PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Man Wool
mengelap tembakan laras panjang di meja kerjanya. Chan Sung pikir Jika Man Wool
tak ingin mengadakan acara untuk Hyun Joong dan adiknya, maka lebih baik diam
saja, bukannya merusak suasana. Man Wool mengaku pernah menembak seseorang
dengan senjata ini.
Flash Back
Seorang
wanita memperlihatkan peluru yang bersarang dalam kepalanya lalu memberikan
pada Man Wool untuk membalas dendam. Akhirnya Man Wool memberikan tembaan pada
si pria dan akhirnya membuat gila.
“Aku
menembak musuh hantu dengan peluru penuh kebencian sehingga dia bisa hidup
dalam penderitaan selamanya.” Cerita Man Wool
“Apa Maksudmu
kau akan melakukan hal yang sama kepada orang yang membunuh Hyun Joong?” kata
Chan Sung tak percaya
“Hyun
Joong sudah menembak musuhnya dengan peluru kebenciannya. Menurutmu, apa peluru
itu? Hyun Mi. Adiknya, Ji Hyun Mi.” Ucap Man Wool yakin.
Dirumah
sakit, Tae Seok melihat Hyun Min yang masih tetap hidup dan menjaganya. Man
Wool tahu Adik Hyun Joong bahkan tak bisa melihat dengan benar dan sakit jiwa.
“Dan Hyun
Joong membuat pria itu di samping adiknya dan membuatnya menderita selamanya.
Memang benar bahwa Hyun Joong sudah menunggu di sini selama 70 tahun demi
adiknya. Tapi dia juga memanfaatkannya untuk melecehkan pria yang membunuhnya selama
70 tahun penuh.” Ungkap Man Wool
“Orang
yang membunuh Hyun Joong... Apa teman yang merawat adiknya?” kata Chan Sung.
Hyun
Joong sedang melihat foto kebersamaan dengan Tae Seok, lalu wajahnya tersenyum
bahagia melihat Yoo Na. Yoo Na menatap
Hyun Joong memberitahu kalau membawa seseorang yang sangat ingin bertemu
dengannya. Hyun Joong bingung siapa itu.
Saat itu
pintu terbuka lebar, Tae Seok melihat Hyun Joong seperti tak percaya bisa
bertemu. Hyun Joong melotot melihat temanya yang membuatnya meninggal datang.
Nyonya
Choi datang dengan terburu-buru memberitahu kalau teman Hyun Joong baru saja
datang dan Yoo Na membawanya ke sini. Man Wool pikir Sepertinya Tae Seok datang
untuk meminta maaf dan siap melepaskan peluru dari laras panjangnya.
Di
ruangan, Tae Seok sudah duduk menunggu. Yoo Na memberitahu Chan Sung kalau Hyun
Joong melarikan diri segera sesudah melihat orang tua itu. Chan Sung pikir Hyun Joong seperti tak ingin menemuinya. Yoo
Na merasa padahal membawa kakek itu agar dia bisa merasa nyaman.
“Hyun
Joong bisa mendapatkan kembali hidupnya yang dicuri saat dia masih hidup. Itu sebabnya
aku membawanya ke sini.” cerita Yo Na sedih.
“Hyun
Joong perlu memutuskan sendiri.” Kata Chan Sung dan Hyun Joong terlihat bimbang
hanya duduk diam dibawah pohon.
Tuan Kim
menceritakan pada Chan Sung kalau Ada pemboman, dan yang membuat ayah dan ibu
Hyun Joong terbunuh, lalu Hyun Joong nyaris berhasil menyelamatkan adiknya.
Flash Back
Hyun
Joong membela kentang rebus untuk adiknya lalu menuruh agar makan perlahan.
Hyun Min terlihat terluka dengan mata dan kaki dibalut kain makan dengan lahap.
Hyun
Joong memberitahu Hyun Mi kalau Sesudah sampai di rumah paman di Busan, maka
adiknya bisa makan banyak makanan enak dan dirawat agar tak kesakitan lagi.
“Adiknya terluka parah, jadi dia
terburu-buru. Tapi Alih-alih pergi dengan para pengungsi. Aku dengar, dia
memutuskan untuk mengambil jalan pintas melalui pegunungan.”
Hyun
Joong mengisi air minumnya dengan air sungai, tapi tiba-tiba seseorang menodong
pistol dan menyuruh agar Jangan bergerak. Hyun Joong terdiam tapi saat itu Tae
Seok melihat kalau didepanya adalah Hyun Joong, temanya. Dan Hyun Joong pun
mengenal temanya, Tae Seok.
“Di situlah dia bertemu dengan
prajurit yang melarikan diri, yang ternyata adalah temannya.”
Hyun
Joong membagi makanan untuk temanya, Tae Seok seperti orang kepalaran. Hyun
Joong tersenyum menyuruh agar Tae Seok Makan perlahan lalu memberitahu kalau
Adiknya terluka parah dan bertanya apakah tahu jalan pintas.
“Kami
menuju ke tempat paman di Busan. Ikutlah dengan kami, Tae Seok.” Ucap Hyun
Joong, Tae Seok seperti marah langsung mengangkat pistolnya.
“Lepaskan
seragammu... Cepat Lepaskan! Aku akan tertembak dan mati jika memakai seragam
ini, cepat... lepaskan.” Ucap Tae Seok. Hyun Joong terlihat binggung.
Akhirnya
Hyun Joong pun berganti seragam dengan Tae Seok, lalu menahan Tae Seok agar tak
membawa tasnya karena ada obat Hyun Min. Tae Seok tak peduli menyuruh agar
melepaskan menembaknya.
Hyun
Joong tak bisa tinggal diam, mereka saling berebutan. Hyun Min yang tak bisa
melihat memanggil kakaknya. Hyun Joong masih beradu kekuatan dengan Tae Seok,
tapi tanpa sengaja Tae Seok melepaskan peluru dan mengenai bagian dada.
“Hyun
Joong... Aku tak sengaja melakukan ini. Kau tahu itu, 'kan? Maaf. Maafkan aku.”
ucap Tae Seok dan akhirnya mencoba kabur. Hyun Joong mencoba menahanya
Dibaju
Tae Seok terlihat nama “Ji Hyun Joong” Hyun Joong menahan tangan Tae Seok
meminta agar membawa adiknya. Hyun Min terus berteriak memanggil kakaknya.
Akhirnya Tae Seok pun membawa Hyun Min pergi denganya.
Tae Seok
masih menyimpan baju dengan nama Hyun Joong dan mengelusnya. Tuan Kim
menceritakan Teman Hyun Joong membawa
Hyun Mi dan pergi ke rumah pamannya.
“Karena
mereka mengenali Hyun Mi, mereka secara alami berpikir orang yang membawanya ke
sana adalah Hyun Joong. Sejak saat itu, dia hidup sebagai Ji Hyun Joong.”
Cerita Tuan Kim
“Jang Man
Wool bilang Hyun Mi adalah peluru yang dia tembak kepada musuhnya.” Cerita Chan
Sung
“Hyun Joong
selalu membicarakan adiknya dengan senyum di wajahnya. Dia mungkin sangat
membencinya saat melihat temannya yang merawat adiknya.” Ungkap Nyonya Choi
bisa mengerti.
Man Wool
datang menemui Hyun Joong lalu mengeluh kenapa merajuk di sini. Hyun Joong
hanya diam saja dengan wajah cemberut.
Man Wool mengeluh kalau melihat Daun dan bunga semuanya hilang, sehingga
terlihat sangat lusuh.
“Dan
terlihat lebih buruk dengan seorang pria yang duduk tampak seperti anjing yang
terjebak dalam hujan.” Ejek Man Wool
“Ini tak
adil. Sulit untuk melihat bagaimana dia melakukan segalanya yang kuimpikan. Aku
tak akan pernah memaafkannya.” Tegas Hyun Joong
“Bagaimana
bisa kau memaafkan seseorang yang melubangi dadamu? Kau Pergi saja dan
dengarkan dia. Aku yakin dia tak datang ke sini untuk pamer bahwa dia memiliki
kehidupan yang baik sesudah dia membunuhmu.” Cerita Man Wool duduk samping Hyun
Joong.
“Dia mungkin
datang untuk beralasan, bahwa hidup sulit dan keras baginya juga. Tapi tak
terlalu buruk untuk mendengar alasan seseorang. Bahkan Kau merasa sedikit lebih
baik juga.” Cerita Man Wool
“Apa itu
terjadi padamu juga?” tanya Hyun Joong, Man Wool membenarkan.
“Begitulah
caraku bisa melihatnya untuk kali terakhir saat dia berbalik dan pergi.” akui
Man Wool
“Katamu
kau tak ingat insiden kunang-kunang.” Komentar Hyun Joong, Man Wool pikir Hyun
Joong tak punya waktu untuk memikirkan ingatannya.
“Jika kau
akan duduk di sini dan merajuk, maka aku akan membunuhnya.” Ucap Man Wool akan
pergi.
“Yoo Na
melakukan semua itu tanpa hasil. Ini akan membuatnya merasa lega selama sisa
hidupnya. Tapi... karena Yoo Na membawanya ke sini, pergi dan temui dia.
Seorang gadis yang kau sukai, mencoba melakukan sesuatu untukmu.” Ucap Man Wool
dan tiba-tiba Hyun Joong menahan tangan Man Wool.
Yoo Na
melihat Tae Seok yang masih menunggu tapi Hyun Joong juga belum datang, lalu
memberitahu sepertinya membawa Tae Seok
ke Hotel jadi membuat Hyun Joong merasa lebih tersiksa. Ia pun meminta
agar Tae Seok agar pergi saja.
“Kalau
begitu, bisakah kau memberikan pakaian ini padanya?” ucap Tae Seok. Yoo Na
melihat nama “Ji Hyun Joong”
“Hyun
Joong menyukai sekolah.” Ungkap Yoo Na melihat baju seragam yang teakhir kali dibawa
oleh Hyun Joong. Saat itu Chan Sung tiba-tiba datang.
“Oh Tae
Seok... Ji Hyun Joong akan menemuimu.” Ucap Chan Sung memberitahu Tuan Oh.
Nyonya
Choi mengantar Tuan Oh lalu memberitahu kalau Hyun Joong ingin menemuinya di
kamar ini jadi menyuruhnya masuk. Tuan Oh masuk ke kamar 502, dan terlihat
ruang kelas. Hyun Joong sudah menunggu didepan jendela.
“Kau
masih terlihat sama.” Komentar Tae Seok. Hyun Joong mengaku terus memperhatikan
temanya saat menua.
Keduanya
saling menatap dan Tuan Oh berubah seperti wajahnya beruba menjadi Tae Seok di
masa muda. Hyun Joong akhirnya bisa melihat nama seragam yang dipakai temanya
sesuai dengan namanya dan ia mengunakan namanya sendiri.
“Kenapa
kau tak mengkhawatirkan Hyun Joong sesudah meninggalkannya dengan musuhnya di
kamar yang sama?” tanya Man Wool duduk bersama dengan Chan Sung di bar.
“Karena
Hyun Joong baik Dan dia terus memperhatikannya. Aku yakin dia sudah merasa jauh
lebih nyaman saat dia menyaksikannya menjaga Hyun Mi sampai akhir.” Ucap Chan Sung
yakin
“Karena
perasaan Hyun Joong yang baik jauh lebih nyaman, Manager yang jahat akan membuat
dia membayar kompensasi.” Ucap Man Wool
“Apa kau
akan mengambil uang darinya?” tanya Chan Sung panik. Man Wool tahu Teman Hyun Joong kaya raya.
“Aku harus
mengadakan pesta untuk anak-anak sebelum mereka pergi.” ucap Man Wool
Man Wool
bertemu dengan Tuan Oh membahas kalau sudah menyumbangkan banyak uang dan
bahkan mendirikan rumah sakit atas nama Ji Hyun Joong. Tuan Oh mengaku sudah
menjalani seluruh hidupnya dengan bertobat.
“Kemudian
lakukan satu hal lagi selagi kau melakukannya. Belilah sekolah atas nama Ji
Hyun Joong. Itu Sekolah untuk Hyun Joong, kau Belilah itu.” Ucap Man Wool. Tuan
Oh terlihat bingung.
Di sebuah
sekolah bernama “SMA Dongsun” Kepala sekolah mengucapkan sangat berterima kasih
karena Ji Hyun Joong menyumbangkan begitu banyak untuk sekolah. Chan Sung pun
bisa tersenyum, Si Kepala sekolah memastikan lebih dulu.
“Namun,
apa kau yakin tak apa-apa dengan acara ditengah malam?” tanya Kepala sekolah
“Yang
diinginkan Ji Hyun Joong hanyalah ijazah SMA. Dan Juga, malam hari lebih mudah
bagi mereka yang hadir.” Kata Chan Sung.
“Yang
menerima diploma juga Ji Hyun Joong. Dia memiliki gelar yang sama dengan Tuan
Ji” kata Kepala sekolah binggung
“Dia
seorang siswa yang menyukai bersekolah.... Itu dia.” Kata Chan Sung menunjuk
Hyun Joong datang.
Hyun
Joong dengan senyuman bahagia melihat di panggung spanduk bertuliskan “Upacara
untuk Diploma SMA Ji Hyun Joong” lalu dibelakangnya ada Man Wool, Tuan Kim,
Nyonya Choi dan juga Yoo Na. Kepala sekolah pikir kalau Mereka pasti
keluarganya.
“Ya. Kami
adalah keluarga.” Ucap Chan Sung yakin. Kepala sekolah bertanya Apa semua orang sudah datang?
“Ya.
Banyak sekali yang datang.” Ucap Chan Sung bisa melihat dibelakang mereka ada
hantu yang duduk dibangku yang kosong.
“Kenapa
kau mengundang semua orang dan membuat keributan seperti itu?” keluh Man Wool
kesal. Tuan Kim memberitahu kalau Hyun Joong sangat populer.
“Malaikat
Maut memberi kami bus, jadi tak usah khawatir.” Kata Nyonya Choi. Malaikat maut
pun menunggu dibelakang terlihat ikut bahagia.
Akhirnya
acara dimulai, Hyun Joong naik keatas panggung untuk menerima ijazah
kehormatannya. Semua memberikan tepuk tangan, Yoo Na naik ke pangung memberikan
bunga dan mengucapkan selamat atas kelulusannya. Hyun Joong mengucapkan Terima
kasih sudah hadir.
Akhirnya
di restoran pizza, Man Wool dkk duduk satu meja sambil bersulang perayaan
untuk kelulusan Hyun Joong. Sanchez
bertanya pada Chan Sung Apa semuanya hantu sambil minum wine. Chan Sung membenarkan kalau Orang-orang yang
dilihat Sancher sudah menjadi hantu sejak lama, sehingga mereka dapat
menunjukan diri.
“Menunjukan
diri? Kemampuan yang luar biasa.” Kata Sanchez kagum.
“Selain
dari meja itu, seluruh tempat ini dipenuhi dengan karyawan kami.” Cerita Chan
Sung
“Meja itu
penuh, dan apa meja ini penuh juga?”
kata Sanchez masih tak percaya karena tak melihat siapapun selain Man Wool
“Hyung,
jika terlalu sulit, kau bisa berada di luar pun tak apa.” Kata Chan Sung.
Sanchez mengaku baik-baik saja.
“Kapan
lagi aku akan mendapatkan kesempatan untuk menonton hantu makan malam
bersama? Hei, apa kau yakin sepupu Man
Wool bukan manusia?” ucap Sanchez menunjuk ke arah Yoo Na
“Ceritanya
panjang. Dia adalah hantu, kemudian dia memiliki tubuh orang lain...” cerita
Chan Sung
“Lupakan...
Mereka bahkan merasuki manusia.” ucap Sanchez tak ingn mendengarnya.
Hyun
Joong terlihat sudah tak ada dendam mengaku
akan menjaga semua orang, dan bekerja lebih keras mulai sekarang. Merkea
pun bersulang dengan wajah bahagia. Sanchez lalu bertanya pada Chan Sung apakah
suka hantu-hantu itu. Chan Sung memberitahu kalau Ini pertama kalinya mereka makan bersama.
“Rasanya
enak saat kau makan bersama rekan, kan?” kata Sanchez sambil terus minum wine.
“Sanchez,
jangan terlalu banyak minum. Beberapa hantu nakal suka merasuki orang yang
mabuk.” ucap Hyun Joong, Sanchez terlihat panik.
“Teman
yang ada di meja itu terus menatapmu, Jadi kau harus Hati-hati.” Ucap Sachez
menunjuk meja yang kosong.
“Hantu
pasti menyukai orang tampan sepertiku... Benarkan?” ucap Sanchez mencoba
memalingkan wajahnya seperti menahan rasa takutnya.
Chan Sung
sedang mengatur kamera mobilnya ke arah depan, tiba-tiba Sanchez menjerit
berpikir seorang yang dilewat tadi adalah hantu dan pasti dapat melihat mereka
sekarang. Chan Sung juga sempat kaget akhirnya memeriksa rekaman dari ponsel
yang terekam di kamera.
“Coba
lihat Ini. Dia terekam dengan jelas... Dia bukan hantu... Kau mengejutkanku.”
Ucap Chan Sung. Sanchez pun bisa bernafas lega karena ternyata bukan hantu.
“Kau Tak
perlu takut... Hantu dulu juga manusia.” ucap Hyun Joong, Sanchez pikir kalau
Wajar untuk takut menurutnya Chan Sung yang aneh.
“Chan Sung,
sepertinya kau terlalu jauh... Aku khawatir kau mungkin benar-benar pindah ke
Alam Lain.” Ucap Sanchez khawatir.
“Aku
mengerti kekhawatiranmu,tapi orang-orang yang kau lihat hari ini semuanya akan
pergi.” cerita Chan Sung.
“Apa Man
Weol juga?” tanya Sanchez, Chan Sung membernarkan kalau ia juga akan pergi lalu
menahan rasa sedihnya.
Nyonya
Choi memberitahu Man Wool kalau sudah memberi Chan Sung oba saat Man Wool pergi
tapi tak menerimanya. Man Wool bisa mengerti, Nyona Choi pikir Chan Sung pasti
percaya Man Wool akan kembali. Man Wool berkomentar kalau Sepertinya Nyonya
Choi tak percaya.
“Aku
bersyukur kau dibebaskan dari tempat ini. Namun, kau kembali.” ungkap Nyonya
Choi bahagia.
“Aku tak
kembali karena aku terikat dengan Pohon Bulan seperti sebelumnya. Pemilik baru
akan datang dan Ma Go sedang menyiapkannya.” Cerita Ma Go
“Apa manager
pun sudah tahu?” tanya Nyonya Choi, Man Wool mengaku Chan Sung sudah tahu.
“Meskipun
kami berdua tak membicarakannya. Aku ingin mengantar Tuan Kim, Hyun Joong, dan
kau selagi aku di sini. Tapi... aku tak yakin apa akan ada cukup waktu.” Kata
Man Wool
Chan Sung
kembali datang ke hotel, Nyonya Choi memberitahu kalau Man Wool ada di dalam.
Chan Sung memberitahu Nyonya Choi kalau baru sja mengunjungi wanita yang mereka
temukan di apotek dan akan segera melahirkan.
“Misalkan
si bayi membawa nama keluarga, apa kau akan terus di sini?” tanya Chan Sung
memastikan.
“Apa kau
takut, aku akan berkeliaran di dunia sesudah Ketua pergi dan Hotel Del Luna
menghilang?” ucap Nyonya Choi. Chan Sung pikir Nyonya Choi akhirnya sudah ahu.
“Aku
barusan mengetahuinya... Ketua lagi terikat pada Pohon Bulan. Dia bisa pergi ke
Alam Baka jika dia mau. Yang mengikatnya di sini pasti kau, Manager.” Kata
Nyonya Choi
“Apa kau
khawatir aku akan menjadi Pohon Bulan lain?” tanya Chan Sung
“Aku
teringat sesuatu yang Ma Go katakan kepada seorang pendeta yang datang untuk
pernikahan hantu. Dia bilang, melepaskan butuh lebih banyak keberanian daripada
mempertahankan.” Kata Nyonya Choi, saat itu sang wanita pun memutuskan tali
dengan sang pria.
Chan Sung
masuk ke ruangan, Man Wool terlihat kesusahan dengan dua koper yang sangat
berat. Chan Sung membantu sambil
bertanya apa ini, Man Wool memberitahu kalau membawa mereka keluar dari waktu
ke waktu. Chan Sung melihat Ada banyak debu.
“Benda
ini Sangat kuat. Coba buka.” Kata Man Wool. Chan Sung melihat isi kopernya
kamera.
“Ya... Aku
menggunakannya untuk mengambil semua foto ini.” Ucap Man Wool bangga menunjuk
foto di dinding. Chan Sung pikir kalau terlihat sangat tua.
“Apa
manajer umummu sebelumnya mengambil foto-foto itu untukmu?” tanya Chan Sung.
“Ayo
lihat... Itu dia. Orang yang mengambil foto Losmen Man Weol ini melarikan diri
sesudah menggunakan semua uangku. Aku mengejarnya, dan ternyata istrinya hampir
melahirkan. Jadi Aku hanya membiarkannya.” Cerita Man Wool menunjuk sebuah
foto.
“Kau
sudah tahu Hwang Moon Sook dari Hotel Del Luna. Dan jauh sebelum ini...Manajer
umum sebelumnya sangat tampan. Mereka bilang, jika pria tampan, kau harus
memanggil mereka "Oppa". Dia lebih dari "Orabeoni".”kata
Man Wool bangga.
“Aku tak
percaya... Tuan Kim menceritakan semuanya. Dari semua manajer umum yang
dilihatnya dalam 500 tahun terakhir, aku yang paling tampan. Dia bilang, kau
jatuh cinta padaku karena penampilanku.” Cerita Chan Sung
“Kenapa kau
membicarakan hal seperti itu dengan Tuan Kim ? Kapan kalian berdua begitu
dekat?” keluh Man Wool kesal
“Itu
sebabnya kau harus mengambil foto-foto ini dengan orang-orang yang bersamamu
saat itu. Maka kau akan memiliki bukti untuk membantah.” Kata Chan Sung
“Saat
itu, Hubungan yang lewat tak ada artinya bagiku. Tapi melihat ini bersamamu, sayang
sekali aku tak meninggalkan kenangan.” Ungkap Man Wool
“Apa kau
ingin meninggalkan kenangan dengan kamera itu?” tanya Chan Sung yang melihat
kamera jadul. Man Wool melihat kamera dalam koper.
“Hyun
Joong mendapat diploma kehormatannya, tapi dia tak bisa mengambil foto. Kita
semua harus berkumpul untuk mengambil foto. Aku akan memotretnya.” Kata Hyun
Joong.
Nyonya
Choi merapihkan baju Man Wool. Tuan Kim terlihat bahagia mengaku Ini kali
pertama di potret dan seperti tak yakin
kalau bisa melihatnya. Hyun Joong mengaku bisa karena mengambil foto dengan
ponsel sebelumnya.
“Kita
seharusnya memakai blush on lebih banyak. Karena Kita terlihat pucat seperti
hantu.” Ungkap Nyonya Choi
“Tak
masalah... Apa yang salah dengan terlihat seperti hantu saat kita memang hantu?
Kau Hyun Joong, jangan buka mulut saat kita mengambil foto. Tuan Kim, jangan
berkedip.” Ucap Man Wool. Semua menganguk mengeri.
Chan Sung
sudah siap mengambil gambar sambil
menghitung 1, 2, 3. Tuan Kim terlihat seperti selalu memejamkan mata, lalu Hyun
Joong membuka mulutnya. Tuan Kim mengajak Chan Sung untuk ikut juga, mereka pun
foto bersama.
Hyun
Joong tak mau kalah ingin foto bertiga dengan Tuan Kim dan Nyonya Choi, semua
gaya dicoba oleh mereka. Chan Sung dan Man Wool pun foto bersama, Man Wool tak
malu merangkul lengan Chan Sung lalu tersenyum di foto.
Chan Sung
melihat Man Wool duduk diatas koper lalu mengeluh kalau tak mungkin bisa mengambilnya
karena Man Wool sedang duduk di atasnya jadi menyuruhnya untuk minggir. Man Wool membentangkan tanganya.
“Cobalah
angkat aku... Aku tak akan minggir kecuali kau mengangkatku.” Ucap Man Wool
merayu.
“Lupakan...
Kalau begitu, kau yang ambil saja” kata Chan Sung tak peduli tapi akhirnya
kembali dan langsung mengendong Man Wool
“Ayo Ke
kamar.” Ucap Man Wool bahagia menunjuk ke kamarnya, tapi Chan Sung melemparnya
ke sofa.
“Kita
sudah mengambil foto, ayo makan jjajangmyeon.” Kata Chan Sung, Man Wool
terlihat kesal melihatnya.
Yoo Na
melihat mereka sudah mengambil foto.
Hyun Joong memberitahu kalau semuanya sangat menyenangkan. Yoo Na
mengeluh karena Hyun Joong tak memanggilnya. Hyun Joong memberitahu kalau
mereka mengambil itu dengan Chan Sung sebelum Man Wool pergi dan hotel menghilang.
“Apa
hotel akan menghilang? Kenapa?” tanya Yoo Na kaget. Hyun Joong memberitahu Ma Go
sedang bersiap untuk membuat Sanggarloka Bulan yang baru.
“Kemudian
Hotel Del Luna milik Ketua akan hilang.” Cerita Hyun Joong.
“Bagaimana
denganmu? Apa kau akan pergi jika hotel menghilang?” tanya Yoo Na sedih.
Ma Go
memeriksa anggur yang dibuatnya, lalu mulai merasakan dan berkomentar Fermentasi
sangat baik. Tuan Kim membahas kalau mendengar Ma Go sedang mempersiapkan
anggur untuk pemilik hotel berikutnya.
“Aku akan
meminumnya dan menjadi pemiliknya.” Ucap Yoo Na mengebu-gebu
“Terserah
Ma Go untuk memutuskan siapa pemiliknya.” Kata Tuan Kim. Yoo Na pikir Man Wool
harus meminumnya dan terus menjadi pemiliknya.
“Apa kau pikir
Ma Go akan menjadikan dia pemilik lagi? Mereka harus bekerja keras untuk
membebaskannya.” Ucap Tuan Kim
“Kapan Ma
Go datang? Di mana aku dapat menemukannya?” tanya Yoo Na.
“Dia bukan
seseorang yang bisa kau temui hanya karena kau mau.” Tegas Tuan Kim
“Tak
bisakah orang dari sini bertemu dengannya?” tanya Yoo Na. Tuan Kim pikir Sepertinya
Chan Sung memiliki izin untuk masuk ke
toko herbal Ma Go dan menemukan kunang-kunang dari tokonya.
Yoo Na
mencari di dalam ruang Chan Sung lalu menemukan kartu nama “Toko Obat, 11-28,
Yakjae-golmokgil, Pasar Gyeongdong”
Mi Ra
dengan Detektif Park bersama Sanchez
minum bersama dirumah. Mi Ra mengucapkan terimakasih pada Sanchez dan mengajak
untuk pergi makan bersama Chan Sung karena ini akan menjadi hadiahnya. Sanchez bertanya apakah Mi Ra akan pindah
kembali ke rumah.
“Dia
pindah denganku.” Ucap Detektif Park. Sanchez tak percaya mereka akan hidup
bersama
“Ini akan
sangat sulit bagimu, Yeong Soo. Mi Ra mencoba membantu urusan rumah, tapi dia
tak berguna.” komentar Sanchez memperingati.
“Aku
sudah tahu... Kami sering berkelahi, jadi kami memutuskan untuk melihat berapa
banyak lagi perkelahian. Untungnya, aku pandai bersih-bersih Dan dia lebih
pandai memasak daripadaku.” Ucap Yeong Soo
“Dia?”
ucap Sanchez tak percaya, Mi Ra memperingatkan Sanchez agar bisa menutupi
kekuranganya.
“Kimchi
dan lauk pauk yang dibawanya untukku enak.” Puji Yeong Soo, Mi Ra mengaku tak
membuat semuanya sendirian tapi Orang tuanya yang membantunya juga.
“Itu tak bohong
karena mereka membuatnya di pabrik.” Komentar Sanchez. Yeong Soo bingung apa
maksudnya "Pabrik"
“Orang
tuaku punya pabrik kimchi.” Akui Mi Ra. Sanchez memberitahu Mereka selalu ada
di saluran belanja.
“Pernahkah
kau mendengar soal Daeho Kimchi?” ucap Sanchez seperti ingin membuat Mi Ra
malu. Yeong Soo mengingat nama "Daeho Kimchi"
“Dulu aku
selalu memakannya saat tinggal sendirian. Apa itu sebabnya lauk Mi Ra seleraku?”
ucap Yeong Soo malah memujinya.
Sanchez
tak percaya kalau tak berhasil membuat Mi Ra malu, Mi Ra senag kalau Makanan yang membesarkan
Yeong Soo ternyata dibuat oleh orang tuanya dan itu berpikir kalau mereka ditakdirkan
untuk bersama. Sanchez pikir ia dan Chan Sung memakan kimchi itu juga.
“Ini
adalah merek kimchi yang banyak dimakan orang Korea. Aku tak berpikir itu
sesuatu yang istimewa.” Keluh Sanchez.
“Yeong
Soo bilang itu seleranya.” Ejek Mi Ra bahagia karena Sanchez tak berhasil
membuatnya malu.
Mi Ra pun
mengajak Yeong Soo bersulang, lalu Yeong Soo mengajak untuk Love shot. Sanchez
yang melihatnya terlihat kesal lalu berharap Mereka harus akur sampai tinggal
bersama karena tak ingin mereka bertengkar dan Mi Ra akhirnya tinggal di
rumahnya.
Tuan Kim
memberikan minum pada dua orang yang dikenalnya sebagai penulis dan memberitahu
Ini adalah minuman yang disukai Li Bai. Tuan Li memberitahu kalau Tuan Itu
adalah penulis novel terlaris dan meninggal tepat sebelum rilis buku barunya.
“Ini
Sangat disayangkan. Aku melakukan banyak penelitian, dan ceritanya sangat
menarik.” Ungkap si kakek tua.
“Tentang
apa novelmu?” tanya Tuan Li, Si pria memberitahu Tentang seorang sarjana dari
Dinasti Joseon.
“Bartender
ini adalah seorang sarjana yang lulus ujian ujian nasional dengan nilai
tertinggi.” Ucap Tuan Li. Si pria pun tak percaya mendengarnya.
“Siapa
namamu?” tanya si pria tua. Tuan Kim mengaku
Namanya tak dicatat di manapun dalam sejarah.
“Pemeran Protagonis
dari novel yang akan kutulis adalah tentang seseorang yang juga lulus ujian
ujian nasional dengan nilai terbaik. Tapi pengangkatannya dibatalkan.” Cerita
Si pria.
“Apa itu
benar-benar terjadi?” tanya Tuan Li kaget. Si pria menceritakan kalau tokohnya tertangkap
karena menulis literatur cabul, jadi dipukuli oleh sarjana lain
“Lalu
mereka menarik kembali fakta bahwa dia lulus ujian negara. Ini adalah kisah
seorang sarjana cabul.” Cerita si pria. Tuan Li berkomenat kalau ceritanya
menarik.
Tuan Li
ingin tahu Siapa nama sarjana cabul itu. Sarjana itu memberitahu kalau pria
memiliki nama muluk yaitu Si Ik, yang artinya sayap zaman itu... Namanya adalah
Kim Si Ik. TuanKim yang mendengarnya seperti mengingat kenangan masa lalunya di
lembar oleh sarjana lain dan tanganya gemetar mendengar ceritanya.
“Kim Si
Ik! Jika kau memiliki rasa malu, jangan pernah berani mengangkat wajahmu lagi.”
Teriak Sarjana lain. Tuan Kim seperti tak bisa melawan.
“Tulisan
sudah dilakukan, mungkin diterbitkan sebagai karya anumertaku. Aku harap ini
dipublikasikan.” Ucap Si pria. Tuan Kim menatap sinis pada pria yang ada
didepaya.
Yoo Na
pergi ke rumah Ma Go, melihat tempat anggur yang ditutupi kertas. Ia mengingat
yang dikatakan Tuan Kim “Aku dengar, alkohol dibuat dengan energi bulan.”
Sementara Nyonya Choi berdiri didepan pohon berkomentar kalau terlihat kembali
seperti dulu.
“Tidak,
ini berbeda... Saat itu, ini hanya untuk dilihat. Tapi sekarang, waktu berlalu
sekali lagi, daun bertumbuh, bunga bermekaran, lalu berguguran.” Cerita Man
Wool
“Apa kau
berharap melihatnya daun tumbuh dan bunga bermekaran lagi?” tanya Nyonya Choi
“Ini
sudah mati. Jika aku ingin memiliki waktu seperti itu sekali lagi, aku mungkin
harus menyeberang.” Kata Man Wool. Nyonya Choi juga berpikiran yang sama.
Saat itu
Yoo Na datang menemui Man Wool, Man Wool bertanya ada apa. Yoo Na mengaku
mencuri minuman keras dari toko herbal Ma Go dan tahu kalau minuman itu untuk
pemilik baru jadi meminta agar minum ini dan terus hidup di hotel ini. Yoo Na
terdiam melihatnya.
Ma Go
bertemu dengan Chan Sung memberitahu Seorang
gadis yang keluar masuk hotel dan mencuri minuman yang dibuat. Hyun Joong yakin dia melakukan ini karena takut Hyun
Joong, akan pergi dan tak ingin hotel menghilang.
“Kemudian
dia mungkin memberikanya kepada Man Weol. Jika dia minum itu dan mendapatkan
kekuatan Pohon Bulan kembali, maka Hotel Del Luna akan tetap ada, dan kalian
berdua bisa terus bersama.” Cerita Ma Go
“Jika
Jang Man Weol membuat pilihan seperti itu, tidakkah kau akan menghentikannya? Kau
ingin membiarkannya pergi dengan tenang.” Kata Chan Sung
“Jika aku
tak menghentikannya, apa yang akan kau perbuat?” tanya Ma Go. Chan Sung hanya
bisa diam saja.
Chan Sung
masuk hotel, Nyonya Choi buru-buru menghampiri dengan wajah panik memberitahu
Yoo Na, Chan Sung mengaku sudah tahu lalu bertanya keberadaan Man Wool
sekarang. Man Wool berdiri sendirian diatap hotel dan Chan Sung menghampirinya.
“Pada
hari pertamaku diikat ke Pohon Bulan, bulan purnama sama besar dan cerahnya
dengan bulan itu. Minuman keras yang kuminum saat itu kembali ke tanganku.”ungkap
Man Wool menunjuk botol minum ditanganya.
“Chan
Sung... Haruskah aku minum ini lagi?” tanya Man Wool meminta pendapat.
“Ketika
aku kembali ke masa lalu dan bertemu denganmu, Aku ingin meminum minuman yang
kau tawarkan untuk tinggal bersamamu di sana. Jika aku melakukan itu, maka aku
akan menjadi pelayan ke-85mu, dan mungkin sudah menggambar potretmu.”cerita
Chan Sung
“Aku
memiliki pemikiran ini saat menggantung foto yang kita ambil bersama. Aku akan
menjadi manajer terakhirmu yang ke-99. Aku tak akan membiarkan kau menghabiskan
waktu yang tak berarti dengan yang ke-100.” Ungkap Chan Sung yang sebelumnya
mengantung foto dengan Man Wool.
“Jadi,...
jangan minum itu.” Kata Chan Sung, Man Wool sudah tahu kalau Chan Sung akan
mengatakan itu.
“Terima
kasih, Chan Sung.” Ucap Man Wool akhirnya tanpa ragu membuang alkohol milik Ma
Go.
Man Wool
menatap Chan Sung lalu mengulurkan tanganya, Chan Sung meraihnya, Man Wool tak
malu lagi mengungkapkan perasaanya “Aku mencintaimu.” Dan Chan Sung juga
membalas kalau mencintai Man Wool. Keduanya saling menatap dengan wajah
bahagia.
Bersambung ke episode 16
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar