PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yoo Na
melihat didepan ruang rawat saat membalikan badan kaget melihat Hyun Joong
sudah ada didepanya. Hyun Joon bertanya Kenapa Yoo Na tak datang ke hotel hari
ini. Yoo Na pikir kenapa harus buru-buru datan ke hotel.
“Aku datang
untuk memastikan apa Hyun Mi sudah meninggal karena artinya kau akan segera
pergi juga.” Ucap Yoo na
“Oh Yah..
Tuan Kim sudah pergi.” ucap Hyun Joong
tak bisa menahan sedih.
“Coba Lihat?
Kau sedih karena dia pergi juga. Itulah yang akan kurasakan jika kau pergi
juga. Katakan saja kau tak akan pergi.” ucap Yoo Na marah. Hyun Joong hanya
diam saja.
“Menyedihkan...
dia tak lagi bersama kita, tapi kita mengirimnya dengan kegembiraan. Karena tak
ada yang lebih menyedihkan daripada tinggal di dunia ini.” Kata Hyun Joong
“Apa yang
menyedihkan bersamaku?” keluh Yoo Na, Hyun Joong pikir ia dan adiknya.
“Itukah
yang kau inginkan untuk kami?” tanya Hyun Joong, Yoo Na melihat adik Hyun Joong
yang sakit dan tak meninggal.
“Baik,
pergilah. Aku tak bisa tinggal dan menyaksikanmu menyeberang. Orang tua Kim Yu
Na menyuruhku pergi dan belajar di luar negeri, jadi aku akan pergi. Ini Bagus
bukan? Kau bisa pergi ke Alam Baka, dan aku akan pergi ke luar negeri.” Ucap
Yoo Na
“Ayo kita
tinggalkan kuburan kita di sini dan mengucapkan selamat tinggal.” Kata Yoo Na
lalu berjalan pergi. Hyun Joong tak bisa berkata-kata lalu langsung pergi.
Nyonya
Choi melihat Istri Tuan Yoon yang hamil dan tak bisa mengambil barang yang
terjatuh. Akhirnya Nyonya Choi datang membantunya, Si wanita pun mengucapkan Terima
kasih. Nyonya Choi pun akan bergegas pergi.
“Aku
sudah melihatmu memperhatikan dari luar apotek. Apa kau mungkin kerabat ayah
bayiku?” ucap Si wanita.
“Aku
pernah menjadi menantu dari keluarga Myeongju Yoon.” Akui Nyonya Choi.
Keduanya
akhirnya duduk bersama, Si wanita memberitahu kalau Bayinya tak akan pernah menjadi
keluarga Myeongju Yoon dan akan mengambil nama keluarga ibunya sebagai
gantinya. Nyonya Choi pikir Jika
laki-laki, maka akan menjadi pewaris tunggal yang akan mewarisi garis keluarga.
“Dan jika
perempuan, dia juga akan menjadi pewaris tunggal.” Kata Sang wanita.
“Perempuan
tak membawa garis keluarga. Begitu dia menikah, dia akan menjadi anggota keluarga
suaminya dan...” kata Nyonya Choi
“Apa kau
dari Joseon? Tak ada yang berpikir seperti itu di zaman sekarang ini. Jika kakek-nenek
ingin melihat bayiku, maka aku akan memberikan kunjungan. Namun, apa itu
laki-laki atau perempuan,maka bayi ini hanyalah anakku.” Jelas Si wanita.
Nyonya
Choi mengingat saat bayinya diambil paksa dan akhirnya meninggal, lalu
tiba-tiba menangis. Si wanita terlihat binggung. Nyonya Choi mengeluh pada
dirinya yang tak pernah memikirkan itu
untuk putrinya dan merasa sangat kasihan padanya.
“Anak
ini... Anak yang ada di dalam rahimmu aku harap terlahir sehat, dan menjalani
kehidupan yang baik.” Ucap Nyonya Choi akhirnya bisa melepaskan dendamnya. Si ibu pun memegang erat tangan Nyonya Choi.
Man Wool
sibuk mengambil gambar dengan ponselnya, lalu meminta Chan Sung yang
memilihnya. Chan Sung memilih satu foto yang bagus, Man Wool pun sudah siap
mempostingnya. Chan Sung pikir kalau Man Wool suda memotret banyak foto.
“Apa kau
punya pengikut?” tanya Chan Sung, Man Wool membenarkan kalau followernya Hyun
Joong, Yu Na, dan Sanchez. Chan Sung tak percaya kalau hanya itu saja.
“Telur
rebusmu terlihat jauh lebih cantik.” Ucap Man Wool mulai mengambil gambar
makananan.
“Kau
memotret banyak foto. Kupikir kau memiliki sekitar satu juta pengikut.” Keluh
Chan Sung
“Kau bahkan
belum pernah menekan "suka". Kau tak berhak mengatakan itu.” Balas
Man Wool
“Aku tak
punya media sosial. Manajer terkenal Ferguson bilang...” ucap Chan Sung yang
langsung dihentikan oleh Man Wool.
“Aku
yakin dia bilang sesuatu yang hebat. Tapi itu adalah menurut dia. Jadi Aku
akan...” ucap Man Wool tiba-tiba terkejut sendiri. Chan Sung binggung ada apa
dengan Man Wool.
“ Dia
menekan "suka". Kata Man Wool tak percaya, Chan Sung ingin tahu siapa
apakah Sanchez
“Kim Joon
Hyun... Coba Lihat ini. Dia menekan "suka" foto yang kuposting tentang
nasi thistle.” Ucap Man Wool dengan wajah bahagia menunjukan ponselnya seperti
tak percaya.
“Kau
hanya memiliki tiga pengikut. Bagaimana dia menemukan postinganmu dan menekan
"suka"?” ejek Hyun Joong.
“Aku...
Aku tak berharap apa-apa lagi. Aku sudah diakui oleh master kuliner.” Kata Man
Wool bahagia.
“Sejak
kapan kau sangat menyukai Kim Joon Hyun?” tanya Chan Sung, Man Wool mencoba mengingat
“Sejak
pertama kali melihatnya, aku menyukai segala sesuatu tentang dia. Dia terlihat seperti
seseorang yang kukenal. Aku mengalami masa-masa sulit karena hobi yang tak
diinginkan. “ cerita Man Wool
“Tiba-tiba
seorang pria muda muncul dan menyelamatkanku dengan permainan pergi. Dia juga
merekomendasikanku pergi pada perjalanan kuliner. Dia persis seperti Kim Joon
Hyun.” Ungap Man Wool
“Itu
aku... Aku pergi ke Penginapan 200 tahun yang lalu. Untuk mengambil bunga Pohon
Bulan, dan kukatakan itu. Akulah yang memenangkan pertandingan Baduk dan
membuatkanmu peta kuliner. Itu aku.” Jelas Chan Sung.
“Jangan
konyol... Aku ingat dengan jelas. Dia memiliki tubuh besar seperti Kim Joon
Hyun. Dia sangat ramah dan baik hati. Bahkan jika kau melebih-lebihkan, kau
hanya setengah darinya.” Ungkap Man Wool kesal
“Itulah
cara Ma Go mengubah ingatanmu.” Ejek Chan Sung hanya bisa tertawa.
“Sekarang
aku sadar, kita memang mengunjungi begitu banyak tempat lezat. Semuanya bagus.
Terakhir, ada sesuatu yang harus kau makan. Kau harus... makan itu nanti.” ucap
Man Wool lalu memberikan obat Chan Sung.
Chan Sung
menatap obat penghilang ingatan ditanganya, Man Wool menyuruh Chan Sung makan
saja karena Naengmyeon pasti enak. Chan Sung pun menawarkan mustard. Man Wool
ingat Kim Joon Hyun bilang cukayang harus dicampurkan dengan Pyongyang
naengmyeon.
“Bukankah
itu Baek Jong Won?” kata Chan Sung, Man Wool pikir benar juga.
“Benar
kau berusia 1.300 tahun. Kau bingung soal apa yang dikatakan pria favoritmu.”kata
Chan Sung lalu menuangkan cuka ke dalam mangkuk Man Wool.
“Apa kau
tak memakannya?” tanya Man Wool, Chan Sung pikir Dengan Pyongyang naengmyeon, harus
mencicipi kaldu terlebih dahulu.
Dua orang
pegawai memberikan pin sebagai tanda sebagai pegawai hotel del luna lalu
memberitahu Nyonya Choi kalau Dari para staf,hanya ia akan menjadi satu-satunya
yang tersisa dan Sebagian besar tamu juga pergi. Nyonya Choi hanya mengucapkan Terima
kasih atas semua pekerjaannya. Keduanya pun pergi.
“Nyonya
Choi, Aku harus pergi untuk menjemput Hyun Mi... Tae Seok menghubungiku.” Kata
Hyun Joong menghampiri Nyonya Choi.
“Bawa
adikmu ke sini... Aku akan beri tahu ketua” kata Nyonya Choi.
Nyonya
Choi terlihat tak bisa ditolong lagi dan garis lurus pun terlihat dimonitor.
Tae Seok pun seperti bisa merelakan adik temannya pergi. arwah Nenek Hyun Mi
terlihat kebingungan dalam ruangan, terdengar suara dari luar.
“Hyun Mi,
aku di sini.” Ucap Hyun Joong, Hyun Mi
langsung berlari keluar ruangan dan saat membuka pintu tubuhnya seperti anak
kecil.
“Hyun
Mi... Apa Kau tahu sudah berapa lama aku menunggumu?” ucap Hyun Joong memeluk
adiknya lalu mengajak pergi. Yoo Na melihat dari kejauhan terlihat sedih
akhirnya berlari tak bisa menahan rasa sedihnya.
Chan Sung
dkk sudah menunggu di lobby hotel, Man Wool menyapa Hyun Mi yang terus menempal
pada Hyun Joong kalau terlihat lucu. Ia berkomentar karena kakaknya itu Hyun Mi
akan pergi tanpa tersesat. Chan Sung bertanya tentang Yoo Na.
“Apa dia
tahu kau akan pergi?” tanya Chan Sung. Hyun Joong mengaku melihatnya di rumah
sakit.
“Tolong
berikan ini padanya. Dan... Tolong katakan padanya bahwa setiap detik dan menit
waktu tersisa untuknya semua sangat berharga, dia harus menjadi murid yang baik
dan berbahagia.” Ucap Hyun Joong memberikan jam yang ditinggalkan oleh Yoo Na.
Yoo Na
berlari pergi ke rumah Ma Go, sambil memegang tanganya memohon kalau tak apa
kau ambil semua sisa umurnya tapi meminta agar memberikan bantuan untuknya.
Hyun Joong sudah siap pergi, adiknya pun sudah ada dalam mobl tapi tatapanya
seperti berharap ada yang datang.
“Hyun
Joong.” Teriak Yoo Na datang tepat saat Hyun Joong akan naik ke dalam mobil
“Kau Bawa
ini bersamamu... Kau meninggalkan bunga di kuburanku juga. Aku mendapatkan ini
untukmu.” Ucap Yoo Na memberikan banyak bunga. Hyun Joong tak percaya
melihatna.
“Aku
meminta Ma Go dan menempatkan diriku dalam hutang besar untuk mendapatkan ini
untukmu. Dia bilang, aku harus menjalani kehidupan yang sangat baik untuk
membalasnya atas bantuan yang sudah dia lakukan untukku. Jadi, kau tak perlu
mengkhawatirkanku.” Kata Yoo Na.
“Terima kasih...
Aku tak akan khawatir.” Kata Hyun Joong, Yoo Na pun mengucapkan salam
perpisahan untuk Hyun Joong. Hyun Joong akhirnya pergi dan Yoo Na hanya bisa
menangis histeris.
Sanchez
bertemu dengan Mi Ra dan Yeong Soo, binggung karena tiba-tiba bertemu orang tua Mi Ra dan Seperti
berencana untuk menikah. Yeong Soe megaku akan menikah musim dingin. Sanchez
tak percaya dan hanya bisa menahan tawanya.
“Maka,
itu akan menjadi acara yang sangat penting. Tapi Aneh kau ingin bertemu
orangtuanya di restoran pizza.” Ucap Sanchez
“Kami
memilih tempat ini karena kau. Kau tak tahu seberapa besar orang tuaku
mempercayaimu. Mengingat saat mereka datang ke Amerika untuk membawaku kembali,
semua temanku membantuku bersembunyi dari mereka, tapi kau memberitahu mereka
di mana keberadaanku.” Cerita Mi Ra
“Kau memenangkan
banyak poin brownie untuk itu. Mereka pikir kau adalah teman yang sangat jujur”
puji Mi Ra
“Yah,
senang mendengar orang tuamu menganggapku dapat dipercaya. Tapi aku masih belum
mengerti kenapa kau ingin aku ada di sini saat kau memperkenalkannya kepada
orang tuamu.” Komentar Sanchez
“Jika
orang tuaku akhirnya tak menyukai Yeong Soo, maka kau harus membantuku meyakinkan mereka.” Ucap
Mi Ra
“Kenapa?
Ini pernikahanmu. Dan aku bahkan bukan saudaranya.” Keluh Sanchez heran.
“Aku tak
punya keluarga untuk diperkenalkan, jadi mereka pasti sangat khawatir.” Ucap
Yeon Soo
“Sanchez,
bisakah kau menjadi kakak dia? Kau harus mengatakan Yeong Su itu pria hebat.
Seperti pemasaran. Kau tahu maksudku, kan? Sebenarnya, katakan saja kepada
mereka bahwa aku hamil.” Ucap Mi Ra
“Aku
bukan seorang ginekolog. Aku hanya seorang pemilik restoran pizza.” Komentar
Sanchez kesal. Mi Ra mengeluh Sanchez jadi sangat aneh.
“Mi Ra,
kau seharusnya tak membohongi orang tuamu seperti itu. Jika mereka tak
menyetujuiku,maka aku akan melakukan yang terbaik untuk meyakinkan mereka.”
Ucap Yeong Soo menenangkan.
“Aku tak
ingin kau merasa kesepian. Aku tak sabar untuk menjadi keluargamu.” Kata Mi Ra.
Yeong Soo tak percaya melihat perhatian Mi Ra dan keduanya saling berpandangan
sambil berpegangan tangan.
“Terlihat
seperti tak punya masalah menikah di musim dingin ini.” Komentar Sanchez yang
malas melihat keduanya bermesraan didepan mereka.
Yeong Soo
dan Mi Ra pergi ke toko elektronik, Mi Ra pikir mereka sangat berbeda dalam hal
memilih kulkas karena menurutnya Lebih baik memiliki freezer yang lebih besar
dan Ada begitu banyak hal untuk disimpan di dalam freezer.
“Kau tak
pernah makan apapun dari dalam freezer. Ayo kita beli yang ruang pendinginnya
besar agar kita bisa makan makanan segar.” Ucap Yeong Soo
“Sayang...
Kau pilih, Aku atau ruang pendingin? Cintamu untukku pasti samadengan ukuran
freezer.” tanya Mi Ra marah.
“Aku mencintaimu
seluas Kutub Utara... Ayo kita membeli lemari es yang ruang pendinginnya besar.”
Kata Yeong Soo. Keduanya pun terlihat pasangan yang rukun.
Mi Ra
berpisah dengan Yeon Soo karena akan pergi melihat furniture. Tiba-tiba ada
yang menyuruh Mi Ra berhenti, Mi Ra kaget melihat Jang Man Wool duduk
didepanya. Man Wool membahas Mi Ra yang akan menikah.
“Apa Chan
Sung memberitahumu? Dimana dia? Apa dia datang bersamamu?” tanya Mi Ra
penasaran.
“Dia
pergi untuk minum teh susu... Aku bertanya apa kau akan menikah.” Ucap Man Wool
sinis
“Ya, kami
akan menikah musim dingin ini. Aku akan memberimu undangan sesudah selesai mencetaknya.”
Kata Mi Ra.
“Aku
ingin memberimu hadiah terlebih dahulu.” Ucap Man Wool, Mi Ra tak percaya Man
Wool akan memberikan hadiah.
“Aku
ingin memberimu hadiah yang tak terlupakan. Coba Lihat.” Ucap Man Wool
mengarahkan pada TV yang bisa berputar. Mi Ra melihatnya dan seperti sedang
dihipnotis.
“Song
Hwa... Kau sebaiknya bersikap baik pada Yeon Woo. Jika sampai membuatnya
menangis, maka aku akan memutarkan hidupmu seperti TV itu.” Ucap Man Wool. Mi
Ra pun menganguk dan akhirnya tersadar.
“Apa kau
menyukainya?” tanya Man Wool, Mi Ra menganguk. Man Wool mengaku akan membeli TV
ini sebagai hadiah pernikahan.
“Aku harap
kau selalu melihatnya dan mengingat apa yang baru saja kukatakan.” Ucap Man
Wool
Chan Sung
kaget Man Wool bertemu dengan Mi Ra dan ingin tahu Apa yang dikatakan pada Mi
Ra. Man Wool mengaku hanya berharap Mi Ra hidup bahagia dengan suaminya saat
mereka menonton TV bersama. Chan Sung makin kaget mengetahui kalau Man Wool memberi
Mi Ra hadiah pernikahan, Man Wool membenarkan.
“Aku dengar
mereka akan menikah di musim dingin. Aku tak akan bisa membelinya di musim
dingin karena tak akan berada di sini lagi.” Ucap Man Wool. Chan Sung langsung
terdiam mendengarnya.
“Nyonya
Choi pergi hari ini... Bulan purnama akan segera tiba.” Ucap Man Wool sambil
mengingat yang dikatatakan Ma Go “Sanggarloka Bulanmu hanya akan ada sampai
bulan purnama berikutnya.”
Keduanya
menatap ke arah langit yang cerah, Chan Sung memegang tangan Man Wool yang
dingin jadi akan mengambil minuman hangat. Man Wool menolak karena menurutnya bagus
seperti musim dingin. Chan Sung pun ingin tahu alasan Man Wool memberi hadiah
TV.
“Aku
lihat TV bisa terbalik.” Kata Man Wool, Chan Sung tetap ingin tahu alasan
kenapa bisa seperti itu.
“Kau tak
perlu tahu.” Ucap Man Wool, Chan Sun ingin tahu apakah Man Wol mengingat Yeon
Woo. Man Wool malah bertanya Siapa Yeon Woo.
“Dia
bukan lagi orang yang paling mencintaimu.” Kata Chan Sung, Man Wool sudah tahu
dan sekarang saatnya Nyonya Choi.
Nyonya
Choi berjalan dilorong memastikan kalau Kamar-kamar semuanya sudah kosong. Ia pun melepaskan pin sebagai pegawai dari
hotel del luna, Setelah itu siap pergi ke alam baka. Man Wool pun mengantarnya
dengan Chan Sung.
“Aku
pamit pergi lebih dulu, Terima kasih sudah membiarkanku tinggal selama ini dan melindungiku.
Berkatmu, aku mendapatkan pelajaran besar pada saat yang sangat penting... Terima
kasih.” Ucap Nyonya Choi.
“Koo Chan
Sung. Aku adalah orang yang menyarankan agar kau memasuki kamar 13. Aku selalu
merasa bersalah soal itu. Maafkan aku.” Kata Nyonya Choi pada Chan Sung, Chan
Sung mengaku tak masalah.
“Jika aku
tak masuk Kamar 13 hari itu, maka aku tak akan bisa mendapatkan satu detik
itu.” Ucap Chan Sung menatap Man Wol
“Bahkan
jika kau bisa mendapatkan seumur hidup, jangan pernah biarkan orang melihatmu
mengenakan jas harimaumu. Itu akan membuatmu kehilangan segalanya.” Kata Nyonya
Choi. Chan Sung tersenyum akan mengingatnya.
“Ketua....
Sekarang kita akan berpisah, tiba-tiba mengingatkanku pada hari pertama aku
datang ke Penginapan Man Wool.” Ucap Nyonya Choi menerawang.
Flash Back
Nyonya
Choi sudah membawa pisau akan keluar dari hotel, Man Wool menahanya bertanya
kemana Nyonya Choi akan pergi. Nyonya Choi terdiam menyembunyikan pisauya. Man Wool menyindir Nyonya Choi yang mencuri
pisau itu agar bisa membunuh semua keluarga itu.
“Anakku...Pria
yang membunuh putrinya sendiri baru saja menyambut anak baru.” Ucap Nyonya Choi
marah
“Kau tak
akan bisa membunuh siapa pun dengan pisau itu. Jika dengan ini, maka kau akan
dapat membunuh banyak orang.” Kata Man Wool memberikan pedang pada Nyonya Choi.
“Sesudah
itu, kau akan ditangkap dan lenyap seperti yang selalu kau inginkan. Tapi orang
yang ingin kau bunuh adalah dirimu sendiri karena gagal melindungi putrimu yang
berharga.” Ucap Man Woo
“Kau akan
dapat menjalani hidup baru jika tinggal di sini dan pergi ke Alam Bakamu, tapi
aku tahu kau tak menginginkannya. Kau sudah sangat membenci dirimu sendiri.”
Kata Man Wool
“ Dengan
begitu,... aku yakin kau ingin membuangnya meskipun kau memiliki kesempatan. Di
satu sisi, kau mungkin karyawan yang paling cocok di tempat ini karena kau
menginginkan kematian abadi.” Jelas Man Wool
“Apa kau
juga begitu?” tanya Nyonya Choi, Man Wool pikir Dewa pasti merantainya di hotel
ini jadi karena itu yang mereka lihat dalam dirinya.
“Semuanya
dimulai hari itu. Saat aku bersandar padamu sambil memegang dendamku dan
menunggu, aku berharap... kau tak akan berubah. Mengingat kita merangkul
neraka, sungguh mengejutkan kita meninggalkan dunia ini dalam bentuk yang
layak.” Ucap Nyonya Choi menahan tangis.
“Aku
bersyukur... Karena ini adalah kesempatan yang menyenangkan, jangan menangis. Aku
akan pergi dengan bahagia... Sampai jumpa.” Ucap Nyonya Choi akan masuk mobil.
Man Wool memanggilnya.
“Bolehkah
aku... memelukmu sekali ini saja?” ucap Man Wool berjalan dan akhirnya memeluk
Nyonya Choi yang sudah dianggap kawan sejatinya.
“Aku tak
akan menangis. Kenapa kau membuatku menangis?” ucap Nyonya Choi merasakan
pelukan hangat Man Wool. Man Wool memeluk dengan erat.
“Berkali-kali
hatiku hancur karenamu. Aku ingin... memelukmu setidaknya sekali seperti ini.”
Ungkap Nyonya Choi.
“kau
sudah menghiburku dalam banyak kesempatan. Terima kasih.” Kata Man Wool.
Nyonya
Choi pun masuk mobil terlihat bisa sedikit lega walaupun sedih, Chan Sung
memeluk Man Wool sedih melihat Nyonya Choi pergi ke Sungai Sanzu”
Chan Sung
bertanya pada Ma Go tabib, Berapa lama waktu yang tersisa? Ma Go memberitau
Hari ini, sekitar waktu bulan purnama maka semua energi di hotel akan terkumpul
dan Semuanya akan hilang lalu Jang Man Wool harus pergi.
“Aku sudah
lama ingin bertanya... Kenapa... Kau memilihku. Kenapa kau memilihku?” tanya
Chan Sung
“Sepertinya
bunga yang memimpikan bulan belum menunjukkan mimpi terakhir.” Ucap Ma Go
menunjuk kearah dada Chan Sung.
Bersambung
ke part 3
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar