa.


Nama Grup “PUNGGUNG BUKIT GONGNYONG” Song Hwa bertanya apak mereka akan makan siang bersama. Suk Hyun langsung setuju.  Ik Jun langsung membalas [ TUNGGU SEBENTAR. INI SAAT TERPENTING DALAM HIDUPKU]
Ik Jung berkumpul dengan dokter lainya terlihat tegang,Dokter Jang duduk didepan beberapa proposal untuk menjadi assitant. Dokter senior gemas memberitahu kalau shunt mesocephal sulit ditemukan saat masa residen. Semua dokter langsung mengeluh.
“Bermainlah yang adil! Apa yang kau lakukan? Apa Aku boleh bicara juga?” teriak Dokter dan Ik Jun kesal
- Jadi, aku... Pilihanku...” ucap Dokter Jang lalu saat itu Jun Won masuk memberitahu kalau mereka memilih Haemul-tang tapi alergi dan terdiam karena sedang banyak dokter.
“Song-hwa pilih Haemul-tang... Kami menunggu Jang Gyeo-ul. Jadi, kemarilah dan diam. Jadi Bagimana Gyeo-ul?  Tidak apa-apa. Kau Tidak perlu merasa tertekan... Apa pun tak masalah.” Ucap Ik Jun.
“Kalau begitu, aku... pilih operasi HPD.” Ucap Dokter Jang. Semua langsung mengeluh kesal mendengarnya.
“Padahal hemikolektomi juga bagus... Walinya juga harus di sini. Kenapa kau lagi?” ucap Dokter Lain. Ik Jun mengaku tak tahu dengan wajah bahagia memeluk temanya.
“Ayo! Song-hwa sudah pesan sarden juga. Lalu Jun-wan di mana?” tanya Jung Won
“Dia di Unit Perawatan Intensif Pediatri jadi Pasti tak bisa makan.” Kata Ik Jun. 


[PUSAT MEDIS YULJE UNIT PERAWATAN INTENSIF PEDIATRI]
Jun Wan masuk sebelumnya mencuci tangan dan bertanya perawat  Berat Hui-dong berapa hari ini. Perawat menjawab Tiga kilogram. Jun Wan memeriksa ukuran kepala bayi dan berkata  Sekarang bisa ditutup jadi mereka harus bersiap.
“Do Jae-hak ke mana?” tanya Jun Wan. Perawat menjawab Tadi dia keluar bersama para mahasiswa kedokteran.
“Baiklah. Mungkin itu lebih tepat baginya... Mari kita mulai!” ucap Jun Wan. 

Dokter Do berjalan dengan dua mahasiswa memberitahu  Bedah torakoplastik banyak memiliki kasus darurat dan paling dramatis jadi kalau pasien bisa baik-baik saja saat masuk kerja, tetapi sore hari bisa saja mati.
“Apa Kalian tahu siapa dokter terhebat di bedah torakoplastik?” tanya Dokter Do.
“Ji Sung.” Jawab Hong Do. Dokter Do bingung siapa itu. Hong Do menjawab Ji Sung dari New Heart.
“Aku menonton drama medis sejak sepuluh tahun.” Ucap Hong Do. Dokter Do memberitahu kalau Bukan dia.
“Apa Guru Kim dari Dr. Romantic?” kata Yun Bok. Dokter Do mengeluh pada Cheol dan Mi-ae
“Kami Hong-do dan Yun-bok.” Ucap Yun Bok. Dokter Do mengangguk mengerti.
“Dengarkan baik-baik. Dokter hebat seperti mereka tak ada di rumah sakit ini. Di sini hanya ada Thanos. Kalian akan segera bertemu.” Ucap Dokter Do.
Saat itu Jun Wan menelp menanyakan keberadaanya. Dokter Do langsung bergegas kalau segera ke sana.

Di ruang ICU anak-anak, Yun Bok menuliskan catatan dalam ponselnya “PENUTUPAN TULANG DADA TERTUNDA” dari kejauhan. Hong Do bertanya Apa Operasinya dilakukan di sini. Yun Bok menganguk karena Mereka bilang lebih bahaya memindahkan pasien dengan infus sebanyak itu.
“Apa Kalian Gyeon-u dan Jik-nyeo?” tanya Jun Wan. Yun Bok memberitahu kalau nama mereka Hong-do dan Yun-bok.
“Mahasiswa kedokteran tingkat tiga?” tanya Jun Wan. Keduanya membenarkan. Jun Won meminta agar mereka bisa melihat dengan baik-baik.
“Dokter, ini operasi sulit? Bayinya bisa selamat, 'kan?” tanya Hong Do merasa kasihan.
“Empat hari lalu, dia mendapat operasi kelainan jantung bawaan. Jantungnya terlalu bengkak, aku tak bisa menutupnya. Sekarang aku akan menutupnya karena sepertinya sudah bisa.” Ucap Jun Wan
“Dia bisa selamat, 'kan?” tanya Hong Do memastikan. Jun Wan memberitahu kalau menutupnya karena dia membaik.
“Jae-hak, suruh mereka kemari.” Ucap Jun Wan. Dokter Do bingung akhirnya menyuruh dua mahasiswa agar lebih mendekat.
“Kenapa kemari? Kau akan mengontaminasinya. Apa Kau mau mati?.” Teriak Jun Wan marah. Perawat lain akhirnya memberitahu kalau yang dimaksud adalah Wali pasien.


“Dokter, Chan-hyeong agak demam.” Ucap perawat saat Jun Wan baru saja keluar dari ruangan untuk mencuci tangan.
“Sejak kapan?” tanya Jun Won. Perawat menjawab  Saat mengukur pukul 08.00, suhunya 36 derajat.
“Kuukur lagi barusan, suhunya 38,3 derajat. Hidungnya pun agak beringus. Apa Dia bisa operasi hari ini?” tanya perawat. Jun Wa pikir akan melihatnya lebih dulu. 

Jun Wan melihat bayi dan memeriksanya kalau Bunyi paru-parunya juga buruk jadi Operasi tak memungkinkan. Ia pikir kalau meminta waktu lima menit dan singkirkan membrannya. Hong Do melihat bayi meminta izin agar menyentuh bayi ini
“Tanganku sudah steril.” Ucap Hong Do. Jun Won pun mempersilahkan. Hon Do bertanya Bayi ini sakit apa
“Jae-hak, panggilkan wali Chan-hyeong.” Ucap Jun Wan. Dokter Do pun bergegas pergi.
“Penyakit jantung bawaan bernama Tetralogi Fallot. Dia menderita cacat septum ventrikel, stenosis katup pulmonalis hipertrofi ventrikel kanan, dan overriding aorta sekaligus. Tadinya dia dijadwalkan operasi sore ini, tetapi setelah dilihat, saturasi oksigennya memang rendah.” Jelas Jun Wan
“Itu gejala pneumonia. Padahal dia harus segera dioperasi.” Kata Jun Won. Dokter Do memberitahu kalau orang tua wali datang. Ketiganya hanya bisa melonggo melihat orang tua bayi yang masih muda dan terkesan cuek. 

Keduanya akhirnya berdiri lebih dekat. Jun Wan memberitahu kalau Ada berita buruk karena operasi Chan-hyeong harus diundur sehari dua hari dan juga anaknya demam dan paru-parunya buruk jadi akan menjadwal ulang operasi setelah melihat hasil sinar-X.
“Saat ini dia sulit bernapas. Aku khawatir Chan-hyeong kesakitan bila operasi dipaksakan.” Ucap Jun Wan. Ibunya pun mengerti tanpa terlihat frustasi.
“Jika pneumonia ringan, akan membaik dalam dua atau tiga hari. Jadi, kita pantau dahulu. Apa ada pertanyaan?” kata Jun Wan. Keduanya mengeleng seperti tak peduli.
“Kau akan jelaskan usai jadwal ulang operasi, 'kan?” tanya Jung Wan pada Dokter Do
“Kami tahu karena penjelasanmu sebelumnya.” Ucap Ibu Chan Hyung. Jung Wan pun akhirnya pamit pergi. 
Dokter Do berkomentar kalau Mental mereka luar biasa, Padahal anaknya di ambang kematian. Ia pikir Artinya mereka masih kekanak-kanakan dan Jun Won pasti tak lihat umur ibunya. Ia memberitahu kalau wanita itu lahir tahun 2000.
“Itu Bagus mereka tenang.” Komentar Jun Wan santai. Dokter Do pikir  mungkin mereka sekarang sedang lari dari kenyataan karena merasa lelah dan taku
“Mereka masih muda. Mungkin mereka merasa takut dan sulit memahami situasi...” kata Dokter Do mengebu-gebu.
“Jae-hak... Kenapa kau banyak bicara? Jangan ikut campur.” Tegas Jun Won. Dokter Do pun menganguk mengerti.
Yun Bok mengajak kembaranya keluar, Hong Do yang penyayang memanggil bayi kecil itu agar Jangan sakit, tiba-tiba tangan Si bayi mengenggam tangan Hong Do dengan erat seperti tak ingin berpisah. Hong Do pun tersenyum.


Semua berkumpul dalam ruangan sambil mendengar lagu Aloha, Jung Won sambil membersihkan bekas makanan berkomentar kalau itu Lagu favorit Ik-jun. Song Hwa dan Suk Hyung mengaku itu lagu kesukaanya. Ik Jun melihat Suk Hyung yang berbaring memperingatinya.
“Hei, asam lambungmu bisa naik kalau berbaring usai makan... Hei.. Song-hwa, minusmu bertambah? Dahulu sama denganku, tetapi ini buram.”ucap Ik Jun mencoba kacamata Son Hwa.
“Lepas lensa kontakmu. Kenapa Jun-wan belum datang? ” Ucap Song Hwa sambil membuat kopi.
“Aku baru bilang sekarang, tetapi aku hebat menyanyikan lagu ini. Selama ini aku tak bilang karena kalian selalu ribut.”ucap Jung Won bangga
“Apa Kalian ribut begini karena ingin ke karaoke? Bagaimana kalau malam ini kita ke sana? Astaga.” Kata Ik Jun 
Saat itu Jun Wan datang menanyakan makananya. Jung Won memberikan makanan yang sudah dipesan dan berkomentar kalau temanya itu  Cepat juga selesainya. Jun Wan emberitahu kalau Itu penutupan tulang dada tertunda dan bahagia karena ada saus dalam makananya.
“Hei... Berhenti mengelap. Kau harus diperiksa psikiater.” Keluh Song Hwa melihat Jung Won terus mengelap meja.  Jung Won pikir Nanti banyak lalat.
“Kau juga berhenti sebelum kupukul.” Kata Song Hwa melihat Ik Jun yang sibuk meminjat kepalanya dengan alat miliknya.
“Hei! Apa Kalian tahu?” ucap Jun Wan tiba-tiba berbicara. Semua ingin tahu apa itu.
“Aku hebat menyanyi lagu ini. Ini "Aloha" dari Cool, 'kan? Banyak wanita kubuat menangis karena lagu ini.” Ucap Jun Wan bangga.
“Ya, di Hawaii.” Ejek Jung Won. Jun Wan mencoba tak ingin membahasnya berpura-pura sibuk makan. Song Hwa ingin tahu tentang hawai tapi tak mengubrisnya. Jung Wan pun tak ingin membahasnya.
“Pasti terjadi sesuatu di Hawaii, ya?” kata Suk Hyung. Ik Jun.  ingat Jun Wan itu di Hawaii selama sebulan setelah ujian dokter spesialis.
“Tolong diam! Aku pusing melihatmu.” Keluh Song Hwa akhirnya melihat Ik Jun pindah ke tempat duduk.
“Dia memang terkenal begitu sejak SMA. Dia berteman dengan semua orang dari kesepuluh kelas. Berisik, urakan, dan tak bisa diam. Aku tak paham bagaimana dia bisa juara satu.” Kata Jun Wan
“Anak zaman sekarang menyebutnya "keren"... Sedangkan dia "tak keren" ejek Ik Jun menunjuk ke arah Suk Hyung  yang tertidur.
“Aku berusaha menikmati lagunya... Dasar berengsek.” Kata Suk Hyung. 




Saat itu diruangan,  Perawat membahas Dokter Jang yang memilih operasi Dokter Lee Ik-jun lagi.Dokter Jang membenarkan. Dokter pun ingin tahu apakah Dokter Jang suka Dokter Lee Ik-jun. Dokter Jang langsung membenarkan.
“Aku suka Dokter Lee Ik-jun.” Kata Dokter Jang. Mereka kaget karena Ik Jun sudah punya anak. Dokter Jang pikir merasa tak masalah dengan hal itu lalu makan ramyun dua bungkus langsung. 

Song Hwa bertanya apakah mereka  pernah menampilkan lagu "Aloha". Jung Won pikir Tentu tidak dan menurutnya Kapan mereka pernah tampil. Jun Wan pikir mereka masih punya hati nurani. Jung Won pikir mereka pasti mengingatnya.
“Kita berlatih lagu ini sampai begadang untuk tampil, tetapi ternyata sejak awal dia mendaftarkan kita ke klub komedi.” Ucap Jung Won menunjuk ke arah Ik Jun yang sibuk menulis dibaju Suk Hyung.
“Itu pun dia beri tahu tepat di hari festival kampus. Dia bilang kita tamu rahasia. Jadi, tak ada di poster. Dia beruntung bisa jadi dokter! Jika tidak, dia jadi penipu.” Keluh Jun Wan
“Level kita saat itu memang komedi, bukan band. Kalau bukan berkatku, kalian sudah mati dipukuli di panggung.” Kata Ik Jun. Suk Hyun mengeluh pada Ik Jun agar berhenti.
“Meski begitu, kita berkembang dalam tiga, empat tahun. Itu bagus untuk ukuran kita.” Kata Jung Won.
“Lagi pula, kalian juga pengecut. Tangan kalian gemetar sejak sepekan sebelum tampil.Kupikir dia menderita tremor Aku sampai khawatir dia tak bisa magang dengan tangan itu.” Kata Ik Jun. Suk Hyung mengelu agar Jangan mengada-ada!
“Memang kita seburuk itu? Kita bagus saat main sendiri, 'kan?” kata Song Hwa
“Kau pikir sama saat main sendiri dan tampil di panggung?” kata Jung Won. Jun Wan menyebut ituSeperti komedian!
“Ik-jun sampai mengalami gangguan amarah saat mengajarimu main bas.” Kata Jun Wan.  Ik Jun mengaku masih kesal.
“Hei! Aku tak separah itu! Lagi pula... dia memang pandai, tetapi tak bisa mengajari orang lain.” keluh Song Hwa. Suk Hyun membela
“Walau begitu, aku suka vokal Ik-jun.” Kata Suk Hyung. Ik Jun pun mengucapkan terimakasih.
“Aku akan menyanyi untuk kalian hari ini. Ayo kita ke karaoke sepulang kerja.” Ucap Ik Jun
“Mana mungkin kita makan haemul-tang begini kalau sempat ke karaoke?” keluh Song Hwa.
“Aku ada operasi VSD.” Kata Jun Wan. Jung Won menyebut  adan konferensi pediatri nanti malam.
“Aku pergi ke toserba dengan ibu.” Kata Suk Hyung. Ik Jun pun mengajak  akhir pekan?
“Aku main golf dengan Kepala Rumah Sakit dan Presdir.” Kata Jun Wan. Jung Wan menyebut  ikut maraton. Setelah sekian lama.
“Aku berkemah.” Kata Song Hwa. Suk Hyung menyebut  pergi ke salon kuku dengan ibunya.
“Baik, tidak usah!.. Kalian ini konyol.  Apa Kalian pikir aku banyak waktu, lalu mengajak ke karaoke? Aku juga sibuk. Aku harus nonton film, belajar mewarnai, dan makan chueotang bersama U-ju. Memang kalian saja... Aku juga tak akan pergi! Menyebalkan!” teriak Ik Jun kesal.
Jun Wan melihat Ik Jun pergi berpikir kalau Ik Jun pasti akan datang. Jung Won juga  yakin kalau Ik Jun akan pergi. 



Didepan gedung  KARAOKE SU, Ik Jun berdiri dengan anaknya lalu bertanya pada U Ju apakah bisa menebak mereka ada dimana. U Ju pikir kalau mereka ada diKelab malam. Ik Jun kaget anaknya tahu itu dan bertanya tahu dari siapa. Ik Jun menjawab dari bibinya.
“Bibi Terminator bilang Ayah dahulu tinggal di kelab malam. Penghuni kelab malam.” Ucap U Ju
“Benar. Ayah pernah tinggal di apartemen bernama "Kelab Malam". Namun, ini bukan apartemen itu. Kau tahu ayah main band, 'kan? Ayah menyanyi dan menari di panggung seperti Super Wings.” Ucap Ik Jun bangga
“Ayah juga melakukannya, dan ini tempat ayah tampil untuk kali pertama. Ini tempat ayah mendedikasikan masa muda... U-ju... Ayah tiba-tiba... merasa terharu.” Kata Ik Jun
“Ayah, tolong belikan aku satu corn dog lagi!” kata U Ju seperti tak peduli. Ik Jun tak pecaya anaknya  sudah menghabiskannya
“Baiklah kalau begitu. Ayo kita pergi! Apa Corn dog-nya enak?” tanya Ik Jun. U Ju menganguk.
“Omong-omong, Lee U-ju... Kau bicara sopan kepada ayah saat minta sesuatu saja.” Ucap Ik Ju. U Ju menolak karena ini hal baru baginya.
“Kau belajar kata itu dari siapa?” tanya Ik Jun. U Ju menjawab kalau itu  dari Ibu. Ik Jun mengeluh mendengarnya. 


Flash Back
Song Hwa menyanyi lagu dengan suara flashnya, tiba-tiba lagu berhenti dan berteriak marah. Jun Wan meminta maaf karena  salah menekan tombol. Song Hwa tahu Pasti bohong. Jun Wan membenarkan kalau memang bohong lalu mengeluh pada Suk Hyung yang terus tertidur.
“Dia kenapa?”tanya Jun Wan. Jung Wan memberitahu Tadi pagi Suk Hyung makan tiga obat penenang.
“Apa Karena pertunjukan kita?” ucap Jun Wan tak percaya.Jung Won memberitahu kalau Suk Hyung itu anak rumahan, fobia sosial, mengisolasi diri,
“dan... Satu lagi apa, ya?” kata Jung Won bingung. Suk Hyung menyebut  Pengecut.
“Benar. Dia punya empat penyakit itu.” Kata Jun Won. Saat itu Jun Won mengambil buku lagu dari tangan Jung Won.
“Hei, ini giliranku!” teriak Jung Won kesal. Jun Won meminta agar bisa menunggu.
“Dengar. Seharusnya aku, Suk Hyung, Ik-jun, Jun-wan, Song-hwa. Selanjutnya aku lagi!” ucap Jung Won kesal
“Astaga, kau menghitungnya? Apa Kau mesum atau apa?” ejek Jun Wan. Song Hwa pun bertanya Lee Ik-jun ke mana
“Kita berkumpul di sini karena dia.” Kata Song Hwa kesal. Saat itu Suk Hyung melihat lagu yang dipilih Jun Wan. "ALOHA" OLEH COOL
“Apa Kau yang pilih lagu ini?” tanya Song hwa bahagia. Jun Wan mengaku bukan dia. Song Hwa pun ingin tahu siapa 


Saat itu Ik Jun datang dari pintu dengan mic sambil menyanyi dengan suara merdu. Baru satu bait, Song Hwa itu menyanyi. Dan tiga pria lainya menjadi backing vocal menyanyi lirik “I Believe” Ik Jun mengeluh meminta mereka untuk duduk.
Ik Jun kembali menyanyi dengan merdu, tapi pas sampai chorus semua langsung menyanyi dengan suara lantang. Mereka seperti sangat menyukainya. Saat itu  Suk Hyung mulai berbicara seperti membaca saja.
"Mulai saat ini, hal terpenting dalam hidupku, bukan aku, melainkan kau. Meski kata tak mampu menggambarkannya, hanya kau yang kucintai. Kadang bagai teman, kadang sebagai lelaki.Aku mencintaimu hingga aku menutup mata.” ucap Suk Hyung
“Kau bilang dia pemalu?” bisik Jun Wan heran. Jung Won pikir  Efek konsumsi obat berlebihan.
Mereka pun kembali menyanyi, Ik Jun mengeluh mereka agar bisa  mengiIkuti tempo dan lebih perlahan...Mereka masih saja terus menyanyi. 


Song Hwa keluar rumah dengan ransel jam 7 pagi mendengarkan siaran radio Lee Soo-geun dan Eun Ji-won!  Soo Geum mengaku hari ini  melihat kalender bulan Mei, dan banyak sekali perayaan dan Ada hari untuk Ji-won, yaitu... Ji Won menjawab kalau Hari Anak!
“Benar sekali! Hari Anak. Ada juga Hari Ayah, Hari Guru, dan banyak lagi!” ucap Soo Geum layaknya pedagang. Ji Won mengejek So Geum itu sedang berjualan
“Namun, sayang sekali, tak ada hari untuk diriku sendiri.” Keluh Soo Geum.
“Ayolah, Soo-geun. Kau selalu menikmati harimu sendiri. Setiap hari.” Kata Ji Won
“Bagaimana jika kita bisa melakukan apa pun yang kita mau selama satu hari? Bagaimana kalau hari ini kita melakukannya? Bulan Mei adalah bulan yang tepat untuk itu. Lagu pertama dari Cool. Ternyata judulnya bahasa Inggris. Silakan Eun Ji-won.” Kata Su Geum
Ji Won memberitahu  Aloha "One Summer Drive". Song Hwa pun mengemudi dengan bahagia mendengarkan lagu kenangan saat masa kuliah. Ia lalu menyapa penjaga yang sedang menyapu. Si  bapak memberitahu Song Hwa bisa parkir di B-104 karena kosong. Sementara Jung Won bersiap-siap untuk lari marathon.
Saat peluru ditembakan semua mulai berlari tapi Jung Won malah berlari ke arah sebaliknya. Petugas yang melihatnya Seharusnya orang itu dibawa ke rumah sakit jiwa. Jung Won menerima pesan [HYEON-HO MENGALAMI PENDARAHAN OPERASI. PENINGKATAN ASAM LAKTAT, TANPA URINE] 
Song Hwa bahagia mendirikan tenda sendiri membuka kursi lalu duduk menikmati pemandangan. Tapi saat itu ponselnya berdering dari “DOKTER RESIDEN, YONG SEOK-MIN” akhirnya Ia pun kebali membereskan semua perlengkapan kemah dan berjalan turun dari PERKEMAHAN GUNUNG YEONIN B-104.

Jun Wan sibuk bermain golf. Tuan Ju memuji Jun Wan yang hebat dengan Pukulan bagus. Jun Wan terlihat santai. Tuan Ju bertanya apakah  tak lelah harus mengurus Bangsal VIP juga. Jun Wan merasa tak masalah karena tak sendiri juga.
“Kau masih muda. Senang sekali. Aku juga iri akan teman-temanmu.” Ucap Tuan Ju
“Jong-su, lubang sepuluh terlalu jauh.. Kita naik mobil saja.” Kata Kepala rumah sakit.
“Dia adik sepupuku.” Kata Tuan Ju. Kepala rumah sakit mengeluh kalau itu rahasia.
“Semua tahu... Bahkan Semua pegawai rumah sakit tahu.” Kata Tuan Ju. Tapi Kepala rumah sakit yakin Mereka tak tahu.
“Hei, Apa kau tahu? Orang-orang bahkan tahu hal-hal yang kau pikir mereka tak tahu.” Ucap Tuan Ju
“Aku juga lelah. Kita naik mobil saja.” Kata Kepala rumah sakit. Tuan Ju pikir mereka jalan saja. Kepala RS tetap ingin Naik mobil saja. Keduanya saling adu mulut.  Sampai akhirnya Jun Won yang naik mobil terlihat sangat tegang.
“Berapa obat yang diberikananya? Apa Konsumsi dan ekskresinya?” ucap Jun Won lalu berkata segera ke sana.
Bersambung ke part 2

 Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar