PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 25 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 31

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young terbangun dan kaget melihat Profesor Kang datang dengan tangan sudah lehernya. Tuan Kang langsung menariknya merasa pasti membangunkan dan meminta maaf, lalu bertanya keberadaan bibinya. Yi Young menjawab kalau sedang keluar sebentar.

Sementara di rumah, Jang Yoon melihat rekaman black box mobil Tuan Kang sambil memalingkan wajah karena tak tega melihat adiknya yang ditabrak dengan sengata. Di rumah sakit, Tuan Kang masih bersikap senang melihat Yi Young.
“Aku senang kau tampak lebih baik dari dugaanku. Saat kau mengalami kecelakaan, aku sangat terkejut. Aku sungguh mengira kau akan tewas. Tapi tahukah kau? Kenapa kau kabur begitu melihatku hari itu?” ucap Tuan Kang ingin tahu.
“Aku memanggilmu karena ingin bicara denganmu. Apa aku melakukan kesalahan?” kata Tuan Kang. Yi Young mengaku Tidak.
“Lalu kenapa kau kabur seperti itu?” tanya Tuan Kang, Yi Young ingat kalau Tuan Kang Kemarin,datang ke kamarnya dan mengambil CD. Tuan Kang melihat Yi Young membuka mata langsung menyuruhnya diam.
“Yoon Young Gil meninggalkan CD itu untukku.” Kata Yi Young, Tuan Kang mencoba percaya
“Kenapa Anda mengambil CD itu?” tanya Yi Young, Tuan Kang mengaku penasaran.
“Kau kabur karena tidak mau aku mencari tahu tentang CD. Aku bisa memahamimu. Tidakkah kau penasaran? "Apa itu? Kenapa dia kabur dariku? Kenapa pria yang sudah tewas itu meninggalkan CD itu hanya untukmu saja?" Kau terkait dengan pembunuhan baru-baru ini, bukan? Apa kau menerima hal lain selain CD?”ucap Tuan Kang penasaran.
“Kenapa Anda ingin tahu? Boleh aku tanya satu hal lagi?” kata Yi Young, Tuan Kang terlihat gugup dan bertanya apa itu.
“Hari itu, setahun lalu, Anda ada di lokasi kecelakaan tempat Kim Ian tewas, kan?” ucap Yi Young
“Apa maksudmu? Kau bicara omong kosong setelah kepalamu terluka.” Kata Tuan Kang
“Tidak. Anda pasti ada di lokasi kejadian hari itu. Aku tidak bisa melihat pria itu dengan jelas karena gelap dan hujan. Tapi pria itu sudah pasti adalah Anda.” Kata Yi Young yakin



Flash Back
Ian menyuruh Yi Young segera pergi setelah tak sengaja menusuk pisau diperutnya dan saat itu Yi Young bisa melihat dari kilatan petir kalau Tuan Kang dudukdi bangku penumpang.
“Sekarang aku ingat semuanya. Anda pikir Yoon Young Gil menyembunyikan bukti di kafe itu, bukan? Anda pikir aku sudah mendapatkan bukti itu. Bukankah Anda di sini untuk mencari itu?” ucap Yi Young yakin
“Bukti apanya? Apa CD itu? Maaf harus memberitahumu, tapi tidak ada apa-apa di dalamnya. Apa Kau tahu?” ejek Tuan Kang
“Lalu kenapa Anda di sini? Kita juga tidak begitu akrab.” Sindir Yi Young, Tangan Tuan Kang langsung mengarah pundak Yi Young seperti akan siap mencekiknya.
“Jangan menjebak orang tidak bersalah dengan mengklaim kamu mendapatkan kembali ingatanmu.” Ucap Tuan Kang hampir mencekik Yi Young. Yi Young pun seperti tak takut terus menatapnya. 


Saat itu Bibi Hong datang kaget melihat Tuan Kang ada diruangan keponakanya. Yi Young mengaku kala Tuan Kang adalah direktur orkestra. Tuan Kang pun berpura-pura sedang memegang pundak Yi Young lalu melepaskannya.
“Begitu rupanya. Anda direkturnya... Terima kasih sudah menjenguknya di rumah sakit... Hei.. Di mana sopan santunmu? Kau harus memberinya minum.” Ucap Bibi Hong
“Tidak... Tidak apa-apa. Aku harus pergi sekarang... Pokoknya, jaga dirimu. Sampai jumpa.” Kata Tuan Kang lalu bergegas pergi. 



Tuan Kang mengumpat marah, masuk parkiran lalu sebuah mobil mengarahkan lampu jauh padanya. Ia makin kesal dan tiba-tiba mobil langsung berusaha menabrakanya, tubuhnya jatuh dan terlungkup di jalan. Mobil berhenti tepat didepan Tuan Kang, Tuan Kang akan bangun sambil mengumpat tapi mobil kembali melaju.
“Jangan bunuh aku!” teriak Tuan Kang ketakutan dan akhirnya Jang Yoon turun dari mobilnya.
“Itu kau? Apa masalahmu?” teriak Tuan Kang, Jang Yoon mengeluh Tuan Kang berisik sekali.
“Kau tampak takut.” Ejek Jang Yoon, Tuan Kang tak percaya kalau Jang Yoon mencoba membunuhnya.
“Ini percobaan pembunuhan, Brengsek.” Teriak Tuan Kang, Jang Yoon pun menantang agar melaporkan saja.
“Apa Kau pikir aku tidak akan melakukannya? Kau luar biasa. Aku mengetahui bahwa kau membunuh adikku. Kau menghancurkannya. Aku ingin melakukan hal yang sama seperti perbuatanmu terhadap adikku. Tapi Aku berusaha tidak melakukannya.” Ucap Jang Yoon.
“Kau tahu kenapa? Karena aku tidak sepertimu.” Tegas Jang Yoon menyindir.
“Hei, untuk apa aku membunuh adikmu? Siapa yang memberitahumu? Apa Nam Joo Wan mengatakan itu? Hei, kau sungguh percaya perkataan pembunuh itu? Jika kau ingin menuduhku membunuh, bawakan aku buktinya, Brengsek.” Kata Tuan Kang
“Bukti? Apa Kau pikir aku tidak memilikinya? Ada di sini. Rekaman kamera dasbor saat kamu menabrak adikku dengan mobilmu. Haruskah kutunjukkan ini padamu?” ucap Jang Yoon memperlihatkan ponselnya.
“Itu konyol.. Berhenti bicara omong kosong, Brengsek! Tidak mungkin ada bukti.” Kata Tuan Kang
“Kau Salah. Yoon Young Gil menyimpan Ada di dalam tasnya. Apa Kau ingat amplop uang yang kau berikan kepada Yoon Young Gil? Buktinya ada di dalam amplop yang berisi tanggal kematian adikku. Itu Ada di dalam amplop.” Kata Jang Yoon.
“Apa Kau masih tidak memercayaiku?” ucap Jang Yoon, Tuan Kang menegaskan tidak percaya padanya. Jang Yoon pikir Tuan Kang pasti bohong.
“Berikan kepadaku. Biarkan aku menontonnya... Biarkan aku menontonnya sekali.” ucap Tuan Kang ingin mengambil ponsel Jang Yoon. Jang Yoon langsung mendorongnya membuat Tuan Kang terjatuh.
“Dan pulpen yang kau cari. Aku melihat isi pulpen itu. Kau menggelapkan uang dari universitas. Mulai dari dana penelitian sampai uang jasa kebersihan. Kau menggelapkan cukup banyak uang.” Ucap Tuan Kang
“Lalu kenapa? Apa? Dengar... Aku tidak mencuri darimu!” teriak Tuan Kang akhirnya berdiri setelah hidungnya merasa kesakitan.
“Kau takut terekspos karena penggelapan dana. Itukah alasanmu membunuh Ian? Aku hanya kasihan pada adikku yang dibunuh oleh manusia hina sepertimu.” Ejek Jang Yoon.
“Aku tidak melakukannya... Bukan aku! Dasar Brengsek.. Cepat Berikan kepadaku!” teriak Tuan Kang lalu mengambil ponsel dan masuk ke dalam mobil. 


Tuan Kang melihat rekaman dari ponsel Jang Yoon, dan terlihat ia yang turun dari mobil sambil mendorong Ian yang sudah terluka dan hujan deras.
Flash Back
“Apa hakmu? Dasar Brengsek. Kau mau mati, ya? Berikan kepadaku!” teriak Tuan Kang pada Ian merampas pulpen dan langsung menabraknya.
Tuan Kang mengumpat kesal dan memukul tanganya diatas stir karena ternyata ada bukti kalau pelaku yang menabrak Ian. 


Yi Young datang menemui Jang Yoon yang masih menunggu. Jang Yoon bertanya apakah Jang Yoon sudah menonton berita. Yi Young mengaku sudah saat malam hari dan menceritakan kalau  Maestro Nam mengunjunginya hari ini.
“Tapi aku tidak bisa bertemu dengannya. Kurasa dia datang tepat sebelum ditahan.” Ucap Yi Young
“Sebelum ditahan, dia menyerahkan tas yang disembunyikan Yoon Young Gil padaku.” Cerita Jang Yoon. Yi Young bingung tas apa itu.
“Setelah Yoon Young Gil tewas, Nam Joo Wan pergi mengambilnya. Dan aku melihat itu. Lalu di dalam tas itu, aku menemukan rekaman video momen terakhir Ian. Ada di dalam amplop berisi uang dengan tanggal kematian Ian.”ungkap Jang Yoon.
“Di dalam amplop uang? Ini tidak masuk akal. Jadi Bisakah kamu melihat wajah pembunuhnya?” kata Yi Young. Jang Yoon mengangguk.
“Itu Profesor Kang, kan?” kata Yi Young. Jang Yoon membenarkan.  Yi Young menceritakan Tadi Profesor Kang mengunjunginya.
“Aku tidur dan membuka mataku. Dia sedang menatapku. Mata kami bertemu, dan tiba-tiba, aku ingat siapa yang ada di kursi belakang mobil tempat Yoon Young Gil turun. Itu Profesor Kang.” Cerita Yi Young
“Apa Kau melihat bagaimana Ian tewas?” ucap Yi Young, Jang Yoon mengangguk.
“Ian menyelamatkanku hari itu. Dia mengeluarkan pisau yang tertancap di perutnya. Dia memberikannya kepadaku dan menyuruhku kabur. Dia menyuruhku menelepon polisi.” Cerita Yi Young.



Flash Back
Ian berteriak agar Yi Young sadar dan dengarkanya, lalu memberikan pisau padanya agar Yi Young lari menuju cahaya yang mungkin terlihat di jalanan. Setelah itu Jika Yi Young melihat seseorang, segera hubungi polisi.
“Dan aku tidak tahu bagaimana perasaanmu, tapi aku sangat menyukaimu.” Ungkap Ian.
“Aku tidak bisa memaafkan Profesor Kang. Aku sudah mengajukan pengaduan. Aku menyerahkan semua buktinya.” Ungkap Jang Yoon. Yi Young menganguk mengerti.
“Apa Kau akan baik-baik saja?” tanya Jang Yoon, Yi Young binggung apa maksud ucapanya itu
“Begitu penyelidikan dimulai, mereka akan mengungkap bahwa kau menikam Ian. Semua orang akan menyadari hal itu. Kau mungkin akan diinterogasi.” Jelas Jang Yoon.
“Aku baik-baik saja. Sebenarnya aku senang bisa mengatakan yang sebenarnya. Jangan mengkhawatirkan itu.” Ungkap Yi Young. 



Tuan Kang berjalan ke halte bus dan melihat beberapa pramugari, wajahnya terlihat sangat terkesima dengan wanita cantik. Saat itu Detektif memanggil nama Kang Myeong Suk, Tuan Kang kaget melihat ada polisi.
“Kau mau ke bandara? Kau mau ke luar negeri?” sindir Polisi, Tuan Kang mengelak dan langsung kabur.
Detektif berteriak agar mengejar Tuan Kang, Tuan Kang mencari jalan untuk kabur tapi didepanya sudah ada polisi lainya, akhirnya Polisi pun bisa menangkap Tuan Kang. Tuan Kang berteriak agar melepaskan dan merasa masih punya jabatan dan tak ada berani menangkapnya. 

Di papan mengumuman terlihat selembaran "Pemberitahuan, penampilan hari jadi ke-20, Telah ditunda sementara" Nona Wang melihatnya mengeluh kalau keadaanya Kacau sekali, padahal Semua orang bersiap menghadiri audisi.
“Kau pasti menerima banyak telepon dari tempat lain.” Komentar Nona Wang pada Han Suk
“Seharusnya aku yang terakhir pergi.”ucap Han Suk, Nona Wang pikir Han Suk cukup setia. Jenny tiba-tiba pamit.
“Apa Yi Young sudah pulang? Aku merasa bersalah karena tidak berkunjung.” Ucap Nona Wang
“Dia tahu yang sedang terjadi di sini. Jangan mengkhawatirkannya.” Kata Jenny. 



Yi Young duduk di ruang interogasi, sudah ada Tuan Kang didepanya dengan tangan di borgol. Polisi memberitahu kalau Tuan Kang  Kang membuat beberapa klaim, jadi sengaja memanggil Yi Young  untuk pemeriksaan silang. Yi Young bisa mengerti.
“Tanggal 19 Agustus tahun lalu, kau ada di TKP kecelakaan Kim Ian?” tanya Polisi. Yi Young membenarkan.
“Apakah kau menikamnya?” tanya Polisi, Yi Young membenarkan. Tuan Kang pikir sudah benar yang dikatakan.
“Dia memang menikamnya!” teriak Tuan Kang, Polisi meminta agar Yi Young yang terjadi dan alasan menikamnya.
“Apa ini terjadi setelah kalian berdua kabur dari gudang tempat Yoon Young Gil mengurungmu?” tanya Polisi. Yi Young membenarkan.
“Saat berlari, sepatuku terlepas. Ian pergi mengambilnya. Pada saat itu, sebuah mobil mendekatiku. Ian melihat mobil itu.” Ungkap Yi Youngteringat Ian yang berusaha menyelamatkanya,
“Dia memegangku, dan kami berguling di tanah. Setelah itu, aku sadar bahwa pisau yang kupegang ada di tubuhnya.” Ungkap Yi Young bisa melihat pisau yang menusuk ke tubuh Ian dan langsung meminta maaf.
“Dia berbohong... Jangan bohong! Kamu sengaja menikamnya!” teriak Tuan Kang.
“Untuk apa aku sengaja menikamnya? Jika itu disengaja, aku akan menikamnya di gudang.” Kata Yi Young. Tuan Kang yakin kalau Yi Young itu  salah.
“Kami membuka ikatan dengan pisau yang diberikan konduktor. Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Di kursi belakang mobil yang mendekatiku, aku melihatnya. Aku yakin.” Ucap Yi Young yakin.
“Hei, Apa kau mendengar perkataanmu? Bagaimana kamu bisa melihatku di kursi belakang? Malam itu hujan deras, dan gelap!”teriak Tuan Kang
“Sepertinya kau ingat dengan jelas cuaca dan situasi malam itu.” Sindir Yi Young.
Tuan Kang terdiam, Polisi pun meminta temanya agar membawa Pak Kang keluar. Tuan Kang tak terima karena memaksanya pergi dan marah karena melakukan pemeriksaan silang padahal Yi Young berbohong. Ia berteriak agar Yi Young katakan yang sebenarnya.
“Kau tergelincir karena hujan! Kau menikamnya!” teriak Tuan Kang, Yi Young pun hanya bisa diam saja.
“Aku sudah memberikan pernyataanku. Aku melihatnya di kursi belakang.” Ucap Yi Young
“Pak Nam juga mengatakan hal yang sama... Apa Hanya itu yang kau lihat?” tanya Polisi. Yi Young menganguk.
“Jika kau berkata jujur, maka kau akan dituntut atas kelalaian. Karena keluarga korban tidak mengajukan pengaduan terhadapmu, maka kau boleh pergi hari ini.” Ucap Polisi. Yi Young menganguk mengerti. 




Jang Yoon menunggu dengan gelisah lalu melihat Yi Young keluar lalu berkomentar Pasti melelahkan telah diinterogasi, tepat setelah meninggalkan rumah sakit. Yi Young mengaku baik-baik saja tapi hanya merasa sedih dan kosong.
“Apa kata Profesor Kang?” tanya Jang Yoon penasaran. Yi Young menceritakan Tuan Kang mengklaim tidak membunuhnya.
“Dia bilang Ian tewas karena aku menikamnya..” Ungkap Yi Young
“Dia mampu mengatakan sesuatu yang jauh lebih buruk Jangan biarkan hal itu mengganggumu.” Pintah Jang Yoon. Yi Young menganguk mengerti.
“Kau akan mengunjungi Nam Joo Wan, kan? Ayo. Aku akan mengantarmu ke sana.” Kata Jang Yoon.
“Apa Kau tidak ikut denganku?” kata Yi Young, Jang Yoon mengaku ada janji.

Yi Young melihat Joo Wan yang memakai baju tahanan, lalu berpikir kalau Joo Wan akan menolak bertemu dengannya. Joo Wan pikir tak ada alasan menolak Yi Young karena Tidak ada yang bisa dilakukan di sini selain diselidiki.
“Hari ini, aku ke kantor polisi dan membuat pernyataan tentang kejadian hari itu. Profesor Kang terus bersikeras bahwa itu bukan dia.” Cerita Yi Young
“Dia bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk.” Kata Joo Wan sudah tahu watak Tuan Kang
“Kau mempekerjakanku sebagai asisten pribadimu dan mempertahankanku di sisimu karena kau mengkhawatirkanku, kan? Jika dipikir-pikir, aku direkrut tidak lama setelah Yoon Young Gil dibebaskan.” Ucap Yi Young

“Jadi, kau khawatir Profesor Kang mungkin akan memintanya melakukan sesuatu padaku. Itu sebabnya kau mempertahankanku di sisimu.” Komentar Yi Young yakin.
“Tidak... Aku hanya butuh asisten. Aku memang mengawasimu, dan aku tidak punya niat baik di baliknya. Semua yang Yoon katakan benar. Kau tidak perlu membuatku tampak seperti orang baik karena memang benar aku orang jahat.” Akui Joo Wan.
“Aku pura-pura tidak mengetahui kematian Ian. Sebagai gantinya, aku dibayar dan mendapatkan posisi tetap. Seperti itulah aku. Itulah yang kulakukan.” Kata Joo Wan merasa sikapnya juga salah.
“Tidak semuanya salahmu. Profesor Kang yang memulainya.” Kata Yi Young
“Dia dan aku sama saja. Kami berusaha menutupi kebenaran. Jadi, bagaimana kami bisa berbeda?” kata Joo Wan.
“Menurutku kau berbeda. Karena aku tahu kau menyesalinya.” Ucap Yi Young, Joo Wan hanya bisa terdiam karena masih ada orang yang mempercayainya. 



Nona Yoon pergi menemui Tuan Jang memberikan USB, dengan membahas  kalau Yayasan Budaya Shinyoung digunakan untuk mencuci uang Grup Shinyoung. Ia pun memberitahu Dana luar negeri datang dalam bentuk investasi dan meninggalkan yayasan setelah diperbanyak.
“Dan beberapa dana disamarkan menjadi dana bantuan budaya dan didistribusikan ke banyak orang. Kurang lebih sama dengan suap. Dan Profesor Kang sangat terlibat untuk kasus semacam ini. Ini menyimpan semua transaksi yang dilakukan.” Ucap Nyonya Yoon.
“Aku yakin Grup Shinyoung akan berusaha menenangkanmu. Kenapa kau membawa itu kepadaku? Kau akan dibayar mahal jika pura-pura tidak tahu dan dipenjara beberapa bulan.” Kata Tuan Jang. Nyonya Yoon terlihat gugup.
“Aku sudah berpikir keras tentang semua hal yang terjadi di sini. Aku hanya ingin bermusik. Tapi aku menyadari bahwa putramu akhirnya sekarat karena aku menutup mata dan berpartisipasi dalam hal ini. Aku merasa sangat menyesal soal itu.” Kata Nyonya Yoon.
“Anda belum lama di sini, tapi aku tetap ingin berterima kasih. Aku akan pergi sekarang.” Kata Nyonya Yoon seperti mau bertanggung jawab.
“Bisakah kau membantuku? Aku akan membangun yayasan atas nama mendiang putraku untuk memulai bisnis budaya. Bagaimana jika kamu membayar perbuatanmu dengan bekerja di sana?” kata Tuan Jang. Nyonya Yoon kaget mendengarnya.
“Aku butuh orkestra baru... Aku akan sangat bersyukur jika menerima bantuanmu.” Kata Tuan Jang. Nyonya Yoon berkaca-kaca mendengarnya. 


Ki Sang mengintip dari depan pintu dan saat itu Soo Young keluar ruangan melihat Ki Sang langsung menegaskan kalau sudah selesai hari ini. Ki Sang mengaku sudah tahu. Soo Young kesal memberitahu kalau sudah memperingati sebelumnya.
“Aku akan membunuhmu jika kamu muncul lagi. Aku seorang dokter. Aku bekerja dengan pisau bedah. Jadi Minggir.” Ucap Soo Young sinis.
“Ayolah... Kenapa kau bilang begitu? Itu menakutkan. Lagi pula, kamu seorang psikiater.” Kata Ki Sang.
Soo Young tak peduli menyuruh Ki Sang Minggir. Ki Sang meminta agar Soo Young agar Jangan bersikap seperti ini dan memaafkan atas segalanya. Ia meminta maaf berpura-pura menjadi orang lain di kencan buta mereka, lalu berpura-pura menjadi pasien.
“Dan aku berbohong kepadamu sebanyak lima kali. Maaf atas semua itu. Kau bisa memukuliku semaumu. Aku pantas mendapatkannya. Apa yang harus kulakukan agar kamu memaafkanku?” ucap  Tuan Kang melihat Soo Young masih cemberut.
“Bagaimana kau mengenal Jang Yoon? Jangan coba mengubah topik lagi.” Tanya Soo Young penasaran. Ki Sang terlihat bingung.
“Aku hanya pria yang dia kenal.” Kata Ki Sang, Soo Young ingin tahu apakah mereka dekat.
“Kami bukan teman, kami bukan saudara, dan kami juga bukan rekan bisnis. Jadi Ada di tengah.” Jelas Ki Sang. Soo Young tak mengerti maksudnya dan tak percaya.
“Apa yang harus kulakukan? Aku akan melakukan apa pun untuk menghiburmu. Aku berjanji akan melakukan yang terbaik.” Kata Ki Sang.
“Bagaimana jika kau menyanyi? Berdiri di sana dan bernyanyilah untukku. Aku akan mempertimbangkan untuk memaafkanmu.” Kata Soo Young
Ki Sang bertanya lagu apa yang harus dinyanyikan,  Soo Young piir Apa saja boleh dan menyuruh agar berdiri saja. Ki Sang pun berdiri di lorong, Soo Young menyuruh Ki Sang harus menyanyikan seluruh lagunya. Ki Sang mulai menyanyi.
Beberapa perawat dan pasien melihat Ki Sang menyanyi sambil menari merekam dengan ponselnya. Soo Young melihatnya tak percaya dan bisa sedikit tersenyum, tapi juga merasa sangat malu. Ki Sang tetap saja menyanyi dengan penuh percaya diri agar Soo Young bisa memaafkanya. 



Sementara Jang Yoon bertemu dengan Bibi Hong dicafe. Bibi Hong mengaku meminta maaf karen pasti mengejutkannya dengan tiba-tiba menelepon. Jang Yoon mengakuTidak apa-apa. Bibi Hong sadar kala sudah bersikap sangat kejam kepadanya.
“Aku menuduhmu sebagai tersangka pembunuhan, aku bahkan memukulmu dan melarangmu datang ke rumah sakit. Aku sungguh minta maaf atas semua itu.” Ucap Bibi Hong
“Tidak apa-apa. Aku mengerti.” Kata Jang Yoon, Bibi Hong mengaku  baru-baru ini melihat berita
“Aku juga membaca artikel, dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada putriku. Dan akhirnya aku bisa mengetahui apa yang terjadi. Omong-omong, aku lega kasus ini terpecahkan. Terima kasih banyak karena tidak menuntut Yi Young.” ungkap Bibi Hong
“Dan tolong beri tahu orang tuamu bahwa kami sangat menyesal, Yi Young menikam mendiang adikmu. Dan tolong sampaikan terima kasihku kepada mereka. Aku berjanji akan mengunjungi adikmu untuk meminta maaf. Aku akan pergi dengan Yi Young.” kata Bibi Hong merasa bersalah.
“Anda tidak perlu merasa sangat bersalah. Sebenarnya Yi Young banyak membantuku.” Kata Jang Yoon.
“Tapi tetap saja, orang tuamu tidak akan merasa seperti itu. Aku yakin mereka merasa sangat sedih dengan apa yang terjadi. Setelah akhirnya kau menghadapi semua masalah, kudoakan kau bahagia di dunia.” Kata bibi Hong
“Kudoakan yang terbaik untuk kariermu, dan kuharap kamu bertemu seseorang yang baik dan jatuh cinta.” Ucap Bibi Hong dengan tulus. Jang Yoon pun menganguk mengerti. Bibi Hong pun pamit pergi lebih dulu. 



Jang Yoon terdiam di pinggir taman sambil menopang tangan dipembatas, teringat kembali yang dikatakan Bibi Hong “ Aku hanya ingin Yi Young bertemu pria biasa yang akan menyayanginya tanpa kisah sedih seperti itu.”
Lalu ucapan Soo Young marah saat dirumah sakit “Sejak dia bertemu denganmu, aku jarang melihatnya terenyum bahagia. Dia selalu sangat tertekan.” Jang Yoon hanya bisa diam saja. 

Yi Young makan dengan bibi dan pamanya, membahas kalau akan segera kembali ke rumahnya, karena yakin tidak akan terjadi apa-apa lagi, selain itu harus bersiap untuk audisi di musim gugur. Bibi Hong tak percaya Yi Young akan memainkan timpani lagi
“Astaga, berhentilah memainkan benda itu. Jantung bibi berdebar setiap kali bibi mendengar kata "orkestra".” Kata Bibi Hong dengan nada tinggi
“Astaga... Biarkan saja dia... Hanya itu yang dia lakukan. Apa yang akan dia lakukan jika berhenti?” kata Paman membela
“Dia bisa bekerja di toko bunga. Kau bisa bekerja dengan bibi dan menikah nanti.” kata Bibi Hong
“Astaga, ini abad ke-21... Tapi kau bicara seolah-olah hidup di abad ke-19. Itu hidupnya. Biarkan dia melakukan yang dia inginkan.” Kata Paman
Yi Young hanya bisa terdiam melihat paman dan bibinya adu mulut, saat itu pesan masuk ke dalam ponselnya. Jang Yoon mengirimkan pesan “Sudah lama tidak bertemu. Mari bersenang-senang. Keluarlah.” Bibi Hong terus menyalahan semua itu salah suaminya.
“Aku tidak pernah suka melihatnya bermain drum.” Keluh Bibi Hong
“Kenapa kau menyuruh seorang gadis bermain drum? Itu disebut timpani. Kamu bodoh sekali” kata Paman.
“Astaga, aku kenyang. Terima kasih atas makanannya.” Kata Yi Young bergegas pergi. 



Yi Young melihat Jang Yoon sudah menunggu dengan mobil, wajahnya tersenyum dan kaget bertanya Apa mereka akan pergi ke suatu tempat. Jang Yoon mengatakan akan memberi semua daging yang diinginkan hari ini. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Jika sikapmu berbeda, artinya kau sakit. Apa Kau baik-baik saja?” ucap Yi Young memeriksa dahinya.
“Masuklah.” Kata Jang Yoon, Yi Young pun setuju lalu bergegas masuk mobil dengan wajah bahagia. 

Eun Joo pergi menemui Joo Wan di penjara, Nenek Joo Wan ikut melihat cucunya menanyakan kesehatan dan juga apakah sudah makan. Joo Wan mengaku sudah makan  dan makan banyak di sini jadi meminta neneknya Jangan khawatir.
“Baiklah... Dalam hidup, ada saat-saat di mana kau berada dalam keadaan sulit. Tapi bukan berarti hidupmu berakhir... Nenek masih di sini bersamamu. Bahkan selama kau di penjara, kau harus melakukan yang terbaik untuk menjalani hidupmu. Mengerti?” pesan Nenek. Joo Wan menganguk mengerti.
“Sekarang, kalian berdua bisa bicara... Nenek akan menunggu di luar.” Kata Nenek Joo Wan lalu bergegas keluar. 

“Kau pantas mendapatkannya. Seragamnya juga cocok untukmu.” Ucap Eun Joo menyindir.
“Aku yakin,  aku orang terakhir yang ingin kamu temui. Terima kasih sudah membawa nenekku kemari.” Kata Joo Wan
“Aku tidak butuh terima kasihmu. Aku sudah mengatakan hal-hal kejam kepadamu. Aku mencurigaimu telah membunuh Kim Ian. Dan aku meminta Pak Jang memecatmu dari orkestra.” Kata Eun Joo
“Aku bisa memahaminya. Kau melakukan itu karena membenciku.” Kata Joo Wan santai
“Kau tidak bisa memahamiku. Kau tidak tahu apa pun. Bukan karena aku membencimu. Aku melakukannya karena aku menyukaimu. Jadi Pastikan kamu menepati janjimu kepadaku.” ucap Eun Joo. Joo Wan bingung janji apa.
“Kau bilang ingin menyapaku dengan senyuman jika kita bertemu lagi.” Ucap Eun Joo. Joo Wan menganguk setuju. 


Yi Young melihat tempat camping   dan berkomentar kalau Tempat ini sangat indah lalu bertanya apakah pernah berkemah. Jang Yoon mengaku Beberapa kali saat bersekolah dan bertanya balik pada Yi Young, Yi Young mengaku Ini kali pertamanya.
“Aku sangat bersemangat! Aromanya sedap. Yang ini sudah matang. Cobalah... Aku harus menyuapimu ini... Buka mulutmu.” Ucap Yi Young mengambil daging dan menyuapi Jang Yoon.
Jang Yoon pun membuka mulutnya, Yi Young tahu kalau itu masih panas. Jang Yoon membalas Yi Young dengan menyuapinya dengan mengodanya lebih dulu. Yi Young mulai makan dan memuji kalau sangat enak dan berpikir Setelah menghabiskan semua daging maka  akan memanggang yang berikutnya.
“Biar aku saja.” Kata Jang Yoon, Tapi Yi Young tetap ingin membantu memanggangnya. Jang Yoon tetap mau ia yang melakukanya.
“Kau baru saja marah?” keluh Yi Young, Jang Yoon mengelak lalu dengan nada rendah kalau akan memanggangnya.
“kau bilang "Biar aku saja, ya"? Kedengarannya sangat sopan.” Ejek Yi Young, Jang Yoon menyuruh Yi Young makan saja dan ia yang memanggangnya. 


Yi Young menyalakan kembang api lalu memberian pada Jang Yoon agar memegangnya juga. Ia dengan wajah bahagia membuat bentuk bintang, lalu hati Atau akan menulis, "Yoon bodoh." Jang Yoon hanya bisa tersenyum melihat Yi Young terlihat bahagia.
“Ini menyenangkan. Ini seru... Senangnya. Lihat ini... Cantik sekali.” ucap Yi Young, Jang Yoon masih saja terus menatapnya tapi seperti menyimpan sesuatu dari senyumanya.
Bersambung ke episode 32

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar