PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
terlihat bahagia saat Jang Yoon bermain dengan baik. Semua orang memberikan
applouse pada penampilan Jang Yoon dan juga Joo Wan, tapi terlihat bangku
kosong milik Tuan Kang di ballroom. Yi Young mencari-cari Jang Yoon tapi tak
ada diruang latihan.
“Kau
bilang tidak gugup, tapi kurasa kau
tegang.” Komentar Yi Young melihat Jang Yoon yang duduk sendirian di tangga
darurat.
“Tidak.”
Kata Jang Yoon menyangkal sambil memegang tanganya. Yi Young pun ingn tahu
alasan Jang Yoon duduk di sini sendirian.
“Penampilan
pertamamu sukses. Harusnya kau senang, kan? Apa yang kau pikirkan?” ucap Yi
Young
“Banyak
hal. Aku teringat saat masih kecil.” Akui Jang Yoon. Yi Young menganguk
mengerti.
“Baiklah.
Sudah kuduga ini akan terjadi. Jadi, aku membawa hadiah.” Kata Yi Young, Jang
Yoon ingin tahu hadiah apa itu.
“Ini dia...
Dor, dor, dor... Kerja bagus.” Kata Yi Young memperlihatkan layar ponsel dengan
video kembang api. Jang Yoon binggung apa maksudnya.
“Maksudku...
Mungkin aku tidak berada di panggung bersamamu, tapi setidaknya aku bisa
mengucapkan selamat kepadamu. Penampilanmu hebat. Aku sangat iri hingga hampir
menangis. Kau bersinar paling terang.” Ungkap Yi Young. Jang Yoon hanya menatap
dengan senyuman.
Semua
anggota masuk ruangan, saling memuji kalau
mereka semua bekerja sangat baik hari ini. Yi Young datang langsung memeluk
Jenny yang sangat hebat. Jang Yoon pun ikut masuk bertemu dengan Michael,
Michael memuji kalau Pertunjukan tad bagus jadi Pasti akan ada artikel tentang
Jang Yoon.
“Terima
kasih. Penampilanmu juga.” Ucap Jang Yoon, saat itu Michael melhat tatapan Jang
Yoon.
“Omong-omong,
apa gadis yang kau sukai...” kata Michael menatap Yi Young sedang berbicara
dengan Jenny. Jang Yoon hanya bisa menatap Yi Young tanpa bicara.
“Kerja
bagus, Semuanya. Para penonton menyukainya, begitu pula para reporter. Kalian
tahu ada pesta penutupan, kan? Kalian bisa ke sana sekarang.” Ucap Nyonya Yoon
masuk ruangan.
Semua pun
terlihat senang, Nyonya Yoon memuji semua pemain yang sudah Kerja bagus. Jenny
langsung terlihat kesal karena Nyonya Yoon yang memeluk Michael seperti memberikan perlakukan khusus.
Yi Young hanya bisa tersenyum melihat tingkah temanya.
“Mereka harus
membuatnya tampak jelas, kan?” keluh Jenny kesal. Nyonya Yoon pun menemui Yi
Young kembali.
“Yi
Young, di mana Maestro Nam?” tanya Nyonya Yoon, Yi Young mengatakan akan
memeriksa ruang tunggu. Jang Yoon menatap Yi Young pergi seperti khawatir.
Yi Young
pergi ke ruangan tak melihat Joo Wan, tak heran karena ada bunga yang di lantai.
Ia pun bertanya-tanya Siapa yang menjatuhkan bunga lalu menaruhnya diatas meja,
sambil terus mencari keberadaan Joo Wan kali ini.
“Maestro
Nam... Maestro Nam... Kenapa kamu di sini sendirian? Apa Kau baik-baik saja?”
ucap Yi Young menemukan Joo Wan duduk lemas di samping piano. Joo Wan mengaku
baik-baik saja.
“Apa Kau
tampil dalam keadaan seperti ini?” kata Yi Young panik mengecek kepala Joo Wan
yang panas.
“Di mana
nenekku?” tanya Joo Wan, Yi Young menjawab sedang ada di kantor Presdir.
“Aku
harus memanggil ambulans.” Kata Yi Young khawatir. Joo Wan pikir tak perlu
meminta Yi Young untuk menelp Nona Yoon saja.
“Kau, Telepon
Nona Yoon tanpa sepengetahuan para anggota. Dan tolong urus nenekku. Buat
alasan dan bawalah dia pulang.” Ucap Joo Wan
“Jangan
mengkhawatirkan itu. Aku akan menelepon Nona Yoon sekarang.” Ucap Yi Young
bergegas keluar.
“Di mana
Maestro Nam?” tanya Jang Yoon melihat Yi Young keluar ruangan. Yi Young
memberitahu kalau Joo Wan ada di dalam.
“Dia sakit.
Bisakah kau menemaninya sampai Nona Yoon datang? Aku akan segera menghubungimu.”
Ucap Yi Young. Jang Yoon menganguk mengerti.
Joo Wan
duduk lemas sendirian, meliat Jang Yoon datang langsung bertanya perasaannya. Jang
Yoon ingin tahu Tentang apa. Joo Wan menjawab Tentang penampilan sukses pertamanya.
Jang Yoon malah bertanya balik tentang perasaan Joo Wan.
“Aku
merasa seperti anak-anak lagi. Aku ingat kali pertama berjalan ke atas panggung
dengan tongkatku.” Ucap Joo Wan
“Kenapa
kau bertemu Yoon Young Gil tepat sebelum tampil?” tanya Jang Yoon penasaran.
“Siapa
itu? Aku tidak mengenalnya.” Ucap Joo Wan berbohong. Jang Yoon pun ingin tahu
alasan Joo Wan yang menemui orang asing.
“Aku
tidak bertemu dia.” Kata Joo Wan. Jang Yoon menegaskan kalau mereka berdua
bertemu dan melihatnya.
“Bisakah
kau membuktikan itu? Seharusnya kau memotretnya. Mulai sekarang, tolong lakukan
itu.” Ejek Joo Wan
Saat itu
Nyonya Yoon datang dengan wajah panik melihat keringatnya deras sekali sambil
mengomel karena tidak memberitahu kalau sakit. Jang Yoon pikir akan membantu
untuk mengantarnya. Nyonya Yoon menolaknya.
“Ini tugasku.
Tolong telepon Nona Yang dan Kau harus bergegas pergi ke pesta penutupan.” Ucap
Nyonya Yoon akhirnya memapah Joo Wan keluar ruangan. Jang Yoon hanya bisa
terdiam menatap Nyonya Yoon.
Soo Young
panik masuk ke gedung dengan buket bunga karena Ibunya akan membunuhnya karena sangat terlambat,
saat akan masuk melihat sosok yang paling dikenalnya, Ki Sang sedang berbicara
dengan Jang Yoon dan sengaja menguping dari balik standing banner.
“Jelas
sekali kau sering berlatih. Para penonton menyukai penampilan kalian. Mereka
banyak memujimu. Pimpinan pergi lebih dahulu. Dia tidak banyak bicara, tapi
kurasa dia emosional, melihatmu di sana. Aku pun merasa seperti itu. Ian pasti
juga menyukainya.” Puji Ki Sang.
“Sudah
cukup. Aku sibuk.”kata Jang Yoon tak ingin mendengar pujian lagi, Ki Sang pun
akhirnya pamit pergi.
Ki Sang
akan keluar gedung, Soo Young langsung berteriak memanggilnya. Ki Sang kaget
melihat Soo Young ada digedung. Soo Young akhirnya tahu kalau Ki Sang itu mengenal
Jang Yoon.
“Kau
berbohong dan mengaku tidak mengenalnya. Bagaimana kamu mengenalnya?”ucap Soo Young
“Begini...Kami
teman.” Kata Ki Sang, Soo Young tak percaya kalau mereka berteman dan ingin
tahu alasan Ki Sang mendekatinya.
“Apa itu
disengaja?” tanya Soo Young, Ki Sang membenarkan. Soo Young ingin memastikan sesuatu.
“Apa
kencan butanya dan datang ke rumah sakitku sebagai pasien juga disengaja?”
tanya Soo Young. Ki Sang pun tak menyangkalnya.
“Kenapa?
Apa maumu? Apa Yoon menyuruhmu melakukan ini?” tanya Soo Young.
“Tidak,
bukan begitu. Tapi Itu niatku.” Akui Ki Sang, Soo Young pun ingin tahu untuk
apa.
“Agak
sulit menjelaskannya.” Kata Ki Sang tak bisa menahan senyumanya.
“Apa Kau
tertawa? Apa ini lucu? Apa Ini sulit? Kenapa? Kenapa kamu tidak bisa
menjawabku?” ucap Soo Young marah
“Aku
tidak tertawa karena lucu. Aku hanya merasa tidak enak.” Kata Ki Sang.
“Apa Kau
merasa tidak enak? Kau bersekongkol terhadapku. Kamu memata-matai dan menipuku.
Kau tahu ini ilegal, bukan?” ucap Soo Young marah yang membuat Ki Sang
ketakutan.
“Aku
tidak melakukan sesuatu yang ilegal.” Ucap Ki Sang gugup dan melihat Soo Young
yang menghadangnya.
“Dengarkan
baik-baik... Aku tidak akan mengulanginya. Aku orang yang tidak akan membiarkan
siapa pun mencelakai keluargaku. Jangan ganggu Yi Young, mengerti?” ucap Soo
Young
“Tidak ada
yang bisa kulakukan soal itu. Aku tidak punya kekuasaan. Maafkan aku. “ ucap Ki
Sang, tiba-tiba kaki Soo Young menghadangnya. Ki Ki Sang merasa Ini
penyerangan.
“Kalau
begitu, laporkan aku. Tolong lakukan! Jangan pernah memperlihatkan dirimu di
depanku lagi. Aku akan membunuhmu jika kamu muncul. Ini ancaman.” Tegas Soo
Young marah. Ki Sang menganguk mengerti
Di sebuah
bar, semua anggota berkumpul sambil bersulang. Jang Yoon ikut duduk bersama
dengan teman-temanya tapi pikiran seperti melayang ke tempat lain. Nyonya Wang
pikir kalau suasananya begitu tegang tepat sebelum mereka memulai "Shekherezada"
“Maestro
Nam tampak sangat gugup. Aku tidak pernah melihatnya bersikap seperti itu. Dia bahkan
tidak menjabat tanganku. Kupikir dia tidak akan bisa mengangkat tongkatnya. Aku
sangat khawatir.” Ucap Joo
“Benar.
Tapi rasanya menyenangkan. Rasanya seperti katarsis... Rasanya seperti ledakan.”
Ucap Nyonya Wang. Semua pun menyetujui ucapan Nyonya Wang.
“Yoon,
aku menyukai penampilanmu.” Kata Nyonya Wang, Semua pun mengaku menyukai
penampilan Jang Yoon juga. Jang Yoon
mengucapkan Terima kasih.
“Beberapa
reporter menanyakanmu. Saat kubilang kau tidak mengambil jurusan musik, mereka
sangat terkejut. Apa Kau melihat senyum lebar di wajah Dirut?” ucap Nyonya
Wang. Joo mengaku melihatnya.
“Omong-omong,
Yi Young akan bergabung dengan kita?” tanya Nyonya Wang.
“Dia
tidak ada di sini... Dia harus mengantar neneknya Maestro Nam pulang. Jadi, dia
akan sedikit terlambat.” Ucap Jenny. Semua pun akhirnya mengajak semua
bersulang untuk Shinyoung Philharmonic!
Yi Young
mengantar nenek sampai masuk rumahnya, Nenek Joo Wan mengelu kalau Sopir taksi
mengantarkanku tepat di depan rumah jadi
Untuk apa datang jauh-jauh mengantarnya karena takuttidak bisa menemukan
rumahnya.
Sudah seharusnya
aku ikut dengan Anda. Anda tidak familier dengan lingkungan ini” ucap Yi Young
duduk disamping Nenek disofa.
“Anda
pasti agak kesal.” Kata Yi Young, Nenek bertanya tentang apa itu. Yi Young
menyebut tentang Maestro Nam.
“Anda
tidak bertemu dengannya setelah penampilan.” Kata Yi Young sedih
“Aku
tidak perlu menemuinya. Aku merasa baik-baik saja.” Ucap Nenek JooWan dengan sikap
seperti tak acuh.
“Tapi
tetap saja Ini hari yang istimewa.” Kata Yi Young, Nenek Joo Wan pikir kalau Yi
Young menunggu sampai seusianya.
“Tidak
akan ada yang terasa sangat istimewa... Sebaiknya kau pergi. Pasti ada makan
malam tim malam ini.” Ucap Nenek yang bersadar disofa karena merasa lelah.
Saat itu
Yi Young melihat ponselnya, Pesan dari Jang Yoon “Di mana kau? Ada yang ingin kukatakan.” Ia
hanya bisa terdiam, Nenek Joo Wan melihat raut wajah Yi Young menyuruh agar
segera pergi. sambil mengeluh aklau tingkah Yi Young itu malah membuatnya
kesal. Yi Young tetap diam tapi nenek Joo Wan menyuruhnya segera pergi.
Yi Young
akhirnya pergi menemui Jang Yoon yang menunggu di ruangan dna terlihat Jang
Yoon sedang duduk sambil tertidur. Jang Yoon akhirnya tersadar dan kaget
melihat Yi Young sudah ada disampingnya sambil tersenyum.
“Apa Kau
tertidur?” tanya Yi Young, Jang Yoon membenarkan karena menunggunya.
“Bagaimana
dengan pesta penutupnya?” tanya Yi Young, Jang Yoon mengaku keluar sebentar.
“Apa Kau
mau ke sana?” tanya Jang Yoon, Yi Young pikir akan pergi karena Pesta penutupan
adalah bagian terbaik.
“Jangan
pergi.” ucap Jang Yoon, Yi Young bertanya Lalu apa yang ingin Jang Yoon
lakukan.
“Mari
bersenang-senang.” Kata Jang Yoon lalu menarik Yi Young keluar ruangan.
Jang Yoon
membantu Yi Young duduk diatas panggung, Yi Young pun bertanya kenapa mereka
ada ditempat itu. Jang Yoon mengaku hanya ingin bersama Yi Young di panggung
dan harap suatu hari nanti mereka bisa tampil bersama.
“Mungkin
kita bertemu lagi setelah bereinkarnasi jutaan kali.” Ucap Yi Young seperti
merasa tak ada kesempatan.
“Kau
harus lebih positif.” Ejek Jang Yoon, Yi Young pun ingin tahu apa yang ingin
dikatakan.
“Tadi kau
mengirimiku pesan dan bilang ingin mengatakan sesuatu.” Ucap Yi Young
mengingatkan. Jang Yoon pun
mengingatnya.
“Aku hanya
berpikir mungkin aku telah membuatmu sangat kesulitan.” Kata Jang Yoon. Yi
Young binggung Tiba-tiba Jang Yoon merasa seperti itu
“Tidak...
Aku selalu meragukanmu. Aku membencimu dan terus menuduhmu. Itulah yang
kulakukan kepadamu.” Kata Jang Yoon.
“Kau
tidak punya pilihan lain.” Ucap Yi Young. Jang Yoon merasa bersalah bahkan berpikir seharusnya tidak mendekati Yi
Young.
“Aku
sangat menyesal berpikir mungkin ada cara lain. Kalau begitu, aku yakin kita
tidak akan bisa saling bertemu.” Kata Jang Yoon.
“Aku
senang kita bertemu. Tapi kurasa kau tidak berpikir seperti itu.” Komentar Yi
Young
“Sebenarnya
aku bertemu Yoon Young Gil kemarin.” Akui Jang Yoon. Yi Young tak percaya kalau
Jang Yoon bertemu dengannya.
“Dia
memberitahuku bahwa kau bukan orang yang membunuh Ian. Dia tidak tewas karena
kamu menikamnya. Tampaknya, pembunuhnya adalah orang lain. Jadi, mulai
sekarang, jangan merasa bersalah karena menikam Ian. Singkirkan rasa bersalah
itu.” Ucap Jang Yoon.
“Jangan
terlalu keras pada dirimu, oke?” kata Jang Yoon, Yi Young sempat terdiam sampai
akhirnya menganguk setuju. Jang Yoon pun
memegang tangan Yi Young untuk menenangkanya.
Yi Young
menatap Jang Yoon, ingin berbicara tapi akhirnya mengurungkan niatnya.
Yi Young
pulang kerumah seperti merasa sangat bersalah teringat kembali yang dikatakan
Tuan Yoon. “Apa Kau masih punya pulpen yang diberikan Shinyoung Philharmonic
sebagai hadiah gratis?” lalu berhasil mengambil dari saku baju Ian.
Sementara
Jang Yoon masuk rumah terlihat bisa tenang terlihat kembali yang dikatakan Yi
Young sebelum konser. “Semoga kamu berhasil.Tidak apa-apa meski kamu membuat
kesalahan, jadi, jangan gugup.”
“Ini
bukan konser tunggal. Aku akan bermain seperti biasanya.” Kata Jang Yoon
“Ini
seperti konser tunggal. Kalian akan melakukan penampilan tambahan pertama.”
Kata Yi Young sambil merapihkan baju Jang Yoon.
Setelah
konser Yi Young memberikan hadiah video kembang api sambil memuji Kerja bagus.
Sementara di ruangan, Joo Wan seperti tertidur lelap diatas meja ada buket
bunga dengan kartu bertuliskan "Dari Yoon Young Gil" sementara Tuan
Yoon sudah tak sadarkan diri di tangga.
Seorang
pria sedang berjaga mengecek ruangan lalu melewati tangga dan melihat Tuan Yoon
yang sudah tak sadarkan diri. Garis polisi pun langsung dipasang dan tim
forensik pun mengambil gambar.
Yi Young
membuka rice cooker terlihat bahagia melihat ada nasi hangat lalu bertanya kapan
memasak nasi. Nenek mengeluh Yi Young memang anak nakal karena sudah memasaknya
saat Yi Young masih tidur, lalu melihat kalau sup buatanya sudah dingin.
“Aku
yakin tidak ada apa pun di kulkas. Lalu Anda memasak sup dengan apa?” tanya Yi
Young bingung.
“Aku
menemukan telur dan daun bawang kering. Aku mengolah yang kubisa untuk membuat
sesuatu. Apa kau Ingat lauk yang kubuat? Seharusnya tidak kuberikan pada Joo
Wan. Seharusnya kubawa ke rumahmu. Dia tidak pernah menghabiskan apa yang
kuberikan kepadanya.” Keluh Nenek Joo Wan.
“Sebaiknya
kau mandi. Mari makan.” Ucap Nenek Joo Wan, Yi Young menganguk mengerti dan
akhirnya mengambil handuk.
Nenek
duduk disofa sambil menyalakan TV lalu memanggl Yi Young bertanya apaka
menangis semalam. Yi Youn akan masuk kamar mandi bingung, Nenek merasa Sepertinya ada yang menangis
semalam dan berpikir kalau Yi Young yang menangis.
“Tidak,
bukan aku.” Ucap Yi Young mencoba menyangkal, saat itu berita di TV terlihat.
“Sekitar
pukul 16.00 hari ini, seorang pria berusia 40-an ditemukan tewas di dalam
gedung utama Shinyoung Philharmonic, dan polisi sedang melakukan penyelidikan. Menurut
Kantor Polisi Seobu Gyeonggi, nama belakang pria itu Yoon, dan usianya 45
tahun. Polisi berasumsi dia tidak sengaja tergelincir dan jatuh dari tangga.
Polisi telah meminta Badan Forensik Nasional untuk melakukan autopsi...”
Yi Young
kaget melihat ternyata Tuan Yoon
meninggal di tangga tempatnya berkerja. Nenek Joo Wan merasa keadaan
memburuk dan tak menyangka kalau ini
bisa terjadi. Yi Young sangat shock sampai menjatuhkan handuknya, Nenek Joo Wan
bingung bertanya keadaan Yi Young. Yi Young memilih untuk keluar dari ruma.
Jang Yoon
melihat ponselnya dan membaca berita"'Jasad Pria Berusia 40-an Ditemukan
di Shinyoung Philharmonic'" Saat itu bel rumahnya terdengar, Yi Young pun
masuk ke rumah denga wajah panik. Jang Yoon bertanya Apa yang terjadi?
“Kurasa
pria itu tewas di gedung orkestra kita. Berita soal itu baru saja muncul. Itu
pasti karena aku. Kurasa dia tewas karena aku.” Ucap Yi Young panik didepan
pintu.
“Mari
bicara di dalam. Masuklah... Duduk dan katakan apa yang terjadi.” Ucap Jang
Yoon mengajak Yi Young duduk disofa.
“Apa
maksudmu dia tewas karenamu?” tanya Jang Yoon bingung, Yi Young mengaku berbohong padanya. Jang Yoon
ingin tahu berbohong tentang apa.
“Aku
menemuinya lagi setelah melihatnya di depan toko bunga.” Akui Yi Young
“Menemuinya
lagi? Kenapa? Kenapa kau menemuinya?” tanya Jang Yoon kaget.
“Dia
mencari sesuatu... Aku tahu apa yang dia cari. Dia memberitahuku apa itu. Aku
bertanya padanya apa yang ada di depan toko bunga malam itu.” Ucap Yi Young
“Apa Dia
bersedia menjawabnya?” tanya Jang Yoon, Yi Young mengaku tuan Jang
memberitahukanya.
“Dia
menyuruhku mencarinya dan membawakannya kepadanya. Jika kulakukan, dia akan
mengatakan siapa yang ada di gudang hari itu. Aku... Aku menemukannya dan
memberikannya kepadanya.” Akui Yi Young
“Apa itu?”
tanya Jang Yoon penasaran, Yi Young menjawab
Itu pulpen yang dibagikan Shinyoung College of Music secara gratis.
“Pada
hari kau menemuiku untuk melihat barang-barangnya, kau diam-diam mengambilnya
tanpa memberitahuku, kan?” kata Jang Yoon.
“Maafkan
aku.” Ucap Yi Young, Jang Yoon pun ingin tahu kalau Yi Young sungguh memberikan
itu kepadanya. Yi Young membenarkan
“Jadi, Apa
dia memberitahumu siapa yang ada di gudang hari itu?” tanya Jang Yoon.
“Tidak.
Dia bilang dia berubah pikiran. Katanya dia tidak bisa memberitahuku agar
mendapatkan lebih banyak uang.” Ucap Yi Young
“Itu
sudah jelas. Mustahil dia mengatakan yang sebenarnya. Apa yang kau pikirkan?
Kau seharusnya memberitahuku. Aku ingin tahu siapa yang berada di gudang. Orang
itu mungkin membunuh Ian.” Ucap Jang Yoon berteriak marah
“Jika kau
ingin tahu siapa pelakunya, seharusnya kau memeriksa apa yang ada di pulpen itu
sendiri. Kita hanya bisa menemukan cara seperti itu. Bukankah begitu? Kenapa kau
memberikan itu?” ucap Jang Yoon marah.
Yi Young
hanya bisa tertunduk meminta maaf, Jang
Yoon pun menyuruh Yi Young pulang saja dan Berpura-puralah tidak terjadi
apa-apa jadi bekerjalah seperti biasa.
Yi Young terlihat masih shock, Jang Yoon menyuruh Yi Young segera berdiri dan Pulanglah
sekarang.
Di
ruangan, suara telp terus berdering tanpa ada yang mengangkat, sementara TV
menyala dengan berita kriminal “Pagi ini, di gedung Shinyoung Philharmonic, seorang pria
dengan nama keluarga Yoon ditemukan tewas.”
“Sudah dipastikan bahwa dia pelaku
kecelakaan tabrak lari yang menyebabkan kematian pianis bernama Kim Ian setahun
lalu. Polisi menyatakan kedua insiden ini adalah kasus terpisah. Namun, mereka
sedang mengubah penyelidikan menjadi pembunuhan dari kecelakaan saat dia jatuh
dari tangga.”
“Maaf. Tapi
insiden yang terjadi di sini tidak berkaitan dengan orkestra kami. Aku serius.
Ini tidak berkaitan dengan kami.” Ucap Nona Yoon menerima telp yang berdering.
“Insiden
yang terjadi pagi ini adalah kecelakaan. Ini tidak berkaitan dengan orkestra.
Maafkan aku. Ya. Tidak ada hubungannya dengan kami.” Ucap Nyonya Yoon yang ikut
mengangkat telp.
Di
ruangan, semua anggota melihat berita online merasa sulit dipercaya, kalau Para
detektif datang ke kantor keamanan dan Mereka mengambil semua rekaman CCTV. Eun
Joo baru masuk ruangan pun buru-buru membaca berita "'Jasad Pria Berusia
40-an Ditemukan di Shinyoung Philharmonic'"
Semua
langsug memastikan aklau Insiden itu tidak berkaitan dengan orkestra dan Kim Ian adalah pria yang bekerja dengan Asia
Philharmonic tahun lalu. Mereka pun tahu kalau Orang yang tewas dalam
kecelakaan mobil, lalu ternyata Pengemudi tabrak lari itu tewas di gedung
mereka.
“Latihan
hari ini dibatalkan. Insiden yang terjadi di gedung ini hanyalah kecelakaan. Ini
tidak berkaitan dengan Shinyoung Philharmonic. Jadi, jangan biarkan hal ini
mengalihkan perhatian kalian. Kumohon kalian tidak membahas insiden ini dengan
orang lain.” Ucap Nyonya Yoon menenangkan.
Yi Young
membuka pintu kaget melihat Joo Wan sudah ada didepan rumahnya. Ia pun bertanya
kenapa wajah Joo Wan itu murung, Joo Wan tak menjawab malah ingin tahu apakah
bisa masuk, Yi Young pun mempersilahkan.
“Nenek,
aku datang... Astaga, kupikir aku sekarat karena sangat merindukan Nenek.” Ucap
Joo Wan langsung memeluk neneknya.
“Dasar
berandal. Kau hanya asal bicara seperti biasanya.” Keluh Nenek menjauhkan
cucunya lalu duduk bersama untuk sarapan.
“Hei. Apa
Kau sudah melihat berita? Di gedung orkestramu, kabarnya, seorang pria tewas.”
Ucap Nenek.
“Ya, aku
melihat berita. Entah siapa dia, tapi dia akan terus dibicarakan hari ini. Kita
tidak bisa latihan hari ini.”kata Joo Wan santai bahkan meminta agar memberikan
nasi. Yi Young binggung melihat Sikap Joo Wan seperti tak merasa takut.
Akhirnya
Joo Wan mengantar neneknya didepan ruma sambil merengek kalau seharus menginap
semalam lagi di sini. Nenek mengaku tidak bisa menutup restoran lagi hari ini
dan Restoran harus dibuka untuk makan malam, karena Beberapa orang menunggu.
“Apa aku
ikut Nenek saja dan tinggal dengan Nenek di sana? Aku bisa membantu Nenek
mengurus restoran dan mengajar anak-anak.” Ucap Joo Wan yang manja tak ingin
bersama neneknya.
“Dasar
berandal gila. Berhenti bicara omong kosong. Kau tidak akan bisa bertahan di
sana. Tinggal sajalah di Seoul.” Ucap Nenek.
Saat itu
Jang Yoon keluar dari rumah, Nenek bertanya apakah Jang Yoon akan berangkat
kerja. Jang Yoon membenarkan, Yi Young terlihat sedikit gugup, Nenek pun
menyuruh Joo Wan harus pergi bekerja dengan pria itu karean Orkestra pasti sangat
bingung karena berita itu.
“Konduktor
harus ada di sana. Jad Pergilah. Kembalikan. Lalu Asisten, kau harus ikut
denganku... Kau akan mengantarku.” Ucap nenek mengajak Yi Young pergi. Yi Young
pun pamit pergi dengan sang nenek.
Joo Wan
pun menuruni tangga bertanya apakah Jang Yoon itu butuh tumpangan. Jang Yoon
malah bertanya Bagaimana Joo Wan membunuhnya, apa Mendorongnya dari tangga. Joo
Wan malah balik bertanya Siapa yang membunuh siapa.
“Karena
kau sangat mengenal gedung itu, maka kau pasti tahu letak CCTV-nya kamera.
Bahkan aku pun tahu itu.” Ucap Jang Yoon yakin. Joo Wan malah hanya tertawa.
“Jangan
tertawa. Aku melihatmu bertemu dengan Yoon Young Gil. Kalian berdua bertemu tepat
sebelum pertunjukan. Apa karena apa yang dia miliki? Apa Kau masih
menyimpannya?” ucap Jang Yoon yakin
“Aku
bahkan tidak tahu itu apa. Untuk apa aku menyimpannya? Untuk apa aku membunuh orang
yang bahkan tidak kukenal? Apa masalahmu denganku?” ucap Joo Wan heran.
“Beri
tahu aku. Lagi pula, itu pasti akan terungkap. Apa isinya? Apa isinya hingga
mengorbankan nyawa dua orang?” kata Jang Yoon
“Aku
tidak mengerti yang kau ocehkan.” Ucap Joo Wan seolah tak peduli.
“Dua
orang tewas. Bagaimana kamu bisa tidak terpengaruh? Kau ada di gudang hari itu,
kan? Apa kau membunuh Yoon Young Gil karena takut dia akan memberi tahu Yi
Young bahwa itu kau?” ucap Jang Yoon.
“Hentikan.
Ini sudah cukup lama. Jika kau menuduhku lagi, beri aku buktinya.” Ucap Joo Wan
akan pergi.
“Bagaimana
kau bisa bersikap biasa di depan Yi Young setelah membunuh Ian? Apa Kau tidak
jijik dengan perbuatanmu?” sindir Jang Yoon.
“Yoon...
Kau tidak tahu yang kau bicarakan, jadi, jangan bicara. Ian adalah musisi junior
yang sangat aku sayangi. Kami pertama bertemu di Inggris. Aku mengenalnya
selama satu dekade Dan dia satu-satunya temanku. Tapi bagaimana bisa aku
membunuhnya?” ucap Joo Wan mencoba menyakinkan.
“Jika
bukan kau, lalu siapa?” tanya Jang Yoon, Joo Wan pikir sudah membeirtahu sebelumnya
kalau tak mungkin bisa mengetahuinya.
Bersambung ke "Episode 24"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar