PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Truk
besar membawa semua barang, Tuan Kim pun dengan Bong Sil serta Sol Ah berdidiri
didepan aparterment. Sol Al melihat truk LAYANAN PINDAHAN YONGSANG dan akhirnya
berjalan pergi. Sol Ah pun meihat truk dibelakang barang-barang miliknya.
“Ayahku
memutuskan untuk pindah ke selatan. Aku...” gumam Sol Ah sedih. Bong Sil
akhirnya memberikan Sol A kunci rumah.
“Maaf
karena merepotkan.” Kata Sol Ah. Bong Sil pikir Sol Ah Jangan meminta maaf.
“Aku
menyuruhmu menjaga rumah. Seperti kataku, itu karena putraku. Dia jarang pulang
karena impiannya adalah menjadi penulis trip. Meski begitu, dia terkadang
berkunjung sesekali. Aku tak bisa sewakan rumah dan juga tak bisa membiarkan
kosong.” Ucap Bong Sil
“Apa aku
dan putramu boleh tinggal... Menurutku
tak benar.” Kata Sol Ah tak enak hati
“Aku
bilang dia hanya berkunjung sesekali. Kamarnya ada di lantai 2, kau bisa tetap
di lantai 1. Anggaplah rumah sendiri. Aku yakin ayahmu menginginkan itu.” Ucap Bong
Sil
“Aku akan
bayar sewa meskipun tak banyak.” Ucap Sol Ah. Bong Sil pun mempersilahkan kalau
itu membuatnya nyaman tapi meminta sedikit saja.
“Guru ,
aku akan ambil mobil.” Kata Bong Sil akhirnya pergi meningalkan mereka berdua.
Tuan Kim
hanya diam saja, suasana terlihat cangung. Sol Ah akhirnya berjalan mendekati
ayahnya lalu meminta agar saat sampai disana untuk cari rumah sakit terdekat.
Tuan Kim pikir Sol Ah mengingikanya agar bersiap untuk mati. Sol Ah mengeluh
bukan seperti itu.
“Jangan
khawatir.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah pun bertanya Ada yang mau dikatakan sebelum
pergi. Tuan Kim hanya diam saja.
“Tampaknya
Ayah terlalu bersemangat untuk peduli padaku. Dasar, seumur hidup, aku tak
pernah memimpikan ini. Bahkan jantung Ayah berdetak pelan dan Ayah mendadak
pergi begitu cepat.” Ucap Sol Ah
“Aku Harus bergegas pergi, agar tak jadi
beban.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah kesal ayahnya yang berkata seperti itu dan akan
pergi.
“Kau harus
menggambar... Gambarlah apa yang kau inginkan.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah akhirnya
membalikan badanya.
“Itu
adalah puisi yang berasal dari seorang pujangga yang tak pernah menulis puisi. Ayahlah
yang harus mulai menulis lagi.” Ucap Sol Ah
“ Lakukanlah
dengan baik.” Pesan Tuan Kim. Sol Ah mengaku sudah melakukannya dengan
baik.Keduanya pun bisa tersenyum bahagia.
[ANDAI
KATA KUCING BISA BICARA, MEREKA TAKKAN MELAKUKANNYA. -- NAN PO THEO --]
Sol Ah
berbicara dengan Doo Sik di telp memberitahu kalau sedang Dalam perjalanan dan
belum pernah ke sana. Ia pun melihat kalau lingkungannnya tampak familiar dan
truk lalu berhenti didepan cafe “SONAMU” Sol Ah terlihat kaget melihatnya.
Sopir
memberitahu kalau mereka sudah tiba. Sol Ah pikir Bukan di sini dan tampaknya
salah alamat. Tapi sopirnya pikir kalau ini memang rumahnya. Sol Ah masih
bingung kalau rumahnya ada di depan Cafe Jae Sun dan bersembunyi saat melihat
Jae Sun keluar dari cafe.
“Dia akan
salah paham... Aku tak percaya pindah ke depan rumahnya. Siapa yang mengira
kebetulan? Haruskah kubawakan kue beras? Ah... Tidak. Aku tampak seperti
penguntit jahat. Siapa pun akan berpikir begitu.” Ucap Sol Ah berdiri didepan pintu
rumahnya.
Akhirnya
Sol Ah berpura-pura tak melihat Jae Sun, tapi Jae Sun tiba-tiba keluar dari
cafe. Jae Sun menelp. Sol Ah kaget melihat Jae Sun yang menelp dan langsung
berbisik mengangkatnya. Jae Sun bingung dengan suara Sol Ah.
“Kucing
sedang tidur.” Ucap Sol Ah. Saat itu Hong Jo duduk diatas bangku taman hanya
melonggo.
“Aku
dengar kau pindah. Di mana rumah barumu?” kata Jae Sun. Sol Ah heran kenapa Jae
Sun bertanya.
“Karena
aku khawatir kau kehabisan makanan kucing. Jadi Kirimkan alamatmu.” Ucap Jae
Sun.
“Aku akan
mengambilnya dan akan pergi ke lingkunganmu.” Ucap Sol Ah. Jae Sun pun
mempersilahkan dan akan mempersiapkan semuanya.
Sol Ah
melonggo melihat banyak makanan untuk Hong Jo didalam kotak. Jae Sun pn beranya
Bagaimana kabar Sergei, karena merasa khawatir dia mungkin stres dengan lingkungan
baru. Sol Ah pun menyindir Jae Sun itu hanya peduli dengan kucing.
“Lalu,
kenapa kau membawanya dan membuat kita berdua tak nyaman?” keluh Jae Sun
“Membuat
tak nyaman? Aku berusaha bersikap baik. Kau pasti salah paham. Kau pikir aku
mengharapkan sesuatu sebagai imbalan merawat.. Apa Itu sebabnya kau pikir aku
membuat tak nyaman?” ucap Sol Ah kesal
“Bukan
begitu.” Ucap Jae Sun. Sol Ah tak percaya. Jae Sun pun berpikir Sol Ah memang berpikir
seperti itu.
“Ti--
Tidak. Aku hanya merasa kasihan, dan hanya aku yang kau miliki... Tidak, bukan karena kau memiliki perasaan untukku
atau semacamnya. Tapi kau tak memiliki teman lain. Dan sebagai teman lamamu..”
ucap Sol Ah kebingungan
“Astaga...
Sudah merawat kucing mantan pun sudah konyol. Aku tak mengerti kenapa perlu
jelaskan semuanya. Lupakan...” ucap Sol Ah akan berjalan pergi.
“Maaf...
Aku tak tahu...ayahmu pingsan hari itu. Aku harap dia sehat. Dan aku harap kau
juga baik-baik saja... Aku akan bawakan ini. Di mana rumah barumu?” ucap Jae
Sun
“Apa? Tak
apa... Kau mau membawanya ke mana? Aku bisa membawanya sendiri.” Ucap Sol Ah
panik. Jae Sun pikir ini berat. Sol Ah
menyangkal kalau tak berat.
Sol Ah
keluar cafe membawa banyak barang, Jae
Sun tetap ingin membawanya. Sol Ah menolak dan
akan naik taksi. Jae Sun pikir Pakaian itu akan lusuh. Sol Ah tetap akan
langsung naik taksi. Jae Sun memaksa akan membawakanya. Sol Ah menolaknya.
“Bisakah
berhenti menawarkan bantuan. Aku tak mengira kau keras kepala.” Keluh Sol Ah
kesal. Akhirnya Jae Sun membiarkan Sol Ah membawa barangnya.
“Kau Masuk
saja.” Ucap Sol Ah. Tapi Jae Sun ingin melihat Sol Ah pergi. Sol Ah pun
menyuruh Jae Sun harus masuk duluan.
Akhirnya
Jae Sun pun pergi ke dalam cafe. Sol Ah mengintip memastikan Jae Sun kalau
masuk. Sementara Hong Jo menatap dari jendela bertanya-tanya mau kemana Sol Ah.
Sol Ah akan masuk rumah tapi melihat Jae Su keluar lagi mengeluarkan sampah.
Hong Jo berkomentar kalau Sol Ah itu mengalami banyak hal.
Sol Ah
akhirnya pulang ke rumah memberikan makanan untuk Hong Jo dari Jae Sun tapi
Hong Jo tak mau memakanya. Sol Ah kesal Hong Jo yang tak mau maan padahal betapa
sulitnya membawa semua membawa makanan itu. Hong Jo pun memilih untuk kabur.
“Mari
kita beres-beres.” Ucap Sol Ah lalu membuka kotak barangnya dan melihat banyak
peralatan gambarnya. Ia pun teringat pesan dari ayahnya “Kau harus menggambar. Gambarlah
apa yang kau ingin.”
“Dia
bilang "Gambarlah apa yang kau ingin"?” ucap Sol Ah bingung
memikirkan gambar diatas kertas yang masih kosong. Tapi akhirnya memilih untuk
membiarkanya saja.
Pagi
hari, Sol Ah pamit pergi pada Hong Jo tapi kucingnya itu tak mau menatapnya. Ia
pun mencoba memanggilnya, tapi tetap tak mau menatapnya. Ia pun memanggil mulai
dari Sergei, sampai Sergei Rachmaninoff.
“Ah....
Lagian dia takkan menjawabku.” Ucap Sol Ah mencoba untuk tak peduli, tapi
akhirnya kembali bicara dengan Hong Jo.
“Apa Kau
tak akan berpamitan?” keluh Sol Ah. Hong Jo pun memilih untuk kabur dari tempat
duduknya.
“Hei,.. Aku
bahkan biarkan dia menggunakan bantalku. Dia sangat tak tahu berterima kasih...
Ah... Lupakan... Lagi pula, kau bukan kucingku. Aku hanya menjagamu
sampai.... Jangan terlalu terikat... Bersenang-senanglah
sendiri.” Ucap Sol Ah kesal dan langsung berjalan pergi.
Diam-diam
Hong Jo melihatnya dari balik dinding dan melihat ponsel yang tertinggal diatas
meja lalu berpikir Sol Ah lupa mengambilnya. Sol Ah tiba-tiba kembali dengan
terburu karena lupa mengisi air di tempat makan Hong Jo, lalu akan bergegas
pergi kembali.
“Jangan
minum terlalu banyak. Ini bukan rumahku, jangan kencing di sembarang tempat.” Ucap
Sol Ah. Beberapa saat kemudian, Sol Ah kembali ke rumah
“Lampu.
Lampu.. Aku harus menyalakan Lampu... Aku mungkin bekerja lembur hari ini, jangan
nakal, mengerti?” pesan Sol Ah. Hong Jo hanya menatapnya dari balik dinding.
“Laptop.
Laptop... Jika bosan, kau bisa menonton ini... Aku pergi... Aku benar-benar
pergi.” ucap Sol Ah berjalan keluar dari rumah dengan senyuman bahagia.
Hong Jo
akhirnya mengejar Sol Ah tapi Sol Ah sudah berlari lebih cepat untuk sampai
halte. Sol Ah melihat busnya datang bergegas untuk naik, Hong Jo ada
dibelakangnya dengan sigap langsung memasukan ke dalam tasnya. Ia pun kembali
menjadi kucing berada ditepi jalan dan berlari pulang ke rumah.
“Kenapa
aku jadi manusia saat dia tak ada?”gumam Hong Jo bingung menatap tanganya.
Wakil
direktur melihat Sol Ah berkomentar pasti sangat lelah dan karna mengaambil
hari libur kemarin dan mungkin bersenang-senang jadi menurutnya Sol Ah harus melakukannya lagi karena besok
adalah hari libur.
“Tapi
Bukan begitu... Itu Karena aku pindah kemarin.” Ucap Sol Ah membela diri.
“Ji Eun,
kudengar kau akan pindah hari ini... Kau harus pulang.” Ucap Wakil direktur.
“Aku akan
pergi sesudah menyelesaikan ini.” Ucap Ji Eun. Wakil direktur pikir Sol Ah harus
membantunya.
“Kau bisa
Bantu rekanmu. Atur referensi untuk proyek pakaian anak-anak yang baru. Dan ini
adalah bahan untuk orgainic grain. Temukan gambar yang memadaiuntuk konsep ini.
Lalu Singkirkan latar belakang. Pastikan kau melakukan pekerjaan yang sulit.” Ucap
Wakil direktur.
“Tidak,
aku bisa sendiri.” Ucap Ji Eun tak enak hati.
Wakil direktur mengeluh Ji Eun masih duduk dan menyuruhnya agar segera
pergi karena harus pindah hari ini.
“Ya, kau
harus pergi... Aku akan menggantikanmu.” Ucap Sol Ah tak banyak komentar. Doo
Sik melihatnya hanya berkomentar Ji Eun memang enak karena bisa seenaknya berkat
koneksi.
“Tapi Di
sisi lain, kau malang.” Ejek Doo Sik. Sol Ah hanya bisa diam saja dengan wajah
lesu melihat gambar kucing yang harus diedit.
Di rumah,
Hong Jo berbaring dilantai sambil menonton TV dan menatap pintu karena menunggu
Sol Ah. Doo Sik pun pulang lebih dulu menyuruh Sol Ah agar tidur kalau memang
lelah. Song Kwon pun pamit.
Sol Ah
sendiran saat malam hari, Hong Jo pun bertanya-tanya Kapan dia akan kembali?
Sol Ah menahan diri agar mata terbuka akhirnya selesai juga tapi wajahnya sedih
karena melihat hujan yang turun dengan deras.
Hong Jo pun melihat hujan deras didepan jendela rumah.
Berita di
TV “Hujan tak terduga... menyebabkan kekacauan bagi orang-orang yang tak bawa
payung.”
Sol Ah
pulang dengan bus melihat diluar Hujan sangat deras. Hong Jo melihat ada payung didepan pintu akhirnya
keluar rumah dengan payung dan bingung karena tak berubah dan berpikir Tak apa
jika ke kebun. Ia pun berjalan keluar rumah.
“Apa Aku
masih belum berubah? Apa Aku meninggalkan rumah dan aku masih jadi manusia?”
ucap Hong Jo dan saat itu payungnya terbang. Ia pun kembali menjadi kucing yang
kehujanan.
“Apa Aku
jadi manusia lagi? Bagaimana bisa?” ucap Hong Jo bingung kembali menjadi
manusia saat ada dibawah payung.
Akhirnya
Hong Jo pikir karena barang dari manusia dan juga aromanya, membuatnya jadi
manusia. Ia pun pergi ke halte untuk menjemput Hong Jo dengan senyuman bahagia.
Hong Jo
baru saja turun dari halte berlari dengan menutup kepalanya mengunakan tas,
tapi tiba-tiba matanya terhenti melihat sosok yang menjemputnya. Hong Jo pun
terdiam ternyata Jae Sun lebih dulu datang dibanding dirinya.
Jae Sun datang
membawakan payung. Hong Jo kebingungan akhirnya mereka memakai payung bersama
dan Hong Jo hanya bisa menatap dari kejauhan karena seperti sia-sia saja.
Jae Sun
bertanya apakah Hong Jo pindah ke lingkungan ini. Hong Jo membenarkan tapi
menunjuk arah yang sebaliknya dengan wajah panik berpikir bisa pergi sendiri
dari sini. Jae Sun ingin tahu Hong Jo akan pergi Ke arah mana. Sol Ah bingung.
“Itu.. Ke
arah...”ucap Sol Ah menunjuk ke arah yang berlawanan. Jae Sun pikir akan putar
balik.
“Jangan.
Betapa jauhnya... Jalannya tak rata, ada lereng curam, dan banyak belokan.” Ucap
Sol Ah panik
“Kau
bertingkah aneh... Sekarang Di mana rumahmu?” ucap Jae Sun. Sol Ah pun bingung
kemana harus pergi.
Akhirnya
Sol Ah menunjuk rumahnya yang ada didepan cafe SONAMU, lalu meminta Jae Sun agar
Jangan salah paham. Ia menjelaskan kalau Rumah itu milik wanita yang dinikahi
ayahnya bahkan tak mengetahuinya.
“Aku tak
akan pernah pindah jika aku tahu. Aku akan melakukan apa saja untuk menemukan
tempat lain. Aku benar-benar tak tahu.” Ucap Sol Ah mencoba menyakinkan.
“Kau
bertingkah aneh.” Komentar Jae Sun. Sol Ah pun mengetahuinya dan yakin kalau Jae Sun pasti salah paham.
“Aku
takut kau salah paham, makanya tak kuberi tahu. Karena itulah aku bersembunyi dan
hanya memantaumu dari kejauhan... Ah... Tidak begitu.” Ucap Sol Ah. Tiba-tiba
Jae Sun mendekat.
“Coba
Lihat? Kau demam.” Ucap Jae Sun tiba-tiba menyentuh pipi Sol Ah karena ingin
tahu keadaanya. Sol Ah terihat malu.
Ia
mengingat kembali saat Jae Sun berkomentar kalau kalau Sol Ah itu pemalu lalu
menciumnya. Dari kejauhan Hong Jo menatap dengan cemburu karena Sol Ah terlihat
malu-malu.
Sol
Ah pulang ke rumah memanggil kucingnya,
saat itu Hong Jo berlari dengan badan yang basah. Sol Ah bingung melihat kucingnya
yang basah lalu berpikir sudah membiarkannya terbuka. Ia pun langsung
memberikan handuk.
“Ayo...
Kau Tetap diam... Jangan bergerak.” Ucap Sol Ah mengeringkan kucingnya lalu melihat
kucingnya tak makan sama sekali.
“Haruskah
aku memberinya susu?” kata Sol Ah menatap Hong Jo.
Akhirnya
Sol Ah memberikan susu dan Hong Jo meminumnya dengan lahap. Ia pun duduk memikirkan
nama baru untuk kucingnya karena menurutnya Sergei tak cocok bahakn tak
menghampiri saat memanggil. Ia mencoba berpikir nama yang cocok untuk
kucingnya.
“Hong
Jo... Kau bisa menjadi Hong Jo... Saat bersamaku, kau Hong Jo, mengerti?” ucap
Sol Ah mencoba memanggil kucingnya Hong Jo.
Tapi
kucing itu hanya diam saja. Sol Ah kembali memanggil dan meminta agar bisa
menjawabnya. Tapi Hong Jo hanya diam saja dan bergegas pergi. Sol Ah kesal lalu
saat itu seperti Hong Jo menjatukan sesuatu.
Sol Ah
yang kesal menghampirinya, ternyata Hong Jo menjatuhkan peralatan gambarnya
yang disimpanya. Ia pun melihat tempat gambarnya dan mengeluarkan sebuah
lembaran kertas. Ia kaget karena tak tahu melihat gambar itu yang masih
disimpanya.
Flash Back
Sol Ah
duduk di kelas gambar, Doo Sik yang duduk disampingnya bertanya apakah Hong Joo itu menggambar Cinta
Beodul lagi. Hong Jo menganguk. Doo Sik mengejek Sol Ah Seleranya elegan. Sol Ah pikir tak ada yang
salah dengan gambarnya.
“Cinta
Beodul adalah tipe idealku.” Uc.ap Sol Ah dengan wajah bahagia
Saat itu
Jae Sun mengangkat telp dari ayahnya, dengan
nada kaku mengatakan akan bertemu dengan ayahnya dirumah nanti. Sol Ah yang mendengarnya mengejek Jae Sun
yang bahkan canggung dengan orang tuanya.
“Hei, apa
kau baru bertemu orang tuamu?” ejek Sol Ah. Jae Sun membenarkan.
“Aku
diadopsi tiga tahun yang lalu.” Ucap Jae Sun. Sol Ah pun terdiam seperti merasa
bersalah.
Jae Sun
duduk sendirian dibangku lapangan, Sol Ah mendekatinya dan langsun meminta maaf
karna tadi sebenarnya hanya bercanda tapi ucapanya pasti sangat menyinggungnya.
Jae Sun pun tak terlalu seperti itu. Sol Ah lalu mengaku kalau tak punya ibu
juga.
“Dia baru
saja meninggal. Sesudah ibuku meninggal, ayahku depresi. Dia tak makan,
tersenyum, atau berbicara. Seolah waktunya berhenti.” Cerita Sol Ah
“Kenapa
kau mengatakan itu?” tanya Jae Sun dingin. Sol Ah bingung menjelaskanya tapi
menurutnya kalau itu akan terasa adil.
“Tak apa.
Kau Harap diam saja.” Ucap Jae Sun. Sol Ah mengeluh dengan sikap Jae Sun.
“Aku
merasa berbuat salah karena tak mengenalmu dengan baik. Jadi, kita harus saling
mengenal. Kita mungkin punya beberapa kesamaan. Dan saat kau membuka rahasiamu,
secara tak sadar kau menjadi teman.” Ucap Sol Ah
“Kau
berisik sekali.” keluh Jae Sun. Sol Ah pun hanya bisa meminta maaf. Karena cenderung banyak bicara.
“Aku selalu
seperti itu dengan ayahku.. Ahh.. Aku melakukannya lagi. Aku tak tahu kenapa
cenderung banyak bicara...” ucap Sol Ah lalu panik melihat Jae Sun malah pergi.
“Apa Kau
tak pergi?.. Kalau begitu bisakah aku..” ucap Sol Ah melihat Jae Sun berpindah
tempat duduk dengan tak berhadapan. Jae Sun pun menyuruh Sol Ah agar menutup
mulutnya saja.
“Masalahnya,
aku agak cenderung... “ ucap Sol Ah dan Jae Sun langsung menutup mulut Sol Ah
dengan syalnya. Akhirnya keduanya saling menatap dengan senyuman.
“Aku menemukannya...
Cinta Beodul-ku.” Gumam Sol Ah bahagia.
Sol Ah
mulai mengambar sambil bercerita “Mereka tak saling berhadapan, sehingga mereka
tak perlu memaksakan diri untuk berbicara. Dia hanya berada di sisinya.” Dan judul
ceritanya [CINTA BEODUL-KU TAK BISA
DIHALANGI]
“Jangan
berusaha terlalu keras. Dia tak perlu melakukan apa pun. Biarkan dia
beristirahat. Mereka tak canggung dalam keheningan. Hubungan yang sungguh
menghibur mereka.” Ucap Sol Ah dengan senyuman. Hong Jo duduk seperti
mendengarkanya.
“Hong
Jo... Apa kau tahu maksudku?” tanya Sol Ah. Hong Jo hanya menatapnya. Sol Ah
pun mengejek kalau Hong Jo itu tak tahu apa-apa sebagai kucing.
Hong Jo
tiba-tiba naik keatas meja. Sol Ah mengeluh Hong Jo yang tak minta ijin. Hong
Jo terus naik ke atas laptopnya. Sol Ah mengeluh karena tak bisa melihat. Hong
Jo terus berjalan diatas keyboardnya. Sol Ah menyuruh agar Hong Jo minggir
saja.
“Hei, apa
kau mengejek gambarku?” ucap Sol Ah hanya bisa tertawa melihat tulisan yang
ketik oleh Hong Jo.
Sol Ah mulai
dan tertidur merasakan badanya tak enak lalu mencari-cari obat peredam demam.
Tiba-tiba ia panik melihat Hong Jo yang terkapar dengan ada bekas muntah. Sol
Ah langsung mendekap Hong Jo berlari ke kinik hewan dengan wajah panik.
“Kucingku
muntah. Tampaknya dia sakit.” Ucap Hong Jo. Petugas bertanya Sudah berapa lama. Hong Jo pikir Sekitar satu
jam.
Akhirnya
Hong Jo pun dirawat dalam ruangan dengan tangan yang diinfus, tubuhnya terlihat
lemah. Sol Ah menatap dengan wajah sedih mengingat ucapan dari petugas “Tampaknya
gangguan pencernaan karena susu. Kucing hanya boleh minum susu bebas laktosa.
Sol Ah
mengingat saat Jae Sun menolaknya memberikan Hong Jo karena tahu kalau benci
dengan kucing. Ia pun merasa kalau ucapan Jae Sun benar kalau ia sangat benci.
“Maaf...
Semua salahku....” Ucap Sol Ah sedih melihat Hong Jo yang lemah.
Akhirnya
Hong Jo bisa dibawa pulang ke rumah, Sol Ah membaringkanya meminta agar Jangan
sakit. Sol Ah tertidur pulas dan saat itu Hong Jo terbangun kembali menjadi
manusia menatap Sol Ah.
“Sepertinya dia tak suka kucing. Tapi Kenapa?”
gumam Hong Jo.
Saat itu
Hong Jo membuka jendela kamar yang masih hujan lalu sengaja membasahi tanganya
dan mengompres kepala Sol Ah yang demam dengan tanganya.
“Dan
kenapa...aku menjadi manusia ketika tinggal bersamanya? Kenapa dengan orang ini?” gumam Hong Jo penasaran
Bersambung
ke EPISODE 4
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar