PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
EPISODE 4: RUMAH TUAKU DI DALAM MIMPI
Hye Won
berusaha keras untuk keluar dari hutan dengan wajah ketakutan, tiba-tiba
menabrak. Ia menjerit ketakutan tapi
ternyata yang datang adalah Eun Seob. Eun Seob bertanya sedang apa Hye
Won dalam hutan. Hye Won langsung memeluk Eun Seob.
“Maafkan
aku... Aku sangat takut dan mengira aku tersesat.” Ucap Hye Won akhirnya
melepaskan pelukan Eun Seob.
“Dingin,
'kan? Ayo turun.” Ucap Eun Seob. Hye Won melihat Eun Seob pergi menahanya. Eun
Seob melihat Hye Won yang ketakutan.
Akhirnya
Eun seob memegang lengan tengan Hye Won lalu membantunya berjalan menuruni
gunung. Keduanya pun sampai ke dalam rumah, Hye Won terlihat gugup. Eun Seob
pun menyuruh Hye Won untuk naik ke atas lebih dulu.
Akhirnya
Eun Seob menyeduh teh untuk Hye Won lalu memberikanya. Hye Won pun menikmati
Teh hijau lalu mulai bicara kalau Ketika
masih kecil,.. ibunya kadang meninggalkannya sendirian di rumah.
“Ada hari
saat terbangun dan ibu sudah tak ada di rumah. Dan pada hari seperti itu,
sepanjang hari aku merasa cemas karena beberapa alasan aneh. Aku pikir ibuku
mungkin tak akan pulang.”
Hye Won
terbangun dari tidurnya memanggil ibunya, lalu mencari keluar dari kamar
menuruni tangga dan tak melihat di ruang tengah. Ia memasuk ke kamar tak
melihat ibunya, lalu mencari di kamar mandi dan tempat cuci pakaian, tak ada
ibunya di rumah.
“Saat
kucari kau tadi, perasaanku persis sama.” Akui Hye Won. Eun Seob pikir Namun, tak aman untuk pergi ke gunung pada
malam hari.
“Aku
hanya akan sampai pintu masuk lalu kembali.” kata Hye Won. Eun Seob
memberitahu Di gunung mudah tersesat,
meskipun hanya berjalan beberapa menit ke hutan.
“Kau
Habiskan tehmu dan tidur.” Ucap Eun Seob yang terlihat dingin.
“Bagaimana
denganmu? Kenapa tak takut pergi ke hutan pada malam hari? Apa Kau bisa lihat
jalannya?” tanya Hye Won heran.
“Aku
mengenal tempat itu.. Aku sangat mengenal. Tapi itu tak berlaku untukmu, jadi
jangan pergi ke hutan sendirian pada malam hari.” Kata Eun Seob.
Eun Seob
akhirnya masuk ke dalam kamar menatap kearah jendela bunyi lonceng dan juga
salju mulai turun.
Spanduk
terbentang lebar “SESI INFORMASI UNTUK SISWA BARU 2020” Hwi mengayuh sepedanya
lalu dan melihat Young Soo didepanya lalu mencoba mengendap-ngendap dari
belakang. Hyun Ji datang menyapa temanya. Hwi mengeluh dengan temanya yang
menghentikan jalanya. Lalu bertanya ada apa.
“Ada informasi
baru soal Kim Young Soo.” Ucap Hyun Ji. Hwi pun ingin tahu berapa banyak.
“Apa? Tak
ada uang.” Keluh Hyun Ji. Hwi pun mengeluarkan dompetnya. Hyun Ji melihat kalau
Hwi yang mencuri dompet ayahnya lagi
“Tidak,
ini milik kakak-ku.” Kata Hwi lalu memberikan uang pada Hyun Ji meminta
informasi apa untuknya.
“Young
Soo suka buku.”kata Hyun Ji. Hwi melonggo, Hyun Ji dengan santai merasa tak ada
yang salah dengan infonya.
“Apa kau bercanda? "Kenapa?" "Dia
makan tiga kali sehari." Apa Perkataan itu juga dianggap sebagai
"informasi"? Hei, dia murid pintar. Tentu saja, dia suka buku! Ayo
Kembalikan uangku.” Kata Hwi kesal
“Bukan,
maksudku novel... Dia suka novel. Kudengar hanya itu yang dia baca. Dan dia
ingin menjadi novelis.” Jelas Hyun Ji
“Novel?
Apa Seperti cerita aneh yang ditulis kakak-ku?” tanya Hwi . Hyun Ji
membenarkan.
“Hei, Apa
hanya itu? Apa Kau temukan sesuatu yang lain?” tanya Hwi. Hyun Ji berjalan
pergi. Saat itu Hwi melihat sebuah foto terjatuh ada seorang anak dan ayahnya.
Hye Won
berjalan keluar kamar terlihat gugup lalu memastikan kalau Eun Seob belum
keluar. Tapi saat akan masuk kamar, Eun Seob baru keluar kamar. Hye Won pun
kaget menyapa Hye Won bertanya apakah
sudah bangun. Eun Seob mengangguk lalu menyapa Hye Won yang baru bangun.
“Aku harus pergi ke pusat kota hari ini.” Ucap Eun Seob. Hye Won pun ingin tahu
kenapa.
“Aku
harus Mencuci baju. Tak ada mesin cuci di sini. Aku biasanya melakukannya di
rumah orang tuaku, tapi ada barangmu juga, jadi... Apa Kau ingin ikut?” ucap
Eun Seob gugup. Hye Won pun menganguk mengerti lalu memilih untuk mandi.
Keduanya
pun menaiki mobil, Hye Won bertanya apakah Eun Seob tak harus pergi ke arena seluncur hari ini.
Eun Seob memberitahu kalau Ayahnya ada janji dengan teman-temannya hari ini dan
besok, jadi, ditutup selama dua hari.
“Baguslah..
Tapi Eun Seop... Kau bilang Irene adalah Hwi, 'kan?” ucap Hye Won mulai
membahas melihat gantungan di mobil Eun Seob. Eun Seob mulai gugup.
“Tapi
saat kau mabuk, kenapa kau bilang, "Aku senang kau kembali, Irene"?
Hei... Eun Seob, kau dengar?” ucap Hye Won melihat Eun Seob seperti melamun.
Eun Seob terlihat gugup dan bingung menjelaskanya.
“Apa Hwi
pergi?” tanya Hye Won. Eun Seob membenarkan. Hye Won ingin tahu kemana. Eun
Seob bingung menjawabnya.
“Tidak...
Terdengar seperti kau sedang bicara dengan pacarmu.” Goda Hye Won. Eun Seob
berpura-pura tak tahu lalu mencari alasan.
“Aku
yakin bukan Hwi... Ayolah..” kata Hye Won saat itu Eun Seob harus menerima
telp.
Didepan CHOWON
BIG EDUCATION, Bo Yeong keluar dari gedung dan melihat Hye Won dengan Eun Soeb
dalam mobil sedang parkir di pinggir jalan.
Hye Won menuruni mobil kembali bertanya ke mana Hwi pergi saat
bepergian, apakah Berkemah.
Eun Seob
tak menjawab memilih untuk masuk ke tempat Laundry. Hye Won terdiam melihat Bo
Yeong yang menatapnya dari kejauhan. Bo
Yeong pun hanya bisa memanggil Mok Hye Won.
Jang Woo
sedang mendaki gunung dengan rekan kerjanya, kepala bidang meminta agar merkea
pegang spanduk lebih tinggi. Jang Woo pun menaikan sepanduk dan mereka pun
mengambil foto bersama dengan senyuman sumringah dengan berkatak
"Hyecheon".
“Upacara
pembukaan tahun 2020, selesai! Mari istirahat di sini sebelum mulai kembali.”
ucap Ketua pada anggotanya.
“Mari
gulung spanduk. Aku akan membawanya.” Kata Jang Woo dengan rekanya. Keduanya
pun mengulung spanduk bersama.
“Astaga,
turun juga akan butuh waktu. Upacara pembukaan tahun ini mendaki gunung.” Kata
Jang Woo
“Aku
membeli sepatu hiking ini. sebelum upacara pembukaan pertamaku di pegunungan. Aku
tak percaya sudah menggunakannya selama lima tahun.” Komentar teman Jang Woo.
“Aku
membeli barangku tahun ini. Tampaknya kita akan terus melakukan ini.” Ucap Jang
Woo
“Menurutku
bukan ide buruk tahun depan pun mendaki gunung. Bayangkan kau lakukan semua
olahragamu sepanjang tahun dalam satu hari.” Ucap seorang nenek
“Ini
bukan olahragamu yang kuinginkan.” Ucap Jang Woo. Tapi si nenek memberikan
semangat pada dua anak muda.
Beberapa
bibi yang ada ditempat peristirahatan terlihat sedang berjualan. Si nenek
menghampirinya lalu melihat seorang wanita dengan wajah pucat bertanya apakah
tak dingin. Si wanita mengaku tak dingin dan hanya flu tapi sekarang sudah baikan.
“Aku akan
minum obat saat turun, tak apa.” Ucap si wanita. Nenek itu melihat sepatu yang
digunakan wanita itu sepatu biasa.
“Benar.
Kakimu pasti kedinginan.” Kata Teman
Jang Woo. Si wanita mengaku kakinya baik-baik saja jadi meminta agar Jangan
khawatir.
“Hati-hati
jangan sampai terkena radang dingin.” Kata Jang Woo. Si wanita menganguk
mengerti.
“Beli
sepasang sepatu hiking saat mendapatkan gaji pertamamu. Itu investasi yang
bagus. Kau akan menggunakannya untuk sementara waktu. Akan berguna untuk waktu
yang lama.” Pesan si nenek. Si wanita menganguk mengerti.
“Ayo
cepat turun... Aku tak sabar minum anggur beras dan pancake bawang hijau.” Kata
ketua. Mereka pun mulai turun.
Jang Woo
sempat melihat si wanita itu untuk turun membantu bibi yang menutup jualanya.
Si wanita akhirnya ikut turun dibelakang dan Jang Woo pun turun lebih dulu.
Hye Won
dan Bo Yeong akhirnya bertemu dicafe. Bo Yeong membelikan minum memberikan pada
Hye Won tapi karena gugup membuatnya sedikit tumpah. Ia memanggil pelayan tapi
pelayan seperti sibuk, Hye Won pun tak peduli tak mau menatap Bo Yeong.
“Dalam perjalanan
keluar dari kampus, aku melihat mobil Eun Seob” ucap Bo Yeon.
“Jadi,
kau mengikutiku?” kata Hye Won menyindir. Bo Yeong membenarkan
“Hye
Won... Itu kesalahpahaman.” Ucap Bo Yeong. Hye Won mengaku tahu itu yang dikatakan Bo Yeong pada semua
orang.
“Itu... Katakan
padaku apa yang terjadi selanjutnya. Kenapa itu adalah kesalahpahaman?” ucap
Hye Won. Bo Yeong menyakinkan kalau Hye Won sudah salah paham.
Flash Back
Joo Hee
dan Bo Yeong berjalan untuk membuang sampah. Joo Hee tahu akalu Bo Yeong itu
dekat dengan Hye Won, Bo Yeong membenarkan. Jo Hee pikir Bo Yeong itu tahu
alasan Hye Won dia tinggal sendirian di sini.
“Apa itu
benar? Apa dia dipindahkan ke sini karena punya masalah?” kata Joo Hee. Bo
Yeong kaget mendengarnya.
“Kudengar
dia hamil.” Ucap Jo Hee. Bo Yeong menegaskan kalau itu tak benar.
“Tidak.
Kudengar dari seorang anak yang bersekolah di sekolah lamanya.” Kata Jo Hee
mengikuti Bo Yeong sampai ke depan tempat sampah.
“Itu Tak
benar.” Tegas Bo Yeong. Jo Hee pun ingin tahu apakah memang benar.
“Bukan itu
sebabnya dia pindah ke sini.” Tegas Bo Yeong. Joo Hee pun ingin Bo Yeong
memberitahu apa alasanya.
“Tampaknya
kau tak sedekat itu dengan Hae Won.” Sindir Jo Hee. Bo Yeong hanya diam saja
seperti serba salah.
Di sekolah
akhirnya Joo Hee langsung menyebarkan gosip kalau Ibu Hye Wonmembunuh seseorang dan Ibu Hye Won
adalah seorang pembunuh, Mereka pun tak percaya. Beberapa orang mulai
menuliskan pesan berantai dengan tulisan “Ibu Hae Won membunuh seseorang.”
Hye Won
pun akhirnya mendengar tiga orang temanya membahas tentang ibunya di dalam lab
kalau ibunya pembunuh dan tahu dari Bo Yeong.
Bo Yeong
mengaku hanya beri tahu Joo Hee dan tak
beri tahu orang lain. Ia mengaku tak punya pilihan karena Jo Hee menyebarkan
desas-desus mengerikan dan Juga, dia berjanji tak akan pernah memberitahu orang
lain.
Hye Won
mengingat Bo Yeong yang mengatakan “Aku berjanji untuk tak beri tahu siapa pun.
Kepada siapa pun.” Dan mereka sudah melingkarkan jarinya.
“Kau pun
berjanji tak memberitahu siapa pun.” Sindir Hye Won. Bo Yeong pun mengaku mempercayai
Joo Hee.
“Dan aku
memercayaimu.” Kata Hye Won. Bo Yeong membela diri kalau Jo Hee yang menyebarkan
rumor tentang Hye Won.
“Jadi,
kau harus memberitahunya, demi kebaikanku? Terima kasih, Bo Yeong... Tapi akan
lebih baik jika seperti itu.” Kata Hye Won. Bo Yeong kaget.
“Aku
pikir akan lebih baik jika seperti itu.”ucap Hye Won. Bo Yeong binggung apa maksudnya.
“Joo Hee
menyebarkan gosip tentangku. Bagaimana mungkin bisa lebih baik? Anak-anak kira,
kau hamil.” Kata Bo Yeong
“Setidaknya
itu tak benar. Gossi Itu tak benar. Jadi, tak peduli berapa banyak anak-anak akan
mengolok-olokku untuk itu, tak akan menggangguku. Tapi...” kata Hye Won
mengingat kenangan buruk di sekolah.
Flash Back
Hye Won
berjalan di lorong sekolah dan mendengar banyak anak murid membahas tentang
ibunya “Ibu anak itu membunuh suaminya. Ibunya adalah seorang pembunuh. Aku
takut”
“Tapi
mengenai ibuku adalah hal yang benar. Jadi, aku tak akan pernah baik-baik
saja.” Ucap Hye Won lalu pamit pergi dan mengucapkan terimakasih kopinya pada
Bo Yeong.
Bo Yeong
berlari keluar cafe memanggil Hye Won ingin tahu kelanjutanya. Hye Won heran Bo
Yeong yang mengatakan hal itu. Bo Yeog ingin tahu apakah Hye Won masih tak bisa
memaafkannya karena menurutnya itu bukan
sepenuhnya salahnya.
“Bagaimana
bisa kau... Aku hanya melakukan satu kesalahan. Bagaimana bisa kau...” ucap Bo
Yeong tak terima.
“Bo
Yeong, kau selalu pandai menjadi korban di depan orang,. dan kau masih sama.”
Ucap Hye Won. Bo Yeong berteriak memanggil Hye Won.
Eun Seob
baru saja keluar dari laundry, meminta agar menelpnya kalau pakaiannya sudah
selesai. Paman pemilik Laundry menyuruh Eun Seob makan dulu. Eun Seob pikir
bisa lain kali. Paman pun meminta agar menitip salam buat keluarganya.
“Selagi
berada di kota,...bagaimana kalau...” ucap Eun Seob masuk ke dalam mobil
“Aku tak
mau menjumpai bibiku.” Kata Hye Won. Eun Seob pun menganguk mengerti.
“Eun
Seop... Apa aku bisa beli obat sakit kepala?” kata Hye Won. Eun Seob menganguk
mengerti lalu mengemudikan mobilnya.
Hye Won
pergi ke apotik meminta pada ibu Hyun Ji untuk memberikan obat sakit kepala yang
kuat. Bibi Hyun Ji tak percaya mendengarnya kalau Bibi Sim juga barusan
membelinya. Hye Won kaget kalau bibinya baru membeli obat sakit kepala
“Kalian
berdua dapat berbagi jika kau mau.” Ucap Ibu Hyun Ji. Tiba-tiba Bibi Sim
kembali masuk ke apotik.
“Beli
salep infeksi jamur juga.” Ucap Bibi Sim. Hye Won bertanya apakah bibinya
infeksi jamur
“Di mana
kau akan mengoleskannya?” tanya ibu Hyun Ji. Bibi Sim menjawab Di kuku kaki
“Apa kau
infeksi jamur?” tanya Hye Won kesal. Bibi Sim heran melihat Hye Won yang
tiba-tiba kesal
“Jawab
saja, apa kau infeksi jamur?” tanya Hye Won. Bibi Sim mengaku tidak.
“Lalu,
untuk apa salep itu?” tanya Hye Won dengan nada tinggi. Bibi Sim kesal Hye Won
yang berteriak dan sudah gila.
“Ini
untuk Su Jeong... Apa kau puas?” ucap Bibi Sim. Ibu Hyun Ji pun mengeluh pada
keduanya yang adu mulut di tempat kerjanya.
Hwi
mengayuh sepedanya melihat mobil kakaknya langsung mengedor dan meminta agar
menurunkan jendelanya. Eun Seob menurunkan jendela, Hwi langsung meminta
kakaknya memberikan uang karena Sudah bertahun-tahun tak memberikan uang.
“Aku tahu
kau lakukan itu agar tak memberiku uang.” Keluh Hwi melihat kakaknya yang
mengangkat telp.
“Hei,
Jang Woo.”ucap Eun Seob. Hwi langsung berteriak pada Jang Woo agar meminta
uang.
“Eun
Seob, masalah besar.” Kata Jang Woo. Wajah Eun Seob langsung berubah tegang dan
bertanya keberadaan Jang Woo sekarang.
Tuan Baek
masuk apotik bertanya penghangat tangan, dan meminta untuuk membeli seratus
menatap kearah Bibi Sim dan Hye Won yang terlihat tegang. Ibu Hyun Ji mengeluh
Tuan Bae itu Untuk apa kau butuh seratus penghangat tangan
“Hei..
Apa Kau tak dengar? Sekarang kacau balau. Seseorang hilang di gunung.. Seluruh
kota penuh.” Teriak Tuan Bae. Semua kaget kalau Seseorang hilang. Bibi Sim
ingin tahu siapa.
“Kudengar,
dia adalah pemula yang bekerja di balai kota.” Kata Tuan Bae. Bibi Sim menyebut
namanya Choi Min Jung. Tuan Bae membenarkan.
“Apa Kau
kenal?” tanya Tuan Baek. Ibu Hyun Ji memberitahu kalau dia adalah Putri ketiga dari rumah beratap
merah.
“Bukankah
dia orang yang lulus ujian tingkat sembilan dan mulai bekerja di balai kota?”
kata Tuan Bae
“Ibunya
sangat senang dia menjadi PNS.” Kata Ibu Hyun Ji. Bibi Sim kaget kalau Min Jung
hilang digunung. Tuan Bae pun panik
Saat itu
Hwi datang melihat semua sedang berkumpul lalu memberitahu kalau keadaan
darurat karena Rekan Jang Woo hilang di gunung.Tuan Bae memberitahu Itu yang dikatakan
kepada mereka.
Polisi
dan ambulance akhirnya datang di dekat gunung, mereka saling berembuk kalau
seseorang hilang jadi akan tim pencarian. Beberapa pendaki yang turun
memberitahu kalau merkea. mengambil istirahat selama turun.
“Terakhir
kali melihatnya di dekat dinding batu. Dia tak turun bersama kami.” Ucap Ketua Pendaki
lainya. Jang Woo dipanggil oleh ketuanya.
“Aku bertanya
kepada semua orang, dan sesudah istirahat di dekat dinding batu, tak ada yang
melihatnya kembali. Tak ada yang turun bersamanya, dan terakhir kali kami
melihatnya adalah saat istirahat.” Jelas Jang Woo.
Saat itu
Eun Seob datang dengan mobilnya sendirian, Jang Woo memberitahu pada tim kalau
sudah sekitar 40 menit sejak mulai turun. Dan mereka mengetahui sesudah turun
kalau Ada seorang wanita yang hilang di gunung. Eun Seob pun memanggil Jang
Woo.
“Eun
Seob.. Kami masih belum menemukannya... Kami memanggil polisi, paramedis, dan
bahkan pemadam kebakaran, tapi masih belum menemukannya.” Ucap Jang Woo
“Kapan
terakhir kali kau melihatnya? Bukankah kau turun bersamanya dari puncak?” ucap
Eun Seob. Jang Woo membenarkan lalu merasakan sesuatu.
Flash Back
Ketua
pendaki berjalan paling depan lalu
memberitahu kalau mereka hampir sampai dan Sekitar 40 menit tersisa jadi
mereka harus berjalan cepat. Pendaki lain mengeluh kalau sangat lelah dan
bertanya akan dibelikan apa saat turun.
“Sudah
kubilang aku beli anggur beras dan pancake bawang hijau. Ayo pergi karaoke
sesudahnya. Jang Woo, bagaimana?” ucap
Ketua. Jang Woo terlihat gelisah.
“Aku
dengar Min Jung adalah penyanyi yang hebat.” Kata Pendaki lain. Mereka pun harus
mendengarnya bernyanyi.
“Ji
Hyun.. Apa kau tahu di mana Min Jung?” tanya Jang Woo tak melihatnya. Jin yuk
pikir kalau Min Jung tertinggal.
“Apa Kau
melihat Min Jung?” tanya Jang Woo. Pendaki lainya mengelengkan kepala.
“Kelihatannya
dia sedang beristirahat di belakang, katanya dia kedinginan. Dia mungkin ada di
belakang.” Kata pendaki dibagian belakang. Jang Woo pun menatap ke belakang
tapi tak menemukan Min Jung.
Jang Woo
pikir Min Jung hilang sekitar 40 menit sebelum melanjutkan turun. Eun Seob
mnegertikan itu sedikit melewati tengah gunung. Jang Woo tahu Min Jung terakhir
terlihat duduk di atas batu dan beristirahat.
“Ada kemungkinan
besar dia tertinggal dan tersesat. Gunung ini memiliki banyak titik
penyelamatan,. jadi, akan mudah menemukannya jika dia berteriak.” Kata Eun
Seob.
Jang Woo
mengingat saat diatas Min Jung mengunakan sepatu biasa dan mengaku baik-baik
saja, seperti menahan dingin dan juga batuk. Eun Seob pikir Tidak ada
kesempatan begitu gelap karena suhu turun drastis di gunung.
“Tapi Eun
Seop, matahari sudah mulai terbenam.” Ucap Jang Woo khawatir. Eun Seob pun
melihat matahari yang mulai tenggelam.
Semua
petugas berteriak memanggil Min Jung ditengah gelapnya hutan, Polisi pun melaporkan kalau Min Jung belum
ditemukan jadi harus menlanjutkan pencarian. Bibi Choi akhirnya datang dengan
Bibi Sim dan juga Hye Won.
Bibi Choi
bergegas memberikan makanan untuk para orang-orang yang sedang mencari Min Jung
. Sementara Hye Won dan Bibi Sim hanya melihat dari kejauhan.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar