PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
kaget melihat Tuan Kang datang ke tempat yang sama. Tuan Kang pun tersenyum
merasa terkejut dan menghampirinya. Yi Young pun mencoba santai menyapa gurunya
lalu teringat yang dikatakan Jang Yoon.
“Nam Joo
Wan dan Profesor Kang memiliki kaitan. Kau harus berhati-hati.” Ucap Jang Yoon.
“Kau
tinggal di dekat sini?” tanya Tuan Kang, Yi Young mengaku tidak. Tuan Kang pun
ingin tahu bagaimana Yi Young tahu tempat ini.
“Terkadang
aku datang ke sini untuk mendengarkan musik.” Ucap Yi Young melihat kearah
paman yang sibuk mencari sesuatu.
“Duduklah.
Kau mau minum sesuatu?” tanya Tuan Kang, Yi Young langsung menolak dan mengaku baru
mau pergi.
“Pak... Aku
akan kembali lain kali.” Ucap Yi Young pada paman, Si paman binggung karena Yi
Young sudah mau pergi.
“Ada
telepon penting dari rumah. Aku akan mendengarkan musikmu lain kali.” Ucap Yi
Young dengan memberikan kode.
Si paman
mengerti, Yi Young pun meminta maaf pada Tuan Kang karena harus pergi lalu
bergegas pergi. Tuan Kang terdiam seperti memikirkan sesuatu, Si paman hanya
terdiam memegang sebuah CD yang dititipkan padanya.
Jang Yoon
masih mendorong Joo Wan ke tepi tangga dan ingin tahu caranya Joo Wan membunuh
Yoon Young Gil, apakah dengan mendorongnya dari pinggir tangga. Joo Wan
mengingat saat tak sengaja mendorong Tuan Yoon dan membuatnya terjatuh.
“Kau
membunuh seseorang, lalu tampil di panggung. Apa kau sudah puas membunuh dengan
tanganmu yang berlumuran darah? Namun, Apa kau masih ingin dikagumi orang lain?”sindir
Jang Yoon.
“Lalu
bagaimana denganmu? Kamu tersangkanya, bukan aku. Kamu akhirnya terpuruk, kan?”
ucap Joo Wan akhirnya mendorong Jang Yoon.
“Maaf
mengecewakanmu, tapi aku belum mencapai titik terendahku. Aku akan mencari apa
pun yang telah kau sembunyikan. Dan aku akan menyaksikanmu menghantam titik
terendah.” Tegas Jang Yoon. Joo Wan akan pergi berkomentar kalau Jang Yoon,
semoga berhasil.
Yi Young
bergegas pergi dari "Kafe Gorae" Tuan Kang bergegas mengejarnya
mengaku sudah lama tidak minum dengan muridnya, lalu heran karena Yi Young
menghindar. Yi Young mengaku tidak menghindar tapi memang ada janji.
“Kau mau ke
mana? Aku punya waktu luang. Aku akan mengantarmu.” Ucap Tuan Kang
“Bukankah
Anda mengunjungi kafe itu untuk mendengarkan musik? Aku bisa pergi sendiri.”
Kata Yi Young
“Aku akan
mengantarmu.” Tegas Tuan Kang memaksa Yi Young untuk ikut denganya.
Yi Young
gugup didalam mobil Tuan Kang, akhirnya Tuan Kang lebih dulu bicara pada Yi
Young membahas Keadaan sedang sibuk belakangan ini, karena Ada kasus pembunuhan,
dan kini ada tersangka. Dan Sebentar lagi hari jadi ke-20, tapi citra yayasan
mereka telah ternoda.
“Ini juga
sangat menegangkan bagiku. Kudengar kamu membantu Maestro Nam. Bagaimana
pekerjaanmu?” ucap Tuan Kang. Yi Young mengaku Baik-baik saja.
“Apa Anda
pelanggan tetap di kafe itu?” tanya Yi Young, Tuan Kang mengaku hanya
berkunjung sesekali.
“Bukankah
kau terlalu muda untuk ke sana?” komentar Tuan Kang, Yi Young memberanikan diri
bertanya apakah Tuan Kang mengenal Yoon Young Gil.
“Jasadnya
ditemukan di gedung orkestra kita baru-baru ini. Sebenarnya, dia sering datang
ke tempat itu.” Ucap Yi Young. Tuan Kang seolah tak tahu.
“Itu
kabar baru... Tapi Bagaimana kau tahu soal itu?” tanya Tuan Kang curiga.
“Dahulu
dia bekerja paruh waktu di toko keluarga kami. Saat itulah aku tahu.” Kata Yi
Young berbohong. Tuan Kang kaget Tuan Yoon berkerja di toko keluarga Yi Young.
“Profesor,
kenapa Anda ke kafe itu? Kurasa itu bukan tempat yang sering Anda kunjungi. Omong-omong,
apa Anda kenal Yoon Young Gil?” tanya Yi Young sengaja memancing
“Pertanyaan
macam apa itu? Bagaimana aku bisa mengenal pria itu? Apa kau mendengar sesuatu?”tanya
Tuan Kang mencoba menyangkal. Yi Young mengaku bukan seperti itu.
“Lalu
kenapa kau menanyakan pertanyaan aneh seperti itu?” keluh Tuan Kang, Yi Young
pun akhirnya hanya bisa meminta maaf.
“Kenapa
kau melakukan sesuatu yang akan kamu sesali? Jangan semudah itu berasumsi aku
terlibat kasus pembunuhan. Aku merasa tersinggung.” Komentar Tuan Kang, Yi
Young pun hanya bisa terdiam
Tuan Kang
mengantar Yi Young sampai di ujung gang memastikan kalau rumahnya sudah dekat.
Yi Young membenarkan, Tuan Kang langsung berkomentar kalau tempat tinggal Yi
Young itu lereng yang curam. Yi Young tak menguburisnya mengucapkan Terima
kasih untuk tumpangannya.
“Hei..
Apa Kau sering bertemu dengan pria itu sebelum dia tewas?” tanya Tuan Kang
curiga. Yi Young sedikit panik.
“Katamu
dia bekerja di toko keluargamu. Apa dia mengatakan sesuatu kepadamu sebelum dia
tewas?” tanya Tuan Kang
“Tidak...
Kami juga tidak dekat.”kata Yi Young berbohong, Tuan Kang pun kembali bertanya.
“Apa
polisi tahu kau pernah bertemu dengannya?” tanya Tuan Kang, Yi Young mengaku
tak tahu.
“Sepertinya
kau harus menjaga mulutmu itu. Kau tidak berhati-hati dengan ucapanmu dan
mengoceh sesukamu. Kenapa kau mengunjungi tempat yang kerap dikunjungi
mendiang? Apa manfaatnya bagimu?” ucap Tuan Kang memperingati Yi Young.
“Jika
tidak berhati-hati, kau bisa terlibat kasus pembunuhan ini. Kau terlalu muda
untuk melewati itu, kan? Jangan takut. Aku hanya memintamu berhati-hati.”
Sindir Tuan Kang.
Yi Young
hanya bisa terdiam dengan tangan yang masih ditahan oleh Tuan Kang. Seseroang
tiba-tiba datang bertanya siapa pria yang berani menahan Yi Young. Tuan Kang
melihat Jang Yoon yang datang mengaku sangat tak percaya bertemu dengannya
lagi.
“Kau
Masuklah. Cepat... Lalu Kunci pintunya.” Ucap Jang Yoon menyuruh Yi Young
pergi.
“Ayolah.
Apa tersangka pembunuhan diperbolehkan berkeliaran bebas? Apa yang terjadi pada
hukum negara kita?” sindir Tuan Kang.
“Maaf,
tapi pengadilan membebaskanku. Kenapa kau mengantar Yi Young?” kata Jang Yoon
curiga.
“Apa
salah jika seorang guru mengantar muridnya? Aku hanya mengantarnya pulang.”
Kata Tuan ang
“Memaksa
orang masuk ke mobilmu itu penculikan. Kau tahu itu?” sindir Jang Yoon akhirnya
tak ingn membahasnya lagi.
“Apa kamu
yang menekan polisi untuk menangkapku? Kenapa kamu melakukan itu?” ucap Jang
Yoon menuduh. Tuan kang menyangkalnya.
“Aku
lihat Joo Wan membawa tas dari kotak penyimpanan Young Gil. Setelah itu, aku
ditangkap. Apa tas itu berisi kelemahanmu? Apa Joo Wan menyuruhmu melakukan
ini?” ucap Jang Yoon yakin
“Astaga.
Imajinasimu liar sekali.” ejek Tuan Kang terus saja menyangkal.
“Kuperingatkan
kau. Berhentilah mengancam orang lain dan tetap diam saja di rumah. Akan kupastikan
aku segera memenjarakanmu, Mengerti?” tegas Jang Yoon.
“Mengancamku
tanpa bukti adalah tindakan kejahatan.. Apa Kau tahu itu?” komentar Tuan Kang
“Tentu
saja. Aku dipenjara karena menjadi tersangka pembunuhan. Menurutmu melakukan
kejahatan seperti itu akan membuatku goyah?”tega Jang Yoon
Tuan Kang
duduk didalam mobil sambil mengumpat
lalu teringat yang dikatakan Jang Yoon “Adikku meninggal setahun lalu.
Dia ditikam dan ditabrak mobil.” Setelah itu pertemuan rahasia Joo Wan dengan
Tuan Kang
“ Nam Joo
Wan menuduhmu membunuhnya! Pasti ada alasan kenapa murid tersayangmu mengatakan
sesuatu seperti itu. Aku merekam percakapan yang kalian lakukan. Aku akan
memikirkan kapan dan bagaimana cara menggunakannya.”
Dan
ucapan Jang Yoon yang terakhir kali “Apa tas itu berisi kelemahanmu? Apa Joo
Wan menyuruhmu melakukan ini?” dan ucapan Joo Wan “Yoon Young Gil memintaku
memberitahumu. Orang bukan satu-satunya yang memiliki mata. Kau tampak lumayan bagi
seseorang yang telah melalui banyak hal.”
Tuan Kang
pun menatap kearah kamera mobilnya yang mungkin bisa merekam kejadian yang
sebenarnya.
Jang Yoon
seperti sengaja menunggu seorang, Eun Joo melihat Jang Yoon langsung
bertanya Kapan dibebaskan. Jang Yoon
menjawab Hari ini. Eun Joo pun ingin
tahu apakah Polisi tidak mencurigainya lagi. Jang Yoon menjawab dibebaskan
karena kurang bukti untuk saat ini.
“Apa
semuanya lancar dengan albumnya?” tanya Jang Yoon, Eun Joo mengeluh agar Jang
Yoon Berhentilah bersikap seolah-olah peduli.
“Kenapa
kau ingin menemuiku?” tanya Eun Joo akhirnya bersandar di dinding.
“Pada
hari Yoon Young Gil meninggal, aku pergi ke pusat penyimpanan tempat dia
menyimpan barangnya, dan aku melihat Nam Joo Wan di sana. Ternyata dia
mengambil tas Yoon Young Gil.” Cerita Jang Yoon. Eun Joo tak percaya
mendengarnya.
“Jangan
bilang kau pikir Maestro Nam yang membunuhnya. Untuk apa dia melakukan sesuatu
seperti itu?” ucap Eun Joo tak percaya
“Kau tahu
Yoon Young Gil-lah yang menabrak adikku dengan mobil, bukan? Hanya dia yang tahu
apa yang terjadi hari itu, selain Yi Young.” jelas Jang Yoon
“Apa Dia
saksi?” tanya Eun Joo, Jang Yoon membenarkan
dan memberitahu alau Ingatan Yi Young akhirnya kembali.
“Dia
dikurung di sebuah gudang bersama adikku, dan Nam Joo Wan tiba-tiba masuk dengan
pisau.” Cerita Jang Yoon. Eun Jo masih tak yakin mendengar pisau.
“Yang
akan kukatakan sekarang hanyalah tebakanku. Kurasa senjata yang membunuh adikku
ada di dalam tas Yoon Young Gil yang diambil Nam Joo Wan.” Jelas Jang Yoon.
Eun Joo
ingin tahu apa itu bendanya. Jang Yoon memberitahu itu adalah Bolpoin yang dibagikan oleh
Shinyoung College of Music kepada para profesor jadi meminta Eun Joo agar
membantu untuk menemukan itu. Eun Joo tak percaya kalau Jang Yoon meminta
tolong padanya dan ingin tahu alasanya.
“Kau melibatkan
dirimu secara sukarela. Bukankah itu karena Nam Joo Wan?” komentar Jang Yoon.
“Jangan
terburu-buru menyimpulkan. Mungkin bukan Maestro Nam pelakunya. Kmu tidak punya
bukti yang kuat. Kau hanya menebak. Bagaimana aku bisa mempercayaimu?” kata Eun
Joo.
“Aku
punya rekaman video Nam Joo Wan mengambil tas itu.” Kata Jang Yoon
memperlihatkan ponselnya.
“Itu
tidak membuktikan dia membunuh seseorang.” Kata Eun Joo masih mencoba
menyangkal.
“Itu
masih membuktikan bahwa dia terlibat dengan Yoon Young Gil. Profesor Kang, Yoon
Young Gil, dan Nam Joo Wan. Mereka saling berkaitan. Apa Kau akan membiarkan
Nam Ju Wan lolos seperti ini? Kau masih menyukainya, bukan?” kata Jang Yoon.
Eun Joo hanya bisa diam saja.
Akhirnya
Eun Joo datang ke rumah Joo Wan, Joo Wan membuka pintu dengan wajah lusuh
menyuruh masuk. Eun Joo bertanya apakah
Joo Wan minum banyak. Joo Wan mengakuinya walaupun masih terlihat sangat dan
merasa kalau Eun Joo datang ingin melihatnya terpuruk.
“Kenapa
kau kemari?” tanya Joo Wan sambil meminum wine. Eun Joo menceritakan kalau bertemu
Jang Yoon tepat sebelum ke sini. Joo Wan seolah tak peduli.
“Dia
bilang kau ada di TKP kecelakaan Kim Ian tahun lalu. Dia juga bilang bahwa
kaulah yang membunuh Yoon Young Gil.” Ucap Eun Joo
“Jadi,
Apa kau kemari karena memercayai perkataannya? Apa Kau kemari untuk menuduhku
melakukan pembunuhan?” kata Joo Wan sinis.
“Keterlibatanmu
dengan Profesor Kang menggangguku. Aku tahu persis bahwa dia membantumu belajar
di luar negeri saat kau kuliah. Apa Kau sudah menangani semua pekerjaan
kotornya sejak saat itu?” tanya Eun Joo memastikan.
“Apa dia yang
membantumu mendapatkan posisi tetap di Shinyoung Philharmonic? Apa kau terlibat
dalam kecelakaan yang terjadi tahun lalu karena dia?” kata Eun Joo
“Ini tidak
seperti yang kamu pikirkan.” Ucap Joo Wan, Eun Joo pun ingin tahu lalu apa itu.
Joo Wan hanya diam saja.
“Aku tahu
kau tidak akan memberitahuku. Tapi sejujurnya aku sangat khawatir.” Akui Eun
Joo.
“Jangan
mengkhawatirkan aku, dan fokuslah pada kariermu. Itu yang terbaik untukmu.”
Kata Joo Wan santai
“Kau membuatnya
terdengar sangat mudah, tapi tidak. Kau tidak membunuh Yoon Young Gil, bukan?”
ucap Eun Joo
“Kenapa
kau menambahkan ini?” keluh Joo Wan, Eun Joo mengaku juga tidak mau pecaya Joo Wan membunuhnya.
“Tapi
jika kau benar-benar membunuh seseorang, kuharap kau menyerahkan diri. Dengan
demikian, semua waktu yang kuhabiskan untuk menyukaimu tidak akan sia-sia.”
Ucap Eun Joo, Joo Wan hanya bisa terdiam.
Yi Young
membuka pintu rumahnya, senyuman Jang Yoon terlihat dan menyuruhnya masuk. Ia
tahu kalau Jang Yoon pasti belum makan malam, Jang Yoon mengaku memang belum
dan ingin tahu apakah Yi Young sudah membeli bahan makanan. Yi Young menganguk.
“Kau
pasti masih terkejut karena Profesor Kang. Kenapa repot-repot? Kau seharusnya
menelepon jika lapar. Kita bisa pergi makan.” Ucap Jang Yoon.
“Aku
tidak mau makan di luar pada hari seperti ini. Lagi pula, aku tidak begitu
terkejut. Menurutmu apa yang kubeli?” kata Yi Young menyembunyikan dibalik
bdanya.
“Apa yang
kau sembunyikan?” tanya Jang Yoon, Yi Young dengan bangga memperlihatkan tahu
ditanganya.
“Apa Kau
ingin aku makan itu?” keluh Jang Yoon, Yi Young menganguk. Karena Jang Yoon
yang dibebaskan dari rutan.
“Lupakan
saja. Aku tidak menginginkannya.”ucap Jang Yoon, Yi Young menegaskan kalau Jang
Yoon tidak bisa menolak.
“Makan
tahu berarti kau tidak akan pernah dipenjara lagi. Buatlah dirimu nyaman dan
tunggu. Aku akan membuatkanmu tahu dengan kimchi tumis.” Ucap Yi Young penuh
semangat.
Jang Yoon
kaget kalau Yi Young akan memasak. Yi Young menganguk. Jang Yoon teringat saat
dirumah sakit sup buatan Yi Young terlalu asin dan menyuruh agar duduk saja,
tapi Yi Young malah menyuruh Jang Yoon
istrirahat. Jang Yoon tetap memaksa kalau ia yang akan memasaknya.
Akhirnya
ada potongan tahu dan tumis kimchi buatan Jang Yoon. Yi Young mengambil
potongan tahu, lalu mengoda apakah ingin disuap. Jang Yoon tersenyum langsung
menolaknya. Yi Young akhirnya mencoba sendiri dan memuji masakan Jang Yoon
lezat, Jang Yoon tersenyum mendengarnya.
“Di mana
kau bertemu Profesor Kang?” tanya Jang Yoon, Yi Young menjawab Di kafe LP.
“Aneh
melihatnya di sana, jadi, aku bertanya kenapa dia datang dan apakah dia
mengenal Yoon Young Gil.” Cerita Yi Young
“Kenapa
kau menanyakan hal seperti itu kepadanya?” keluh Jang Yoon.
“Kurasa
apa yang kau katakan kepadaku benar. Profesor Kang jelas terkait dengan kasus
ini.” Cerita Yi Young
“Apa kata
pemilik kafe?” tanya Jang Yoon, Yi Young menceritakan kalau Yoon Young Gil rupanya meninggalkan hadiah
untuknya.
“Tapi aku
tidak tahu apa itu. Profesor Kang tiba-tiba muncul, jadi, aku pergi.” cerita Yi
Young
“Yoon
Young Gil mungkin tewas karena dia tahu siapa yang sebenarnya membunuh Ian. Aku
penasaran apa yang dia tinggalkan untukmu.” Komentar Jang Yoon.
“Mungkin
bukan sesuatu yang penting. Tapi Aku akan ke sana lagi.” Kata Yi Young. Jang
Yoon meminta agar menelpnya sebelum pergi karena ikut dengannya. Yi Young
menganguk setuju.
“Kalau
dipikir-pikir, bukankah itu sangat aneh? Kelas yang kuambil bersama Eun Joo.
Kau asisten dosen di kelas itu, jadi, kita pasti pernah bertemu beberapa kali
beberapa tahun lalu, tanpa saling mengenal.” Komentar Yi Young.
Jang Yoon
pikir benar juga, Yi Young pun bertanya paakah Jang Yoon mengingantnya. Jang
Yoon menganguk. Yi Young tak percaya mendengarnya. Jang Yoon pun mengaku kalau tak mengingat Yi
Young sama sekali.
“Apa pun
itu, itu sangat menarik. Kurasa orang yang ditakdirkan bertemu akhirnya akan
bertemu. Apakah kau kesal karena aku tidak memanggilmu dengan nama aslimu?”
ucap Yi Young
“Tidak,
aku mengerti. Aku tahu sulit melakukan
itu secara mendadak.” Komentar Jang Yoon.
“Aku akan
memanggilmu dengan nama aslimu saat lebih terbiasa.” Kata Yi Young, Jang Yoon
menganguk mengerti. Yi Young pun menyebut nama "Jang Do Hoon".
Soo Young
menelp adik sepupunya, karena tiba-tiba pergi di tengah makan malam dan
bertanya apakah tidak pulang malam ini. Yi Young mengaku akan tidur di rumahnya malam ini dan
memberitahu kalau Jang Yoon dibebaskan. Soo Young mengaku sudah tahu.
“Ibuku
bilang setelah kamu pergi dan tampak gelisah.” Cerita Soo Young. Yi Young kaget
kalau Bibi Hong tahu.
“Dia
pasti melihatnya mengantarmu pulang. Apa dia dibebaskan karena dianggap tidak
bersalah?” tanya Soo Young
“Dia dibebaskan
karena kurangnya bukti.. Sudah kubilang, bukan? Dia tidak akan pernah membunuh
seseorang.” Ungkap Jang Yoon.
“Itu
bagus, tapi jauhi dia mulai sekarang. Kau juga di tengah insiden itu. Jika ini
berantakan, mereka mungkin akan membahas kecelakaan tahun lalu. Apa Kau
mengerti?” kata Soo Young
“Maaf,
tapi aku tidak bisa. Apa pun yang kau katakan, aku akan melakukan apa yang bisa
kulakukan. Sampai jumpa.” Ucap Yi Young
Soo Young
pun tak bisa berkata-kata dengan sikap adiknya yang keras kepala. Lalu melihat
buku harian yang disimpanya, terlihat tulisan Yi Young "Ayo lulus audisinya! Aku akan menguasai
dunia timpani, Karya terbaik Mozart"
Ia pun
melihat sebuah foto bertuliskan "Jang
Do Hoon" dan terlihat seperti Yi Young menyukai Do Hoon.
Jang Yoon
menonton video yang disimpanya, percayakan Joo Wan dengan Tuan Kang “Maksudmu
aku membunuh dua orang? Kau pikir aku pembunuh? Aku tidak berkeliaran membunuh
orang. Beraninya kau bicara seperti itu?”
“Profesor
Kang, bisakah kau berhenti berpura-pura tidak bersalah?” ucap Joo Wan
Jang Yoon
akhirnya "Menyalin" dari laptopnya lalu melihat pohon kaktus lalu
menaruh diatas meja.
Flash Back
Bibi Hong
datang ke tempat Jang Yoon, mengingatkan kalau mereka pernah bertemu, di toko bunganya. Jang Yoon
membenarkan kalau pergi membeli bunga untuk
peringatan kematian adiknya. Bibi Hong terlihat gugup sebelum bicara.
“Sebenarnya,
aku datang untuk meminta bantuan walau tahu aku tidak berhak. Aku tidak ingin
kau dekat dengan Yi Young. Aku terus memberitahunya, tapi dia tidak mau
mendengarkanku, jadi, aku datang sendiri untuk memintanya.” Ucap Bibi Hong,
Jang Yoon hanya bisa terdiam.
“Kau bisa
mengkritikku dan menyebutku egois. Tapi tidak ada orang tua di dunia ini yang
akan membiarkan anak mereka menemui pria yang diduga melakukan pembunuhan.”
Ucap Bibi Hong.
“Entah
kau benar-benar bersalah atas kejahatan itu atau tidak. Yang kuinginkan untuk
Yi Young adalah bertemu pria biasa yang akan menyayanginya tanpa kisah sedih
seperti itu.” Kata Bibi Hong, Jang Yoon masih tetap diam.
“Sejujurnya,
jika dia tetap bersamamu, menurutmu akankah dia bisa melupakan kecelakaan tahun
lalu walau hanya sejenak? Dan hal yang sama berlaku untukmu.” Kata Bibi Hong.
Jang Yoon
pun menatap ke arah tanaman milik Bibi Hong terlihat kebingungan.
Joo Wan
duduk di ruangan, Yi Youn datang memberikan lembar partitur tanpa bicara. Joo
Wan menyindir kalau Yi Young tidak akan bicara dengannya sekarang. Yi Young
mengaku tidak tahu harus berkata apa padanya. Saat itu Jang Yoon masuk.
“Apa Kau
ingin menemuiku?” tanya Jang Yoon, Joo Wan membenarkan lalu menyuruh masuk.
“Kau
sudah melewati kesulitan. Omong-omong, kau tidak perlu datang latihan mulai
hari ini. Aku tahu kau akan merasa itu tidak adil, tapi orkestra ini
prioritasku.” Ucap Joo Wan.
“Aku
mengerti. Aku akan patuh.” Kata Jang Yoon, Yi Young kaget mendengarnya.
“Mulai
kini, kamu tidak akan bermain untuk konser hari jadi ke-20” tegas Joo Wan.
“Kuharap
kau tidak menyuruhku berhenti dan meninggalkan orkestra.” Ucap Jang Yoon.
“Jangan
berlebihan. Ini hanya untuk sementara seperti kataku. Aku ingin kau terus
berlatih secara pribadi. Silakan pergi.” komentar Joo Wan sinis. Jang Yoon pun
keluar ruangan.
Yi Young
yang mendengarnya berkomentar kalau Joo Wan
tidak perlu mengusirnya dari latihan. Joo Wan langsung menyindi Sejak
kapan seorang asisten mencampuri caranya menangani orkestra. Yi Young pun hanya
bisa tertunduk meminta maaf.
“Apa Kau
akan tetap bekerja di lingkungan yang tidak ramah ini?” tanya Joo Wan. Yi Young
menganguk. Joo Wan ingin tahu alasanya.
“Aku akan
tetap di sisimu sampai kau memberitahuku sendiri semua perbuatanmu.” Tegas Yi
Young.
“Kita
akan bekerja sama untuk waktu yang lama.” Tegas Joo Wan seolah tak bersalah
apapun.
Nyonya
Yoon sedang membahas sesuatu dengan Nona Yang, saat itu pintu ruangan diketuk.
Jang Yoon pun masuk, Nona Yang gugp melihat Jang Yoon datang setelah dituduh
sebagai pembunuh Tuan Yoon.
“Selamat
datang kembali. Pasti sangat berat bagimu... Nona Yang, bisa ambilkan kopi?”
kata Nyonya Yoon. Nona Yang pun dengan gugup menganguk mengerti dan bergegas
pergi.
Keduanya
pun duduk sambil menikmati kopi, Nyonya Yoon mengaku ingin tahu persis apa yang
terjadi pada Jang Yoon kemarin. Jang Yoon mengaku sudah dibebaskan karena
kurangnya bukti tapi masih akan diselidiki oleh polisi.
“Kau
sungguh tidak berkaitan dengan pria yang tewas di sini, bukan?” tanya Nyonya
Yoon memastikan.
“Aku
tidak membunuhnya.” Tegas Jang Yoon, Nyonya Yoon mengaku percaya pada Jang
Yoon.
“Tapi aku
menghadapi banyak tekanan dari banyak pihak. Jadi, kenapa kau ingin menemuiku
hari ini?” tanya Nyonya Yoon.
“Kau bertanggung
jawab menangani semuanya dengan mulus di sini, kan?” komentar Jang Yoon.
“Aku
tidak tahu kau tertarik dengan posisiku.” Kata Nyonya Yoon masih dengan
senyuman.
“Aku
sangat tertarik dengan Shinyoung Philharmonic. Aku meminta sekretaris ayahku untuk
membawakanku berkas akuntansi selama 10 tahun terakhir. Sekretarisnya ini
sangat kompeten.” Kata Jang Yoon memperlihtkan berkas "Sewa untuk
Fasilitas"
“Sekretaris
ini menemukan semua yang kalian sembunyikan.” Ucap Jang Yoon. Nyonya Yoon
terlihat panik.
“Aku tahu
perbuatanmu di orkestra ini. Kau mengambil uang sewa fasilitas dari pendanaan
perusahaan. Kau membuat laporan palsu untuk pengeluarannya. Lalu Apa ini?
"Sewa tempat dan anggaran untuk instrumen". Kau bahkan mengambil
biaya jasa.” Ucap Jang Yoon.
“Dan ini
tidak ada di dalam berkas, tapi laporan kartu kredit Direktur Utama luar biasa.”
Sindir Jang Yoon. Nyonya Yoon tak ingin membahasnya meminta agar menghentikan
ucapanya.
“Aku
tidak punya pilihan untuk mempertahankan orkestra ini. Dan itu juga tugasku.”
Tegas Nyonya Yoon membela diri.
“Aku yakin
begitu. Tapi menurutmu berapa tahun yang akan kamu terima jika jaksa
mendapatkannya? Apa Kau terima dijadikan kambing hitam?” ucap Jang Yoon.
“Pak
Jang... Kenapa kau seperti ini kepadaku? Apa maumu?” tanya Nyonya Yoon.
“Pimpinan
Jang menyuruhku menyampaikan sebuah pesan. Dia memintamu memberinya sesuatu
yang lebih besar jika kau ingin mengubur ini. Kau harus memikikrna Bersama
alasan yang memungkinkan untuk memecat Nam Joo Wan.” Tegas Jang Yoon.
Nona Yang
mengetik sesuatu dalam ponselnya sambil melihat ke dalam ruangan, Jang Yoon
sengaja mendekat bertanya apaah Konduktor
tidak ada di dalam. Nona Yang kaget mengaku kalau Joo Wan tidak di dalam dan
bergegas pergi. Jang Yoo menahanya.
“Aku
ingin bertanya, Nona Yang... Hari itu, sebelum konser, konduktor menghilang, jadi,
kudengar kamu mencarinya ke mana-mana. Berapa
orang yang mencarinya setelah sadar dia menghilang?” tanya Jang Yoon.
“Tiga... Nona
Yoon, Yi Young, dan aku.” Ucap Nona Yang, Jang Yoon menganguk mengerti.
“Kau tahu
tangga tempat Yoon Young Gil tewas? Hari itu, apakah kamu pergi ke dekat pintu
darurat dekat tangga?” tanya Jang Yoon.
“Tidak,
aku... Aku tidak memeriksa bagian itu.” Akui Nona Yang, Jang Yoon pun mencoba
mempercayainya dan mempersilahkan pergi. Nona Yang pun bergegas pergi, tapi
wajah Jang Yoon seperti merasakan sesuatu.
Bersambung
ke episode 28
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar