PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
melihat pesan yang dikirimkan Jang Yoon “ Mari bertemu. Ada yang ingin
kukatakan. Telepon aku saat kamu pulang.” Lalu duduk diam di dalam minimarket
sendirian.
“Aku
ingin tahu apa yang ingin dia katakan kepadaku selarut ini.” Gumam Yi Young
Flash Back
Yi Young
bingung Ada apa dengan suara Jang Yoon dan bertanya Apa terjadi sesuatu. Jang
Yoon mengaku hanya merindukannya.
“Aku
masih goyah saat dia bilang merindukanku. Aku sangat bodoh.” Gumam Yi Young
lalu mencoba menelp Jang Yoon, tapi telpnya juga tak diangkat.
Yi Young
kebingungan mencoba terus menelp, tapi
akhirnya berjalan sambil menelp. Tiba-tiba ia mendengar bunyi deringan telp,
sampai akhirnya melihat Jang Yoon tergeletak dijalan. Ia berlari panik
berteriak memanggil Jang Yoon.
“Yoon.
Bangun, Yoon... bangun. Astaga!” ucap Yi Young panik tak tahu yang akan
dilakukan, tanganya bergetar sambil menelp bantuan.
“Kak Soo
Young. Tolong bantu aku... Yoon mengalami pendarahan.” Ucap Yi Young panik lalu
mencoba memohon agar Jang Yoon bangun.
Akhirnya
Jang Yoon sampai di rumah sakit dengan kepala diperban tapi belum sadarkan
diri. Yi Young menemani disampingnya wajahnya terlihat khawatir sambl memegang
wajah Jang Yoon. Sementara dirumah, Joo Wan mendengar bunyi bel rumahnya
berkali-kali akhirnya membuka pntu.
“Darimana
kau mabuk seperti itu?” komentar Joo Wan. Eun Joo mengeluh Joo Wan yang
mengganti kode aksesnya.
“Apa
Karena aku? Apa Karena aku mungkin datang tanpa diundang? Pak Nam Joo Wan, kau
sangat kejam... Kau terlalu kejam.” Keluh Eun Joo sambil memeluk dada Joo Wan
dan akhirnya bersandar dibahunya, Joo Wan pun hanya bisa diam saja.
Keduanya
duduk bersama disofa, Joo Wan mengeluh Eun Joo minum sebanyak itu padahal tidak
bisa mengatasinya padahal Eun Joo peminum kelas ringan. Eun Joo pikir hanya Joo
Wan yang tahu itu karena Semua orang berpikir bisa minum banyak alkohol.
“Mereka
terus menawariku minuman Dan aku terus meminumnya. Aku memang kekanak-kanakan,
tapi izinkan aku bertanya. Apa arti diriku bagimu? Apa Musisi junior? Rekan
kerja? Apa Pelampiasanmu saat kamu menginginkannya?” ucap Eun Joo
“Pertanyaan
macam apa itu? Itu sangat kekanak-kanakan.” Keluh Joo Wan
“Aku
tahu. Aku terus bersikap seperti anak kecil. Aku tahu semuanya. Aku tahu kau
tidak tertarik pada Yi Young dan kenapa kau berusaha memilikinya di sampingmu
meskipun begitu. Aku bisa memahami semuanya.” tanya Eun Joo
“Berapa
lama aku harus menunggu kali ini? Katakan saja. Sebulan? Setahun? Aku bisa
menunggu selama yang kau butuhkan. Aku serius.” Kata Eun Joo
“Untuk
apa kau menungguku? Aku bukan siapa-siapa. Kau tidak perlu menungguku.” Ucap
Joo Wan
“Kenapa
tidak? Kau tidak benar-benar menyukai Yi Young.” ucap Eun Joo merasa tak
masalah berkorban.
“Masalah
ini bukan tentang dia, tapi antara kau dan aku.” Kata Joo Wan. Eun Joo ingin
tahu masalah apa.
“Sejauh
ini kita baik-baik saja.” Kata Eun Joo, Joo Wan pikir mereka berdua menghindari masalah.
“Jujurlah.
Kau juga lelah. Kau benci hubungan kita karena kita bukan rekan atau kekasih. Apa
aku salah?” ucap Joo Wan. Eun Joo tak mengerti maksudnya.
“Apa Kau
menyuruhku untuk menjauhimu?” tanya Eun Joo memastikan seperti tak percaya
mendengarnya.
“Kau
layak mendapat lebih baik daripada membuang waktumu untukku. Aku serius.” Ucap
Joo Wan yang ingn melepas Eun Joo.
“Jangan
konyol... Kau yang mencampakkanku. Apa yang kau lakukan kepadaku? Teganya kau
melakukan ini kepadaku?” ucap Eun Joo sambil menangis. Joo Wan hanya diam saja.
Pagi hari
di "Rumah Sakit Universitas Shinyoung" Yi Young terlihat gugup lalu
melihat Jang Yoon membuka matanya, wajahnya bisa tersenyum melihat Jang Yoon
sudah bangun lalu bertanya Kapan bangun. Joo Wan mengaku Beberapa saat yang
lalu.
“Aku
tidak tahu.” Kata Yi Young yang sedari tadi hanya melihat keluar jendela.
“Apa kau
membawaku ke rumah sakit?” tanya Jang Yoon, Yi Young membenarkan kalau Jang tidak
datang saat ingin bertemu.
“Aku
menelepon, tapi kau tidak menjawab. Aku khawatir, jadi, aku mencarimu. Dan aku
menemukanmu di gang. Apa yang terjadi? Apa terjadi sesuatu?” tanya Yi Young
penasaran. Jang Yoon mencoba mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Jang Yoon
bertemu dengan Tuan Yoon yang mengatakan Yi Young yang menikam adik Jang Yoon
hari itu dan melihatnya sendiri. Jang Yoon tak bisa terima dan langsung
memukulnya, Tuan Yoon tak peduli menyuruh agar membunuhnya saja. Setelah itu ia
pun melihat sosok pria mengunakan helm memukulnya
“Tidak...
Tidak terjadi apa-apa.” Ucap Jang Yoon menutupinya, Yi Young tak percaya
mendengarnya.
“Kau
terluka di sini. Dokter bilang kondisinya bisa sangat buruk jika kau dipukul di
tempat lain. Kau beruntung sudah sadar.” Ucap Yi Young khawatir.
“Aku
tidak akan mati semudah itu. Kepalaku sangat keras.” Kata Jang Yoon tersenyum
melihat Yi Young khawatir.
“Jangan pikirkan
apa pun. Istirahatlah... Aku akan tetap bersamamu.” Kata Yi Young memegang
tangan Jang Yoon.
“Kau
bersikap baik setelah aku terluka.” Komentar Jang Yoon, Yi Young hanya diam
saja, saat itu Soo Young berdiri didepan pintu memberikan kode agar keluar.
Soo Young
bertanya apaka Yi Young bisa tidur. Yi Young hanya diam saja, Soo Young pikir
meragukan Yi Young bisa tidur, lalu memberitahu
sudah bicara dengan dokter yang menangani Jang Yoon, kalau Cedera
eksternalnya sudah ditangani.
“Jadi Tidak
akan ada masalah. Kau boleh pulang sekarang. Mandilah sebelum berangkat kerja.”
Ucap Soo Young
“Biarkan aku
tinggal sedikit lebih lama.” Ucap Yi Young. Soo Young menyuruh Soo Young Pergil
saat menyuruhnya.
“Jika kau
tidak pergi sekarang, aku akan memberi tahu orang tuaku. Aku akan mulai dengan
kecelakaan yang terjadi setahun lalu. Apa Kau pikir aku tidak bisa?”ucap Soo
Young sedikit mengancam.
“Aku
tidak akan terlambat bekerja. Jangan membuatku lebih kesulitan daripada ini. Bisa
kutangani sendiri, jadi, jangan khawatir dan pergilah.” Kata Yi Young
“Apa yang
akan kamu tangani sendiri? Dasar bodoh!”teriak Soo Young marah, Yi Young hanya
bisa menghela nafas.
Tuan Koo
melihat brosur didepanya "Festival Musik Inaugurasi Konduktor Nam Joo Wan"
lalu berteriak marah padahal sudah dibilang jangan pakai sampul ini, tapi tetap
memakai. Sek Yang mengingat kalau Tuan Koo
tidak mengizinkan sampul ini pada hari jadi ke-20, jadi, karena itu
mereka menggunakannya untuk inaugurasinya.
“Dirut
sudah menyetujuinya.” Ucap Sek Yoon, Tuan Koo marah Itu karena Nona Yoon terus
mengatakan itu bagus.
“Dirut
itu baik dan ramah.” Ungkap Sek Yoon, Tuan Koo ingin tahu keberadan Nona Yoon.
“Aku
berniat memberitahu Anda. Dirut tidak suka sampul pamflet itu dan ingin melakukan
pemotretan lagi. Jadi, Nona Yoon bersamanya.” Kata Sek Yoon. Tuan Koo melonggo
tak percaya.
Nyonya
Seo bertemu dengan Nyonya Yoon mengaku suka sampul ini dan Cocok dengannya,
menurutnya Ini unik dan futuristis. Ia pun merasa senang pada Nyonya Yoon
karena itu alasan mempercayai seleranya. Nyonya Yoon binggung mendengar Nyonya
Seo memujinya dan itu Menakutkan.
“Terima
kasih.” Ucap Nyonya Yoon setelah menerima pujian. Nyonya Seo lalu memberitahu
kalau Jaksa Lee memberiku cincin.
“Tapi ini
Benar-benar norak.” Komentar Nyonya Seo, Nyonya Yoon tahu kalau ini alasanya.
“Dia
mungkin membelinya untuk gadis muda itu, tapi dengan enggan memberikannya
kepadaku. Aku menahan diri untuk mengusirnya.” Ungap Nyonya Seo lalu melihat
penampilanya dicermin.
“Kapan
kau akan berlibur?” tanya Nyonya Seo, Nyonya Yoon pikir Dengan jadwal sibuk
ini, entah bisa pergi atau tidak.
“Kau juga
harus istirahat. Kau bukan budak. Jika kau tidak bahagia, semuanya sia-sia. Apa
yang membuatmu bahagia? Apa Menggantikan Presdir Ko?” kata Nyonya Seo mengoda.
“Mana
mungkin.” Ucap Nyonya Yoon merendah, Nyonya Seo tak percaya kalau Nyonya Yoon
tak mengingikanya.
“Tidak
masalah... Aku seperti pion. Anda bebas memanfaatkan dan membuangku.” Ucap
Nyonya Yoon lalu melihat fotographer yang sudah siap.
“Pak, tolong
buat dia terlihat cantik.” Kata Nyonya Yoon pada fotographer. Nyonya Seo
melihat Nyonya Yoon sangat cerdik tersenyum bahagia.
Yi Young
bertemu dengan Joo Wan diruanganya, Joo Wan memastikan kalau Yi Young tidak
akan ikut latihan. Yi Young mengaku mau tapi tak ingin mengganggu anggota lain.
Joo Wan pikir Yi Young Jangan
berhati-hati di dekat anggotnya karena Yi Young tidak melakukan kesalahan.
“Aku
tidak berhati-hati. Tapi Aku hanya tidak mau merepotkanmu. Bukankah seharusnya
kau lebih mengkhawatirkan dirimu?” kata Yi Young
Saat itu
Eun Joo datang dengan tatapan dingin langsung memberikan tamparan pada Joo Wan.
Yi Young melonggo kaget dan bertanya apa yang dilakukan Eun Joo. Joo Wan mengaku baik-baik saja. Eun Joo
memberitahu kalau Ini jawabannya untuk pertanyaan kemarin.
“Aku akan
melihat dengan mataku sendiri dan melihat berapa lama kau akan bertahan di
orkestra ini.” Ucap Eun Joo terlihat sangat marah lalu berjalan keluar ruangan.
“Dia
kuat.” Kata Joo Wan merasakan tamparan Eun Joo, Yi Young akhirnya mengejar Eun
Joo keluar ruangan.
Yi Young
menahan Eun Joo bertanya apa yang dilakukanya tadi,karena Joo Wan konduktor
mereka dan Kenapa musisi melakukan itu pada konduktornya sendiri, dan kalau ada yang melihatnya maka Eun Joo
bisa dipecat dan tidak akan bisa tampil di mana pun.
“Kau tidak
tahu apa-apa, jadi, diamlah. Ini semua gara-gara kau Jika bukan karenamu, semua
akan baik-baik saja. Tapi kau merusaknya.” Ucap Eun Joo
“Aku
merusaknya?” ucap Yi Young bingung, Eun Joo menyuruh Yi Young agar memikirkan
baik-baik tentang apa yang terjadi sejak Yi Youngdatang ke sini.
“Siapa
yang menyeret konduktor sejak awal? Siapa yang menurunkan semangat para musisi?”
ucap Eun Joo, Yi Young terlihat binggung.
“Ada apa?
Apa Kau merasa difitnah? Tidak perlu. Ini semua salahmu. Aku mohon padamu. Tolong
tinggalkan orkestra ini. Jika Maestro Nam dipecat, itu juga salahmu.” Ucap Eun
Joo lalu melangkah pergi. Yi Young terdiam mendengarnya.
Yi Young
berdiri didepan ruang latihan sambil memainkan tanganya seolah sedang memukul
timpani. Ia bergumam kalau Bukan ini alasannya menahan semua ini. Ia lalu
mengingat saat tanganya ada darah dan Ian yang tertusuk pisau.
“Aku
ingin berlatih lebih keras dan menjadi musisi yang bisa membahagiakan orang
lain. Tapi akhirnya aku membuat diriku, pria yang kucintai, dan semua orang
dalam kesulitan. Jadi, apa aku berhak untuk tetap di sini?” gumam Yi Young
terdiam
“Apa aku
boleh mengambil pemukul dengan tangan yang kugunakan untuk menikam seseorang?”
gumam Yi Young sedih memegang ponselnya.
Jang Yoon
melihat buku-buku yang dibawa oleh Ki Sang, sambil bertanya pakah hanya itu
saja yang dimilki Ian. Ki Sang pikir hanya itu saja dan memberitahu kalau Tidak ada kamera CCTV di gang itu, jadi hanya
melihat camera yang ada di sekitar area itu.
“Dia
mengikutimu sejak kamu keluar dari taksi.” Jelas Ki Sang. Jang Yoo menceritakan
pelaku memakai helm, jadi tidak bisa melihat
wajahnya.
“Apa Kau
tahu siapa dia?” tanya Ki Sang, Jang Yoon pikir Jika bukan Yoon Young Gil, pasti
orang lain yang membencinya.
“Apa Kau
bertemu dengannya kemarin? Apa Kau melakukan ini kepadanya?” tanya Ki Sang
memperlihatkan foto Tuan Yoon.
“Kau
pasti sibuk sejak pagi ini.” Ejek Jang Yoon, Ki sang tak percaya kalau Jang
Yoon bisa menemukannya.
“Kau
pikir aku tidak bisa melakukannya, tapi kau bisa melakukanya?” ejek Jang Yoon
sinis.
“Orang
ini berbahaya. Kau seharusnya memberitahuku bahwa kamu bertemu dengannya.” Kata
Ki Sang panik.
“Aku tidak
bisa membuang-buang waktu.” Ungkap Jang Yoon, Ki sang pikir Dewi Keberuntungan
menyelamatkan Jang Yoon kali ini.
“Kau bisa
saja mati karena pendarahan otak. Sampai aku tahu siapa yang menyerangmu, kau
bersembunyilah untuk sementara. Jika tidak, akan kubeberkan semuanya kepada
Presdir” ancam Ki Sang
“Berhentilah
mengomel. Dan Pergi.” kata Jang Yoon tak ingin mendengarnya lagi.
“Kudengar
Hong Yi Young yang menemukanmu. Apakah itu takdir atau hubungan yang bernasib
buruk?.. Apa pun itu, itu gigih.” Komentar Ki Sang lalu melangkah keluar.
Soo Young
berjalan dilorong dan akan masuk ke ruangan Jang Yoon dan melihat Ki Sang dari
belakang, lalu memastikan dengan mencoba menelp. Ki Sang pun mengangkatnya, Soo
Young binggung Ki sang datang ke rumah sakit padahal Janji ketemunya bukan hari
ini.
“Halo! Sudah
lama sekali!” teriak Ki Sang bisa melihat Soo Young dibelakangnya. Soo Young
panik meminta Ki Sang agar diam lalu menariknya ke lorong yang sepi. Ki Sang
binggung tiba-tiba langsung ditarik.
“Kenapa
kau di sini? Janji temumu bukan hari ini.” Tanya Soo Young bingung
“Temanku
dirawat di rumah sakit.” Ucap Ki Sang, Soo Young ingin tahu siapa nama temanya.
“Kau
sudah melepas gipsmu.” Komentar Ki Sang. Soo Young memperingatkan Ki Sang Jangan menghindari pertanyaannya.
“Apa Kau
kenal Jang Yoon?” tanya Soo Young, Ki Sang bingung lalu mengaku tidak.
“Aku baru
saja melihatmu keluar dari kamar rumah sakitnya.” Ucap Soo Young. Ki Sang
berdalih Soo Young pasti salah orang.
“Siapa
temanmu? Biar kuperiksa.” Ucap Soo Young, Ki Sang mulai mengoda kalau Soo Young
itu makin cantik.
“Apa sesuatu
yang baik terjadi padamu?” goda Ki Sang, Soo Young mengeluh Ki san bercanda
karena kurang tidur semalam dengan nada sinis.
“Kau
lebih cantik saat kau kesal.” Puji Ki Sang, Soo Young pun tak bisa melawan
lagi.
Yi Young
menerima telp dari bibinya, Bibinya memberitahu Paman Yi Young akan dipulangkan
hari Jumat ini jadi, mari makan bersama akhir pekan ini. Bahkan sudah mencatat
semua yang ingin dimakan dan Pria tua itu telah menjadi babi.
“Ohh
Yah.. Bagaimana dengan konduktormu? Bisakah kau mengundangnya juga? Bibi
berutang banyak padanya atas apa yang dia lakukan untuk bibi. Bibi ingin
mentraktirnya makan.” Ucap Bibi penuh semangat
“Maestro
Nam? Kurasa dia tidak bisa datang. Dia orang yang sibuk. Jadwalnya padat.” Kata
Yi Young gugup.
“Benarkah?
Kalau begitu, bisakah bibi meneleponnya sendiri? Bibi mendapat nomor teleponnya
hari itu.” Kata Bibi. Yi Young menolak karena akan tanya sendiri.
“Baiklah.
Aku akan mencoba meyakinkannya.” Ucap Yi Young pada Bibinya dan terlihat gugup
Joo Wan
datang ke "Shinyoung College of Music" Tuan Kang sedang mengunting
kuku bertanya kenapa datang. Joo Wan
ingn tahu Apa yang Tuan Kang yanbg lakukan kepada Jang Yoon. Tuan Kang mengeluh
Joo Wan tiba-tiba membicarakan.
“Kau
harus menjelaskannya agar aku bisa mengerti.” Ucap Tuan Kang masih terlihat
santai.
“Kemarin
dia terluka dan kini dirawat di rumah sakit. Tampaknya, seseorang memukul
kepalanya.” Jelas Joo Wan
“Apa Kau
mencurigaiku? Untuk apa aku melakukan hal serendah itu?” ucap Tuan Kang
“Berhentilah
mengurus hal yang tidak perlu.” Tegas Joo Wan marah dan akan keluar ruangan.
Tuan Kang
langsung mengumpat kesal dengan meleparkan gunting kuku ke dinding, mengulang
kata "Tidak perlu" yang dikatakn Joo Wan dan itu artinya mencoba
mengancamnya. Ia pikir Jang Yoon dan semuanya, kalau hari itu gagal karena
bukan karena dirinya.
“Itu
salahmu!! Kim Ian tidak akan mati seperti itu jika kau tidak berusaha melakukan
sesuatu yang tidak perlu!” teriak Tuan Kang
“Apa
maksudmu? Apa maksudmu aku membunuh Kim Ian?Kenapa kau tidak melaporkanku ke
polisi? Ayo ke kantor polisi sekarang.” Ucap Joo Wan berani melawanya.
“Kau
membuatku gila. Ada apa denganmu belakangan ini? Kenapa kau selalu gugup? Apa
karena Jang Yoon? Kita tidak boleh bertengkar sekarang. Kita rekan. Kita satu
tim.” Ucap Tuan Kang menyakinkan.
“Aku
tidak pernah masuk timmu. Aku hanya ingin menjadi konduktor! Kau memanfaatkan
murid miskin yang sangat ingin belajar di luar negeri untuk mencuci uang.”
Teriak Joo Wan marah
“Dan
berkat itu, kau mendapatkan keinginanmu! Mustahil menjadi konduktor di
Shinyoung Philharmonic pada usia sangat muda!” tegas Tuan Kang
“Bagaimana
denganmu? Apa Kau merasa nyaman menjadi menantu Grup Shinyoung? Kau juga selalu
gugup kehilangan gelarmu. Kau sama saja denganku.” Teriak Joo Wan keluar
ruangan. Tuan Kang makin kesal dengan sikap Joo Wan.
Jang Yoon
melihat buku adiknya dan melihat ada gambar tangan dan teringat ucapanya pada
sang adik kalau menyentuhnya “Bukankah terasa seperti kita berpegangan tangan? Jadi,
jangan takut lagi. Ini menunjukkan bahwa kita bersama.”
Ia
mengingat senyuman Ian lalu melihat saat Ian susah tak sadarkan diri, lalu
teringat yang dikatakan pada Yi Young penyesalan pada sang adik adalah tidak
pernah sekali pun memegang tangannya selagi dia masih hidup selain saat masa
masih kecil. Jang Yoon pun menaruh tanganya diatas buku.
sementara Yi Young sibuk membuat sup jamur lalu mencoba mencicipinya, seperti
rasanya kurang enak. Ia pun menambahkan banyak garam. Saat itu ponselnya
berdering, Bibinya menelp. Yi Young tak mengangkatnya.
Tuan Kang
panik menelp seseorang lalu kesal sendiri karena tak mengangkatnya, saat
berjalan keluar dikagetkan dengan Tuan Yoon yang sudah berdiri dilorong dengan
wajah tertutup topi. Ia pun memarahi Tuan Yoon kalau jangan datang ke sini.
“Wajahmu
kenapa?” tanya Tuan Kang melihat terluka, Tuan Yoon memberitahu kalau seseorang
memukulinya.
“Bisa
belikan aku secangkir kopi?” tanya Tuan Yoon, akhirnya mereka pun duduk diluar.
Tuan Kang
membawakan kopi lalu bertanya apakah
tahu Kim Ian punya kakak. Tuan Yoon mengaku tahu dan melihatnya di
persidangan terakhir jadi tidak bisa melupakan tatapan matanya. Ia pun merasa
kalau Jang Yoon itu masih mengingatnya.
“Kenapa
kau tidak memberitahuku?” ucap Tuan Kang, Tuan Yoon pikir Tuan Kang itu tidak
selalu memberitahu semuanya jadi menurutnya tak ada gunanya.
“Apa Kau
pergi menemuinya?” tanya Tuan Kang, Tuan Yoon mengaku justru sebaliknya.
“Aku
mengawasi Hong Yi Young. Lalu tiba-tiba dia muncul di hadapanku. Dia tinggal dekat
dengan rumah Hong Yi Young. Tampaknya dia sengaja mendekatinya.” Cerita Tuan
Yoon.
“Jelaskan
padaku lebih spesifik.” Kata Tuan Kang penasaran. Tuan Yoon pikir Jang Yoon tahu
cukup banyak.
“Dia
bahkan menawariku uang. Dia sangat ingin tahu apa yang kucari dan siapa yang
membantuku dari belakang. Jadi, aku sempat memikirkannya. Aku bertanya-tanya
siapa yang harus kudatangi lebih dahulu begitu kutemukan benda yang hilang itu.”
Cerita Tuan Yoon mengoda.
“Apa Kau
melakukan ini karena butuh uang lagi? Kau memukul kepalanya, kan?” ucap Tuan
Kang tak percaya
“Biar
kuberi tahu sedikit tentang diriku. Aku selalu memastikan untuk membalas apa
yang kuterima. Jika seseorang memukulku, aku balas memukul mereka. Jika ada
yang menginjakku, aku melakukan hal yang sama. Jadi, itu artinya aku memang
memukul kepalanya.” Akui Tuan Yoon,
Tuan Kang
seperti ikut terancam dengan ucapan Tuan Yoon. Tuan Yoon memberikan alamat
tempatnya menyimpan barang-barang, karena kalau memberi nomor rekeningnya maka
akan kacau dan akan mengambilnya besok. Tuan Kang mengumpat marah.
Yi Young
membuka tempat makan yang masih tetap panas, lalu menawakan untuk menyuapi.
Jang Yoon terlihat gugup lalu mengaku tak perlu dan akan mengambil sendok
sendiri, tapi Young sudah lebih dulu mengambilnya dan kakan menyuapinya.
“Coba Ini.
Buka mulutmu.” Ucap Yi Young sudah menyendok sup dan melihat wajah Jang Yoon
yang lucu saat membuka mulut dengan mata tertutup.
“Kurasa
kau tidak ingin aku menyuapimu.” Keluh Jang Yoon kesal karena Yi Young malah
menjauhkan sendoknya.
“Ini
tidak cocok untukmu.” Goda Yi Young tak bisa menahan tawanya. Jang Yoon
akhirnya menarik tangan Yi Young agar masuk ke mulutnya.
“Bagaimana
rasanya? Apa Enak?” tanya Yi Young penasaran, Jang Yoon terlihat berusaha
menelan
“Pasti
ini buatanmu.” Komentar Jang Yoon, Yi Young heran dengan sikap Jang Yoon lalu
berpikir rasanya enak dan mencobanya lalu merasakan supnya gagal.
“Aku
menambahkan sedikit garam karena rasanya terlalu hambar. Jangan dimakan. Aku
akan memasakkanmu semangkuk lagi.” Kata Yi Young
Jang Yoon
menolaknya mengaku tidak pilih-pilih makanan jadi tak masalah, ia pikir makanan
Yi Young itu Jauh lebih baik daripada makanan di rumah sakit, lalu menyuap satu
sendok dan mengambil buah agar terasa enak.
Ia pun menanyakan kabar Yi Young.
“Bagaimana
harimu? Apa terjadi sesuatu saat latihan?” tanya Jang Yoon, Yi Young mengaku
tidak ada dan semuanya sama.
“Semua
orang mengkhawatirkanmu. Nona Wang berencana mengunjungimu dengan semua orang.”
Cerita Yi Young
“Dia
berencana kemari? Itu tidak perlu. Mereka pasti berisik.” Keluh Jang Yoon.
“Kau
sangat pesimis. Ini Pasti menyenangkan. Kau bisa berteman dengan anggota lain.”
Kata Yi Young menyakinkan.
“Apa Kau
akan ikut dengan mereka?” tanya Jang Yoon, Yi Young menganguk.
“Kalau
begitu, kurasa aku akan bertahan menghadapi keributannya.”kata Jang Yoon
bahagia.
“Apa kau
selalu pandai berkata seperti itu?” ejek Yi Young, Jang Yoon tak mengerti
maksudnya.
“Sepertinya
kau sangat pandai mengatakan hal yang norak dan manis.” Ucap Yi Young
“Apa Kau
tidak tahu aku pandai bermulut manis?” kata Jang Yoon bangga, Yi Young hanya
bisa tertawa lalu mengejek Jang Yoon bohong.
Keduanya
pergi ke luar rumah sakit, Yi Young melihat ke arah langit lalu mengeluh Yi
Young itu Pembohong karena tadi bilang ini mirip segitiga di musim panas. Jang
Yoon tahu kalau Dahulu Ian suka mencari rasi bintang karena sangat mudah
menemukannya.
“Apa
karena gelap? Aku tidak bisa melihat dengan jelas.” Ucap Yi Young.
“Akan
kucarikan untukmu saat langitnya cerah. Ini terdiri dari tiga bintang yang disebut
Vega, Deneb, dan Altair. Dan keduanya adalah bintang terkenal dari
"Gyeonwoo dan Jiknyeo".” Jelas Jang Yoon
“Ahh.. Dua
bintang yang bertemu pada tanggal 7 Juli?” kata Yi Young. Jang Yoon mengingat Dahulu
Ian menyukai kedua bintang itu.
“Aku
bertanya kenapa dia sangat menyukainya. Dia bilang suka karena mereka saling menunggu. "Mereka
menunggu setahun penuh untuk bertemu. Menyedihkan sekali. Luar biasa,
bukan?" Seperti itulah dia.” Cerita Jang Yoon. Yi Young terdiam mengingatnya.
“Meski kau
mungkin lupa semua tentang dia... Kemarin, aku mengirim SMS bahwa aku perlu
bicara denganmu.” Ucap Jang Yoon, Yi Young mengaku penasaran.
“Sebenarnya,
untuk waktu yang sangat lama, aku membencimu. Setiap hari selama setahun.
Ternyata kau tidak ingat kejadian setahun yang lalu... Kukira itu semua
bohong.” Akui Jang Yoon. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Ian
menceritakan tentangmu selama tiga bulan musim panas lalu. Ian tersayangku
tewas tanpa tahu kenapa dia harus tewas. "Tapi gadis ini menggunakan
amnesianya sebagai alasan dan menjalani hidup yang baik seolah-olah tidak
terjadi apa-apa." Aku tidak bisa memaafkanmu.” Ungkap Jang Yoon. Yi Young
menahan rasa sedihnya.
“Aku ulangi
kata-kata ini saat merasa kau menyukaiku. "Dia melupakan keberadaan adikmu
yang mencintainya. Bagaimana dia bisa menyukaiku?" Tapi masalahnya, aku
tahu ini sesuatu yang tidak pernah bisa kumaafkan. Tapi itu terus menggangguku.”
Cerita Jang Yoon.
“Setelah
bertemu denganmu, aku sadar kau tidak seperti yang kubayangkan. Aku mulai memiliki
perasaan yang tidak bisa kukenali. Aku terus mengabaikan perasaan itu. Aku
merasa akan gila. Dan rasanya tidak tepat.” Ungkap Jang Yoon.
“Aku
minta maaf atas segalanya. Aku tidak ingin mengakui itu. Tapi pada hari kau
pergi ke gudang itu sendirian, aku hampir tidak bisa mengakui perasaanku
kepadamu meski kau memang membunuh Ian. Aku tidak punya pilihan. Aku hanya
mengikuti hatiku tanpa memikirkan hal lain” kata Jang Yoon.
“Aku
akhirnya berada tepat di depanmu.” Ucap Jang Yoon, Yi Young hanya bisa menangis
dan Jang Yoon pun ikut menangis lalu menghapus air mata yang ikut mengalir.
Nenek
melakukan Video call pada cucunya, lalu mencoba mengingat judul lagu yang
dimainkan Joo Wan yaitu "Seheradeo".
Joo Wan tertawa lau menyebut judul yang benar "Scheherazade" lalu
bertanya apakah Neneknya sudah selesai menonton.
“Nenek
senang melihatku di video, kan?” goda Joo Wan, Nenek malah mengumpat.
“Dasar
gila... Nenek tidak menontonmu. Musik yang kalian mainkan. Astaga, itu
terdengar indah. Nenek berdebar-debar. Itu membuatku ingin berkencan di usia
setua ini.” Ungkap Nenek
“Astaga,
Nenek memang luar biasa. Lagu yang kami mainkan adalah tentang cinta. Itu kisah
cinta.” Cerita Joo Wan.
“Begitukah?
Omong-omong, apa anak buahmu baik-baik saja?” tanya Nenek. Joo Wan membalas
kalau sama saja, Yi Young selalu baik-baik saja.
“Apa
kalian bertengkar?” tanya Nenek, Joo Wan mengakubahkan tidak bisa bertengkar
dengannya.
“Jangan
membuang-buang energi untuk melawannya. Kau harus terus mengayunkan tongkat itu
dan harus tampil sesuai reputasimu. Ini konser pertamamu setelah mendapatkan
posisi tetap. Benarkan?” ucap Nenek. Joo Wan terdiam mengingat ucapan neneknya.
“Kau
memulai di pedesaan dan berhasil mendapatkan posisimu setelah melalui banyak
kesulitan. Jangan mempermalukan dirimu. Orang lain mungkin tidak tahu, tapi
nenek tahu semuanya. Nenek tahu kau diam-diam berusaha sebaik mungkin menjadi
yang terbaik.” Kata Nenek
“Aku akan
bekerja dengan baik. Aku tidak akan mempermalukan diriku. Lagi pula, aku cucu
Nenek.” Kata Joo Wan.
Nenek pun
senang melihat Joo Wan yang memiliki semangat lalu mengaku sudah mulai
mengantuk jadi akan tidur sekarang. Joo Wan menganguk, Nene menyuruh Joo Wan
agar berhentilah minum dan tidurlah sekarang. Joo Wan tersenyum melambaikan
tangan pada neneknya sebelum menutup video call, ponselnya tiba-tiba berdering.
“Apa ini
Maestro Nam? Maaf mengganggumu larut malam. Ini bibinya Yi Young..” kata si
bibi
Yi Young
melihat Jang Yoon sudah tertidur dan langsung mengelus wajahnya. Jang Yoon
membuka mata, Yi Young meminta maaf karena sudah membangukanya, Jang Yoon
memegang tanga Yi Young sambil menatapnya. Yi Young binggung ada apa itu.
“Rasanya
aneh bisa tenang seperti ini. Aku tidak pernah merasa setenang ini setelah Ian
tewas... Nyanyikan sebuah lagu untukku sampai aku tertidur.” Ucap Jang Yoon. Yi
Young bingung.
“Aku akan
diam walau kau lebih buruk dariku.” Ucap Jang Yoon, Yi Young meminta bayaran 10
dolar untuk setiap 10 menit.
“Nanti
aku bayar.” Kata Jang Yoon, Yi Young mengeluh akan dibayar nanti. tapi akhirnya
setuju.
Yi Young
menyanyi membuat tangan Jang Yoon seperti mic, lalu mulai menyanyi dengan
merdu. Jang Yoon menatap Yi Young dengan senyuman bahagia. Yi Young selesai
menyanyi melihat Jang Yoon sudah tertidur lelap dan akhirnya menaruh tanganya
dibalik selimut.
**
Bersambung ke episode 18
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar