PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Hong Zo
akhirnya keluar dari kamar dan kaget karena lampu disampingnya menyapa. Ia pun
berjalan mencoba keluar rumah dengan membuka pintu tapi dikagetkan dengan bunyi
serine dan akhirnya kembali masuk. Tuan Km terbangun dari tidurnya berpikir Sol
Ah yang baru pulang.
Hong Zo
hanya bisa memantung didepan pintu rumah. Tuan Kim akhirnya mengambil minum
dimeja makan lalu dikagetkan dengan kucing yang tiba-tiba melayang ke arahnya.
Ia langsung jatuh tersungkur dilantai, dan Hong Zo pun duduk seperti kucing
polos yang tak tahu apapun.
Pagi
hari, Tuan Kim mengeluh kalau betapa terkejutnya saat melihat kucing yang ada
dirumahnya. Sol Ah heran dengan ayahnya padahal sudah menunjukan pada ayahnya
tadi malam. Tuan Kim terlihat bingung.
Flash Back
Sol Ah
membuka pintu kamar ayanya memberitahu baru saja pulang dan mengendong Hong Zo.
Tuan Kim yang fokus membaca menyuruh Sol Al menutup pintu tak melihat Hong Zo
dalam pelukan ayahnya. Sol Ah mengeluh
ayahnya bahkan tidak meliriknya.
“Astaga...
Kita seharusnya tak biarkan sembarang binatang buas di rumah... Dan Apa tak apa-apa
membiarkan orang masuk? Ayah tak pernah bilang membolehkannya.” Ucap Tuan Kim.
Saat itu
bel rumah berbunyi, Sol Ah pun bertanya didepan Siapa. Dua orang mengaku datang
untuk melihat rumah. Sol Ah kaget mendengarnya. Sang ayah langsung menyela agar
silakan melihat-lihat. Sol Ah tak percaya kalau Ayahnya menjual apartemen.
“Ayah
memutuskan untuk pindah ke pedesaan bersamanya.” Ucap Tuan Kim. Sol Ah makin
shock mendengarnya.
“Bagaimana
bisa Ayah membuat keputusan itu tanpa berbicang denganku?” keluh Sol Ah
“Ayah
berpikir lama sebelum membuat keputusan.”kata Tuan Kim. Sol Ah tak percaya ayahnya memikirkannya
sendiri saat ia tak ada
“Bagi
Ayah, aku ini apa?” ucap Sol Ah marah mengaku enggan mengatakan hal ini pada
anaknya.
“Ayah
jatuh cinta pada wanita materialis. Ayah tak tahu apa pun tentang dunia. Ayah
mengajar menulis puisi di pusat kebudayaan. Apa kau mencoba membuang sedikit
yang dimiliki dengan namamu?” ucap Sol Ah marah. Tuan Kim merengek
“Kutarik
perkataan.. Ayah boleh melakukan apa pun... Tapi Jangan menikah. Apa Ayah akan
menjual apartemen untuk pergi? Maaf, Aku tak bisa... Karena aku tak akan
meninggalkan apartemen ini.” Ucap Sol Ah
“Aku diusir
dan berakhir dengan seseorang yang akan diusir.” Gumam Hong Zo melihat keduanya
dari atas kursi goyang. Tuan Kim ingin duduk tapi Hong Zo tak mau pergi, lalu
mencoba memlototinya tapi Hong Zo tetap tak bergeming.
Di
kantor, Doo Sik pikir Sol Ah sudah dewasa, bukan anak-anak jadi lebih baik Tersenyum
saja dan berikan restu pada ayahnya. Sol
Ah mengaku marah dengan cara ayahnya,
bukan apa yang dilakukan. Doo Sik yakin ayah Sol Ah tak bisa memberitahunya.
“Dia
perhatian agar kau tidak akan terluka.” Ucap Doo Sik menyakinkan.
“Benarkah?
Dia tutup mulut, lalu memberiku ultimatum. Apa itu perhatian?” keluh Sol Ah.
Doo Sik membenarkan.
Saat itu
Ji Eun kembali memberikan note untuk Doo Sik tanpa bicara “Warna logo kafe... Ubah
dari hot pink ke indian pink.” Sol Ah pun mengejek Doo Sik kalau Seseorang juga
sangat perhatian padanya. Doo Sik
akhirnya berdiri memanggil Ji Eun.
“Apa Kau
membenciku? Seberapa besar rasa bencimusehingga
tak mau bicara denganku? Kupikir nafasku bau busuk, jadi aku sudah perawatan
gigi minggu lalu. Aku berkumur dengan mouthwash selama berjam-jam.” Ucap Doo
Sik marah.
Sol Ah
menarik tangan Doo Sik agar duduk saja. Doo Sik tak peduli meminta agar
melepaskanya.
“Aku
punya banyak pesan untuk disampaikan. Jika aku...” ucap Ji Eun bingun melhat
Doo Sik yang marah
“Apa yang
salah dengan hot pink? Apa karena kau tahu aku suka hot pink? Benar, 'kan? Kau
tak menyukai hot pink karena kau membenciku, 'kan?” ucap Doo Sik benar-benar
marah
“Tidak...
Aku meminta untuk mengubahnya. Kenapa? Apa ada masalah? Lalu, bagaimana kalau
kita mengubahnya? Indian pink?” ucap Wakli Direktur akhirnya keluar ruangan. Doo
Sik pun langsung duduk tak bergeming.
“Aku
sungguh tak mengerti kenapa orang-orang suka warna ini... Coba Lihatlah warna
hot pink... Bagus dan gelap, serta semua orang menyukainya... Tidak ada alasan
untuk berpikir.” Ucap Doo Sik kesal dan melihat Ji Eun meliriknya.
Ia
mengeluh Ji Eun meliriknya dan menyuruh untuk menurunkan matanya. Ji Eun pun tertunduk. Doo Sik pikir kalau Ji
Eun itu sok jua malah tapi menurutnya itu tak mungkin. Ia pun melihat note
warna pink didepanya seperti mengatakan “Aku pasti menyukaimu!”
“Warna
ini berbicara kepadaku. "Apa kau menyukaiku?" Aku menyukaimu.” Ucap Doo
Sik tak percaya.
Di cafe,
Sol Ah mengangkat sendoknya bertanya Siapa
yang ingin memelihara kucing. Sang Kwon memberitahu kalau Anaknya baru berusia
tiga bulan. Sementara Hye Yeon menolak karena Kucing bulunya rontok. Da Som
pikir Anak kucing itu lucu, tapi tak suka kucing dewasa.
“Kau
besarkan saja.” Ucap Da Som. Sol Ah mengaku tak suka kucing. Hye Yeon ingin
tahu alasan Sol Ah tidak menyukainya.
“Yah,
mereka tidak datang kepadaku saat kupanggil seperti anjing dan melakukan apa
saja semaunya.” Ucap Sol Ah
“Walau
begitu, bukankah lucu saat mereka mendekatimu secara diam-diam?” kata Doo Sik
“Mereka
bermanja-manja di sebelahmu tapi tiba-tiba menghilang seolah tak terjadi
apa-apa. Aku benar-benar tak bisa memercayai mereka.” Ungkap Sol Ah.
Di rumah,
Hong Zo membuka lemari dan mengambil kaleng ikan tuna mencoba membukanya, tapi
tak tahu caranya. Akhirnya dengan satu jarinya bisa membuka kaleng ikan tuna.
“Ada
banyak kucing liar, tapi tidak banyak anjing liar. Menurutmu kenapa begitu?
Mereka terlalu berhati-hati dan memata-matai orang diam-diam menggangguku juga.”
Ucap Soo Ah
“Itu
karena mereka berhati-hati.” Tegas Doo Sik. Soo Ah yakin menurutnya mereka
terlalu mencurigakan.
Hong Zo
mendengar sesuatu dari dalam kamar dan mencoba membuka pintu kamar. Saat itu
terlihat Tuan Kim yang tak sadarkan diri di adlam kamar, Wajah Hong Zo panik
mencoba membangunkanya.
“Mereka
menganggap orang sebagai pelayan. Tidak, apa pembuka kaleng makanan mereka?”
kata Sol Ah yan membenci kucing. Di rumah Hong Zo berusaha membangunkan Tuan
Kim
“Aku
sudah dengar soal anjing yang menyelamatkan orang tapi kucing tak pernah bisa menjadi
binatang pelindung. Mereka hanyalah binatang egois yang hanya memikirkan
bertahan hidup pada saat kritis.” Kata Sol Ah.
Di rumah,
Hong Zo mencoba membawa Tuan Kim keluar dari apartement sambil mengendongnya.
Di depan apartement, petugas melihat Tuan Kim mengenalnya kalau itu
penghuni yang tinggal di unit 605, lalu
bertanya apakah sudah panggil ambulans. Hong Zo mengeleng.
Akhirnya
Ambulance datang membawa Tuan Kim ke rumah sakit. Petugas ambulance bertanya
Siapa walinya. Si paman penjaga ingin menunjuk pria yang membawa Tuan Kim, tapi
Hong Zo sudah tak ada.
Petugas pikir
mereka harus pergi lebih dulu. Hong Zo pun sudah berubah jadi kucing melihat
ambulance yang membawa Tuan Kim.
“Kau tahu
banyak soal kucing. Bukankah artinya kau menyukainya?” ejek Doo Sik.
Sol Ah
terlihat kesal dan saat itu telpnya berdering, wajahnya pun langsung panik
mendengar telp dari Rumah Sakit. Ia bergegas pergi ke rumah sakit dan mencari
pasien dengan nama Kim Soo Pyung. Perawat menunjuk tempat Ayah Sol Ah di rawat.
“Apa yang
terjadi? Kudengar Ayah pingsan.” Ucap Sol Ah heran melihat sang ayah yang
terbaring membaca buku seolah tak terjadi apapun.
“Apa itu
telp dari Perusahaanmu? Kau tidak harus datang.” Kata Tuan Kim yang sudah bisa
duduk. Sol Ah pikir Siapa lagi yang akan... lalu melihat ada tas wanita
berwarna merah diatas ranjang ayahnya.
“Sol
Ah... Benar-benar kebetulan yang tak terduga.. Ini Sangat puitis... Senang
berjumpa. Aku bertemu ayahmu di pusat budaya sambil belajar puisi. Namaku Bang
Sil.” Ucap Nyonya Bang Sil menyapa Sol Ah. Sol Ah terlihat bingung menatap sang
ayah.
"Aku
benang. Dan kau adalah jarum... Aku akan memasuki lubang sempitmu." Itu
adalah puisi favorit yang kutulis. Ayahmu mengkritiknya dengan keras tapi
akhirnya dia menjadi jarumku. Benarkan, guru?” kata Bang Sil. Tuan Kim
menganguk dengan wajah malu-malu.
“Pasien
Kim Soo Pyung.. Aku membawa hasil tesmu.” Ucap dokter jaga datang.
“Apa karena
aritmia ? Bradyarrhythmia ?” kata Bang Sil. Dokter membenarkan.
“Cukup berbahaya
jika sampai pingsan, bagaimana pun..” ucap Dokter yang langsung disela oleh
Bang Sil
“Apa Kau
ingin merekomendasikan menggunakan alat pacu jantung? Tapi dia tak mau memasang
mesin di dadanya. Aku sudah bilang dan Kau harus dengarkan aku.” Keluh Bang Sil
“Kau
harus melakukan beberapa tes lagi dan bersiap untuk operasi besok.” Ucap
Dokter. Bang Sil mengerti.
“Tunggu.
Apa yang terjadi? Kenapa jantung ayahku.. Menempelkan apa di dadanya?” ucap Sol
Ah bingung karena tak tahu keadaan ayahnya.
“Jangan
khawatir, Sol Ah... Operasinya sangat sederhana... Benarkan, guru?” ucap Bang
Sil. Tuan Kim menganguk. Dokter pun merasa sudah menjelaskan pada pasienya. Sol
Ah terlihat masih saja kebingungan.
Bang
Sil menarik selimut untuk ayah Sol Ah
meminta agar bisa mendengarnya ucapan dokter dan saranya. Tuan Kim seperti bisa
mengerti dan bertanya siapa yang membawanya ke rumah sakit. Bang Sil dengar penjaga
keamanan memanggil ambulance.
“Aku tak
ingat keluar rumah... Jadi Kapan aku keluar? Aku hanya ingat kucing.” Ucap Tuan
Kim. Sol Ah mendengar dari dari pintu rawat memilih pergi karena sudah ada yang
merawat sang ayah.
Hong Zo
keluar dari tempat sampah terlihat kebingungan karena tak bisa masuk rumah,
akhirnya berubah menjadi manusia lalu melihat Sol Ah berjalan sendirian sambil
menangis. Ia pun mengikuti Sol Ah dari belakang. Doo Sik mengirimkan pesan
“Apa Kau
baik-baik saja? Apa Mau bertemu?” Sol Ah mengaku baik-baik saja.
“Apa Kau
bisa mengurusnya sendiri? Haruskah aku menyuruh Jae Seon pergi?” tulis Doo Sik.
Sol Ah langsung melarangnya.
Sol Ah
pun berjalan ditaman tanpa sadar Hong Zo yang terus mengikutinya. Hong Zo pun
duduk didekat Soo Ah membelakanginya. Sol Ah pikir Lee Jae Sun yang datang dan
langsung menutup wajahnya meminta agar tak perlu menatapnya karena sedang berantakan.
“Aku
baik-baik saja dan Ayah juga akan baik-baik saja. Malam ini, si ahjumma akan tinggal bersama... Maksudku,
tunangan ayahku. Mereka pindah ke pedesaan demi kesehatan ayahku.” Cerita Han
Sol
“Dia
bernama Bang Sil... Dia sangat ramah. Ayah tampak seperti tak sadar dan tertawa
juga.. Tapi Kenapa aku begini? Pokoknya, aku baik-baik saja... Kau Pergilah.” Ucap
Sol Ah. Hong Zo akan pergi.
“Kau
seperti kucing... Semua kucing menghilang kapan pun mereka mau.. Tanpa kata... Maksudku,
mereka pikir aku perhatian. Kalau saja aku khawatir dia sakit? Apa Aku akan bilang
dia beban?” ungkap Sol Ah. Hong Zo terdiam.
“Aku tidak
pernah tahu, akan diusir tanpa sebab. Aku marah pada ayah dan membentaknya. Padahal
dia sakit. Jantungnya berdetak lambat dan aku tak tahu. Aku sangat bersyukur
dia perhatian. Inilah sebabnya aku tak suka kucing. Menghilang semaunya, dan
sekarang kembali berusaha menghiburku... Jadi Sudahlah, kau pergi.” kata Sol Ah
marah Hong Zo tetap saja terdiam.
“Kusuruh
kau pergi.” ucap Sol Ah lalu bergumam “Dia benar-benar kembali.. Beodeul
Cintaku.”
“Kau tak
pergi saat aku menyuruhmu. Kau tak pernah datang saat aku menunggumu. Apa kau
memiliki alasan seperti ayahku?.. Ahh.. Aku bicara sendiri... Ayo Katakan
sesuatu.” Keluh Sol Ah lalu melihat nama Jae Sun yang menelpnya.
Sol Ah
bingung kalau Lee Jae Sun yang menelp dan baru sadar kalau sedari tadi hanya
bicara dengan kucing. Ia mengangkat telp lalu bertanya keberada Jae Sun sekarang dan bingung
kalau Jae Sun ada dicafe padahal ia pikir sedang ada disampingnya.
“Aku berada
di tempat kerjaku seharian.” Kata Jae Sun. Sol Ah pikir Ja Sun tak mendengar apa pun dan Dengan siapa
ia berbicara
“Kim Sol
Ah. Apa kau di sana?” tanya Jae Sun. Sol Ah pun berbicara dengan Jae Sun.
“Di
manakah Sergei?” tanya Jae Sun. Sol Ah menjawab ada Di sebelahknya.
“Apa Kau
yakin dia baik-baik saja?” tanya Jae Sun. Sol Ah mengaku ada di sini, tapi... Kenapa dia ada di sini,
Ia terlihat bingung.
“Ini Tak
boleh.. Kau tak bisa menjaga Sergei.” Ucap Jae Sun. Sol Ah pikir Jae Sun merasa
bersalah
“Baiklah
kalau begitu. Kau harus merasa bersalah karena aku merawat kucing wanita itu.” Ucap
Sol Ah.
“Bukan
itu alasannya.. Aku tak nyaman meninggalkannya bersamamu.” Kata Jae Sun
“Apa kau
lebih khawatirkan kucing daripada aku?”keluh Sol Ah kesal. Jae Sun bertanya
apakah pintu Sol Ah selalu terkunci
“Kucing dapat
menghilang walau sebentar. Kau mungkin tak akan pernah menemukannya lagi.” Kata
Jae Sun. Sol Ah langsung mengendong kucingnya.
“Jika kau
khawatir, cari seseorang untuk mengadopsinya.” Keluh Sol Ah. Jae Sun mengaku Sedang
mecari dan akan menemukannya sesegera mungkin.
“Jangan
tinggalkan dia kali ini... Aku mohon.” Ucap Jae Sun lalu menutup telp. Sol Ah
bingung dengan ucapan Jae Sun.
“Siapa
yang meninggalkannya? Seharusnya aku yang bilang itu.” Ucap Sol Ah. Akhirnya
mengajak bicara Hong Zo.
“Hei,
kucing... Apa Kau melihat orang di sebelahku? Bagaimana kau datang kemari?”
ucap Sol Ah. Hong Zo hanya diam menatap dengan mata berbinar-binar.
“Kau tak
bisa berbicara? Jawab aku. Kenapa kau tak bersuara? Bisakah bersuara jika aku
menekanmu di sini? Ini Berbunyi.” Ucap Sol Ah menekan hidung Hong Zo.
Flash Back
Sol Ah
melihat anak kecil yang sendirian ditengah salju yang turun lalu bertanya Apa
yang dilakukan di sini? Di mana ibuny? Apa tersesat? Hong Zo yan masih kecil
hanya diam saja. Sol Ah pikir anak itu pasti kedinginan lalu memberikan
syalnya.
“Siapa
namamu? Berapa umurmu? Kenapa kau tak bersuara? Bisakah kudengar sesuatu jika
aku menekan tombol?” ucap Sol Ah menekan bagian hidung sama seperti yang dilakukan
pada Hong Zo dewasa.
SolAh
akhirnya pergi membeli kue bungepang, lalu memberikan pada Hong Zo. Ia
bejanji akan mencari ibunya jadi harus
ikut denganya dan pergi ke rumahnya dulu. Hong Zo pun menunggu didepan gedung
saat Sol Ah sedang mengambil surat.
Hong Zo
tiba-tiba melihat sesuatu yang menarik dan langsun bergegas pergi. Sol Ah yang
baru selesai menelp kaget tak melihat anak kecil itu. Terlihat kue yang
berserakan dijalan dan Hong Zo yang masih kecil tertidur dengan syal menjadi
selimutnya dibangku taman.
“Hei,
sudah kubilang jangan terlalu nyaman. Kita tak bisa tinggal di sini lagi. Kita
harus pergi. Walau begitu, aku tak merasa kesepian karena diusir bersamamu.” Ucap
Sol Ah akhirnya naik ke atas tempat tidur.
Hong Zo
pun mengikutinya, Sol Ah mengeluh dan mendorong Hong Zo turun dari tempat
tidurnya agar tidur dilantai. Hong Zo kembali naik ke atas tempat tidur dan Sol
Ah sudah lelah untuk mengusirnya.
Hong Zo
akhirnya berubah menjadi manusia menatap Sol Ah yang berbaring didepanya. Ia
tahu kalau kalau Sol Ah adalah yang membuatku menjadi manusia.
Bersambung
ke episode 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Aku menyukai sinopsis in
BalasHapus