PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Man Wool menatap
foto keberasaman dengan semua pegawainya, mereka terlihat sangat bahagia. Ia
lalu pergi ke lobby lalu baru menyadari kalau hanya sendiri dalam hotel. Ia
pikir kalau sendirian seperti sekarang itu sama saat baru memulai membuka
hotel. Ia pun pergi ke bagian depan hotel, terlihat sudah kosong.
“Ketua,
aku tak tertidur... Aku hanya memejamkan mata sebentar, dan kakiku lemas.” Ucap
Hyun Joong terlihat terbangun dari tidurnya, Man Wool tersenyum melihat Hyun
Joong.
“Aku Bohong.
Maafkan aku.”ucap Hyun Joong, Man Wool seperti bahagia mengenal tingkah Hyun
Joong
Hyun
Joong memberitahu kalau mereka kedatangan tamu jadi Man Wool harus kembali ke
kantornya. Hyun Joong punn terlihat berkerja menyapa tamu dengan bertanya sudah
berapa lama meninggal dan akan mengantarnya ke kamarnya.
Man Wool
pergi ke lorong dan melihat Nyonya Choi membawa baki makanan.
“Ketua,
tamu Kamar 603 seharusnya naik bus ke Alam Baka hari ini, tapi tamu ingin
menunda sampai besok. Dan ini adalah roti kukus yang diminta oleh tamu di Kamar
1120. Tamu itu tak bisa makan roti kukus sejak kecil. Aku akan mengantar ini.”
Ucap Nyonya Choi. Man Wool tersenyum mengingat kenanganya dengan Nyonya Choi.
Man Wool
pergi ke bar dan biasa melihat Tuan Kim menawarkan minuman karena baru saja membuat
koktail dengan jenis yang baru. Man Wool tersenyum menatap Tuan Kim, Tuan Kim
pun menawarkan Man Wool agar mencicipinya.
“Kenapa
tak mencium aromanya dulu? Bukankah warnanya cantik?” ucap Tuan Kim. Man Wool
terus tersenyum melihat kenangan dengan Tuan Kim.
Akhirnya
Man Wool berjalan menuruni tangga dan lobby, terlihat tiga orang pekerjaanya
kesayaganya berjalan. Setelah itu banyak tamu hantu yang duduk, tapi kali ini
ia hanya sendirian dan lobby sudah kosong. Pintu lift terbuka, Chan Sung datang
dan keduanya saling menatap.
“Untuk
mengirim tamu terakhir, kau datang.” Kata Man Wool, Chan Sung pun berjalan
menaiki tangga.
“Chan
Sung... Aku terus merasa mengantuk... Aku merasa seperti tertidur. Apa aku
mengantuk sehingga bisa pergi seolah sedang bermimpi?” ucap Man Wool bersandar
dibahu Chan Sung.
“Aku akan tetap di sisimu bahkan jika kau
tertidur.” Kata Chan Sung lalu mengendong Man Wool menaiki tangga.
“Aku
sudah melintas perjalanan waktu yang panjang dan bertemu denganmu di sana,
merangkul bunga itulah mimpi bulan.” Gumam Chan Sung
Flash Back
Chan Sung
jaman dulu tahu kalau Man Wool itu artinya "bulan purnama" lalu
menuliskan huruf ditangan dan memuji kalau nama yang Cantik sekali dan
memberitahu kalau ada sebuah tempat bernama Sanggarloka Bulan. Seperti Chan
Sung dan Man Wool memang sudah ditakdirkan bertemu.
Chan Sung
keluar kamar melihat Ma Go di lorong hotel lalu mendekatnya. Ma Go melihat Chan
Sung masih ada di hotel. Chan Sung pikir datang karena tempat ini masih ada dna
bertanya apa ada yang bisa dibantu lagi olehnya.
“Dahulu
kala, aku meminjamkan gunting untuk mempelai wanita yang mengunjungi hotel. Apa
kau ingat?” ucap Ma Go Pink
“Kau bilang
melepaskan membutuhkan cinta yang lebih besar. Kau meminjamkan untuk
membantunya melakukan hal itu.” Kata Chan Sung
“Benar.
Masalahnya, aku lupa untuk mengambilnya kembali.” kata Ma Go, Chan Sung pun mengaku
gunting itu ada padanya.
Chan Sung
pun mengembalikan gunting yang disimpanya, Ma Go merasa beruntung dan merasa
harus membayar Chan Sung karena menemukan gunting berharga ini. Chan Sung pikir para dewa tak pernah muncul saat
ia butuh, tapi mereka selalu membalas semua bantuan.
“Apa yang
bisa kulakukan untukmu? Haruskah aku memutuskan hubungan antara kau dan yang
menyakiti hatimu?” tanya Ma Go
“Apa kita
masih terikat? Bisakah kau melihatnya? Apa masih ada ikatan yang tersisa untuk
diputuskan?” kata Chan Sung
“Ya,
itu... Aku tak bisa menjawabnya.” Kata Ma Go, Chan Sung pun tak ingin
membahasnya dan akan pergi tapi kembali menemui Ma Go.
“Ada
sesuatu yang kuinginkan. Aku ingin melakukan perjalanan ke masa lalu.” Kata Chan
Sung, Ma Go terlihat binggung.
“Aku tahu
kau bisa. Tapi Kau membuatku melakukannya saat dibutuhkan.” Kata Ma Go, Chan
Sung membenarkan dan terlihat kebingungan.
“Tak
apa-apa meskipun hanya untuk sesaat. Tolong aku agar bisa melihat musim dingin
bersamanya.” Kata Chan Sung memohon.
Man Wool
dan Chan Sung berjalan mengitari pohon bulan, Man Wool melihat salju turun dan Musim
dingin benar-benar datang. Ia berpikir dirinya itu masih bermimpi. Chan Sung
pikir mereka bisa menghabiskan musim
dingin ini bersama seperti yang Man Wool harapkan.
“Dari mana
ini berasal?” tanya Man Wool. Chan Sung pikir Mungkin dari masa lalu mereka atau
dari masa depan yang akan dihabiskan bersama.
“Aku tak
yakin yang mana. Ini hanya musim dingin dari salah satu momen yang kita
habiskan bersama.” Kata Chan Sung.
“Chan
Sung... Aku melihatmu di dalam mimpiku.” Ucap Man Wool, Chan Sung menuliskan
nama Man Wool ditangan sama seperti dimasa lalunya.
“Namamu
artinya "bulan purnama"... Cantik sekali.” ucap Chan Sung sama
seperti saat masih kecil
“Kita
benar-benar bertemu lagi sesudah perjalanan waktu yang panjang. Lalu, apa kita
pernah melihat salju bersama di masa lalu?” ucap Man Wool
“Aku
harap kita akan melihat salju bersama di masa depan.” Kata Chan Sung, Man Wool
mencoba menyakinkan.
“Sekarang,
salju terlihat lebih cantik.” Ucap Man Wool berkaca-kaca melihat salju yang
terus turun.
Man Wool
sudah ada didepan jembatan, Chan Sung bertanya apakah Man Wool pergi sendirian
tanpa Malaikat Maut, Chan Sung mengingatkan ia adalah pemilik tempat ini selama
bertahun-tahun jadi akan pergi sendiri. Chan Sung pikir Man Wool itu pemberani.
“Chan
Sung... Aku sudah merenungkan berkali-kali apa yang harus kukatakan jika saat
ini datang... "Maaf, Terima kasih, Hiduplah dengan baik." Aku sudah
menyiapkan kata-kata bagus” ucap Man Wool
“Ketika
sudah saatnya, pikiranku menjadi kosong. Aku hanya ingin terus hidup bersamamu.
Aku terus ingin melihatmu Dan aku tak ingin meninggalkanmu. Aku lemah.” Akui Man
Wool sambil menangis.
“Di
samping kelemahanku, aku pura-pura kuat di depanmu. Aku bahkan membuatnya tak
mungkin bagimu untuk menghentikanku pergi. Maaf.” Man Wool dan akhirnya
memegang wajah Chan Sung.
Chan Sung
tak bisa menahan tangisnya, lalu menghapus air mata Man Wool. Ia pikir kalau
ada disini, kalau Man Wool bilang jangan kesepian saat melihatnya pergi dan
bertanya apa semuanya hanya pura-pura. Man Wool mengaku saat itu tak tahu kalau
sangat menyukainya.
“Aku... Aku
juga tak tahu akan jatuh cinta sekali lagi seperti orang bodoh.”ucap Man Wool
dan akhirnya mereka berpelukan sambil menangis.
“Aku tak
pernah memikirkan masa depan sebelumnya. Tapi satu-satunya hal yang bisa
kukatakan sekarang hanyalah ini. Mari bertemu di kehidupan kita selanjutnya bagaimanapun
caranya.” Ucap Man Wool saling menatap.
Chan Sung
hanya diam saja, Man Wool meminta persetujuan Chan Sung dengan ucapanya. Chan
Sung pun menganguk setuju. Keduanya saling menatap dengan saling berpegangan
tangan. Man Wool tahu kalau Chan Sung sudah sudah menjaga, merawat dan
melindunginya.
“Terima
kasih.” Ucap Man Wool, Chan Sung pun mengucapkan Selamat jalan.
“Selamat
jalan, Man Wool.”kata Chan Sung, Man Wool kembali menangis dan keduanya pun
melepaskan tangan. Man Wool berjalan pergi ke “Sungai Sanzu” Setelah Man Wool
pergi.
Hotel Del
luna pun hilang berserta dengan kenangan Chan Sung yang pernah foto bersama
dengan Man Wool. Chan Sung pun seperti hanya berdiri didepan terowongan biasa
bukan seperti petunjuk jalan ke arah Sungai Sanzu.
“Bulan
kesayanganku menghilang sesudah melahap malam dan mimpiku. Sampai jumpa.” Ucap Chan
Sung akhirnya menangis histeris kehilangan Man Wool.
Ma Go
berkata “Merasa
sedih dan kecewa itu wajar saat merasa kehilangan. Ketika bunga layu, sama
seperti memimpikan bunga baru. Kau akan hidup, bertemu, dan mencintai lagi. Aku
harap itulah jawaban yang kalian pilih, keindahan cinta yang sombong, bodoh,
dan egois.”
Man Wool
berjalan melewati jembatan, wajahnya terlihat bahagia ditanganya sudah ada
bunga dan tanda akan pergi ke surga.
Pohon di
hias dengan ornamen natal dan berkelap kelip dan salju sudah mulai turun.
Sanchez berteriak dengan bahagia”Selamat Natal!” dan buru-buru menutup pintu
karena merasa dingin dan bergegas memanggil Chan Sung. Chan Sung sedang
membereskan barang-barang di kamarnya.
“New York
hanya sedingin Seoul, jadi jangan lupakan pakaian musim dinginmu.” Ucap Sanchez
“Bisakah kau
mengirimkan barang-barangku sesudah aku santai?” kata Chan Sung memasukan
barang ke dalam kardus.
“Baiklah.
Ambil apa yang kau bisa dan aku akan bawa sisanya saat berkunjung. Apa kau Mau
makan siang besok?” tanya Sancez
“Sebenarnya,
aku punya rencana.” Ucap Chan Sung.
Yoo Na
sudah duduk di sebuah cafe, Chan Sung bertemu menanyakan kabarnya. Yoo Na
mengaku kabarnya baik saja. Chan Sung ingin
tahu Bagaimana hasil ujiannya dan apakah
punya mata pelajaran utama. Yoo Na dengan bersemangat mejawab Manajemen
hotel.
“Aku akan
jadi hotelier juga.” Kata Yoo Na, Chan Sung yakin Yoo Na pasti mendapat nilai yang bagus.
“Mungkin
akan tahun depan... Melihat hantu dapat mengganggu belajarku. Berkat obat yang
kau berikan, aku tak melihat mereka lagi. Itu membuatku fokus belajar.” Cerita Yoo
Na, Chan Sung pun mengucap syukur.
“Apa kau
juga minum obat yang kau berikan kepadaku? Kau tak melihat hantu sekarang,
'kan?” ucap Yoo Na. Chan Sung hanya terdiam dan tersenyum.
Chan Sung
pergi melihat lukisan harimau yang digantung dan terus menatapnya.
“Akankah
harimau melihat semua yang diinginkannya sesudah kembali ke lukisan itu?” tanya
Chan Sung
“Dia
hampir menjalani mimpi dengan melihat apa yang orang lain tak bisa, yang
membuatnya beruntung.”balas Man Wool
Saat itu
Chan Sung bisa melihat Ma Go sedang memberikan bunga pada Hantu yang memegang
buku.
“Kenangan
dari dunia rahasia yang tak diketahui orang lain. Di situlah kau berada. Dan
aku...masih ingat janjiku padamu.” Gumam Chan Sung.
Pagi hari
yang cerah, Tuan Kim terlihat bugar sedang berolahraga, Nyonya Choi pun
berjalan-jalan dengan anjingnya. Hyun Joong pun seperti anak SMA yang sedang
bermain basket. Chan Sung duduk sendiri dengan buku berjudul "Keberadaan
dan Waktu” yaitu buku yang terselip foto ibunya.
Saat itu
Man Wool datang menghampiri Chan Sung, Chan Sung menatap Man Wool dan menaruh
bukunya. Man Wool akhirnya duduk disamping Chan Sung lalu menyandarkan
kepalanya dibahu. Chan Sung pun memeluknya.
“Kau
datang lebih awal... Aku pikir kau akan terlambat.” Ucap Chan Sung
“Aku
bergegas agar kau tak menunggu.” Balas Man Wool
“Kapanpun
itu...Jika kita bersatu kembali dalam kehidupan jauh di ujung jalan...” ucap
Chan Sung
“Kapanpun
itu...Ketika hari itu tiba, aku berharap selalu bersamamu. Kita akan bermimpi bersama
saling berpandangan, saling berpelukan, dan tertawa bersama seperti... hidup
bahagia berdampingan selamanya.” Gumam Man Wool
Keduanya
saling menatap seperti yang dinginkan Ma Wool, Man Wool pun terus bersandar
dibahu Chan Sung seperti sudah melepaskan kerinduanya.
Epilog
Ma Go
mengumpulkan semua saudaranya memberitahu akan membuat pengumuman penting, dan
bertanya diman saudara lainya. Dan Apa
yang keenam masih tinggal di Joseon. Semua hanya diam saja. Ma Go mengeluh
adiknya itu memang Luar biasa.
“Kenapa kita
tak pernah bisa berkumpul? Kalian bahkan tak sibuk.” Keluh Ma Go
“Kau
dapat berbicara dengan mereka yang tak ada di sini secara terpisah.” Komentar Ma
Go Pink
“Jadi,
apa pengumumannya?” tanya Ma Go hitam tak sabaran, Ma Go memberitahu sudah memilih pemilik baru yang
mengejutkan untuk Sanggarloka Bulan.
“Jiwa
pengembara yang tak punya tujuanharus memiliki tempat tinggal untuk
menceritakan kisah mereka.” Ucap Ma Go penuh semanga.
“Jadi,
apa nama hotel baru itu?” tanya Ma Go tabib, Ma Go mencoba mengingat nama Hotel
yang baru.
“Tunggu.
Apa yang salah denganku? Kenapa aku tak ingat?” ucap Ma Go bingung.
Saat itu
terlihat nama baru “HOTEL BLUE MOON” pintu lift terbuka seorang pria berjalan
masuk dengan gelas whiski ditanganya, terlihat sangat segar dengan es batu. Para
pegawai pun sudah berbaris menyambutnya. Ia pun menaiki tangan dan terlihat
pria tampan pemilik baru.
“Bulan
sudah naik... Ayo buka pintunya.” Ucap Kim Soo Hyun sambil meminum whiski
ditanganya.
THE
END
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Pertemuan Chan Shung dan Ma Wool itu dalam cerita imajinasi atau beneran ya. Serius tanya, karena di cerita ini banyak adegan mimpi atau kenangan.
BalasHapus