PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Berita di
TV “Pukul 04.00 hari ini, terjadi kebakaran pada sebuah gedung di Seoul. Ada 19
korban tewas, dan 30 korban terluka. Penyebab belum diketahui. Dalam waktu
sekejap, api berkobar...” Kang Hwa
melihat TV tak percaya kalau ada Kebakaran lagi.
“Astaga.
Banyak korban... Apa Kau sungguh akan pergi?” tanya Kang Hwa melihat Yu Ri yang
sibuk juga. Yu Ri menganguk.
“Mereka
yang beli pajangan, harusnya perbaiki sendiri. Kenapa malah menyuruhmu yang
sedang hamil besar begini?” kata Kang Hwa kesal
“Tidak
apa-apa! Hamil bukan alasan. Itu pekerjaanku. Aku harus profesional.” Ucap Yu
Ri memberikan payung pada Kang Hwa karena tahu akan turun salju.
“Cha yang
profesional... Meski kularang, kau tetap pergi. Tapi kau harus berhati-hati
ya!” pesan Kang Hwa.
Yu Ri
menganguk untuk menyakinkan. Kang Hwa mengeluh kalau Yu Ri hanya memberikan
payung saja dan apakah tak lupa sesuatu. Yu Ri hanya tediam. Kang Hwa mengeluh
Yu Ri itu lupa sesuatu. Yu Ri akhirnya memberikan kecupan pada bibir Kang Hwa.
Kang Hwa
pun berteriak bahagia, Yu Ri pun meminta agar Kang Hwa berHati-hati. Kang Hwa
pun meminta Yu Ri agar Hati-hati di jalan akan keluar rumah tapi seperti enggan
meninggalkan Yu Ri. Yu Ri hanya bisa tersenyum melihat tingkah suaminya.
Yu Ri
kembali masuk rumah melihat berita dengan headline [KEBAKARAN GEDUNG ANCAMAN
BANYAK KORBAN] dan beberapa korban dibawa oleh petugas dengan tandu seperti
sudah tak bernyawa.
“Tidak ada yang terlahir
mengetahui, kapan hari terakhir mereka hidup. Selama kita hidup, mungkin kita
bertemu banyak kematian. Tapi jika itu tidak terjadi pada kita, Jangan
menganggap itu sebagai sebuah drama yang sedih.”
Yu Ri
berjalan sendirian sambil menelp ibunya memastikan kalau akan baik-baik saja
dan yakin kalau tidak akan mati. Ia pun berjanji akan cepat membereskan semua dan
segera pulang ke rumah. Setelah itu menunggu dipinggir jalan lampu hijau untuk
menyebarang.
Saat itu
seseorang langsung menyebrang dengan sembarangan, Yu Ri berbicara dengan bayinya “Yeol-mu, jangan
dilihat.” Tiba-tiba sebuah mobil oleng karena menghindari orang yang menyebrang
sembarangan, lalu menabrak Yu Ri yang sedang menunggu di pinggir jalan.
“Tolong
aku... Aku sedang hamil... Tolong aku... Maafkan, Ibu... Apa yang harus
kulakukan? Bayiku...” ucap Yu Ri tang sudah tergeletak di jalan dengan luka
dibagian kepalanya.
Yu Ri pun
dibawa ke IGD rumah sakit dengan penyanggah leher dan melakukan operasi. Ia
masih bisa mendengar para dokter yang sedang mengoperasi dan mendengar suara
anaknya yang dikeluarkan dari perutnya, airmatanya pun menetes.
Berita
dilayar besar di rumah sakit “Baru saja
korban meninggal bertambah, menjadi 30 orang. Kita sudah tersambung dengan wartawan
yang sedang berada di TKP, untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.”
[KORBAN
TEWAS KEBAKARAN GEDUNG MENCAPAI 30 ORANG] Suasana rumah sakit terlihat banyak
orang yang lalu lalang.
“Kenyataan bahwa pemeran utama dari
drama yang menyedihkan ini, bisa saja Ibuku, atau mungkin Ayahku, atau mungkin
aku. Di dunia yang tidak dapat kita prediksi ini, tidak ada hal yang mustahil
bagiku.”
[EPISODE 4 - TAK ADA YANG TAK AKAN TERJADI
KEPADAKU]
Yu Ri
keluar dari ruangan kaget melihat Min Jung yang datang dan Seo Woo menghampiri
ibu tirinya. Saat itu Kang Hwa datang dan membuat Min Jung kaget Kang Hwa
datang dengan nafas terengah-engah.
“Do-yeon?
Kenapa kau tidak menyelesaikan ini?” ucap Guru memanggil Yu Ri. Kepalasa
sekolah melihat yang dimaksud itu Wawancara kerja untuk asisten dapur.
“Aku tadi
pergi ke toilet sebentar dan Anakmu tadi meninggalkan ini.” Ucap Yu Ri
memberikan mainan pada Min Jung lalu bergegas masuk. Min Jung pun hanya bisa
diam saja.
Kang Hwa
akhirnya berjalan pulang dengan anak dan istrinya. Min Jung bertanya apakah
Kang Hwa melakukan kesalahan. Kang Hwa kaget dan bingung membahas Kesalahan.
Min Jung menjelaskan Kang Hwa yang pasti diskors karena melakukan kesalahan.
“Tidak
mungkin diskors secara tiba-tiba.” Ucap Min Jung. Kang Hwa mencoba menjelaskan.
“Aku
hanya melayani rawat jalan... Itu saja.” Ucap Kang Hwa mencoba agar tak
canggung.
“Wanita tadi
sangat mirip dengan Yu-ri. Aku yang hanya melihat foto saja sangat terkejut. Kau
pasti lebih terkejut.” Ucap Min Jung
“Oh..
Begitukah? Min Jung.. Jadi... Itu... Sebenarnya... Ahh.. Tak apa-apa. Ayo
pulang.. Lalu Apa Kau tadi pergi?” ucap Kang Hwa tak ingin membahasnya.
“Ya, tadi
ada urusan.” Kata Min Jung akhirnya menutupi tasnya. Seo Woo yang ada disamping
ayah ibunya hanya bisa menatap keduanay dengan tatapan bingung.
Kepala
sekolah melihat profile Yu Ri yang
lulusan seni kaca, bahkan Masih muda juga lalu bertanya Apa yakin bisa menangani tugas asisten dapur. Yu
Ri hanya bisa diam saja, mengingat saat Seo Woo bisa tahu ibunya datang dan
langsung berlari ke tempat ibunya.
Saat itu
Kang Hwa pun datang seperti ingin bertemu dengan Min Jung. Yu Ri seperti tak
percaya kalau mereka seperti keluarga sesunggungnya. Lamunan pun disadarkan
dengan ucapan Kepala Sekolah kalau Yu Ribisa mulai bekerja besok.
“Kau terlihat
sangat butuh pekerjaan. Aku takut kau melompat dari jembatan, jika tak
diterima.” Ucap Kepala Sekolah
“Ya...
Bukan karena itu.” Ungkap Yu Ri. Kepsek menegaskan Do Yeon bisa mulai besok.
“Apa Bekerja
di sini?” ucap Yu Ri kagetmemastikan. Kepsek pikir kalau alasan Yu Ri datan
unutuk melamar di sini
“Ya,
benar... Terima kasih.” Ucap Yu Ri bahagia
Yu Ri pulang
ke hotel sambil berkata Jika bekerja di sana, maka bisa mengusir arwah di dekat
Seo-woo dan bisa melihat Seo-woo tiap hari. Ia pikir sekarang seperti sambil
menyelam, minum air bahkan bisa beli kue, dan makan juga.
Ia
berhenti didepan hotel melihat sosok orang di lobby. Kang hwa menungu Yu Ri
membawakan sesuatu. Yu Ri terus menatap Kang Hwa seperti mengingat kenangan
langsung.
Flash back
Yu Ri dan
Kang Hwa menonton drama dengan pasangan yang akan menikah. Seorang pria
memberitahu Pernikahan antara Go Dae-seong dan Ma Eun-joo akan segera dimulai.
Kang Hwa mengumpat marah kalau pria itu menikah lagi Secepat itu.
“Kenapa?
Kau tidak akan menikah lagi jika aku meninggal?” ejek Yu Ri.
“Jangan
meremehkanku... Tentu tidak! Maafkan ayah, Yeol-mu. Bagaimana bisa aku menikah
lagi, aku akan mengikutimu ke mana pun.” Kata Kang Wha
“Lalu
bagaimana dengan anak kita? Seseorang harus merawat anak kita!” ucap Yu Ri
“Benar
juga. Kau benar... Yeol-mu, maafkan ayah. Ayah gegabah. Aku bisa membesarkannya
sendiri. Dia yang tidak bisa hidup tanpa wanita. Bagaimana bisa dia menikah
lagi?” keluh Kang Hwa
“Apa Menurutmu
aku akan terkesan? Jangan bicara sembarangan. Kita tidak tahu apa yang akan
terjadi. Pasti awalnya dia sepertimu. Kau baru tahu setelah mengalaminya.” Jelas
Yu Ri
“Tidak
sama. Aku tidak akan menikah lagi... Menikah lagi? Kenapa aku menikah lagi? Aku
tidak mudah berpaling.” Ungkap Kang Hwa yakin
Kang Hwa
mondar mandir terlihat sangat gugup. Yu Ri mulai berbicara. Kang Hwa pun ikut
bicara bertanya Bagaimana Yu Ri bisa tahu, mengenai Aku...
“Kau
menikah lagi? Aku kebetulan tahu.” Ucap Yu Ri mencoba untuk tetap santai.
“Apa
karena itu kau tak menanyakan kabarku? Kenapa kau tak tanya alasanku menikah
lagi?” keluh Kang Hwa
“Apa
alasanmu?” tanya Yu Ri. Kang Hwa terlihat bingung memikirkan jawabnya alasan
dan mengaku kalau itu terjadi tiba-tiba saja.
"Kau
sudah meninggal, dan aku harus tetap hidup." Apa Karena itu? Itu bukan
terjadi secara tiba-tiba. Dia juniormu saat kuliah, 'kan?” ucap Yu Ri. Kang Hwa
membenarkan.
“Maafkan
aku.” Kata Kang Hwa. Yu Ri pikir untuk apa meminta maaf karena Kang Hwa tidak
bersalah.
“Untuk...
Untuk semuanya.” Ucap Kang Hwa. Yu Ri menegaskan kalau tak mau merusak hidup Kang Hwa.
“Mungkinkah
kau ingat sesuatu? Apa Kau ingat bagaimana bisa hidup kembali?” ucap Kang Hwa
dengan wajah serius.
“Bukan
begitu.. Tapi, sepertinya ada sesuatu yang harus kulakukan.” Ucap Yu Ri
berusaha untuk tak gugup.
“Sesuatu
yang harus kau lakukan? Apa itu?” tanya Kang Hwa. Yu Ri tak bisa memberitahu
dan mengalihkan dengan bertanya apa yang dibawa oleh Kang Hwa.
Di kamar
Yu Ri, Nyonya Jeon menatap ponselnya seperti sangat merindikanya. Yeon Ji masuk
memanggil Ibu bertanya apa yang dilakukanya. Nyonya Jeon mengaku Tidak ada dan
Hanya menentukan tanggal arisan dengan teman-teman.
“Kenapa
tidak ketuk pintu?” keluh Nyonya Jeon. Yeon Ji pikir Untuk apa.
“Dan ini Sudah
kutanya, bukan punya tetangga juga. Siapa yang meninggalkan ini? Mustahil Robin
Hood.” Ucap Yeo Jin. Nyonya Jeon menatap sinis.
“Ini
Sungguh! Bukan Kang-hwa... Kang-hwa hanya meracau, lalu pergi. jadi Kau sudah
makan saja.” Kata Yeon Ji
“Jangan
berhubungan dengan Kang-hwa lagi. Ibu akan marah.” Tegas Nyonya Jeon. Yeon Ji
menganguk mengerti lalu keluar dari kamar.
Nyonya
Jeon diam-diam melihat foto cucunya dari SNS, terlihat Seo Woo dengan pakaian
yang lucu dan caption SENANG JALAN-JALAN. Yeon Ji bisa tahu dari celah pintu
lalu berkomentar kalau ibunya sendiri masih belum bisa melupakan masa lalu
“Tapi kau
berharap orang lain bersikap seperti tidak terjadi apa pun.” Keluh Yeon Ji dan
saat itu Tuan Cha menepuk Yeon Ji lalu menariknya.
Yeon Ji
mengeluh kalau sangayah itu sudah mengagetkan saja. Tuan Cha langsung menarik
Yeon Ji masuk ke dalam kamar dan memastikan istrinya tak tahu. Yeon Ji bertanya
ada apa dengan ayahnya.
“Ibu tiri
Seo-woo tidak mengunggah foto Seo-woo belakangan iniCoba Lihat... Ini unggahan
foto dari tiga bulan lalu. Dia tak mengunggah apa pun sejak saat itu...
Mungkinkah terjadi sesuatu?” ucap Tuan Cha khawatir.
“Bisakah
kau pura-pura menjadi orang lain, dan meminta dia mengunggah foto Seo-woo?”
ucap Tuan Cha yang sangat ingin melihat cucunya walaupun hanya dari SNS.
“Dia
pasti sedang sibuk... Jangan terlalu sering melihat. Nanti ketahuan Ibu.” Pesan
Yeon Ji
“Bisakah
kuberi tahu Seo-woo bahwa aku kakeknya? Aku tak bisa memberinya hadiah. Saat
berpapasan pun, harus pura-pura tak mengenalnya. Hatiku terasa sangat sesak
sekali.” ungkap Tuan Cha menepuk dadanya yang sakit.
“Astaga.
Robin Hood yang asli ternyata ada di sini.” Keluh Yeo Ji sambil memikirkan
sesuatu.
“Aku tahu!
Coba lihat akun Geun-sang. Anaknya satu TK dengan Seo-woo. Pasti ada foto
bersama.” Kata Yeon Ji
“Benar
juga. Mereka pasti berteman.” Ucap Tuan Cha. Yeon Ji pun mencari account “GYE
GEUN-SANG”
“Apa-apaan
ini? Kenapa semua fotonya tanpa kepala? Aneh sekali. Dia hanya mengunggah
fotonya sendiri tanpa kepala! Astaga, berandal ini.” Keluh Tuan CHa kesal
melihat account Geun Sang.
Di
restoran, Geun Sang mengingat yang dikatakan Kang Hwa “Yu-ri hidup kembali... Kubilang
Yu-ri hidup kembali!” Lalu mengumpat kalau Kang Hwa itu berandal gila. Hyun
Jung tak peduli hanya menatap plastik ditanganya seperti masih bingung.
“Hampir
tidak ada yang tahu bahwa aku menyukai belut dari toko ini.” Ucap Hyun Jung
“Kau berhenti
ke sana sejak Yu-ri wafat. Itu Sudah empat tahun.” Kata Geun Sang. Hyun Jung
pun membenarkan.
“Hyun Jung!
Ini pasti Arwah!” kata Geun Sang. Hyun Jung dan anaknya langsung membekap mulut
Geun Sang dengan makaroni.
“Kau
bilang Arwah? Omong kosong. Berhenti mengatakan arwah.” Ucap Hyun Jung kesal
Seorang
pelanggan memanggil kalau mereka pesan satu bir lagi. Hyun Jung mengerti. Geun
Sang berbicara dengan istrinya kalau pelanggan tak menyukainya tapi Kenapa selalu ke sini. Hyun Jung melihat
orang tua murid sekolah anaknya.
“Jangan-jangan
dia mau menyabotase makananmu.” Ucap Geun Sang heran.
“Perasaan
bisa ditipu, tapi tak bisa menipu lidahmu sendiri.” Kata Hyun Jung yakin.
“Ha-jun,
ayo kita pergi... Ayo ikut dengan ayah.” Kata Geun Sang mengajak anaknya
mengisi bir dalam gelas.
Si
pelanggan mengejek Hyun Jung yang anaknya ada di restoran lagi padahal ini
tempat untuk minum. Ia berpikir kalau sangat
buruk untuk tumbuh-kembang anak dan Anak seharusnya tumbuh melihat yang
baik saja. Geun Sang menatap si pelanggan yang terus bicara.
“Jangan
biarkan dia melihat kami.” Ejek Ibu, Sang pria meminta agar tak bicara lagi. Si
ibu pikir tak masalah.
“Bu, nasihat
yang tidak ingin didengar oleh pendengar itu omong kosong. Entah dalam bar atau
bawah jembatan, yang terpenting adalah dia bersama orang tuanya.” Ucap Hyun
Jung membela anaknya.
“Aku
hanya mencemaskannya. Apa yang bisa dia pelajari di tempat ini?” ejek sang ibu.
“Belajar
apa pun, di mana pun, jika sikapku bermoral, anakku juga. "Ini dilarang.
Itu dilarang." Kenapa merawat anak saja banyak larangan? Ini bukan
militer. Silakan urus anak masing-masing.” Ucap Hyun Jung dengan tegas.
Si wanita
hanya diam saja. Geun Sang pun tak banyak komentar memberikan minuman bir dan
merkea silahkan menikmati. Si wanita pun hanya bisa mengucapkan Terima kasih.
Hyun Jung pun mengajak anaknya bermain bersamanya.
Hyun Jung
membersihkan dapur dan Hyun Jung pun menaikan kursi ke atas meja lalu membahas
ucapan yang tadi dan berpikir kalau ditujukan untukny. Hyun Jung tak mengerti
maksudnya. Geun Sang terlihat gugup untuk berbicara.
“Itu... Saat
Yu-ri wafat, ibuku...” ucap Geun Sang gugup.
Flash Back
Ibu Geun
Sang mengejar Hyun Jung yang menuruni tangga apartement. Hyun Jung terus
berlari sambil terus menangis. Ibu Geun Sang
menahan Hyun Jung agar tak pergi. Hyun Jung memohon pada ibu mertuanya
agar bisa pergi.
“Kau Baru
melahirkan tak boleh ke sana. Usia kandunganmu bahkan belum 20 hari, untuk apa
kau pergi ke pemakaman? Bagaimana kalau sampai tertimpa sial?” ucap Ibu Geun
Sang. Geun Sang melihat ibunya ikut marah.
“Kau Kirim
saja uang.” Ucap Ibu Geun Sang. Hyun Jang terus memohon agar bisa pergi menemui
Yu Ri terakhir kalinya.
“Jangan
berani melakukanya!” tegas Ibu Geun Sang. Hyun Jung terus menangis karena
kehilangan sahabatnya.
“Ibu.. Mereka
sudah seperti saudari kandung. Dia pasti merasa sedih... Kau... Pergi, Hyun-jung.”
Ucap Geun Sang membela sang istri.
“Jangan
ikut campur!!! Mereka pasti mengerti. Semua orang yang baru melahirkan atau
akan menikah tidak boleh ke makam. Ayo pulang... Kau bisa tertimpa sial..” Kata
Ibu Geun Sang. Geun Sang mengeluh dengan sikap ibunya.
“Itu
tidak ada hukumnya! Kenapa tak boleh?” keluh Geun Sang. Ibu Geun Sang yakin
kalau nanti akan membawa sial.
“Kenapa
kau begini? Bagaimana Kalau aku yang mati? Jika ini pemakamanku, apa dia tidak
boleh juga?” ucap Geun Sang marah
“Dasar
Bodoh. Kenapa bicara begitu? Itu berbeda!” ucap Ibu Geun Sang. Hyun Jung masih
terus menangis.
Apa
bedanya? Yu-ri sudah seperti keluarganya sendiri!” tegas Geun Sang Ibu Yu Ri
pun menantang kalau nanti anak Geun Sang tertimpa sial.
“Ini
Konyol. Hyun-jung, pergi. Yu-ri menunggu.” Ucap Geun Sang . Ibunya tetap
melarang Geun Sang kalau tidak boleh pergi.
“Maafkan
aku, Ibu Mertua.” Ucap Hyun Jung lalu berjalan pergi. Ibu Geun Sang panik
berteriak takutterjadi sesuatu dengan anaknya. Geun Sang memohon pada ibunya
agar tak berlebihan.
Hyun Jung
heran Geun Sang yang tiba-tiba dibahas. Geun Sang terlihat bingung. Hyun Jun
ingin tahu alsan Geun Sang mengungkit hal itu menurutnya Pikiran Geun Sang itu
yang aneh selalu saja negatif. Geun Sang mengaku Bukan begitu.
“Ibuku
sering sekali melarangmu macam-macam. Dia selalu begitu.” Uca Geun Sang merasa
bersalah.
“Astaga..
Apa Kau masih memikirkan masalah itu? Aku saja paham perasaan ibumu. Semakin
tua, biasanya mereka lebih berhati-hati mengenai apa pun yang mungkin akan
terjadi. Itu membuktikan bahwa Ibumu menyayangiku. Aku yakin ibuku juga akan
bersikap sama.” Ucap Hyun Jung yakin
“Sayang...
Sini, aku mau cium.” Kata Geun Sang terharu. Hyun Jung mengeluh suaminya itu
aneh.
“Karena
sudah tua, pemikiranmu dewasa sekali.” ejek Geun Sang. Hyun Jung langsung
memukul suaminya yang terus mengejeknya.
Yu Ri
membuka ponsel dengan sidik jarinya lalu terkesima dengan ponsel pintarnya. Ia
lalu masuk ke account facebooknya, dan melihat banyak tulisan Hyun Jung
walaupun ia sedang tak ada.
[Yu-ri.. Jangan
menyalahkan Kang-hwa.] [Ayo beri dia
selamat. Ini hari pertama Seo-woo dan Ha-jun masuk sekolah TK.] [Aku memarahi suamimu hari ini supaya dia
sadar.] [Teman yang selalu kuingat, Cha Yu-ri. Yu-ri, aku merindukanmu.]
Yu Ri
yang bahagia tak sengaja menekan tanda love dari accountnya.
Hyun Jung
mengambil foto makanan diatas meja, setelah puas akan menguploudnya dengan
caption “Kami punya menu baru... Salad dan sebuah hati.” Saat itu ada notif masuk ke dalam ponselnya
dan langsun melempar ponselnya dengan wajah kaget. “CHA YU-RI SUKA POSTINGANMU”
Yu Ri pun
di hotel kebingungan dan berpikir akan membatalkan tapi bertanya-tanya apakah
Hyun Jung sudah dapat notifikasi. Ia pun gelisah dan panik sendiri karena sudah
melakukan kesalahan.
Sementara
dikamar mandi Kang Hwa ingin memberitahu kalau Ibunya Seo-woo hidup kembali
tapi berpikir kalau tak masuk akal apabila membicarakan hal itu.
“Ini
Omong kosong... Sungguh konyol... Misalnya sudah kuberi tahu Min-jeong, apa
reaksinya nanti? Aku sendiri sudah gila karena ini... Jangan sampai Min Jung
ikut gila juga.” Ucap Kang Hwa berbicara sendiri di kamar mandi.
Ia lalu
teringat dengan ucapan Yu Ri tentang Min Jung “Dia juniormu saat kuliah, 'kan?”
lalu bertanya-tanya bagaimana Yu Ri bisa mengetahuinya. Ia pikir Seharusnya ia sendiri yang memberi
tahu itu
Didepan
abu terlihat nama SIM GEUM-JAE, wajah Tuan Sim mendekati tempat abu dan melihat
ada note yang tertempel dikaca "Geum-jae, aku mencintaimu sampai maut memisahkan."
“Apa ini Jang-mi
dari Kafe Jeong? Ah.. Mustahil, dia sudah menikah. Pasti Sun-ja! Cheon Sun-ja!
Ahh... Benar, dia rupanya... Astaga, gadis konyol... Sudah kubilang lupakan
aku.” Ucap Tuan Sim bahagia.
“Dasar...
Dia masih tak bisa melupakanku... Benar juga... Aku memang tak mudah dilupakan.”
Ucap Tuan Sim bangga.
Tiba-tiba
beberapa anak datang dengan wajah sedih melihat tempat Kang Sang Bong lalu menempelkan banyak note.
Mereka menangis karena Sang Bong yang melakukan hal itu dan bertanya Siapa yang
bisa meneruskan Sang Bong sekarang
“Siapa
mereka?” tanya Tuan Sim kesal. Tuan Kwon memberitahu kalau Mereka penggemar Sang Bong. Tuan Sim kaget melihat Tuan Kwon yang
tiba-tiba datang.
“Dia
hanya atlet bisbol. Dia bukan pesohor.” Keluh Tuan Sim kesal melhat Sang Bong
duduk dengan wajah angkuhnya.
“Orang-orang
menganggapnya seperti idola Korea. Jika dia tak sibuk mengurusi penggemarnya,
hanya fokus bisbol, pasti sudah bermain di Liga AS.” Ucap Tuan Kwon.
“Hei... Berdiri
kau...” ucap Tuan Sim. Sang Bong pun berdiri seperti tak takut dengan Tuan
Kwon.
“Apa? Kau
pikir aku takut? Jangan sampai mengganggu tempatku.” Tegas Tuan Sim sinis dan
langsung mengumpat kesal. Sang Bong pun hanya diam saja.
Yu Ri
mengendap-ngendap akan masuk tapi terlihat ketakutan saat melihat Nenek Jung masuk
sambil mengumpat si tua bangka itu. Ia pun kembali bersembunyi sambil mengeluh
karena sudah waktunya konseling. Di dalam ruangan Nenek Jung bertemu dengan Mi
Dong
“Dasar
tua bangka itu... Anakku pasti sangat menderita hingga kankernya kambuh lagi. Pria
tua bangka ini hidupnya terlalu panjang. Dia menggangguku seumur hidup, kini
dia mengganggu anakku juga.” Keluh Nenek Jung
“Aku
berharap dia cepat mati agar anakku bisa hidup tenang.” Kata Nene Jung marah
“Kau tak
mau reinkarnasi karena kanker anakmu kambuh, atau karena suamimu belum wafat?
Tolong jangan berbelit-belit.” Ucap Mi Dong
“Aku tidak
peduli dengan tua bangka itu. Aku hanya ingin melihat anakku sehat.” Ucap Nenek
Jung. Akhirnya
Mi Do memberikan cap “Lewat” diatas nama JUNG GWI-SUN.
Yu Ri
akan keluar dan menemui Mi Dong tapi saat itu Tuan Sim datang terburu-buru
sampai bertabrakan dengan Nenek Jung. Di tempat abu, Sang Bong sedang melihat
tempat Tuan Sim lalu Hye Jin mengangekanya dan bertanya seperti ingin berkelahi
saja.
“Sebaiknya
jangan. Kau pasti kalah.” Ucap Hye Jin. Sang Bong menegaskan kalau dirinya itu
Kang Bin.
“Dia
bekas preman... Dia mantan rentenir. Dia terkenal suka menghajar pengutang.”
Ucap Hye Jin.
Flash Back
Tuan Sim
berteriak pada pegawai bangunan yang berhutang, bertanya “Kapan utangmu bisa
lunas jika bekerja seperti ini?Kau mampu bekerja berarti mampu bayar! Biar
kuambil salah satu organmu. Cepat bayar!”
Akhirnya
Tuan Sim keluar dari bangunan lalu tiba-tiba seorang memperingatkanya. Sebuah
besi terjatuh dari lantai atas, Tuan Sim pun jatuh dengan bersimba darah dan
tanganya yang memegang uang. Padahal
dibagian depan sudah diberi peringatan [SELAIN YANG BERKEPENTINGAN DILARANG
MASUK] dan harus mengunakan hel.
***
Hye Jin
memberitahu kalau Tuan Sim tewas karena tertimpa pipa baja saat keluar dari
tempat konstruksi. Sang Bong pun bersyukur karena Berkat itu, para pengutang bebas dari utang.
Hye Jin menceritakan kalau Tuan Sim tak bisa terima begitu saja.
“Lalu apa
Kau suka sesama jenis?” tanya Hye Jin dengan cepat. Sang Bong langsung
membenarkan dan tersadar dengan pertanyaan Hye Jin.
Sementara
ditempat Mi Dong, Tuan Sim mengeluh kalau hanya ingin Mi Dong memberi tahu ibunya tentang leetak buku kas
miliknya lalu akan reinkarnasi. Mi Dong mengelh dengan Buku kas milik Tuan Sim
karena Jika mencampuri urusan manusia,maka bisa dihukum Langit!
“Kenapa
tak dari awal saja kau memberi tahu keluargamu? Itu balasanmu.” Kata Mi Dong
“Dasar
Sial... Mereka yang berutang uangku hidup berkecukupan tanpa melunasi.” Ucap
Tuan Sim marah
“Memang
begitu seharusnya kehidupan mereka. Penyesalan datang saat kau sudah mati. Jadi
Cepat pergi. Sekarang juga!” ucap Mi Dong
“Apa Kau
berani memerintahku? Aku tak mau! Hari ini, kau dan aku akan mati bersama! Ayo Mati
semua!” ucap Tuan Sim guling-gulingan merengek seperti anak kecil.
Mi Dong
mengeluh Tuan Sim itu sudah gila lalu memberikan cap LEWAT pada SIM GEUM-JAE
Seorang
pria terlihat sudah sangat tua dan berbicara sangat perlahan “Tubuhku,
Jasadku.. Kesepian ” Mi Dong yang lelah menunggu bertanya apakah Ia
tak bisa meninggalkan anaknya dan menyuruh agar pergilah dengan anaknya.
“Panggil
anakmu!” teriak Mi Dong dan saat itu juga ruangan Mi Dong langsun penuh dengan
banyak hantu.
“Jadi,
ini anakmu... Dan pria ini anaknya.” Ucap Mi Don melihat ayahTuan Kwon turun
termurun berkumpul lalu Tuan Kwon dan istrinya juga datang.
“Jadi,
karena anakku masih hidup, aku akan menunggunya, dan pergi bersama.” Kata Tuan
Kwon. Nyonya Jung meminta agar membawanya juga.
“Kau
Diam! Berani sekali kau! Hanya pria yang boleh bersuara di sini!” ucap Tuan Sim
marah
“Keluarga
sialan! Aku bisa saja memutus garis keturunan kalian! Aku bisa saja memutusnya!
Dasar keluarga bodoh! Semuanya lebih mudah jika kuputus garis keturunan
kalian!” teriak Mi Dong kesal melempar kacamerah.
“Jangan
reinkarnasi! Jangan ada yang pergi! Walaupun kalian memohon-mohon meminta
reinkarnasi, tidak akan kuberikan! Dasar bajingan... Astaga. Sial.” Teriak Mi
Dong membuka pintu dan menyuruh semua keluar.
Keluarga
Kwon dan Nyonya Jung akhirnya keluar, saat itu Mi Dong melihat Yu Ri lalu
bergegas menghampirinya. Nyonya Jung sempat menengok dan M Dong bisa menutupi
tubuh Yu Ri lalu bertanya alasan datang menemuinya.
“Tolong
buatkan jimat. Jimat yang kuat.” Bisik Yu Ri.
Sebuah
print mencetak jimat di kertas kuning, Mi Dong heran dengan Yu Ri kalau sebelumnya ribut sekali akan reinkarnasi dan berpikir
kalau sudah berubah pikiran bahkan sampai melamar kerja di TK anaknya. Yu Ri
melihat Mi Dong yang memasukan jimat ke dalam plastik.
“Coba
kita lihat.. Ini Sempurna...Tapi, aku masih ragu... Aku tak yakin bisa
digunakan untuk arwah anak kecil.” Ucap Mi Dong
“Apa ini?
Jimat apa ini? Bukankah perlu dilukis?” ucap Yu Ri heran. Mi Dong mengeluh Ini
bukan zaman purba dan sudah ada mesin cetak warna.
“Semua
dukun terkenal di Gangnam menggunakan desain jimat buatanku, apa kau tahu?” ucap
Mi Dong
“Benarkah?
Apa kau yakin?” kata Yu Ri. Mi Dong kesal menyuruh Yu Ri mengembalikan saja kalau memang tak mau.
“Astaga.
Aku tak bilang begitu... Kenapa pemarah sekali?” keluh Yu Ri menyimpan
jimatnya.
“Apa Kau
ingin menggunakan jimat itu untuk mengusir arwah di dekat anakmu?” tanya Mi
Dong
“Ya, aku
tak mau Seo-woo bisa melihat arwah karena aku. Kasihan bagi dia.” Ucap Yu Ri
“Akhirnya
kau sadar juga. Jalan hidup ini memang sulit. Sangat kesepian. Lalu bagaimana
denganmu? Kapan kau menemukan tempatmu? Kau bisa terus menemui anakmu di TK. Dan
suamimu... Lalu suamimu?” ucap Mi Dong
“Suamimu...
Astaga. Buat mereka bercerai saja! Siapa tahu? Mungkin mereka sedang proses
cerai? Waktumu tak banyak.. Tersisa 46 hari lagi.” Kata Mi Dong
“Lupakan
saja... Usai mengusir semua arwah di dekat Seo-woo, lalu aku akan pergi.” ucap
Yu ri
“Pergi
katamu? Apa kau Pergi begitu saja? Kenapa?” tanya Mi Dong heran. Yu Ri
menegaksan kalau karena memang menginginkanya. Mi Dong mengeluh agar Yu Ri
jangan pergi.
Min Jung
keluar dari PUSAT PSIKOTERAPI ANAK SOYUL seperti ingin tahu keadaan Seo Woo.
Lalu menatap Seo Woo meminta agar
rahasiakan bahwa mereka pergi ke sini hari ini. Seo Woo menganguk
mengerti lalu memberikan permen jeli.
“Ibu tak
suka permen jeli.” Ucap Min Jung seperti tak begitu suka dengan anak-anak.
Tiba-tiba
Hyun Jung datang dan langsung menyapa Seo Woo tanpa mempedulikan Min Jung. Min
Jung pun hanya diam saja. Seo Woo
memberikan permen pada Hyun Jung, Hyun Jung terlihat senang menerimanya.
“Astaga..
Apa ini untuk bibi? Bibi makan, oke?” ucap Hyun Jung berpura-pura makan dan
berkomentar rasanya enak sekali. Seo Woo pun langsung tersenyum lebar.
“Sepertinya
Seo-woo baru pulang.” Kata Hyun Jung ramah. Min Jung menganguk dan langsung
pamit pergi.
Hyun Jung
melihat gedung “PUSAT PSIKOTERAPI ANAK SOYUL” seperti merasakan sesuatu dan
ingin menelp tapi mengurunkan niatnya.
Bersambung ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar