PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jung Won
kebingunga memilih plester gambar diatas meja, saat itu seorang ibu datang
menyapa Jung Won memberitahu kalau sudah Sang-u datang. Jung Won pun menyapa
anak kecil yang masih terlihat baik sang ibu pun meminta anaknya untuk menyapa
dokter.
“Sang-u,
hari ini kau datang bersama ikan hiu? Mari kita lihat ada apa di dalam mulut
ikan hiu?” ucap Jung Won, Tapi Sang U malah menangis
“Sang-u,
kenapa menangis? Dokter akan menghilangkan rasa sakit di perutmu. Dia mau
mengobatimu. Kenapa kau menangis? Jangan
menangis. Kalau terus menangis, Dokter akan memberi suntikan besar sambil
bilang, "Anak nakal!" Benarkan, Dokter?” ucap sang ibu. Jong Won
bingung.
“Anak nakal!
Suntikan ada di mana, ya? Suster, suntikan yang sangat besar untuk Sang-u ada
di mana?” tanya Jung Won mencoba berakting. Sang U sempat berhenti tapi
akhirnya kembali menangis.
“Sang-u,
tenanglah... Kalau terus menangis, Dokter akan bawa suntikan. Ayo.. Berhenti.”
Kata sang ibu mencoba menenangkan kembali anaknya.
“Sebentar.
Aku punya kudapan untuk Sang-u di sini.”ucap Jung Won mencari dari laci
ruanganya.
“Astaga.
Siapa buat kau menangis? Siapa yang menakuti
anak manisku, Sang-u? Itu Dokter, ya? Biar Ibu pukul.” Ucap sang ibu
yang langsung memukul Jung Won. Jung Won hanya bisa melonggo.
“Ibu
sudah menghukum orang jahat.. Dokter, kenapa kau menakuti Sang-u? Sang-u anak
baik... Dokter, kau tak akan menakuti Sang-u lagi, 'kan?” kata Si ibu.
“Maafkan
aku, Sang-u... Aku beri kudapan, bukan suntikan. Makanlah setelah sembuh nanti.”
ucap Jung Won. Perawat yang melihatnya hanya bisa menahan senyuman.
“Dokter...
Sepertinya kau harus mengganti PEG Ji-su terlebih dahulu.” Ucap perawat
memanggilnya. Jung Won pun meminta agar Sang U bisa menunggu.
Jun Wan
masuk ruangan bertemu dengan pasien memberitahu kalau sudah melihat hasil
sonografi menurutnya kalau sulit diobati
dengan antibiotik. Sang anak yang menemani ayahnya ingin tahu apa nama
penyakitnya? Jun Wan menjawab Endokarditis infektif,
“Ini infeksi
pada bagian dalam jantung. Jika menunggu dengan antibiotik, aku takut terjadi
embolisme, penyumbatan pembuluh darah karena gumpalan bakteri. Kau harus segera
dioperasi. Ada ruangan, 'kan?” tanya Jun Wan pada perawat
“Ya,
pasien bisa masuk setelah 18.00.”kata perawat setelah melihat dari layar
komputer.
“Kau
harus dirawat hari ini, dan dioperasi secepatnya.” Jelas Jun Wan. Anaknya ingin
tahu apakah Penyakitnya serius?
“Ya...
Jika gumpalan bakterinya kecil, bisa meleleh dan hilang dengan antibiotik.
Dilihat dari hasil sonografi, bakterinya besar dan bergelantungan. Kita tak
tahu kapan ia jatuh. Jika ke otak, bisa stroke. Jika ke jantung, bisa sakit
jantung. Kau harus segera dioperasi.” Jelas Jun Wan.
“Apa Ada
waktu kosong dalam dua atau tiga hari?” tanya Jun Won pada perawat
“Tidak
ada. Jadwal operasimu pekan ini penuh.” Kata perawat. Jun Won piki Dini hari
pun tak masalah.
“Kau
harus Telepon Anestesiologi, minta mereka membantuku operasi dua atau tiga hari
lagi.” Ucap Jun Won. Perawat mengerti.
“Dokter, putriku
menikah tiga hari lagi. Apa Operasinya tak bisa diundur pekan depan?” ucap sang
ayah. Jun Won langsung menolaknya.
“Itu
Hanya mundur beberapa hari. Tidak apa-apa, 'kan?” kata sang ayah mohon.
“Tidak...
Kalau kau ingin meninggal, silakan.” Ucap Jun Won tegas. Sang anak mengeluh
dengan ayahnya.
“Apa
maksud Ayah? Jangan bicara aneh-aneh. Pernikahanku tak penting sekarang.” Ucap
sang anak
“Kau bisa
lihat foto pernikahannya. Minta dia banyak memotret. Kalau begitu, sampai
bertemu besok di kamar rawat.” Ucap Jun Won dingin.
Keduanya
pun keluar dari ruangan. Perawat pikir akan memberikan informasi lebih dahulu.
Ia memberitahu kalau Pertama, harus ke sebelah kiri untuk diambil darah. Sang
anak langsung mengeluh kalau dokter itu
tak sopan sekali.
“Mohon
maaf. Kami juga tahu itu... Kedua, lakukanlah pemeriksaan Elektrokardiogram di
sebelah ruang pengambilan darah... Ketiga...” ucap perawat terus menjelaskan
semuanya sebelum dirawat.
Dokter
Ahn memberitahu pasien bernama Im Gi-yeong, 78 tahun. Bulan lalu diberi
tindakan coiling karena terjadi SAH lalu Dirawat kembali tiga hari lalu karena
tremor kaki dan gejala demensia. Ia pun memberitahu Dari hasil pindai CT,
tampak hidrosefalus.
“Kurasa
IVH yang terjadi bersamaan dengan SAH sudah meleleh. Jadi, EVD... Ah, Bukan
itu. Maaf.... Maksudku, dapat dipasang VP shunt.” Ucap Dokter Ahn membuka
kembali catatanya.
“Kau
seharusnya menghafalnya, 'kan?” sindir Song Hwa. Dokter Ahn hanya bisa
menganguk.
“Apa Kau
yakin VP shunt?” tanya Song Hwa pada Dokter Do. Dokter Do menjawab tidak.
“Apa Dia
salah?” tanya Song Hwa. Dokter Do pikir kalau Dokter Ahn salah. Song Hwa
seperti sedang menguji menurutnya Dokter Ahn itu memang benar.
“Sebelum
pemeriksaan berikutnya, kumpulkan karya ilmiah serupa dan kasus operasi.”
Perintah Song Hwa. Dokter Do menganguk mengerti
Ketiganya
akhirnya keluar dari ruang rawat. Dokter Do bertanya apakah Song Hwa itu tak
makan karena Ada restoran pesan antar baru. Song Hwa bertanya Menunya apa.
Dokter Do menjawab itu Haemul-tang. Song Hwa mengeluh kalau itu Terlalu
berlebihan.
“Haemul-pajeon
di sana juga enak. Ikutlah. Akan kusiapkan di ruangan.” Kata Dokter Do
“Kalian
saja. Aku makan dengan teman-temanku.” Ucap Song Hwa melihat ponselnya. Dokter
Do bingun siapa teman Song Hwa.
Nama Grup
“PUNGGUNG BUKIT GONGNYONG” Song Hwa bertanya apak mereka akan makan siang
bersama. Suk Hyun langsung setuju. Ik
Jun langsung membalas [ TUNGGU SEBENTAR. INI SAAT TERPENTING DALAM HIDUPKU]
Ik Jung
berkumpul dengan dokter lainya terlihat tegang,Dokter Jang duduk didepan
beberapa proposal untuk menjadi assitant. Dokter senior gemas memberitahu kalau
shunt mesocephal sulit ditemukan saat masa residen. Semua dokter langsung
mengeluh.
“Bermainlah
yang adil! Apa yang kau lakukan? Apa Aku boleh bicara juga?” teriak Dokter dan
Ik Jun kesal
- Jadi,
aku... Pilihanku...” ucap Dokter Jang lalu saat itu Jun Won masuk memberitahu
kalau mereka memilih Haemul-tang tapi alergi dan terdiam karena sedang banyak
dokter.
“Song-hwa
pilih Haemul-tang... Kami menunggu Jang Gyeo-ul. Jadi, kemarilah dan diam. Jadi
Bagimana Gyeo-ul? Tidak apa-apa. Kau
Tidak perlu merasa tertekan... Apa pun tak masalah.” Ucap Ik Jun.
“Kalau
begitu, aku... pilih operasi HPD.” Ucap Dokter Jang. Semua langsung mengeluh
kesal mendengarnya.
“Padahal
hemikolektomi juga bagus... Walinya juga harus di sini. Kenapa kau lagi?” ucap
Dokter Lain. Ik Jun mengaku tak tahu dengan wajah bahagia memeluk temanya.
“Ayo! Song-hwa
sudah pesan sarden juga. Lalu Jun-wan di mana?” tanya Jung Won
“Dia di
Unit Perawatan Intensif Pediatri jadi Pasti tak bisa makan.” Kata Ik Jun.
[PUSAT MEDIS YULJE UNIT PERAWATAN INTENSIF
PEDIATRI]
Jun Wan
masuk sebelumnya mencuci tangan dan bertanya perawat Berat Hui-dong berapa hari ini. Perawat
menjawab Tiga kilogram. Jun Wan memeriksa ukuran kepala bayi dan berkata Sekarang bisa ditutup jadi mereka harus bersiap.
“Do
Jae-hak ke mana?” tanya Jun Wan. Perawat menjawab Tadi dia keluar bersama para
mahasiswa kedokteran.
“Baiklah.
Mungkin itu lebih tepat baginya... Mari kita mulai!” ucap Jun Wan.
Dokter Do
berjalan dengan dua mahasiswa memberitahu
Bedah torakoplastik banyak memiliki kasus darurat dan paling dramatis
jadi kalau pasien bisa baik-baik saja saat masuk kerja, tetapi sore hari bisa
saja mati.
“Apa Kalian
tahu siapa dokter terhebat di bedah torakoplastik?” tanya Dokter Do.
“Ji Sung.”
Jawab Hong Do. Dokter Do bingung siapa itu. Hong Do menjawab Ji Sung dari New
Heart.
“Aku
menonton drama medis sejak sepuluh tahun.” Ucap Hong Do. Dokter Do memberitahu
kalau Bukan dia.
“Apa Guru
Kim dari Dr. Romantic?” kata Yun Bok. Dokter Do mengeluh pada Cheol dan Mi-ae
“Kami
Hong-do dan Yun-bok.” Ucap Yun Bok. Dokter Do mengangguk mengerti.
“Dengarkan
baik-baik. Dokter hebat seperti mereka tak ada di rumah sakit ini. Di sini
hanya ada Thanos. Kalian akan segera bertemu.” Ucap Dokter Do.
Saat itu
Jun Wan menelp menanyakan keberadaanya. Dokter Do langsung bergegas kalau segera
ke sana.
Di ruang
ICU anak-anak, Yun Bok menuliskan catatan dalam ponselnya “PENUTUPAN TULANG
DADA TERTUNDA” dari kejauhan. Hong Do bertanya Apa Operasinya dilakukan di
sini. Yun Bok menganguk karena Mereka bilang lebih bahaya memindahkan pasien
dengan infus sebanyak itu.
“Apa Kalian
Gyeon-u dan Jik-nyeo?” tanya Jun Wan. Yun Bok memberitahu kalau nama mereka Hong-do
dan Yun-bok.
“Mahasiswa
kedokteran tingkat tiga?” tanya Jun Wan. Keduanya membenarkan. Jun Won meminta
agar mereka bisa melihat dengan baik-baik.
“Dokter, ini
operasi sulit? Bayinya bisa selamat, 'kan?” tanya Hong Do merasa kasihan.
“Empat
hari lalu, dia mendapat operasi kelainan jantung bawaan. Jantungnya terlalu
bengkak, aku tak bisa menutupnya. Sekarang aku akan menutupnya karena
sepertinya sudah bisa.” Ucap Jun Wan
“Dia bisa
selamat, 'kan?” tanya Hong Do memastikan. Jun Wan memberitahu kalau menutupnya
karena dia membaik.
“Jae-hak,
suruh mereka kemari.” Ucap Jun Wan. Dokter Do bingung akhirnya menyuruh dua
mahasiswa agar lebih mendekat.
“Kenapa
kemari? Kau akan mengontaminasinya. Apa Kau mau mati?.” Teriak Jun Wan marah.
Perawat lain akhirnya memberitahu kalau yang dimaksud adalah Wali pasien.
“Dokter,
Chan-hyeong agak demam.” Ucap perawat saat Jun Wan baru saja keluar dari
ruangan untuk mencuci tangan.
“Sejak
kapan?” tanya Jun Won. Perawat menjawab
Saat mengukur pukul 08.00, suhunya 36 derajat.
“Kuukur
lagi barusan, suhunya 38,3 derajat. Hidungnya pun agak beringus. Apa Dia bisa
operasi hari ini?” tanya perawat. Jun Wa pikir akan melihatnya lebih dulu.
Jun Wan
melihat bayi dan memeriksanya kalau Bunyi paru-parunya juga buruk jadi Operasi
tak memungkinkan. Ia pikir kalau meminta waktu lima menit dan singkirkan
membrannya. Hong Do melihat bayi meminta izin agar menyentuh bayi ini
“Tanganku
sudah steril.” Ucap Hong Do. Jun Won pun mempersilahkan. Hon Do bertanya Bayi
ini sakit apa
“Jae-hak,
panggilkan wali Chan-hyeong.” Ucap Jun Wan. Dokter Do pun bergegas pergi.
“Penyakit
jantung bawaan bernama Tetralogi Fallot. Dia menderita cacat septum ventrikel,
stenosis katup pulmonalis hipertrofi ventrikel kanan, dan overriding aorta
sekaligus. Tadinya dia dijadwalkan operasi sore ini, tetapi setelah dilihat, saturasi
oksigennya memang rendah.” Jelas Jun Wan
“Itu
gejala pneumonia. Padahal dia harus segera dioperasi.” Kata Jun Won. Dokter Do
memberitahu kalau orang tua wali datang. Ketiganya hanya bisa melonggo melihat
orang tua bayi yang masih muda dan terkesan cuek.
Keduanya
akhirnya berdiri lebih dekat. Jun Wan memberitahu kalau Ada berita buruk karena
operasi Chan-hyeong harus diundur sehari dua hari dan juga anaknya demam dan
paru-parunya buruk jadi akan menjadwal ulang operasi setelah melihat hasil
sinar-X.
“Saat ini
dia sulit bernapas. Aku khawatir Chan-hyeong kesakitan bila operasi dipaksakan.”
Ucap Jun Wan. Ibunya pun mengerti tanpa terlihat frustasi.
“Jika
pneumonia ringan, akan membaik dalam dua atau tiga hari. Jadi, kita pantau
dahulu. Apa ada pertanyaan?” kata Jun Wan. Keduanya mengeleng seperti tak
peduli.
“Kau akan
jelaskan usai jadwal ulang operasi, 'kan?” tanya Jung Wan pada Dokter Do
“Kami
tahu karena penjelasanmu sebelumnya.” Ucap Ibu Chan Hyung. Jung Wan pun akhirnya
pamit pergi.
Dokter Do
berkomentar kalau Mental mereka luar biasa, Padahal anaknya di ambang kematian.
Ia pikir Artinya mereka masih kekanak-kanakan dan Jun Won pasti tak lihat umur
ibunya. Ia memberitahu kalau wanita itu lahir tahun 2000.
“Itu Bagus
mereka tenang.” Komentar Jun Wan santai. Dokter Do pikir mungkin mereka sekarang sedang lari dari
kenyataan karena merasa lelah dan taku
“Mereka
masih muda. Mungkin mereka merasa takut dan sulit memahami situasi...” kata
Dokter Do mengebu-gebu.
“Jae-hak...
Kenapa kau banyak bicara? Jangan ikut campur.” Tegas Jun Won. Dokter Do pun
menganguk mengerti.
Yun Bok
mengajak kembaranya keluar, Hong Do yang penyayang memanggil bayi kecil itu
agar Jangan sakit, tiba-tiba tangan Si bayi mengenggam tangan Hong Do dengan
erat seperti tak ingin berpisah. Hong Do pun tersenyum.
Semua
berkumpul dalam ruangan sambil mendengar lagu Aloha, Jung Won sambil
membersihkan bekas makanan berkomentar kalau itu Lagu favorit Ik-jun. Song Hwa dan
Suk Hyung mengaku itu lagu kesukaanya. Ik Jun melihat Suk Hyung yang berbaring
memperingatinya.
“Hei,
asam lambungmu bisa naik kalau berbaring usai makan... Hei.. Song-hwa, minusmu
bertambah? Dahulu sama denganku, tetapi ini buram.”ucap Ik Jun mencoba kacamata
Son Hwa.
“Lepas
lensa kontakmu. Kenapa Jun-wan belum datang? ” Ucap Song Hwa sambil membuat
kopi.
“Aku baru
bilang sekarang, tetapi aku hebat menyanyikan lagu ini. Selama ini aku tak
bilang karena kalian selalu ribut.”ucap Jung Won bangga
“Apa
Kalian ribut begini karena ingin ke karaoke? Bagaimana kalau malam ini kita ke
sana? Astaga.” Kata Ik Jun
Saat itu
Jun Wan datang menanyakan makananya. Jung Won memberikan makanan yang sudah
dipesan dan berkomentar kalau temanya itu
Cepat juga selesainya. Jun Wan emberitahu kalau Itu penutupan tulang
dada tertunda dan bahagia karena ada saus dalam makananya.
“Hei...
Berhenti mengelap. Kau harus diperiksa psikiater.” Keluh Song Hwa melihat Jung
Won terus mengelap meja. Jung Won pikir Nanti
banyak lalat.
“Kau juga
berhenti sebelum kupukul.” Kata Song Hwa melihat Ik Jun yang sibuk meminjat
kepalanya dengan alat miliknya.
“Hei! Apa
Kalian tahu?” ucap Jun Wan tiba-tiba berbicara. Semua ingin tahu apa itu.
“Aku
hebat menyanyi lagu ini. Ini "Aloha" dari Cool, 'kan? Banyak wanita
kubuat menangis karena lagu ini.” Ucap Jun Wan bangga.
“Ya, di
Hawaii.” Ejek Jung Won. Jun Wan mencoba tak ingin membahasnya berpura-pura
sibuk makan. Song Hwa ingin tahu tentang hawai tapi tak mengubrisnya. Jung Wan
pun tak ingin membahasnya.
“Pasti
terjadi sesuatu di Hawaii, ya?” kata Suk Hyung. Ik Jun. ingat Jun Wan itu di Hawaii selama sebulan setelah
ujian dokter spesialis.
“Tolong
diam! Aku pusing melihatmu.” Keluh Song Hwa akhirnya melihat Ik Jun pindah ke
tempat duduk.
“Dia memang
terkenal begitu sejak SMA. Dia berteman dengan semua orang dari kesepuluh
kelas. Berisik, urakan, dan tak bisa diam. Aku tak paham bagaimana dia bisa
juara satu.” Kata Jun Wan
“Anak
zaman sekarang menyebutnya "keren"... Sedangkan dia "tak
keren" ejek Ik Jun menunjuk ke arah Suk Hyung yang tertidur.
“Aku
berusaha menikmati lagunya... Dasar berengsek.” Kata Suk Hyung.
Saat itu
diruangan, Perawat membahas Dokter Jang
yang memilih operasi Dokter Lee Ik-jun lagi.Dokter Jang membenarkan. Dokter pun
ingin tahu apakah Dokter Jang suka Dokter Lee Ik-jun. Dokter Jang langsung
membenarkan.
“Aku suka
Dokter Lee Ik-jun.” Kata Dokter Jang. Mereka kaget karena Ik Jun sudah punya
anak. Dokter Jang pikir merasa tak masalah dengan hal itu lalu makan ramyun dua
bungkus langsung.
Song Hwa
bertanya apakah mereka pernah
menampilkan lagu "Aloha". Jung Won pikir Tentu tidak dan menurutnya
Kapan mereka pernah tampil. Jun Wan pikir mereka masih punya hati nurani. Jung
Won pikir mereka pasti mengingatnya.
“Kita
berlatih lagu ini sampai begadang untuk tampil, tetapi ternyata sejak awal dia
mendaftarkan kita ke klub komedi.” Ucap Jung Won menunjuk ke arah Ik Jun yang
sibuk menulis dibaju Suk Hyung.
“Itu pun
dia beri tahu tepat di hari festival kampus. Dia bilang kita tamu rahasia.
Jadi, tak ada di poster. Dia beruntung bisa jadi dokter! Jika tidak, dia jadi
penipu.” Keluh Jun Wan
“Level
kita saat itu memang komedi, bukan band. Kalau bukan berkatku, kalian sudah
mati dipukuli di panggung.” Kata Ik Jun. Suk Hyun mengeluh pada Ik Jun agar
berhenti.
“Meski
begitu, kita berkembang dalam tiga, empat tahun. Itu bagus untuk ukuran kita.” Kata
Jung Won.
“Lagi
pula, kalian juga pengecut. Tangan kalian gemetar sejak sepekan sebelum tampil.Kupikir
dia menderita tremor Aku sampai khawatir dia tak bisa magang dengan tangan itu.”
Kata Ik Jun. Suk Hyung mengelu agar Jangan mengada-ada!
“Memang
kita seburuk itu? Kita bagus saat main sendiri, 'kan?” kata Song Hwa
“Kau
pikir sama saat main sendiri dan tampil di panggung?” kata Jung Won. Jun Wan
menyebut ituSeperti komedian!
“Ik-jun sampai
mengalami gangguan amarah saat mengajarimu main bas.” Kata Jun Wan. Ik Jun mengaku masih kesal.
“Hei! Aku
tak separah itu! Lagi pula... dia memang pandai, tetapi tak bisa mengajari
orang lain.” keluh Song Hwa. Suk Hyun membela
“Walau
begitu, aku suka vokal Ik-jun.” Kata Suk Hyung. Ik Jun pun mengucapkan
terimakasih.
“Aku akan
menyanyi untuk kalian hari ini. Ayo kita ke karaoke sepulang kerja.” Ucap Ik Jun
“Mana
mungkin kita makan haemul-tang begini kalau sempat ke karaoke?” keluh Song Hwa.
“Aku ada
operasi VSD.” Kata Jun Wan. Jung Won menyebut adan konferensi pediatri nanti malam.
“Aku
pergi ke toserba dengan ibu.” Kata Suk Hyung. Ik Jun pun mengajak akhir pekan?
“Aku main
golf dengan Kepala Rumah Sakit dan Presdir.” Kata Jun Wan. Jung Wan
menyebut ikut maraton. Setelah sekian
lama.
“Aku
berkemah.” Kata Song Hwa. Suk Hyung menyebut
pergi ke salon kuku dengan ibunya.
“Baik,
tidak usah!.. Kalian ini konyol. Apa Kalian
pikir aku banyak waktu, lalu mengajak ke karaoke? Aku juga sibuk. Aku harus
nonton film, belajar mewarnai, dan makan chueotang bersama U-ju. Memang kalian
saja... Aku juga tak akan pergi! Menyebalkan!” teriak Ik Jun kesal.
Jun Wan
melihat Ik Jun pergi berpikir kalau Ik Jun pasti akan datang. Jung Won
juga yakin kalau Ik Jun akan pergi.
Didepan
gedung KARAOKE SU, Ik Jun berdiri dengan
anaknya lalu bertanya pada U Ju apakah bisa menebak mereka ada dimana. U Ju
pikir kalau mereka ada diKelab malam. Ik Jun kaget anaknya tahu itu dan
bertanya tahu dari siapa. Ik Jun menjawab dari bibinya.
“Bibi
Terminator bilang Ayah dahulu tinggal di kelab malam. Penghuni kelab malam.” Ucap
U Ju
“Benar. Ayah
pernah tinggal di apartemen bernama "Kelab Malam". Namun, ini bukan
apartemen itu. Kau tahu ayah main band, 'kan? Ayah menyanyi dan menari di panggung
seperti Super Wings.” Ucap Ik Jun bangga
“Ayah
juga melakukannya, dan ini tempat ayah tampil untuk kali pertama. Ini tempat
ayah mendedikasikan masa muda... U-ju... Ayah tiba-tiba... merasa terharu.” Kata
Ik Jun
“Ayah,
tolong belikan aku satu corn dog lagi!” kata U Ju seperti tak peduli. Ik Jun
tak pecaya anaknya sudah menghabiskannya
“Baiklah
kalau begitu. Ayo kita pergi! Apa Corn dog-nya enak?” tanya Ik Jun. U Ju
menganguk.
“Omong-omong,
Lee U-ju... Kau bicara sopan kepada ayah saat minta sesuatu saja.” Ucap Ik Ju.
U Ju menolak karena ini hal baru baginya.
“Kau
belajar kata itu dari siapa?” tanya Ik Jun. U Ju menjawab kalau itu dari Ibu. Ik Jun mengeluh mendengarnya.
Flash Back
Song Hwa
menyanyi lagu dengan suara flashnya, tiba-tiba lagu berhenti dan berteriak
marah. Jun Wan meminta maaf karena salah
menekan tombol. Song Hwa tahu Pasti bohong. Jun Wan membenarkan kalau memang
bohong lalu mengeluh pada Suk Hyung yang terus tertidur.
“Dia
kenapa?”tanya Jun Wan. Jung Wan memberitahu Tadi pagi Suk Hyung makan tiga obat
penenang.
“Apa Karena
pertunjukan kita?” ucap Jun Wan tak percaya.Jung Won memberitahu kalau Suk
Hyung itu anak rumahan, fobia sosial, mengisolasi diri,
“dan...
Satu lagi apa, ya?” kata Jung Won bingung. Suk Hyung menyebut Pengecut.
“Benar.
Dia punya empat penyakit itu.” Kata Jun Won. Saat itu Jun Won mengambil buku
lagu dari tangan Jung Won.
“Hei, ini
giliranku!” teriak Jung Won kesal. Jun Won meminta agar bisa menunggu.
“Dengar.
Seharusnya aku, Suk Hyung, Ik-jun, Jun-wan, Song-hwa. Selanjutnya aku lagi!” ucap
Jung Won kesal
“Astaga,
kau menghitungnya? Apa Kau mesum atau apa?” ejek Jun Wan. Song Hwa pun bertanya
Lee Ik-jun ke mana
“Kita
berkumpul di sini karena dia.” Kata Song Hwa kesal. Saat itu Suk Hyung melihat
lagu yang dipilih Jun Wan. "ALOHA" OLEH COOL
“Apa Kau
yang pilih lagu ini?” tanya Song hwa bahagia. Jun Wan mengaku bukan dia. Song
Hwa pun ingin tahu siapa
Saat itu
Ik Jun datang dari pintu dengan mic sambil menyanyi dengan suara merdu. Baru
satu bait, Song Hwa itu menyanyi. Dan tiga pria lainya menjadi backing vocal
menyanyi lirik “I Believe” Ik Jun mengeluh meminta mereka untuk duduk.
Ik Jun
kembali menyanyi dengan merdu, tapi pas sampai chorus semua langsung menyanyi
dengan suara lantang. Mereka seperti sangat menyukainya. Saat itu Suk Hyung mulai berbicara seperti membaca
saja.
"Mulai
saat ini, hal terpenting dalam hidupku, bukan aku, melainkan kau. Meski kata
tak mampu menggambarkannya, hanya kau yang kucintai. Kadang bagai teman, kadang
sebagai lelaki.Aku mencintaimu hingga aku menutup mata.” ucap Suk Hyung
“Kau
bilang dia pemalu?” bisik Jun Wan heran. Jung Won pikir Efek konsumsi obat berlebihan.
Mereka
pun kembali menyanyi, Ik Jun mengeluh mereka agar bisa mengiIkuti tempo dan lebih perlahan...Mereka
masih saja terus menyanyi.
Song Hwa
keluar rumah dengan ransel jam 7 pagi mendengarkan siaran radio Lee Soo-geun
dan Eun Ji-won! Soo Geum mengaku hari ini melihat kalender bulan Mei, dan banyak sekali
perayaan dan Ada hari untuk Ji-won, yaitu... Ji Won menjawab kalau Hari Anak!
“Benar
sekali! Hari Anak. Ada juga Hari Ayah, Hari Guru, dan banyak lagi!” ucap Soo
Geum layaknya pedagang. Ji Won mengejek So Geum itu sedang berjualan
“Namun,
sayang sekali, tak ada hari untuk diriku sendiri.” Keluh Soo Geum.
“Ayolah,
Soo-geun. Kau selalu menikmati harimu sendiri. Setiap hari.” Kata Ji Won
“Bagaimana
jika kita bisa melakukan apa pun yang kita mau selama satu hari? Bagaimana
kalau hari ini kita melakukannya? Bulan Mei adalah bulan yang tepat untuk itu. Lagu
pertama dari Cool. Ternyata judulnya bahasa Inggris. Silakan Eun Ji-won.” Kata Su
Geum
Ji Won
memberitahu Aloha "One Summer
Drive". Song Hwa pun mengemudi dengan bahagia mendengarkan lagu kenangan
saat masa kuliah. Ia lalu menyapa penjaga yang sedang menyapu. Si bapak memberitahu Song Hwa bisa parkir di
B-104 karena kosong. Sementara Jung Won bersiap-siap untuk lari marathon.
Saat
peluru ditembakan semua mulai berlari tapi Jung Won malah berlari ke arah
sebaliknya. Petugas yang melihatnya Seharusnya orang itu dibawa ke rumah sakit
jiwa. Jung Won menerima pesan [HYEON-HO MENGALAMI PENDARAHAN OPERASI. PENINGKATAN
ASAM LAKTAT, TANPA URINE]
Song Hwa
bahagia mendirikan tenda sendiri membuka kursi lalu duduk menikmati
pemandangan. Tapi saat itu ponselnya berdering dari “DOKTER RESIDEN, YONG
SEOK-MIN” akhirnya Ia pun kebali membereskan semua perlengkapan kemah dan
berjalan turun dari PERKEMAHAN GUNUNG YEONIN B-104.
Jun Wan
sibuk bermain golf. Tuan Ju memuji Jun Wan yang hebat dengan Pukulan bagus. Jun
Wan terlihat santai. Tuan Ju bertanya apakah
tak lelah harus mengurus Bangsal VIP juga. Jun Wan merasa tak masalah
karena tak sendiri juga.
“Kau
masih muda. Senang sekali. Aku juga iri akan teman-temanmu.” Ucap Tuan Ju
“Jong-su,
lubang sepuluh terlalu jauh.. Kita naik mobil saja.” Kata Kepala rumah sakit.
“Dia adik
sepupuku.” Kata Tuan Ju. Kepala rumah sakit mengeluh kalau itu rahasia.
“Semua
tahu... Bahkan Semua pegawai rumah sakit tahu.” Kata Tuan Ju. Tapi Kepala rumah
sakit yakin Mereka tak tahu.
“Hei, Apa
kau tahu? Orang-orang bahkan tahu hal-hal yang kau pikir mereka tak tahu.” Ucap
Tuan Ju
“Aku juga
lelah. Kita naik mobil saja.” Kata Kepala rumah sakit. Tuan Ju pikir mereka jalan
saja. Kepala RS tetap ingin Naik mobil saja. Keduanya saling adu mulut. Sampai akhirnya Jun Won yang naik mobil
terlihat sangat tegang.
“Berapa
obat yang diberikananya? Apa Konsumsi dan ekskresinya?” ucap Jun Won lalu berkata
segera ke sana.
Bersambung
ke part 2
Cek My Wattpad... ExGirlFriend
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar