PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Wawancara
para pemilik hewan perliharana. Seorang wanita memeluk kucing mengaku Ibunya
menentang tapi ia memohon padanya. Wanita lainya seperti memungkut seorang
hewan perliharaan dijalan bertanya apakah ingin ikut pulang. Si kucing pun
mengikutinya.
“Aku juga
dulu sakit ketika aku masih muda.
Anjingku mengingatkanku pada diriku
sendiri. Aku berusaha sangat keras untuk
menemukan pemiliknya, tapi pemiliknya tidak pernah muncul. Dia menangis
sepanjang malam.”
“Dulu dia
sangat kecil dan hitam. Aku dulu agak depresi. Anjingku menyelamatkan hidupku.”
“Dia
lahir di rumahku. Dia sangat kecil dan tidak bisa membuka matanya. Dia menggemaskan.”
“Aku
mengadopsi anjingku setelah aku melihat
ibunya. Aku harusnya hanya mengurusnya
beberapa hari. Tapi aku jadi suka padanya.”
“Namanya
Gyeoul. Dia berumur empat tahun. Dia berkeliaran di tengah hujan. Telinganya
begitu bersih. Dia sangat menggemaskan.”
“Dia
memiliki selera makan yang besar. Dia sangat imut dan menggemaskan. Dia mudah
takut. Dia adalah kucing yang seperti
anak anjing.”
Kim Sol
Ah mengulurkan tangan meminta memberikanya. Lee Jae Sun bingung mengendong
seekor kucing putih. Sol Ah meminta agar berikan saja. Jae Sun menolaknya. Sol
Ah heran kenapa tak boleh. Jae Sun
menjawab kalau memang Sol Ah yang tak suka dengan kucing.
“Ya...
Aku memang tak suka” ucap Sol Ah sinis.
Akhirnya
Sol Ah pulang membawa kucing dan melemparkanya ke dalam kamar, lalu berkomentar
kalau kucing itu harusnya bersyukur dan memilih unuk mandi dulu. Sang kucing
seperti ketakutan langsung bersembunyi dibawah tempat tidur. Sol Ah pun
melepaskan semua pakaian lalu masuk ke dalam kamar mandi.
“Aku
benar-benar benci kucing... Aku benci laki yang mirip kucing.” Jerit Sol Ah
kesal
Sang
kucing yang ada dibawah tempat tidur tiba-tiba berubah, tangan seperti manusia
lalu mengambil pakain dalam Sol Ah.
EPISODE 1 - Seekor anjing, aku selalu
mengatakan, adalah prosa; kucing adalah
puisi.” Kutipan dari Jean Burden
[15 JAM
YANG LALU]
Pagi hari
Sol Ah masih tertidur, dan terbangun dari teriakan dari depan pintu yang
memanggil dan mengendor pintu memanggil Sol Ah.
Sol Ah akhirnya bangun membuka pintu melihat seorang pria datang. Si
pria langsung memberikan makana untuk sarapannya.
“Aku
punya kabar bagus. Coba tebak apaan. Aku
kesenengan sampai-sampai tak bisa
tidur.. Jadi aku baru bangun dan berlari ke sini. Coba tebak, apaan itu ? Kau
Penasaran, kan? Ayo Tebak.” Ucap Sipria mengebu-gebu. Sol Ah yang masih
setengah mengantuk menatapnya.
“Ada dua
tipe orang... Orang yang seperti anjing.” Gumam Sol Ah melihat pria yang
didepanya seperti anjing
“Aku tak
bisa nunggu. .. Aku bakal memberi tahumu.”kata Sipria. Sol Ah melihat
“Cinta
Beodeul-mu kembali.” kata Sirpai. Sol Ah
kaget bergumam “Dan brengsek yang seperti kucing” lalu memilih untuk kembali
masuk ke rumah.
“Kim Sol
Ah, Jae Seon putus dengan pacarnya. Cinta Beodeulmu putus dengan...” teriak si
pria dari depan pintu.
Sol Ah
panik akhirnya membuat pintu mengucapkan terimakasih atas makanan dan akan
memakanya serta mengucapan terimakasih pada ibu temanya lalu bertemu lagi di
kantor.
“Hei,
hati-hati agar kau tak menabrak apa
pun.” Teriak temanya.
Sol Ah
menganti pakaian sambil berbicara sendiri membahas mantan pacarnya yang
itu sudah putus dengan pacarnya. Ia pun
merasa kalau ini bukan urusannya. Ia merasa tak mengenal yang namanya pria
bernama Lee Jae Seon.
Sol Ah
keluar kamar pamit lebih dulu lalu meliha meja makan yang masih penuh dengan
makanan lalu bergumam ”Ada juga kucing yang tinggal di rumahku. Persia yang selalu duduk di dekat jendela yang cerah.” Sang ayah
hanya duduk membaca buku.
“Kim Soo
Pyung-ssi, penyair di keluarga kami. Kau
tidak pernah makan kecuali jika aku
memastikan kau melakukannya.” Ucap Sol Ah akhirnya membawakan nampan dan
memberikan makana pada sang ayah.
“Aku
tidak lapar.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah mengingatkan ayahnya kalau Jangan lupa ada kelas berenang mulai hari ini.
“Aku
tidak tertarik.” Kata Tuan Kim. Sol Ah mencoba memasangkan topi bernang untuk
sang ayah.
“Aku juga
ada baju renang yang trendi. Nenek-nenek
sama ibu-ibu di kolam akan jatuh cinta
padamu.” Kata Sol Ah memperlihatkan baju pada ayahnya.
“Aku
bilang tidak tertarik.” Ucap Tuan Kim kesal. Sol Ah mengeluh ayahnya yang
selalu bersikap seperti itu.
“Ayo
Lakukan saja,... Kau harus olahraga, cari hobi, pergi ke luar juga. Aku harus
pergi.... Pokoknya kau harus lakukan, oke! Tidak peduli apapun, pokoknya lakukan sesuatu, ya?” pinta Sol Ah.
“Ada satu
hal yang aku minati.” Akui Tuan Kim. Sol Ah ingin tahu apa itu apa yang ingin
dilakukan ayahnya.
“Menikah.”
Kata Tuan Kim. Sol Ah kaget mendenagrnya. Tuan Kim menyuruha gar Sol Ah mencari
rumah baru. Sol Ah tak peduli mendengarnya.
“Kau
bahkan tidak bisa melakukan apa pun
tanpa aku. Kalau aku nikah bagaimana bisa kau hidup sendiri?” keluh Sol Ah.
“Aku yang
lakukan... Aku yang menikah.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah hanya bisa melonggo.
“Jadi,
kau cari tempat tinggal sendiri.” Kata Tuan Kim. Sol Ah mengeluh sambil bergumam “Kucing
sangat sulit untuk dibaca.”
[NALSAEM DESIGN]
Kim Doo
Sik duduk di meja kerjanya, Cha Sang Kwon berbiacara dengan Lee Hye Yeon
memastikan kalau Direktur memang benar menyuruh mereka mengerjakan ini. Hye
Yeon menjawab Tampaknya tidak. Sementara
kalau Doo Sk heran karena Kim Sol Ah belum datang.
“Astaga...
Kau mengagetkanku! Kenapa kau menyelinap? Kau selalu mengejutkanku.” Keluh Doo Sik melihat Eun Ji
Eun yang tiba-tiba sudah ada disampingnya.
“Ini
untukmu.” Kata Ji Eun memberikan note. Doo Sik membaca [DRAF DESAIN LOGO KAFE
AKAN DIRILIS SEBELUM TENGAH HARI]
Doo Sik
mengeluh padahal Ji Eun bisa mengatakan saja. Tapi Ji Eun sudah pergi begitu
saja. Sool Ah menganggap Ji Eun itu sebagai “Kucing ada di mana-mana.” Sol Ah
pun datang membawakan kopi untuk semua rekan kerjanya. Doo Sik terlihat
bahagia.
“Anakku membangunkanku
di tengah malam.” Keluh Sang Kwon mengambil kopi
“Siapa
yang menyuruhmu melakukan ini? Jangan lakukan hal seperti ini.” Komentar Choi
Dal Som mengambil kopi dari tangan Sol Ah.
“Makanya
itu... Jaman sekarang yang terpenting adalah kompetensi. Apa kau menambahkan
extra shot, 'kan?” ucap Hye Yeon. Sol Ah
menganguk. “Ji Eun. Jangan di sini, mari bergabung bersama kami. Semua orang
berkumpul” ucap Sol Ah mendekati Ji Eun yang duduk dimejanya. Ji Eun menolak
tapi Sol Ah mencoba untuk mengajak Ji Eun berkumpul juga. “Padahal biarkan
saja. Menurutku dia tak ingin bergabung.” Komentar Doo Sik.
“Dia
selalu makan siang sendiri.” Kata Da Som. Hye Yeon bertanya Apa makan siangnya enak
“Menurutku
sangat enak. Dia makan sangat lambat. Apa dia seekor sapi? Dia mengunyah begitu
lama.” Ejek Hye Yeon.
Mereka
tiba-tiba dikagetkan dengan Ji Eun dan Sol Ah sudah berdiri didekat mereka.
Suasana pun terasa canggung. Sang Kwon bertanya ada apa. Ji Eun pun memilih
untuk pergi saja. Sol Ah tak enak hati meminta menunggu.
“Dia
pakai koneksi untuk bekerja di sini.” Bisik Hye Yeon. Sol Ah tak mengerti
maksudnya.
“Eun Ji
Eun mendapat pekerjaan di sini berkat direktur. Kalau tidak, kenapa wakil
direktur sangat memedulikan seseorang yang sangat tidak ramah?” ucap Sang Kwon.
“Apa
kalian membicarakanku?” tanya seorang wakil direktur. Semua kaget mendengarnya.
“Saat membicarakan
orang dari belakang, harusnya bicarakan hal baik. Dan cobalah belajar sesuatu
dari orang lain. Itulah jalan menuju kedewasaan.” Ucap Wakil direktur lalu
berjalan masuk ruangan. Sang Kwon mengejar wakil direktur bergegas mengikutinya
menguji kalau pakaiannya sangat cocok.
Sol Ah
duduk di depan meja dan melihat ada note
didepan mejanya “Aku akan hargai jika kau tak mencoba berbaik hati kepadaku
soal hal yang tidak relevan dengan pekerjaan." Ji Eun langsung menaruh
kopi mengembaliaknya.
“Tak akan
dapat apa-apa dari kucing bahkan jika bersikap baik.” Gumam Sol Ah sedih
akhirnya meminum dua gelas kopi ditanganya. Doo Sik yang melihatnya hanya bisa
menahan tawanya.
Doo Sik
dan Sol Ah berjalan bersama, Doo Sik tak percaya kalau ayah Sol Ah yang ingin
menikah dan ingin tahu siapa wanitanya. Sol Ah pikir Mungkin wanita yang sering melakukan operasi
plastik Kalau tidak, wanita kaya yang juga punya kepribadian yang kuat.
“Atau
mungkin wanita materialis.” Ucap Sol Ah.
Doo Sik pikir seperti itu tapi menurutnya Sol Ah tak perlu seperti itu
“Ayahmu
sedang jatuh cinta.. Dan sekarang, giliranmu. Aku dengar Jae Seon akan
mendirikan sebuah kafe.” Kata Doo Sik
“Baguslah...
Meskipun tak ada hubungannya denganku.” Ucap Sol Ah tak peduli
“Apa kau
tahu apa namanya? "Sonamu". Itu Kim Sol Ah.. Apa Tak lihat
hubungannya?” ejek Doo Sik. Sol Ah pikir itu konyol sekali
“Apa Tak
ingin bertemu dengannya?” tanya Doo Sik. Sol Ah menolak menurutnya tak ada
alasan untuk bertemu.
“Hei, Jae
Sun.” Sapa Doo Sik menyapa dari
kejauhan. Sol Ah langsung menengok kebelakang. Doo Sik pun bisa tahu kalau Sol
Ah ingin bertemu dengannya. Sol Ah marah mencekik leher Doo Sik ingi mati
ditangaya.
“Kalian
sudah saling kenal begitu lama... Lee Ru Bi? Dia hanya berkencan dengannya
selama setahun, dan mengkhirinya untuk kebaikan... 10 bulan.” Ucap Doo sik
“Aigoo, Apa
kau menghitungnya?” ejek Sol Ah. Doo Sik mengeluh kalau Padahal bukan pertama kali Jae Sun berkencan.
“Kenapa
kau mencoba putuskan hubungan? Apa mungkin, ada sesuatu di antara kalian?”
tanya Doo Sik penasaran.
Flash Back
Sol Ah
sedang mengamba di taman. Jae Sun datang membawakan minum dan langsung duduk
membelakangi Sol Ah. Sol Ah heran kenapa Jae Sun yang selalu duduk
membelakanginya. Jae Sun pun balik bertanya kenapa Sol Ah yang selalu duduk
ditaman.
“Kau
tahu... Karena...kau selalu datang menghampiriku... Sampai kapan akan begini?”
ucap Sol Ah. Jae Sun tak mengerti maksudnya.
“Kita
tidak benar-benar duduk bersebelahan.Tapi, kita tidak benar-benar tidak duduk
bersebelahan. Bagimu, aku ini apa?” tanya Sol Ah
Doo Sik
menebak Sol Ah menanyakan pada Jae Sun "Bagimu, aku ini apa?" Sol Ah
menyangkalnya. Doo Sik tahu kalau Sol Ah
tidak punya akal sehat, tapi tak terlalu buruk. Sol Ah mengeluh kalau
mengatakan itu tak ada yang buruk tapi Lebih buruk lagi tidak bisa
mengatakannya.
“Kalau
begitu, coba katakan... Itu dia... Hei, Jae Sun.” Ucap Doo Sik. Sol Ah tak ingin
tertipu lagi.
“Dia
mungkin akan berdiri di sana dengan wajah datar, berusaha terlihat keren. Aku
yakin dia akan menatapku dengan mata berbinar dan bersuara dengan nada yang
rendah. "Lama tak bertemu." Kata Sol Ah dan kaget ternyata Jae Sun
sudah ada dibelakangnya.
Jae Suk
pun membawa barang belanjaanya mengucapkan “Lama tak bertemu.” Dengan wajah
datarnya. Sol Ah terlihat malu. Doo Sik
tahu Sol Ah yang bilang ingin minum kopi dan Itu adalah kafe milik Jae
Suk yang baru Dibuka hari ini. Sol Ah memilih untuk pergi.
“Hei, Sol
Ah. Kau akan pergi?.. Hei, jangan pergi.” teriak Doo Sik. Sol Ah tak peduli
langsung kabur. Jae Sun pun hanya bisa menatap dari kejauhan.
Sementara
di rumah duduk didepan jendela rumah, seekor kucing menatapnya.
“Aku
memimpikan hal yang sama. Ingatan pertamaku. Dan dalam ingatan itu, aku adalah
manusia.”
Sang
kucing yang berubah jadi anak kecil hanya diam saja. Seorang wanita mendekat
bertanya “Kenapa kau tak bersuara? Bisakan kudengar sesuatu jika kutekan
tombol?” akhirnya sang wanita menekan bagian hidungnya.
“Bisa
saja itu bukan ingatan mungkin hanya mimpi.”
Sol Ah
berdiri sendiri terlihat bingung, mengingat yang dikatakan Doo Sik namanya Sol
Ah dan nama cafenya itu “Sonamu.” Dan itu sama dengan namanya. Ia pun mencoba bolak balik untuk pergi ke
cafe Jae Sun atau tidak karena namanya “Sonamu.”
Flash Back
Sol Ah
bertanya apa artinya baginya Jae Sun tentang dirinya. Jae Sun memikirkan
sejenak kalau Sol Ah yang ingin tahu artinya Sol Ah baginya. Ia menyebut kalau
wanita yang ada didepanya adalah Kim Sol Ah. Wajah Sol Ah langsung bersemu
merah mendengarnya.
“Ada apa
dengan wajahmu?” ejek Jae Sun. Sol Ah mencoba mengelak. Jae Suk mengaku tak
mengira. Sol Ah bingung apa maksudnya.
“Tampak
malu.” Kata Jae Sun dan akhirnya memberikan kecupan pada bibir Sol Ah.
Sol Ah
akhirnya terlihat kesal karena Jae Sun yang
tak pernah menghubungi bahkan jatuh cinta pada orang kaya. Ia pikir seharusnya
tak pergi. Jika pergi, maka ia adalah anjing tapi akhirnya Bukan hanya anjing
tapi anjing gila.
Sol Ah
akhirnya diam-diam mengintip dari depan cafe SONAMU. Doo Sik keluar menyapanya
Sol Ah yang akhirnya datang. Sol Ah
pikir harus datang setidaknya sekali karena mereka adalah teman dan ia seorang
interior design
“Jadi,
suasananya lumayan dan interior mungkin tidak modis tapi segar.. Aku Sudah
selesai jadiAku pergi.” ucap Sol Ah.
Tapi Doo
Sik menarik Sol Ah masuk cafe, memanggil Jae Sun kalau Sol Ah datang. Jae Sun
seolah tak peduli lalu sibuk melayani tamu. Sol Ah pun hanya bisa diam saja.
Doo Sik pikir kalau Jae Sun pasti sibuk dan mengajaknya duduk. Sol Ah melihat
cafe milik Jae Sun.
“Kau
pasti Bangga, 'kan? Dia mengatur semua ini sendirian.”ucap Doo Sik melihat Sol
Ah yang duduk mengamati semuanya.
“Kau
Minumlah ini, kemudian pergi.” ucap Jae Sun membawkaan minum. Doo Sik pun
mengucapkan Terima kasih.
“Apa? Dia
bilang "Pergi"? Dasar Tak sopan. Kenapa dia begitu dingin padahal
seharusnya tidak seperti itu?” keluh Sol Ah.
“Tidak.
Dia terlihat sangat dingin, tapi Jae Seon menunggumu selama ini.” Kata Doo Sik.
Sol Ah tak percaya mendengarnya.
“Ya...
Coba Lihatlah... Dia seperti itu sebentar... Menatap ke luar jendela. Dia
sedang menunggu dan menunggu. Dia masih selamanya menunggu.” Ucap Doo Sik
melihat Jae Sun berdiri menatap keluar jendela.
“Siapa
yang dia tunggu?” tanya Sol Ah penasaran. Doo Sik pun meminta Sol Ah menunggu
dan akhirnya medekati Jae Sun.
“Hei. Kau
menunggu siapa?” tanya Doo Sik. Jae Sun berkata Dia takkan datang. Sol Ah
mencoba mendengarkan dari tempat duduknya.
“Apa
Maksudmu... Lee Ru Bi, wanita itu?” ucap Doo Sik . Sol Ah penasaran siapa yang
ditunggu oleh Doo Sik. Jae Sun mengaku
bukan.
“Hei, apa
ini? Apa ini Hadiah untuknya?” tanya Doo Sik. Jae Sun mengak bukan. Doo Sik tak
percaya mendengarnya.
“Coba
Lihat... Ada inisial juga... K. Y. Lee... Siapa dia? Bahasa Inggrisku mungkin
buruk, tapi aku tahu bukan Ru Bi.” Kata Doo Sik penasaran.
“Ayahku.”
Akui Jae Sun. Doo Sik tak percaya kalau ayanya itu belum menjumpainya.
“Kapan
kau berhenti belajar hukum di luar negeri untuk belajar kerajinan kulit?
Bukankah sudah 6-7 tahun? Sudah saatnya dia melupakannya.” Kata Doo Sik
“Akulah
orang yang menyedihkan, kenapa dia lebih menyedihkan?” keluh Sol Ah.
Sang
kucing melihat gagang pintu didepanya lalu berkomentar “Seorang manusia bisa membuka pintu kemudian
pergi” Ia pun mencoba membuka pintu sambil berdiri tapi pintu terbuka lebih
dulu oleh seroang wanita bernama Lee Ru Bi.
“Sergei.
Sudah kubilang jangan menggaruk pintunya... Tahukah kau berapa harga semua
perabotan yang kau rusak?” keluh Ru Bi lalu mengendon si kucing keluar rumah
kalau kucingnya ingin pergi.
Ru Bi
datang membawa kucingnya mengatakan kalau calon mertuanya benci kucing jadi
menyuruh Jae Sun mengambil. Jae Sun hanya diam saja. Sol Ah pun melihat mantan
pacar Jae Sun yang mengembalikan kucingnya.
Didepan
restoran ikan. Sol Ah dan Jae Sun duduk berjauhan. Sementara Doo Sik sibuk di
dalam ruangan. Ibu Doo Sik menolak karena menurutnya tak bisa salahkan kucing
karena ikan yang dibuatnya. Doo Sik
memohon kalau hanya untuk beberapa hari.
“Benar...
Itu Hanya untuk sebentar.” Ucap sang ayah mendukung anaknya. Sang istri langsun
marah mendengarnya.
“Katakanlah
kita merawat kucing sebentar. Apakah bulunya akan menempel di bajuku atau tidak?
Apakah bulunya masuk ke dalam rebusan doenjang atau tidak? Dan juga, bisakah
kita berjualan atau tidak?” ucap ibu Doo Sik marah
“Ibu...
Aku akan menjaganya di kamarku.” Ucap Doo Sik. Ibunya makin marah pada sang
anak.
“Apa Kau
tahu berapa banyak pekerjaan? Tidak, aku bilang tidak!” tegas Ibu Doo Sik.
Jae Sun
mendengar dari depan restoran hanya bisa diam saja lalu bergegas pergi. Doo Sik
keluar dari restoran bertanya kemana perginya Jae Sun apakah sudah pergi. Sol
Ah mengangguk melihat Jae Sun berjalan sendirian.
“Apa
mereka berdua dibuang olehnya?” ucap Sol Ah merasa kasihan. Doo Sik pikir Sol
Ah saja yang mengambilnya. Sol Ah tak percaya harus mengambil Kucing wanita itu
“Itu
kucingnya Jae Sun. Dia membelinya sebagai hadiah, dan sudah dikembalikan.” Ucap
Doo Sik
“Maka,
harusnya disimpan saja.” Ucap Sol Ah sedih .
“Kau tahu
dia tak bisa merawatnya... Apa Kau tak kasihan? Dia tak akan bisa memohon
kepada orang lain. Tak ada orang lain selain kita. Apa.. Kau tidak merasa
kasihan padanya?” ucap Doo Sik menyakinkan. Sol Ah tak peduli
Sol Ah
pergi ke taman bertemu dengan Jae Sun yang membawa kucingnya lalu bertanya
Namanya siapa. Jae Sun hanya diam saja. Sol Ah pikir tak punya nama seperti
meong atau pussy.
“Sergei.”ucap
Jae Sun. Sol Ah tak percaya kucingnya dinamakan seperti itu.
“Sergei
Rachmaninoff.” Ucap Jae Sun. Sol Ah tak percaya kalau itu untuk kucing dan
berpikir kalau wanita itu yang menamainya. Jae Sun hanya bisa menangis.
“Apa Kau
menangis?” ucap Sol Ah tak percaya. Jae Sun menyangkalnya.
“Coba
Lihat dirimu... Lee Jae Sun menangisi seorang wanita.” Ejek Sol Ah. Jae Sun
mengaku bukan soal wanita. Sol Ah pun ingin tahu soal apa.
“Aku
alergi kucing.” Kata Jae Sun. Sol Ah kaget akhirnya memnta agar Jae Sun
memberikan saja.
“Aku Tidak
mau.” Ucap Jae Sun. Sol Ah heran kenapa Jae Sun tak mau. Jae Sun tahu Sol Ah
itu benci kucing. Sol Ah membenarkan kalau benci.
Tapi
akhirnya Sol Ah pun pulang membawa kucingnya berkomentar kalau kucingnya itu Harusnya
berterima kasih. Sol Ah pun membuka semua bajunya lalu masuk ke dalam kamar
mandi. Saat itu tangan si kucing berubah jadi manusia saat mengambil pakaian
dalam Sol Ah.
“Tangan
Manusia? Apa... Ini Bukan mimpi?” gumam Hong Zo tak percaya karena tanganya
yang bisa memegang barang manusia.
“Jika aku
sungguh berubah jadi manusia....” gumam Hong Zo mencoba membuka pintu. Tapi
saat itu Sol Ah keluar dari kamar mandi.
Hong Zo
panik karena wujudnya masih menjadi manusia. Sol Ah mengeluh kalau hari ini
Lelah sekali lalu melihat Hong Zo didepan pintu dan bertanya-tanya sejak kapan
merangkak keluar. Hong Zo duduk dengan gaya elegan didepan pintu kamar.
“Kau sudah
terbiasa dengan tempat itu, kan? Jangan merasa nyaman. Aku hanya akan menjagamu
sampai menemukan orang yang akan mengadopsimu. Jadi, aku tak ingin kau merasa
terlalu nyaman.” Ucap Sol Ah melempar bantal agar Hong Zo tidur di lantai. Tapi
Hong Zo malah naik keatas tempat tidur.
“Hei,
tempatmu di lantai.” Keluh Sol Ah yang melihat Hong Zo tidur disampingnya lalu
mendorong ke lantai. Hong Zo kembali naik ke atas ranjang.
“Astaga,
kau serius... Ada apa denganmu? Ayo... Turun.” Keluh Sol Ah kembali mendorong
Hong Zo agar turun dari tempat tidurnya.
“Inilah
sebabnya aku benci kucing.” Keluh Sol Ah dan akhirnya tertidur. Saat itu Hong
Zo pun berubah menjadi manusia terlihat wajahnya sangat marah karena sikap Sol
Ah.
Bersambung
ke episode 2
Cek My Wattpad... ExGirlFriend
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar