PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 31 Maret 2020

Sinopsis Hospital Playlist Episode 3 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 



Suk Hyung pergi ke cafe memesan kopi lalu duduk sambil menonton variety show. Saat itu beberapa dokter wanita datang menyapa Suk Hyung. Suk Hyung terlihat gugup langsung menutup tabnya. Si dokter tak peracya melihat Suk Hyung ada dicafe juga.
“Kau bilang tak akan makan?” ucap si dokter wanita. Suk Hyung mengaku  Tiba-tiba ada waktu.
“Omong-omong, kenapa kau tak bilang?” ucap si dokter wanita. Suk Hyung binggung bertanya bilang apa maksudnya.
“Katanya kau anggota klub komedi saat kuliah? Ini Benar-benar tak diduga. Kukira kau penyendiri, ternyata cukup keren.”komentar Dokter wanita.
“Tidak. Siapa yang bilang?” kata Suk Hyung menyangka. Si Dokter menjawab kalau Dokter Jang yang bilang.
“Dia dokter residen Bedah Umum, Jang Gyeo-ul. Itu  Benar 'kan, Dokter Gyeo-ul.. Kau bilang lima serangkai angkatan 1980 anggota klub komedi.” Ucap Dokter wanita yakin
“Aku juga dengar dari orang lain.”kata Dokter Jang santai. Dokter wanita ingin tahu siapa. Dokter Jang menjawab Dokter Lee Ik-jun dari Bedah Hepatopankreas.
Suk Hyung langsung panik meminum cepat kopinya, Dokter lain menawarkan roti juga untuk Suk Hyung. Dokter wanita yang ada didepanya meminta agar mentraktir mereka karena Katanya bedah umum ditraktir daging setiap hari.
“Kalian Makanlah. Aku akan traktir daging lain kali. Astaga! Aku harus segera pergi. Aku dapat pesan kalau hasil MRI sudah keluar. Aku pergi dahulu.” Ucap Suk Hyung berjalan pergi.
“Dokter Tae-in, hari ini apa ada MRI dari obstetri-ginekologi?” tanya Dokter wanita
“Tidak. Tadi aku sudah cek sebelum ke sini.” Ucap Dokter Tae In. Dokter wanita bingung dengan sikap Suk Hyung malah pergi.
“Bagaimana dia hidup bersosial?” keluh Si dokter heran. Dokter lain pun mulai berkomentar.
“ Namun, kerja Dokter Yang Suk-hyung bagus. Dia tak otoriter dan pandai mengerjakan pekerjaannya. Aku suka itu.” Kata Dokter lain.
“Apa dia mengikuti gaya Barat? Kalian bilang dia sempat belajar di Amerika, 'kan? Individualis yang indah?” ucap Dokter Tae In
“Indah dari mananya? Dia beruang mengesalkan dan bodoh. Aku harap setidaknya kita bisa mengobrol. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan.” Ucap si Dokter wanita terlihat kesal.
“Hei..  Dokter Gyeo-ul, siapa itu? Pacarmu? Apa Kau senang hanya melihat fotonya?”ejek Dokter melihat Dokter Jang yang tersenyum menatap ponselnya. Dokter Jang membenarkan dan juga senang lalu bergegas pamit pergi. 


Ik Jun masuk ruang IGD dengan pakaian santainya dan mencuci tanganya lebih dulu. Dokter Bae memberitahu  Pasien dibawa ambulans karena sakit perut parah dan Menurut hasil sinar-X, mungkin ileus. Jadi menghubungi Ik Ju  karena dia pernah transplantasi hati.
“Tadi pasien buang angin dan diare sekali.” ucap Dokter Bae. Ik Jun meminta agar pasien Lekukkan kakinya.
“Maaf, Dokter. Padahal ini akhir pekan.” Kata sang pasien. Ik Jun pikir kalau selalu siap sedia untuk Kyu Bin.
“Kau sempat diare dan buang angin, 'kan?” ucap Ik Jun. Gyu Bin membenarkan  . Namun, sekarang tak sakit sama sekali.
“Aku merasa hampir mati saat naik ambulans, tetapi sakitku hilang setelah bertemu Dokter. Maafkan aku.” Ucap Gyu Bin dengan senyuman bahagia.
“Tidak apa-apa. Kau sudah membaik. Namun, lukaku besar sekali. Bagaimana ini?” ucap Ik Jun
“Tidak apa-apa. Aku sudah bersyukur bisa sekolah lagi.” Kata Gyu Bin. Ik Jun hanya bisa tersenyum melihat pasienya yang sangat positif.
“Apa Aku boleh mengambil foto lukamu?” tanya Ik Jun. Gyu Bin pun mempersilahkannya. 


Ik Jun masuk ruangan lalu berkomentar sudah menduga Jun Wan ada di ruangan sambil mengejek kalau disini lapangan golf. Jun Wan sedang berbaring mengaku tak ada waktu karena ada operasi revisi dan Timnya itu sedang menutupnya, jadi harus turun lagi.
“Coba Lihat sebentar... Dia pasien transplantasi hati remaja. Meski tak tampak setelah pakai steroid, tetapi hipertrofi di bagian luka vertikal cukup terlihat. Apa bisa diperiksa di klinik luka?” tanya Ik Jun. Jun Wan membenarkan.
“Transfer saja ke bagianku. Biar kuperiksa.” Kata Jun Wan melihat foto di ponsel temanya. Ik Jun pun mengerti.
“Astaga... Ik-sun juga menderita atresia bilier saat masih kecil, sehingga ada luka besar bekas operasi Kasai di perutnya.” Keluh Ik Jun
“Apa Ik-sun masih hidup?” tanya Jun Wan. Ik Jun mengeluh mendengarnya karena dianggap adiknya itu sudah mati.
“Bukankah itu anjingmu?” ucap Jun Wan. Ik Jun mengatakan  Anjingnya Micky. Jun Wan yakin Micky  itu adalah adiknya
“Adikku Ik-sun.” Ucap Ik Jun. Jun Wan pikir kalau  Ik-sun anjingnya. Ik Jun kesal akhirnya salah sebut kalau Ik Jun itu adalah anjingnya.
“Ah... Bukan. Anjingku Micky... Micky adalah Ik-sun... Astaga, gara-gara kau! Pokoknya Nama adikku Ik-sun.” Ucap Ik Sun.
Ia lalu melihat sesuatu dilayar komputer, GEREJA KATOLIK JOGANG, Jun Wan pikir itu Sepertinya surat rekomendasi pastor. Ik Jun pikir seperti itu. Jun Wan pikir kalau Kali ini dia serius, Ik Jun pun berpikiran yang sama dan merasa kalau ibu Jung Won pasti sedih.
Saat itu telp Ik Jun berdering, Jun Wan pikir kalau itu Jung Won yang menelp. Ik Jun dengan senyuman memberitahu bukan tapi istrinya. Jun Wan tak percaya kalau Ik Jun itu punya istri. Ik Jun mengeluh kalau pasti punya istri
“Yuk Hye-jeong Si Ambisius? Dia sibuk sekali. Aku hampir lupa wajahnya.” Ejek Jun Wan. Ik Jun meminta agar berhenti membahasnya.

Ik Jun pun mengangkat telp istrinya menyapa sudah lama dan ingin tahu  Pukul berapa di sana. Saat itu Jung Won datang. Jun Wan mengejek kalau Jung Won maraton di rumah sakit. Jung Won mengejek kalau Ruangan ini lubang berapa.
Jung Won melihat Ik Jun berbicara di telp bertanya siapa yan menelp. Jun Wan memberitahu kalau itu istri Ik Jun. Ik Jun berbicara di telp dengan wajah bahagia sampai bertemu besok lalu memberitahu kalau  Istrinya pulang besok.
“Dia segera kemari karena rindu padaku.” Ucap Ik Jun bahagia. Jun wan memberitahu Itu karena lusa adalah Hari Anak.

“Kalian tak bertemu setahun, 'kan?”kata Jung Won. Ik Jun memberitahu  Satu setengah tahun.
“Setidaknya dia harus pulang saat peringatan wafat ibunya. Ah, Lupakan! Itu urusan keluarga orang lain.” Kata Jun Wan
“Astaga, Yuk Hye-jeong... Dia memang temanku dan aku yang memperkenalkan kalian, tetapi baru kali ini kulihat orang seambisius dia.” Ucap Jung Won
“Aku juga baru lihat kau mengatai orang lain... Hentikanlah. Dia istriku dan ibu U-ju. Kalian itu Perjaka tua dan lajang diam saja.” Ucap Ik Jun kesal
“Sudah lama aku tak dengar kata "lajang"... “ ucap Jun Wan saat itu Ik Jun membahas  surat dari gereja dan berpikir kalau sungguh mau berhenti dan jadi pastor
“Apa Kau membalasnya?” tanya Jung Won. Ik Jun kesal kalau itu tak penting dan berhenti sebentar karena Dokter Jang tiba-tiba menelp
“Tentu. Aku sudah mengumpulkan yang banyak.” Ucap Ik Jun. Jun Wan pun ingin tahu kapan dan apakah Jung Won sudah bilang ke Kepala Rumah Sakit?
“Aku berencana bilang pekan depan. Aku tak akan berhenti segera. Rencananya aku akan bekerja sampai akhir tahun.” Kata Jung Won
Ik Jun pamit karena akan bertemu Jang Gyeo-ul dahulu lalu tiba-tiba mengajak mereka foto bersama. Jun Wan heran. Ik Jun pikir mereka   akan berpisah dengan Jung Won jadi harus banyak mengabadikannya. Jung Won mengeluh mendengarnya.
“Dia tak selingkuh dengan Jang Gyeo-ul, 'kan?” ucap Jun Wan curiga karena tiba-tiba Ik Jun langsung bergegas pergi. 

Ik Jun dan Dokter Jang  bertemu di taman, keduanya saling menatap dan berdekatan seperti sedang kencang. Tapi ternyata Ik Jun memperlihatkan foto-foto Jung Wan saat mereka foto bersama dan terlihat kecil. Dokter Jang mengeluh kalau Tidak ada foto Jung Won sendiri
“Sabarlah. Aku sedang mencari waktu yang tepat. Apa Kau tahu? Ahn Jung-won sangat peka.” Ucap Ik Jun
“Apa Kau sudah bertanya pendapatnya tentang aku?” tanya Dokter Jang. Ik Ju mengaku belum.  Dokter Jang ingin tahu alasanya.
“Itu terlalu jelas. Apa Tidak apa-apa?” tanya Ik Jun. Dokter Jang mengaku tak masalah kalau Jung Won tahu.
“Tanyakan pendapatnya tentang aku.” Ucap Dokter Jang. Ik Jun pikir Dokter Jang bilang saja sendiri kalau suka dia.
“Itu terlalu... Aku malu.” Akui Dokter Jang. Ik Jun mengeluh kalau Dokter Jang itu yang tak suka denganya.
“Baiklah. Dalam waktu dekat akan aku tanya pendapatnya tentangmu. Aku membantumu karena bangga akan keberanianmu.” Kata Ik Jun.
“Ini yukjeon dari Gwangju.” Ucap Dokter Jang. Ik Jun senang bisa memakan Yukjeon. 

“Lalu Apa yang kau suka dari Jung-won?” tanya Ik Jun sambil makan. Dokter Jang membawa itu Semua. Ik Jun langsung tersedak. Dokter Jang langsung menawarkan minuma. Ik Jun langsung menolaknya.
“Gyeo-ul... Sepertinya kau memiliki fantasi tentang Jung-won. Sifat Jung-won di rumah sakit dan saat bersama kami sangat berbeda.” Ucap Ik Jun
“Beda bagaimana? Aku ingin dengar semua.” Tanya Dokter Jang penasaran.
“Dia sangat sensitif! Dia tak tidur sebulan bila terjadi sesuatu pada pasien.”kata Ik Jun. Dokter Jang pikir ini sangat manusiawi.
“Dia juga sangat keras kepala dan Juga teguh. Selain itu, dia tak kaya, tapi miskin! Bahkan Dia menumpang di Kim Jun-wan.” Ucap Ik Jun.
“Tanggung jawab di balik kekayaan?” komentar Dokter Jang. Ik Jun pikir Dokter Jang sedang main antonim kata
“Lalu apa lagi? Tolong ceritakan semua!” ucap Dokter Jang penasaran. Ik Jun memberitahu  tentang Percintaan Jung Won.
“Maksudku, dia tak tertarik pada wanita. Aku tak pernah lihat dia pacaran sama sekali selama ini. Ini rahasia. Jung-won ingin menjadi sesuatu yang lain.” Jelas Ik Jun.
“Apa Dia kelompok minoritas seksual?”tanya Dokter Jang kaget. Ik Jun memberitahu bukan seperti itu.
“Maksudku dia mau jadi hamba Tuhan... Bukan mempelai, tapi pastor.” Jelas Ik Jun. Dokter Jang pikir itu Tidak mungkin. Ik Jun pun harap juga begitu.
“Aku tahu Dokter Ahn Jung-won pemeluk Katolik taat. Aku dengar semua kakaknya pastor dan biarawati. Namun, dia masih belum, 'kan? Dia hanya mau jadi pastor, 'kan? Itu Berarti masih ada kesempatan.” Kata Dokter Jang merasa yakin. 

Saat itu Jung Wan datang berteriak meminta Ik Jun agar memberikan rokok. Dokter Jang pun langsung bergegas pergi karena malu. Jung Wan langsung duduk melarang Ik Jun kalau tak boleh dengan Dokter Jang. Ik Jun hanya bisa menatapnya.
“Hei... Sadarlah sebelum kau kuhabisi! Kau sudah menikah.” Ucap Jun Won marah. Ik Jun bingung.
“Menurutmu Jang Gyeo-ul bagaimana?” tanya Ik Jun. Jung Won bingung. Ik Jun mengulang lagi ingin tahu pendapat Jung Won tentang Jang Gyeo-ul. Jung Won terlihat bingung. 

[PUSAT MEDIS YULJE]
Anak yang akan menikah hanya menangis didepan ruang operasi. Terlihat dilayar [STATUS OPERASI, MENUNGGU] adiknya pun memanggil kakaknya kalau sang ayah sudah turun. Tuan Jung sudah ada diranjang dengan sang istri.
“Aku akan periksa beberapa hal sebelum masuk Ruang Operasi. Siapa namamu?” tanya perawat. Tuan Jung menjawab Jung Su-beom.
“Biar aku periksa gelang identitasmu. Apa Kau akan dioperasi Dokter Kim Jun-wan dari Bedah Torakoplastik?” Kata Perawat. Tuan Jung membenarkan.
“Selamat menjalani operasi, Ayah. Operasinya pasti berhasil. Jangan khawatir.”ucap anak Tuan Jung menangis. Tuan Jung menatap anaknya dengan wajah sedih.
“Putriku... Ayah merasa sangat bersalah padamu. Ayah sakit sehingga tak bisa menghadiri pernikahanmu. Maafkan ayah.”kata Tuan Jung
“Kenapa Ayah minta maaf? Aku yang harusnya minta maaf. Bagaimana bisa aku menikah saat Ayah sakit? Maafkan aku, Ayah.” Ucap Anak Tuan Jung menangis. 


Didepan RUANG OPERASI
Dokter Do datang sudah mengunakan baju operasi memberitahu kalau Pasien akan masuk sekarang. Jun Wan memastika kalau  Tidak ada masalah lalu bertanya tentang perasan sang pasien. Ia pun akan menjelaskan operasinya.
“Untuk mengangkat bakteri dan merekonstruksi dengan sel yang tersisa, butuh waktu sekitar lima jam. Jika kondisi memburuk, bisa lebih daripada itu.” Ucap Jun Wan
“Dokter, kau sering melakukan operasi ini, 'kan?” tanya istri Tuan Jung. Jun Wan membenarkan
“Kalau begitu, kami tak perlu khawatir, 'kan? Ini bukan operasi yang membahayakan hidupnya, 'kan?” kata Anak Tuan Jung.
“Kami tak bisa jamin hal itu. Tapi Sering terjadi perubahan saat operasi. Jadi bisa Gawat. Namun, kami akan berusaha sebaik mungkin.” Ucap Jun Wan. Dokter Do mengeluh merasa mendengarnya. Jun Wan akhirnya memilih untuk pergi. 

“Semestinya kau bilang, "Semua akan baik-baik saja." Putri Jung Su-beom menikah hari ini. Keluarganya sudah saling merasa bersalah. Setidaknya kau bisa bicara lebih manis. Meski hanya di mulut, "Operasinya pasti berhasil. Jangan khawatir." Apa tak bisa kau bicara begitu?” keluh Dokter Do.
“Lagi pula ini bukan operasi sulit bagimu, 'kan?” ucap Dokter Do melihat Jun Wan langsung mencuci tangan.
“Bagaimana jika Jung Su-beom mengalami abses perianal? Bagaimana jika terjadi embolisme kemudian cedera otak?” kata Jun Wan
“Kemungkinannya kecil, 'kan? Dasar Tidak punya perasaan.” Keluh Dokter Do
“Perasaan bisa membantu dalam operasi? Bila membantu kulakukan. Faktanya tidak. Itu Tak membantu sama sekali.” tegas Jun Wan. Dokter Do pun meminta maaf.
“Jangan pernah berkata begitu kepada pasien. "Operasinya mudah. Kau pasti selamat. Operasi pasti berhasil. Jangan khawatir." Jangan pernah katakan itu. Paham?” tegas Jun Wan. Dokter Do menganguk mengerti. 


Jun Wan pergi ke membeli kopi  Es Americano dengan tiga seloki. Saat itu Yun Bok dan Hong Do datang menyapa Jun Wan.  Jun Wan menyapa keduanya yang datang cepat lalu minta satu kue cokelat juga pada pelayan.  Yun Bok mengaku sudah datang sejak pukul 08.00.
“Kalian luar biasa dan Bayar pakai ini.” Ucap Jun Wan memberikan kartunya. Keduanya langsung mengucapkan Terima kasih.

Keduanya akhirnya duduk bersama, Jun Wan  memastikan kalau Dokter Do Jae-hak baik, Yun Bok mengaku kalau dia sangat baik. Jun Wan pikir itu beruntung.  Yun Bok ingin tahu kenapa Dokter memilih bedah torakoplastik karena dapat tugas wawancara.
“Dokter lain sudah bersedia.” Kata Yun Bok. Jun Wan ingin tahu siapa.
“Kami baru mulai. Jadi, baru satu orang. Dokter Chae Song-hwa dari Bedah Saraf.” Ucap Yun Bok. Jun Wan ingin tahu yang dikatakan Song Hwa.
“Dia pilih bedah saraf karena ingin belajar. Masih banyak yang harus dipelajari di bidang itu.” Ucap Yun Bok. Jun Wan tahu dan paham sekali.
“Bagaimana denganmu, Dokter?” tanya Yun Bok. Jung Wan mengaku  diajak oleh senior yang duduk di sampingnya saat di kafe internet.
Yun Bok pikir kalau Jun Wan sedang bercanda. Jun Wa menyakinkan kalau itu serius kalau orang itu menanyakan mau cari uang atau mengajar lalu ia ia bilang lebih baik mengajar dan dia menyuruhnya untuk pilih bedah torakoplastik.
“Karena itu aku di sini.” Ucap Jun Wan dengan wajah serius. Keduanya pun mempercayainya.
“Apa aku boleh makan kue cokelatnya?” tanya Hong Do, Jun Wan menolak lalu memberikan kartu agar Hong Do membelinya saja. Hong Do pun tersenyum bahagia. 


Saat itu Dokter Ahn dan Song Hwa sedang melakukan operasi. Song hwa pikir Dokter Ahn paham kenapa pembersihan penting, Dokter Ahn mengaku tahu. Song Hwa ingin tahu kenapa itu penting. Dokter Ahn terlihat bingung.  Dokter Yong terlihat gugup melihatnya.
“Dilihat dari mikroskop, itu dekat dengan saraf optik. Jadi, kauterisasi bipolar dapat menyebabkan cedera luka bakar, yang berujung kehilangan penglihatan setelah operasi.” Ucap Dokter Ahn. 

Jun Won masuk ruangan ICU memeriksa pasienya lalu memberitahu pada perawat Nam Ji-min, kalau Chan-hyeong besok bisa dioperasi. Perawat Nam mengerti kalau Suara napasnya sudah membaik, hasil sinar-X juga baik.
“Ya. Dia lebih kesakitan kalau kita undur lagi. Walinya ada di sini, 'kan?” ucap Jun Wan Perawat mengerti kalau akan memanggilnya.
“Jae-hak, kau punya jas?” tanya Jun Wan pada Dokter Do yang sedang duduk.
“Aku selalu simpan satu setel di kantor.” Ucap Dokter Do. Jun Wan mengatakan ingin pinjam.
Perawat Nam masuk kembali memberitahu kalau Mereka pulang. Keduanya kaget mendengarnya. Dokter Do tak percaya kaau Kondisi anaknya begitu, tetapi orang tuanya pulang. Seorang ibu lain memberitahu Ibu Chan-hyeong pulang sebentar.
“Namun, kedua neneknya ada di sini. Mereka mungkin ada di lobi.” Ucap Ibu lain. Perawat pikir akan memanggilnya. Jun Wan menganguk. 


Jun Wan bertemu dengan nenek Chan Hyung kalau   Operasi diundur karena ada pneumonia, tetapi kini demam dan tingkat infeksinya sudah menurun jadi sekarang waktu yang tepat. Nenek Chan Hyung bertanya  Apa operasinya berbahaya.
“Apa ini Nenek Chan-hyung?” tanya Jun Wan. Sang nenek memberitahu kalau ia nenek dari pihak ibu dan yang disampinganya dari pihak ayah.
“Sementara ini kusampaikan bahwa besok sore dia bisa operasi. Informasi rinci kusampaikan saat orang tua Chan-yeong datang.” Ucap Jun Wan
“Kau bisa menyampaikan kepada kami saja. Menantuku baru 20 tahun. Dia tidak tahu apa-apa. Putraku juga sama.” Ucap Nenek Chan Hyung dari pihak ayah.
“Benar. Kau cukup bicara dengan kami saja.” Ucap nenek dari ibu Chan Hyung
“Kedua pihak pasti kuberi tahu. Namun, wali Chan-hyeong adalah ibunya.” Kata Jun Wan
“Permisi... Kau beri tahu kedua neneknya saja, Dokter. Aku akan beri tahu ibunya sekilas saat minta persetujuan operasi.” Kata Dokter Do
“Secara rinci, jangan sekilas. Lalu apa Jasmu ada di kantor?” tanya Jun Wan. Dokter Do membernarkan.
Jun Wan bertanya Warna apa. Dokter Do bingung. Jun Wan menegaskan Jasnya warna apa. Dokter Jo memastikan kalau Jun Waon akan cemas kalau itu warna perak. 


Jun Wan melihat jas yang dipakainya cukup besar. Dengan warna perak dan juga tanpa saku tapi di jahit dengan kain yang mencuat keluar, ia pun hanya bisa menghela nafas melihat dasi yang berwarna perak juga. Jung Won masuk ingin bertanya pada Jun Wan lalu terdiam.
“Jangan berkata apa pun.” Tegas Jun Wan. Jung Won menganguk mengerti mencoba menahan tawa.
“Apa Kau tak makan? Aku lapar. Ikan layur bagaimana? Aku hanya tiba-tiba ingin makan ikan layur.” Ucap Jung Won
“Aku ada janji. Aku akan keluar sebentar.” Kata Jun Wan. Jun Won tetap bertanya mau makan apa. Jun Wan menjawab ingin makan Steik.
“Padahal aku benci steik.” Ucap Jun Wan lalu keluar ruangan. Jung Wan pikir kalau makan di luar juga. Saat itu telpnya berdering dan  berkata kalau segera ke sana.



Di ruang operasi
Song Hwa pun menyuruh Ahn Chi-hong agar menyelesaikanya. Dokter Ahn pun bergeser. Song Hwa berdiri dibelakang dengan Dokter Yong melihatnya. Ia lalu berkomentar Dokter Ahn harus pasang Hemovac dahulu. Dokter Ahn mengerti.
“Apa Kau akan memutuskannya? Kendalikan tenagamu. Dengan lembut.” ucapSong Hwa memperingati. Dokter Ahn mengerti lalu meminta maaf
“Aku akan berhenti bicara... Kau Fokuslah. Maaf.” Ucap Song Hwa. Dokter Ahn mengaku tak masalah. 

Di depan ruang receptionis. Perawat mengucapkan selamat pada Tuan  Yuk Hui-gwan atas kepulangannya. Tuan Yuk mengucapkan Terima kasih. Perawat memberitahu Luka operasinya sudah disterilkan dan diberi kain kedap air Jadi bisa mandi.
“Kau bisa makan seperti biasa, tetapi hindari makan berlebih.” Ucap perawat. Tuan Yuk mengerti.
“Ibu, tolong ubah ini.” Pinta sang anak. Ibunya meminta agar Won-jun menunggu sebentar.
“Sepekan kemudian kau harus mulai rawat jalan, kemudian tes biopsi. Bila perlu surat keterangan dokter untuk asuransi, kau bisa bilang saja.” Ucap perawat. Tuan Yuk mengerti.
“Ibu, cepat ubah ini menjadi robot.” Keluh Won Jun tak sabar. Ibunya pun mencoba tak mengubrisnya.
“Dokter Lee Ik-jun, Apa tak kemari hari ini? Aku belum sempat  mengucapkan terima kasih... Dia hebat...” ucap Tuan Yun. 

Saat itu Ik Jun datang memanggil Won-jun, mengambil mainan lalu menyapa Tuan Yun dan istrinya.  Ia pun menyapa Tuan Yun memujinya kaalu tak seperti pasien tanpa infus di tangannya karena tampan. Tuan Yun malu merasa tak seperti itu.
“Apa Kau ingat nama suamiku? Padahal pasienmu banyak sekali.” ucap Istri Tuan Yun.
“Marga istriku juga Yuk. Aku baru bertemu marga Yuk selain istriku... Ahh Tidak. Ada ayah mertua, adik ipar, kakak ipar, keponakan.” Kata Ik Jun. Tuan Yun pikir Ternyata banyak.
“Kau pulang hari ini, 'kan?” ucap Ik Jun. Tuan Yun mengaku senang bisa pulang sebelum Hari Anak besok. Ik Jun pun menyadarinya.
“Kami tak bisa pergi jauh. Kami berencana pergi ke restoran Tiongkok dekat rumah. Anakku suka sekali jajangmyeon.”kata Tuan Yun.
“Anakku juga. Semua anak pasti suka. Itu operasi kolesistektomi laparoskopik sederhana. Jadi, tak ada pantangan ketat, tetapi jangan berlebihan dahulu. Meski tak nyaman, lebih baik jika kau banyak jalan dan berolahraga.” Kata Ik Jun. 
Ia lalu memberikan mainan pada Won Jun. Won Jun tak pecaya melihatnya lalu bertanya siapa pria itu. Ik Jun tersenyum bertanya balik menurut Won Jun siapa. Ibunya meminta agar Won Jun agar bisa lebih sopan.
“Aku adalah Orang yang menyembuhkan perut ayahmu yang sakit.. Selamat jalan. Sampai jumpa saat rawat jalan.” Ucap Ik Jun. Keduanay pun mengucapkan terimakasih dan menyuruh Won Jun untuk membungkuk. 

Saat itu Dokter Yong dan Dokter Ahn barusaja keluar dari ruang operas berajaln di orong. Ik Jun melihat keduanya berpikir kalau baru saja dimarahi Chae Song-hwa lagi. Dokter Yong menjawab Ya sementara Dokter Ahn menjawab tidak.
“Kau yang dimarahi, kan?” ucap Ik Jun menunjuk ke arah Dokter Yong. Dokter Yong mengaku bukan tapi Dokter Ahn Chi-hong.
“Dia bilang tidak.” Ucap Ik Jun.Dokter Yong pikir Dokter Ahnmantan tentara. Jadi, mentalnya kuat.
“Dia marah karena aku tak bisa jawab pertanyaan dengan benar. Aku pun merasa diriku bodoh.” Jelas Dokter Ahn.
“Kau lulusan Akademi Militer Korea, 'kan? Aku kenal seseorang di...” ucap Ik Jun lalu terhenti karena harus menerima telp.
Ia terlihat bahagia bertanya keberadan orang itu dan akan kesana lalu bergegas pergi. 

Dokter Yong menerima telp lalu berbicar dengan Dokter Ahn yang pasti tahu pasien kecelakaan yang masuk IGD kemarin, Dokter Ahn menganguk. Dokter  Yong memberitau pasien itu tak bisa dioperasi karena vitalnya tak stabil dan pendarahan parah.
“Namun, Dokter Chae Song-hwa akan mengoperasinya malam ini.” Ucap Dokter Yong.Dokter Ahn mengerti.
“Dia mengajak kita rapat nanti.”ucap Dokter Yong. Dokter Ahn pikir itu bagus. Dokter Yong tak percaya kalau itu dianggap bagus
“Meski tadi kau dimarahi begitu?” kata Dokter Yong tak percaya. Dokter Ahn pikir kalau Song Hwa tak marah, hanya bertanya.
“Aku memang ingin menangani kasus itu. Kupikir pasti senang bisa jadi asisten Dokter Chae. Itu Bagus sekali.” kata Dokter Ahn.
“Dokter Ahn Chi-hong.. Kurasa kau harus pindai CT kepala.” Kata Dokter Yong. Dokter Ahn pikir akan melakukan Bila ada diskon karyawan.


Di ruang rapat, Dokter Ahn hanya bisa tertunduk diam. Saat itu Song Hwa menatap dingin suasana terasa tak nyaman, akhinya Song Hwa memutuskan akan melakukan cara itu dan menyuruh mereka tidurlah dahulu dan Sampai jumpa nanti malam.
“Sejak awal dia memang akan operasi dengan cara itu, 'kan?” bisik perawat
“Kau tahu itu tak penting baginya. Yang penting kita tahu atau tidak.”balas Dokter Yong.
Mereka pun keluar ruangan, Dokter Yong melihat ada Bunga mawar di taman rumah sakit yang mulai ditanam dan berpikir sudah musim bunga mawar. Perawat memuji Dokter Yong itu Matanya jeli juga, Dokter Yong mengaku Keluarganya punya toko bunga.

“Semua tahu itu mawar.” Kata Dokter Yong. Song Hwa mengaku tidak karena Saat ini,banyak orang tak tahu nama bunga dan tanaman.
“Apa Selama ini bunga itu palsu?” ucap Perawat baru melihat ternyata bunga palsu. Dokter Yong pikir dengan kupu-kupu di taman menurutnya keterlaluan.
“Kalau Dipikir-pikir sudah lama aku tak melihat bunga.” Ucap perawat. Dokter Yong tahu kalau Song Hwa  akhir pekan ini berkemah juga. Song Hwa membenarkan.
“Apa Kami boleh ikut? Kau juga bisa, 'kan? Pekan ini kau tak piket.” Kata Dokter Choi. Dokter Ahn bertanya apakah mereka boleh ikut juga.
“Boleh. Namun, kalian memang mau?” tanya Song Hwa. Dokter Yong menganguk.
“Meski kau agak keras, tetapi tak buat kami canggung.” Ucap Dokter Yong. Perawat memuji Dokter Yong. Song Hwa pu melihat juniornya itu manis sekali.
“Kau juga mengesalkan, tetapi tak buat aku canggung. Ayo pergi bersama. Di sana ada bunga mawar dan kupu-kupu asli.” Kata Song Hwa lalu berjalan lebih dulu. 

Ik Jun datang melihat istrinya dengan senyuman sumringah, Nyonya Yun hanya duduk diam. Ik Jun pun bertanya ingin memesan apa karena Kopi di sini enak sekali lalu menawarkan cake juga. Nyonya Yun pikir  Apa tak ada tempat sepi. Ik Jun bingung.
“Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Ucap Nyonya Yun dengan  wajah serius.
***
Bersambung ke part 3
Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar