PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
menemani Nenek yang tertidur dilantai dan terlihat sanget nyenyak. Ia menatap
pena ditanganya lalu keluar dari rumah dan melihat Tuan Yoon sudah menunggu
lalu duduk didepanya. Ia langsung
memberikan pulpen yang ditemukanya.
“Ini
benda yang kamu cari... Ini dia, kan?” ucap Yi Young. Tuan Yoon tak percaya
kalau Yi Young sungguh membawakannya padanya.
“Kau
tidak membukanya,kan?” ucap Tuan Yoon, Yi Young mengingat Tuan Yoon melarang melakukan itu.
“Apa Kau
tidak membukanya karena aku melarangmu?” ejek Tuan Yoon, Yi Young pikir mereka sudah berjanji.
“Selama
aku tidak menontonnya, menutup mulutku, dan membawakannya kepadamu, kau bilang
akan memberitahuku siapa yang berada di gudang hari itu.” Ucap Yi Young. Tuan
Yoon menganguk mengerti.
“Aku
sudah berjanji kepadamu. Tolong jangan pernah datang ke toko bunga bibiku.”ucap
Yi Young.
“Aku
tidak akan datang.” Kata Tuan Yoon, Yi
Young pun meminta Tuan Yoon agar memberitahu.
“Siapa
lagi yang ada di gudang?” tanya Yi Young penasaran, Tuan Yoon mala bertanya
apakah Yi Young suka lagu lama
Yi Young
bingung, saat itu Tuan Yoon memberikan kode pada pemilik Cafe agar memutarkan
piringan hitam, Si pria pun memutar lagu lama. Yi Young masih dibuat bingung.
Tuan Yoon memberitahu kalau Ibunya sering mendengarkan lagu ini.
“Cepat
jawab aku... Kau berjanji akan memberitahuku.”ucap Yi Young marah. Tuan Yoon
seolah-olah lupa.
“Aku
berubah pikiran. Aku bisa menerima banyak uang jika tidak memberitahumu.” Kata
Tuan Yoon dengan senyuman licik
“Pak,
kenapa kau hidup seperti ini? Aku memberikan ini kepadamu karena janjimu. Aku
bahkan berbohong kepada orang yang kusukai.” Teriak Yi Young marah
“Siapa?
Jang Yoon? Aku tidak memilih hidup seperti ini. Dunia yang membuatku seperti
ini. Aku pernah menjadi korban dahulu. Jadi, aku selalu siap. Aku selalu
menyimpan kartu rahasia. Aku akan mengeluarkannya setiap kali para bedebah
mengkhianatiku.”ucap Tuan Yoon.
“Jangan
konyol. Kau memilih untuk berbohong dan memanfaatkan orang lain. Seperti itulah
dirimu.” Kata Yi Young marah
“Naif
sekali. Kau tidak tahu bagaimana cara kerja dunia ini. Apa Kau tahu betapa
kotor dan kasarnya dunia ini?” kata Tuan Yoon
“Ada satu
hal yang kuketahui, yaitu kau seorang pembohong.” Balas Yi Young penuh amarah.
“Jangan
khawatir. Aku mungkin akan melakukan hal baik sebelum mati. Jika aku mati,
selidikilah. Siapa tahu? Mungkin aku meninggalkan hadiah untukmu.” Kata Tuan
Yoon
“Jangan
mempermainkan orang. Jangan pernah muncul di hadapan keluargaku lagi. Jika kau
melakukannya, aku akan ke kantor polisi dan membeberkan semuanya.”ucap Yi Young
memperingati.
“Jangan
lupakan apa yang kukatakan kepadamu.” Ucap Tuan Yoon melihat Yi Young pergi
meninggalkanya.
Yi Young
berjalan menaiki tangga ke rumahya, Jang Yoon seperti sedang menunggu bertanya
pada Yi Young bertanya Dari mana saja baru
pulang selarut ini. Yi Young mengaku mampir ke pasar swalayan. Jang Yoon tak
percaya kalau pergi selarut ini. Yi Young membenarkan.
“Kenapa
kau belum tidur? Pertunjukannya besok.” Tanya Yi Young mencoba mengalihkan
pembicaraan.
“Tidak ada
alasan. Aku tidak bisa tidur. Rasanya kita tidak bisa bertemu meski sudah
beberapa berpapasan, kan?”kata Jang Yoon. Yi Young membenarkan lalu berjalan
pergi.
“Maafkan
aku... Sejak kemarin, aku merasa sangat tidak berdaya. Aku merasa tidak ada
yang bisa kulakukan. Aku frustrasi dengan diriku sendiri. Aku di sini, dengan
harapan bisa melihatmu. Kau Masuklah. Selamat malam.” Ucap Jang Yoon akan masuk
rumah.
“Aku juga
minta maaf... Aku sungguh minta maaf.” Ucap Yi Young merasa bersalah.
Joo Wan
di ruangan mengingat yang dikatakan Tuan Kang “Semua ini terjadi gara-gara kau... Gara-gara
kau, Kim Ian tewas. Pada akhirnya, hidupnya berantakan karenamu. Apa yang kau
lakukan sebagai ganti mendapat posisi tetap? Itukah alasanmu membunuh Ian?”
Saat itu
seseorang dengan inisial "Y" menelp Joo Wan tapi seperti tak
diangkat. Sementara Tuan Kang bertemu dengan Tuan Yoon ingin tahuapa hadiah
untuknya dan apakah Tuan Yoon sudah menemukannya. Tuan Yoon mengeluh Tuan Kang sangat
tidak sabar.
“Aku
menemukannya. Jika kau memberiku uang yang kau janjikan, aku akan
menyerahkannya... Dasar berandal.” Ucap Tuan Yoon.
“Hei, aku
bahkan tidak tahu kau jujur atau tidak. Jadi, bagaimana aku bisa memberimu
uang?” ucap Tuan Kang. Tuan Yoon memperlihatkan pulpen ditanganya.
“Berikan.
Berikan kepadaku, Brengsek! Berikan kepadaku lebih dahulu!” ucap Tuan Kang
ingin merampasnya.
“Seperti
janji kita, aku tidak membukanya. Tapi jika kamu tidak membayarku, aku akan
membukanya. Kapan kamu memberikannya padaku?” kata Tuan Yoon mendorong Tuan
Kang agar menjauh.
“Baiklah...
Akan kubayar setengahnya sekarang. Akan kubayar sisanya setelah kau
menyingkirkan orang lain.” Kata Tuan Kang
“Siapa
itu?” tanya Tuan Yoon. Tuan Kang menjawab Nam Joo Wan dengan memberikan
perintah.
“Jangan
bunuh dia, tapi buat dia memohon ampun agar dia tidak pernah merendahkanku
lagi. Setelah semua yang kulakukan untuknya, berani-beraninya dia.” Ucap Tuan
Kang. Tuan Yoon hanya bisa tertawa.
“Kenapa
kau tertawa?” ucap Tuan Kang bingung. Tuan Yoon menjawab kalau Karena lucu.
“Kalian
semua sama saja.” Ejek Tuan Yoon dan akan pergi. Tuan Yoon menahan Tuan Yoon
yang akan pergi.
“Aku
berubah pikiran. Jadi Aku akan menyimpan ini. Banyak orang yang menginginkan
ini.” Ucap Tuan Yoon.
“Kau
tidak bisa pergi begitu saja, Bedebah.” Ucap Tuan Kang tak bisa menahan Tuan
Yoon keluar dari mobilnya.
Tuan Yoon
melihat Jang Yoon sudah menunggunya lalu mengejek kalau mereka terus bertemu
pasti akan menyukainya dan ingin tahu alasan Jang Yoon berkunjung lagi ke
tempatnya. Jang Yoon mengaku ingin meminta bantuan Tuan Yoon sekarang.
“Bantuan?
Dariku?” tanya Tuan Yoon binggung. Jang Yoon meminta agar Tuan Yoon mengatakan apa
yang terjadi malam itu.
“Aku
tidak berusaha membuatmu terlibat masalah. Aku hanya ingin tahu apa yang
terjadi malam itu. Kau tidak membunuh Ian, kan?”ucap Jang Yoon ingin tahu
“Sudah
kubilang bukan aku, Akhirnya kau memercayaiku.” Ucap Tuan Yoon bahagia.
“Lalu siapa
yang membunuhnya dan kenapa? Dan kenapa Yi Young berpikir dia yang membunuhnya?
Tolong beri tahu aku. Kumohon.” Kata Jang Yoon penasaran.
“Yoon.
Maksudku, Do Hoon... Di mana uangnya? Itu satu-satunya cara aku akan bicara.”
Kata Tuan Yoon tak bisa dibodohi
“Ya, aku
akan mendapatkan uang itu untukmu. Tapi akan butuh waktu.” Kata Jang Yoon. Tuan
Yoon pun menegaskan akan menunggu.
“Kumohon.
Aku akan menepati janjiku.” Ucap Jang Yoon, Tuan Yoon ingin tahu janji apa.
“Akan
kuberi tahu satu hal. Lagi pula, ini bukan rahasia lagi. Bukan Yi Young yang
membunuh Ian. Dia ditikam, tapi dia tidak mati karena itu. Ada orang lain yang
membunuhnya.” Ucap Tuan Yoon.
“Siapa?
Siapa itu?” tanya Jang Yoon penasaran. Tuan Yoon menegaskan Hanya ini yang bisa
dikatakan untuk saat ini.
“Bawakan
aku uangnya. Maka akan kuberi tahu sisanya.” Kata Tuan Yoon lalu beranjak
pergi.
Akhirnya
gedung mulai dihias dengan poster "Konser Inaugurasi Konduktor Nam Joo Wan"
lalu diberi peringatan "Jangan
Masuk, Sedang Latihan" Semua pemain masuk ruangan setelah latihan, Sek
Yang memberitahu Makan siangnya akan
dibagikan dalam 30 menit.
“Tolong
jangan tinggalkan gedung ini dan tetaplah di ruang tunggu.” Ucap Sek Yang.
Semua menganguk mengerti.
“Perutku
sakit. Ini Gawat.” Keluh Jenny masuk ruangan, Nyonya Wang pikir kalau Jenny
butuh obat.
“Percuma
saja... Perutku selalu sakit sebelum pertunjukan.” Ucap Jenny. Michael pikir
itu tak masalah.
“Aku
selalu muntah tepat sebelum naik ke panggung. Aku minum satu gelas soju tiap
hari.”akui Michael. Semua tak percaya mendengarnya.
Joo Wan
terlihat gugup diruanganya, Nyonya Yoon datang memlihat Latihannya berjalan lancar hari ini dan
bertanya sudah makan malam. Joo Wan mengaku tidak berselera makan dan bertanya
apa yang dinginkan Nyonya Yoon sekarang.
“Aku
datang untuk mengucapkan semoga berhasil. Masa depan orkestra kita ada di
tanganmu.” Ucap Nyonya Yoon
“Kenapa
kau tiba-tiba memujiku?” ucap Joo Wan heran, Nyonya Yoon pikir kalau Joo Wan mendengar
rumor buruk, jangan biarkan itu mempengaruhinya.
“Apa pun
yang terjadi, aku akan melakukan yang terbaik untuk melindungimu. Mengerti? Kau
yang terbaik. Kudoakan yang terbaik untukmu.” Ucap Tuan Yoon. Joo Wan hanya
bisa diam saja.
Setelah
Tuan Yoon keluar, Yi Young datang memberitahu kalau neneknya sudah datang. Joo
Wan langsung memeluk nekenya mengaku suka pakaian Nenek. Nenek Joo Wan panik
karena cucunya membuatnya memutar-mutar.
“Tapi
tunggu sebentar. Ada apa dengan wajahmu? Apa Kau tidak tidur semalam?” tanya
Nenek khawatir.
“Aku
tidak bisa tidur karena aku sangat gugup akan bertemu Nenek.” Ungkap Joo Wan.
Nenek mengeluh cucunya memang sudah gila.
“Presdir
Ko dengan sukarela membawa nenekmu berkeliling. Dia ingin aku bekerja.” Ucap Yi
Young. Joo Wan pun mempersilahkan.
Nyonya
Hong kebingungan karena tidak bisa dihubungi sejak kemarin dan berpikir sedang
sakit. Tuan Hong sibuk memindahkan pot bertanya apakah istrinya sedang menelp
Yoon Young Gil. Nyonya Hong membenarkan karena ada banyak kiriman untuk besok.
“Jadi,
aku ingin memintanya memindahkan tanaman dan mengirimnya.” Ucap Nyonya Hong
“Mungkin
terjadi sesuatu. Telepon dia lagi besok. Sementara itu, aku akan menangani
semua pekerjaan.” Ucap Tua Hong
“Dia
bekerja sepuluh kali lebih cepat darimu. Omong-omong, kuharap Soo Young tiba
tepat waktu di konser. Perhatiannya selalu teralihkan. Aku khawatir dia akan
tiba di sana setelah konser berakhir.” Ucap Nyonya Hong khawatir.
“Apa Kau
mengirim bunga?” tanya Tuan Hong, Nyonya Hong mengaku sudah kalau Ini konser
pertama konduktor.
“Astaga,
sayang sekali kita sangat sibuk hari ini. Apa dia akan marah karena kita tidak
datang?” kata Nyonya Hong sedih.
“Pasti
dia akan mengerti. Kita bisa menemuinya lain kali saat Yi Young juga bisa
tampil bersamanya.” Kata Tuan Hong
“Tapi ini
tetap konser yang penting baginya. Apa Kau tahu?” ucap Nyonya Hong dan ingin
mencoba menelp lagi.
Tuan Yoon
melihat ponselnya yang terus berderingg dari "Toko Bunga" tapi tak
diangkatnya, setelah minum mengambil buket bunga diatas meja. Pemilik bertanya
Apa Tuan Yoon akan pergi untuk menyatakan cintanya. Tuan Yoon membenarkan lalu
membayarnya.
Yi Young
pergi ke tempat Jang Yoon memuji kalau terlihat tampan hari ini dan berpikir
kalau tidak gugup. Jang Yoon mengaku jarang merasa gugup. Yi Young mengaku
sangat iri pada Jang Yoon tapi tetap mendoakan yang terbaik untuknya.
“Tidak
apa-apa meski kau membuat kesalahan, jadi, jangan gugup.” Ucap yi Young
“Ini
bukan konser tunggal. Aku akan bermain
seperti biasanya.” Komentar Jang Yoon santai.
“ Ini
seperti konser tunggal. Kalian akan melakukan penampilan tambahan pertama.”
Kata Yi Young. Jang Yoon menganguk mengerti.
Sek Yang
membawa jas di "Ruang Konduktor" dan akan keluar ruangan dan
dikagetkan dengan Tuan Yoon sudah ada didepan pintu lalu bertanya Siapa pria
itu. Tuan Yoon bertanya Apa konduktor ada di dalam. Sek Yang mengaku Joo Wan sedang tidak di
sini.
“Ini area
terlarang, jadi, kau dilarang masuk ke sini. Bagaimana kau bisa masuk?” ucap
Sek Yang binggung.
“Aku berjalan
masuk. Tolong berikan ini kepada konduktor. Doakan dia berhasil untuk konser
hari ini.” Ucap Tuan Yoon memberikan buket bunga.
“Ada tempat
terpisah untuk hadiah di lobi. Apa Aku harus bilang dari siapa?” ucap Sek Yang.
Tuan Yoon hanya menjawab Seorang penggemar lalu berjalan pergi.
Jang Yoon
baru saja keluar dari ruangan melihat Joo Wan pergi ke tangga darurat lalu
bertanya Apa mau Tuan Yoon yang datang padahal Konser akan dimulai. Tuan Yoon
mengaku sudah menemukan yang dicari dan sudah menelepon kemarin, tapi tidak
menjawab.
“Kau
minta bertemu denganku sebelum konser hanya agar kau bisa memberitahuku itu? Kau
bicara seolah-olah itu tidak penting. Seseorang tewas karena itu.” Ucap Tuan
Yoon menyindir.
“Mari
bicara setelah konser.” Ucap Joo Wan akan pergi, tapi Tuan Yoon kembali bicara.
“Kau tahu
siapa yang memberiku barang yang kucari? Hong Yi Young.” ucap Tuan Yoon. Joo
Wan kaget mendengarnya.
Nyonya
Seo melihat ruangan Joo Wan yang kosong dan terlihat kebingungan. Yi Young datang
dengan Sek Yang memberitahu Joo Wan
tidak ada di ruang tunggu dan tidak bisa menemukannya, bahkan belum
berganti pakaian.
“Berapa
sisa waktu kita?” tanya Nyonya Seo, Sek
Yang menjawab 15 menit lagi.
“Mari
kita cari dia lagi. Pergi ke belakang panggung dan lihat apa dia ada di sana. Hati-hati
dan pastikan para anggota tidak tahu. Mereka tidak boleh tahu soal ini.” Kata Nyonya
Yoon. Semua menganguk mengerti.
Joo Wan
tak percaya kalau Yi Young dan ingin tahu cara Yi Youn menemukanya dan berpikir
kalau Ingatannya sudah pulih Atau Tuan Yoon yang mengancamnya. Tuan Yoon
mengaku tidak mengancamnya tapi mereka punya kesepakatan.
“Dia
memintaku menceritakan apa yang terjadi tahun lalu. Jadi, aku melempar umpan. Aku
bilang kepadanya ada satu orang lagi hari itu selain dia dan Ian. Aku bilang akan
memberi tahu siapa orang itu jika dia memberiku yang kubutuhkan.” Cerita Tuan
Yoon.
“Dan dia
benar-benar memberikannya kepadaku. Dia sangat naif.”ejek Tuan Yoon. Jang Yoon
terus mencoba mendengarnya.
“Jadi,
Apa kau memberitahunya?” tanya Joo Wan, Tuan Yoon mengaku tidak.
“Aku
melakukannya dengan baik, kan? Untuk menjual ini kepadamu,maka aku harus tetap
diam. Akan kuberikan kepadamu jika kau menginginkannya. Tapi, sebaiknya kamu
membayarku.” Ucap Tuan Yoon.
“Berani-beraninya
kau kemari dan membicarakan uang denganku?” keluh Joo Wan marah
“Kenapa?
Apa salahnya datang kemari? Apa karena ini tempat kau akan tampil? Apa
kaitannya denganku?” ejek Tuan Yoon.
“Aku
tidak punya waktu untuk ini. Mari bicara lain kali.” Kata Joo Wan akan pergi.
"Lain
kali"? Tidak akan ada lain kali. Profesor Kang memintaku membuatmu memohon
ampun sebagai gantinya membayar sisa uangku.” Ucap Tuan Yoon.
Joo Wan
kaget mendengarnya. Tuan Kang pikir kalau pasti menjijikkan dan sungguh tidak bisa
memaafkan keduanya, bahkan mengubahya menjadi pembunuh lalu tidak membayarnya.
Ia pikir keduanya shda meremehkan uang, lalu
berpikir cukup istimewa dan memperlakukannya seperti sampah.
“Profesor
Kang benar-benar berengsek. Tapi kau juga tidak pantas berdiri di panggung itu.
Hari ini, aku memutuskan untuk menghancurkanmu dan Profesor Kang. Kau target
pertamaku.” Ucap Tuan Yoon.
“Siapa
yang harus kuberi tahu lebih dahulu? Jang Yoon? Pimpinan Jang? Atau polisi? Kudoakan
yang terbaik untuk kalian hari ini. Ini akan menjadi penampilan terakhirmu.” Kata
Tuan Yoon.
Joo Wan
hanya bisa diam saja, lalu melihat foto Ian dan Yi Young ditanganya dari Tuan
Yoon terlihat marah. Ia pun berjalan pergi, Jang Yoon mencoba mengikutinya tapi
tak melihat perginya Tuan Yoon dan Joo Wan seperti menghilang begitu saja.
Yi Young
kebingungan mencari Joo Wan sampai akhirnya menemukan di sedang dalam ruangan gelap.
Ia mengeluh kalau mencarinya ke mana-mana dan dari mana saja. Joo Wan meminta
maaf dan mengajak pergi sekarang.
Nyonya
Yoon menyapa angota orkresta yang sudah mulai datang, lalu mengangkat telp. Yi
Young memberitahu kalau suda menemuka Joo Wan dan pergi ke ruang tunggu jadu memakai
setelannya. Nyonya Yoon mengeluh kalau ini Sulit dipercaya karena Joo Wan tidak
membiarkannya istirahat sampai akhir.
Yi Young
membantu Joo Wan di ruangan, wajah Joo wan hanya melamun dan terdiam. Yi Youg
menanyakan kedaaanya apakah baik-baik saja. Joo Wan menganguk tapi tatapanya
masih kosong. Salah seorang kru memberitahu kalau mereka sudah siap. Yi Young
memberitahu kalau akan datang.
“Tunggu.
Sebentar.” Ucap Joo Wan menahan Yi Young yang akan mengancingkan jasnya.
“Aku tahu
ini bisa menyesakkan, tapi bertahanlah. Jangan terlalu gugup. Aku yakin kamu
akan tampil dengan baik. Nenekmu datang hari ini” ucap Yi Young menyakinkan.
Joo Wan pun bisa sedikit tenang walaupun terlihat gugup.
Semua pemain
sudah ada diatas panggung, semua menunggu Joo Wan masuk. Saat Joo Wan masuk
panggung, semua seperti tak bisa menahan perasaan ingin melihatnya. Nenek Joo
Wan pun terlihat tak sabar menunggu.
Tapi Joo
Wan malah hanya diam saja, beberapa menit. Semua penonton binggung melihat Joo
Wan, Eun Joo pun tak menyangka Joo Wan hanya diam saja. Joo Wan seperti
menenangkan dirinya lebih dulu lalu mulai mengangkat tongkatnya.
Alunan
musik klasik pun terdengar, Yi Young
menonton di ruang tunggu pun tak bisa menahan rasa harunya. Nenek Joo Wan pun
sangat bangga pada cucunya. Jang Yoon juga sempat menonton, sampai akhirnya
pertunjukan selesai dan ia pun naik keatas panggung.
Joo Wan
sempat melirik, Jang Yoon memberi kode kalau siap bermain. Lagu klasik kedua
pun dimainkan dengan iringan piano. Saat itu Jang Yoon terlihat sangat bahagia
melihat Jang Yoon yang main dengan bagus. Tapi disisi lain, Tuan Yoon terlihat
jatuh ditangga dengan kepala yang berdarah dan tak sadarkan diri.
Bersambung
ke episode 23
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Aduhh jo wan...kmu ni diam2 mngerikann jg
BalasHapus