PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 04 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 20

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young berjalan dilorong lalu melihat ruangan yang kosong dan masuk ke dalam ruangan lalu mengintip ruangan sebelah, terlihat ruang latihan piano yang  kosong. Saat akan keluar ruangan, Joo Wan sudah ada didepan pintu bertanya sedang apa.
“Kapan kau tiba di sini?” tanya Yi Young kaget, Joo Wan balik bertanya yang sama pada Yi Young lalu bergegas masuk dalam ruangan dan meminta agar tak bicara.
Ia memberikan kalau Jang Yoon sudah masuk ruang latihan, Yi Young pun hanya bisa saja. Joo Wan pikir Yi Young seharusnya memberitahu jika menuju tempat latihan karena skan lebih baik jika mereka berkendara bersama.
“Aku tidak tahu akan datang ke sini tadi.” Akui Yi Young, Joo Wan pikir akhirnya Yi Young datang ke sini lalu menarik ke arah jendela.
“Buatlah dirimu nyaman. Kau datang untuk bertemu Jang Yoon.” ucap Joo Wan.
Saat itu Jang Yoon mulai berlatih bermain piano dan Yi Young pun mendengarkanya sambil menatapnya. Joo Wan heran Yi Young datang kalau bahkan tidak bisa melihatnya. Yi Young juga mengaku tak tahu dan  hanya ingin bertemu dengannya meski hanya sebentar.
“Kau sangat tidak tegas. Aku akan segera masuk ke sana jika menjadi dirimu. Kau datang ke sini setelah aku mengantarmu, kan?  Kau pasti sangat ingin datang ke sini.” Ucap Joo Wan.
“Maafkan aku.” Ucap Yi Young merasa bersalah, Joo Wan mengeluh kalau ucapan itu pukulan besar bagi harga dirinya.
“Sebenarnya, aku memutuskan untuk tidak berkencan dengannya.” Akui Yi Young
“Kenapa kau memutuskan itu? Kukira kau menyukainya.” Kata Joo Wan. Yi Young mengaku alasan karena menyukai Jang Yoon.
“Karena aku menyukainya, maka aku bisa mencelakainya.” Kata Yi Young, Joo Wan pikir itu alasan yang konyol.
“Apa artinya aku punya kesempatan? Aku harus berusaha.” Ucap Joo Wan. Yi Young hanya terdiam.
Jang Yoon selesai berlatih, tiba-tiba memainkan nada yang lainya. Yi Young terdiam karena itu nada lagu yang dinyanyikan saat dirumah sakit. Jang Yoon tersenyum bahagia mengingat saat Yi Young menyanyi untuknya. Yi Young akan keluar ruangan tapi Joo Wan menahanya seperti ingin terus mendengarnya. 




Soo Young sudah tertidur lelap, dan mendengar suara telp dan melihat nama "Yi Young" lalu mengangkatnya dan bertanya kenapa menelepon larut malam, wajahnya langsung terlihat kaget dan akhirnya bangun dari tempat tidurnya.
Akhirnya Soo Young keluar dari rumah dan melihat Yi Young menangis sambil berjongkok, lalu mendekat bertanya Ada apa. Yi Young masih terus menangis.
“Ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa kau menangis di sini? Apa kau terluka?” tanya Soo Young binggung.
“Kak Soo Young... Bolehkah aku tidur di kamarmu malam ini? Aku tidak bisa pulang. Jika aku pulang, maka aku merasa akan pergi ke rumahnya. Rumahnya tepat di bawah tangga. Kurasa aku tidak bisa menahan diri untuk pergi ke sana.” Ucap Yi Young sambil menangis.
“Aku senang kamu datang. Jangan menangis.” Ucap Soo Young menenangakn. 

Soo Young akhirnya mengantar ke kamar menyuruh adik sepupunya untuk tidur dan akan mencari alasan untuk memberi tahu orang tuanya besok. Yi Young menganguk mengerti lalu memberikan ponsel pada Soo Young agar bisa menyimpanya.
“Kau bisa Taruh di tempat yang tidak kuketahui. Dan jangan berikan kepadaku walau aku memintanya.” Ucap Yi Young
“Haruskah kau bertindak sejauh ini?”kata Soo Young, Yi Young seperti besikukuh untuk menghindari Jang Yoon. Soo Young bisa mengerti. 

Jang Yoon duduk sendirian di ruang loker, melihat Michael akan menaruh pemukulnya. Michael pun bertanya apakah datang untuk latihan, Jang Yoon menganguk lalu berkomentar Michael di ruang latihan sampai larut malam. Michael mengaku Pertunjukannya sebentar lagi dan akan pamit pergi.
“Apa Kau mau?” tanya Jang Yoon menawarkan bir. Michael binggung apakah Jang Yoon menawari dirinya. Jang Yoon pikir tak ada orang lain.
“Kalau begitu, sekaleng saja.” Kata Michael setuju, Jang Yoon pun memberikan kaleng bir yang masih dingin.
“Omong-omong, kenapa kau di sini?” tanya Michael, Jang Yoon mengaku hanya frustrasi.
“Kau bisa bicara santai denganku. Tapi kau tidak terlihat seperti biasanya.” Ucap Michael
“Bagaimana aku biasanya?” tanya Jang Yoon, Michael mengaku kalau Jang Yoon menyebalkan. Keduanya pun tertawa.
“Tapi bagaimanapun juga, aku juga menyebalkan, jadi, kita berdua sama. Ada yang kau khawatirkan? Apa itu berkaitan dengan piano? Atau uang? Ini tentang berkencan, kan?” kata Michael menebak dari wajah Jang Yoon.
“Hanya saja... Ada seseorang yang kusukai. Tapi tidak ada yang mudah. Ini kali pertamaku mengakui perasaanku kepada seseorang. Tapi tidak berjalan sesuai keinginanku.” Akui Jang Yoon.
“Aku tidak tahu ceritamu, tapi jika aku menasihatimu sebagai orang yang lebih tua darimu, tidak ada yang berjalan sesuai keinginanmu. Terutama soal cinta. Tentu saja, ada yang beruntung. Tapi berandal sepertiku harus siap.” Kata Michael. Jang Yoon tak mengerti maksudnya siap.
“Untuk dihukum. Biar kuberi tahu sebuah rahasia, aku sudah menikah. Istri dan putriku ada di Amerika. Putriku delapan tahun. Sudah lima tahun aku tidak bertemu dengannya. Kami juga sudah berpisah selama itu. Karena beberapa masalah, kami belum mengajukan perceraian.” Cerita Michael
“Aku harus bekerja keras untuk membayar tunjangan anak. Namun, aku juga berkencan sekarang. Aku akan dihukum suatu hari nanti. Dan aku sudah siap untuk itu. Tanpa persiapan seperti itu, kau tidak akan bisa berjuang demi cinta. Cinta bukan lelucon.” Tegas Michael. Jang Yoon terdiam mendengarnya. 



Joo Wan dalam ruangan langsung menutup jendela ruanganya, Tuan Yoon mengaku tidak percaya Joo Wan  memanggilnya dan sangat terkejut. Joo Wan ingin tahu alasan Tuan Yoon memutuskan bekerja di toko bunga itu. Tuan Yoon mengaku harus mencari nafkah dan mencari sesuatu.
“Biarkan saja. Aku akan mengurus Yi Young.” ucap Joo Wan memohon.
“Aku tidak peduli siapa yang melakukan apa kepadanya. Aku hanya perlu mencari yang kucari. Bukankah kau juga begitu? Tapi Kurasa tidak.” Ucap Tuan Yoon.
“Kau yang memberi tahu Profesor Kang tentang Pimpinan Kang?” kata Joo Wan.  Tuan Yoon pikir akan melakukan apa pun demi uang.
“Apa yang kau incar? Benarkah hanya uang?” tanya Joo Wan. Tuan Yoon pikir sudah bilang ini balas dendam.
“Kenapa kau sangat pelupa? Kalian memenjarakanku.” Ucap Tuan Yoon, Joo Wan menegaskana Tuan Yoon mengajukan diri untuk dipenjara.
“Ya, karena aku diberi tahu akan dibayar. Tapi aku masih belum menerima seluruh jumlahnya. Apa Kau sudah lupa?  Omong-omong, kenapa kau melakukan itu malam itu? Jika kau tidak ikut campur, kecelakaan seperti itu tidak akan terjadi.” Sindir Tuan Yoon.
“Karena kau, maka Ian kehilangan nyawanya.” Kata Tuan Yoon, Joo Wan tak bisa menahan amarahnya lalu meminta agar menjaga ucapanya, menurutnya Tuan Yoon. tidak tahu apa-apa.
“Kau harus berhati-hati dengan tindakanmu kecuali kau ingin membusuk di penjara sepertiku.” Ejek Tuan Yoon lalu keluar ruangan.
Joo Wan terdiam mengingat saat hujan deras, melihat Ian tergeletak dijalan dengan luka tapi hanya dibiarkan. Jang Yoon baru saja selesai latihan lalu melihat Tuan Yoon keluar dari ruangan, saat akan mengikutinya langsung bersembunyi karena Joo Wan juga seperti baru bertemu Tuan Yoon. 



Yi Young sedang sibuk bersama dengan pamanya sambil menyemport tanaman. Yi Young bahagia melihat tanaman yang makin cantik dan juga sudah besar bahkan tumbuh begitu pesat. Nyonya Hong melihat Yi Youn ada dirumahnya menanyakan keadaanya
“Yi Young? Sudah kubilang dia baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir. Tampaknya dia datang karena merindukan Ayah.” Ucap Soo Youn menyakinkan.
“Saat tengah malam? Dia sudah dewasa sekarang.” Kata Nyonya Yoon tak percaya, Soo Young mengeluh dengan sikap ibunya.
“Rasa rindu bisa datang kapan saja.” Ucap Soo Young menyakinkan ibunya.
“Astaga, kau pandai bicara, tapi tidak bisa mengencani siapa pun. Ibu hanya khawatir karena dia tiba-tiba menjadi sangat kurus dalam semalam.” Ucap Nyonya Hong lalu mengajak mereka semua sarapan. 

“Sayang, Yi Young akan menginap di sini beberapa hari lagi. Astaga, kau pasti bahagia.” Komentar Nyonya Hong pada istrinya.
“Aku akan berkemas dan kembali setelah bekerja.” Kata Yi Youn bahagia melihat mangkuk nasi hangat karena Sudah lama tidak sarapan, tapi wajah Nyonya Hong terlihat khawatir.
Didalam kamar, Soo Young bertanya pada Yi Young apakah  yakin akan baik-baik saja hari ini karena harus bertemu dengan Jang Yoon begitu pergi bekerja. Yi Young pikir tahu keberadaan Jang Yoon jadi akan berusaha keras menghindarinya.
“Kak Soo Young... Kurasa aku harus berhenti bekerja di Shinyoung Philharmonic.” Ucap Yi Young
“Apa maksudmu? Kau berlatih bertahun-tahun untuk menjadi anggota di sana. Bagaimana dengan janjimu kepada ayahku?  Kau berjanji akan menunjukkan penampilanmu kepadanya.” Kata Soo Young
“Kurasa aku tidak bisa bermain lagi. Aku merasa bersalah mengambil pemukulku dan bermain.”ucap Yi Young pasrah.
“Kenapa kau merasa bersalah? Kau berlatih selama 15 tahun tanpa beristirahat. Dasar bodoh. Kau tidak bisa bermain karena terus merasa telah membunuh seseorang. Berapa kali harus kukatakan bahwa kamu tidak menikamnya? Lupakan semuanya.” Tegas Soo Young
“Aku memang menikamnya, Kak Soo Young. Aku bahkan ingat telah menikamnya.” Ucap Yi Young


Saat itu Nyonya Hong masuk kamar bertanya apa yang dikatakan Yi Young, keduanya kaget melihat Nyonya Hong masuk kamar.  Nyonya Hong ingin tahu siapa yang menikam siapa. Yi Young ingin bicara tapi Soo Young mencoba menahanya.
“Tidak ada apa-apa. Ibu salah mendengar percakapan kami. Sebaiknya Ibu pergi” ucap Soo Young
“Cepat jawab... Apa yang kalian bicarakan? Siapa yang membunuh siapa? Katakan padaku.” Tanya Nyonya Hong penasaran.
“Ibu, nanti kujelaskan. Aku akan memberi tahu Ibu semuanya. Mari bicara di luar. Dan Yi Young, cepatlah pergi bekerja.” Ucap Soo Young menarik ibunya keluar dari kamar. Yi Young pun hanya bisa diam saja. 

Yi Young melihat Jang Yoon berlatih dari luar, lalu bergegas sebelum Jang Yoon melihatnya. Nona Yang memperlihatkan poster "Shinyoung Philharmonic, Malam Dukungan" lalu memberitahu kalau Violinis utama dan semua pemimpin dari setiap bagian wajib menghadiri acara tanpa pengecualian.
“Kami akan memperkenalkan direktur baru hari ini.” Ucap Nona Yang lalu pergi meninggalkan semua anggota.
“Kau akan tampil hari ini, bukan? Kau harus mengejutkan semua orang saat tampil.” Ucap Nyonya Wang pada Han Suk. Han Suk binggung kenapa harus melakukanya.
 “Direktur baru rupanya menyukai biola. Siapa tahu? Dia mungkin akan mendukungmu.” Kata Nyonya Wang Han Suk pikir itu tidak masuk akal.

Yi Young memberikan jas pada Joo wan kalau sudah membawa pakaian  dari penatu dan harus mencobanya. Joo Wan pikir tak perlu karena sudah pernah mencobanya lalu menanyakan tentang Yi Young karena boleh ikut dengannya.
“Astaga, aku tidak bisa datang ke acara seperti itu.” Ucap  Yi Young menolak dengan halus.
“Mereka hanya mengadakan acara itu untuk saling menyelidiki. Astaga, aku sangat tidak mau pergi. Jika kau melarangku pergi, maka aku akan mulai memperlakukanmu seperti kakakku.” Ucap Joo Wan.
“Aku tidak ingin menjadi kakakmu. Lusa adalah konser inaugurasi. Kau tidak boleh murung seperti ini. Kau harus bersemangat... Bersemangatlah.” Ucap Yi Young. Joo Wan pun memeluk Yi Young.
Yi Young ingin melepaskanya, tapi Joo Wan meminta waktu 10 detik agar bisa memeluknya Agar bisa melupakan apa yang mengganggu dan pergi ke tempat itu.  Yi Young pun membiarkanya. 


Nyonya Yoon sudah ada dalam ruangan untuk acara, saat itu "Profesor Kang" tapi sengaja tak diangkat. Yi Young akan berjalan pulang, tapi melihat Jang Yoon ada didepan rumah, langsung berbalik dan berusaha kabur. Tapi Jang Yoon melihatnya dan langsung mengejarnya.
“Apa yang kau lakukan? Apa aku virus? Kenapa kau terus menghindariku? Kau juga terus bersembunyi di kantor. Apa Kau pikir aku tidak akan menyadarinya? Bahkan Kau tidak pulang kemarin. Kenapa ponselmu? Apa Kau membuangnya?” ucap Jang Yoon marah
“Aku tidak punya ponsel lagi.” Akui Yi Young, Jang Yoon mengaku hampir gila kemarin.
“Aku terus memeriksa  kau pulang atau tidak dan penasaran kenapa ponselmu dimatikan. Aku terus memeriksa ponselku dan keluar rumah. Kau mungkin tidak mau mendengarkanku, tapi kau tetap harus mendengarkanku. Aku belum memutuskan untuk mengakhiri ini.” Jelas Jang Yoon.
“Aku juga memutuskan untuk tidak menyiksa diriku sepertimu dengan membiarkan imajinasiku menggila. Aku tahu keadaannya bisa memburuk. Dan orang mungkin akan menyalahkanku. Tapi perasaanku kepadamu sungguh tulus.” Akui Jang Yoon.
“Jadi, aku tidak takut apa pun yang akan terjadi. Aku akan melakukan yang kuinginkan dan menghadapi apa pun. Tapi kau akan terus bersembunyi dariku, kan? Aku tidak keberatan, tapi jangan terlalu jauh agar aku bisa menemuimu tiap kali merindukanmu.” Ungkap Jang Yoon lalu pamit pergi. Yi Young pun hanya bisa diam saja. 


Di dalam ruangan sudah banyak tamu yang datang, Seo Joo duduk disamping ayahnya, menceritakan pada teman ayahnya kalau Sejak kecil, ayahnya tidak pernah memarahinya. Teman sang ayah berkomentar kalau Seo Joo itu memang anak baik.
“Sedang apa dia di sini? Setelah melihatnya, dia sangat mirip ayahnya.” Keluh Nyonya Wang
“Sejujurnya, Yi Young bukan pemain terburuk dalam orkestra.” Komentar pemain lain. Pemian yang lain kalau Seo Joo memang seperti  itu.
“Ya, tapi dia di sini berkat Dirut. Ayahnya dan Dirut satu sekolah, kan?” kata wanita lain.  
“Apa itu berarti mereka berdua sebaya? Lebih cocok menjadi pamannya.” Ejek pria lain, semua hanya bisa menahan tawa. 


“Nona Yang, Maestro Nam mana? Dia tidak pergi ke tempat lain, kan?” tanya Nyonya Yoon khawatir.
“Tidak, aku melihatnya di kantornya tadi. Dia bilang akan datang.” Kata Nona Yang.
“Kau, Tolong hubungi Jang Yoon dan Hubungi Maestro Nam juga.” Ucap Nyonya Yoon, Nona Yang menganguk mengerti.
Nyonya Yoon menyapa Nyonya Seo akhirnya datang. Nyonya Seo pun menyapa semuanya. Saat itu Tuan Kang keluar ruangan dan melihat Tuan Jang datang dengan Eun Joo yang merangkul lenganya. Eun Joo terlihat bisa bersikap angkuh.
Tuan Kang menyapa Tuan Jang ingin menjabat tanganya, Tapi Tuan Jang mengabaikanya dan masuk dengan Eun Joo. Semua orang langsun menyapa Tuan  Jang yang baru datang, Eun Joo pun dengan santai merangkul Tuan Jang.
“Kau terlihat cantik hari ini.” Puji Nyonya Yoon pada Eun Joo, Eun Joo mengucapkan terimaksih dan memuji Nyonya Yoon juga cantik.
“Dirut baru saja membicarakan Anda.” Kata Nyonya Yoon, saat itu Nyonya Seo melihat Nyonya Jang langsung menyapanya.
“Kau tampak luar biasa hari ini.” Puji Nyonya Seo lalu menyapa dengan wajah kaku pada Eun Joo, lalu mengajak ke tempat duduk dibagian depan.
“Bukankah dia direktur baru?” bisik pemain melihat Eun Joo duduk dimeja depan.
“Tidak ada yang bisa mengalahkan Eun Joo” komentar teman lain., saat itu Seo Joo terlihat marah karena ternyata Eun Joo datang dengan Direktur baru. 



Yi Young menelp Soo Young di telp umum bertanya  Apa Bibi datang ke tempatnya. Soo Young membenarkan kalau ibunya sudah mengambil semua barangnya siang ini dan tidak akan membiarkan tinggal di rumah itu bakkan tidak bisa membuka toko bunganya hari ini karena menangis seharian.
“Apa dia masih menangis?” tanya Yi Young khawati, Soo Young mengaku  tidak menangis sekarang karena ada ayahnya.
“Pulanglah sekarang.” Ucap Soo Young, Yi Young menganguk mengerti dan akan segera pulang. 

Joo Wan duduk diruangan mengingat kembali yang dikatakan Jang Yoon padanya dengan pisau lipat  “Apa kau membunuh Ian?” lalu ucapan Tuan Yoon “Jika kau tidak ikut campur, kecelakaan seperti itu tidak akan terjadi.”
“Apa Kau sungguh tidak ingat pisau ini? Kau menikam Ian dengan pisau ini.” Ucap Jang Yoon
“Karena kau, Ian kehilangan nyawanya.” Kata Tuan Yoon, Joo Wan terlihat sangat frustasi dan saat itu Sek yang terus menelpnya tapi sengaja tak diangkat. 

Jang Yoon baru saja keluar dari ruangan berjalan dilorong tak sengaja bertemu dengan Joo Wan. Joo Won mengingatkan kalau Jang Yoon Kemarin bertanya padanya kenapa mempertahankan Yi Young di dekatnya dan sudah memikirkannya seharian.
“Itu karena aku menyukainya. Aku menyadari itu berkat dirimu. “ akui Joo Wan lalu berjalan pergi. Jang Yoon hanya bisa terdiam menatapnya. 

Yi Young baru pulang tak sengaja melihat seseorang seperti akan membobol toko, lalu berteriak bertanya “Siapa di sana?” Tuan Yoon akhirnya berdiri menatap  Yi Young dan Yi Young mengenal Tuan Yoon itu bertemu kemarin.
“Aku pekerja paruh waktu.” Ucap Tuan Yoon, Yi Young bingung kenapa Tuan Yoon ada di toko selarut ini.
“Apa bibiku meneleponmu?” tanya Yi Young, Tuan Yoon mengaku tidak tapi anya melupakan sesuatu selagi bekerja hari ini. Yi Young binggung.
“Ah... Benar. Kami tutup hari ini.” Ucap Tuan Yoon, Yi Young mengingat tangan Tuan Yoon sebelumnya dan mengingatkan sesuatu.
Ia teringat Tuan Yoon sebelumnya menabraknya lalu mengambil mie yang terjatuh. Ia pun teringat dengan pria yang datang ke gudang dengan suara yang sama menyapanya karena sudah Lama tidak bertemu. Yi Young langsung menjatuhkan plastiknya dan bergegas pergi.
Tuan Yoon mengejarnya, Yi Young terus  berlari sama dengan yang terjadi satu tahu yang lalu di padang rumput berlari menghindari kejaran Tuan Yoon di tengah hujan. Saat itu kakinya tak bisa menahan keseimbangan tubuhnya akhirnya jatuh berguling dilereng lalu tak sadarkan diri.
Yi Young juga terjatuh saat Tuan Yoon mengejarnya dan terlihat ketakutan merangkak mundur.  Tuan Yoon menyapa Yi Young karena sudah lama bertemu dan itu sudah lama. Yi Young ketakutan terus merangkak mundur.
“Kau mengejarku tahun lalu seperti ini, kan? Pada hari kematian Kim Ian... Kaulah yang mengejarku, kan?” ucap Yi Young berani menatap. Tuan Yoon hanya bisa tersenyum seperti pembunuh berdarah dingin.
Bersambung ke episode 20

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted


Tidak ada komentar:

Posting Komentar