PS
: All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Bus
berhenti di pertigaan jalan, seorang wanita turun dari bus dengan jurusan "Bukhyeon-ri, Pusat Kota
Hyecheon, Desa Seohyeon" sambil memakan permen lolipop. Sementara
perempuan lainya turun dari bus mengaku merasa mual.
“Episode 5. Wanita Bangsawan dari Barat”
Sang Wanita
berjalan menyusuri jalanan desa yang sendirian, sampai kepala desa yang sedang
mengayuh sepeda mengenali sang wanita. Ia pun bertanya Apa kau Myeong Ju. Nyonya Sim
Myeong Ju pun menyapa kepala desa.
“Anda
sudah cukup tua.” Sapa Nyonya Sim dengan senyuman, saat akan berjalan lagi
terlihat Hye Won baru saja pulang berbelanja. Keduanya hanya saling menatap
diam seperti sangat canggung.
Flash Back
Nyonya
Sim berjalan sendiri lalu Hye Won berteriak memanggil ibunya lalu
menghampirinya. Nyonya Sim tersenyum melihat sang anak lalu berjalan bersama,
Sang nenek menunggu didepan mereka. Tapi sekarang nenek Hye Won sudah tak ada.
**
Di
ruangan interogasi polisi
Nyonya
Sim duduk dengan wajah yang sudah babak belur. Polis bertanya Apa itu
akselerasi tanpa disengaja? Apa kecelakaan itu terjadi karena akselerasi
mendadak? atau mobilnya tetap bergerak meski kamu menginjak rem?
“Tidak...
Aku tidak menginjak remnya.” Akui Nyonya Sim. Polisi tak percaya mendengarnya.
“Bahkan
saat suamimu di depan mobil?” tanya Polisi memastikan. Nyonya Sim membenarkan Bahkan
saat dia berdiri di sana.
“Apakah
itu karena kamu panik atau kakimu kram...” ucap Polisi seperti ingin
meringankan hukuman.
“Tidak. Aku
melihat suamiku berdiri di depan mobil, tapi aku tidak ingin menginjak remnya.”
Akui Nyonya Sim
Akhirnya
Hakim melihat "Berkas Kasus dan Persidangan Mengenai Kecelakaan Mobil, Putusan
Terakhir, Terdakwa Shim Myeong Ju" Nyonya Sim duduk dibangku terdakwa
dengan Hye Won dan neneknya duduk dibelakang menemaninya.
“Aku menghukum
terdakwa, Shim Myeong Ju, tujuh tahun penjara. Namun, berdasarkan fakta bahwa
terdakwa berusaha melarikan diri dari korban yang ingin menyerangnya, dan dia
melakukan kejahatan secara impulsif, fakta bahwa korban sering menyerang
terdakwa, dan juga bertanggung jawab atas insiden ini, serta keluarga korban
tidak menginginkan hukuman...”
Nenek Hye
Won terlihat sangat shock mengetahui hukuman anaknya, Hye Won hanya diam saja
melihat ibunya yang dibawa masuk. Nyonya Shim hanya menatap sang anak tanpa
bicara.
Hye Won
akhirnya pergi ke "Penjara Wanita Cheongsan" Saat itu namanya di
panggil oleh petugas “Nona Mok Hae Won” Hye Won pun menghampirinya. Petugas
memberitahu kalau Tahanan 3901, Shim Myeong
Ju, tidak ingin menemuinya. Hye Won kaget mendengarnya dan ada surat
bertuliskan "Dikirim kembali oleh penerima"
Saat
nenek Hye Won meninggal, Hye Won duduk sendirian di rumah duka. Ibunya datang
dengan petugas, memberikan hormat dan langsung pergi tanpa menyapa sang anak.
Hye Won pun tak bisa berkata-kata melihat sikap ibunya.
Di luar
rumah duka, beberapa pelayan langsung membahas Nyonya Sim yang datang sebagai
putri sulungnya. Mereka tak percaya anak sulungnya datang ke rumah duka saat
sedang di penjara. Hye Won memanggil ibunya tapi Hye Won hanya diam saja.
Hye Won
dan ibunya hanya saling menatap sampai akhirnya mereka berjalan bersama.
Sementara Eun Seob terbangun dari tidurnya memanggil Hye Won tapi tak ada
sahutan dan mencarinya di kamar yang lainya. Ponsel Eun Seob pun berdering dan
langsung mengangkatnya.
"Rumah
Hodu"
Didepan
rumah sudah banyak orang akan memperbaiki pipa yang bocor. Hye Won mengejar
ibunya akan menjelaskan apa yang terjadi. Sementara Bibi Sim berbicara pada
tukang agar menjatuhkan saja semuanya dan Jangan khawatir soal kerusakannya.
“Penginapannya
sudah tutup. Siapa yang peduli tampilannya? Kau bisa mengambil...” ucap Bibi Sim
terdiam melihat sang kakak yang datang dengan Hye Won. Hye Won pun hanya diam
saja.
“Sebuah
pipa pecah saat merenovasi rumah. Kontraktor bilang membutuhkan dua pekan.” Ucap
Bibi Sim seperti takut dengan sang kakak saat bicara.
“Perbaiki
dalam tiga hari.” Ucap Nyonya Sim. Bibi Sim mengeluh kalau itu mustahil bahkan Dia bilang membutuhkan 10 hari.
“Perlu
aku yang menyelesaikannya?” ucap Nyonya Sim. Bibi Sim menjawab Tida perlu dan akan bicara dengan kontraktor.
“Jadi, di
mana kalian tinggal saat ini?” tanya Nyonya Sim. Hye Won panik takut ibunya
anak marah tapi bibinya lebih dulu bicara.
“Dia
tinggal bersama Eun Seop. Aku tinggal bersama Su Jeong.” Ucap Bibi Sim. Nyonya
Sim kaget
“Dia
adalah Pria. Su Jeong perempuan.” Kata Bibi
Sim. Hye Won menjelaskan Ada dua kamar dan punya kamar sendiri.
“Lalu di
mana aku bisa tinggal?” tanya Nyonya Sim. Bibi Sim bingung memikirkan dimana
kakaknya tinggal
“Aku akan
bicara dengan Su Jeong. Dia akan mengizinkanmu tinggal setidaknya satu atau dua
hari.” Ucap Bibi Sim
“Omong-omong,
Apa kau menutup penginapan ini? Bagaimana kamu mencari nafkah? Kamu terlalu berani.
Bukankah begitu, Myeong Yeo?” ucap Nyonya Sim. Bibi Sim hanya diam saja melihat
sang kakak pergi. Hye Won pun berjalan mengikuti ibunya.
"Toko
Buku Good Night"
Eun Seob
keluar dari toko berdiri didepan papan quotenya, "Menua itu indah karena
kamu makin bijak - Madeleine L'Engle"" lalu terdiam melihat sosok
wanita yang berjalan ke arah tokonya. Nyonya Sim pun jalan berlalu didepan toko buku dan Hye Won pun datang.
“Apa Kau
baru pulang?” sapa Eun Seob.Hye Wom menganguk lalu memberitahu kalau ibunya
datang ke desa. Eun Seob kaget dan Hye Won akhirnya masuk ke toko.
Hye Won
duduk didalam toko memberitahu Eun Seob kalau hanya menemuinya dua kali
setahun. Eun Seob hanya diam saja.
Flash Back
Di sebuah
restoran, Nyonya Sim makan dengan lahap lalu berkomentar cuaca makin panas. Hye
Won duduk menatap ibunya. Pelayan datang membawakan mie tambahan yang dipesan
ibunya.
Hye Won
masih ingat satu kali bertemu saat musim panas. Terlihat uap panas mengepul di
restoran, Nyonya Sim makan juga dengan lahap berkomentar udara semakin dingin.
Hye Won pun kedua kalinya bertemu saat musim dingin.
**
“Tebak apa yang kami lakukan saat
bertemu. Kita makan dan minum teh bersama.”
Hye Won
bertemu dengan ibunya kembali saat musim semi, mereka hanya diam dalam sebuah
cafe. Setelah keluar ibunya pun pamit pergi dan akan bertemu lagi seperti
layaknya teman bukan anak dan ibu. Hye Won hanya bisa melihat ibunya yang
menghilang dan akhirnya mereka berpisah begitu saja.
“Tidak ada
yang dibicarakan. Ibuku tidak pernah perhatian kepada keluarganya.” Cerita Hye
Won. Eun Seob pun mengerti.
“Aku
penasaran kenapa dia datang ke sini.”akui Hye Won. Eun Seob bertanya Dia tiba-tiba
muncul, Tanpa meneleponnya lebih dahulu.
“Ya...
Pasti ada alasan lain... Dia benci mengunjungi kampung halamannya. Dia selalu
bilang tempat ini mengingatkannya kepada ayahku.”ucap Hye Won. Eun Seob ingin
bicara tapi Hye Won lebih dulu berkomentar.
“Kenapa
tiba-tiba? Aku penasaran kenapa dia di sini.” Kata Hye Won penasaran.
Didepan
sekolah, Seorang guru BP sibuk memberikan hukuman pada anak yang tak memakai
pakaian rapih. Ia kaget melihat Hwi yang
sembunyi disemak-semak lalu menyuruhnya segera pergi. Hwi melihat sosok Young
Soo bejalan masuk ke sekolah.
“Hai,
Young Soo... Kau mengagumkan. Semuanya, belajarlah dari Young Soo.” Sapa guru
melihat Young Soo yang datang.
“Young
Soo, kita bertemu lagi. Aku bertemu denganmu tiap pagi. Apakah ini takdir? Omong-omong,
apa kegiatanmu kemarin?Aku membaca buku, novel. Judulnya "Aku, Natasha,
dan Keledai Putih".”ucap Hwi yang dan langsung menghampirinya.
“Lalu
kenapa?” kata Young Soo tak peduli. Hwi bingung dengan senyuman bahagia
berpikir Young Soo sedang menanyakan pendapatnya soal buku itu
“Menurutku,
membosankan. Tapi Jang Woo menyukainya.” Cerita Hwi. Young Soo menaku Bukan itu
maksudnya.
“Kalau
begitu, harganya? Harganya 12,80 dolar?
Atau 11,50 dolar?” kata Hwi dengan penuh semangat.
“Kamu
kelas 11, bukan?” kata Young Soo. Hwi membenarkan dengan wajah bahagia memberitahu
namanya “Lim Hwi.”
"Lim"
seperti dalam "limbo", dan "Hwi" seperti di
"peluit". Kenapa? Apa Kau menyesal telah menolakku tempo hari?” kata
Hwi penuh semangat.
“Tidak,
aku tidak menyesal.” Kata Young Soo dingin. Hwi bingung bertanya tentang sikap
Young Soo
“Hanya
sedikit menggangguku. Aku sudah di tahun ajaran terakhir” kata Young Soo. Hwi pun
ingin tahu memangnya Kenapa
“Kau
bicara seolah-olah kita akrab.” Komentar Young Soo. Hwi mengaku Karena suka bicara santai dengan semua orang.
“Ohh...
Begitu. Apa Kau suka bicara santai dengan semua orang?” kata Young Soo. Hwi
membenarkan.
“Maka aku
harus menolakmu karena aku suka menolak semua orang.” Ucap Young Soo. Hwi
melonggo kaget mendengarnya.
“Jangan
bicara denganku lagi... Dan Satu hal lagi... "Aku, Natasha, dan Keledai
Putih" bukanlah novel... Itu puisi... Kamu seharusnya tahu ini jika sudah
membacanya.” Ucap Young Soo. Hwi melonggo kaget.
“Novel
adalah narasi prosa fiktif berdasarkan kejadian nyata atau imajinasi penulis, sedangkan
puisi adalah bentuk sastra yang mengekspresikan gagasan, pemikiran, dan perasaan
tentang alam atau kehidupan dalam bahasa yang simbolis dan ritmis.” Tegas Young
Soo sebelum pergi.
Hwi hanya
bisa melonggo melihat sikap Young Soo yang kembali menolaknya. Young Soo tak
ingin bicara lagi memilih untuk pergi. Hwi pun langsung menghampiri temanya
yang memakai earphone kalau itu puisi?
“Kukira
itu novel karena terlalu panjang... Maksudku... Penulis seharusnya memberi tahu
pembaca. Apa Dia menolakku lagi?” ucap Hwi binggung.
Flash Back
Jang Woo
berbicara dengan Hwi yang ingin tahu tipe gadis seperti apa yang disukai murid
terbaik. Hwi penasaran ingin tahu Gadis seperti apa jadi meminta agar membberi
tahu dan memberikan contoh. Jang Woo memberitahu kalau Tidak ada.
“Dia sama
sekali tidak tertarik pada gadis.” Kata Jang Woo. Hwi hanya bisa melonggo
mendengarnya.
“Apa dia
Terus mendapatkan nilai A sambil tertarik kepada gadis? Mustahil.” Tegas Jang
Woo
“Jang
Woo, bagaimana dengan pria yang mendapat nilai bagus dan juga atletis, selain
menjadi populer di kalangan gadis? Pria macam apa mereka?” tanya Hyun Ji
“Pria
seperti itu disebut unikorn.” Ucap Jang Woo. Tuan Bae bingung apa maksudnya
"Unikorn"
“Kuda
yang memiliki tanduk dan bisa terbang?” kata Tuan Bae memastikan.
“Maksudku,
mereka hanya ada dalam imajinasi kita.” Jelas Jang Woo. Hwi merasa tidak
percaya.
“Dia
tidak tertarik pada gadis? Tapi dia di usia...” ucap Hwi tak yakin Young Soo
tak suka dengan seorang wanita.
“Hei... Kalian
bahkan tidak punya cukup waktu untuk belajar. Dia tidak boleh tertarik dengan
gadis.” Tegas Jang Woo lalu mengeluh karena busnya datang lama sekali
“Tapi Apa menurutmu begitu? Apa Kau juga seperti
itu?”tanya Hwi tak percaya. Jang Woo mengaku tidak seperti seperti itu karena
dirinya itu unikorn. Dua tema
“Tapi
sungguh, percayalah kepadaku. Murid terbaik tidak akan pernah....” ucap Jang
Woo sangat yakin dengan ucapanya.
“Jang Woo
bilang dia mungkin tidak tertarik pada gadis. Itu sebabnya. Pantas saja Young
Soo terus menolakku... Itu karena aku perempuan.” Ucap Hwi yakin agar tak
terlalu kecewa.
Saat itu
salah seorang temanya datang bercerita kalau Song Jae In punya pacar dan Kim
Young Soo yang bilang. Dua temanya tak percaya menurutnya Song Jae In mungkin
mengejarnya tapi tetap artinya mereka mungkin berkencan.
Hye Won
hanya bisa menangis kalau ternyata ada juga wanita yang bisa mendapatkan
cintanya tapi ia selalu di tolak oleh Young Soo.
“Entah
seperti apa rasanya di industri orkestra, tapi aku bertemu banyak orang gila di
industri sastra. Semua orang merasa dirinya sebagai Virginia Woolf, Natsume
Soseki, Svetlana Alexievich, Patrick Suskind, Alexander Sergeyevich Pushkin, atau
Milan Kundera berikutnya.” Cerita Bibi Sim
“Para
bedebah narsistik itu menganggap dirinya sebagai pemikir dan genius. Bukan
hanya itu. Mereka percaya semua yang keluar dari mulut mereka adalah sastra.
Aku tidak tahan dengan mereka. Empat tahun siksaan. Di antara mereka, ada orang
paling gila. Apa kau Bisa tebak siapa?” ucap Bibi Sim.
“Entahlah.”
Jawab Eun Seob mendengarkan ucapa bibi Sim. Hye Won langsung menjawab kalau itu
bibinya.
“Benar..
Orang paling gila.... Lebih gila dari orang gila. Orang gila terbaik dalam
sejarah. Siapa itu? Aku... Aku... Aku yang paling aneh di seluruh Universitas
Isin. Tapi ada satu orang yang lebih buruk dariku. Apa Kau tahu siapa?” kata
Bibi Sim.
“Siapa...”
kata Eun Seob bingung. Hye Won langsung menjawab kalau itu adalah ibunya.
Bibi Sim
membenarkan kalau itu adalah ibu Hye Won, menurutnya Ke mana pun dia pergi,
Nyonya Sim yang paling aneh. Ia melihat Nyonay Sim itu tidak punya akal sehat
dan tidak bisa berkomunikasi, bahkan dingin, kejam, menakutkan... Hye Won
mengeluh dengan ucapan bibinya.
“Baiklah,
aku mengerti... Bibi bisa berhenti sekarang. Aku sudah tahu semua itu.” Kata Hye
Won.
“Benarkah?
Berdirilah. Kita harus keluar.” Kata BibiSim. Hye Won bingung kenapa mereka
harus keluar.
“Ibumu
ingin makan bersama kita.” Kata Bibi Sim. Hye Won ingin tahu alasanya. Bibi Sim
mengaku tak tahu.
“Jika dia
mau kita datang, kita hanya perlu datang... Ayo.” Ucap Bibi Sim. Eun Seob pun
menawarkan diri untuk mengantarnya. Hye Won pun tak menolaknya.
“Hye Won,
sebaiknya kamu bergegas... Ayo.” Teriak sang bibi dari luar toko buku.
Mereka
makan dalam diam, tanpa bicara. Hye Won pun melihat keduanya seperti makan
dengan cara yang canggung seperti bukan keluarga. Bibi Sim pun mulai bicara
ingin tahu alasan kakaknya datang. Nyonya Sim seperti tak mendengar ingin tahu
apa yang dikatakan adiknya dengan nada sinis.
“Bukan
apa-apa.” Ucap Bibi Sim tak ingin membahasnya, mereka pun makan hanya dalam
diam tanpa banyak bicara.
"Toko
Buku Sandeul"
Eun Seob
memilih-milih buku dalam rak. Seorang kakek pemilik buku mulai berbicara kalau Seseorang memberitahuya kalau Shim Myeong Ju
kembali. Eun Seob membenarkan dan Beberapa orang bertanya kepadanya saat datang
kemari.
“Itu
karena Myeong Ju dahulu sangat terkenal.” Ucap Sang kakek.Eun Seon pun berpikir
seperti itu.
“Dia satu
tahun di bawahku. Dia sangat cantik.” Cerita sang kakek.
Flash Back
Saat sang
kakek masih muda sedang menunggu di halte bus, beberapa anak murid berkomentar
dengan seorang wanita yang ada didepanya. Nyonya Sim yang masih muda terlihat
cantik menunggu sendirian, sang kakek menatap Nyonya Sim yang sangat cantik.
“Dia
masih cantik... Tapi dia tampak dingin...” komentar Eun Seob. Sang kakek pikir kalau
itu adalah pesonanya mengingat kenangan dengan Nyonya Sim.
Bus pun
datang, Nyonya Sim masuk lebih dulu tapi sang kakek hanya menatapnya karena
banyak pria yang berlari dan langsung menyelonong masuk bus lebih dulu.
“Saat
itu, tiap anak lelaki di kota ini menyukai Myeong Ju. Aku selalu penasaran
siapa yang akan menikahi gadis seperti dia. Yang mengejutkan, dia menikahi
seorang pria yang paling tulus kepadanya.”
Nyonya
Sim yang masih muda terlihat sedang hamil dan seorang pria berlari terburu-buru
dengan payung yang dibawanya. Ia pun mengajak Nyonya Sim pergi dengan
memayunginya, seperti pasangan yang serasi.
“Akhirnya dia hamil... Tetap saja, aku
sangat yakin dia akan hidup bahagia.”
Eun Seob
memilh buku dan memberitahu kalau akan membeli semuanya. Sang kakek memastikan Eun
Seob akan membeli semuanya dan akan memotong 20 persen jadi Harganya 102 dolar
20 sen. Eun Seob pun berjanji akan mentransfernya.
“Apa Kau
masih membawa buku yang diterbitkan sendiri?” tanya Eun Seob. Sang kakek
mengakuterkadang.
“ Dan itu
Ada tumpukan di sana. Jadi kau bisa Lihatlah kapan-kapan.” Ucap Sang kakek. Eun
Seob memganguk mengerti.
“Kuharap
kamu akan menemukan sesuatu yang menarik.” Ucap Sang kakek.
Hye Won keluar
dari "Restoran Tionghoa Tradisional" menelp Eun Seob memberitahu
kalau sudah selesai dan ingin tahu keberadaanya. Eun Seob dengan banyak buku
memberitahu kalau sudah selesai juga tapi akan menemui orang lain sekitar satu
jam.
“Tentu,
pulanglah lebih dahulu.” Ucap Eun Seob. Hye Won mengerti lalu menutup telp.
Setelah itu Eun Seob menelp seseorang lalu bertanya Di mana mereka bertemu.
Bibi Sim
keluar restoran meminta ponselnya bertanya apakah Hye Won akan pulang. Hye Won
menganguk. Sang bibi pun pamit pergi berjalan sendirian. Nyonya Sim pun keluar
hanya pamit pergi begitu saja, benar-benar bukan seperti keluarga.
Hye Won
pun berjalan pergi ke toko bunga bertanya pada bibi apakah punya bunga kamelia.
Sang pemilik meminta Hye Won menunggu untuk mencari Bunga Kamelia. Hye Won
menatap ke arah cafe didepanya kaget melihat Eun Seob duduk akan bertemu dengan
seseorang.
“Pelanggan
lain juga memesannya, jadi, hanya ini yang kumiliki. Berapa yang kau butuhkan?”
kata sang bibi
“Aku akan
mengambil setengahnya.” Ucap Hye Won. Sang bibi menganguk mengerti.
“Kamu mau
aku mencampurnya dengan bunga lain?” tanya bibi. Hye Won menolaknya.
Saat itu
Hye Won melihat Eun Seob yang bertemu dengan Bo Young. Bo Young datang dengan
senyuman cerita menyapa Eun Seob dicafe bertanya akan minum apa dan akan
memesan... Tapi Eun Seob langsung menyela ingin tahu ada apa.
“Apakah
ada hal mendesak? Apakah terjadi sesuatu?” tanya Eun Seob penasaran. Bo Young
terdiam mendengar ucapan Eun Seob yang tak ingin basa basi.
Hye Won
keluar dari toko bunga menatap ke arah cafe dengan wajah sedih seperti merasa
dikhianati. Sebuah bus datang "Bukhyeon-ri, Pusat Kota Hyecheon, Desa
Seohyeon, Menuju pusat kota" Akhirnya Hye Won naik bus dengan wajah sedih
membawa buket bunga.
Flash Back
Hye Won
melihat hujan yang turun dengan deras, tiba-tiba terdengar temanya membahas kalau ia merebut pria yang disukai Kim Bo Yeong.
Mereka pun mengaku sudah mendengarnya juga, salah satu temanya berkomentar
kalau Kim Bo Yeong bilang dia sebagai korban.
“Aku
kasihan kepadanya. Siapa pria yang disukai Kim Bo Yeong?” tanya teman lainya.
Saat duduk
pelajaran menonton dalam ruangan, Hye Won duduk disamping Eun Seob. Beberapa
anak langsung berbisik Mok Hae Won
merebut pria yang disukai Kim Bo Yeong yaitu Lim Eun Seop karena duduk
disampingnya. Hye Won hanya diam saja. Bo Yeong pun menatap ke arah Hye Won
yang duduk disamping Eun Seob.
Hye Won
dan Bo Yeong bersepedah bersama. Bo Yeong berteriak memberitahu kalau menyukai
seseorang. Hye Won ingin tahu siapa orangnya. Bo Yeong mengaku Penyendiri di
kelas mereka yang suka membaca buku.
“Penyendiri
yang suka membaca buku?” kata Hye Won mikirkanya. Bo Yeong membenarkan.
“Aku
sangat menyukainya!” teriak Bo Yeong bahagia. Hye Won hanya bisa tertawa
mendenagrnya.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar