PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yu Ri berjalan keluar hotel mengeluh
kalau Tempat ini penuh dengan arwah dan Awalnya tak menyadarinya. Saat itu
keluarga Jang sedang kebingungan melihat keadaan disekita hotel dan berpikir
harus lakukan sesuatu. Tuan Jang mengeluh kalau itu urusannya dan lebih baik
menunggu saja.
Saat itu Nyonya Seo melihat Yu Ri dan
mereka langsung menghampirinya. Yu Ri mengumpat kesal dan berlari dengan cepat
berpikir mereka sedang memasang alat pelacak karena selalu menemukannya. Nyonya
Seo terus mengejar Yu Ri.
“Yu-ri.. Kau bisa melihat kami, kan? Bantu
kami... Cha Yu-ri. Tolong bantu kami. Kita satu rumah duka.” Teriak Nyonya Seo
dkk. Tapi Yu Ri tak peduli dan langsung berlari dengan cepat.
“Ahh... Sungguh malang, Pil-seung!”
ucap Nyonya Seo menangis histeris. Tuan Jung panik memnta istrinya agar jangan
menangis. Nyonya Seo terus menangis histeris memanggil anaknya
“Pil-seung... Anakku yang malang.” Jerit
Nyonya Seo. Yu Ri pun berhenti dan menatap sedih pada Nyonya Seo.
Di depan pintu, Yu Ri dan keluarga Jang
mengintip lalu memastikan kalau Tak ada siapa-siapa. Yu Ri pun bergegas masuk.
Sementara di dalam toilet Pil Seung terlihat kebingungan melihat tissue toilet
yang sudah habis, lalu berpikir akan melepaskan kaos kakinya.
Ia sudah melepaskan kaos kaki lalu
berpikir akan mengunakan tapi mengurunkan niatnya. Ia pun melihat tissue bekas
ditempat sampah dan akan mengambilnya, tapi tanganya seperti jijik mengunakan
bekas orang. Tiba-tiba ada tissue toilet dari atas pintu, Pil Seung seperti
melihat surga di matanya karena ada yang membantunya.
“Seka yang benar! Sampai bersih! Seka
sampai bersih!” teriak Yu Ri lalu berjalan pergi.
Pil Seung berlari keluar dari toilet
seperti ingin tahu siapa yang membantunya. Saat itu Yu Ri berjalan ke arah
depan hotel berbicara dengan Nyonya Seo yang mengupcakan terima kasih karena
sangat khawatir.
“Astaga, dia sudah besar, tak perlu
cemas.” Keluh Yu Ri. Nyonya Seo pikir Pil Seung sudah besar, tapi masih
ceroboh.
“Itu pun tak mudah untukku.” Ucap Nyonya
Seo. Yu Ri pun keluar dari hotel dengan Nyonya Seo yang terus mengikutinya dan
Pil Seung yang tak berhasil menemukan Yu Ri.
Kang Hwa datang dengan terburu-buru ke
meja receptionist ingin tahu Kamar 554 kenapa tak ada orang. Pegawai hotel
memberitahu kalau Tamunya baru saja pergi. Kang Hwa kaget Yu R yang pergi dan
ingin tahu kenapa pergi.
“Maksudku... Kapan? Dia bukan mendadak
menghilang, bukan? Bukan sekejap menghilang di depan mata?” ucap Kang Hwa
panik.
“Dia menitipkan kunci, dan berjalan
keluar menggunakan pintu itu.”jelas Pegawai. Kang Hwa pun seperti bisa bernafas
lega Yu Ri yang berjalan keluar.
“Maaf. Terima kasih.” Kata Kang Hwa
lalu mengeluh kalau sudah bilang jangan berkeliaran dan ingin tahu kemana
perginya Yu Ri.
Yu Ri pergi kekamar dengan Keluarga
Jang, Nyonya Seo kaget kalau Yu Ri yang
Diadili, lalu memastikan kalau yang dimaksud diadili selama 49 hari di sini dan
bisa hidup kembali. Yu Ri mengangguk. Nyonya Seo pun ingin tahu alasan kenapa
hanya Yu Ri saja.
Saat itu Yu Ri menceritakan saat marah
dengan dewa. Nyonya Seo pun mengeluh kalau Yu Ri benar-benar sudah gila. Young
Sim yakin kalau itu dirinya maka pasti langsung ke neraka. Tuan Jung pun mengeluh
kalau Yu Ri yang diselamatkan.
“Selama 49 hari, kau harus menemukan
tempatmu, bukan? Dan bisa hidup kembali?” kata Nyonya Seo. Yu Ri membenarkan.
“Luar biasa. Kau harus segera
mendapatkannya!” kata Young Sim. Nyonya Jang mengingatkan kalau Suami Yu Ri sudah
menikah lagi.
“Menurutmu semudah itu menggantikan
istri barunya?” kata Nyonya Seo. Tuan Jang membenarkan.
“Suamimu sudah menikah lagi. Saat kali
pertamamu masuk rumah duka, dia selalu datang dan menangis. Bagaimana bisa dia
menikah lagi secepat itu? Bahkan berhenti mengunjungimu.” Ucap Tuan Jang
“Kenapa harus mengungkit masa lalu? Jadi,
Apa kau menjadi manusia selama 49 hari?” tanya Nyonya Seo memastikan.
“Ya, tapi setelah itu aku bisa saja
pergi ke atas.” Ucap Yu Ri. Nyonya Seo pun meminta Yu Ri agar bisa membantunya.
“Kami akan menjaga rahasia ini.” Ucap Nyonya
Seo. Yu Ri menegasan kalau tidak bisa.
“Aku tak punya waktu. Aku harus membuat
Seo-woo kembali seperti semula. Jika aku terus membantu arwah lain, waktuku
akan habis terbuang. Kalian akan terus
meminta tolong tanpa henti.” Ucap Yu Ri dengan wajah lantang kalau tak akan
membantu.
“Ayolah, tadi sangat mendesak!” kata
Nyonya Seo dan keluarga meminta tolong mereka. Yu Ri tetap menolaknya.
“Jika tidak, kami sebarkan rahasiamu!”
ucap Nyonya Seo mengancam. Yu Ri kebingungan dan saat itu banyak hantu yang
mendengar dan mendekati Yu Ri.
“Ada pesan terakhir untuk anakku. Aku
menyimpan uang di laci. Putraku memakainya... Bilang istriku... Di dalam
kulkas.” Ucap para hantu yang ingin Yu Ri menyampaikan pesan.
“Aku tak mendengar apa pun... Tolong
aku... Minggir!” jerit Yu Ri akhirnya berlari menghindari para hantu. Semua
hantu terus mengejar Yu Ri agar bisa menyampaikanya.
Ada depan meja persembahan, seseorang
memberikan amplop pada mulut babi sambil berharap aga bisa memberikan kesehatan
pada dewa. Nenek Jang melihat dengan para hantu di pinggir rumah,
“Lindungi kami! Terima doa kami! Ampuni
kami!” jerit para orang-oran memohon.
“Astaga, bukankah ritualnya makin
hebat? Dia mungkin bisa menginjak beling.”komentar Nyonya Seo melihat Mi Dong
berjingkrak-jingkrak.
“Jangan berisik, jika kalian mau makan.”
Kata Nenek Jang. Kang Bong ingin bicara tapi Tuan Sim menatap sinis.
“Diam... Kau bukan seleraku.” Ucap Tuan
Sim. Hye Jin akhirnya bicara pada Kang Bong apakah sungguh seorang gay karena
mereka penasaran.
“Astaga, aku kelaparan! Hentikan omong
kosong itu. Keluarkan loncengmu!” teriak Tuan Sim marah. Mi Dong langsung
menatap sinis tapi menahanya.
“Kau hanya bisa mengemis makanan. Jangan
mengeluh. Dia sedang melakukan ritual. Pelanggannya harus puas..” Ucap Nenek
Jung
“Astaga, banyak sekali arwah jahat di
sini... Kalian akan kuberi pelajaran.” Jerit Mi Dong pada para pelangganya.
“Silakan, Bu Mi-dong... Kau bahkan tak
bisa mengirim arwah semut ke atas.” Ejek Nyonya Sung
“Omong-omong, ke mana Yu-ri? Apa yang
dia lakukan? Dia melewatkan ritual ini.” Kata Nenek Jung heran.
“Dia sudah berhari-hari tak terlihat. Apa
Mungkin terjadi sesuatu? Haruskah kita cari?” ucap Nyonya Sung.
“Tak perlu dicari! Dia pasti
gentayangan di rumahnya!” teriak Mi Dong panik. Semua kaget mendengarnya dan
akhirnya hanya bisa diam saja.
Yu Ri berlari ke ke pasar untuk
menyelamatkan diri, para arwah terus mengejarnya bahkan makin banyak. Salah seorang
bibi binggung melihat Yu Ri yang berlari padahal tak ada yang mengejarnya. Yu Ri
mencari tempat persembunyian dan akhirnya Hantu pun tak mengejarnya.
“Rupanya ini maksud Bu Mi-dong soal
melelahkan. Aku sangat mengerti perasaan mereka, tapi aku sibuk dengan
urusanku.” Ucap Yu Ri
Saat suasana mulai aman Yu Ri pun
keluar tapi melihat sang ibu sedang berjalan sendirian. Ia hanya bisa menatap
ibunya dari kejauhan, Nyonya Jeon berjongkok akan membeli paprika, lalu saat
berdiri lututnya terasa sakit. Yu Ri pun sedih melihat ibunya.
Kang Hwa kebingung mencari Yu Ri
bertanya-tanya Ke mana dia, saat itu pesan masuk ke ponselnya [SUPLEMEN
KESEHATAN: 71.000 WON-LUNAS] Ia langsung memikirkan untuk siapa Yu Ri
memberikan suplemen kesehatan.
Yeon Ji mengintip dari depan pintu
kamarnya, melihat ayahnya sedang menonton TV dan ibunya baru saja pulang dari
belanja. Ia lalu kembali ke kamar memberitahu Kan Hwa kalau kedua orang tuanya
ada diruma dan Tidak ada apa-apa di rumah bahkan setiap hari selalu sama.
“Apa? Obat penenang?” uca Yeon Ji
bingung. Kang Hwa memberitahu kalau Mereka harus minum obat itu dan meminta
agar menuruti saja permintaannya.
“Jika bisa, kau juga harus minum... Ada
hal gila menanti kalian Setidaknya kau harus tetap tenang. Apa kau Paham? Aku
segera tiba.” Ucap Kang Hwa lalu berjalan pergi meninggalkan hotel.
Yeon Ji memberikan dua obat pada ayah
dan ibunya, Keduanya bingung Tuan Cha
pun heran kenapa memberikan ini. Yeon Ji meminta agar merka makan saja karena
ia jugaakan makan. Tuan Cha heran dengan sikap anaknya dan berpikir sedang bermimpi
jadi meminta agar menyingkirkanya.
“Kang-hwa bilang kita harus makan
ini... Kalian Makan ini. Katanya dia mau datang.” Ucap Yeon Ji.
“Dasar berandal... Sudah kubilang
jangan hubungi dia... Hidupnya sudah bahagia. Kenapa kau mengusiknya?” keluh
Nyonya Jeon memarahi anaknya.
“Bukan aku yang menghubunginya, Tapi Kang-hwa
yang menghubungiku, katanya sangat mendesak.” Ucap Yeon Ji
“Hubungi lagi, larang dia kemari. Awas
kalau dia datang. Kau juga akan mati di tanganku.” Ucap Nyonya Jeon marah lalu
masuk kamar.
“Apa yang harus aku lakukan? Ibu sudah
gila.”keluh Yeon Ji. Tuan Cha bertanya apakah Kang Hwa datang sendirian.
“Bagaimana dengan Seo-woo?” tanya Tuan
Cha seperti rindu dengan cucunya. Yeon Ji mengaku tak tahu.
“Tapi sangat aneh. Dia bertanya seperti
sesuatu yang besar akan terjadi.” Ucap Yeon Ji memberikan obat pada ayahnya.
Tuan Cha mengeluh kalau tak perlu. Yeon
Ji kesal pada ayahnya padahal sudah
memegangnya jadi harus memakanya.
Kang Hwa menekan bel rumah, Yeon Ji pun
keluar rumah. Kang Hwa memastikan kalau Tidak terjadi sesuatu. Yeon Ji heran
karena Kang Hwa yang terlihat mencemaskan. Kang Hwa memasatiakn Tidak ada yang
datang kemari. Yeon Ji makin bingung.
“ Apa ini? Apa Kau yang beli?” ucap
Yeon Ji melihat ada suplemen didepan pintu. Kang Hwa bisa tahu kalau itu Yu Ri
pasti yang membelinya dan menaruh didepan pintu.
“Kau Tahu dari mana lutut ibuku sakit?
Kang-hwa, jangan beli barang begini. Ibuku akan memarahiku. Siapa yang datang?
Katamu seseorang akan kemari.” Ucap Yeon Ji penasaran
“Dia sudah datang.” Kata Kang Hwa. Yeon
Jin ingin tahu siapa. Kang Hwa ingin memberitahu tapi berpikir kalau lain kali
saja.
“Jangan aku yang seharusnya memberi
tahu.” Kata Kang Hwa lalu berjalan pergi lalu menyuruh Yeon Ji masuk karena
udara yang mulai dingin.
“Kang-hwa! Siapa yang datang? Apa-apaan
itu? Astaga. Mereka pasti heboh.” teriak Yeon Ji penasaran.
Guru sedang membersihkan ruangan dan
melihat Yu Ri mengintip dari depan pintu. Yu Ri melihat kalau kelas sudah
selesai lalu bertanya-tanya Apa arwah
itu mengikuti sampai rumah, saat itu melihat si hantu ada didepan pintu sekolah.
“Hei... Anak kecil!.. Coba kemari... Tidak
apa-apa. Ayo kemari.” Ucap Yu Ri memanggilnya. Si anak yang tadinya ketakutan
akhirnya berlari menghampiri Yu Ri.
“Apa Kau senang karena aku bisa
melihatmu? Siapa namamu? Apa kau kemari karena ingin mencari teman? Tapi, Itu tidak boleh. Jika kau di sini, anakku
bisa sakit. Bahkan Teman-teman yang ada di sini juga bisa sakit. Kita bermain
di tempat lain, ya? Ayo ikuti aku.” Ucap Yu Ri akan mengajak pergi.
Tapi guru Seo Woo datang menyapa Yu Ri,
lalu bertanya siapa. Yu Ri kebingungan. Sang guru mengingat Yu Ri yang membawa Seo-woo
kemari dan Teman ayah Seo Won. Yu Ri kebingungan dan hanya diam saja
“Seharusnya kau memberitahuku... Aku
kira kau pengasuhnya. Aku juga salah karena terlalu sibuk dan tak memastikannya
lagi.” Ucap Guru Seo Woo.
“Hei... Mau ke mana? Nak!” teriak Yu Ri
melihat si hantu anak kembali masuk. Si guru bingung bertanya siapa yang
dimaksud Yu Ri.
“Dia tak boleh masuk.” Keluh Yu Ri lalu
melihat ada pengumuman kalau mereka sedang mencari asisten dapur.
Yu Ri duduk di ruangan kepala sekolah,
Guru Seo memebritahu Karena tak bisa membuat air panas jadi hanya ada es kopi.
Yu Ri merasa tak apa-apa dengan wajah penuh semangat.
“Karena banyak orang tua yang bertemu dengan
kepala sekolah, kau harus menunggu lebih lama, apa tak masalah? Wawancara besok
juga bisa.” Kata Guru Seo Woo.
“Tidak masalah. Aku suka menunggu... Aku
hanya akan duduk saja, dan menunggu.” Ucap Yu Ri. Guru Seo Woo pun menganguk
mengerti.
Tiga orang ibu masuk ke dalam sekolah
mengeluh Ini sangat penting jadi bisa Percaya kepadanya. Ibu lain mengeluh
kalau Bukannya tak percaya tapi khawatir. Sang ibu tambun meminta agar mereka
percaya saja. Guru Seo Woo pun menyapa tiga ibu untuk menemui kepala sekolah.
“Halo, Kepala Sekolah.. Bicara soal
Seo-woo... Aku tak bermaksud jahat, tapi sering sekali terjadi, ini mulai
menyeramkan. Kudengar dia terlihat murung, dan suka bicara sendiri di pojokan.”
Ucap si ibu tambun. Yu Ri sedang mencari hantu pun tak sengaja menguping.
“Aku mengerti maksud ibu-ibu semua. Kami
pun sedang memperhatikan Seo-Woo. Ibu Seo-Woo pun akan diberi tahu.” Kata Kepala
sekolah.
“Dia takkan mendengarkan... Ibunya
keras kepala. Kau pikir kenapa kami sampai kemari? Katanya itu bukanlah urusan
kami. Kami pun tak ingin mengurusinya.” Ucap si ibu tambun.
“Kami paham Seo-woo tak bersalah. Tapi,
anak-anak kami ada di TK ini. Aku merasa gelisah sekarang. Kami juga melakukan
ini karena memikirkan anak yang lain.” Ucap Ibu lainya mengeluh
“Dasar mereka ibu-ibu sialan. Kenapa
sikap mereka kekanak-kanakan? Apa yang salah dengan Seo-Woo? Gelisah apanya?”
keluh Yu Ri kesal.
Tiba-tiba seseorang memang tangan Yu
Ri, Yu Ri kaget melihat Seo Woo yang datang memegang tanganya. Seo Woo pun
tersenyum melihat Yu Ri seperti sangat mengenalnya.
“Ibu-ibu, Seo-woo masih berada di
sini... Tolong pelankan suara kalian.” Ucap Kepala Sekolah
“Lihat? Sudah kuduga. Dia selalu yang
paling terakhir dijemput. Orang tuanya tak beres.” Komentar para ibu
“Seo-woo, ayo bermain di sana.” Ajak Yu
Ri tak ingin Seo Woo ikut mendengar percakapan para ibu-ibu.
“Sudah kubilang, ibunya Seo-woo hanya
peduli uang ayahnya. Ayahnya dokter di RS Universitas, itu Pasti karena harta...
Dia mau harta gono-gini.”komentar ibu lainya
Min Jung keluar dar “KANTOR ADVOKAT KO
SEOK-WON” dan memegang amplop dengan kop surat “KANTOR ADVOKAT KO SEOK-WON PERCERAIAN,
PERWALIAN, WARISAN” lalu hanya bisa terdiam mengingat yang dikatakan
pengacaranya.
“Alasan perceraiannya sangat lemah, alasan
pembebasannya juga.” Ucap pengacara.
Akhirnya Min Jung pergi ke rumah sakit
dan melihat suaminya terlihat lesu, salah satu perawat melihat Min Jung dan menyapanya lalu berkomenta pasti
mencemaskan suaminya dan bertanya keadaanya apakah baik-baik saja.
“Suamiku? Aku hanya ingin mampir untuk
menemuimu. Ada apa? Apa terjadi sesuatu?” ucap Min Jung bingung.
“Min Jung, Apa Kau belum tahu? Kacau
sekali hari ini. Kukira kau datang karena Kang-hwa. Perut pasien sudah dibuka,
tapi Kang-hwa keluar tanpa melakukan operasi. Ini Pasti sampai komite disiplin.
Kemungkinan bisa dipecat juga.” Ucap Perawat.
Min Jung melihat amplop dan langsung
memasukan ke dalam tasnya.
Kang Hwa pergi ke sekolah Seo Woo tapi
tak menemukan Yu Ri karena menurutnya tidak ada tempat lain selain di sini. Ia
lalu berlari ke ruangan bermain dan hanya bisa terdiam melihat Yu Ri sedang
bermain dengan Seo Woo.
Ia pun mengingat saat Yu R memeluk
anaknya dan langsung meminta maaf sebagai ibu. Ia mengingat betul Yu Ri
mengatakan “Maafkan Ibu... Seo-woo, maafkan Ibu... Jangan menangis.” Akhirnya
Ia mengantar Yu Ri ke hotel.
Yu Ri memanggilnya, Kang Hwa berpikir
ada yang ingin Yu Ri katakan. Yu Ri meminta maaf karena membawa Seo-woo.
Akhirnya Kang Hwa pun memilih pergi meninggalkan Yu Ri karena tak ingin
mengangu.
Saat berjalan sendiri, Kang Hwa melihat
ibu hamil yang sedang berjalan lalu mengingat Yu Ri seperti sangat kasihan
karena Yu Ri meninggal saat anaknya lahir. Min Jung menelp, Kang Hwa pun
tersadar dari lamunannya memikirkan Yu Ri.
“Aku akan menjemput Seo-woo hari ini.” Ucap
Min Jung. Kang Hwa panik mendengarnya.
“Tidak perlu... Tak perlu, Min Jung.
Aku saja.” Kata Kang Hwa. Min Jung pikir Kang Hwa di rumah sakit.
“Aku sedang tak di rumah sakit. Aku
kena skors. Jadi... Tidak. Bukan itu maksudku... Serupa dengan itu, tapi bukan diskors.
Kau langsung pulang saja.” Ucap Kang Hwa
“Aku sudah di depan TK. Kau pulang
saja.” Ucap Min Jung. Kang Hwa pun panik mendengarnya.
Min Jung mendengar suaminya yang panik
mengingat kejadian sebelumnya.
Flash
Back
Kang Hwa sedang membaca buku, Min Jung
memberikan sebuah foto mengaku menemukan ini tergeletak di lantai. Kang Hwa
terlihat bingung karena itu foto Yu Ri yang masih disimpanya dan berpura-pura
heran kenaa ada disana.
“Tak apa-apa. Kurasa terjatuh dari
selipan buku lamamu. Kau mungkin tak tahu.” Ucap Min Jung santai. Kang Hwa menganguk mengerti.
“Tapi, bukankah itu Yu-ri? Ibunya
Seo-woo.” Kata Min Jung. Kang Hwa hanya
bisa diam saja.
Kang Hwa berlari dengan cepat agar
keduanya tak boleh bertemu. Yu Ri pun sedang bermain dengan Seo Woo memuji
anaknya sangat manik dan Semua orang dewasa itu bodoh.
“Seo-woo, ibu akan membuatmu tidak bisa
melihat arwah lagi. Aku Harus melakukanya... Tapi, di mana arwah anak kecil
itu?” ucap Yu Ri.
***
Saat itu Min Jung berjalan ke sekolah
dan siap menjemput. Kang Hwa terus berlari tak ingin keduanya bertemu. Tiga ibu
keluar dari sekolah memujinya kalau ibu lainya yang sangat hebat hari ini.
Mereka pun tertawa bahagia.
“Siapa wanita yang ada di dalam?” tanya
si ibu tambun. Mereka tak tahu dan berpikir kalau mungkin guru baru.
“Dia cantik sekali.” puji ibu lainya,
tiba-tiba mereka dikagetkan dengan Min Jung yang tiba-tiba datang.
“Seo-woo di dalam.” Ucap Si ibu. Min
Jung pun masuk tanpa menyapa, mereka pun langsung mengejek Tak tahu sopan
santun “Oh Man-Jeong.”
Yu Ri masih terus bermain boneka sampai
akhirnya Seo Woo berlari keluar dari ruangan. Ia pun bertanya Seo-woo, mau ke
mana. Guru Seo Woo menyapa Min Jung yang datang menjemput. Saat itu Yu Ri
keluar dan hanya bisa melonggo melihat Min Jung datang.
Min Jung hanya bisa terdiam dan saat
itu Kang Hwa datang dengan nafas terengah-engah. Min Jung kaget melihat Kang Hwa yang datang.
EPILOG
Di meja, Hyun Jung menaruh makan
didepanya, Geun Sang pikir Hyun Jung itu selalu ingat. Hyun Jung pikir Walau
tak bisa menerima hadiah, setidaknya Yu-ri tidak kesepian dan ia ingat kalau Hari
ini ulang tahunnya.
Yu Ri ternyata ada didepan Hyun Jung
menatap haru karena masih dikenang oleh temanya.
Nyonya Jeon masuk ke dalam kamar, masih
menyimpan barang-baran Seo Woo yang sudah dibeli Yu Ri. Bahkan penghargan anaknya
pun juga masih disimpan lalu menganti jam agar mati agar kembali menyapa. Ia
pun duduk menatap foto anaknya.
“Anakku... Anakku tercinta... Apa Kau
mendengar ibu?” ucap Nyonya Jeon. Yu Ri duduk disamping ibunya dan memeluknya.
“Ya. Aku juga sayang ibu... Apa Ibu
juga mendengarku?” balas Yu Ri yang tak bisa lagi berkomunikasi dengan ibunya.
“Mungkin hal terindah yang bisa kita
rasakan saat masih hidup adalah mengungkap perasaan kitakepada orang terkasih, juga
mengungkap rasa terima kasih kepada mereka.”
Yu Ri pun sengaja menaruh tas suplemen
dan masih melihat papan nama didepan rumahnya “CHA MU-PUNG, JEON EUN-SUK, CHA
YU-RI, CHA YEON-JI” Hyun Jung membawa banyak barang ditangan dan akan membuka
toko, lalu teringat kaget ada seseorang yan menaruh BELUT BAKAR
“Siapa yang... meninggalkan cemilan di depan kedai! Terima kasih Aku akan
memakannya! Terima kasih makanannya!” teriak Hyun Jung. Yu Ri pun melihatnya
bisa tersenyum bahagia.
“Memberi adalah suatu kebahagian, dan
hanya terus menerima bisa membuat merasa bersalah. Aku baru menyadarinya
setelah aku meninggal.”
Bersambung ke episode 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar