PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
terbangun dan kaget melihat Profesor Kang datang dengan tangan sudah lehernya.
Tuan Kang langsung menariknya merasa pasti membangunkan dan meminta maaf, lalu
bertanya keberadaan bibinya. Yi Young menjawab kalau sedang keluar sebentar.
Sementara
di rumah, Jang Yoon melihat rekaman black box mobil Tuan Kang sambil
memalingkan wajah karena tak tega melihat adiknya yang ditabrak dengan sengata.
Di rumah sakit, Tuan Kang masih bersikap senang melihat Yi Young.
“Aku
senang kau tampak lebih baik dari dugaanku. Saat kau mengalami kecelakaan, aku
sangat terkejut. Aku sungguh mengira kau akan tewas. Tapi tahukah kau? Kenapa
kau kabur begitu melihatku hari itu?” ucap Tuan Kang ingin tahu.
“Aku
memanggilmu karena ingin bicara denganmu. Apa aku melakukan kesalahan?” kata
Tuan Kang. Yi Young mengaku Tidak.
“Lalu
kenapa kau kabur seperti itu?” tanya Tuan Kang, Yi Young ingat kalau Tuan Kang
Kemarin,datang ke kamarnya dan mengambil CD. Tuan Kang melihat Yi Young membuka
mata langsung menyuruhnya diam.
“Yoon
Young Gil meninggalkan CD itu untukku.” Kata Yi Young, Tuan Kang mencoba
percaya
“Kenapa
Anda mengambil CD itu?” tanya Yi Young, Tuan Kang mengaku penasaran.
“Kau
kabur karena tidak mau aku mencari tahu tentang CD. Aku bisa memahamimu.
Tidakkah kau penasaran? "Apa itu? Kenapa dia kabur dariku? Kenapa pria
yang sudah tewas itu meninggalkan CD itu hanya untukmu saja?" Kau terkait
dengan pembunuhan baru-baru ini, bukan? Apa kau menerima hal lain selain CD?”ucap
Tuan Kang penasaran.
“Kenapa
Anda ingin tahu? Boleh aku tanya satu hal lagi?” kata Yi Young, Tuan Kang
terlihat gugup dan bertanya apa itu.
“Hari
itu, setahun lalu, Anda ada di lokasi kecelakaan tempat Kim Ian tewas, kan?”
ucap Yi Young
“Apa
maksudmu? Kau bicara omong kosong setelah kepalamu terluka.” Kata Tuan Kang
“Tidak. Anda
pasti ada di lokasi kejadian hari itu. Aku tidak bisa melihat pria itu dengan
jelas karena gelap dan hujan. Tapi pria itu sudah pasti adalah Anda.” Kata Yi
Young yakin
Flash Back
Ian
menyuruh Yi Young segera pergi setelah tak sengaja menusuk pisau diperutnya dan
saat itu Yi Young bisa melihat dari kilatan petir kalau Tuan Kang dudukdi
bangku penumpang.
“Sekarang
aku ingat semuanya. Anda pikir Yoon Young Gil menyembunyikan bukti di kafe itu,
bukan? Anda pikir aku sudah mendapatkan bukti itu. Bukankah Anda di sini untuk
mencari itu?” ucap Yi Young yakin
“Bukti
apanya? Apa CD itu? Maaf harus memberitahumu, tapi tidak ada apa-apa di
dalamnya. Apa Kau tahu?” ejek Tuan Kang
“Lalu
kenapa Anda di sini? Kita juga tidak begitu akrab.” Sindir Yi Young, Tangan
Tuan Kang langsung mengarah pundak Yi Young seperti akan siap mencekiknya.
“Jangan
menjebak orang tidak bersalah dengan mengklaim kamu mendapatkan kembali
ingatanmu.” Ucap Tuan Kang hampir mencekik Yi Young. Yi Young pun seperti tak
takut terus menatapnya.
Saat itu
Bibi Hong datang kaget melihat Tuan Kang ada diruangan keponakanya. Yi Young
mengaku kala Tuan Kang adalah direktur orkestra. Tuan Kang pun berpura-pura
sedang memegang pundak Yi Young lalu melepaskannya.
“Begitu
rupanya. Anda direkturnya... Terima kasih sudah menjenguknya di rumah sakit...
Hei.. Di mana sopan santunmu? Kau harus memberinya minum.” Ucap Bibi Hong
“Tidak...
Tidak apa-apa. Aku harus pergi sekarang... Pokoknya, jaga dirimu. Sampai jumpa.”
Kata Tuan Kang lalu bergegas pergi.
Tuan Kang
mengumpat marah, masuk parkiran lalu sebuah mobil mengarahkan lampu jauh
padanya. Ia makin kesal dan tiba-tiba mobil langsung berusaha menabrakanya,
tubuhnya jatuh dan terlungkup di jalan. Mobil berhenti tepat didepan Tuan Kang,
Tuan Kang akan bangun sambil mengumpat tapi mobil kembali melaju.
“Jangan
bunuh aku!” teriak Tuan Kang ketakutan dan akhirnya Jang Yoon turun dari
mobilnya.
“Itu kau?
Apa masalahmu?” teriak Tuan Kang, Jang Yoon mengeluh Tuan Kang berisik sekali.
“Kau
tampak takut.” Ejek Jang Yoon, Tuan Kang tak percaya kalau Jang Yoon mencoba
membunuhnya.
“Ini
percobaan pembunuhan, Brengsek.” Teriak Tuan Kang, Jang Yoon pun menantang agar
melaporkan saja.
“Apa Kau
pikir aku tidak akan melakukannya? Kau luar biasa. Aku mengetahui bahwa kau
membunuh adikku. Kau menghancurkannya. Aku ingin melakukan hal yang sama
seperti perbuatanmu terhadap adikku. Tapi Aku berusaha tidak melakukannya.”
Ucap Jang Yoon.
“Kau tahu
kenapa? Karena aku tidak sepertimu.” Tegas Jang Yoon menyindir.
“Hei,
untuk apa aku membunuh adikmu? Siapa yang memberitahumu? Apa Nam Joo Wan
mengatakan itu? Hei, kau sungguh percaya perkataan pembunuh itu? Jika kau ingin
menuduhku membunuh, bawakan aku buktinya, Brengsek.” Kata Tuan Kang
“Bukti?
Apa Kau pikir aku tidak memilikinya? Ada di sini. Rekaman kamera dasbor saat
kamu menabrak adikku dengan mobilmu. Haruskah kutunjukkan ini padamu?” ucap
Jang Yoon memperlihatkan ponselnya.
“Itu
konyol.. Berhenti bicara omong kosong, Brengsek! Tidak mungkin ada bukti.” Kata
Tuan Kang
“Kau
Salah. Yoon Young Gil menyimpan Ada di dalam tasnya. Apa Kau ingat amplop uang
yang kau berikan kepada Yoon Young Gil? Buktinya ada di dalam amplop yang berisi
tanggal kematian adikku. Itu Ada di dalam amplop.” Kata Jang Yoon.
“Apa Kau
masih tidak memercayaiku?” ucap Jang Yoon, Tuan Kang menegaskan tidak percaya
padanya. Jang Yoon pikir Tuan Kang pasti bohong.
“Berikan
kepadaku. Biarkan aku menontonnya... Biarkan aku menontonnya sekali.” ucap Tuan
Kang ingin mengambil ponsel Jang Yoon. Jang Yoon langsung mendorongnya membuat
Tuan Kang terjatuh.
“Dan
pulpen yang kau cari. Aku melihat isi pulpen itu. Kau menggelapkan uang dari
universitas. Mulai dari dana penelitian sampai uang jasa kebersihan. Kau menggelapkan
cukup banyak uang.” Ucap Tuan Kang
“Lalu
kenapa? Apa? Dengar... Aku tidak mencuri darimu!” teriak Tuan Kang akhirnya
berdiri setelah hidungnya merasa kesakitan.
“Kau
takut terekspos karena penggelapan dana. Itukah alasanmu membunuh Ian? Aku hanya
kasihan pada adikku yang dibunuh oleh manusia hina sepertimu.” Ejek Jang Yoon.
“Aku
tidak melakukannya... Bukan aku! Dasar Brengsek.. Cepat Berikan kepadaku!”
teriak Tuan Kang lalu mengambil ponsel dan masuk ke dalam mobil.
Tuan Kang
melihat rekaman dari ponsel Jang Yoon, dan terlihat ia yang turun dari mobil
sambil mendorong Ian yang sudah terluka dan hujan deras.
Flash Back
“Apa
hakmu? Dasar Brengsek. Kau mau mati, ya? Berikan kepadaku!” teriak Tuan Kang
pada Ian merampas pulpen dan langsung menabraknya.
Tuan Kang
mengumpat kesal dan memukul tanganya diatas stir karena ternyata ada bukti
kalau pelaku yang menabrak Ian.
Yi Young
datang menemui Jang Yoon yang masih menunggu. Jang Yoon bertanya apakah Jang
Yoon sudah menonton berita. Yi Young mengaku sudah saat malam hari dan
menceritakan kalau Maestro Nam
mengunjunginya hari ini.
“Tapi aku
tidak bisa bertemu dengannya. Kurasa dia datang tepat sebelum ditahan.” Ucap Yi
Young
“Sebelum
ditahan, dia menyerahkan tas yang disembunyikan Yoon Young Gil padaku.” Cerita
Jang Yoon. Yi Young bingung tas apa itu.
“Setelah
Yoon Young Gil tewas, Nam Joo Wan pergi mengambilnya. Dan aku melihat itu. Lalu
di dalam tas itu, aku menemukan rekaman video momen terakhir Ian. Ada di dalam
amplop berisi uang dengan tanggal kematian Ian.”ungkap Jang Yoon.
“Di dalam
amplop uang? Ini tidak masuk akal. Jadi Bisakah kamu melihat wajah pembunuhnya?”
kata Yi Young. Jang Yoon mengangguk.
“Itu
Profesor Kang, kan?” kata Yi Young. Jang Yoon membenarkan. Yi Young menceritakan Tadi Profesor Kang
mengunjunginya.
“Aku
tidur dan membuka mataku. Dia sedang menatapku. Mata kami bertemu, dan
tiba-tiba, aku ingat siapa yang ada di kursi belakang mobil tempat Yoon Young
Gil turun. Itu Profesor Kang.” Cerita Yi Young
“Apa Kau
melihat bagaimana Ian tewas?” ucap Yi Young, Jang Yoon mengangguk.
“Ian
menyelamatkanku hari itu. Dia mengeluarkan pisau yang tertancap di perutnya. Dia
memberikannya kepadaku dan menyuruhku kabur. Dia menyuruhku menelepon polisi.”
Cerita Yi Young.
Flash Back
Ian
berteriak agar Yi Young sadar dan dengarkanya, lalu memberikan pisau padanya
agar Yi Young lari menuju cahaya yang mungkin terlihat di jalanan. Setelah itu
Jika Yi Young melihat seseorang, segera hubungi polisi.
“Dan aku
tidak tahu bagaimana perasaanmu, tapi aku sangat menyukaimu.” Ungkap Ian.
“Aku tidak
bisa memaafkan Profesor Kang. Aku sudah mengajukan pengaduan. Aku menyerahkan
semua buktinya.” Ungkap Jang Yoon. Yi Young menganguk mengerti.
“Apa Kau
akan baik-baik saja?” tanya Jang Yoon, Yi Young binggung apa maksud ucapanya
itu
“Begitu
penyelidikan dimulai, mereka akan mengungkap bahwa kau menikam Ian. Semua orang
akan menyadari hal itu. Kau mungkin akan diinterogasi.” Jelas Jang Yoon.
“Aku
baik-baik saja. Sebenarnya aku senang bisa mengatakan yang sebenarnya. Jangan
mengkhawatirkan itu.” Ungkap Yi Young.
Tuan Kang
berjalan ke halte bus dan melihat beberapa pramugari, wajahnya terlihat sangat
terkesima dengan wanita cantik. Saat itu Detektif memanggil nama Kang Myeong
Suk, Tuan Kang kaget melihat ada polisi.
“Kau mau
ke bandara? Kau mau ke luar negeri?” sindir Polisi, Tuan Kang mengelak dan
langsung kabur.
Detektif
berteriak agar mengejar Tuan Kang, Tuan Kang mencari jalan untuk kabur tapi
didepanya sudah ada polisi lainya, akhirnya Polisi pun bisa menangkap Tuan
Kang. Tuan Kang berteriak agar melepaskan dan merasa masih punya jabatan dan
tak ada berani menangkapnya.
Di papan
mengumuman terlihat selembaran "Pemberitahuan, penampilan hari jadi ke-20,
Telah ditunda sementara" Nona Wang melihatnya mengeluh kalau keadaanya
Kacau sekali, padahal Semua orang bersiap menghadiri audisi.
“Kau
pasti menerima banyak telepon dari tempat lain.” Komentar Nona Wang pada Han
Suk
“Seharusnya
aku yang terakhir pergi.”ucap Han Suk, Nona Wang pikir Han Suk cukup setia.
Jenny tiba-tiba pamit.
“Apa Yi
Young sudah pulang? Aku merasa bersalah karena tidak berkunjung.” Ucap Nona
Wang
“Dia tahu
yang sedang terjadi di sini. Jangan mengkhawatirkannya.” Kata Jenny.
Yi Young
duduk di ruang interogasi, sudah ada Tuan Kang didepanya dengan tangan di
borgol. Polisi memberitahu kalau Tuan Kang
Kang membuat beberapa klaim, jadi sengaja memanggil Yi Young untuk pemeriksaan silang. Yi Young bisa
mengerti.
“Tanggal
19 Agustus tahun lalu, kau ada di TKP kecelakaan Kim Ian?” tanya Polisi. Yi
Young membenarkan.
“Apakah
kau menikamnya?” tanya Polisi, Yi Young membenarkan. Tuan Kang pikir sudah
benar yang dikatakan.
“Dia
memang menikamnya!” teriak Tuan Kang, Polisi meminta agar Yi Young yang terjadi
dan alasan menikamnya.
“Apa ini
terjadi setelah kalian berdua kabur dari gudang tempat Yoon Young Gil
mengurungmu?” tanya Polisi. Yi Young membenarkan.
“Saat
berlari, sepatuku terlepas. Ian pergi mengambilnya. Pada saat itu, sebuah mobil
mendekatiku. Ian melihat mobil itu.” Ungkap Yi Youngteringat Ian yang berusaha
menyelamatkanya,
“Dia
memegangku, dan kami berguling di tanah. Setelah itu, aku sadar bahwa pisau
yang kupegang ada di tubuhnya.” Ungkap Yi Young bisa melihat pisau yang menusuk
ke tubuh Ian dan langsung meminta maaf.
“Dia
berbohong... Jangan bohong! Kamu sengaja menikamnya!” teriak Tuan Kang.
“Untuk
apa aku sengaja menikamnya? Jika itu disengaja, aku akan menikamnya di gudang.”
Kata Yi Young. Tuan Kang yakin kalau Yi Young itu salah.
“Kami
membuka ikatan dengan pisau yang diberikan konduktor. Aku melihatnya dengan
mataku sendiri. Di kursi belakang mobil yang mendekatiku, aku melihatnya. Aku
yakin.” Ucap Yi Young yakin.
“Hei, Apa
kau mendengar perkataanmu? Bagaimana kamu bisa melihatku di kursi belakang?
Malam itu hujan deras, dan gelap!”teriak Tuan Kang
“Sepertinya
kau ingat dengan jelas cuaca dan situasi malam itu.” Sindir Yi Young.
Tuan Kang
terdiam, Polisi pun meminta temanya agar membawa Pak Kang keluar. Tuan Kang tak
terima karena memaksanya pergi dan marah karena melakukan pemeriksaan silang
padahal Yi Young berbohong. Ia berteriak agar Yi Young katakan yang sebenarnya.
“Kau
tergelincir karena hujan! Kau menikamnya!” teriak Tuan Kang, Yi Young pun hanya
bisa diam saja.
“Aku
sudah memberikan pernyataanku. Aku melihatnya di kursi belakang.” Ucap Yi Young
“Pak Nam
juga mengatakan hal yang sama... Apa Hanya itu yang kau lihat?” tanya Polisi.
Yi Young menganguk.
“Jika kau
berkata jujur, maka kau akan dituntut atas kelalaian. Karena keluarga korban
tidak mengajukan pengaduan terhadapmu, maka kau boleh pergi hari ini.” Ucap
Polisi. Yi Young menganguk mengerti.
Jang Yoon
menunggu dengan gelisah lalu melihat Yi Young keluar lalu berkomentar Pasti
melelahkan telah diinterogasi, tepat setelah meninggalkan rumah sakit. Yi Young
mengaku baik-baik saja tapi hanya merasa sedih dan kosong.
“Apa kata
Profesor Kang?” tanya Jang Yoon penasaran. Yi Young menceritakan Tuan Kang mengklaim
tidak membunuhnya.
“Dia
bilang Ian tewas karena aku menikamnya..” Ungkap Yi Young
“Dia
mampu mengatakan sesuatu yang jauh lebih buruk Jangan biarkan hal itu
mengganggumu.” Pintah Jang Yoon. Yi Young menganguk mengerti.
“Kau akan
mengunjungi Nam Joo Wan, kan? Ayo. Aku akan mengantarmu ke sana.” Kata Jang
Yoon.
“Apa Kau
tidak ikut denganku?” kata Yi Young, Jang Yoon mengaku ada janji.
Yi Young
melihat Joo Wan yang memakai baju tahanan, lalu berpikir kalau Joo Wan akan
menolak bertemu dengannya. Joo Wan pikir tak ada alasan menolak Yi Young karena
Tidak ada yang bisa dilakukan di sini selain diselidiki.
“Hari
ini, aku ke kantor polisi dan membuat pernyataan tentang kejadian hari itu.
Profesor Kang terus bersikeras bahwa itu bukan dia.” Cerita Yi Young
“Dia bisa
melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk.” Kata Joo Wan sudah tahu watak Tuan
Kang
“Kau
mempekerjakanku sebagai asisten pribadimu dan mempertahankanku di sisimu karena
kau mengkhawatirkanku, kan? Jika dipikir-pikir, aku direkrut tidak lama setelah
Yoon Young Gil dibebaskan.” Ucap Yi Young
“Jadi,
kau khawatir Profesor Kang mungkin akan memintanya melakukan sesuatu padaku.
Itu sebabnya kau mempertahankanku di sisimu.” Komentar Yi Young yakin.
“Tidak...
Aku hanya butuh asisten. Aku memang mengawasimu, dan aku tidak punya niat baik
di baliknya. Semua yang Yoon katakan benar. Kau tidak perlu membuatku tampak
seperti orang baik karena memang benar aku orang jahat.” Akui Joo Wan.
“Aku
pura-pura tidak mengetahui kematian Ian. Sebagai gantinya, aku dibayar dan
mendapatkan posisi tetap. Seperti itulah aku. Itulah yang kulakukan.” Kata Joo Wan
merasa sikapnya juga salah.
“Tidak
semuanya salahmu. Profesor Kang yang memulainya.” Kata Yi Young
“Dia dan
aku sama saja. Kami berusaha menutupi kebenaran. Jadi, bagaimana kami bisa
berbeda?” kata Joo Wan.
“Menurutku
kau berbeda. Karena aku tahu kau menyesalinya.” Ucap Yi Young, Joo Wan hanya
bisa terdiam karena masih ada orang yang mempercayainya.
Nona Yoon
pergi menemui Tuan Jang memberikan USB, dengan membahas kalau Yayasan Budaya Shinyoung digunakan untuk
mencuci uang Grup Shinyoung. Ia pun memberitahu Dana luar negeri datang dalam
bentuk investasi dan meninggalkan yayasan setelah diperbanyak.
“Dan
beberapa dana disamarkan menjadi dana bantuan budaya dan didistribusikan ke
banyak orang. Kurang lebih sama dengan suap. Dan Profesor Kang sangat terlibat
untuk kasus semacam ini. Ini menyimpan semua transaksi yang dilakukan.” Ucap
Nyonya Yoon.
“Aku
yakin Grup Shinyoung akan berusaha menenangkanmu. Kenapa kau membawa itu
kepadaku? Kau akan dibayar mahal jika pura-pura tidak tahu dan dipenjara beberapa
bulan.” Kata Tuan Jang. Nyonya Yoon terlihat gugup.
“Aku
sudah berpikir keras tentang semua hal yang terjadi di sini. Aku hanya ingin
bermusik. Tapi aku menyadari bahwa putramu akhirnya sekarat karena aku menutup
mata dan berpartisipasi dalam hal ini. Aku merasa sangat menyesal soal itu.”
Kata Nyonya Yoon.
“Anda
belum lama di sini, tapi aku tetap ingin berterima kasih. Aku akan pergi
sekarang.” Kata Nyonya Yoon seperti mau bertanggung jawab.
“Bisakah
kau membantuku? Aku akan membangun yayasan atas nama mendiang putraku untuk
memulai bisnis budaya. Bagaimana jika kamu membayar perbuatanmu dengan bekerja
di sana?” kata Tuan Jang. Nyonya Yoon kaget mendengarnya.
“Aku
butuh orkestra baru... Aku akan sangat bersyukur jika menerima bantuanmu.” Kata
Tuan Jang. Nyonya Yoon berkaca-kaca mendengarnya.
Ki Sang
mengintip dari depan pintu dan saat itu Soo Young keluar ruangan melihat Ki
Sang langsung menegaskan kalau sudah selesai hari ini. Ki Sang mengaku sudah
tahu. Soo Young kesal memberitahu kalau sudah memperingati sebelumnya.
“Aku akan
membunuhmu jika kamu muncul lagi. Aku seorang dokter. Aku bekerja dengan pisau
bedah. Jadi Minggir.” Ucap Soo Young sinis.
“Ayolah...
Kenapa kau bilang begitu? Itu menakutkan. Lagi pula, kamu seorang psikiater.”
Kata Ki Sang.
Soo Young
tak peduli menyuruh Ki Sang Minggir. Ki Sang meminta agar Soo Young agar Jangan
bersikap seperti ini dan memaafkan atas segalanya. Ia meminta maaf berpura-pura
menjadi orang lain di kencan buta mereka, lalu berpura-pura menjadi pasien.
“Dan aku
berbohong kepadamu sebanyak lima kali. Maaf atas semua itu. Kau bisa memukuliku
semaumu. Aku pantas mendapatkannya. Apa yang harus kulakukan agar kamu
memaafkanku?” ucap Tuan Kang melihat Soo
Young masih cemberut.
“Bagaimana
kau mengenal Jang Yoon? Jangan coba mengubah topik lagi.” Tanya Soo Young
penasaran. Ki Sang terlihat bingung.
“Aku
hanya pria yang dia kenal.” Kata Ki Sang, Soo Young ingin tahu apakah mereka
dekat.
“Kami bukan
teman, kami bukan saudara, dan kami juga bukan rekan bisnis. Jadi Ada di
tengah.” Jelas Ki Sang. Soo Young tak mengerti maksudnya dan tak percaya.
“Apa yang
harus kulakukan? Aku akan melakukan apa pun untuk menghiburmu. Aku berjanji
akan melakukan yang terbaik.” Kata Ki Sang.
“Bagaimana
jika kau menyanyi? Berdiri di sana dan bernyanyilah untukku. Aku akan
mempertimbangkan untuk memaafkanmu.” Kata Soo Young
Ki Sang
bertanya lagu apa yang harus dinyanyikan,
Soo Young piir Apa saja boleh dan menyuruh agar berdiri saja. Ki Sang
pun berdiri di lorong, Soo Young menyuruh Ki Sang harus menyanyikan seluruh
lagunya. Ki Sang mulai menyanyi.
Beberapa
perawat dan pasien melihat Ki Sang menyanyi sambil menari merekam dengan
ponselnya. Soo Young melihatnya tak percaya dan bisa sedikit tersenyum, tapi
juga merasa sangat malu. Ki Sang tetap saja menyanyi dengan penuh percaya diri
agar Soo Young bisa memaafkanya.
Sementara
Jang Yoon bertemu dengan Bibi Hong dicafe. Bibi Hong mengaku meminta maaf karen
pasti mengejutkannya dengan tiba-tiba menelepon. Jang Yoon mengakuTidak apa-apa.
Bibi Hong sadar kala sudah bersikap sangat kejam kepadanya.
“Aku
menuduhmu sebagai tersangka pembunuhan, aku bahkan memukulmu dan melarangmu
datang ke rumah sakit. Aku sungguh minta maaf atas semua itu.” Ucap Bibi Hong
“Tidak
apa-apa. Aku mengerti.” Kata Jang Yoon, Bibi Hong mengaku baru-baru ini melihat berita
“Aku juga
membaca artikel, dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada putriku. Dan
akhirnya aku bisa mengetahui apa yang terjadi. Omong-omong, aku lega kasus ini
terpecahkan. Terima kasih banyak karena tidak menuntut Yi Young.” ungkap Bibi
Hong
“Dan
tolong beri tahu orang tuamu bahwa kami sangat menyesal, Yi Young menikam
mendiang adikmu. Dan tolong sampaikan terima kasihku kepada mereka. Aku
berjanji akan mengunjungi adikmu untuk meminta maaf. Aku akan pergi dengan Yi
Young.” kata Bibi Hong merasa bersalah.
“Anda
tidak perlu merasa sangat bersalah. Sebenarnya Yi Young banyak membantuku.”
Kata Jang Yoon.
“Tapi
tetap saja, orang tuamu tidak akan merasa seperti itu. Aku yakin mereka merasa sangat
sedih dengan apa yang terjadi. Setelah akhirnya kau menghadapi semua masalah,
kudoakan kau bahagia di dunia.” Kata bibi Hong
“Kudoakan
yang terbaik untuk kariermu, dan kuharap kamu bertemu seseorang yang baik dan
jatuh cinta.” Ucap Bibi Hong dengan tulus. Jang Yoon pun menganguk mengerti.
Bibi Hong pun pamit pergi lebih dulu.
Jang Yoon
terdiam di pinggir taman sambil menopang tangan dipembatas, teringat kembali
yang dikatakan Bibi Hong “ Aku hanya ingin Yi Young bertemu pria biasa yang akan
menyayanginya tanpa kisah sedih seperti itu.”
Lalu
ucapan Soo Young marah saat dirumah sakit “Sejak dia bertemu denganmu, aku jarang melihatnya terenyum
bahagia. Dia selalu sangat tertekan.” Jang Yoon hanya bisa diam
saja.
Yi Young
makan dengan bibi dan pamanya, membahas kalau akan segera kembali ke rumahnya,
karena yakin tidak akan terjadi apa-apa lagi, selain itu harus bersiap untuk
audisi di musim gugur. Bibi Hong tak percaya Yi Young akan memainkan timpani
lagi
“Astaga,
berhentilah memainkan benda itu. Jantung bibi berdebar setiap kali bibi
mendengar kata "orkestra".” Kata Bibi Hong dengan nada tinggi
“Astaga...
Biarkan saja dia... Hanya itu yang dia lakukan. Apa yang akan dia lakukan jika
berhenti?” kata Paman membela
“Dia bisa
bekerja di toko bunga. Kau bisa bekerja dengan bibi dan menikah nanti.” kata
Bibi Hong
“Astaga,
ini abad ke-21... Tapi kau bicara seolah-olah hidup di abad ke-19. Itu
hidupnya. Biarkan dia melakukan yang dia inginkan.” Kata Paman
Yi Young
hanya bisa terdiam melihat paman dan bibinya adu mulut, saat itu pesan masuk ke
dalam ponselnya. Jang Yoon mengirimkan pesan “Sudah lama tidak bertemu. Mari
bersenang-senang. Keluarlah.” Bibi Hong terus menyalahan semua itu
salah suaminya.
“Aku
tidak pernah suka melihatnya bermain drum.” Keluh Bibi Hong
“Kenapa
kau menyuruh seorang gadis bermain drum? Itu disebut timpani. Kamu bodoh sekali” kata
Paman.
“Astaga,
aku kenyang. Terima kasih atas makanannya.” Kata Yi Young bergegas pergi.
Yi Young
melihat Jang Yoon sudah menunggu dengan mobil, wajahnya tersenyum dan kaget
bertanya Apa mereka akan pergi ke suatu tempat. Jang Yoon mengatakan akan
memberi semua daging yang diinginkan hari ini. Yi Young tak percaya
mendengarnya.
“Jika
sikapmu berbeda, artinya kau sakit. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Yi Young
memeriksa dahinya.
“Masuklah.”
Kata Jang Yoon, Yi Young pun setuju lalu bergegas masuk mobil dengan wajah
bahagia.
Eun Joo
pergi menemui Joo Wan di penjara, Nenek Joo Wan ikut melihat cucunya menanyakan
kesehatan dan juga apakah sudah makan. Joo Wan mengaku sudah makan dan makan banyak di sini jadi meminta
neneknya Jangan khawatir.
“Baiklah...
Dalam hidup, ada saat-saat di mana kau berada dalam keadaan sulit. Tapi bukan
berarti hidupmu berakhir... Nenek masih di sini bersamamu. Bahkan selama kau di
penjara, kau harus melakukan yang terbaik untuk menjalani hidupmu. Mengerti?”
pesan Nenek. Joo Wan menganguk mengerti.
“Sekarang,
kalian berdua bisa bicara... Nenek akan menunggu di luar.” Kata Nenek Joo Wan
lalu bergegas keluar.
“Kau
pantas mendapatkannya. Seragamnya juga cocok untukmu.” Ucap Eun Joo menyindir.
“Aku
yakin, aku orang terakhir yang ingin
kamu temui. Terima kasih sudah membawa nenekku kemari.” Kata Joo Wan
“Aku
tidak butuh terima kasihmu. Aku sudah mengatakan hal-hal kejam kepadamu. Aku
mencurigaimu telah membunuh Kim Ian. Dan aku meminta Pak Jang memecatmu dari
orkestra.” Kata Eun Joo
“Aku bisa
memahaminya. Kau melakukan itu karena membenciku.” Kata Joo Wan santai
“Kau
tidak bisa memahamiku. Kau tidak tahu apa pun. Bukan karena aku membencimu. Aku
melakukannya karena aku menyukaimu. Jadi Pastikan kamu menepati janjimu
kepadaku.” ucap Eun Joo. Joo Wan bingung janji apa.
“Kau
bilang ingin menyapaku dengan senyuman jika kita bertemu lagi.” Ucap Eun Joo.
Joo Wan menganguk setuju.
Yi Young
melihat tempat camping dan berkomentar
kalau Tempat ini sangat indah lalu bertanya apakah pernah berkemah. Jang Yoon
mengaku Beberapa kali saat bersekolah dan bertanya balik pada Yi Young, Yi
Young mengaku Ini kali pertamanya.
“Aku sangat
bersemangat! Aromanya sedap. Yang ini sudah matang. Cobalah... Aku harus
menyuapimu ini... Buka mulutmu.” Ucap Yi Young mengambil daging dan menyuapi
Jang Yoon.
Jang Yoon
pun membuka mulutnya, Yi Young tahu kalau itu masih panas. Jang Yoon membalas Yi
Young dengan menyuapinya dengan mengodanya lebih dulu. Yi Young mulai makan dan
memuji kalau sangat enak dan berpikir Setelah menghabiskan semua daging maka akan memanggang yang berikutnya.
“Biar aku
saja.” Kata Jang Yoon, Tapi Yi Young tetap ingin membantu memanggangnya. Jang
Yoon tetap mau ia yang melakukanya.
“Kau baru
saja marah?” keluh Yi Young, Jang Yoon mengelak lalu dengan nada rendah kalau
akan memanggangnya.
“kau
bilang "Biar aku saja, ya"? Kedengarannya sangat sopan.” Ejek Yi
Young, Jang Yoon menyuruh Yi Young makan saja dan ia yang memanggangnya.
Yi Young
menyalakan kembang api lalu memberian pada Jang Yoon agar memegangnya juga. Ia
dengan wajah bahagia membuat bentuk bintang, lalu hati Atau akan menulis,
"Yoon bodoh." Jang Yoon hanya bisa tersenyum melihat Yi Young
terlihat bahagia.
“Ini
menyenangkan. Ini seru... Senangnya. Lihat ini... Cantik sekali.” ucap Yi
Young, Jang Yoon masih saja terus menatapnya tapi seperti menyimpan sesuatu
dari senyumanya.
Bersambung
ke episode 32
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar