PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 12 September 2019

Sinopsis I Wanna Hear Your Song Episode 24

PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Nenek Joo Wan duduk sendirian dengan wajah sedih, Yi Young datang membawakan makanan untuk makan dibus. Nenek pikir Yi Young tidak perlu repot-repot lalu menceritakan cucunya itu memberitahu bahwa dia ingin bermain selo.
“Mungkin dia berusia sembilan tahun saat itu? Dia memohon agar aku membelikannya selo. Dia mengamuk selama sebulan. Aku bilang kepadanya akan membelikannya selo jika dia membersihkan restoran setiap hari selama setahun. Dan dia melakukannya.” Cerita Nenek
“Lantas, Anda membelikannya selo?” tanya Yi Young, Nenek membenarkan.
“Aku membelikannya selo termurah Dan itu pun bekas. Apa Kau tahu? Dia memenangkan penghargaan dengan selo bekas itu. Sejak kecil, dia bekerja keras untuk mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Aku kasihan padanya.” Ungkap Nenek
“Dia terlahir dengan begitu banyak bakat, tapi aku tidak bisa mendukungnya sebesar harapanku” ucap Nenek terharu.
“Sekarang, Anda tidak perlu lagi memikirkan itu. Dia konduktor tetap di Shinyoung Philharmonic.” Kata Yi Young.
“Si berandal itu. Sesuatu terjadi padanya sekarang. Aku bisa tahu hanya dengan sekali melihat. Tapi berandal itu tidak mau memberitahuku. Dia tahu benar memberi tahu seseorang tidak akan membuat perbedaan.” Cerita nenek sedih.
“Hei, Asisten... Aku meminta bantuanmu. Jika si berandal Joo Wan itu mengalami kesulitan, tanyakan kepadanya apa yang terjadi atau apa yang mengganggunya.” Pinta Nenek. Yi Young pun menenangkan nenek agar janga mengkhawatirkanya. 


Jang Yoon pergi ke TKP, mencoba melihat ke arah atas seperti ingin memastikan bagaimana Tuan Yoon bisa terjatuh. Saat itu Yi Young datang ke ruangan, Joo Wan bertanya apakah Yi Young sudah mengantar neneknya pergi.
“Ya... Dia akan meneleponku begitu sampai. Kudengar latihannya dibatalkan. Ini hari yang aneh bagi semua orang. Ada polisi juga di sini.” Ucap Yi Young saat itu Eun Joo masuk ruangan.
“Bisa tinggalkan kami? Aku perlu bicara empat mata dengannya.” Kata Eun Joo, Joo Wan pun menyuruh Yi Young pergi saja karena Tidak ada latihan hari ini. Yi Young pun mempersilahkan. 

Joo Wan langsung bertanya ada apa Eun Joo datang ke ruanganya. Eun Joo yakin kalau Pria yang tewas hari ini tidak tergelincir dan dibunuh. Ia pun tak habis pikir Kenapa Tuan Yoon  tiba-tiba tewas di sini Di hari penampilan perdananya.
“Bagaimana aku tahu itu? Polisi yang akan mencari tahu.” Ucap Joo Wan santai.
“Kau tidak melakukan ini, kan?” kata Eun Joo memastikan, Joo Wan merasa kalau Eun Joo berpikir kalau ia pembunuh.
“Atau Apa kau berharap aku pembunuhnya? Kenapa kamu menanyakan hal itu?” ucap Joo Wan
“Sudah kubilang. Aku hanya ingin tahu. Aku sudah menata pikiranku selama beberapa hari terakhir. Tidak ada yang salah di antara kita. Tapi keadaan menjadi sangat buruk. Kenapa Hong Yi Young muncul dalam hidupku? Hanya ada satu jawaban.” Ucap Eun Joo.
“Apa itu?” tanya Joo Wan, Eun Joo mengaku bertanya-tanya apa dia saksi mata pembunuhan Kim Ian.
“Jika ingatannya pulih, apa itu akan menyulitkanmu? Itukah sebabnya kau berusaha sebaik mungkin untuk berada di sisinya?” kata Eun Joo
“Aku menikmati novelmu. Aku mengerti kenapa kau seperti ini. Jika pertanyaanmu apa aku membunuhnya, jawabanku tidak. Jika kau menanyakan perasaanku terhadap Yi Young, jawabanku adalah ya.” Kata Eun Joo
“Apa Kau sungguh menyukainya? Kau? Bicaralah yang masuk akal.” Ucap Eun Joo tak percaya.
“Kenapa itu tidak masuk akal?  Apa mustahil bagiku untuk menyukai seseorang? Jika sudah selesai, pergilah Dan bekerja keraslah untuk impianmu. Kau bilang menjadi solois adalah impianmu.” Kata Joo Wan dan akhirnay Eun Joo pun keluar. 



Yi Young berjalan akan melewati garis polisi, Jang Yoon langsung menariknya dan membawanya pergi ke ruangan lain langsung memarahi karena tidak boleh masuk ke sana. Yi Young pikir harus melakukan sesuatu.Jang Yoon pun memohonn agar Yi Young Jangan lakukan apa pun karena dua orang tewas.
“Bagaimana jika dia tewas karena benda yang kuberikan itu?” ucap Yi Young tak yakin.
“Tidak, bukan itu alasannya.” Ucap Jang Yoon meyakinkan, tapi Yi Young merasa kalau sesorang tewas karena dirinya.
“Yi Young... Sadarlah. Ini bukan karenamu. Dengarkan aku baik-baik. Kau belum pernah bertemu Yoon Young Gil secara pribadi. Meski seseorang mendatangimu dan bertanya tentangnya, katakan saja dia pekerja paruh waktu di toko bunga, mengerti?” ucap Jang Yoon menyakinkan.
“Aku tidak pandai berbohong. Mungkin mereka akan tahu. Aku mungkin akan jujur.” Ucap Yi Young
“Dia tidak tewas karenamu. Dia terus meminta uang. Dia juga meminta uang dariku. Dia mungkin membuat permintaan yang sama kepada orang lain.” Kata Jang Yoon. Yi Young ingin tahu siapa orang lain itu.
 “Dia bilang kepadaku bahwa itu orang berpangkat tinggi.” Ucap Jang Yoon mengingat yang dikatakan Tuan Yoon.
“Menurutmu para petinggi sangat ingin mencari apa?” ucap Tuan Yoon.
“Mereka bahkan membunuh seseorang. Setelah mendapatkan keinginan mereka, mungkin mereka tidak membutuhkan orang yang selalu membuat masalah. Mungkin dia mengancam mereka untuk memberinya lebih banyak uang.” Kata Jang Yoon mengingat yang dikatakan Tuan Yoon.
“Jawabannya selalu dekat. Kenapa kau bertanya kepadaku alih-alih orang yang berada di dekatmu?” kata Tuan Yoon.
Jang Yoon masih ingat kalau Tuan Yoon bilang jawabannya ada di dekat sini. Yi Young pun mencoba memikirkan orang "Di dekat sini". Jang Yoon pikir kalau Intinya adalah siapa pun yang membunuh Ian, dia juga membunuh Yoon Young Gil.
“Mereka berdua tewas karena apa yang mereka miliki. Aku penasaran apa isinya. Dari semua yang dia katakan kepadamu, apa ada yang mengganggumu?”ucap Jang Yoon. Yi Young mencoba mengingat-ingat apa yang menganggunya.
“Saat aku bertemu dengannya, rasanya dia benar-benar membutuhkan uang. Selama aku memberikan uang, dia seperti akan memberikan semua miliknya kepadaku. Sepertinya dia bersedia memberitahuku apa yang terjadi hari itu. Apa dia bersikap yang sama denganmu?” kata Jang Yoon. 



“Kalau dipikir-pikir, dia memainkan sebuah lagu.” Cerita Yi Young, Jang Yoon bingung apa itu "Lagu"
Ia mencoba mengingat saat lagu diputar, Tuan Yoon mengatakan “Ibuku sering mendengarkan lagu ini.” Dan Yi Young memberitahu Jang Yoon kalau bilang ibunya sering mendengarkan lagu itu dan juga membicarakan hadiah. Jang Yoon pun penasaran hadiah apa itu.
“Jangan khawatir. Mungkin aku akan melakukan hal baik sebelum mati. Jika aku mati, tolong cari itu. Siapa tahu? Mungkin aku meninggalkanmu hadiah.” Ucap Tuan Yoon.
“Dia hanya bilang itu hadiah. Dia bilang mungkin meninggalkan hadiah untukku dan jika dia mati, aku harus mencarinya, Dia melarangku melupakannya.” Ucap Yi Young
“Apa dia mungkin meninggalkan sesuatu untukmu di suatu tempat? Seperti di rumah bibimu atau toko bunga. Tempat yang sering dia kunjungi.” Kata Jang Yoon.
“Aku akan mencarinya.” Ucap Yi Young, Jang Yoon mengerti lalu menyuruh agar Yi Young Tinggal di rumah bibinya untuk sementara dan meminta agar Jangan berkeliaran. Yi Young menganguk mengerti.
“Jika detektif menemuimu dan mengajukan pertanyaan...” ucap Jang Yoon, Yi Young mengerti akan bilang tidak tahu apa pun.
Jang Yoon pun meminta maaf karena sudah marah pagi ini dan bisa mengerti kenapa kamu menyerahkan itu kepada Tuan Yoon. Yi Young pikir kalau memang dirinya yang bodoh.  Jang Yoon mengaku kalau itu salahnya kalau dirinya yang bodoh.
“Aku tidak tahu seseorang akan tewas.” Ucap Jang Yoon, Yi Young pikir Mengharapkan sesuatu seperti itu akan lebih aneh.
“Jangan mengkhawatirkan aku. Aku akan menuruti perkataanmu.” Kata Yi Young. 



Yi Young pulang ke rumah duduk disofa, Bibinya langsung bercerita Setelah menonton berita, jantungnya mulai berdebar kencang, dant erkejut, bahkan tidak bisa berpikir jernih karena baru tahu Pak Yoon yang tewas di gedung orkestra itu adalah pekerja paruh waktu di toko bunga. Yi Young membenarkan.
“Bagaimana ini bisa terjadi? Bibi tidak tahu dia terlibat dalam kecelakaanmu dan mengizinkannya bekerja untuk kami. Kenapa dia memutuskan untuk bekerja di toko bibi? Apa dia melakukan sesuatu kepadamu? Apa Dia mengancammu?” tanya Bibi khawatir.
“Tidak, dia tidak melakukan apa pun. Jangan khawatir.” Ucap Jang Yoon menyakinkan.
“Bagaimana mungkin bibi tidak khawatir? Dia menabrak dan membunuh orang yang bersamamu tahun lalu. Pria itu bekerja untuk kami dan ditemukan tewas. Sebaiknya kau menyerahkan surat pengunduran dirimu besok. Lupakan soal bermain timpani dan pindahlah.” Kata Bibi. Yi Young hanya bisa diam saja.
“Bibi akan mengurus semuanya. Mari lupakan semua hal yang telah terjadi.” Pinta Bibi khawatir.
“Aku tidak bisa melakukan itu.” Ucap Yi Young, Bibi heran karena Yi Young tak bisa melakukan padahal Ini bukan hal biasa dan seorang pria dibunuh.
“Aku tahu.... Itu sebabnya aku tidak bisa melupakannya dan kabur.” Ucap Yi Young. Bibi kebingungan dengan sikap Yi Young yang keras kepala. 


Eun Joo sudah menunggu diruangan, Tuan Jang masuk ruangan meminta maaf datang terlambat karena harus makan lebih dulu, lalu bertanya pad Eun Joo apakah sudah bicara soal merilis album. Eun Joo mengaku sudah kalau Nona Yoon memberitahu soal itu.
“Omong-omong, apa lagi yang ingin kau tanyakan?” tanya Tuan Jang, Eun Joo pikir ia bukan ahli dalam hal lain.
“Aku penasaran kenapa Anda sangat mendukungku.” Tanya Eun Joo penasaran.
“Bukankah sudah kubilang sebelumnya bahwa aku menikmati penampilanmu?” kata Tuan Jang
“Lalu Anda memintaku untuk memberi tahu semua yang kuketahui tentang Profesor Kang. Aku sudah memikirkannya, tapi aku tidak tahu banyak tentangnya. Aku hanya tahu tentang institusi rahasianya dan kesepakatan ujian masuk. Hanya itu.” Ucap Eun Joo. Tuan Jang pikir  Itu sudah banyak.
“Tidak sulit mencari tahu tentang semua itu. Kurasa Anda tidak bergabung dengan orkestra ini hanya untuk itu. Jadi, tolong jawab aku. Kenapa Anda bergabung dengan orkestra? Kim Ian, yang tewas setahun lalu, adalah putra terasing Anda, kan? Apa ada kaitannya dengan itu?” ucap Eun Joo.
“Apa kau tahu bagaimana kematian putraku? Seluruh tubuhnya rusak. Begitulah dia meninggal. Ada luka tusukan. Tapi polisi menutup kasusnya dalam sehari. Saat itu, aku tidak bisa melakukan apa pun.” Cerita Tuan Jang
“Tidak mungkin karena aku tidak berdaya. Tapi kini keadaan sudah berubah. Aku akan menyingkirkan Shinyoung Philharmonic. Seperti apa yang terjadi pada putraku, maka aku akan merusak orkestra ini. Aku akan menggali orkestra ini, lalu menghancurkannya.” Kata Tuan Jang
“Apa jawaban ini cukup? Aku akan memberimu panggung yang kau inginkan. Tapi sebagai balasannya, aku ingin kau menceritakan semua hal yang kau ketahui tentang orkestra ini.” Tegas Tuan Jang. Eun Joo pun hanya bisa terdiam. 




Soo Young menerima telp dari ibunya mengetahui kalau Yi Young mengemasi semua barangnya dan pulang ke rumah. Nyonya Hong mengaku sudah berusaha menghalanginya, tapi tidak berhasil. Soo Young mengerti akan mencoba membujuknya dan membawanya kembali.
“Jangan terlalu khawatir.” Ucap Soo Young, Ibunya pun meminta anaknya agar melakukan itu lalu menutup telp karena ada pelanggan yang datanga. 

Dua pria datang mengaku  dari kantor polisi lalu memperlihatkan foto ditanganya apakah mengenal  Yoon Young Gil. Nyonya Hong terlihat masih tenang, Polisi mengaku ingin bertanya-tanya dan mendapati bahwa dia pernah bekerja di sini.
“Sejujurnya, jasadnya ditemukan pagi ini. Jadi, kami ingin tahu sudah berapa lama dia bekerja di sini.” Ucap polisi. Nyonya Hong melonggo kaget mendengarnya.

Yi Young gugup masuk bar tempat terakhir kali bertemu dengan Tuan Yoon, lalu mencoba bertanya pada pemilik bar.  Si pria pun ingin tahu apa yang ingin ditanyanya, tapi saat itu dua polisi datang. Yi Young pun hanya bisa terdiam.
“Apa pria ini pernah datang ke sini?” tanya polisi, si pemilik menganguk.  Yi Young mencoba untuk menguping.
“Kami menemukan tanda terima dari tempat ini di antara barang-barangnya.” Kata si polisi. Pemilik pun mengaku Tuan Yoon pelanggan tetap di sini.
“Jasadnya ditemukan pagi ini. Kapan kali terakhir dia kemari?” tanya Polisi. Sipemilik menjawab Kemarinsekitar pukul 18.30.
“Apa ada yang janggal dengannya?” tanya Polisi, Si pemilik menjawab kalau Tuan Yoon membawa bunga.
“Aku bertanya apa dia akan menyatakan cintanya kepada seseorang. Dia tersenyum dan bilang bisa dibilang begitu.” Cerita pemilik.
“Bunga apa itu?” tanya polisi, Pemilik pikir Bunganya tidak istimewa tapi Ada beberapa mawar kuning.
Yi Young terus mendengar pembicaran polisi, Polisi ingin tahu apa Tuan Yoon datang sendirian. Si pemilik mengaku Tuan Yoon selalu datang sendirian bahkan Kemarin juga. Polisi kembali bertanya Apakah dia bertemu orang lain di sini.
Si pemilik mengaku tak tahu dan akan mencoba mengingatnya, Yi Young pun mencoba untuk keluar dari bar dan dengan wajah panik mengingat bunga yang ada diruangan Joo Wan dan itu ada dilantai.


Joo Wan melihat TKP Tuan Yoon lalu memilih untuk pergi, saat itu Jang Yoon mengikutinya dengan mobil dan melihat sosok pria dengan masker dan topi. Saat itu Tuan Kang datang mendekati Joo Wan dengan masker. Jang Yoon pun dengan sengaja mengambil gambar dengan ponselnya.
“Kau yang melakukannya? Apa yang telah kau lakukan?” ucap Tuan Kang, Joo Wan tak mengerti yang dikatakan Tuan Kang.
“Kematian Yoon Young Gil bukan kecelakaan, kan? Kau membunuhnya, bukan?” ucap Tuan Kang
“Kenapa Anda berpikir aku pelakunya? Kukira Anda yang membunuhnya.” Kata Joo Wan setelah membuka maskernya.
“Apa Kau sudah gila? Untuk apa aku membunuhnya?” ucap Tuan Kang
“ Aku juga tidak punya alasan untuk membunuhnya. Yoon Young Gil adalah orangmu. Aku tidak percaya kau membunuh dua orang. Kau benar-benar kejam.” Komentar Joo Wan.
“Apa Kau bilang aku membunuh dua orang? Kau benar-benar membuatku gila. Apa Maksudmu aku membunuh dua orang? Apa Kau pikir aku pembunuh? Aku tidak berkeliaran membunuh orang. Aku punya keluarga. Putri bungsuku duduk di kelas sembilan. Beraninya kau bicara seperti itu.” Tegas Tuan Kang
“Profesor Kang, bisakah berhenti berpura-pura tidak bersalah? Anda pernah lakukan sekali. Pasti tidak sulit mengulanginya.” Kata Joo Wan.
“Apa Kau sungguh menuduhku atas kematian Kim Ian lagi? Kau sudah meragukanku selama setahun. Apa Kau punya bukti bahwa aku membunuh Kim Ian? Beri aku buktinya. Tunjukkan buktinya sebelum menuduhku.” Ucap Tuan Yoon.
“Bukankah Yoon Young Gil punya bukti itu?” kata Joo Wan. Tuan Yoon mengerti kalau Joo Wan mengatrikan kalau ia membunuh Yoon Young Gil karena ingin menyembunyikan apa yang dimiliki.
“Jangan mencoba menjebakku. Apa Kau melihatku membunuh Yoon Young Gil? Apa Kau melihatku membunuh Kim Ian? Kau tidak melihat apa pun.” Ejek Tuan Kang
“Aku membenci diriku karena tidak melihat apa pun. Aku ingin tanyakan satu hal. Kenapa Anda memilihku? Saat Anda memilihku sebagai siswa pertukaran asing. Anda punya banyak murid lain yang menghormatimu Kenapa Anda memilihku?” kata Joo Wan
“Apa Kau membenciku? Seharusnya kau berterima kasih kepadaku sambil berlutut. Baiklah... Aku memilihmu karena mengingatkanku pada diriku saat muda. Apa jawaban ini memadai?” kata Tuan Kang menyakinkan.
“Dengarkan aku, Joo Wan. Kita tidak punya waktu untuk ini. Kita tidak boleh bertengkar. Aku orang yang membantumu menjadi dirimu sekarang. Kau akan kehilangan banyak hal, bukan? Aku juga begitu. Aku lebih rugi darimu.Apa Kau ingin kehilangan segalanya?” ucap Tuan Kang menyadarkana.
“Tidakkan? Jadi, tolong berhentilah mengunjungiku seperti ini. Jika Pimpinan mendengar soal ini, tamatlah riwayatku. Kau tidak tahu betapa gelisahnya aku belakangan ini.” Ungkap Tuan Kang lalu melangkah pergi. 





Tuan Kang kaget tiba-tiba Jang Yoon sudah ada didepanya, lalu bertanya siapa karena tak mengenalnya dan berpikir kalau perlu bicara dengannya. Jang Yoon menatap dengan dingin, Tuan Kang ingin tahu apa yang dilakukan Jang Yoon sekarang.
“Apa Kau mengikutiku?” ucap Tuan Kang dingin, Jang Yoon menjawab kalau Itu bukan urusannya.
“Kau dan Maestro Nam membicarakan sesuatu yang penting.” Ucap Jang Yoon marah.
“Apa Kau menguping kami?” kata Tuan Kang, Jang Yoon mengaku Tidak sengaja, tapi  bisa mendengar percakapan mereka.
“Dua pria tewas karena kalian, dan kalian berdua sibuk saling menyalahkan atas kematian mereka. Kalian berdua luar biasa.” Ucap Jang Yoon.
“Apa Kau kemari untuk mengancamku?” ucap Tuan Kang menyuruh minggir saja.
“Adikku meninggal setahun lalu. Dia ditikam dan ditabrak mobil.” Ucap Jang Yoon.
Tuan Kang ingn tahu Siapa adiknya,  lalu teringat tentang Kim Ian. Ia dengan nada mengejek mengeluh kenapa bertanya padanya tentang Kim Ian, padahal  tidak ada kaitannya dengan kematiannya.
“Nam Joo Wan baru saja menuduhmu membunuhnya! Pasti ada alasan kenapa murid tersayangmu mengatakan sesuatu seperti itu.” Ucap Jang Yoon yakin
“Alasan apa? Dia hanya mengatakan apa pun yang keluar dari mulutnya. Apa Kau mempercayainya? Aku sungguh tidak membunuh siapa pun. Aku tidak membunuh adikmu dan tidak membunuh Yoon Young Gil. Jika kau tidak memercayaiku, silakan selidiki. Mari lihat siapa yang jujur. Tidak ada yang kusembunyikan. Apa Kau puas sekarang?” ucap Tuan Kang berjalan pergi.
“Aku merekam percakapan yang kalian lakukan. Aku akan memikirkan kapan dan bagaimana cara menggunakannya.” Ucap Jang Yoon menghentikan Tuan Kang berjalan pergi, setelah itu Jang Yoon pun berjalan pergi. 



Petugas heran melihat Yi Young yang datang selarut ini. Yi Young mengaku  Maestro Nam meminta membawakan sesuatu untuknya. Si petugas seperti tak yakin tapi akhinya memilih untuk masuk ruangan.
Yi Young akhirnya masuk ruangan lalu mengingat saat masuk ruangan melihat buket bunga milik Tuan Yoon, tapi sudah tak ada diatas meja lalu mencari sesuatu.  Ia menemukan sebuah pisau lipat di laci, lalu teringat yang kejadian sebelumnya.
Flash Back
Saat di gudang, Yi Young bisa tahu ada orang yang datang dengan pisau lalu berteriak meminta agar Jangan mendekat dan menyuruh Pergi. Yi Young berhasil membuat pisau terjatuh dan mengambilnya, penutup matanya pun terbuka dan bisa melihat si pelaku. Joo Wan pun terlihat matanya dibalik masker dan Topi.
“Sedang apa kau di sana?” ucap Joo Wan tiba-tiba masuk ruangan, Yi Young bisa mengingat mata yang sama dimiliki oleh pelaku saat digudang.
“Aku akan menikammu jika mendekat. Pergi!” ucap Yi Young mengancam saat itu. 


Jang Yoon baru saja pulang ke rumah melihat dua pria menunggu. Si pria memanggil nama asli Jang Yoon, yaitu Jang Do Hoon. Jang Yoon membenarkan dan bertanya apa yang bisa dibantu. Keduanya mengaku dari polisi.
“Kau bersamaku di gudang itu tahun lalu, kan? Apakah pisau itu milikmu?” tanya Yi Young saat melihat Joo Wan memegang pisau. Joo Wan terlihat menatap Yi Young seperti pembunuh berdarah dingin.
Bersambung ke episode 25

Cek My Wattpad... Stalking 

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar