PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 04 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 17

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Yi Young melihat pesan yang dikirimkan Jang Yoon “ Mari bertemu. Ada yang ingin kukatakan. Telepon aku saat kamu pulang.” Lalu duduk diam di dalam minimarket sendirian.
“Aku ingin tahu apa yang ingin dia katakan kepadaku selarut ini.” Gumam Yi Young
Flash Back
Yi Young bingung Ada apa dengan suara Jang Yoon dan bertanya Apa terjadi sesuatu. Jang Yoon mengaku hanya merindukannya.
“Aku masih goyah saat dia bilang merindukanku. Aku sangat bodoh.” Gumam Yi Young lalu mencoba menelp Jang Yoon, tapi telpnya juga tak diangkat. 

Yi Young kebingungan mencoba terus menelp,  tapi akhirnya berjalan sambil menelp. Tiba-tiba ia mendengar bunyi deringan telp, sampai akhirnya melihat Jang Yoon tergeletak dijalan. Ia berlari panik berteriak memanggil Jang Yoon.
“Yoon. Bangun, Yoon... bangun. Astaga!” ucap Yi Young panik tak tahu yang akan dilakukan, tanganya bergetar sambil menelp bantuan.
“Kak Soo Young. Tolong bantu aku... Yoon mengalami pendarahan.” Ucap Yi Young panik lalu mencoba memohon agar Jang Yoon bangun. 

Akhirnya Jang Yoon sampai di rumah sakit dengan kepala diperban tapi belum sadarkan diri. Yi Young menemani disampingnya wajahnya terlihat khawatir sambl memegang wajah Jang Yoon. Sementara dirumah, Joo Wan mendengar bunyi bel rumahnya berkali-kali akhirnya membuka pntu.
“Darimana kau mabuk seperti itu?” komentar Joo Wan. Eun Joo mengeluh Joo Wan yang mengganti kode aksesnya.
“Apa Karena aku? Apa Karena aku mungkin datang tanpa diundang? Pak Nam Joo Wan, kau sangat kejam... Kau terlalu kejam.” Keluh Eun Joo sambil memeluk dada Joo Wan dan akhirnya bersandar dibahunya, Joo Wan pun hanya bisa diam saja. 


Keduanya duduk bersama disofa, Joo Wan mengeluh Eun Joo minum sebanyak itu padahal tidak bisa mengatasinya padahal Eun Joo peminum kelas ringan. Eun Joo pikir hanya Joo Wan yang tahu itu karena Semua orang berpikir bisa minum banyak alkohol.
“Mereka terus menawariku minuman Dan aku terus meminumnya. Aku memang kekanak-kanakan, tapi izinkan aku bertanya. Apa arti diriku bagimu? Apa Musisi junior? Rekan kerja? Apa Pelampiasanmu saat kamu menginginkannya?” ucap Eun Joo
“Pertanyaan macam apa itu? Itu sangat kekanak-kanakan.” Keluh Joo Wan
“Aku tahu. Aku terus bersikap seperti anak kecil. Aku tahu semuanya. Aku tahu kau tidak tertarik pada Yi Young dan kenapa kau berusaha memilikinya di sampingmu meskipun begitu. Aku bisa memahami semuanya.” tanya Eun Joo
“Berapa lama aku harus menunggu kali ini? Katakan saja. Sebulan? Setahun? Aku bisa menunggu selama yang kau butuhkan. Aku serius.” Kata Eun Joo
“Untuk apa kau menungguku? Aku bukan siapa-siapa. Kau tidak perlu menungguku.” Ucap Joo Wan
“Kenapa tidak? Kau tidak benar-benar menyukai Yi Young.” ucap Eun Joo merasa tak masalah berkorban.
“Masalah ini bukan tentang dia, tapi antara kau dan aku.” Kata Joo Wan. Eun Joo ingin tahu masalah apa.
“Sejauh ini kita baik-baik saja.” Kata Eun Joo, Joo Wan pikir mereka  berdua menghindari masalah.
“Jujurlah. Kau juga lelah. Kau benci hubungan kita karena kita bukan rekan atau kekasih. Apa aku salah?” ucap Joo Wan. Eun Joo tak mengerti maksudnya.
“Apa Kau menyuruhku untuk menjauhimu?” tanya Eun Joo memastikan seperti tak percaya mendengarnya.
“Kau layak mendapat lebih baik daripada membuang waktumu untukku. Aku serius.” Ucap Joo Wan yang ingn melepas Eun Joo.
“Jangan konyol... Kau yang mencampakkanku. Apa yang kau lakukan kepadaku? Teganya kau melakukan ini kepadaku?” ucap Eun Joo sambil menangis. Joo Wan hanya diam saja. 



Pagi hari di "Rumah Sakit Universitas Shinyoung" Yi Young terlihat gugup lalu melihat Jang Yoon membuka matanya, wajahnya bisa tersenyum melihat Jang Yoon sudah bangun lalu bertanya Kapan bangun. Joo Wan mengaku Beberapa saat yang lalu.
“Aku tidak tahu.” Kata Yi Young yang sedari tadi hanya melihat keluar jendela.
“Apa kau membawaku ke rumah sakit?” tanya Jang Yoon, Yi Young membenarkan kalau Jang tidak datang saat ingin bertemu.
“Aku menelepon, tapi kau tidak menjawab. Aku khawatir, jadi, aku mencarimu. Dan aku menemukanmu di gang. Apa yang terjadi? Apa terjadi sesuatu?” tanya Yi Young penasaran. Jang Yoon mencoba mengingat kejadian sebelumnya. 

Flash Back
Jang Yoon bertemu dengan Tuan Yoon yang mengatakan Yi Young yang menikam adik Jang Yoon hari itu dan melihatnya sendiri. Jang Yoon tak bisa terima dan langsung memukulnya, Tuan Yoon tak peduli menyuruh agar membunuhnya saja. Setelah itu ia pun melihat sosok pria mengunakan helm memukulnya
“Tidak... Tidak terjadi apa-apa.” Ucap Jang Yoon menutupinya, Yi Young tak percaya mendengarnya.

“Kau terluka di sini. Dokter bilang kondisinya bisa sangat buruk jika kau dipukul di tempat lain. Kau beruntung sudah sadar.” Ucap Yi Young khawatir.
“Aku tidak akan mati semudah itu. Kepalaku sangat keras.” Kata Jang Yoon tersenyum melihat Yi Young khawatir.
“Jangan pikirkan apa pun. Istirahatlah... Aku akan tetap bersamamu.” Kata Yi Young memegang tangan Jang Yoon. 
“Kau bersikap baik setelah aku terluka.” Komentar Jang Yoon, Yi Young hanya diam saja, saat itu Soo Young berdiri didepan pintu memberikan kode agar keluar. 


Soo Young bertanya apaka Yi Young bisa tidur. Yi Young hanya diam saja, Soo Young pikir meragukan Yi Young bisa tidur, lalu memberitahu  sudah bicara dengan dokter yang menangani Jang Yoon, kalau Cedera eksternalnya sudah ditangani.
“Jadi Tidak akan ada masalah. Kau boleh pulang sekarang. Mandilah sebelum berangkat kerja.” Ucap Soo Young
“Biarkan aku tinggal sedikit lebih lama.” Ucap Yi Young. Soo Young menyuruh Soo Young Pergil saat menyuruhnya.
“Jika kau tidak pergi sekarang, aku akan memberi tahu orang tuaku. Aku akan mulai dengan kecelakaan yang terjadi setahun lalu. Apa Kau pikir aku tidak bisa?”ucap Soo Young sedikit mengancam.
“Aku tidak akan terlambat bekerja. Jangan membuatku lebih kesulitan daripada ini. Bisa kutangani sendiri, jadi, jangan khawatir dan pergilah.” Kata Yi Young
“Apa yang akan kamu tangani sendiri? Dasar bodoh!”teriak Soo Young marah, Yi Young hanya bisa menghela nafas. 

Tuan Koo melihat brosur didepanya "Festival Musik Inaugurasi Konduktor Nam Joo Wan" lalu berteriak marah padahal sudah dibilang jangan pakai sampul ini, tapi tetap memakai. Sek Yang mengingat kalau Tuan Koo  tidak mengizinkan sampul ini pada hari jadi ke-20, jadi, karena itu mereka menggunakannya untuk inaugurasinya.
“Dirut sudah menyetujuinya.” Ucap Sek Yoon, Tuan Koo marah Itu karena Nona Yoon terus mengatakan itu bagus.
“Dirut itu baik dan ramah.” Ungkap Sek Yoon, Tuan Koo ingin tahu keberadan Nona Yoon.
“Aku berniat memberitahu Anda. Dirut tidak suka sampul pamflet itu dan ingin melakukan pemotretan lagi. Jadi, Nona Yoon bersamanya.” Kata Sek Yoon. Tuan Koo melonggo tak percaya. 


Nyonya Seo bertemu dengan Nyonya Yoon mengaku suka sampul ini dan Cocok dengannya, menurutnya Ini unik dan futuristis. Ia pun merasa senang pada Nyonya Yoon karena itu alasan mempercayai seleranya. Nyonya Yoon binggung mendengar Nyonya Seo memujinya dan itu Menakutkan.
“Terima kasih.” Ucap Nyonya Yoon setelah menerima pujian. Nyonya Seo lalu memberitahu kalau Jaksa Lee memberiku cincin.
“Tapi ini Benar-benar norak.” Komentar Nyonya Seo, Nyonya Yoon tahu kalau ini alasanya.
“Dia mungkin membelinya untuk gadis muda itu, tapi dengan enggan memberikannya kepadaku. Aku menahan diri untuk mengusirnya.” Ungap Nyonya Seo lalu melihat penampilanya dicermin.
“Kapan kau akan berlibur?” tanya Nyonya Seo, Nyonya Yoon pikir Dengan jadwal sibuk ini, entah bisa pergi atau tidak.
“Kau juga harus istirahat. Kau bukan budak. Jika kau tidak bahagia, semuanya sia-sia. Apa yang membuatmu bahagia? Apa Menggantikan Presdir Ko?” kata Nyonya Seo mengoda.
“Mana mungkin.” Ucap Nyonya Yoon merendah, Nyonya Seo tak percaya kalau Nyonya Yoon tak mengingikanya.
“Tidak masalah... Aku seperti pion. Anda bebas memanfaatkan dan membuangku.” Ucap Nyonya Yoon lalu melihat fotographer yang sudah siap.
“Pak, tolong buat dia terlihat cantik.” Kata Nyonya Yoon pada fotographer. Nyonya Seo melihat Nyonya Yoon sangat cerdik tersenyum bahagia. 


Yi Young bertemu dengan Joo Wan diruanganya, Joo Wan memastikan kalau Yi Young tidak akan ikut latihan. Yi Young mengaku mau tapi tak ingin mengganggu anggota lain. Joo Wan pikir Yi Young  Jangan berhati-hati di dekat anggotnya karena Yi Young tidak melakukan kesalahan.
“Aku tidak berhati-hati. Tapi Aku hanya tidak mau merepotkanmu. Bukankah seharusnya kau lebih mengkhawatirkan dirimu?” kata Yi Young

Saat itu Eun Joo datang dengan tatapan dingin langsung memberikan tamparan pada Joo Wan. Yi Young melonggo kaget dan bertanya apa yang dilakukan Eun Joo.  Joo Wan mengaku baik-baik saja. Eun Joo memberitahu kalau Ini jawabannya untuk pertanyaan kemarin.
“Aku akan melihat dengan mataku sendiri dan melihat berapa lama kau akan bertahan di orkestra ini.” Ucap Eun Joo terlihat sangat marah lalu berjalan keluar ruangan.
“Dia kuat.” Kata Joo Wan merasakan tamparan Eun Joo, Yi Young akhirnya mengejar Eun Joo keluar ruangan. 

Yi Young menahan Eun Joo bertanya apa yang dilakukanya tadi,karena Joo Wan konduktor mereka dan Kenapa musisi melakukan itu pada konduktornya sendiri,  dan kalau ada yang melihatnya maka Eun Joo bisa dipecat dan tidak akan bisa tampil di mana pun.
“Kau tidak tahu apa-apa, jadi, diamlah. Ini semua gara-gara kau Jika bukan karenamu, semua akan baik-baik saja. Tapi kau merusaknya.” Ucap Eun Joo
“Aku merusaknya?” ucap Yi Young bingung, Eun Joo menyuruh Yi Young agar memikirkan baik-baik tentang apa yang terjadi sejak Yi Youngdatang ke sini.
“Siapa yang menyeret konduktor sejak awal? Siapa yang menurunkan semangat para musisi?” ucap Eun Joo, Yi Young terlihat binggung.
“Ada apa? Apa Kau merasa difitnah? Tidak perlu. Ini semua salahmu. Aku mohon padamu. Tolong tinggalkan orkestra ini. Jika Maestro Nam dipecat, itu juga salahmu.” Ucap Eun Joo lalu melangkah pergi. Yi Young terdiam mendengarnya. 


Yi Young berdiri didepan ruang latihan sambil memainkan tanganya seolah sedang memukul timpani. Ia bergumam kalau Bukan ini alasannya menahan semua ini. Ia lalu mengingat saat tanganya ada darah dan Ian yang tertusuk pisau.
“Aku ingin berlatih lebih keras dan menjadi musisi yang bisa membahagiakan orang lain. Tapi akhirnya aku membuat diriku, pria yang kucintai, dan semua orang dalam kesulitan. Jadi, apa aku berhak untuk tetap di sini?” gumam Yi Young terdiam
“Apa aku boleh mengambil pemukul dengan tangan yang kugunakan untuk menikam seseorang?” gumam Yi Young sedih memegang ponselnya. 

Jang Yoon melihat buku-buku yang dibawa oleh Ki Sang, sambil bertanya pakah hanya itu saja yang dimilki Ian. Ki Sang pikir hanya itu saja dan memberitahu kalau  Tidak ada kamera CCTV di gang itu, jadi hanya melihat camera yang ada di sekitar area itu.
“Dia mengikutimu sejak kamu keluar dari taksi.” Jelas Ki Sang. Jang Yoo menceritakan pelaku  memakai helm, jadi tidak bisa melihat wajahnya.
“Apa Kau tahu siapa dia?” tanya Ki Sang, Jang Yoon pikir Jika bukan Yoon Young Gil, pasti orang lain yang membencinya.
“Apa Kau bertemu dengannya kemarin? Apa Kau melakukan ini kepadanya?” tanya Ki Sang memperlihatkan foto Tuan Yoon.
“Kau pasti sibuk sejak pagi ini.” Ejek Jang Yoon, Ki sang tak percaya kalau Jang Yoon bisa  menemukannya.
“Kau pikir aku tidak bisa melakukannya, tapi kau bisa melakukanya?” ejek Jang Yoon sinis.
“Orang ini berbahaya. Kau seharusnya memberitahuku bahwa kamu bertemu dengannya.” Kata Ki Sang panik.
“Aku tidak bisa membuang-buang waktu.” Ungkap Jang Yoon, Ki sang pikir Dewi Keberuntungan menyelamatkan Jang Yoon kali ini.
“Kau bisa saja mati karena pendarahan otak. Sampai aku tahu siapa yang menyerangmu, kau bersembunyilah untuk sementara. Jika tidak, akan kubeberkan semuanya kepada Presdir” ancam Ki Sang
“Berhentilah mengomel. Dan Pergi.” kata Jang Yoon tak ingin mendengarnya lagi.
“Kudengar Hong Yi Young yang menemukanmu. Apakah itu takdir atau hubungan yang bernasib buruk?.. Apa pun itu, itu gigih.” Komentar Ki Sang lalu melangkah keluar. 



Soo Young berjalan dilorong dan akan masuk ke ruangan Jang Yoon dan melihat Ki Sang dari belakang, lalu memastikan dengan mencoba menelp. Ki Sang pun mengangkatnya, Soo Young binggung Ki sang datang ke rumah sakit padahal Janji ketemunya bukan hari ini.
“Halo! Sudah lama sekali!” teriak Ki Sang bisa melihat Soo Young dibelakangnya. Soo Young panik meminta Ki Sang agar diam lalu menariknya ke lorong yang sepi. Ki Sang binggung tiba-tiba langsung ditarik.
“Kenapa kau di sini? Janji temumu bukan hari ini.” Tanya Soo Young bingung
“Temanku dirawat di rumah sakit.” Ucap Ki Sang, Soo Young ingin tahu siapa nama temanya.
“Kau sudah melepas gipsmu.” Komentar Ki Sang. Soo Young memperingatkan Ki Sang  Jangan menghindari pertanyaannya.
“Apa Kau kenal Jang Yoon?” tanya Soo Young, Ki Sang bingung lalu mengaku tidak.
“Aku baru saja melihatmu keluar dari kamar rumah sakitnya.” Ucap Soo Young. Ki Sang berdalih Soo Young pasti salah orang.
“Siapa temanmu? Biar kuperiksa.” Ucap Soo Young, Ki Sang mulai mengoda kalau Soo Young itu makin cantik.
“Apa sesuatu yang baik terjadi padamu?” goda Ki Sang, Soo Young mengeluh Ki san bercanda karena kurang tidur semalam dengan nada sinis.
“Kau lebih cantik saat kau kesal.” Puji Ki Sang, Soo Young pun tak bisa melawan lagi. 



Yi Young menerima telp dari bibinya, Bibinya memberitahu Paman Yi Young akan dipulangkan hari Jumat ini jadi, mari makan bersama akhir pekan ini. Bahkan sudah mencatat semua yang ingin dimakan dan Pria tua itu telah menjadi babi.
“Ohh Yah.. Bagaimana dengan konduktormu? Bisakah kau mengundangnya juga? Bibi berutang banyak padanya atas apa yang dia lakukan untuk bibi. Bibi ingin mentraktirnya makan.” Ucap Bibi penuh semangat
“Maestro Nam? Kurasa dia tidak bisa datang. Dia orang yang sibuk. Jadwalnya padat.” Kata Yi Young gugup.
“Benarkah? Kalau begitu, bisakah bibi meneleponnya sendiri? Bibi mendapat nomor teleponnya hari itu.” Kata Bibi. Yi Young menolak karena akan tanya sendiri.
“Baiklah. Aku akan mencoba meyakinkannya.” Ucap Yi Young pada Bibinya dan terlihat gugup

Joo Wan datang ke "Shinyoung College of Music" Tuan Kang sedang mengunting kuku bertanya kenapa datang.  Joo Wan ingn tahu Apa yang Tuan Kang yanbg lakukan kepada Jang Yoon. Tuan Kang mengeluh Joo Wan  tiba-tiba membicarakan.
“Kau harus menjelaskannya agar aku bisa mengerti.” Ucap Tuan Kang masih terlihat santai.
“Kemarin dia terluka dan kini dirawat di rumah sakit. Tampaknya, seseorang memukul kepalanya.” Jelas Joo Wan
“Apa Kau mencurigaiku? Untuk apa aku melakukan hal serendah itu?” ucap Tuan Kang
“Berhentilah mengurus hal yang tidak perlu.” Tegas Joo Wan marah dan akan keluar ruangan. 
Tuan Kang langsung mengumpat kesal dengan meleparkan gunting kuku ke dinding, mengulang kata "Tidak perlu" yang dikatakn Joo Wan dan itu artinya mencoba mengancamnya. Ia pikir Jang Yoon dan semuanya, kalau hari itu gagal karena bukan karena dirinya.
“Itu salahmu!! Kim Ian tidak akan mati seperti itu jika kau tidak berusaha melakukan sesuatu yang tidak perlu!” teriak Tuan Kang
“Apa maksudmu? Apa maksudmu aku membunuh Kim Ian?Kenapa kau tidak melaporkanku ke polisi? Ayo ke kantor polisi sekarang.” Ucap Joo Wan berani melawanya.
“Kau membuatku gila. Ada apa denganmu belakangan ini? Kenapa kau selalu gugup? Apa karena Jang Yoon? Kita tidak boleh bertengkar sekarang. Kita rekan. Kita satu tim.” Ucap Tuan Kang menyakinkan.
“Aku tidak pernah masuk timmu. Aku hanya ingin menjadi konduktor! Kau memanfaatkan murid miskin yang sangat ingin belajar di luar negeri untuk mencuci uang.” Teriak Joo Wan marah
“Dan berkat itu, kau mendapatkan keinginanmu! Mustahil menjadi konduktor di Shinyoung Philharmonic pada usia sangat muda!” tegas Tuan Kang
“Bagaimana denganmu? Apa Kau merasa nyaman menjadi menantu Grup Shinyoung? Kau juga selalu gugup kehilangan gelarmu. Kau sama saja denganku.” Teriak Joo Wan keluar ruangan. Tuan Kang makin kesal dengan sikap Joo Wan. 




Jang Yoon melihat buku adiknya dan melihat ada gambar tangan dan teringat ucapanya pada sang adik kalau menyentuhnya “Bukankah terasa seperti kita berpegangan tangan? Jadi, jangan takut lagi. Ini menunjukkan bahwa kita bersama.”
Ia mengingat senyuman Ian lalu melihat saat Ian susah tak sadarkan diri, lalu teringat yang dikatakan pada Yi Young penyesalan pada sang adik adalah tidak pernah sekali pun memegang tangannya selagi dia masih hidup selain saat masa masih kecil. Jang Yoon pun menaruh tanganya diatas buku.
sementara Yi Young sibuk membuat sup jamur lalu mencoba mencicipinya, seperti rasanya kurang enak. Ia pun menambahkan banyak garam. Saat itu ponselnya berdering, Bibinya menelp. Yi Young tak mengangkatnya. 

Tuan Kang panik menelp seseorang lalu kesal sendiri karena tak mengangkatnya, saat berjalan keluar dikagetkan dengan Tuan Yoon yang sudah berdiri dilorong dengan wajah tertutup topi. Ia pun memarahi Tuan Yoon kalau jangan datang ke sini.
“Wajahmu kenapa?” tanya Tuan Kang melihat terluka, Tuan Yoon memberitahu kalau seseorang memukulinya.
“Bisa belikan aku secangkir kopi?” tanya Tuan Yoon, akhirnya mereka pun duduk diluar. 

Tuan Kang membawakan kopi lalu bertanya apakah  tahu Kim Ian punya kakak. Tuan Yoon mengaku tahu dan melihatnya di persidangan terakhir jadi tidak bisa melupakan tatapan matanya. Ia pun merasa kalau Jang Yoon itu masih mengingatnya.
“Kenapa kau tidak memberitahuku?” ucap Tuan Kang, Tuan Yoon pikir Tuan Kang itu tidak selalu memberitahu semuanya jadi menurutnya tak ada gunanya.
“Apa Kau pergi menemuinya?” tanya Tuan Kang, Tuan Yoon mengaku justru sebaliknya.
“Aku mengawasi Hong Yi Young. Lalu tiba-tiba dia muncul di hadapanku. Dia tinggal dekat dengan rumah Hong Yi Young. Tampaknya dia sengaja mendekatinya.” Cerita Tuan Yoon.
“Jelaskan padaku lebih spesifik.” Kata Tuan Kang penasaran. Tuan Yoon pikir Jang Yoon tahu cukup banyak.
“Dia bahkan menawariku uang. Dia sangat ingin tahu apa yang kucari dan siapa yang membantuku dari belakang. Jadi, aku sempat memikirkannya. Aku bertanya-tanya siapa yang harus kudatangi lebih dahulu begitu kutemukan benda yang hilang itu.” Cerita Tuan Yoon mengoda.
“Apa Kau melakukan ini karena butuh uang lagi? Kau memukul kepalanya, kan?” ucap Tuan Kang tak percaya
“Biar kuberi tahu sedikit tentang diriku. Aku selalu memastikan untuk membalas apa yang kuterima. Jika seseorang memukulku, aku balas memukul mereka. Jika ada yang menginjakku, aku melakukan hal yang sama. Jadi, itu artinya aku memang memukul kepalanya.” Akui Tuan Yoon,
Tuan Kang seperti ikut terancam dengan ucapan Tuan Yoon. Tuan Yoon memberikan alamat tempatnya menyimpan barang-barang, karena kalau memberi nomor rekeningnya maka akan kacau dan akan mengambilnya besok. Tuan Kang mengumpat marah. 



Yi Young membuka tempat makan yang masih tetap panas, lalu menawakan untuk menyuapi. Jang Yoon terlihat gugup lalu mengaku tak perlu dan akan mengambil sendok sendiri, tapi Young sudah lebih dulu mengambilnya dan kakan menyuapinya.
“Coba Ini. Buka mulutmu.” Ucap Yi Young sudah menyendok sup dan melihat wajah Jang Yoon yang lucu saat membuka mulut dengan mata tertutup.
“Kurasa kau tidak ingin aku menyuapimu.” Keluh Jang Yoon kesal karena Yi Young malah menjauhkan sendoknya.
“Ini tidak cocok untukmu.” Goda Yi Young tak bisa menahan tawanya. Jang Yoon akhirnya menarik tangan Yi Young agar masuk ke mulutnya.
“Bagaimana rasanya? Apa Enak?” tanya Yi Young penasaran, Jang Yoon terlihat berusaha menelan
“Pasti ini buatanmu.” Komentar Jang Yoon, Yi Young heran dengan sikap Jang Yoon lalu berpikir rasanya enak dan mencobanya lalu merasakan supnya gagal.
“Aku menambahkan sedikit garam karena rasanya terlalu hambar. Jangan dimakan. Aku akan memasakkanmu semangkuk lagi.” Kata Yi Young
Jang Yoon menolaknya mengaku tidak pilih-pilih makanan jadi tak masalah, ia pikir makanan Yi Young itu Jauh lebih baik daripada makanan di rumah sakit, lalu menyuap satu sendok dan mengambil buah agar terasa enak.  Ia pun menanyakan kabar Yi Young.
“Bagaimana harimu? Apa terjadi sesuatu saat latihan?” tanya Jang Yoon, Yi Young mengaku tidak ada dan semuanya sama.
“Semua orang mengkhawatirkanmu. Nona Wang berencana mengunjungimu dengan semua orang.” Cerita Yi Young
“Dia berencana kemari? Itu tidak perlu. Mereka pasti berisik.” Keluh Jang Yoon.
“Kau sangat pesimis. Ini Pasti menyenangkan. Kau bisa berteman dengan anggota lain.” Kata Yi Young menyakinkan.
“Apa Kau akan ikut dengan mereka?” tanya Jang Yoon, Yi Young menganguk.
“Kalau begitu, kurasa aku akan bertahan menghadapi keributannya.”kata Jang Yoon bahagia.
“Apa kau selalu pandai berkata seperti itu?” ejek Yi Young, Jang Yoon tak mengerti maksudnya.
“Sepertinya kau sangat pandai mengatakan hal yang norak dan manis.” Ucap Yi Young
“Apa Kau tidak tahu aku pandai bermulut manis?” kata Jang Yoon bangga, Yi Young hanya bisa tertawa lalu mengejek Jang Yoon bohong. 



Keduanya pergi ke luar rumah sakit, Yi Young melihat ke arah langit lalu mengeluh Yi Young itu Pembohong karena tadi bilang ini mirip segitiga di musim panas. Jang Yoon tahu kalau Dahulu Ian suka mencari rasi bintang karena sangat mudah menemukannya.
“Apa karena gelap? Aku tidak bisa melihat dengan jelas.” Ucap Yi Young.
“Akan kucarikan untukmu saat langitnya cerah. Ini terdiri dari tiga bintang yang disebut Vega, Deneb, dan Altair. Dan keduanya adalah bintang terkenal dari "Gyeonwoo dan Jiknyeo".” Jelas Jang Yoon
“Ahh.. Dua bintang yang bertemu pada tanggal 7 Juli?” kata Yi Young. Jang Yoon mengingat Dahulu Ian menyukai kedua bintang itu.
“Aku bertanya kenapa dia sangat menyukainya. Dia bilang  suka karena mereka saling menunggu. "Mereka menunggu setahun penuh untuk bertemu. Menyedihkan sekali. Luar biasa, bukan?" Seperti itulah dia.” Cerita Jang Yoon. Yi Young terdiam mengingatnya.
“Meski kau mungkin lupa semua tentang dia... Kemarin, aku mengirim SMS bahwa aku perlu bicara denganmu.” Ucap Jang Yoon, Yi Young mengaku penasaran.
“Sebenarnya, untuk waktu yang sangat lama, aku membencimu. Setiap hari selama setahun. Ternyata kau tidak ingat kejadian setahun yang lalu... Kukira itu semua bohong.” Akui Jang Yoon. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Ian menceritakan tentangmu selama tiga bulan musim panas lalu. Ian tersayangku tewas tanpa tahu kenapa dia harus tewas. "Tapi gadis ini menggunakan amnesianya sebagai alasan dan menjalani hidup yang baik seolah-olah tidak terjadi apa-apa." Aku tidak bisa memaafkanmu.” Ungkap Jang Yoon. Yi Young menahan rasa sedihnya.
“Aku ulangi kata-kata ini saat merasa kau menyukaiku. "Dia melupakan keberadaan adikmu yang mencintainya. Bagaimana dia bisa menyukaiku?" Tapi masalahnya, aku tahu ini sesuatu yang tidak pernah bisa kumaafkan. Tapi itu terus menggangguku.” Cerita Jang Yoon.
“Setelah bertemu denganmu, aku sadar kau tidak seperti yang kubayangkan. Aku mulai memiliki perasaan yang tidak bisa kukenali. Aku terus mengabaikan perasaan itu. Aku merasa akan gila. Dan rasanya tidak tepat.” Ungkap Jang Yoon. 

“Aku minta maaf atas segalanya. Aku tidak ingin mengakui itu. Tapi pada hari kau pergi ke gudang itu sendirian, aku hampir tidak bisa mengakui perasaanku kepadamu meski kau memang membunuh Ian. Aku tidak punya pilihan. Aku hanya mengikuti hatiku tanpa memikirkan hal lain” kata Jang Yoon.
“Aku akhirnya berada tepat di depanmu.” Ucap Jang Yoon, Yi Young hanya bisa menangis dan Jang Yoon pun ikut menangis lalu menghapus air mata yang ikut mengalir. 

Nenek melakukan Video call pada cucunya, lalu mencoba mengingat judul lagu yang dimainkan Joo Wan  yaitu "Seheradeo". Joo Wan tertawa lau menyebut judul yang benar "Scheherazade" lalu bertanya apakah Neneknya sudah selesai menonton.
“Nenek senang melihatku di video, kan?” goda Joo Wan, Nenek malah mengumpat.
“Dasar gila... Nenek tidak menontonmu. Musik yang kalian mainkan. Astaga, itu terdengar indah. Nenek berdebar-debar. Itu membuatku ingin berkencan di usia setua ini.” Ungkap Nenek
“Astaga, Nenek memang luar biasa. Lagu yang kami mainkan adalah tentang cinta. Itu kisah cinta.” Cerita Joo Wan.
“Begitukah? Omong-omong, apa anak buahmu baik-baik saja?” tanya Nenek. Joo Wan membalas kalau sama saja, Yi Young selalu baik-baik saja.
“Apa kalian bertengkar?” tanya Nenek, Joo Wan mengakubahkan tidak bisa bertengkar dengannya.
“Jangan membuang-buang energi untuk melawannya. Kau harus terus mengayunkan tongkat itu dan harus tampil sesuai reputasimu. Ini konser pertamamu setelah mendapatkan posisi tetap. Benarkan?” ucap Nenek. Joo Wan terdiam mengingat ucapan neneknya.
“Kau memulai di pedesaan dan berhasil mendapatkan posisimu setelah melalui banyak kesulitan. Jangan mempermalukan dirimu. Orang lain mungkin tidak tahu, tapi nenek tahu semuanya. Nenek tahu kau diam-diam berusaha sebaik mungkin menjadi yang terbaik.” Kata Nenek
“Aku akan bekerja dengan baik. Aku tidak akan mempermalukan diriku. Lagi pula, aku cucu Nenek.” Kata Joo Wan.
Nenek pun senang melihat Joo Wan yang memiliki semangat lalu mengaku sudah mulai mengantuk jadi akan tidur sekarang. Joo Wan menganguk, Nene menyuruh Joo Wan agar berhentilah minum dan tidurlah sekarang. Joo Wan tersenyum melambaikan tangan pada neneknya sebelum menutup video call, ponselnya tiba-tiba berdering.
“Apa ini Maestro Nam? Maaf mengganggumu larut malam. Ini bibinya Yi Young..” kata si bibi 
Yi Young melihat Jang Yoon sudah tertidur dan langsung mengelus wajahnya. Jang Yoon membuka mata, Yi Young meminta maaf karena sudah membangukanya, Jang Yoon memegang tanga Yi Young sambil menatapnya. Yi Young binggung ada apa itu. 
“Rasanya aneh bisa tenang seperti ini. Aku tidak pernah merasa setenang ini setelah Ian tewas... Nyanyikan sebuah lagu untukku sampai aku tertidur.” Ucap Jang Yoon. Yi Young bingung.
“Aku akan diam walau kau lebih buruk dariku.” Ucap Jang Yoon, Yi Young meminta bayaran 10 dolar untuk setiap 10 menit.
“Nanti aku bayar.” Kata Jang Yoon, Yi Young mengeluh akan dibayar nanti. tapi akhirnya setuju.
Yi Young menyanyi membuat tangan Jang Yoon seperti mic, lalu mulai menyanyi dengan merdu. Jang Yoon menatap Yi Young dengan senyuman bahagia. Yi Young selesai menyanyi melihat Jang Yoon sudah tertidur lelap dan akhirnya menaruh tanganya dibalik selimut.
**
Bersambung ke episode 18

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar