PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 04 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 19

PS : All images credit and content copyright : KBS

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Jang Yoon berjalan pulang sambil menelp Yi Young kaget ternyata sedang berpelukan. Yi Young kaget di peluk oleh Joo Wan lalu segera melepaskan. Joo Wan lebih dulu melihat Jang Yoon dan Yi Young hanya bisa terdiam melihat Jang Yoon datang.
“Kenapa kau kemari, Pak Jang? Kukira kau di rumah sakit.” Ucap Joo Wan. Jang Yoon langsung menutup telpnya yang sedang menelp Yi Young.
“Aku dipulangkan hari ini.” Kata Jang Yoon, Yi Young tak bisa berkata-kata hanya diam saja.
“Aku khawatir, tapi senang melihatmu baik-baik saja. Apa Kalian memang ingin bertemu?” tanya Joo Wan.
“Tidak... Aku tinggal di sini.” Ucap Jang Yoon, Joo Wan mengerti dan mengaku tidak tahu mereka tetangga.
“Entah bagaimana, keadaannya berakhir seperti itu. Nona Hong banyak membantuku setelah pindah kemari.” Kata Jang Yoon. Joo Wan pikir itu pasti.
“Tapi berpura-puralah tidak melihat kami malam ini. Aku datang kemari tanpa meminta izinnya terlebih dahulu. Aku merasa tidak enak jika rumor aneh menyebar. Tolong rahasiakan ini.” Ucap Joo Wan pada Jang Yoon.
“Apa Kita mau pergi? Untuk makan. Kau belum makan malam, kan?” ucap Joo Wan pada Yi Young lalu menariknya pergi.
Yi Young sempat menatap Jang Yoon dan hanya bisa diam di tarik oleh Joo Wan. 


“Kenapa dia tiba-tiba datang menemuiku?” gumam Yi Young terdiam, Joo Wan melihat Yi Young yang benar-benar tidak makan.
“Aku sedang tidak ingin makan. Omong-omong, kupikir berlari kemari adalah olahragamu.” Kata Yi Young
“Ya, itu benar. Tapi aku lapar setelah melihatmu. Kurasa perutku memberontak terhadapmu. Kau mungkin berpikir kenapa aku tiba-tiba datang ke sini.” Kata Joo Wan.
“Tidak. Itu.... Bukan itu saja.” Ucap Yi Young binggung, Joo Wan piir Yi Young sudah lupa.
“Aku bilang pada seluruh orkestra bahwa aku menyukaimu.” Kata Joo Wan terus terang.
Yi Young makin binggung, Joo Wan mengoda Yi Young memang lupa. Yi Young mengaku bukan seperti itu dan tidak melupakan hal itu, tapi sudah menyukai orang lain. Joo Wan langsung menebak kalau orang itu Jang Yoon. Yi Young hanya bisa terdiam.
“Di wajahmu tertulis "ya" Dan aku tahu itu. Sejujurnya, menyukai orang lain atau tidak itu bukan masalah.” Ucap Joo Wan. Yi Young bingung kenapa dianggap Bukan masalah.
“Aku tidak menginginkan sesuatu darimu. Aku hanya berusaha. Biarkan aku berusaha. Hanya itu yang kubutuhkan. Aku datang untuk memberitahumu itu.” Ucap Joo Wan. Yi Young pun tak bisa berkata-kata.
“Pukul berapa aku harus datang menjemputmu besok? Lalu Bibimu suka apa?” tanya Joo Wan ingin tahu karena besok akan pergi ke rumah bibi Yi Young. 


Yi Young berjalan pulang melihat Jang Yoon masih menunggu didepan rumah. Ia pun berjalan mendekat berkomentar udara panas seharusnya tetap di dalam rumah bukan diluar. Jang Yoon mengaku ingin melihat Yi Younbg  pulang.
“Apa Makan malammu menyenangkan?” tanya Jang Yoon dengan nada menyindir. Yi Young menganguk.
“Aku senang kau sudah kembali... Kau pasti lelah. Istirahatlah.” Ucap Jang Yoon seolah tak peduli
“Lukamu... Bagaimana dengan lukamu? Masih terlalu dini untuk dipulangkan.” Kata Yi Young khawatir.
“Aku mendapat izin dari dokter.” Ucap Jang Yoon lalu meminta Yi Young n agar Jangan membuatnya khawatir.
“Kau menghilang, bahkan tidak membaca SMS-ku, atau menjawab teleponku. Saat itu Pikiranku benar-benar kacau.” Ungkap Jang Yoon.
“Maafkan aku.”kata Yi Young, Jang Yoon pun ingin tahu apa saja yang dilakukan Yi Young hari ini.
“Aku ke kantor polisi. Kantor polisi yang menangani kecelakaan tahun lalu.” Akui Yi Young
“Polisi.. Kenapa? Kenapa kau ke sana?” tanya Jang Yoon bingung, Yi Young menjawab Untuk menyerahkan diri. Jang Yoon kaget mendengarnya.
“Apa Kau benar-benar ke sana? Kau bilang apa pada mereka?” tanya Jang Yoon.
“Aku bilang, kalau aku menikam Kim Ian, tapi polisi itu tidak mempercayaiku. Karena ini kasus yang sudah ditutup, dia melarangku kembali.” cerita Yi Young
“Tentu saja tidak. Pelakunya sudah menyerahkan diri. Kenapa polisi menyelidiki ulang kasus yang sudah ditutup? Apa yang kau pikirkan? Apa Kau sungguh ingin dipenjara?” kata Jang Yoon marah
“Aku ingin melakukan sesuatu. Melihatmu terluka terasa berat. Melihat kemungkinan ini salahku lebih sulit dihadapi. Saat kau menyatakan perasaanmu kepadaku di rumah sakit, aku sangat bersyukur dan bahagia. Aku sudah menunggu mendengar kata-kata itu.” Kata Yi Young
“Tapi...” ucap Yi Young mengingat saat pergi ke tempat "Kim Ian" dan ada foto Jang Yoon dengan adiknya.
“Setelah melihat foto yang kamu ambil dengan Kim Ian, kau menuliskan "Maaf aku tidak bisa menjawab telepon malam itu", aku sadar tidak berhak menyukaimu. Sampai aku tahu penyebab kematian Kim Ian, aku tidak bisa menerima perasaanmu kepadaku.” ucap Yi Young.
“Saat kau melihatku, maka kau akan teringat pada adikmu. Dan saat aku melihatmu, aku akan teringat mendiang adikmu.” Ucap Yi Young sambil menangis. Jang Yoon mendekat dan langsung memeluknya. Yi Young pun nangis didada Jang Yoon.
“Sudah cukup. Kau tidak perlu menjelaskannya lagi... Sebaiknya aku masuk.” Kata Jang Yoon menenangkan Yi Young. Yi Young hanya menatapnya. 

Jang Yoon pulang ke rumah melihat benda milik Ian dikursi piano, lalu teringat dengan ucapan Eun Joo “Aku melihat sesuatu setahun lalu di hari kematian Kim Ian. Yi Young juga mencoba naik karena dia tidak punya tumpangan. Dan Kim Ian berhenti di hadapannya.”
“Yi Young masuk ke mobil. Dan mobil lain mengikuti mereka.” Ucap Eun Joo, Jang Yoon ingin tahu Mobil siapa itu
“Mobil Nam Joo Wan.” Kata Eun Joo, Jang Yoon pun teringat saat melihat Yi Young berpelukan dengan Joo Wan.
“Kenapa kau kemari, Pak Jang? Kukira kau di rumah sakit.” Ucap Joo Wan terlihat santai. Jang Yoon kebingungan dengan yang terjadi sekarang. 

Yi Young terbangun dari tidurnya, membaca pesan dari Joo Wan “Selamat pagi. Aku akan menjemputmu pukul 11.00.”  Ia tak mengubrisnya, saat membuka pintu dikagetan dengan Joo Wan sudah ada didepan pintu menunggunya.
Yi Young sempat kaget tapi mengingat saat Jang Yoon datang ke rumahnya berdiri didepan pintu dan senyuman yang sama dengan Joo Wan yang sudah menunggunya.
“Hai. Aku tepat waktu.” Ucap Joo Wan dan akhirnya mereka pun pergi bersama. 

Tuan Yoon sibuk memasukan tanah ke dalam pot, Nyonya Hong melihat Tuan Yoon memuji Tuan Yoon sekarang pandai memindahkan tanaman ke pot lain. Tuan Yoon pikir kalau mudah lalu membahas Nyonya Hong  bilang malam ini ada tamu. 
“Dia tamu penting, jadi, aku hendak menyerahkan pekerjaan padamu dan pulang.” Ucap Nyonya Hong
“Aku hanya perlu menyiram ini, dan saat airnya tiris, aku bisa mengantarnya, kan?” kata Tuan Yoon.
“Benar. Terima kasih sebelumnya.” Ucap Nyonya Hong, Tuan Yoon mengaku tak masalah,
“Jangan khawatir dan pulanglah.” Kata Tuan Yoon dengan senyuman tapi setelah Nyonya Hong pergi tatapan dinginya pun terlihat.

Nyonya Hong masuk rumah lalu merasakan ada bau sesuatu, lalu berlari ke dapur dan melihat pancinya sudah gosong. Soo Young pun tertidur lelap disofa., Nyonya Hong langsung memukul Soo Young sambil mengumpat,Soo Young terbangun sambil mengadu kesakitan.
“Astaga, aku menyuruhnya untuk mengawasinya.” Ucap Bibi Hong, Soo Young bertanya Apa yang terbakar?
“Jantungku.”teriak Bibi Hong, Soo Young masih saja tertidur, Bibi Hong makin memukul Soo Young agar bangun.
“Apa masalahmu? Aku bekerja sampai larut malam.” Keluh Soo Young. Bibi Hong tak terima menganggap anaknya hanya wanita tua.
“Aku bukan serangga yang bisa Ibu pukul! Dan aku bukan wanita tua!” teriak Soo Young kesal
“Kalau begitu, kamu masih muda? Kamu bahkan tidak bisa berkencan.” Teriak Bibi Hong
“Bukannya aku tidak bisa. Aku tidak mau. Apa itu dosa?” keluh Soo Young.
“Itu dosa. Kenapa kau masih di rumah in padahal usiamu sudah lebih dari 30 tahun? Dasar parasit.” Teriak Bibi Hong siap dengan pemukulnya.
Yi Young datang dengan Joo Wan, Bibi Hong dan Soo Young melonggo karena mereka terlihat seperti sedang berkelahi, lalu beralasan ada banyak lalat. Joo Wan memberikan senyumannya.
Soo Young bergegas masuk kamar, Nyonya Hong memanggil suaminya agar menyapa Joo Wan. Joo Wan pikir rumah Yi Young ramai dan rasanya seperti di rumah neneknya. 


Tuan Jang  sedang membahas berkas yang harus diingat oleh Ki Sang pada bagian tertentu. Saat itu terdengar keributan, Sek Tuan Jang menahan tamu kalau tidak bisa masuk tanpa membuat janji. Tapi Jang Yoon tetap masuk dan meminta izin duduk sofa.
“Aku akan menunda rapatnya. Anda bisa meluangkan 15 menit.” Ucap Ki Sang lalu keluar dari ruangan. Tuan Jang ingin tahu alasan anaknya ingin menemuinya.
“Kenapa Ayah menemui Yoon Young Gil?” tanya Jang Yoon penasan. Tuan Jang mendengar kalau Jang Yoon menyerang Tuan Yoon.
“Dia membawa fotomu dan dia, serta catatan medisnya dan menemui ayah. Dia mengancam memberi tahu media semua yang dia ketahui dan lihat. Bisakah kau berpura-pura tidak tahu? Apa yang diketahui bajingan itu?” ucap Jang Yoon.
“Apa Dia memberi tahu Ayah sesuatu?” tanya Jang Yoon penasaran, Tuan Yoon pikir anaknya ingin mengorek informasi dari ayah.
“Kau Tahu dirilah dan jangan bertindak gegabah. Karena itulah kau dihajar oleh orang asing.” Sindir Tuan Jang
“Apa Ayah mengkhawatirkanku? Jika Ayah sangat khawatir, kenapa tidak menyelidikinya? Lebih mudah bagi Ayah daripada aku. Jadi, kenapa Ayah tidak melakukan apa pun?” sindir Jang Yoon. Tuan Jang hanya diam saja.
“Aku punya satu pertanyaan. Anak macam apa Ian bagi Ayah? Apa Ayah menyayanginya?” tanya Jang Yoon ingin memastikan
“Apa ini tentang rumor yang kau dengar? Menurut rumor, Ian bukan putra ayah dan ayah membunuhnya untuk membalas dendam kepada ibumu.” Kata Tuan Jang
“Aku tidak percaya pada rumor. Aku hanya ingin mendengar jawaban Ayah.” Tegas Jang Yoon.
“Itu bukan pertanyaan yang pantas. Ayah menolak menjawabnya. Lalu Ayah juga punya satu pertanyaan... Apa Kau tidak apa-apa?” tanya Tuan Jang. Jang Yoon balik bertanya tentang apa.
“Apa Kau tidak keberatan hidup sebagai Jang Yoon? Semua orang memanggilmu dengan nama mendiang adikmu. Apa Kau tidak tersiksa hidup seperti hantu? Sekesal apa pun dirimu, dia sudah meninggal. Kita harus melanjutkan hidup dari kematiannya.” Kata Tuan Jang
“Itulah yang ingin kulakukan. Kudengar Ayah akan bergabung dengan dewan direksi. Dari semua orkestra, kenapa harus kami? Apa Ayah ingin mengusirku Atau Ayah punya motif lain?” tanya Jang Yoon.
“Ayah muak melihatmu terobsesi dengan kematian Ian dan hidup seperti hantu. Salahkah jika seorang ayah mengkhawatirkan putranya?” ucap Tuan Jang
“Aku tercengang mendengar kata-kata itu dari mulut Ayah. Jika Ayah ingin bersikap seperti seorang ayah, harusnya Ayah cemas saat Ian tewas secara tidak adil.” Tegas Jang Yoon.
“Ayah bisa bergabung dengan orkestra itu sesuka Ayah, tapi Ayah tidak akan bisa mengusirku semudah itu. Sampai aku tahu siapa pembunuh Ian dan alasannya, aku tidak akan pernah meninggalkan orkestra itu.” Ungkap Jang Yoon.
“Ayah juga curiga, bukan? Ayah bertanya-tanya apakah pembunuh Ian ada di orkestra.” Komentar Jang Yoon sebelum pergi. 




Di rumah
Tuan Hong sibuk seperti sedang berlatih cara bermain timpan, Joo Wan menyuruh Tuan Hong agar mempecepat pemukulnya, lalu memuji Kepekaan irama Tuan Hong itu bagus. Tuan Hong mengaku Yi Young mirip dengannya.
“Ini kali pertama mereka bertemu, tapi sudah begitu akrab.” Komentar bibi Hong. Yi Young juga senang melihat pamanya sudah bisa tersenyum.
“Jika bukan karena pukulan Ibu, ini akan menjadi surga.” Ejek Soo Young
“Masuklah ke kamarmu. Masuk saja.. Aku penasaran dia mirip siapa.” Keluh Nyonya Hong yang kesal pada anaknya. Saat itu terdengar suara bunyi bel rumah.
“Dia pasti sudah datang. Bisa tolong bukakan pintunya? Mungkin pekerja paruh waktu dari toko bunga kami.” Kata Nyonya Hong pada Yi Young. 

Yi Young membuka pintu kaget melihat Tuan Yoon datang datang, Tuan Yoon pun bisa melihat Joo Wan ada didalam. Joo Wan pun bisa mendengar suara Tuan Yoon saat menyapa Yi Young. Nyonya Yoon meminta agar menunggu karena Hampir selesai.
“Hai.. Young Gil... Istriku memberitahuku betapa rajin dirimu. Astaga, dia hanya bersikap baik.” Ucap Tuan Hong pada Joo Wan.
“Aku ingin memberimu lauk. Ini bisa untuk beberapa kali makan.” Kata Nyonya Hong memberikan tas besar.
“Astaga, ini banyak sekali... Terima kasih.” Ucap Tuan Yoon, saat itu Yi Young melihat luka ditangan Tuan Yoon mengingatkan sesuatu.
“Kau bisa pulang sekarang.” Kata Nyonya Hong, Tuan Yoon menganguk mengerti dan kembali mengucapkan terima kasih untuk makanannya lalu menatap dingin pada Joo Wan. 


Tuan Kang berbicara di telp, membahas Mereka bersikap tidak masuk akal karena ingin mengubah Undang-undang Sekolah Swasta. Ia pun mengaku sudah membaca berita mingguan da Itu tidak masuk akal.
“Mereka bilang kami belum menjalani pemeriksaan pajak selama 35 tahun. Kami menghabiskan ratusan ribu dolar setiap tahun untuk itu. Ya, aku akan segera mengabarimu. Baiklah, sampai jumpa.” Ucap Tuan Kang menutup telp sambil masuk ke dalam mobil.
“Orang-orang brengsek ini. Mereka pasti kekurangan uang... Sial. Mereka hanya sekumpulan bedebah.” Kata Tuan Kang mengomel sendiri lalu dikagetkan dengan Tuan Yoon datang membuka pintu mobilnya.
“Astaga, kau mengejutkanku. Sedang apa kau di sini?” keluh Tuan Kang, Tuan Yoon masuk mobil memberikan sebuah amplop.
“Apa Kau menolak untuk dibayar?” ucap Tuan Kang, Tuan Yoon mengaku kalau itu terlalu sedikit. Tuan Kang tak percaya kalau uangnya dianggap sedikit.
“Dengarkan aku, Profesor Kang. Lebih banyak orang daripada dugaanku yang ternyata terlibat dalam kejadian setahun lalu. Kurasa kau tidak tahu karena selalu berada di sekolah Jika ada masalah, hidupmu akan hancur.” Ucap Tuan Yoon
“Dasar brengsek.. Apa Kau mencoba memerasku?”kata Tuan Kang marah. Tuan Yoon mengaku tidak akan memerasnya dan memberikan nasihat.
“Sudah hampir setahun sejak kecelakaan itu. Tapi sayang sekali kau tidak tahu apa-apa.” Kata Tuan Yoon, Tuan Kang tak mengerti maksudnya.
“Katakan padaku... Aku bertanya apa maksudmu!” teriak Tuan Kang kesal.
“Kau tahu siapa ayah Jang Yoon? Dia direktur yang baru ditunjuk untuk Shinyoung Philharmonic.” Ucap Tuan Yoon, Tuan Kang kaget mendengarnya. 



Tuan Jang sedang menunggu di ruangan saat itu pintu diketuk, Eun Joo pun masuk. Keduanya duduk bersama, Eun Joo mengaku terkejut saat Tuan Jang  menelepon karena sebelumnya sudah menolaknya hari itu.
“Aku hanya melarangmu melakukan apa pun karena kamu menyebutkan putraku. Dia bisa sangat memberontak jika kau mencoba mempermainkannya. Aku menelepon karena teringat perkataanmu kepadaku.” ucap Tuan Jang. Eun Joo ta mengerti maksudnya.
“Aku menonton beberapa penampilanmu. Aku menyukainya. Aku tahu sedikit tentang musik. Semua orang di keluargaku selain aku adalah musisi. Kau bilang ingin tampil di panggung, kan? Bagaimana jika kita bertukar sesuatu?” ucap Tuan Jang
“Apa yang kau butuhkan?” tanya Eun Joo, Tuan Jang meminta agar Eun Joo mengatakan yang dilakukan dengan Profesor Kang
“Dan semua yang kamu ketahui tentang dia.” Jelas Tuan Jang, Eun Joo ingin tahu alasan Tuan Jang yang ingin mengetahui tentang Tuan Kang.
“Apakah impianmu adalah terus bermain sebagai anggota Shinyoung Philharmonic?” tanya Tuan Jang.
“Dahulu itu mimpiku... Tapi tidak lagi.” Akui Eun Joo, Tuan Jang pikir Eun Joo juga tidak keberatan jika Philharmonic Shinyoung disingkirkan.
“Yang lebih kuinginkan adalah seorang konduktor baru.” Kata Eun Joo, Tuan Jang tak mengerti maksudnya.
“Aku serius dengan ucapanku. Aku ingin Anda memecat Nam Joo Wan. Maka aku akan membantu mendapatkan yang Anda butuhkan.” Tegas Eun Joo. 


Tuan Kang bertanya pada Nyonya Yoon  sudah berapa lama Dirut mengenal pimpinan Nano Semicon. Nyonya Yoon merasapertemuan pertama mereka adalah musim gugur lalu dan Mereka kebetulan bertemu saat dia duduk di sampingnya di opera.
“kau bilang "Kebetulan"? Tahukah kau putra Pimpinan Jang adalah anggota orkestra kita?” ucap Tuan Kang
“Jang Yoon? Apa kau serius?” kata Nyonya Yoon kaget, Tuan Kang pikir  Nyonya Yoon tidak tahu ini bisa menjadi masalah.
“Media bisa menimbulkan masalah dengan ini. Aku ingin Pimpinan Jang keluar dari dewan direksi. Ini tidak bisa diterima.” Kata Tuan Kang
“Sudah terlambat. Malam Dukungan diadakan besok. Kami sudah mengirim undangan.” Kata Nyonya Yoon bingung
“Telepon semua orang dan minta maaf atas ketidaknyamanannya.” Kata Tuan Kang, Nyonya Yoon mengaku Tidak bisa.
“Kau tidak berhak melakukan ini. Ini seharusnya dikelola oleh Direktur Utama. Ini penyalahgunaan kekuasaan, bukan?” kata Nyonya Yoon
“Kau bilang "Penyalahgunaan kekuasaan"? Jika aku sudah punya niat,maka aku bisa dengan mudah menyingkirkan Dirut. Dia ada di sana sebagai boneka.” Kata Tuan Kang
“Kita tidak akan bisa mengadakan konser hari jadi ke-20 tanpa dukungan finansial Pimpinan Jang. Kenapa kau melakukan ini? Apa dia tahu sesuatu tentangmu?” ucap Nyonya Yoon curiga.
“Aku tidak percaya kamu mengatakan itu. Sebaiknya kau membuat keputusan yang bijaksana jika kau tidak mau orkestra menghilang. Bahkan politikus pun harus mundur jika masalah timbul mengenai anak-anak mereka. Apa Kau ingin itu terjadi?” ucap Tuan Kang.
“Yayasan seni sudah mengalami defisit selama lima tahun, bukan? Menurutmu siapa yang memastikan itu masih ada? Kau harus mulai menggunakan otakmu. Tolong gunakan otakmu.” Kata Tuan Kang. Nyonya Yoon hanya bisa diam saja. 




Nyonya Yoon menelp Sek Yang  kalau Maestro Nam pernah meminta resume Jang Yoon dan ingin tahu apakah Joo Wan memberitahu alasannya. Sek Yang pikir tak tahu, Nyonya Yoon pikir tak apa-apa lalu menutup telp  dan mencoba menelp Joo Wan.
“Hei, ini aku... Aku perlu bicara denganmu hari ini.. Aku tidak bisa membicarakannya di telepon.” Kata Nyonya Yoon. 

Joo Wan mengantar Yi Young sampai rumah, meminta maaf karena harus pergi lebih awal daan meminta agar meneleponnya jika  ingin lebih sering bersamanya, maka  akan datang jika Yi Young menelepon. Yi Young hanya bisa tertawa mendengarnya.
“Omong-omong, nenekku akan datang.” Ucap Joo Wan, Yi Young ingin tahu – Kapan.
“Sehari sebelum konser. Ini kali pertama dia ke sini setelah aku jadi konduktor.”kaa Yi Young
“Aku selalu mengundangnya, tapi dia tidak pernah datang. Seperti yang kau tahu, dia bisa sangat gigih.” Cerita Joo Wan.
“Aku yakin kali ini berbeda. Ini konser pertamamu setelah mendapat posisi tetap. Itu sebabnya aku ingin bekerja dengan baik. Aku tidak ingin mengecewakannya.” Ucap Joo Wan. Yi Young langsung memberikan semangat.
“Aku lega kau ada di sini. Kau akan membuat nenekku merasa lebih nyaman... Panas. Sebaiknya kau masuk.” Ucap Joo Wan.
“Hati-hati dalam perjalanan pulang.” Kata Yi Young lalu masuk rumah, tanpa disadari Jang Yoon melihat dari kejauhan. Joo Wan terlihat wajahnya langsung berubah setelah Yi Young pergi dan Jang Yoon pun mengikutinya. 


Joo Wan kembali ke ruangan wajahnya terlihat sangat lelah teringat kembali saat Tuan Yoon datang ke rumah Yi Young dan menatapnya dengan senyuman mengejek. Tiba-tiba seorang masuk ruangan, Joo Wan mengaku kaget dan melihat Jang Yoon masuk.
“Apa Kau datang untuk latihan?” tanya Joo Wan, Jang Yoon tiba-tiba mengeluarkan pisau lipat.
“Kau tahu ini milik siapa, kan?” kata Jang Yoon, Joo Wan malah balik bertanya Milik siapa itu.
“Kau tampil bersama Kim Ian setahun lalu saat kau di Asia Philharmonic, kan?” ucap Jang Yoon, Joo Wan membenarkaan.
“Apa Kau bertemu dengannya setelah penampilan itu?” kata Jang Yoon memancing.
“Apa hubunganmu dengan Kim Ian?” tanya Joo Wan. Jang Yoon pikir  seharusnya Joo Wan memberitahunya itu lebih dahulu.
“Kau mengikuti mobil Ian hari itu, bukan?” kata Jang Yoon, Joo Wan ingin tahu siapa yang memberitahu Jang Yoon lalu menduga itu Eun Joo.
“Apa kau membunuh Ian? Aku bertanya kepadamu apakah kau membunuhnya.” Ucap Jang Yoon
“Kau bertanya apa aku membunuh seseorang? Untuk apa aku membunuh Ian? Aku tidak punya alasannya.” Kata Joo Wan.
“Mungkin kau punya alasan. Kenapa kau terus berkeliaran di sekitar Yi Young? Apa itu berkaitan dengan kematian Ian?” kata Jang Yoon.
“Kenapa kau ingin tahu? Apa Kau takut aku punya motif tersembunyi Atau kau takut aku mungkin benar-benar menyukainya?” ucap Joo Wan.
“Bagaimana kalau kutebak? Kau tahu Yi Young pernah menjadi asisten Ian. Kau juga tahu mereka bersama di hari kecelakaan itu. Kau mungkin juga tahu bahwa Yi Young kehilangan ingatannya tentang apa yang terjadi setelah kecelakaan itu.” Ucap Jang Yoon
“Apa kau tetap berada di dekatnya karena kau takut dia mungkin ingat apa yang terjadi hari itu? Apa yang akan kau lakukan jika ingatannya pulih?Apa Kau akan membunuhnya?” kata Jang Yoon
“Apa Kau sedang menulis novel? Untuk apa aku membunuhnya? Apa Kau benci aku menemuinya? Jika kau membencinya, katakan saja. Setidaknya aku akan memahamimu. Kenapa kamu menyebutku pembunuh tanpa bukti?”ejek Joo Wan
“Selain itu, ada apa dengan pisau ini? Bisakah anggota orkestra mengancam konduktor seperti ini?” kata Joo Wan seperti mencoba mengelak
“Apa Kau sungguh tidak ingat pisau ini? Kau menikam Ian dengan pisau ini. Aku akan menghiburmu dan mengatakan ini digunakan untuk membunuh Ian.” Ucap Jang Yoon.
“Kenapa kau memberiku bukti penting ini?”ejek Joo Wan seperti ingn menghindar.
“Pikirkan baik-baik soal ini. Periksa apakah kau tidak ingat pisau ini Atau kau benar-benar tidak tahu soal pisau ini.” Tegas Jang Yoon lalu keluar dari ruangan. 




Joo Wan duduk memandang akurium didepanya, Nyonya Yoon masuk ruangan meminta maaf karena sudah meneleponnya larut malam lalu membahas Joo Wan yang membawa Pak Jang Yoon sebagai pianis tamu dan ingin tahu Apa ada alasan lain untuk memilihnya.
“Tidak ada. Aku suka penampilannya. Kenapa tiba-tiba bertanya tentang dia?” tanya Joo Wan
“Profesor Kang sedang sensitif.” Cerita Nyonya Yoon, Joo Wan berpikir  Kang Myeong Suk menentang dia menjadi pianis.
“Bukan begitu. Ada orang baru di dewan direksi. Entah kenapa, tapi sepertinya orang baru itu tahu sesuatu tentang Profesor Kang. Dia menggila. Bahkan Dia bilang akan menutup orkestra kecuali kita membatalkan penugasannya.” Ucap Nyonya Yoon.
“Apa hubungannya dengan Jang Yoon?” tanya Joo Wan. Nyonya Yoon memberitahu kalau Jang Yoon adalah putranya.
“Putranya? Apa pekerjaannya?” tanya Joo Wan, Nyonya Yoon memberitahu  Dia pimpinan perusahaan menengah.
“Namanya Jang Seok Hyun. Aku khawatir Profesor Kang menyebarkan rumor. Publik menganggap penyuapan untuk anak mereka tidak bisa diterima. Aku pikir kau tahu semuanya saat membawanya dan Kau yang mempekerjakannya.” Ucap Nyonya Yoon
“Apa Kau khawatir aku menerima uang untuk itu?” ucap Joo Wan menyindir.
“Aku yakin kau pasti tidak tahu, tapi dia mungkin membuatnya tampak begitu. Dan Kau tahu Profesor Kang licik seperti ular. Aku pikir yang penting kau sudah tahu.” Ucap Nyonya Yoon keluar ruangan, Joo Wan terdiam seperti sangat frustasi dengan
Bersambung  "Episode 20"

Cek My Wattpad... Stalking 


      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar