PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Nenek Joo
Wan duduk sendirian dengan wajah sedih, Yi Young datang membawakan makanan
untuk makan dibus. Nenek pikir Yi Young tidak perlu repot-repot lalu
menceritakan cucunya itu memberitahu bahwa dia ingin bermain selo.
“Mungkin
dia berusia sembilan tahun saat itu? Dia memohon agar aku membelikannya selo.
Dia mengamuk selama sebulan. Aku bilang kepadanya akan membelikannya selo jika
dia membersihkan restoran setiap hari selama setahun. Dan dia melakukannya.”
Cerita Nenek
“Lantas,
Anda membelikannya selo?” tanya Yi Young, Nenek membenarkan.
“Aku
membelikannya selo termurah Dan itu pun bekas. Apa Kau tahu? Dia memenangkan
penghargaan dengan selo bekas itu. Sejak kecil, dia bekerja keras untuk mendapatkan
apa pun yang dia inginkan. Aku kasihan padanya.” Ungkap Nenek
“Dia
terlahir dengan begitu banyak bakat, tapi aku tidak bisa mendukungnya sebesar
harapanku” ucap Nenek terharu.
“Sekarang,
Anda tidak perlu lagi memikirkan itu. Dia konduktor tetap di Shinyoung
Philharmonic.” Kata Yi Young.
“Si
berandal itu. Sesuatu terjadi padanya sekarang. Aku bisa tahu hanya dengan
sekali melihat. Tapi berandal itu tidak mau memberitahuku. Dia tahu benar
memberi tahu seseorang tidak akan membuat perbedaan.” Cerita nenek sedih.
“Hei,
Asisten... Aku meminta bantuanmu. Jika si berandal Joo Wan itu mengalami
kesulitan, tanyakan kepadanya apa yang terjadi atau apa yang mengganggunya.”
Pinta Nenek. Yi Young pun menenangkan nenek agar janga mengkhawatirkanya.
Jang Yoon
pergi ke TKP, mencoba melihat ke arah atas seperti ingin memastikan bagaimana
Tuan Yoon bisa terjatuh. Saat itu Yi Young datang ke ruangan, Joo Wan bertanya
apakah Yi Young sudah mengantar neneknya pergi.
“Ya... Dia
akan meneleponku begitu sampai. Kudengar latihannya dibatalkan. Ini hari yang
aneh bagi semua orang. Ada polisi juga di sini.” Ucap Yi Young saat itu Eun Joo
masuk ruangan.
“Bisa
tinggalkan kami? Aku perlu bicara empat mata dengannya.” Kata Eun Joo, Joo Wan
pun menyuruh Yi Young pergi saja karena Tidak ada latihan hari ini. Yi Young
pun mempersilahkan.
Joo Wan
langsung bertanya ada apa Eun Joo datang ke ruanganya. Eun Joo yakin kalau Pria
yang tewas hari ini tidak tergelincir dan dibunuh. Ia pun tak habis pikir Kenapa
Tuan Yoon tiba-tiba tewas di sini Di
hari penampilan perdananya.
“Bagaimana
aku tahu itu? Polisi yang akan mencari tahu.” Ucap Joo Wan santai.
“Kau
tidak melakukan ini, kan?” kata Eun Joo memastikan, Joo Wan merasa kalau Eun
Joo berpikir kalau ia pembunuh.
“Atau Apa
kau berharap aku pembunuhnya? Kenapa kamu menanyakan hal itu?” ucap Joo Wan
“Sudah kubilang.
Aku hanya ingin tahu. Aku sudah menata pikiranku selama beberapa hari terakhir.
Tidak ada yang salah di antara kita. Tapi keadaan menjadi sangat buruk. Kenapa
Hong Yi Young muncul dalam hidupku? Hanya ada satu jawaban.” Ucap Eun Joo.
“Apa
itu?” tanya Joo Wan, Eun Joo mengaku bertanya-tanya apa dia saksi mata
pembunuhan Kim Ian.
“Jika
ingatannya pulih, apa itu akan menyulitkanmu? Itukah sebabnya kau berusaha
sebaik mungkin untuk berada di sisinya?” kata Eun Joo
“Aku
menikmati novelmu. Aku mengerti kenapa kau seperti ini. Jika pertanyaanmu apa
aku membunuhnya, jawabanku tidak. Jika kau menanyakan perasaanku terhadap Yi
Young, jawabanku adalah ya.” Kata Eun Joo
“Apa Kau
sungguh menyukainya? Kau? Bicaralah yang masuk akal.” Ucap Eun Joo tak percaya.
“Kenapa
itu tidak masuk akal? Apa mustahil
bagiku untuk menyukai seseorang? Jika sudah selesai, pergilah Dan bekerja
keraslah untuk impianmu. Kau bilang menjadi solois adalah impianmu.” Kata Joo
Wan dan akhirnay Eun Joo pun keluar.
Yi Young
berjalan akan melewati garis polisi, Jang Yoon langsung menariknya dan
membawanya pergi ke ruangan lain langsung memarahi karena tidak boleh masuk ke
sana. Yi Young pikir harus melakukan sesuatu.Jang Yoon pun memohonn agar Yi
Young Jangan lakukan apa pun karena dua orang tewas.
“Bagaimana
jika dia tewas karena benda yang kuberikan itu?” ucap Yi Young tak yakin.
“Tidak,
bukan itu alasannya.” Ucap Jang Yoon meyakinkan, tapi Yi Young merasa kalau
sesorang tewas karena dirinya.
“Yi
Young... Sadarlah. Ini bukan karenamu. Dengarkan aku baik-baik. Kau belum
pernah bertemu Yoon Young Gil secara pribadi. Meski seseorang mendatangimu dan
bertanya tentangnya, katakan saja dia pekerja paruh waktu di toko bunga,
mengerti?” ucap Jang Yoon menyakinkan.
“Aku
tidak pandai berbohong. Mungkin mereka akan tahu. Aku mungkin akan jujur.” Ucap
Yi Young
“Dia
tidak tewas karenamu. Dia terus meminta uang. Dia juga meminta uang dariku. Dia
mungkin membuat permintaan yang sama kepada orang lain.” Kata Jang Yoon. Yi
Young ingin tahu siapa orang lain itu.
“Dia bilang kepadaku bahwa itu orang
berpangkat tinggi.” Ucap Jang Yoon mengingat yang dikatakan Tuan Yoon.
“Menurutmu
para petinggi sangat ingin mencari apa?” ucap Tuan Yoon.
“Mereka
bahkan membunuh seseorang. Setelah mendapatkan keinginan mereka, mungkin mereka
tidak membutuhkan orang yang selalu membuat masalah. Mungkin dia mengancam
mereka untuk memberinya lebih banyak uang.” Kata Jang Yoon mengingat yang
dikatakan Tuan Yoon.
“Jawabannya
selalu dekat. Kenapa kau bertanya kepadaku alih-alih orang yang berada di
dekatmu?” kata Tuan Yoon.
Jang Yoon
masih ingat kalau Tuan Yoon bilang jawabannya ada di dekat sini. Yi Young pun
mencoba memikirkan orang "Di dekat sini". Jang Yoon pikir kalau Intinya
adalah siapa pun yang membunuh Ian, dia juga membunuh Yoon Young Gil.
“Mereka
berdua tewas karena apa yang mereka miliki. Aku penasaran apa isinya. Dari semua
yang dia katakan kepadamu, apa ada yang mengganggumu?”ucap Jang Yoon. Yi Young
mencoba mengingat-ingat apa yang menganggunya.
“Saat aku
bertemu dengannya, rasanya dia benar-benar membutuhkan uang. Selama aku
memberikan uang, dia seperti akan memberikan semua miliknya kepadaku. Sepertinya
dia bersedia memberitahuku apa yang terjadi hari itu. Apa dia bersikap yang
sama denganmu?” kata Jang Yoon.
“Kalau
dipikir-pikir, dia memainkan sebuah lagu.” Cerita Yi Young, Jang Yoon bingung
apa itu "Lagu"
Ia
mencoba mengingat saat lagu diputar, Tuan Yoon mengatakan “Ibuku sering
mendengarkan lagu ini.” Dan Yi Young memberitahu Jang Yoon kalau bilang ibunya
sering mendengarkan lagu itu dan juga membicarakan hadiah. Jang Yoon pun
penasaran hadiah apa itu.
“Jangan
khawatir. Mungkin aku akan melakukan hal baik sebelum mati. Jika aku mati,
tolong cari itu. Siapa tahu? Mungkin aku meninggalkanmu hadiah.” Ucap Tuan
Yoon.
“Dia
hanya bilang itu hadiah. Dia bilang mungkin meninggalkan hadiah untukku dan
jika dia mati, aku harus mencarinya, Dia melarangku melupakannya.” Ucap Yi
Young
“Apa dia
mungkin meninggalkan sesuatu untukmu di suatu tempat? Seperti di rumah bibimu
atau toko bunga. Tempat yang sering dia kunjungi.” Kata Jang Yoon.
“Aku akan
mencarinya.” Ucap Yi Young, Jang Yoon mengerti lalu menyuruh agar Yi Young
Tinggal di rumah bibinya untuk sementara dan meminta agar Jangan berkeliaran.
Yi Young menganguk mengerti.
“Jika
detektif menemuimu dan mengajukan pertanyaan...” ucap Jang Yoon, Yi Young
mengerti akan bilang tidak tahu apa pun.
Jang Yoon
pun meminta maaf karena sudah marah pagi ini dan bisa mengerti kenapa kamu
menyerahkan itu kepada Tuan Yoon. Yi Young pikir kalau memang dirinya yang
bodoh. Jang Yoon mengaku kalau itu
salahnya kalau dirinya yang bodoh.
“Aku tidak
tahu seseorang akan tewas.” Ucap Jang Yoon, Yi Young pikir Mengharapkan sesuatu
seperti itu akan lebih aneh.
“Jangan
mengkhawatirkan aku. Aku akan menuruti perkataanmu.” Kata Yi Young.
Yi Young
pulang ke rumah duduk disofa, Bibinya langsung bercerita Setelah menonton
berita, jantungnya mulai berdebar kencang, dant erkejut, bahkan tidak bisa
berpikir jernih karena baru tahu Pak Yoon yang tewas di gedung orkestra itu
adalah pekerja paruh waktu di toko bunga. Yi Young membenarkan.
“Bagaimana
ini bisa terjadi? Bibi tidak tahu dia terlibat dalam kecelakaanmu dan mengizinkannya
bekerja untuk kami. Kenapa dia memutuskan untuk bekerja di toko bibi? Apa dia
melakukan sesuatu kepadamu? Apa Dia mengancammu?” tanya Bibi khawatir.
“Tidak,
dia tidak melakukan apa pun. Jangan khawatir.” Ucap Jang Yoon menyakinkan.
“Bagaimana
mungkin bibi tidak khawatir? Dia menabrak dan membunuh orang yang bersamamu
tahun lalu. Pria itu bekerja untuk kami dan ditemukan tewas. Sebaiknya kau
menyerahkan surat pengunduran dirimu besok. Lupakan soal bermain timpani dan pindahlah.”
Kata Bibi. Yi Young hanya bisa diam saja.
“Bibi
akan mengurus semuanya. Mari lupakan semua hal yang telah terjadi.” Pinta Bibi
khawatir.
“Aku
tidak bisa melakukan itu.” Ucap Yi Young, Bibi heran karena Yi Young tak bisa
melakukan padahal Ini bukan hal biasa dan seorang pria dibunuh.
“Aku
tahu.... Itu sebabnya aku tidak bisa melupakannya dan kabur.” Ucap Yi Young.
Bibi kebingungan dengan sikap Yi Young yang keras kepala.
Eun Joo
sudah menunggu diruangan, Tuan Jang masuk ruangan meminta maaf datang terlambat
karena harus makan lebih dulu, lalu bertanya pad Eun Joo apakah sudah bicara
soal merilis album. Eun Joo mengaku sudah kalau Nona Yoon memberitahu soal itu.
“Omong-omong,
apa lagi yang ingin kau tanyakan?” tanya Tuan Jang, Eun Joo pikir ia bukan ahli
dalam hal lain.
“Aku
penasaran kenapa Anda sangat mendukungku.” Tanya Eun Joo penasaran.
“Bukankah
sudah kubilang sebelumnya bahwa aku menikmati penampilanmu?” kata Tuan Jang
“Lalu
Anda memintaku untuk memberi tahu semua yang kuketahui tentang Profesor Kang.
Aku sudah memikirkannya, tapi aku tidak tahu banyak tentangnya. Aku hanya tahu
tentang institusi rahasianya dan kesepakatan ujian masuk. Hanya itu.” Ucap Eun
Joo. Tuan Jang pikir Itu sudah banyak.
“Tidak
sulit mencari tahu tentang semua itu. Kurasa Anda tidak bergabung dengan
orkestra ini hanya untuk itu. Jadi, tolong jawab aku. Kenapa Anda bergabung
dengan orkestra? Kim Ian, yang tewas setahun lalu, adalah putra terasing Anda,
kan? Apa ada kaitannya dengan itu?” ucap Eun Joo.
“Apa kau
tahu bagaimana kematian putraku? Seluruh tubuhnya rusak. Begitulah dia
meninggal. Ada luka tusukan. Tapi polisi menutup kasusnya dalam sehari. Saat
itu, aku tidak bisa melakukan apa pun.” Cerita Tuan Jang
“Tidak
mungkin karena aku tidak berdaya. Tapi kini keadaan sudah berubah. Aku akan
menyingkirkan Shinyoung Philharmonic. Seperti apa yang terjadi pada putraku,
maka aku akan merusak orkestra ini. Aku akan menggali orkestra ini, lalu
menghancurkannya.” Kata Tuan Jang
“Apa
jawaban ini cukup? Aku akan memberimu panggung yang kau inginkan. Tapi sebagai
balasannya, aku ingin kau menceritakan semua hal yang kau ketahui tentang
orkestra ini.” Tegas Tuan Jang. Eun Joo pun hanya bisa terdiam.
Soo Young
menerima telp dari ibunya mengetahui kalau Yi Young mengemasi semua barangnya
dan pulang ke rumah. Nyonya Hong mengaku sudah berusaha menghalanginya, tapi
tidak berhasil. Soo Young mengerti akan mencoba membujuknya dan membawanya
kembali.
“Jangan
terlalu khawatir.” Ucap Soo Young, Ibunya pun meminta anaknya agar melakukan
itu lalu menutup telp karena ada pelanggan yang datanga.
Dua pria
datang mengaku dari kantor polisi lalu
memperlihatkan foto ditanganya apakah mengenal Yoon Young Gil. Nyonya Hong terlihat masih
tenang, Polisi mengaku ingin bertanya-tanya dan mendapati bahwa dia pernah
bekerja di sini.
“Sejujurnya,
jasadnya ditemukan pagi ini. Jadi, kami ingin tahu sudah berapa lama dia
bekerja di sini.” Ucap polisi. Nyonya Hong melonggo kaget mendengarnya.
Yi Young
gugup masuk bar tempat terakhir kali bertemu dengan Tuan Yoon, lalu mencoba
bertanya pada pemilik bar. Si pria pun
ingin tahu apa yang ingin ditanyanya, tapi saat itu dua polisi datang. Yi Young
pun hanya bisa terdiam.
“Apa pria
ini pernah datang ke sini?” tanya polisi, si pemilik menganguk. Yi Young mencoba untuk menguping.
“Kami
menemukan tanda terima dari tempat ini di antara barang-barangnya.” Kata si
polisi. Pemilik pun mengaku Tuan Yoon pelanggan tetap di sini.
“Jasadnya
ditemukan pagi ini. Kapan kali terakhir dia kemari?” tanya Polisi. Sipemilik
menjawab Kemarinsekitar pukul 18.30.
“Apa ada
yang janggal dengannya?” tanya Polisi, Si pemilik menjawab kalau Tuan Yoon membawa
bunga.
“Aku
bertanya apa dia akan menyatakan cintanya kepada seseorang. Dia tersenyum dan
bilang bisa dibilang begitu.” Cerita pemilik.
“Bunga
apa itu?” tanya polisi, Pemilik pikir Bunganya tidak istimewa tapi Ada beberapa
mawar kuning.
Yi Young
terus mendengar pembicaran polisi, Polisi ingin tahu apa Tuan Yoon datang
sendirian. Si pemilik mengaku Tuan Yoon selalu datang sendirian bahkan Kemarin
juga. Polisi kembali bertanya Apakah dia bertemu orang lain di sini.
Si
pemilik mengaku tak tahu dan akan mencoba mengingatnya, Yi Young pun mencoba
untuk keluar dari bar dan dengan wajah panik mengingat bunga yang ada diruangan
Joo Wan dan itu ada dilantai.
Joo Wan
melihat TKP Tuan Yoon lalu memilih untuk pergi, saat itu Jang Yoon mengikutinya
dengan mobil dan melihat sosok pria dengan masker dan topi. Saat itu Tuan Kang
datang mendekati Joo Wan dengan masker. Jang Yoon pun dengan sengaja mengambil
gambar dengan ponselnya.
“Kau yang
melakukannya? Apa yang telah kau lakukan?” ucap Tuan Kang, Joo Wan tak mengerti
yang dikatakan Tuan Kang.
“Kematian
Yoon Young Gil bukan kecelakaan, kan? Kau membunuhnya, bukan?” ucap Tuan Kang
“Kenapa
Anda berpikir aku pelakunya? Kukira Anda yang membunuhnya.” Kata Joo Wan
setelah membuka maskernya.
“Apa Kau
sudah gila? Untuk apa aku membunuhnya?” ucap Tuan Kang
“ Aku
juga tidak punya alasan untuk membunuhnya. Yoon Young Gil adalah orangmu. Aku
tidak percaya kau membunuh dua orang. Kau benar-benar kejam.” Komentar Joo Wan.
“Apa Kau
bilang aku membunuh dua orang? Kau benar-benar membuatku gila. Apa Maksudmu aku
membunuh dua orang? Apa Kau pikir aku pembunuh? Aku tidak berkeliaran membunuh orang.
Aku punya keluarga. Putri bungsuku duduk di kelas sembilan. Beraninya kau
bicara seperti itu.” Tegas Tuan Kang
“Profesor
Kang, bisakah berhenti berpura-pura tidak bersalah? Anda pernah lakukan sekali.
Pasti tidak sulit mengulanginya.” Kata Joo Wan.
“Apa Kau
sungguh menuduhku atas kematian Kim Ian lagi? Kau sudah meragukanku selama
setahun. Apa Kau punya bukti bahwa aku membunuh Kim Ian? Beri aku buktinya.
Tunjukkan buktinya sebelum menuduhku.” Ucap Tuan Yoon.
“Bukankah
Yoon Young Gil punya bukti itu?” kata Joo Wan. Tuan Yoon mengerti kalau Joo Wan
mengatrikan kalau ia membunuh Yoon Young Gil karena ingin menyembunyikan apa
yang dimiliki.
“Jangan
mencoba menjebakku. Apa Kau melihatku membunuh Yoon Young Gil? Apa Kau
melihatku membunuh Kim Ian? Kau tidak melihat apa pun.” Ejek Tuan Kang
“Aku
membenci diriku karena tidak melihat apa pun. Aku ingin tanyakan satu hal.
Kenapa Anda memilihku? Saat Anda memilihku sebagai siswa pertukaran asing. Anda
punya banyak murid lain yang menghormatimu Kenapa Anda memilihku?” kata Joo Wan
“Apa Kau
membenciku? Seharusnya kau berterima kasih kepadaku sambil berlutut. Baiklah...
Aku memilihmu karena mengingatkanku pada diriku saat muda. Apa jawaban ini
memadai?” kata Tuan Kang menyakinkan.
“Dengarkan
aku, Joo Wan. Kita tidak punya waktu untuk ini. Kita tidak boleh bertengkar. Aku
orang yang membantumu menjadi dirimu sekarang. Kau akan kehilangan banyak hal,
bukan? Aku juga begitu. Aku lebih rugi darimu.Apa Kau ingin kehilangan
segalanya?” ucap Tuan Kang menyadarkana.
“Tidakkan?
Jadi, tolong berhentilah mengunjungiku seperti ini. Jika Pimpinan mendengar
soal ini, tamatlah riwayatku. Kau tidak tahu betapa gelisahnya aku belakangan
ini.” Ungkap Tuan Kang lalu melangkah pergi.
Tuan Kang
kaget tiba-tiba Jang Yoon sudah ada didepanya, lalu bertanya siapa karena tak
mengenalnya dan berpikir kalau perlu bicara dengannya. Jang Yoon menatap dengan
dingin, Tuan Kang ingin tahu apa yang dilakukan Jang Yoon sekarang.
“Apa Kau
mengikutiku?” ucap Tuan Kang dingin, Jang Yoon menjawab kalau Itu bukan
urusannya.
“Kau dan
Maestro Nam membicarakan sesuatu yang penting.” Ucap Jang Yoon marah.
“Apa Kau
menguping kami?” kata Tuan Kang, Jang Yoon mengaku Tidak sengaja, tapi bisa mendengar percakapan mereka.
“Dua pria
tewas karena kalian, dan kalian berdua sibuk saling menyalahkan atas kematian
mereka. Kalian berdua luar biasa.” Ucap Jang Yoon.
“Apa Kau
kemari untuk mengancamku?” ucap Tuan Kang menyuruh minggir saja.
“Adikku
meninggal setahun lalu. Dia ditikam dan ditabrak mobil.” Ucap Jang Yoon.
Tuan Kang
ingn tahu Siapa adiknya, lalu teringat
tentang Kim Ian. Ia dengan nada mengejek mengeluh kenapa bertanya padanya
tentang Kim Ian, padahal tidak ada
kaitannya dengan kematiannya.
“Nam Joo Wan
baru saja menuduhmu membunuhnya! Pasti ada alasan kenapa murid tersayangmu mengatakan
sesuatu seperti itu.” Ucap Jang Yoon yakin
“Alasan
apa? Dia hanya mengatakan apa pun yang keluar dari mulutnya. Apa Kau mempercayainya?
Aku sungguh tidak membunuh siapa pun. Aku tidak membunuh adikmu dan tidak
membunuh Yoon Young Gil. Jika kau tidak memercayaiku, silakan selidiki. Mari
lihat siapa yang jujur. Tidak ada yang kusembunyikan. Apa Kau puas sekarang?”
ucap Tuan Kang berjalan pergi.
“Aku
merekam percakapan yang kalian lakukan. Aku akan memikirkan kapan dan bagaimana
cara menggunakannya.” Ucap Jang Yoon menghentikan Tuan Kang berjalan pergi,
setelah itu Jang Yoon pun berjalan pergi.
Petugas
heran melihat Yi Young yang datang selarut ini. Yi Young mengaku Maestro Nam meminta membawakan sesuatu untuknya.
Si petugas seperti tak yakin tapi akhinya memilih untuk masuk ruangan.
Yi Young
akhirnya masuk ruangan lalu mengingat saat masuk ruangan melihat buket bunga
milik Tuan Yoon, tapi sudah tak ada diatas meja lalu mencari sesuatu. Ia menemukan sebuah pisau lipat di laci, lalu
teringat yang kejadian sebelumnya.
Flash Back
Saat di
gudang, Yi Young bisa tahu ada orang yang datang dengan pisau lalu berteriak
meminta agar Jangan mendekat dan menyuruh Pergi. Yi Young berhasil membuat
pisau terjatuh dan mengambilnya, penutup matanya pun terbuka dan bisa melihat
si pelaku. Joo Wan pun terlihat matanya dibalik masker dan Topi.
“Sedang
apa kau di sana?” ucap Joo Wan tiba-tiba masuk ruangan, Yi Young bisa mengingat
mata yang sama dimiliki oleh pelaku saat digudang.
“Aku akan
menikammu jika mendekat. Pergi!” ucap Yi Young mengancam saat itu.
Jang Yoon
baru saja pulang ke rumah melihat dua pria menunggu. Si pria memanggil nama
asli Jang Yoon, yaitu Jang Do Hoon. Jang Yoon membenarkan dan bertanya apa yang
bisa dibantu. Keduanya mengaku dari polisi.
“Kau
bersamaku di gudang itu tahun lalu, kan? Apakah pisau itu milikmu?” tanya Yi
Young saat melihat Joo Wan memegang pisau. Joo Wan terlihat menatap Yi Young
seperti pembunuh berdarah dingin.
Bersambung
ke episode 25
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar