PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Jang Yoon
berjalan pulang sambil menelp Yi Young kaget ternyata sedang berpelukan. Yi
Young kaget di peluk oleh Joo Wan lalu segera melepaskan. Joo Wan lebih dulu
melihat Jang Yoon dan Yi Young hanya bisa terdiam melihat Jang Yoon datang.
“Kenapa
kau kemari, Pak Jang? Kukira kau di rumah sakit.” Ucap Joo Wan. Jang Yoon
langsung menutup telpnya yang sedang menelp Yi Young.
“Aku
dipulangkan hari ini.” Kata Jang Yoon, Yi Young tak bisa berkata-kata hanya
diam saja.
“Aku
khawatir, tapi senang melihatmu baik-baik saja. Apa Kalian memang ingin
bertemu?” tanya Joo Wan.
“Tidak...
Aku tinggal di sini.” Ucap Jang Yoon, Joo Wan mengerti dan mengaku tidak tahu
mereka tetangga.
“Entah
bagaimana, keadaannya berakhir seperti itu. Nona Hong banyak membantuku setelah
pindah kemari.” Kata Jang Yoon. Joo Wan pikir itu pasti.
“Tapi
berpura-puralah tidak melihat kami malam ini. Aku datang kemari tanpa meminta
izinnya terlebih dahulu. Aku merasa tidak enak jika rumor aneh menyebar. Tolong
rahasiakan ini.” Ucap Joo Wan pada Jang Yoon.
“Apa Kita
mau pergi? Untuk makan. Kau belum makan malam, kan?” ucap Joo Wan pada Yi Young
lalu menariknya pergi.
Yi Young
sempat menatap Jang Yoon dan hanya bisa diam di tarik oleh Joo Wan.
“Kenapa
dia tiba-tiba datang menemuiku?” gumam Yi Young terdiam, Joo Wan melihat Yi
Young yang benar-benar tidak makan.
“Aku
sedang tidak ingin makan. Omong-omong, kupikir berlari kemari adalah
olahragamu.” Kata Yi Young
“Ya, itu
benar. Tapi aku lapar setelah melihatmu. Kurasa perutku memberontak terhadapmu.
Kau mungkin berpikir kenapa aku tiba-tiba datang ke sini.” Kata Joo Wan.
“Tidak.
Itu.... Bukan itu saja.” Ucap Yi Young binggung, Joo Wan piir Yi Young sudah
lupa.
“Aku
bilang pada seluruh orkestra bahwa aku menyukaimu.” Kata Joo Wan terus terang.
Yi Young
makin binggung, Joo Wan mengoda Yi Young memang lupa. Yi Young mengaku bukan
seperti itu dan tidak melupakan hal itu, tapi sudah menyukai orang lain. Joo
Wan langsung menebak kalau orang itu Jang Yoon. Yi Young hanya bisa terdiam.
“Di
wajahmu tertulis "ya" Dan aku tahu itu. Sejujurnya, menyukai orang
lain atau tidak itu bukan masalah.” Ucap Joo Wan. Yi Young bingung kenapa
dianggap Bukan masalah.
“Aku tidak
menginginkan sesuatu darimu. Aku hanya berusaha. Biarkan aku berusaha. Hanya
itu yang kubutuhkan. Aku datang untuk memberitahumu itu.” Ucap Joo Wan. Yi
Young pun tak bisa berkata-kata.
“Pukul
berapa aku harus datang menjemputmu besok? Lalu Bibimu suka apa?” tanya Joo Wan
ingin tahu karena besok akan pergi ke rumah bibi Yi Young.
Yi Young
berjalan pulang melihat Jang Yoon masih menunggu didepan rumah. Ia pun berjalan
mendekat berkomentar udara panas seharusnya tetap di dalam rumah bukan diluar.
Jang Yoon mengaku ingin melihat Yi Younbg pulang.
“Apa Makan
malammu menyenangkan?” tanya Jang Yoon dengan nada menyindir. Yi Young
menganguk.
“Aku
senang kau sudah kembali... Kau pasti lelah. Istirahatlah.” Ucap Jang Yoon
seolah tak peduli
“Lukamu...
Bagaimana dengan lukamu? Masih terlalu dini untuk dipulangkan.” Kata Yi Young
khawatir.
“Aku mendapat
izin dari dokter.” Ucap Jang Yoon lalu meminta Yi Young n agar Jangan
membuatnya khawatir.
“Kau
menghilang, bahkan tidak membaca SMS-ku, atau menjawab teleponku. Saat itu Pikiranku
benar-benar kacau.” Ungkap Jang Yoon.
“Maafkan
aku.”kata Yi Young, Jang Yoon pun ingin tahu apa saja yang dilakukan Yi Young
hari ini.
“Aku ke
kantor polisi. Kantor polisi yang menangani kecelakaan tahun lalu.” Akui Yi
Young
“Polisi..
Kenapa? Kenapa kau ke sana?” tanya Jang Yoon bingung, Yi Young menjawab Untuk
menyerahkan diri. Jang Yoon kaget mendengarnya.
“Apa Kau
benar-benar ke sana? Kau bilang apa pada mereka?” tanya Jang Yoon.
“Aku
bilang, kalau aku menikam Kim Ian, tapi polisi itu tidak mempercayaiku. Karena
ini kasus yang sudah ditutup, dia melarangku kembali.” cerita Yi Young
“Tentu
saja tidak. Pelakunya sudah menyerahkan diri. Kenapa polisi menyelidiki ulang
kasus yang sudah ditutup? Apa yang kau pikirkan? Apa Kau sungguh ingin
dipenjara?” kata Jang Yoon marah
“Aku
ingin melakukan sesuatu. Melihatmu terluka terasa berat. Melihat kemungkinan
ini salahku lebih sulit dihadapi. Saat kau menyatakan perasaanmu kepadaku di
rumah sakit, aku sangat bersyukur dan bahagia. Aku sudah menunggu mendengar
kata-kata itu.” Kata Yi Young
“Tapi...”
ucap Yi Young mengingat saat pergi ke tempat "Kim Ian" dan ada foto
Jang Yoon dengan adiknya.
“Setelah
melihat foto yang kamu ambil dengan Kim Ian, kau menuliskan "Maaf aku
tidak bisa menjawab telepon malam itu", aku sadar tidak berhak menyukaimu.
Sampai aku tahu penyebab kematian Kim Ian, aku tidak bisa menerima perasaanmu
kepadaku.” ucap Yi Young.
“Saat kau
melihatku, maka kau akan teringat pada adikmu. Dan saat aku melihatmu, aku akan
teringat mendiang adikmu.” Ucap Yi Young sambil menangis. Jang Yoon mendekat
dan langsung memeluknya. Yi Young pun nangis didada Jang Yoon.
“Sudah
cukup. Kau tidak perlu menjelaskannya lagi... Sebaiknya aku masuk.” Kata Jang
Yoon menenangkan Yi Young. Yi Young hanya menatapnya.
Jang Yoon
pulang ke rumah melihat benda milik Ian dikursi piano, lalu teringat dengan
ucapan Eun Joo “Aku melihat sesuatu setahun lalu di hari kematian Kim Ian. Yi
Young juga mencoba naik karena dia tidak punya tumpangan. Dan Kim Ian berhenti
di hadapannya.”
“Yi Young
masuk ke mobil. Dan mobil lain mengikuti mereka.” Ucap Eun Joo, Jang Yoon ingin
tahu Mobil siapa itu
“Mobil
Nam Joo Wan.” Kata Eun Joo, Jang Yoon pun teringat saat melihat Yi Young
berpelukan dengan Joo Wan.
“Kenapa
kau kemari, Pak Jang? Kukira kau di rumah sakit.” Ucap Joo Wan terlihat santai.
Jang Yoon kebingungan dengan yang terjadi sekarang.
Yi Young
terbangun dari tidurnya, membaca pesan dari Joo Wan “Selamat pagi. Aku akan
menjemputmu pukul 11.00.” Ia tak
mengubrisnya, saat membuka pintu dikagetan dengan Joo Wan sudah ada didepan
pintu menunggunya.
Yi Young
sempat kaget tapi mengingat saat Jang Yoon datang ke rumahnya berdiri didepan
pintu dan senyuman yang sama dengan Joo Wan yang sudah menunggunya.
“Hai. Aku
tepat waktu.” Ucap Joo Wan dan akhirnya mereka pun pergi bersama.
Tuan Yoon
sibuk memasukan tanah ke dalam pot, Nyonya Hong melihat Tuan Yoon memuji Tuan
Yoon sekarang pandai memindahkan tanaman ke pot lain. Tuan Yoon pikir kalau
mudah lalu membahas Nyonya Hong bilang
malam ini ada tamu.
“Dia tamu
penting, jadi, aku hendak menyerahkan pekerjaan padamu dan pulang.” Ucap Nyonya
Hong
“Aku
hanya perlu menyiram ini, dan saat airnya tiris, aku bisa mengantarnya, kan?”
kata Tuan Yoon.
“Benar.
Terima kasih sebelumnya.” Ucap Nyonya Hong, Tuan Yoon mengaku tak masalah,
“Jangan
khawatir dan pulanglah.” Kata Tuan Yoon dengan senyuman tapi setelah Nyonya
Hong pergi tatapan dinginya pun terlihat.
Nyonya
Hong masuk rumah lalu merasakan ada bau sesuatu, lalu berlari ke dapur dan
melihat pancinya sudah gosong. Soo Young pun tertidur lelap disofa., Nyonya
Hong langsung memukul Soo Young sambil mengumpat,Soo Young terbangun sambil
mengadu kesakitan.
“Astaga,
aku menyuruhnya untuk mengawasinya.” Ucap Bibi Hong, Soo Young bertanya Apa
yang terbakar?
“Jantungku.”teriak
Bibi Hong, Soo Young masih saja tertidur, Bibi Hong makin memukul Soo Young
agar bangun.
“Apa
masalahmu? Aku bekerja sampai larut malam.” Keluh Soo Young. Bibi Hong tak
terima menganggap anaknya hanya wanita tua.
“Aku
bukan serangga yang bisa Ibu pukul! Dan aku bukan wanita tua!” teriak Soo Young
kesal
“Kalau
begitu, kamu masih muda? Kamu bahkan tidak bisa berkencan.” Teriak Bibi Hong
“Bukannya
aku tidak bisa. Aku tidak mau. Apa itu dosa?” keluh Soo Young.
“Itu
dosa. Kenapa kau masih di rumah in padahal usiamu sudah lebih dari 30 tahun?
Dasar parasit.” Teriak Bibi Hong siap dengan pemukulnya.
Yi Young
datang dengan Joo Wan, Bibi Hong dan Soo Young melonggo karena mereka terlihat
seperti sedang berkelahi, lalu beralasan ada banyak lalat. Joo Wan memberikan
senyumannya.
Soo Young
bergegas masuk kamar, Nyonya Hong memanggil suaminya agar menyapa Joo Wan. Joo
Wan pikir rumah Yi Young ramai dan rasanya seperti di rumah neneknya.
Tuan
Jang sedang membahas berkas yang harus
diingat oleh Ki Sang pada bagian tertentu. Saat itu terdengar keributan, Sek
Tuan Jang menahan tamu kalau tidak bisa masuk tanpa membuat janji. Tapi Jang
Yoon tetap masuk dan meminta izin duduk sofa.
“Aku akan
menunda rapatnya. Anda bisa meluangkan 15 menit.” Ucap Ki Sang lalu keluar dari
ruangan. Tuan Jang ingin tahu alasan anaknya ingin menemuinya.
“Kenapa
Ayah menemui Yoon Young Gil?” tanya Jang Yoon penasan. Tuan Jang mendengar
kalau Jang Yoon menyerang Tuan Yoon.
“Dia
membawa fotomu dan dia, serta catatan medisnya dan menemui ayah. Dia mengancam
memberi tahu media semua yang dia ketahui dan lihat. Bisakah kau berpura-pura
tidak tahu? Apa yang diketahui bajingan itu?” ucap Jang Yoon.
“Apa Dia
memberi tahu Ayah sesuatu?” tanya Jang Yoon penasaran, Tuan Yoon pikir anaknya ingin
mengorek informasi dari ayah.
“Kau Tahu
dirilah dan jangan bertindak gegabah. Karena itulah kau dihajar oleh orang
asing.” Sindir Tuan Jang
“Apa Ayah
mengkhawatirkanku? Jika Ayah sangat khawatir, kenapa tidak menyelidikinya? Lebih
mudah bagi Ayah daripada aku. Jadi, kenapa Ayah tidak melakukan apa pun?”
sindir Jang Yoon. Tuan Jang hanya diam saja.
“Aku
punya satu pertanyaan. Anak macam apa Ian bagi Ayah? Apa Ayah menyayanginya?”
tanya Jang Yoon ingin memastikan
“Apa ini tentang
rumor yang kau dengar? Menurut rumor, Ian bukan putra ayah dan ayah membunuhnya
untuk membalas dendam kepada ibumu.” Kata Tuan Jang
“Aku
tidak percaya pada rumor. Aku hanya ingin mendengar jawaban Ayah.” Tegas Jang
Yoon.
“Itu
bukan pertanyaan yang pantas. Ayah menolak menjawabnya. Lalu Ayah juga punya
satu pertanyaan... Apa Kau tidak apa-apa?” tanya Tuan Jang. Jang Yoon balik
bertanya tentang apa.
“Apa Kau
tidak keberatan hidup sebagai Jang Yoon? Semua orang memanggilmu dengan nama
mendiang adikmu. Apa Kau tidak tersiksa hidup seperti hantu? Sekesal apa pun
dirimu, dia sudah meninggal. Kita harus melanjutkan hidup dari kematiannya.”
Kata Tuan Jang
“Itulah
yang ingin kulakukan. Kudengar Ayah akan bergabung dengan dewan direksi. Dari
semua orkestra, kenapa harus kami? Apa Ayah ingin mengusirku Atau Ayah punya
motif lain?” tanya Jang Yoon.
“Ayah
muak melihatmu terobsesi dengan kematian Ian dan hidup seperti hantu. Salahkah
jika seorang ayah mengkhawatirkan putranya?” ucap Tuan Jang
“Aku
tercengang mendengar kata-kata itu dari mulut Ayah. Jika Ayah ingin bersikap seperti
seorang ayah, harusnya Ayah cemas saat Ian tewas secara tidak adil.” Tegas Jang
Yoon.
“Ayah
bisa bergabung dengan orkestra itu sesuka Ayah, tapi Ayah tidak akan bisa
mengusirku semudah itu. Sampai aku tahu siapa pembunuh Ian dan alasannya, aku
tidak akan pernah meninggalkan orkestra itu.” Ungkap Jang Yoon.
“Ayah
juga curiga, bukan? Ayah bertanya-tanya apakah pembunuh Ian ada di orkestra.”
Komentar Jang Yoon sebelum pergi.
Di rumah
Tuan Hong
sibuk seperti sedang berlatih cara bermain timpan, Joo Wan menyuruh Tuan Hong
agar mempecepat pemukulnya, lalu memuji Kepekaan irama Tuan Hong itu bagus.
Tuan Hong mengaku Yi Young mirip dengannya.
“Ini kali
pertama mereka bertemu, tapi sudah begitu akrab.” Komentar bibi Hong. Yi Young
juga senang melihat pamanya sudah bisa tersenyum.
“Jika
bukan karena pukulan Ibu, ini akan menjadi surga.” Ejek Soo Young
“Masuklah
ke kamarmu. Masuk saja.. Aku penasaran dia mirip siapa.” Keluh Nyonya Hong yang
kesal pada anaknya. Saat itu terdengar suara bunyi bel rumah.
“Dia
pasti sudah datang. Bisa tolong bukakan pintunya? Mungkin pekerja paruh waktu
dari toko bunga kami.” Kata Nyonya Hong pada Yi Young.
Yi Young
membuka pintu kaget melihat Tuan Yoon datang datang, Tuan Yoon pun bisa melihat
Joo Wan ada didalam. Joo Wan pun bisa mendengar suara Tuan Yoon saat menyapa Yi
Young. Nyonya Yoon meminta agar menunggu karena Hampir selesai.
“Hai..
Young Gil... Istriku memberitahuku betapa rajin dirimu. Astaga, dia hanya
bersikap baik.” Ucap Tuan Hong pada Joo Wan.
“Aku ingin
memberimu lauk. Ini bisa untuk beberapa kali makan.” Kata Nyonya Hong
memberikan tas besar.
“Astaga,
ini banyak sekali... Terima kasih.” Ucap Tuan Yoon, saat itu Yi Young melihat
luka ditangan Tuan Yoon mengingatkan sesuatu.
“Kau bisa
pulang sekarang.” Kata Nyonya Hong, Tuan Yoon menganguk mengerti dan kembali
mengucapkan terima kasih untuk makanannya lalu menatap dingin pada Joo Wan.
Tuan Kang
berbicara di telp, membahas Mereka bersikap tidak masuk akal karena ingin
mengubah Undang-undang Sekolah Swasta. Ia pun mengaku sudah membaca berita
mingguan da Itu tidak masuk akal.
“Mereka
bilang kami belum menjalani pemeriksaan pajak selama 35 tahun. Kami
menghabiskan ratusan ribu dolar setiap tahun untuk itu. Ya, aku akan segera
mengabarimu. Baiklah, sampai jumpa.” Ucap Tuan Kang menutup telp sambil masuk
ke dalam mobil.
“Orang-orang
brengsek ini. Mereka pasti kekurangan uang... Sial. Mereka hanya sekumpulan
bedebah.” Kata Tuan Kang mengomel sendiri lalu dikagetkan dengan Tuan Yoon
datang membuka pintu mobilnya.
“Astaga,
kau mengejutkanku. Sedang apa kau di sini?” keluh Tuan Kang, Tuan Yoon masuk
mobil memberikan sebuah amplop.
“Apa Kau
menolak untuk dibayar?” ucap Tuan Kang, Tuan Yoon mengaku kalau itu terlalu
sedikit. Tuan Kang tak percaya kalau uangnya dianggap sedikit.
“Dengarkan
aku, Profesor Kang. Lebih banyak orang daripada dugaanku yang ternyata terlibat
dalam kejadian setahun lalu. Kurasa kau tidak tahu karena selalu berada di
sekolah Jika ada masalah, hidupmu akan hancur.” Ucap Tuan Yoon
“Dasar brengsek..
Apa Kau mencoba memerasku?”kata Tuan Kang marah. Tuan Yoon mengaku tidak akan
memerasnya dan memberikan nasihat.
“Sudah
hampir setahun sejak kecelakaan itu. Tapi sayang sekali kau tidak tahu apa-apa.”
Kata Tuan Yoon, Tuan Kang tak mengerti maksudnya.
“Katakan
padaku... Aku bertanya apa maksudmu!” teriak Tuan Kang kesal.
“Kau tahu
siapa ayah Jang Yoon? Dia direktur yang baru ditunjuk untuk Shinyoung
Philharmonic.” Ucap Tuan Yoon, Tuan Kang kaget mendengarnya.
Tuan Jang
sedang menunggu di ruangan saat itu pintu diketuk, Eun Joo pun masuk. Keduanya
duduk bersama, Eun Joo mengaku terkejut saat Tuan Jang menelepon karena sebelumnya sudah menolaknya
hari itu.
“Aku
hanya melarangmu melakukan apa pun karena kamu menyebutkan putraku. Dia bisa
sangat memberontak jika kau mencoba mempermainkannya. Aku menelepon karena
teringat perkataanmu kepadaku.” ucap Tuan Jang. Eun Joo ta mengerti maksudnya.
“Aku menonton
beberapa penampilanmu. Aku menyukainya. Aku tahu sedikit tentang musik. Semua
orang di keluargaku selain aku adalah musisi. Kau bilang ingin tampil di
panggung, kan? Bagaimana jika kita bertukar sesuatu?” ucap Tuan Jang
“Apa yang
kau butuhkan?” tanya Eun Joo, Tuan Jang meminta agar Eun Joo mengatakan yang
dilakukan dengan Profesor Kang
“Dan semua
yang kamu ketahui tentang dia.” Jelas Tuan Jang, Eun Joo ingin tahu alasan Tuan
Jang yang ingin mengetahui tentang Tuan Kang.
“Apakah
impianmu adalah terus bermain sebagai anggota Shinyoung Philharmonic?” tanya
Tuan Jang.
“Dahulu
itu mimpiku... Tapi tidak lagi.” Akui Eun Joo, Tuan Jang pikir Eun Joo juga tidak
keberatan jika Philharmonic Shinyoung disingkirkan.
“Yang
lebih kuinginkan adalah seorang konduktor baru.” Kata Eun Joo, Tuan Jang tak
mengerti maksudnya.
“Aku
serius dengan ucapanku. Aku ingin Anda memecat Nam Joo Wan. Maka aku akan
membantu mendapatkan yang Anda butuhkan.” Tegas Eun Joo.
Tuan Kang
bertanya pada Nyonya Yoon sudah berapa
lama Dirut mengenal pimpinan Nano Semicon. Nyonya Yoon merasapertemuan pertama mereka
adalah musim gugur lalu dan Mereka kebetulan bertemu saat dia duduk di
sampingnya di opera.
“kau
bilang "Kebetulan"? Tahukah kau putra Pimpinan Jang adalah anggota
orkestra kita?” ucap Tuan Kang
“Jang
Yoon? Apa kau serius?” kata Nyonya Yoon kaget, Tuan Kang pikir Nyonya Yoon tidak tahu ini bisa menjadi
masalah.
“Media
bisa menimbulkan masalah dengan ini. Aku ingin Pimpinan Jang keluar dari dewan
direksi. Ini tidak bisa diterima.” Kata Tuan Kang
“Sudah
terlambat. Malam Dukungan diadakan besok. Kami sudah mengirim undangan.” Kata
Nyonya Yoon bingung
“Telepon
semua orang dan minta maaf atas ketidaknyamanannya.” Kata Tuan Kang, Nyonya
Yoon mengaku Tidak bisa.
“Kau
tidak berhak melakukan ini. Ini seharusnya dikelola oleh Direktur Utama. Ini penyalahgunaan
kekuasaan, bukan?” kata Nyonya Yoon
“Kau
bilang "Penyalahgunaan kekuasaan"? Jika aku sudah punya niat,maka aku
bisa dengan mudah menyingkirkan Dirut. Dia ada di sana sebagai boneka.” Kata
Tuan Kang
“Kita
tidak akan bisa mengadakan konser hari jadi ke-20 tanpa dukungan finansial
Pimpinan Jang. Kenapa kau melakukan ini? Apa dia tahu sesuatu tentangmu?” ucap
Nyonya Yoon curiga.
“Aku tidak
percaya kamu mengatakan itu. Sebaiknya kau membuat keputusan yang bijaksana
jika kau tidak mau orkestra menghilang. Bahkan politikus pun harus mundur jika
masalah timbul mengenai anak-anak mereka. Apa Kau ingin itu terjadi?” ucap Tuan
Kang.
“Yayasan
seni sudah mengalami defisit selama lima tahun, bukan? Menurutmu siapa yang
memastikan itu masih ada? Kau harus mulai menggunakan otakmu. Tolong gunakan
otakmu.” Kata Tuan Kang. Nyonya Yoon hanya bisa diam saja.
Nyonya
Yoon menelp Sek Yang kalau Maestro Nam
pernah meminta resume Jang Yoon dan ingin tahu apakah Joo Wan memberitahu
alasannya. Sek Yang pikir tak tahu, Nyonya Yoon pikir tak apa-apa lalu menutup
telp dan mencoba menelp Joo Wan.
“Hei, ini
aku... Aku perlu bicara denganmu hari ini.. Aku tidak bisa membicarakannya di
telepon.” Kata Nyonya Yoon.
Joo Wan
mengantar Yi Young sampai rumah, meminta maaf karena harus pergi lebih awal
daan meminta agar meneleponnya jika
ingin lebih sering bersamanya, maka
akan datang jika Yi Young menelepon. Yi Young hanya bisa tertawa
mendengarnya.
“Omong-omong,
nenekku akan datang.” Ucap Joo Wan, Yi Young ingin tahu – Kapan.
“Sehari
sebelum konser. Ini kali pertama dia ke sini setelah aku jadi konduktor.”kaa Yi
Young
“Aku
selalu mengundangnya, tapi dia tidak pernah datang. Seperti yang kau tahu, dia
bisa sangat gigih.” Cerita Joo Wan.
“Aku
yakin kali ini berbeda. Ini konser pertamamu setelah mendapat posisi tetap. Itu
sebabnya aku ingin bekerja dengan baik. Aku tidak ingin mengecewakannya.” Ucap
Joo Wan. Yi Young langsung memberikan semangat.
“Aku lega
kau ada di sini. Kau akan membuat nenekku merasa lebih nyaman... Panas.
Sebaiknya kau masuk.” Ucap Joo Wan.
“Hati-hati
dalam perjalanan pulang.” Kata Yi Young lalu masuk rumah, tanpa disadari Jang
Yoon melihat dari kejauhan. Joo Wan terlihat wajahnya langsung berubah setelah
Yi Young pergi dan Jang Yoon pun mengikutinya.
Joo Wan
kembali ke ruangan wajahnya terlihat sangat lelah teringat kembali saat Tuan
Yoon datang ke rumah Yi Young dan menatapnya dengan senyuman mengejek.
Tiba-tiba seorang masuk ruangan, Joo Wan mengaku kaget dan melihat Jang Yoon
masuk.
“Apa Kau
datang untuk latihan?” tanya Joo Wan, Jang Yoon tiba-tiba mengeluarkan pisau
lipat.
“Kau tahu
ini milik siapa, kan?” kata Jang Yoon, Joo Wan malah balik bertanya Milik siapa
itu.
“Kau tampil
bersama Kim Ian setahun lalu saat kau di Asia Philharmonic, kan?” ucap Jang
Yoon, Joo Wan membenarkaan.
“Apa Kau
bertemu dengannya setelah penampilan itu?” kata Jang Yoon memancing.
“Apa
hubunganmu dengan Kim Ian?” tanya Joo Wan. Jang Yoon pikir seharusnya Joo Wan memberitahunya itu lebih
dahulu.
“Kau
mengikuti mobil Ian hari itu, bukan?” kata Jang Yoon, Joo Wan ingin tahu siapa
yang memberitahu Jang Yoon lalu menduga itu Eun Joo.
“Apa kau
membunuh Ian? Aku bertanya kepadamu apakah kau membunuhnya.” Ucap Jang Yoon
“Kau
bertanya apa aku membunuh seseorang? Untuk apa aku membunuh Ian? Aku tidak
punya alasannya.” Kata Joo Wan.
“Mungkin
kau punya alasan. Kenapa kau terus berkeliaran di sekitar Yi Young? Apa itu
berkaitan dengan kematian Ian?” kata Jang Yoon.
“Kenapa
kau ingin tahu? Apa Kau takut aku punya motif tersembunyi Atau kau takut aku mungkin
benar-benar menyukainya?” ucap Joo Wan.
“Bagaimana
kalau kutebak? Kau tahu Yi Young pernah menjadi asisten Ian. Kau juga tahu
mereka bersama di hari kecelakaan itu. Kau mungkin juga tahu bahwa Yi Young kehilangan
ingatannya tentang apa yang terjadi setelah kecelakaan itu.” Ucap Jang Yoon
“Apa kau
tetap berada di dekatnya karena kau takut dia mungkin ingat apa yang terjadi
hari itu? Apa yang akan kau lakukan jika ingatannya pulih?Apa Kau akan
membunuhnya?” kata Jang Yoon
“Apa Kau
sedang menulis novel? Untuk apa aku membunuhnya? Apa Kau benci aku menemuinya?
Jika kau membencinya, katakan saja. Setidaknya aku akan memahamimu. Kenapa kamu
menyebutku pembunuh tanpa bukti?”ejek Joo Wan
“Selain
itu, ada apa dengan pisau ini? Bisakah anggota orkestra mengancam konduktor
seperti ini?” kata Joo Wan seperti mencoba mengelak
“Apa Kau
sungguh tidak ingat pisau ini? Kau menikam Ian dengan pisau ini. Aku akan
menghiburmu dan mengatakan ini digunakan untuk membunuh Ian.” Ucap Jang Yoon.
“Kenapa
kau memberiku bukti penting ini?”ejek Joo Wan seperti ingn menghindar.
“Pikirkan
baik-baik soal ini. Periksa apakah kau tidak ingat pisau ini Atau kau
benar-benar tidak tahu soal pisau ini.” Tegas Jang Yoon lalu keluar dari
ruangan.
Joo Wan
duduk memandang akurium didepanya, Nyonya Yoon masuk ruangan meminta maaf
karena sudah meneleponnya larut malam lalu membahas Joo Wan yang membawa Pak
Jang Yoon sebagai pianis tamu dan ingin tahu Apa ada alasan lain untuk
memilihnya.
“Tidak
ada. Aku suka penampilannya. Kenapa tiba-tiba bertanya tentang dia?” tanya Joo
Wan
“Profesor
Kang sedang sensitif.” Cerita Nyonya Yoon, Joo Wan berpikir Kang Myeong Suk menentang dia menjadi pianis.
“Bukan
begitu. Ada orang baru di dewan direksi. Entah kenapa, tapi sepertinya orang
baru itu tahu sesuatu tentang Profesor Kang. Dia menggila. Bahkan Dia bilang
akan menutup orkestra kecuali kita membatalkan penugasannya.” Ucap Nyonya Yoon.
“Apa
hubungannya dengan Jang Yoon?” tanya Joo Wan. Nyonya Yoon memberitahu kalau Jang
Yoon adalah putranya.
“Putranya?
Apa pekerjaannya?” tanya Joo Wan, Nyonya Yoon memberitahu Dia pimpinan perusahaan menengah.
“Namanya
Jang Seok Hyun. Aku khawatir Profesor Kang menyebarkan rumor. Publik menganggap
penyuapan untuk anak mereka tidak bisa diterima. Aku pikir kau tahu semuanya
saat membawanya dan Kau yang mempekerjakannya.” Ucap Nyonya Yoon
“Apa Kau
khawatir aku menerima uang untuk itu?” ucap Joo Wan menyindir.
“Aku
yakin kau pasti tidak tahu, tapi dia mungkin membuatnya tampak begitu. Dan Kau
tahu Profesor Kang licik seperti ular. Aku pikir yang penting kau sudah tahu.”
Ucap Nyonya Yoon keluar ruangan, Joo Wan terdiam seperti sangat frustasi dengan
Bersambung "Episode 20"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar