PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 03 Maret 2020

Sinopsis When the Weather is Fine Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Di toko buku, Eon Seob membuat kopi dengan sangat santai, lalu keluar dari toko untuk meminumnya. Hye Won datang  menyapa Eon Seob Selamat pagi dengan senyuman bahagia. Eon Seob melihat Hye Won datang lebih awal. Hye Won mengaku bangun pagi-pagi.
“Apa kau mau kopi?” tanya Eon Seob. Hye Won menganguk.  Eon Seob pun memberikan cangkir kopinya. Hye Won pun mengucapkan Terima kasih.
“Kau benar-benar tak bisa minum, ya?” komentar Hye Won. Eon Seob membenarkan.
“Kau langsung tertidur sesudah beberapa teguk.” Komentar Hye Won. Eon Seob mengaku  ingat semua sebelum tertidur, tapi tak bisa mengingat setelahnya.
“Kau kedinginan... Bukankah katamu kau mengidap insomnia?” ejek Hye Won. Hye Won pikir harus terus minum.
“Omong-omong, kau bilang sesuatu yang lain. "Aku sangat senang kau ada di sini, Irene." Kata Hye Won. Eon Seob kaget mendengarnya.
Kau bilang, "Aku sangat senang kau ada di sini." Kata Hye Won mengulanginya. Eon Seob tak percaya kalau mengatakan hal itu.
“Ya, benar... Kau memanggil namanya dengan penuh kasih sayang.” Ucap Hye Won terlihat sangat senang, tapi tiba-tiba suasana berubah.
“Bagaimana kabarmu, Hae Won? Senang melihatmu... Aku Bo Yeong... Sudah lama sekali.” sapan Bo Yeong datang.
Hye Won terdiam seperti masih sangat marah, Eon Seob hanya bisa diam saja ditengah-tengah keduanya. Bo Yeong menatap Hye Won seperti penuh pengharapan, akhirnya Hye Won terlihat masih marah memilih untuk berjalan pulang.  Bo Yeong pun hanya bisa menatapnya
"Episode 3, Bulu Mata Perak Serigala"


Flash Back
Hye Won menaik bus dengan cello yang besar dipunggungnya, saat itu bus hampir terjatuh karena bus yang mengerem mendadak. Saat sampai rumah sudah banyak kerumunan dan juga ambulance dan juga Polisi didepan rumah, bahkan sudah banyak orang berkerumun.
“Apa yang terjadi? Apakah ada yang terluka? Siapa itu?” tan nya para orang-orang
Hye Won perlahan menjalan mendekat dan melihat ada banyak darah yang berceceran. Bahkan gari polisi sudah dipasang "Dilarang melintas, dalam penyelidikan polisi" Hye Won hanya diam saja. 

Di pengadilan, Hye Won duduk dengan neneknya melihat sang ibu yang sudah ditengah tempat duduk sebagai terdakwa.
“Saya menghukum terdakwa, Shim Myeong Ju, tujuh tahun penjara.” Ucap Hakim.
“Apa? Hanya itu saja? Meskipun bertanggung jawab untuk menjalankan tugas sebagai istri bagi suaminya, dia mengabaikannya dan menggunakan mobilnya untuk membunuh korban.”komentar orang yang melihat proses pengadilan.
“Berdasarkan metode kejahatannya dan hubungannya dengan korban, dia harus menerima hukuman berat.” Komentar orang lain. Neneknya sangat terpukul mengetahui tentang anaknya. 
Bo Yeong akhirnya mendengar cerita Hye Won dan ikut menangis karena tahu temanya pasti sangat sedih. Ia pun berjanji tidak akan memberi tahu siapa pun dan menyakinkan kalau Rahasianya aman dengannya. Hye Won pun melingkarkan jarinya sebagai tanda janji.
“Jangan beri tahu siapa pun.” Pinta Hye Won. Bo Yeon pun berjanji tak akan ada seorang pun yang tahu. Hye Won pun bisa tersenyum.


Hye Won yang ada di lab mendengarka pembicaran temanya kalau yang mengetahui kalau Ibunya adalah seorang pembunuh. Dua temanya tak percaya,  Teman lainya menceritakan kalau Parahnya lagi, dia membunuh suaminya.
“Apa Maksudmu ayah Hae Won? Apa Kau yakin?” ucap temanya. Teman lainnya menegaskan kalau alasan itu Hye Won pindah ke desa.
“Ibunya ada di penjara.” Ucap Temanya. Teman kedua dan ketiga ingin tahu Siapa yang memberitahunya.
“Kim Bo Yeong.” Ucap teman Hye Won. Keduanya  kaget dan merasa kalau sudah menduga kalau Hae Won selalu tampak suram.
“Kini semua masuk akal. Bukankah Bo Yeong dan Hae Won dekat? Itu artinya...” kata temanya. Saat itu Hye Won yang lemas mencoba berdiri tapi malah menjatuhkan tabung yang berisi organ tubuh. Ketiganya menjerit ketakutan. 

Hye Won sangat marah dengan Bo Yeong, saat di lorong Bo Yeong mengejarnya meminta agar bisa mendengarkanya menurutnya semua salah paham jadi Hye Won bisa mengerti. Hye Won tak peduli terus berjalan bahkan menghempaskan tangan Bo Yeong.
“Kumohon, Hae Won... Hae Won... Itu tidak disengaja. Joo Hee bilang... Maksudku, teman-teman... Tidak, bukan aku.” Ucap Bo Yeong. Hye Won tak peduli ingin Bo Yeong melepaskan tanganya.
“Hae Won, tunggu sebentar.. Tunggu, Hae Won.” Ucap Bo Yeon tapi Hye Won tak peduli memilih untuk pergi. Bo Yeong pun hanya bisa menangis. 

Hye Won duduk sendirian di kantin dan hanya makan sedikit, beberapa orang mulai membicarakanya. Kalau Hye Won memukul Kim Bo Yeong. Mereka pun mengingatkan kalau ibu Hye Won pembunuh jadi pantas melakukanya.
“Aku sangat takut.. Coba Lihatlah dia makan dengan rakus.” Komentar temanya. Hye Won tetap diam dan tak memperdulikanya karena semua hanya kebohongan.
Hye Won sedang ada di depan loker, Seorang pria mengeluh pada teman wanitanya meminta agar Berhenti memukulinya. Si wanita mengeluh kalau itu tidak disengaja. Sang pria menegaskan kalau melakukan dengan sengaja dan dihukum atas pembunuhan tidak disengaja.
“Aku tidak mau. Aku akan dipenjara, seperti ibu Hae Won.” Ucap Si wanita. Hye Won pun mendengarnya hanya bisa diam saja. 


Di toilet, salah seorang remaja sedang membersihkan lantai. Beberapa yang lain membahas Hye Won kalau tidak suka cara Hye Won menatap orang yang menurutnya sangat seram.
Hye Won ternyata sedang ada didalam toilet pun sengaja menundukan sandalnya agar teman-temanya tak tahu kalau ia ada didalam. Dua teman lainya tiba-tiba membahas alis yang tak rata lalu kembali membahas tentang Hye Won.
“Omong-omong, aku penasaran bagaimana perasaan Hae Won.” Komentar temanya.
“Pasti dia sedih sekali.” ucap Teman lainya. Tapi teman yang lain berkomentar kalau Hye Won benar-benar membuatnya takut.
“Tidak bisakah dia dikeluarkan? Aku tidak ingin melihatnya di sekolah.” Ucap teman yang lain. 

Hye Won sangat frustasi dengans semua bullyan yang tertuju padanya, akhirnya ia berlari ke sungai dan ingin bunuh diri dengan masuk ke dalamnya, Tapi saat itu seseorang berteriak memanggilnya, seperti berusaha menyelamatkanya.
Saat itu terdengar suara berteriak memanggil namanya, Hye Won pun tersadar dari lamunan. Ternyata Bibi Sim yang memanggilnya, Hye Won pun keluar kamar melihat Eun Seob yang datang membawa tas yang tertingga. Bibi Sim pun menyindir Hye Won yang lupa dengan tasnya. 

Hye Won dan Eun Seob hanya saling menatap dan akhirnya keduanya pergi ke toko buku. Eun Seob memberikan teh tanpa berbicara lalu keluar dari toko. Hye Won pun hanay diam saja membiarkan Eun Seob pergi.
Eun Seob sampai ke tempat  "Sawah Bukhyeon-ri, Tempat Parkir Arena Seluncur, 150 m" lalu melamun menatap ke arah toko bukunya. Seung Ho memanggil Eun Seob, tapi Eun Seob tetap diam dalam lamunannya. Seung Ho kembali memanggilnya.
“Paman melihat apa? Apa Paman bisa melihat hantu?” tanya Seung Ho. Eun Seub hanya bisa diam saja menatap toko bukunya. 


Tuan Im pulang ke rumah membawa sepeda sambil menyanyi lalu mengomel melihat sepeda anak bungsunya yang tergeletak begitu saja. Ia mengeluh Whi yang meninggalkan sepedanya sembarangan di depan rumah lagi. Saat itu Hwi keluar menyapa ayahnya yang sudah pulang.
“Hei, pertandingan sepak bolanya hari ini, bukan? Apa kau mau ayam goreng?” tanya Tuan Im.
“Tidak, terima kasih. Sampai nanti.” ucap Hwi terburu-buru. Tuan Im heran bertanya mau kemana anakanya.
“Pertemuan klub buku.” Kata Hwi lalu mengayuh sepadanya. Tuan Im pun meminta Hwi agar bisa berhati-hati lagi.

Berita di TV “Besok pagi, suhu diperkirakan turun hingga minus 20 derajat Celcius dengan kesejukan angin. Kami memperkirakan gelombang dingin yang hebat. Di wilayah pedalaman tengah, suhu akan turun ke minus 15 derajat Celsius besok pagi.”
Bibi Choi mematikan kompor setelah menghangatkan sayur bertanya pada anaknya yang tidak makan saja dan menyuruhnya agar segera keluar. Ia lalu bergegas pergi keluar dari rumah dengan penuh semangat. 

“Suhu kesejukan angin...Jika Anda memakai pemanas, pastikan sering diventilasi. Saat Anda keluar, pastikan untuk mematikannya. Waspadalah terhadap pipa beku dan ambil tindakan  untuk melindungi hasil panen dari suhu dingin. Serta pastikan Anda menjaga kesehatan.”
Tuan Bae menonton acara bincang-bincang lalu mematikan TV dan bergegas pergi ke pertemuan buku. 

Akhirnya semua berkumpul di "Toko Buku Good Night" Hyun Ji bercerita Ada suami istri yang sudah tua tinggal di gunung. Suatu hari, si suami menyelamatkan bangau yang terluka. Lalu beberapa hari kemudian, seorang wanita muda datang dan meminta mereka mengadopsinya.
“Aku tahu cerita itu.. Bukankah dia menenun sesuatu tiap malam?” ucap Hwi.
“Bukankah itu sejenis kain? Rami.” Kata Seung Ho. Hwi membenarkan. Hyun Ji kembali bercerita kalau Dia menenun kain rami setiap malam dan melarang pasangan tua itu mengintip ke dalam kamarnya.
“Gadis bangau itu keren sekali.” kata Hyun Ji. Jang woo pun mengikuti cara bicara Hyun Ji sangat keren dan ingin tahu apa yang terjadi.
“Awalnya, pasangan itu menjual kain di pasar, dan mereka bertiga bahagia bersama. Tapi akhirnya, rasa ingin tahu memengaruhi mereka. Mereka sangat penasaran. Jadi, mereka mengintip ke kamar itu. Di dalam kamar, pasangan itu melihat bangau yang mereka selamatkan di masa lalu mencabut bulu dengan paruhnya dan menenun kain. Setelah itu...” ucap Hyun Ji
“Saat pasangan itu mengetahuinya, bangau itu menjadi sangat kecewa kepada manusia. Jadi, bangau itu terbang ke langit. Selesai!” kata Hwi
“Bagaimana kalian tahu cerita itu? Bahkan aku hampir tidak ingat.” Komentar Bibi Choi
“Kami mempelajarinya di sekolah hari ini.” Ucap Hyun Ji. Hwi menganguk setuju.
“Kakekku menceritakannya kepadaku.” Kata Seung Ho. Hwi mengangkat tangan kalau Cerita ini membuatnya penasaran tentang sesuatu.
“Tentang apa?” tanya Jang Woo. Hwi bertanya  Kenapa melarang orang melakukan sesuatu hanya membuat orang makin menginginkanya?
“Tapi kau juga seperti itu... Lihat yang terjadi hari ini.. Kim Young Soo...” kata Hyun Ji. Hwi tak mau mendengarnya meminta temanya agar dia
“Siapa Kim Young Soo?” tanya Tuan Bae dan semuanya penasaran. Seung Ho mengaku juga penasaran.
“Kenapa kita melakukan itu?” tanya Seung Ho. Jang Woo pki seperti itu mereka itu tidak boleh melihat jika sudah dilarang.
“Jangan lakukan hal yang dilarang. Sesederhana itu.” Ucap Jang Woo. Eun Seob mulai berkomentar
“Saat dilarang melakukan sesuatu, kau hanya ingin melakukannya.” Kata Eun Seob. Bibi Choi pikir itu Tepat sekali.
“Entah apakah aku bisa menemukan bangau yang terluka.” Kata Bibi Choi dengan nada bercanda dan ingin mulai bercerita. 



“Ini kisah tentang Yeon dan Tuan Muda Dedalu. Pada hari musim dingin seperti ini, ibu tiri Yeon mengusirnya dari rumah, menyuruhnya mencari herba liar. Dia melewati ladang, tapi tidak bisa menemukan herba karena musim dingin.” Ucap Bibi Choi
“Kurasa aku tahu kisah ini.” Kata Tuan Bae. Bibi Choi pun meminta agar melanjutkan ceritanya.
“Lalu dia bertemu dengan Tuan Muda Dedalu. Dia pergi ke gua dan menemukan herba untuknya.” Kata Tuan Bae.
“Apa? Ini terdengar seperti komedi romantis. Lalu? Tuan Muda Dedalu dan Yeon akhirnya hidup bersama?” tanya Hwi penasaran.
“Tuan Muda Dedalu mati.” Ucap Tuan Bae. Hwi kaget dan ingin tahu alasanya.
“Ibu tiri Yeon menjadi iri dan membunuh Tuan Muda Dedalu di guanya.” Kata Bibi Choi
“Itu kisah horor... Legenda macam apa itu?” keluh Hwi. Kakek Seung Ho ikut bercerita sambil memanggang jeruk.
“Pada akhirnya, Yeon menemukan bunga. Dia membuat obat dengan bunga itu.”Ucap Kakek Seung Ho.
“Tuan Muda Dedalu hidup kembali, dan mereka hidup bahagia. Tamat.” Kat Tuan Bae
“Astaga, ku membuatku takut. Legenda ini memiliki banyak kejutan. Aku khawatir itu tidak akan berakhir bahagia.” Komentar Hwi
“Legenda mana yang kau suka?” tanya Hyun Ji pada Eun Seob. Eun Seob seperti tersadar dari mendengarkan cerita.
“Kita membicarakan legenda hari ini. Jadi, legenda seperti apa yang kamu suka?”tanya Hyun Ji. Hye Won pun siap untuk mendengarnya.
“Aku suka... "Bulu Mata Perak Serigala". Kata Eon Seob. Hwi pikiItu terdengar menarik jadi meminta agar meneritakan kepada. Eun Seob menatap Hye Won dan akhirnya acara selesai. 



Hye Won melihat Eon Seob yang membereskan meja lalu pamit pergi. Eun Seob pun menganguk  seperti tak peduli setelah itu pergi dengan jaketnya. Ia berjalan ke hutan sendirian lalu dari kejauhan seperti melihat rumah dengan lampu yang terang.
“Pada suatu hari, ada seorang pemuda. Orang-orang selalu menyakitinya. Karena dia polos, orang-orang selalu menipu atau mengkhianatinya. Suatu hari, dia bertemu dengan serigala di gunung.”
“Sambil memberikan salah satu bulu matanya, si serigala berkata, "Cobalah lihat orang-orang melalui bulu mata perakku." "Itu akan membuatmu melihat diri mereka sebenarnya."
Hye Won membuka kotak yang selama ini disimpannya, dan melihat ada bulu ditanganya. Ia pun mengingat kenangan saat masih SMA.

Flash Back
Hye Won berdiri diatas jembatan dengan pensil yang diberikan bulu diatasnya, lalu melihat beberapa temanya sedang saling bercengkrama. Tapi ia hanya sendirian. Bo Yeong menatap Hye Won yang ada diatas jembatan seperti hatinya sangat sedih.
“Monyet nakal, rubah licik, babi kejam, dan rakun jahat. Pemuda itu tidak melihat orang yang jujur di dunia. Pada akhirnya, dia memutuskan mencari tempat orang-orang jujur tinggal.”
“Apakah dia menemukan tempat seperti itu?” tanya Hye Won. Eun Seob menjaawab Tidak.
“Apa Dia tidak bisa menemukannya?” tanya Hye Won. Eun Seob membenarkan kalau  dia tidak bisa menemukannya di mana pun.

Hye Won yang melamun kembali mendengar suara teriakan bibinya. Bibi Sim berjongkok didepan pipa memberitahu kalau Pipa airnya membeku dan menyuruh agar mencoba nyalakan kerannya. Hye Won pun memutarnya, Bibi Sim bertanya Apakah airnya mengalir. Hye Won menjawab tidak.
“Astaga, ini tidak akan berhasil... Bibi butuh sesuatu yang lebih kuat.” Kata Bibi Sim mencoba menghangatka hairdryer.
“Saat pipa membeku, bungkus pipanya dengan handuk basah yang panas.” Ucap Hye Won.
“Tanpa air, kita tidak bisa membasahi handuk dengan air panas... Astaga... Sial. Ayo panggil tukang leding. Bibi tidak bisa melakukan ini.” Kata Bibi Sim
“Ini pukul 02.00 pagi... Tidak akan ada yang datang.” Ucap Hye Won. Tiba-tiba mendengar suara di dalam gudang. 


Bibi Sim melihat saluran pipa yang lain dan kembali memanaskan dengan hairdryer. Hye Won pun brtanya apakah tidak mau menyala. Bibi Sim pikir dengan pipa yang membeku, mustahil ini akan berfungsi. Hye Won pun bertanya bagaimana mereka harus melakukanya.
“Suhunya minus 17 derajat Celsius... Tolong menyalalah.” Ucap Bibi Sim tapi akhirnya mengeluh kalau mustahil  dan tidak akan berhasil.
Kaki bibi akan kram... Ayo... Pertama, kita panggil taksi.” Ucap Bibi Sim. Hye Won mengingatkan merkea tidak akan boleh naik bersama Gunbam.
“Kalau begitu, sewa mobil atau semacamnya.” Ucap Bibi Sim. Hye Won ingin tahu untuk apa
“Kita akan mencari motel di pusat kota” kata Bibi Sim. Hye Won bertanya apakah Mereka akan mengizinkan anjing masuk
“Bibi mengizinkannya untuk pelanggan kita.” Ucap Bibi Sim. Hye Won menegaskan Motel berbeda dari penginapan.
“Bagaimana kalau kita tinggal di penginapan di sana?” ucap Hye Won. Bibi Sim merasa tidak mungkin.
“Kenapa tidak?” tanya Hye Won. Bibi Sim mengeluh Mereka membuat bisnisnya tutup dan kenapa Hye Won meminta bibinya menginap di sana.
“Kurasa tidak... Panggil saja seseorang.” Ucap Bibi Sim. Hye Won mengaku  Ponselnya tidak ada. Bibi Sim bertanya dimana ponselnya. Hye Won mengaku membuangnya.
Bibi Sim pun memberikan ponselnya agar Hye Won bisa menelp Eun Seob dengan sinyalnya. Hye Won mengeluh kalau itu tak mungkin dan menyuruh bibi saja. Bibi Sim pikir Hye Won K bekerja dengannya. Hey Won mengaku belum sedekat itu.
“Ayolah. Lakukan saja.” Kata Bibi Sim. Hye Won heran bibinya meminta agar melakukannya tapi menurutnya bibinya saja yang melakukanya.
“Bibi bahkan dekat dengannya.” Ucap Hye Won. Bibi Sim mengeluh kalau kedinginan. Hye Won pun merasa kedinginan.

Saat itu Eun Seob baru saja selesai mandi dan menerima  pesan dari "Myeong Yeo" wajahnya langsung panik membaca pesan dari Hye Won “Apa kau di rumah? Jika benar, bisa buka pintunya?” Eun Seob langsung memastikan dengan melihat ke luar jendela rumah.
“Aku yakin dia di rumah.. Coba bunyikan bel pintunya. Kamu bekerja dengannya.” Kata Bibi Sim. Hye Won mengeluh kalau tak ingin tinggal dirumah Eun Seob.
“Kalian bisa menginap di sini malam ini.” Ucap Eun Seob akhirnya membuka pintu rumahnya dengan wajah gugup.
“Terima kasih. Maaf sudah merepotkan.” Ucap Bibi Sim. Eun Seob mengaku Tidak masalah.
“Aku bisa tidur di rumah orang tuaku. Salah satu dari kalian bisa tidur di kamar itu, dan yang lainnya bisa tidur disofa” kata Eun Seob.
“Aku akan tidur di kamar bersama Gunbam. Terima kasih, Eun Seop.” Ucap Bibi Sim lalu masuk kamar dengan anjingnya.
Eun Seob dan Hye Won saling menatap. Akhirnya Eun Seob mengambil alas selimut lalu memberitahu Hye Won kalau akan mengambilkan selimut baru Hye Won melonggo melihat tumpukan selimut yang tinggi. Eun Seob memastikan kalau itu cukup. Hye Won pun menganguk. 


“Terima kasih sudah mengizinkan kami tinggal di sini.” Ucap Hye Won. Eun Seob pikir Tidak masalah.
“Aku sudah menyalakan pemanasnya, tapi hubungi aku jika kedinginan. Sampai nanti.” kata Eun Seob akan kelua dari rumah.
“Tunggu... Ada yang ingin kutanyakan... Pagi ini...” ucap Hye Won gugup. Eun Seob menjawab kalau Dia tidak banyak bicara. Hye Won terdiam.
“Dia pergi tanpa banyak bicara. Kalau begitu... Kau sebaiknya tidur sekarang. Selamat malam.”ucap Eun Seob lalu bergegas pergi. 

Flash Back
Hye Won terdiam melihat diatas meja sekolahnya tertulis  "Putri seorang pembunuh duduk di sini" Teman-temanya pun langsung berbisik Hye Won itu Putri pembunuh itu dan membuatnya sangat takut dan sangat mengerikan bahkan semoga dia tinggalkan sekolah ini.
Hye Won pun tak membalas dan hanya diam saja lalu membuka loker dan mengeluakan sepatunya. Tapi yang terjadi malah sepatunya ditarus selai dan membuat kaos kakinya seperti ada darah. Hye Won pergi ke toilet dan langsung melawan dua orang temanya yang selalu mengerjainya. 

Hye Won yang menarik rambut temanya, Bo Yeon pun hanya bisa melonggo didepan pintu karena Hye Won berani melawan yang mengerjainya. Dua temanya pun mengeluh kesakitan dan berusaha untuk melawan.
“Aku sungguh minta maaf... Maaf, Pak... Aku sungguh minta maaf. Aku sudah tua dan lemah. Aku gagal mengajari cucuku dengan benar. Maafkan aku. Tolong maafkan dia kali ini saja.” Kata Nenek Sim berlutut.
“Dengar, Bu... Ini bukan sesuatu yang bisa dimaafkan. Dia mengolesi wajah putriku dengan sepatunya. Bagaimana kau membesarkannya sehingga dia melakukan ini?” kata Si ibu sinis membela sang anak.
“Hye Won... Katakan kamu menyesal. Ayo, minta maaflah.” Ucap Nenek Sim. Hye Won hanya diam saja.
“Kudengar ibunya adalah pembunuh! Pantas saja.” Sindir ibu lainya. Hye Won sangat marah memilih untuk keluar dari ruangan kepala sekolah. 

Nenek Sim pun mengejar Hye Won. Hye Won mengeluh pada neneknya kalau mereka selalu seperti itu dengan menyebut ibu sebagai pembunuh dan menyebarkan rumor tentang hal yang bahkan tidak mereka ketahui.
“Mereka mengatakan aku harus dihukum dan mencorat-coret mejaku. Mereka menaruh stroberi sisa di sepatuku. Mereka menyembunyikan pakaian olahragaku dan membuangnya.” Ucap Hye Won marah. Nenek Sim menenangkan cucunya.
“Bahkan hakim dan jaksa tidak bilang aku melakukan kesalahan. Mendiang ayahku juga tidak bilang itu salahku. Tapi bagaimana bisa? Apa hak mereka menyalahkanku dan menyiksaku? Bukankah itu aneh, Nek?” ucap Hye Won menangis.  Saat itu dua ibu mendengarkan ucapan Hye Won hanya diam saja.
Hye Won mulai tertidur seperti mulai bermimpi dalam tidurnya lalu terbangun dan mencoba tidur kembali. Tapi tiba-tiba mendengar sesuatu dari luar rumah.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar