PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Yung
berbicara di telp dengan Soo Young memberitahu akan pulang lebih awal besok dan
akan menelepon Bibi. Ia pun meminta Soo Young agar menyampaikan pesan pada
pamanya. Jang Yoon bertanya Ada apa
dengan Yi Young.
“Paman
dan bibiku bertengkar. Bibi bertanya kepada Paman kenapa dia memperkenalkanku pada
timpani, bukan instrumen cantik lainnya.” Cerita Yi Young
“Aku juga
penasaran. Kenapa kau memilih timpani? Tidak banyak orang bisa memainkan
instrumen itu.”tanya Jang Yoon heran.
“Pada
awalnya, aku mulai dengan drum kecil. Aku pergi melihat serunai dan drumben
bersama pamanku. Dan aku terpesona olehnya. Suara drum terdengar seolah-olah
berasal dari dunia lain. Lalu Bagaimana denganmu?” tanya Yi Young
“Piano? Ibuku
memainkan piano. Aku mendengarkan dia bermain piano bahkan di dalam rahimnya.”
Cerita Jang Yoon
“Astaga.
Lalu orang tuamu yang mana yang tuli nada? Ayah atau ibumu?” tanya Yi Young
mengejek.
“Itu... Aku
tidak tahu. Aku tidak pernah mendengar mereka bernyanyi. Mungkin ayahku.” Kata
Jang Yoon
“Ayahmu?
Menurutku juga begitu... Baiklah... Aku bisa membantumu memperbaikinya jika
kamu mau. Aku membuka Klinik Yi Young untuk Tuli Nada... Selama 10
menit...Astaga, ini murah. Harganya 10 dolar.” Ucap Yi Young penuh semangat.
Jang Yoon
seolah tak peduli, Yi Young mengeluh agar Jang Yoon bisa mengulangi setelah ia
menyanyi dan mulai dengan lagu yang dinyanyikan saat dirumah sakit dengan
sumpit sebaga mic-nya. Jang Yoon hanya menatapnya saat Yi Young menyanyi dengan
merdu.
Yi Young
menyuruh Jang Yoon agar mulai menyanyi, Jang Yoon menyanyi masih dengan nada
yang sumbang. Yi Young kebingungan
karena Jang Yoon benar-benar tak tahu nada lalu mulai mengajarkan agar
menstabilkan nadanya.
“Kau
harus Nyanyikan seperti lagu anak-anak... Cobalah.” Ucap Yi Young, Jang Yoon
mulai mencoba dan Yi Young memujinya. Yi Young berhasil membuat Jang Yoon bisa
menyanyi lalu meminta agar memberi 10 dolar.
Jang Yoon
duduk diam dalam tenda, sementara Yi Young tertidur pulas tapi tiba-tiba
mengigau berkata “Tolong ampuni aku... Tolong ampuni aku.” Lalu membuka
matanya. Jang Yoon panik melihat Yi Young bertanya apakah bermimpi buruk. Yi
Young membenarkan.
“Aku
mengalami mimpi buruk yang sama selama setahun. Aku tidak akan sering mengalaminya
karena kau akan berada di sisiku.” Ucap Yi Young menatap Jang Yoon yang ada
disampingnya.
“Aku akan
di sini, jadi, jangan khawatir dan tidurlah.” Kata Jang Yoon, Yi Young
menganguk mengerti.
“Bolehkah
aku memegang tanganmu selagi aku tidur? Hanya tanganmu.” Ucap Yi Young memohon.
Jang Yoon pun akhirnya memegang tangan Yi Young.
“Ini Hangat.”
Kata Yi Young dengan senyuman bahagia, keduanya hanya bisa saling menatap
dengan wajah bahagia.
“Perjumpaan
pertama kita tidak menyenangkan. Jadi, kuharap kita tidak akan putus dan tetap
bersama untuk waktu yang lama. Sampai kita saling merasa bosan.” Kata Yi Young
“Tidurlah
dan jangan bermimpi buruk.” Ucap Jang Yoon yang terus memegang tangan Yi Young.
Jang Yoon
menatap Yi Young seperti merasa bersalah,
mengingat tentang kejadian masa lalunya dengan Yi Young.
Flash Back
Jang Yoon
sangat marah menyangka Yi Young itu berbohong meminta agar mengatakan yang
sebenarnya. Yi Young dengan ketakutan mengaku
tidak tahu karena tidak ingat.
“Kumohon...
Kumohon, ampuni aku... Tolong ampuni aku.” Ucap Yi Young ketakutan.
Saat di
rumah sakit, Yi Young terlihat sangat tertekan, jatuh saat hujan deras dirumah
dan Jang Yoon dengan tatapan sinis bertanya apakah ingat siapa yang dibunuh. Yi Young terlihat
merasa sangat tertekan.
Yi Young
sempat menginap di rumah Jang Yoon, lalu mengajaknya berkencan karena merasa menyukainya dengan
wajah sumringah. Tapi Jang Yoon malah menatap sinis Yi Young karena menduga Yi
Young mungkin pembunuh Ian.
“Kau
mungkin tidak ingat, tapi adikku mencintaimu.” Ucap Jang Yoon sinis.
Saat di
luar gedung latihan, Jang Yoon marah besar dan Yi Young mengaku tidak tahu
apa-apa dan tidak ingat. Jang Yoon mengingatkan kalau Seorang pria mati, bahkan Semua tulangnya
hancur, dan organnya pecah. Yi Young berteriak histeris meminta Jang Yoon
menghentikanya.
“Cobalah
mengingat meski kau tidak mau.” Tegas Jang Yoon memaksa.
Yi Young
tinggal di rumah Jang Yoon, lalu menegaskan akan berusaha dan akan bertanggung
jawab. Karena Ia pikir dirinya yang membunuh adik Jang Yoon. Jang Yoon panik
melihat Yi Young terluka dan dibawa kerumah sakit.
Sebelumnya
Yi Young mengatakan kalau Jang Yoon pasti tidak peduli dengan dirinya, bahkan
tidak akan mengganggnya meski menghilang.
“Semua
yang terjadi di antara kita adalah kebohongan.” Ucap Yi Young, Jang Yoon
menatap Yi Young yang sudah tertidur pulas dengan terus mengenggam tanganya.
Soo Young
berbicara ditelp seperti sangat serius, Yi Young masuk kamar tapi percaya karena Soo Young sebagai Kejutan
yang menyenangkan dan bertanya kapan datang. Soo Young mengaku Baru saja karena sudah menyelesaikan sif
paginya.
“Kau
tampak bahagia. Apakah menyenangkan berkemah?” tanya Soo Young mengoda. Yi
Young menganguk dengan wajah tersipu malu karen menurutnya pergi bertamsya selalu
menyenangkan.
“Yi
Young. Sejujurnya, ada sesuatu yang belum bisa kukatakan kepadamu.” Kata Soo
Young. Yi Young bingung bertanya apa itu.
“Apa Kau
ingat buku harian ini? Ini ada di tasmu pada hari kecelakaan itu.” Ucap Soo
Young
“Kau
bilang sudah membuangnya.” Kata Yi Young melihat buku agendanya, Soo Young
mengaku sudah menyimpannya.
“Kenapa
kau tidak mengatakan yang sebenarnya? Ini bukan masalah besar. Ada alasan kau
tidak bisa memberitahuku, kan?” ucap Yi Young yakin
“Sebenarnya,
aku sudah lama mengenal Yoon sebelum kecelakaan itu. Aku tidak bisa
memberitahumu dan Aku merasa kau tidak perlu tahu. Adiknya meninggal karena
kecelakaan itu. Aku berusaha menyembunyikannya darimu karena aku tahu kau akan
menderita.” Cerita Soo Young
“Aku
benar-benar bingung sekarang. Apa Kau menyembunyikannya dariku karena tahu aku
akan menderita?” kata Yi Young lalu melihat ada sebuah foto dalam agendanya.
“Kenapa
ada foto Yoon di sana?” tanya Yi Young bingung karena menyimpan foto Jang Yoon.
Flash Back
Yi Young
melihat hasil foto milik Ian dan memuji kalau beberapa foto tampak bagus. Ia
lalu tiba-tiba melihat foto Jang Do Hoon, Ian binggung karena Yi Young bisa
mengenal kakaknya. Yi Young kaget kalau Do Hoon itu adalah kakak Ian.
“Dia
asisten profesor, dan aku menyukainya.” Akui Yi Young, Ian terlihat kecewa
mendengar Yi Young menyukai kakaknya.
“Itu
Cinta bertepuk sebelah tangan. Dia tiba-tiba menghilang, jadi, aku penasaran
tentang dia. Jadi Di mana dia sekarang?” tanya Yi Young penasaran.
“Dia
tidak ada di sini. Dia belajar di Amerika.” Kata Ian, Yi Young tak percaya
mendengarnya. Ian pikir itu bagus untuk kakaknya pergi kesana.
“Ini
spesial. Bisakah kau memberiku foto ini?” ucap Yi Young, Ian menganguk setuju.
Yi Young terlihat bahagia mengucapkan Terima kasih lalu menuliskan nama "Jang
Do Hoon" dengan wajah bahagia.
Yi Young
melihat foto dengan tulisan "Jang Do Hoon" seperti ingatan kembali
karena tentang selama ini sudah menyukainya dan menunggunya kembali dari
Amerika. Soo Young memberitahu kalau Jang Yoon akan pergi ke Amerika hari ini.
Yi Young
kaget mendengarnya lalu bergegas pergi. Soo Young pun mengejar Yi Young tapi
ahirnya membiarkanya.
Ki Sang
sudah membawa koper memberitahu akan menyimpan barang-barang Yi Young dan juga
akan mempertahankan rumahnya, tapi Jika
ingin menyingkirkannya, bisa memberitahunya. Jang Yoon pikir Ki Sang bisa
mengurusnya.
“Bagaimana
dengan Yi Young? Bukankah seharusnya kamu berpamitan? Aku tidak akan bisa
mengurus itu.” Kata Ki Sang
“Aku
tahu. Ayo pergi.” kata Jang Yoon lalu menuruni tangga dengan kopernya dibantu
oleh Ki Sang.
Saat itu
Yi Young berlari dari gang kecil langsung mengedor pintu rumah Jang Yoon dan
menekan bel, tapi tak terdengar sahutan. Ia melihat ada sebuah surat yang
terselip lalu melihat namanya dibagian depan "Kepada Yi Young" Ia pun
langsung membacanya
“Maaf meninggalkanmu dengan sepucuk
surat. Aku tidak berani mengatakan ini secara langsung. Aku berniat
memberitahumu kemarin, tapi tidak bisa.”
“Tidak.. Aku memikirkan apa yang
telah terjadi. Sudah lama aku menyiksamu. Aku memaksamu mengingat hal-hal yang
tidak penting. Aku membuatmu mengalami hal-hal yang tidak penting Semua waktu
yang kita lalui bersama menyakitkan. Aku benar-benar minta maaf.”
Jang Yoon
masuk mobil dan pergi, Yi Young berlari memanggil Jang Yoon tapi mobil yang
dikemudikan Ki Sang sudah berjalan dengan cepat. Yi Young hanya bisa menangis
melihat Jang Yoon yang pergi meninggalkanya untuk kedua kalinya.
“Kuharap
kamu akan menghabiskan sisa hidupmu dengan bahagia. Jika kau bisa melakukan
itu, aku bisa bertahan di mana pun aku berada.”
Flash Back
Jang Yoon
menuliskan dipapan "Ujian Pendahuluan Pemasaran" lalu memberitahu
kalau Waktu kalian hingga pukul 12.00 dan Setelah selesai, agar meninggalkan
kertas ujian di meja lalu pergilah tanpa
mengganggu siapa pun.
Yi Young
yang tadinya tak peduli dengan ujian melihat Jang Yoon langsung terkesima dan
wajahnya terlihat sangat sumringah.
“Dia
asisten profesor, dan aku menyukainya.” Ucap Yi Young saat melihat foto Jang
Yoon. Ia tak percaya kalau Yi Young menyukai kakaknya.
“Cinta
bertepuk sebelah tangan.” Ucap Yi Young dan sempat bertanya pada Jang Yoon
siapa nama aslinya. Lalu Jang Yoon menjawab namanya “Jang Do Hoon." Yi
Young hanya bisa terus menangis dengan kepergian Do Hoon.
"Satu tahun kemudian"
Gedung
Ian Center sudah berdiri dengan tegang, banyak orang yang berjalan masuk. Yi
Young dengan senyuman sumringah menyapa semua orang yang lewat, lalu menyapa
Nona Yang mengucapkan selamat karena sudah menjadi Manajer Yang. Nona Yang
mengucapkan Terima kasih.
Yi Young
terdiam melihat poster bertuliskan "Resital
Piano Kepulangan Jang Yoon" dan itu artinya Jang Yoon datang tanpa
mengubah nama aslinya, wajah Yi Young terlihat kecewa. Sementara Di ruangan
papan nama bertuliskan "Dirut, Yoon Mi Rae"
“Kulitmu
kecokelatan.” Komentar Nyonya Yoon dan Joo Wan terlihat lebih segara duduk
dimeja dengan senyuman.
“Belakangan
ini aku sering berada di luar.” Komentar Joo Wan.
“Sebenarnya
aku memintamu datang karena ingin meminta bantuan. Aku juga ingin bertemu
denganmu karena sudah lama.” Ucap Nyonya Yoon. Joo Wan bertanya Bantuan apa.
“Aku
ingin tahu apa kamu bisa tampil sebagai tamu di konser perayaan tahun pertama
orkestra simfoni kami. Mungkin akan ada halangan, tapi aku bisa meyakinkan
dewan. Bagaimana menurutmu?” kata Nyonya Yoon.
“Maafkan
aku... Tapi aku konduktor di orkestra lain.” Ucap Joo Wan, Nyonya Yoon kaget
mendengarnya.
“Kau
seharusnya memberitahuku... Orkestra yang mana?” tanya Nyonya Yoon.
“Itu
orkestra remaja di Chuncheon. Aku membentuk orkestra kecil untuk murid yang
tidak mampu belajar di akademi sepulang sekolah. Itu orkestra pemuda.” Cerita
Joo Wan dengan bangga
“Apa Kau
mengajar anak-anak?” tanya Nyonya Yoon tak percaya, Joo Wan mengaku ada tujuan
yang sebenarnya datang untuk membuat proposal.
“Orkestramu
seharusnya bekerja sama dengan orkestra kami. Para anggota bisa mengunjungi
orkestra kami dan mengajari anak-anak dua kali setahun. Dan setiap kali kau
mengganti instrumen, maka kau harus menyumbangkan yang lama untuk para murid
kami.” Jelas Joo Wan.
“Jika itu
proposalmu, maka aku bersedia menerimanya.” Kata Nyonya Yoon penuh senyuman.
Joo Wan pun mengucapkan Terima kasih.
Joo Wan
berdiri didepan ruang latihan, saat itu Eun Joo baru datang. Keduanya saling
bertatapan akhirnya saling memberikan senyuman. Eun Joo pun masuk ruang latihan
terlihat yakin duduk dibangku depan. Seo Joo berdiri dengan Jenny menatap sinis
saat melihat Eun Joo masuk.
“Kenapa
Eun Joo tampil sebagai tamu padahal dia berhenti dari orkestra?” keluh Seo Joo
“Nona Yoon
memintanya tampil untuk kita. Dia meminta Eun Joo untuk tampil di konser hari
jadi nanti.” ucap Yi Young. Jenny pikir Eun Joo itu sangat setia.
“Setia apanya?
Dia mungkin datang demi uang.” Keluh Seo Joo sinis lalu berjalan pergi. Yi
young hanya bisa terdiam melihat tingkah Seo Joo.
Jenny pun
bertanya pada Yi Young apakah sudah lihat papan buletin, kalau Jang Yoon
melakukan resital. Yi Young mengaku sudah melihatnya. Jenny bertanya apakah
Jang Yoon tidak menelepon. Jang Yoon mengeleng dengan wajah kecewa. Jenny pun
langsung mengumpat kesal.
Yi Young
memasak ramyun dengan memasukan telur lebih dulu, wajahnya terlihat penuh rasa
kecewa. Tiba-tiba seseorang berkomentar kalau Yi Young harus menambahkan telur saat mie nya hampir
matang. Yi Young menatap kaget karena Jang Yoon ada disampingnya.
“Kau
tidak tahu banyak tentang kehidupan. Lalu apa Kau suka makan kimchi dengan
ramyeon? Aku akan mentraktirmu kimchi tumis hari ini.” Ucap Jang Yoon dengan
wajah bahagia. Yi Young hanya diam saja.
Yi Young
makan sendiri, saat itu Jang Yon datang membawa nasi goreng dengan ham, keju, dan
kimchi tumis. Yi Young dengan sinis berkata agar Jangan bicara padanya dan pindah ke tempat
duduk lain. Jang Yoon mengikutinya duduk didepan Yi Young.
“Aku
sudah lama menunggu di sini karena aku tidak tahu kapan kau akan datang.” Kata
Jang Yoon.
“Kenapa
kau menungguku? Apa Kau tidak punya ponsel?” kata Yi Young kesal.
“Kau
mengganti nomor teleponmu. Apa Kau sengaja menggantinya karena tidak mau
menemuiku?” ucap Jang Yoon
“Apa Kau
tidak bisa menelepon hanya karena tidak punya nomorku? Tapi sekali lagi, kau bahkan
membuang nomor teleponmu dan melarikan diri.” Sindir Yi Young marah.
“Itu
karena aku berpikir aku tidak akan bisa pergi jika aku bicara denganmu sebelum aku
pergi.” kata Jang Yoon.
“Apa Kau
bercanda? Kau masih menganggapku lelucon, kan? Apa Kau pikir aku akan terharu
jika kau tiba-tiba muncul seperti ini? Apa Kau berharap aku menangis? Tidak...
Kau pergi tanpa berpamitan, dan kamu tidak pernah menelepon selama setahun
penuh. Kenapa kau ada di sini?” ucap Yi Young sinis.
“Aku
datang untuk menemuimu.” Kata Jang Yoon, Yi Young mengingatkan kalau Jang Yoon
melarikan dirisetelah meninggalkan surat permintaan maaf. Jang Yoon langsung
meminta maaf dan menahan Yi Young agar tak pergi.
“Kau
sangat egois... Apa Kau pergi sesukamu dan tiba-tiba muncul untuk menemuiku?
Apa Kau pikir semua akan baik-baik saja jika kamu minta maaf?” ucap Yi Young
kesal akhirnya keluar dari minimarket.
Yi Young
melihat Jang Yoon ikut keluar menyuruh agar Jangan mengikutinya karena itu
sangat menyebalkan. Jang Yoon mengaku tidak mencoba membuatnya kesal tapi
memang jalan itu mengarah pada rumahnya. Yi Young tak percaya mendengarnya.
“Ki Sang
mempertahankan rumah itu... Dan aku kembali.” jelas Jang Yoon. Yi Young ingin
tahu kapan.
“Siang
ini... Kudengar kamu lolos audisi. Apa kau sudah menjadi anggota tetap?” tanya
Jang Yoon.
“Ya, aku
satu-satunya pemain timpani orkestra kami. Kenapa kau bertanya?” keluh Yi
Young.
“Karena
aku bangga padamu. Setelah aku kembali, Apa kau mau bekerja paruh waktu?” tanya
Jang Yoon, Yi Young bingung Pekerjaan
paruh waktu apa.
“Ajari
aku cara menyanyi... Aku akan membayarmu 10 dolar per 10 menit. Kau akan
dibayar di muka tiap pekan, dan pembatalkan kesepakatan harus didiskusikan
dahulu... Bagaimana?” kata Jang Yoon mengoda.
“Baiklah,
terserah... Aku akan mengajarimu.” Ucap Yi Young dengan kesal melihat Jang Yoon
karena terus saja tersenyum.
“Hei...
Jang Do Hoon... Apa Kau ingat apa yang kau tulis di surat itu sebelum pergi? "Aku
memaksamu mengingat hal-hal yang tidak penting." Kau menulis banyak omong
kosong.” Keluh Yi Young
“Benarkah?
Anggap saja aku melakukannya.” Kata Jang Yoon sudah tak bisa tersenyum lagi.
“Kau
salah soal semua itu... Aku ingin mengingat semuanya, tapi aku merasa frustrasi
karena tidak bisa. Itu memang sulit, tapi aku sangat suka bisa mengingat
semuanya. Akhirnya aku merasa bebas. Lalu kenapa kamu bersikap berlebihan dan
berasumsi bodoh bahwa aku menderita dan sengsara?” kata Yi Young dengan
berkaca-kaca
“Maafkan
aku.” Ucap Jang Yoon dengan senyuman seperti bercanda. Yi Young menyuruh Jang Yoon
agar Jangan tersenyum karena itu menyebalkan.
“Baiklah,
aku tidak akan tersenyum.” Kata Jang Yoon, Yi Young menegaksan kalau akan
memberikan peringatan.
“Jika kau
terlibat dalam hidupku dan tiba-tiba menghilang lagi, maka aku berjanji akan
membunuhmu, mengerti?” ucap Yi Young, Jang Yoon menganguk mengerti.
“Aku akan
mengejarmu sampai ke ujung dunia dan menghancurkanmu, ya?” tegas Yi Young. Jang
Yoon mengerti.
“Aku
tidak akan pergi ke mana pun. Aku datang karena merindukanmu. Aku sungguh minta
maaf karena tiba-tiba menghilang tanpa berpamitan. Aku merasa telah banyak menyulitkanmu
dan membuatmu menderita. Dan aku tidak bisa memaafkan diriku karena itu.” Ungkap
Jang Yoon.
“Tapi aku
menyesalinya begitu aku pergi. Aku sangat merindukanmu. Tapi Aku harus menahan
diri untuk kembali kepadamu Dan itu sangat sulit. Kukira aku hampir mati karena
mencoba menahan diri.” Kata Jang Yoon.
“Aku
tidak akan pergi ke mana pun. Aku tidak akan pergi meski kau menyuruhku
meninggalkanmu. Aku akan tetap di sisimu. Mengerti?” ucap Jang Yoon
menyakinkan.
Yi Young
hanya memalingkan wajahnya dengan wajah cemberut, Jang Yoon meminta agar mereka
bisa berpengangan tangan. Yi Young menolak dengan menarik tanganya, tapi Jang
Yoon tak menyerah menarik tangan Yi Young dan mengenggamnya.
“Ini
menyenangkan. Sudah lama sekali.” ucap Jang Yoon bahagia memegang tangan Yi
Young. Keduanya akhirnya menatap dengan wajah bahagia.
“Ian...
Sudah lama, kan? Apa Kau masih sering tersenyum di atas sana? Apa kamu masih
sulit berbohong? Apa Kamu masih sering kesal? Apa Kau baik-baik saja di atas
sana?” gumam Yi Young menatap ke arah langit dengan senyuman.
Yi Young
berlatih timpani diruangan, lalu melihat ke arah jendela disamping ruang
latihanya. Jang Yoon sedang berlatih piano tanpa sadar Yi Young menatapnya.
“Orang
yang memberiku tempat yang indah ini adalah dirimu, bukan orang lain. Dunia ini
penuh penderitaan, tapi penuh dengan orang yang mengatasinya. Aku mempelajari
rahasia ini darimu, Ian.” Gumam Yi Young
Pagi
hari, Jang Yoon membuka pintu kaget melihat Yi Young yang sudah menunggu dengan
wajah bahagia. Yi Young melambaikan tangan lalu mengulurkan tanganya. Jang Yoon
pun mendekat dan langsung mengenggamnya.
Keduanya
seperti mengingat pertemuan mereka didepan minimarket saat Jang Yoon menawarkan
payung. Jang Yoon pun menemani Yi Young didalam gudang, saat terjadi kejadian
buruk satu tahun yang lalu. Yi Young menemani Jang Yoon di rumah sakit bahkan
memasaknya.
Mereka
pun kencan di toko buku dan Yi Young berani untuk mencium Jang Yoon lebih dulu
ditaman. Sekarang Yi Young dan Jang Yoon bisa tersenyum bahagia akan pergi
bersama, seperti semua direncanakan oleh Ian yang ada diatas sana.
“Terima
kasih. Aku mungkin akan mengingatmu untuk waktu yang sangat lama.” Gumam Yi
Young. Keduanya pun berjalan bersama dengan wajah bahagia menuruni tangga.
THE END
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar