PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 29 Maret 2020

Sinopsis Meow The Secret Boy Episode 3

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 
Truk besar membawa semua barang, Tuan Kim pun dengan Bong Sil serta Sol Ah berdidiri didepan aparterment. Sol Al melihat truk LAYANAN PINDAHAN YONGSANG dan akhirnya berjalan pergi. Sol Ah pun meihat truk dibelakang barang-barang miliknya.
“Ayahku memutuskan untuk pindah ke selatan. Aku...” gumam Sol Ah sedih. Bong Sil akhirnya memberikan Sol A kunci rumah.
“Maaf karena merepotkan.” Kata Sol Ah. Bong Sil pikir Sol Ah Jangan meminta maaf.
“Aku menyuruhmu menjaga rumah. Seperti kataku, itu karena putraku. Dia jarang pulang karena impiannya adalah menjadi penulis trip. Meski begitu, dia terkadang berkunjung sesekali. Aku tak bisa sewakan rumah dan juga tak bisa membiarkan kosong.” Ucap Bong Sil
“Apa aku dan putramu boleh tinggal...  Menurutku tak benar.” Kata Sol Ah tak enak hati
“Aku bilang dia hanya berkunjung sesekali. Kamarnya ada di lantai 2, kau bisa tetap di lantai 1. Anggaplah rumah sendiri. Aku yakin ayahmu menginginkan itu.” Ucap Bong Sil
“Aku akan bayar sewa meskipun tak banyak.” Ucap Sol Ah. Bong Sil pun mempersilahkan kalau itu membuatnya nyaman tapi meminta sedikit saja.
“Guru , aku akan ambil mobil.” Kata Bong Sil akhirnya pergi meningalkan mereka berdua. 

Tuan Kim hanya diam saja, suasana terlihat cangung. Sol Ah akhirnya berjalan mendekati ayahnya lalu meminta agar saat sampai disana untuk cari rumah sakit terdekat. Tuan Kim pikir Sol Ah mengingikanya agar bersiap untuk mati. Sol Ah mengeluh bukan seperti itu.
“Jangan khawatir.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah pun bertanya Ada yang mau dikatakan sebelum pergi. Tuan Kim hanya diam saja.
“Tampaknya Ayah terlalu bersemangat untuk peduli padaku. Dasar, seumur hidup, aku tak pernah memimpikan ini. Bahkan jantung Ayah berdetak pelan dan Ayah mendadak pergi begitu cepat.” Ucap Sol Ah
 “Aku Harus bergegas pergi, agar tak jadi beban.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah kesal ayahnya yang berkata seperti itu dan akan pergi.
“Kau harus menggambar... Gambarlah apa yang kau inginkan.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah akhirnya membalikan badanya.
“Itu adalah puisi yang berasal dari seorang pujangga yang tak pernah menulis puisi. Ayahlah yang harus mulai menulis lagi.” Ucap Sol Ah
“ Lakukanlah dengan baik.” Pesan Tuan Kim. Sol Ah mengaku sudah melakukannya dengan baik.Keduanya pun bisa tersenyum bahagia. 


[ANDAI KATA KUCING BISA BICARA, MEREKA TAKKAN MELAKUKANNYA. -- NAN PO THEO --]
Sol Ah berbicara dengan Doo Sik di telp memberitahu kalau sedang Dalam perjalanan dan belum pernah ke sana. Ia pun melihat kalau lingkungannnya tampak familiar dan truk lalu berhenti didepan cafe “SONAMU” Sol Ah terlihat kaget melihatnya.
Sopir memberitahu kalau mereka sudah tiba. Sol Ah pikir Bukan di sini dan tampaknya salah alamat. Tapi sopirnya pikir kalau ini memang rumahnya. Sol Ah masih bingung kalau rumahnya ada di depan Cafe Jae Sun dan bersembunyi saat melihat Jae Sun keluar dari cafe.
“Dia akan salah paham... Aku tak percaya pindah ke depan rumahnya. Siapa yang mengira kebetulan? Haruskah kubawakan kue beras? Ah... Tidak. Aku tampak seperti penguntit jahat. Siapa pun akan berpikir begitu.” Ucap Sol Ah berdiri didepan pintu rumahnya. 
Akhirnya Sol Ah berpura-pura tak melihat Jae Sun, tapi Jae Sun tiba-tiba keluar dari cafe. Jae Sun menelp. Sol Ah kaget melihat Jae Sun yang menelp dan langsung berbisik mengangkatnya. Jae Sun bingung dengan suara Sol Ah.
“Kucing sedang tidur.” Ucap Sol Ah. Saat itu Hong Jo duduk diatas bangku taman hanya melonggo.
“Aku dengar kau pindah. Di mana rumah barumu?” kata Jae Sun. Sol Ah heran kenapa Jae Sun bertanya.
“Karena aku khawatir kau kehabisan makanan kucing. Jadi Kirimkan alamatmu.” Ucap Jae Sun.
“Aku akan mengambilnya dan akan pergi ke lingkunganmu.” Ucap Sol Ah. Jae Sun pun mempersilahkan dan akan mempersiapkan semuanya.


Sol Ah melonggo melihat banyak makanan untuk Hong Jo didalam kotak. Jae Sun pn beranya Bagaimana kabar Sergei, karena merasa khawatir dia mungkin stres dengan lingkungan baru. Sol Ah pun menyindir Jae Sun itu hanya peduli dengan kucing.
“Lalu, kenapa kau membawanya dan membuat kita berdua tak nyaman?” keluh Jae Sun
“Membuat tak nyaman? Aku berusaha bersikap baik. Kau pasti salah paham. Kau pikir aku mengharapkan sesuatu sebagai imbalan merawat.. Apa Itu sebabnya kau pikir aku membuat tak nyaman?” ucap Sol Ah kesal
“Bukan begitu.” Ucap Jae Sun. Sol Ah tak percaya. Jae Sun pun berpikir Sol Ah memang berpikir seperti itu.
“Ti-- Tidak. Aku hanya merasa kasihan, dan hanya aku yang kau miliki...  Tidak, bukan karena kau memiliki perasaan untukku atau semacamnya. Tapi kau tak memiliki teman lain. Dan sebagai teman lamamu..” ucap Sol Ah kebingungan
“Astaga... Sudah merawat kucing mantan pun sudah konyol. Aku tak mengerti kenapa perlu jelaskan semuanya. Lupakan...” ucap Sol Ah akan berjalan pergi.
“Maaf... Aku tak tahu...ayahmu pingsan hari itu. Aku harap dia sehat. Dan aku harap kau juga baik-baik saja... Aku akan bawakan ini. Di mana rumah barumu?” ucap Jae Sun
“Apa? Tak apa... Kau mau membawanya ke mana? Aku bisa membawanya sendiri.” Ucap Sol Ah panik. Jae Sun pikir ini berat.  Sol Ah menyangkal kalau tak berat.


Sol Ah keluar cafe membawa banyak barang,  Jae Sun tetap ingin membawanya. Sol Ah menolak dan  akan naik taksi. Jae Sun pikir Pakaian itu akan lusuh. Sol Ah tetap akan langsung naik taksi. Jae Sun memaksa akan membawakanya. Sol Ah menolaknya.
“Bisakah berhenti menawarkan bantuan. Aku tak mengira kau keras kepala.” Keluh Sol Ah kesal. Akhirnya Jae Sun membiarkan Sol Ah membawa barangnya.
“Kau Masuk saja.” Ucap Sol Ah. Tapi Jae Sun ingin melihat Sol Ah pergi. Sol Ah pun menyuruh Jae Sun harus masuk duluan.
Akhirnya Jae Sun pun pergi ke dalam cafe. Sol Ah mengintip memastikan Jae Sun kalau masuk. Sementara Hong Jo menatap dari jendela bertanya-tanya mau kemana Sol Ah. Sol Ah akan masuk rumah tapi melihat Jae Su keluar lagi mengeluarkan sampah. Hong Jo berkomentar kalau Sol Ah itu mengalami banyak hal.


Sol Ah akhirnya pulang ke rumah memberikan makanan untuk Hong Jo dari Jae Sun tapi Hong Jo tak mau memakanya. Sol Ah kesal Hong Jo yang tak mau maan padahal betapa sulitnya membawa semua membawa makanan itu. Hong Jo pun memilih untuk kabur.
“Mari kita beres-beres.” Ucap Sol Ah lalu membuka kotak barangnya dan melihat banyak peralatan gambarnya. Ia pun teringat pesan dari ayahnya “Kau harus menggambar. Gambarlah apa yang kau ingin.” 

“Dia bilang "Gambarlah apa yang kau ingin"?” ucap Sol Ah bingung memikirkan gambar diatas kertas yang masih kosong. Tapi akhirnya memilih untuk membiarkanya saja.
Pagi hari, Sol Ah pamit pergi pada Hong Jo tapi kucingnya itu tak mau menatapnya. Ia pun mencoba memanggilnya, tapi tetap tak mau menatapnya. Ia pun memanggil mulai dari Sergei, sampai Sergei Rachmaninoff.
“Ah.... Lagian dia takkan menjawabku.” Ucap Sol Ah mencoba untuk tak peduli, tapi akhirnya kembali bicara dengan Hong Jo.
“Apa Kau tak akan berpamitan?” keluh Sol Ah. Hong Jo pun memilih untuk kabur dari tempat duduknya.
“Hei,.. Aku bahkan biarkan dia menggunakan bantalku. Dia sangat tak tahu berterima kasih... Ah... Lupakan... Lagi pula, kau bukan kucingku. Aku hanya menjagamu sampai....  Jangan terlalu terikat... Bersenang-senanglah sendiri.” Ucap Sol Ah kesal dan langsung berjalan pergi. 
Diam-diam Hong Jo melihatnya dari balik dinding dan melihat ponsel yang tertinggal diatas meja lalu berpikir Sol Ah lupa mengambilnya. Sol Ah tiba-tiba kembali dengan terburu karena lupa mengisi air di tempat makan Hong Jo, lalu akan bergegas pergi kembali.
“Jangan minum terlalu banyak. Ini bukan rumahku, jangan kencing di sembarang tempat.” Ucap Sol Ah. Beberapa saat kemudian, Sol Ah kembali ke rumah
“Lampu. Lampu.. Aku harus menyalakan Lampu... Aku mungkin bekerja lembur hari ini, jangan nakal, mengerti?” pesan Sol Ah. Hong Jo hanya menatapnya dari balik dinding.
“Laptop. Laptop... Jika bosan, kau bisa menonton ini... Aku pergi... Aku benar-benar pergi.” ucap Sol Ah berjalan keluar dari rumah dengan senyuman bahagia.
Hong Jo akhirnya mengejar Sol Ah tapi Sol Ah sudah berlari lebih cepat untuk sampai halte. Sol Ah melihat busnya datang bergegas untuk naik, Hong Jo ada dibelakangnya dengan sigap langsung memasukan ke dalam tasnya. Ia pun kembali menjadi kucing berada ditepi jalan dan berlari pulang ke rumah.
“Kenapa aku jadi manusia saat dia tak ada?”gumam Hong Jo bingung menatap tanganya. 



Wakil direktur melihat Sol Ah berkomentar pasti sangat lelah dan karna mengaambil hari libur kemarin dan mungkin bersenang-senang jadi menurutnya  Sol Ah harus melakukannya lagi karena besok adalah hari libur.
“Tapi Bukan begitu... Itu Karena aku pindah kemarin.” Ucap Sol Ah membela diri.
“Ji Eun, kudengar kau akan pindah hari ini... Kau harus pulang.” Ucap Wakil direktur.
“Aku akan pergi sesudah menyelesaikan ini.” Ucap Ji Eun. Wakil direktur pikir Sol Ah harus membantunya.
“Kau bisa Bantu rekanmu. Atur referensi untuk proyek pakaian anak-anak yang baru. Dan ini adalah bahan untuk orgainic grain. Temukan gambar yang memadaiuntuk konsep ini. Lalu Singkirkan latar belakang. Pastikan kau melakukan pekerjaan yang sulit.” Ucap Wakil direktur.
“Tidak, aku bisa sendiri.” Ucap Ji Eun tak enak hati.  Wakil direktur mengeluh Ji Eun masih duduk dan menyuruhnya agar segera pergi karena harus pindah hari ini.
“Ya, kau harus pergi... Aku akan menggantikanmu.” Ucap Sol Ah tak banyak komentar. Doo Sik melihatnya hanya berkomentar Ji Eun memang enak karena bisa seenaknya berkat koneksi.
“Tapi Di sisi lain, kau malang.” Ejek Doo Sik. Sol Ah hanya bisa diam saja dengan wajah lesu melihat gambar kucing yang harus diedit. 


Di rumah, Hong Jo berbaring dilantai sambil menonton TV dan menatap pintu karena menunggu Sol Ah. Doo Sik pun pulang lebih dulu menyuruh Sol Ah agar tidur kalau memang lelah. Song Kwon pun pamit.
Sol Ah sendiran saat malam hari, Hong Jo pun bertanya-tanya Kapan dia akan kembali? Sol Ah menahan diri agar mata terbuka akhirnya selesai juga tapi wajahnya sedih karena melihat hujan yang turun dengan deras.  Hong Jo pun melihat hujan deras didepan jendela rumah.
Berita di TV “Hujan tak terduga... menyebabkan kekacauan bagi orang-orang yang tak bawa payung.” 

Sol Ah pulang dengan bus melihat diluar Hujan sangat deras. Hong Jo  melihat ada payung didepan pintu akhirnya keluar rumah dengan payung dan bingung karena tak berubah dan berpikir Tak apa jika ke kebun. Ia pun berjalan keluar rumah.
“Apa Aku masih belum berubah? Apa Aku meninggalkan rumah dan aku masih jadi manusia?” ucap Hong Jo dan saat itu payungnya terbang. Ia pun kembali menjadi kucing yang kehujanan.
“Apa Aku jadi manusia lagi? Bagaimana bisa?” ucap Hong Jo bingung kembali menjadi manusia saat ada dibawah payung.
Akhirnya Hong Jo pikir karena barang dari manusia dan juga aromanya, membuatnya jadi manusia. Ia pun pergi ke halte untuk menjemput Hong Jo dengan senyuman bahagia. 

Hong Jo baru saja turun dari halte berlari dengan menutup kepalanya mengunakan tas, tapi tiba-tiba matanya terhenti melihat sosok yang menjemputnya. Hong Jo pun terdiam ternyata Jae Sun lebih dulu datang dibanding dirinya.
Jae Sun datang membawakan payung. Hong Jo kebingungan akhirnya mereka memakai payung bersama dan Hong Jo hanya bisa menatap dari kejauhan karena seperti sia-sia saja. 

Jae Sun bertanya apakah Hong Jo pindah ke lingkungan ini. Hong Jo membenarkan tapi menunjuk arah yang sebaliknya dengan wajah panik berpikir bisa pergi sendiri dari sini. Jae Sun ingin tahu Hong Jo akan pergi  Ke arah mana. Sol Ah bingung.
“Itu.. Ke arah...”ucap Sol Ah menunjuk ke arah yang berlawanan. Jae Sun pikir akan putar balik.
“Jangan. Betapa jauhnya... Jalannya tak rata, ada lereng curam, dan banyak belokan.” Ucap Sol Ah panik
“Kau bertingkah aneh... Sekarang Di mana rumahmu?” ucap Jae Sun. Sol Ah pun bingung kemana harus pergi. 

Akhirnya Sol Ah menunjuk rumahnya yang ada didepan cafe SONAMU, lalu meminta Jae Sun agar Jangan salah paham. Ia menjelaskan kalau Rumah itu milik wanita yang dinikahi ayahnya bahkan tak mengetahuinya.
“Aku tak akan pernah pindah jika aku tahu. Aku akan melakukan apa saja untuk menemukan tempat lain. Aku benar-benar tak tahu.” Ucap Sol Ah mencoba menyakinkan.
“Kau bertingkah aneh.” Komentar Jae Sun. Sol Ah pun mengetahuinya dan  yakin kalau Jae Sun pasti salah paham.
“Aku takut kau salah paham, makanya tak kuberi tahu. Karena itulah aku bersembunyi dan hanya memantaumu dari kejauhan... Ah... Tidak begitu.” Ucap Sol Ah. Tiba-tiba Jae Sun mendekat.
“Coba Lihat? Kau demam.” Ucap Jae Sun tiba-tiba menyentuh pipi Sol Ah karena ingin tahu keadaanya. Sol Ah terihat malu.
Ia mengingat kembali saat Jae Sun berkomentar kalau kalau Sol Ah itu pemalu lalu menciumnya. Dari kejauhan Hong Jo menatap dengan cemburu karena Sol Ah terlihat malu-malu. 


Sol Ah  pulang ke rumah memanggil kucingnya, saat itu Hong Jo berlari dengan badan yang basah. Sol Ah bingung melihat kucingnya yang basah lalu berpikir sudah membiarkannya terbuka. Ia pun langsung memberikan handuk.
“Ayo... Kau Tetap diam... Jangan bergerak.” Ucap Sol Ah mengeringkan kucingnya lalu melihat kucingnya tak makan sama sekali.
“Haruskah aku memberinya susu?” kata Sol Ah menatap Hong Jo. 

Akhirnya Sol Ah memberikan susu dan Hong Jo meminumnya dengan lahap. Ia pun duduk memikirkan nama baru untuk kucingnya karena menurutnya Sergei tak cocok bahakn tak menghampiri saat memanggil. Ia mencoba berpikir nama yang cocok untuk kucingnya.
“Hong Jo... Kau bisa menjadi Hong Jo... Saat bersamaku, kau Hong Jo, mengerti?” ucap Sol Ah mencoba memanggil kucingnya Hong Jo.
Tapi kucing itu hanya diam saja. Sol Ah kembali memanggil dan meminta agar bisa menjawabnya. Tapi Hong Jo hanya diam saja dan bergegas pergi. Sol Ah kesal lalu saat itu seperti Hong Jo menjatukan sesuatu. 
Sol Ah yang kesal menghampirinya, ternyata Hong Jo menjatuhkan peralatan gambarnya yang disimpanya. Ia pun melihat tempat gambarnya dan mengeluarkan sebuah lembaran kertas. Ia kaget karena tak tahu melihat gambar itu yang masih disimpanya. 

Flash Back
Sol Ah duduk di kelas gambar, Doo Sik yang duduk disampingnya  bertanya apakah Hong Joo itu menggambar Cinta Beodul lagi. Hong Jo menganguk. Doo Sik mengejek Sol Ah  Seleranya elegan. Sol Ah pikir tak ada yang salah dengan gambarnya.
“Cinta Beodul adalah tipe idealku.” Uc.ap Sol Ah dengan wajah bahagia
Saat itu Jae Sun mengangkat telp dari ayahnya,  dengan nada kaku mengatakan akan bertemu dengan ayahnya dirumah nanti.  Sol Ah yang mendengarnya mengejek Jae Sun yang bahkan canggung dengan orang tuanya.
“Hei, apa kau baru bertemu orang tuamu?” ejek Sol Ah. Jae Sun membenarkan.
“Aku diadopsi tiga tahun yang lalu.” Ucap Jae Sun. Sol Ah pun terdiam seperti merasa bersalah. 



Jae Sun duduk sendirian dibangku lapangan, Sol Ah mendekatinya dan langsun meminta maaf karna tadi sebenarnya hanya bercanda tapi ucapanya pasti sangat menyinggungnya. Jae Sun pun tak terlalu seperti itu. Sol Ah lalu mengaku kalau tak punya ibu juga.
“Dia baru saja meninggal. Sesudah ibuku meninggal, ayahku depresi. Dia tak makan, tersenyum, atau berbicara. Seolah waktunya berhenti.” Cerita Sol Ah
“Kenapa kau mengatakan itu?” tanya Jae Sun dingin. Sol Ah bingung menjelaskanya tapi menurutnya kalau itu akan terasa adil.
“Tak apa. Kau Harap diam saja.” Ucap Jae Sun. Sol Ah mengeluh dengan sikap Jae Sun.
“Aku merasa berbuat salah karena tak mengenalmu dengan baik. Jadi, kita harus saling mengenal. Kita mungkin punya beberapa kesamaan. Dan saat kau membuka rahasiamu, secara tak sadar kau menjadi teman.” Ucap Sol Ah
“Kau berisik sekali.” keluh Jae Sun. Sol Ah pun hanya bisa meminta maaf. Karena  cenderung banyak bicara.
“Aku selalu seperti itu dengan ayahku.. Ahh.. Aku melakukannya lagi. Aku tak tahu kenapa cenderung banyak bicara...” ucap Sol Ah lalu panik melihat Jae Sun malah pergi.
“Apa Kau tak pergi?.. Kalau begitu bisakah aku..” ucap Sol Ah melihat Jae Sun berpindah tempat duduk dengan tak berhadapan. Jae Sun pun menyuruh Sol Ah agar menutup mulutnya saja.
“Masalahnya, aku agak cenderung... “ ucap Sol Ah dan Jae Sun langsung menutup mulut Sol Ah dengan syalnya. Akhirnya keduanya saling menatap dengan senyuman.
“Aku menemukannya... Cinta Beodul-ku.” Gumam Sol Ah bahagia. 


Sol Ah mulai mengambar sambil bercerita “Mereka tak saling berhadapan, sehingga mereka tak perlu memaksakan diri untuk berbicara. Dia hanya berada di sisinya.” Dan judul ceritanya  [CINTA BEODUL-KU TAK BISA DIHALANGI]
“Jangan berusaha terlalu keras. Dia tak perlu melakukan apa pun. Biarkan dia beristirahat. Mereka tak canggung dalam keheningan. Hubungan yang sungguh menghibur mereka.” Ucap Sol Ah dengan senyuman. Hong Jo duduk seperti mendengarkanya.
“Hong Jo... Apa kau tahu maksudku?” tanya Sol Ah. Hong Jo hanya menatapnya. Sol Ah pun mengejek kalau Hong Jo itu tak tahu apa-apa sebagai kucing.
Hong Jo tiba-tiba naik keatas meja. Sol Ah mengeluh Hong Jo yang tak minta ijin. Hong Jo terus naik ke atas laptopnya. Sol Ah mengeluh karena tak bisa melihat. Hong Jo terus berjalan diatas keyboardnya. Sol Ah menyuruh agar Hong Jo minggir saja.
“Hei, apa kau mengejek gambarku?” ucap Sol Ah hanya bisa tertawa melihat tulisan yang ketik oleh Hong Jo. 


Sol Ah mulai dan tertidur merasakan badanya tak enak lalu mencari-cari obat peredam demam. Tiba-tiba ia panik melihat Hong Jo yang terkapar dengan ada bekas muntah. Sol Ah langsung mendekap Hong Jo berlari ke kinik hewan dengan wajah panik.
“Kucingku muntah. Tampaknya dia sakit.” Ucap Hong Jo. Petugas bertanya  Sudah berapa lama. Hong Jo pikir Sekitar satu jam.
Akhirnya Hong Jo pun dirawat dalam ruangan dengan tangan yang diinfus, tubuhnya terlihat lemah. Sol Ah menatap dengan wajah sedih mengingat ucapan dari petugas “Tampaknya gangguan pencernaan karena susu. Kucing hanya boleh minum susu bebas laktosa.
Sol Ah mengingat saat Jae Sun menolaknya memberikan Hong Jo karena tahu kalau benci dengan kucing. Ia pun merasa kalau ucapan Jae Sun benar kalau ia sangat benci.
“Maaf... Semua salahku....” Ucap Sol Ah sedih melihat Hong Jo yang lemah. 

Akhirnya Hong Jo bisa dibawa pulang ke rumah, Sol Ah membaringkanya meminta agar Jangan sakit. Sol Ah tertidur pulas dan saat itu Hong Jo terbangun kembali menjadi manusia menatap Sol Ah.
 “Sepertinya dia tak suka kucing. Tapi Kenapa?” gumam Hong Jo.
Saat itu Hong Jo membuka jendela kamar yang masih hujan lalu sengaja membasahi tanganya dan mengompres kepala Sol Ah yang demam dengan tanganya.
“Dan kenapa...aku menjadi manusia ketika tinggal bersamanya? Kenapa  dengan orang ini?” gumam Hong Jo penasaran
Bersambung ke EPISODE 4

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar