PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Tuan Kim,
Hyun Joong dan Nyonya Choi berdiri didepan terowongan. Tuan Kim pikir kalau
tahu Man Wool takkan kembali sesudah pergi jadi Setidaknya harus mengucapkan salam
perpisahan. Nyonya Choi pikir Akan lebih
baik jika Man Wool bisa pergi sesudah sembuh dari kebencian yang melekatnya.
“Kita
harus saling mengucapkan salam perpisahan sebelum pergi. Jangan biarkan tanpa
pamit. Berjanjilah.” Ucap Hyun Joong memberikan kelingking untuk berjanji. Tuan
Kim dan Nyonya Choi berjanji.
“Tapi, menurutmu
apa yang akan terjadi dengan hotel ini?” tanya Nyonya Choi
“Seperti
biasa, Malaikat Maut tak pernah memberi kita jawaban. Tapi, sepertinya Dewa Ma
Go bersiap untuk menyongsong pemilik baru.” Kata Tuan Kim. Hyun Joong merangkul erat dua
seniornya seolah tak ingn berpisah.
Di rumah
tabib
Ma Go
membuat sesuatu dalam gucinya lalu berkata Berfermentasilah sampai bulan
purnama berikutnya.Dengan wajah bahagia kalau sekarang hanya perlu menambahkan bahan
terpenting yaitu bunga Pohon Bulan lalu mencari dari kotak penyimpanan. .
“Bunga
Pohon Bulan sudah habis.” Ucap Ma Go bingung.
Didepan
pohon, Malaikat Maut bertemu dengan Ma Go pemilik bunga membahas kalau sedang
menyuruh Ma Go pemilik toko herbal membuat anggur untuk pemilik baru
Sanggarloka Bulan. Ma Go memberitahu Alkohol itu sedang difermentasi,
“tapi
rasanya akan sangat pahit bagi orang yang memiliki dendam mendalam. Ketika Man
Wool minum anggur itu, dia ingin mencabut lidahku, katanya. Siapa pun yang
minum anggur itu akan terpengaruh oleh kekuatan bulan” ucap Ma Go
Flash Back
Ma Go
sengaja membuka toko kaki lima jaman joseon, lalu Man Wool pun meminumnya tanpa
sadar kalau itu membuatnya jadi pemilik hotel Del Luna. Ia pun menusuk pisau
yang berisi darah dalam pohon lalu akhirnya terbentuk hotel didepanya. Man Wool
hanya bisa melonggo meliha hotel didepanya.
“dan tak akan lagi menjadi bagian dari
kehidupan atau kematian. Pohon Bulan akan menghisap sisa umurnya dan berganti
tubuh. Dan jiwa orang itu akan terikat pada Pohon Bulan, yang menjadikannya
pemilik Sanggarloka Bulan.”
“Anggur
harus siap pada bulan purnama berikutnya. Tapi bunga Pohon Bulan sudah tak
ada.” Ucap Ma Go
“Aku akan
mencarinya. Di mana aku bisa menemukannya?” kata Malaikat
“Itu
hanya mekar di taman Sanggarloka Bulan.” Ucap Ma Go, Malaikat binggung karena Tapi
tak ada bunga di sini.
“Mungkinkan
di taman saat itu? Di taman 200 tahun yang lalu.” Kata Ma Go
“Maka,
aku harus pergi ke Sanggarloka Bulan 200 tahun yang lalu.” Ucap Malaikat.
“Kau tak
perlu pergi. Aku akan mengutus orang lain.”kata Ma Go dengan senyuman.
Nyonya
Choi membereskan ruangan Man Wool yang kosong lalu meliha Chan Sung datang lebih
awal lagi. Chan Sung pikir kalau Man Wool sudah ada di ruangan tapi ternyata
masih kosong. Nyonya Choi mengaku punya sesuatu untuknya.
“Obat ini
memungkinkan untuk memblokir kemampuanmu melihat hantu... Sebelumnya, Ketua meminta
bantuanku.” Ucap Nyonya Choi penuh arti. Chan Sung terdiam.
Flash Back
Man Wool
berbicara dengan Nyonya Choi, kalau menurutnya
Chan Seong tak seharunya datang ke sini lagi, maka ia ingin Nyonya Choi memberinya kotak ini. Nyonya Choi binggung
kenapa Man Wool memberikannya padanya. Man Wool sengajka memberikan untuk
berjaga, karena Nyonya Choi yang paling
dipercaya.
“Selama
itu, aku percaya dia akan kembali. Tapi sekarang, Kupikir... sudah waktunya
kuberikan ini padamu.” Ucap Nyonya Choi
“Sepertinya
kau beranggapan dia tak akan kembali.” kata Chan Sung menerimanya.
“Alasan Ketua
meninggalkan obat ini karena dia ingin kau memulai hidup dalam kenyataan, bukannya
tinggal di sini karena dia.” Ucap Nyonya Choi lalu berjalan keluar dari
ruangan.
Chan Sung
terdiam menatap obat ditanganya, lalu melihat sudut ruangan seperti melihat Man
Wool yang memanggilnya lalu memperlihatkan style barunya sebagai kejutan.
“Coba
tebak, apa yang akan kumakan dengan gaun ini?” ucap Man Wool. Chan Sung hanya
diam saja.
“Kau tak
tahu sama sekali... Ini Sudah jelas nasi thistle. Ini thistle, bagian putih
adalah nasi, saus, dan sendok... Mengerti?” ucap Man Wool dan mengajak pergi.
Chan Sung tersenyum melihat tingkah Man Wool.
“Tunggu
Sebentar. Ponselku... Aku harus memotret.” Ucap Man Wool terlihat sangat
bahagia.
Chan Sung
menatap ke arah lain, Man Wool seperti sedang memberikan warna pada kukunya.
Man Wool mengeluh Chan Sung menatapnya, lalu mengejek managernya terlalu nakal.
Chan Sung terus menatapnya.
“Apa kau
membawa permintaan layanan khusus lagi? Baiklah. Bawakan padaku... Bawakan
semuanya... Apa yang akan dilakukan hantu di kamar sepanjang malam? Aku hanya
bisa bekerja dan melihat panggilan mimpi orang lain.” Keluh Man Wool kesal
“Harvard?
Apa yang mereka ajarkan? Apa mereka hanya menyuruhmu belajar? Aku benci
melihatmu. Keluar.” Kata Man Wool dengan kaya sinis tapi sebenarnya sayang pada
Chan Sung. Chan Sung hanya diam saja, dengan senyuman.
Chan Sung
berjalan keluar melihat meja kerja, Man Wool memanggil Chan Sung memberitahu
setelah keluar dari hotel, maka akan menjadi orang yang lebih luar biasa
daripada Hwang Moon Sook. Ia pun yakin kalau Chan Sung akan berumur panjang, dan
menjadi kaya raya.
“Hotel
ini menjaminnya... Lagi, lagi. Jangan pamer seperti itu... Hei. Turunkan
tatapanmu.” Ucap Man Wool. Chan Sung terus hanya bisa tersenyum.
Ia
mengingat semua kenangan Man Wool dalam ruangan, seperti tak bisa melupakan Man
Wool akhirnya menaruh kembali obat yang dititipkan pada Nyonya Choi.
Chan Sung
keluar dari ruangan melihat Ma Go dan langsung berlari menghampirinya, lalu
bertanya Apa Jang Man Wool sudah datang. Ma Go memberitahu kalau Ada pekerjaan
untuknya. Chan Sung ingin tahu Pekerjaan apa.
“Kau harus
pergi ke Penginapan Man Wol.” Ucap Ma Go. Chan Sung bingung apa maksudnya
Penginapan Man Wool.
“Bukankah
itu nama Del Luna di Dinasti Joseon?” kata Chan Sung, Ma Go membenarkan dan
Chan Sung harus pergi ke sana.
Keduanya
berdiri didepan Pohon, Ma Go memberitahu kalau
Taman Penginapan Man Wool, dan Chan Sung akan temukan bunga obat yang gemerlapan
di bawah sinar bulan lalu Bawakan itu padanya. Chan Sung pikir itu bukan
pekerjaan sulit.
“Kau bisa
pergi ke sana sendiri. Kenapa kau memintaku melakukannya?” ucap Chan Sung
“Karena
kau mungkin menyukainya. Jika kau pergi ke sana, maka kau bisa melihat
Penginapan Man Wool.” Kata Ma Go
“Lalu,
Apa aku akan bertemu Jang Man Wool?”
tanya Chan Sung yang sangat merindukan Man Wool tapi terlihat ragu.
“Mungkin...
Tapi Jika tak mau, lupakan saja.” Ucap Ma Go. Chan Sung langsung memutuskan
akan melakukannya dan akan pergi.
Akhirnya
Chan Sung berdiri didepan pohon sendirian, teringat yang dikatakan Ma Go
sebelum pergi.
“Sesudah
kau mengelilingi pohon, maka kau akan melihat pintu masuk Penginapan Man Weol.
Kau dapat kembali dengan cara sebaliknya Begitu kau sampai, jangan makan atau
minum apa pun. Jika sampai memakan atau meminum apa pun, maka kau tak akan bisa
kembali.”
Chan Sung
mengikuti ucapan Ma Go mengelilingi pohon dan kaget melihat pintu didepanya,
lalu berjalan perlahan dan hanya bisa melonggo melihat didepanya ada di Jaman
Joseon dan tertulis papan nama “Penginapan Man Wool”
Chan Sung
akhirnya masuk Hotel Del Luna di jaman dulu, terdengar teriakan dua orang pria
yang saling menuduh sebagai pencuri, tapi pria lain menyangkalnya. Mereka pun
seperti ingin saling membunuh. Nyonya Choi didepanya terlihat binggung.
“Itu Nyonya
Choi” gumam Chan Sung melihat seniornya dengan pakaian han bok.
“Astaga!
Tolong jangan lakukan ini. Kalian Tenanglah, lewat ke sini.” Ucap Nyonya Choi
menyudahi perkelahian dan mengajak masuk.
Tuan Kim
melihat pria membawa guci besar bertanya apa ini alkohol untuk Jang Man Wool. Si
pria membenarkan, Tuan Kim mengaku tak percaya
Man Wool minum sebanyak itu. Chan Sung tersenyum melihat Tuan Kim dengan
pakaian yang berbeda.
“Siapa
kau? Kau masih hidup. Bagaimana bisa masuk ke sini? Apa kau datang untuk
mencuri?” ucap Seseorang dibelakang Chan Sung. Chan Sung tersenyum mendengar
suara yang dirindukanya.
“Kau
berpakaian aneh... Dari mana kau berasal?” kata Man Wool dengan pakaian seperti
pria.
“Jang Man
Wool.” Ucap Chan Sung bisa tersenyum melihat wanita yang dirindukanya.
“Bagaimana
kau tahu namaku? Apa mungkin... Oh Chung Hwan dari Dangyong mengutusmu ke sini?
Kau mungkin datang ke sini sesudah melihat dokumen yang kuberikan. Jadi Pergi
dan beri tahu Oh Chung Hwan bahwa aku yang akan ke sana dalam sebulan untuk
mengembalikannya.” Ucap Man Wool sinis lalu mendorong Chan Sung ke dinding
“Aku
datang dari tempat yang lebih jauh dari itu. Kau tak bisa... mengenaliku pada
saat ini” ucap Chan Sung
“ Kau
bisa melihat hantu, Siapa yang memberimu kemampuan itu?” ucap Man Wool
penasaran.
Saat itu
terdengar teriakan seseorang yang memanggil Man Wool, suaranya sangat berisik.
Man Wool mengumpat melihat yang datang dan langsung menyembunyikan wajahnya
dengan kipas. Chan Sung binggung dan ingin tahu siapa yang datang.
“Aku
kembali! Aku bahkan tak mati dan kembali.” ucap Ma G, Nyonya Choi memberitahu
kalau Man Wooltak ada di sini.
“Aku
datang kemarin, aku datang hari ini, dan akan datang besok juga.” Ucap Ma Go.
Man Wool melihatnya mengumpat Ma Go itu wanita tua.
“Dia
bahkan tak mati dan kembali hari ini.” Keluh Man Wool kesal, Ma Go memberitahu
kalau datang lagi.
“Bukankah
itu Ma Go?” ucap Chan Sung yang bisa mengenalinya,Man Wool kaget Chan Sung bisa
mengenalnya.
“Apa Kau
kenal dia?” tanya Man Wool. Chan Sung membenarkan kalau bertemu dengannya lima kali hari ini Tapi belum
bertemu dengan Ma Go yang ada didepanya.
“Apa kau
dekat dengannya?” tanya Man Wool. Chan Sung mengaku Saudara Ma Go yang lain memperlakukanya dengan baik. Man Wool seperti
tak percaya mendengarnya lalu menawarkan Chan Sung minum.
Tuan Kim
dan Nyonya Choi datang membawakan makan dan minum. Chan Sung menatap keduanya
lalu berkomentar kalau mereka mungkin baru saja mulai bekerja di sini. Nyonya
Choi mengaku kalau ia sudah berkerja kurang lebih dari dua tahun.
“Minuman
ini dari dunia ini... Sudah lama sejak ada tamu manusia.” ucap Tuan Kim bangga
“Apa kau
tak memiliki manajer manusia?” tanya Chan Sung, Tuan Kim bingung apa itu
"Manajer"
“Artinya
pelayan manusia... Tak lama dia meninggal, sehingga saat ini tak ada. Apa kau
pelayan baru yang diutus oleh Ma Go?” ucap Tuan Kim, Chan Sung mengaku bukan.
“Dia
mengiraku Oh Chung Hwan dari Dangyong. Siapa dia?” tanya Tuan Kim
“Dangyong
adalah sarang judi Dan Oh Haeng Su adalah pemberi pinjaman uang.” Jawab Nyonya
Choi
“Perjudian...
Apa Jang Man Wool berjudi?” tanya Chan Sung terlihat marah
“Sesudah
pelayan manusia yang merawatnya meninggal, kami pikir dia keluar di malam hari
karena bosan. Tapi, dia sebenarnya berjudi.”
Man Wool
melihat kartu ditanganya dan terlihat binggung yang dilakukan, salah satu pria
melihat kode dari Man Wool dan akhirnya berjalan berkeliling lalu melihat isi
kartu lawan setelah itu memberikan kode pada Man Wool kalau posisinya baik.
“Semuanya...
Jika takut, mundur saja... Ini akta rumahku.” Ucap Man Wool dan yang lain tak
mau kalah memberikan taruhanya.
Salah
satu pemain membuka kartu merasa menang, Pria lain tertawa mengejek
memperlihatkan kartunya dan yakin kalau ia yang menang. Tapi Man Wool menahanya
lalu memperlihatkan kartu miliknya dan akhirnya berteriak gembira karena bisa
mengambil semua uang.
“Dia bersekongkol
dengan penjudi hantu... Pada awalnya dia kumpulkan semua uang. Kemudian Ma Go
mengetahuinya. Sesudah itu, Ma Go yang membawa kemiskinan datang setiap hari. Membuat
ruang penyimpanan Man Wool hampir kosong.” Cerita Tuan Kim
“Dia
berjudi dengan bantuan penjudi hantu. Situasi di sini lebih buruk..” Ucap Chan
Sung menahan emosinya.
“Kita
mungkin harus menjual tanah pertanian ,dan rumah ini selanjutnya. Kita
membutuhkan pelayan yang layak.” Kata Nyonya Choi khawatir
Saat itu
Man Wool masuk, Chan Sung menatap Man Wool yang terlihat berbeda dengan baju
hanbook. Tuan Kim dan Nyonya Choi akhirnya pamit pergi mempersilahkan Chan Sung
untuk menikmati makanannya.
Chan Sung
bertanya pada Man Wool apakah memang berjudi. Man Wool mengaku hanya berjudi
sebagai permainan karena bosan. Chan Sung tak percaya kalau dianggap itu
Permainan lalu memberitahu Jika Man Wool hidup di duniaknya maka akan
dipenjara.
“Aku
berencana untuk berhenti. Sesudah mengembalikan semua uangku.” Kata Man Wool
“Jika
berpikir seperti itu, maka kau tak akan pernah bisa berhenti.” Kata Chan Sung
tak percaya
“Aku
harus mengembalikan uangku untuk mengurus para tamu.” Ucp Man Wool
“Kau tak
butuh uang untuk mengurus tamumu.” Tegas Chan sung. Man Wool pikir Adakah
sesuatu yang tak diketahui Chan Sung..
“Baiklah...
Sepertinya kau memiliki semacam hubungan dengan Ma Go... Kau Pergi, beri tahu
wanita tua pengemis yang kau lihat meninggalkan tempat ini.” Ucap Man Wool
sinis
“Dewa tak
bisa diusir begitu saja.” Ucap Chan Sung, Man Wool menganguk mengerti.
“Itu
sebabnya aku tak bisa mengusir pengemis itu. Aku juga tak bisa menolaknya. Dia
datang ke sini setiap hari mengajakku berjudi. Aku tak bisa menang. Aku pun
akan menjadi pengemis.” Kata Man Wool
“Aku
pernah membujuk dewa untuk pergi. Jika aku bisa membujuk dia, apa kau tak akan
berjudi lagi?” kata Chan Sung, Man Wool tak percaya.
“Tak
akan... Aku akan mengikat tanganku.”ucap Man Wool berjanji.
Di depan
penginapan, Ma Go yang terlihat seperti pengemis mengeluh kalau rasanya
makananya sangat mengerikan. Chan Sung datang bertanya apakah menikmati
makanannya. Ma Go bertanya balik pria itu siapa didepanya. Chan Sung mengaku datang
untuk mendapatkan bunga Pohon Bulan.
“Namaku
Ku Chan Seong. Kakakmu mengutusku.” Ucap Chan Sung, Ma Go tak percaya kalau
sang kakak yang mengutus Chan Sung datang.
“Kau
berasal dari tempat yang sangat jauh.” Komentar Ma Go
“Aku tahu
kau menghukum Jang Man Wool atas apa yang dia perbuat. Tapi bisakah kau
berhenti?” kata Chan Sung
“Aku
berencana untuk membuatnya bangkrut.” Ucap Ma Go, Chan Sung meminta agar Ma Go
memohon bersikap baik.
“Aku
benci melihatnya sangat menderita.” Kata Chan Sung, Ma Go ingin tahu alasan
Chan Sung membencinya.
“Jika kau
benci, maukah kau bermain denganku? Kau yang memilih permainannya.” Kata Ma Go.
Chan Sung pun mengusulkan bermain baduk.
Ma Go mengaku suka baduk.
Ma Go dan
Chan Sung terliha sangat serius, Man Wool terlihat gugup bertanya pada Tuan Kim
Apa yang sedang terjadi, Apa Chan Sung akan menang. Tuan Kim memberitahu kalau Ini
pertandingan yang sangat imbang dan ternyata Pemuda ini baik-baik saja melawan
dewa.
“Dia
begitu percaya diri... Dia bilang sesuatu tentang Harvard. Apa kau tahu
Harvard? Dia belajar di sana. Dia bilang memiliki otak yang hebat. Sepertinya
dia tak berbohong.” Ucap Man Wool
“Kau
sangat berisik.” Keluh Ma Go, Man Wool pun akhirnya menutup mulutnya.
Chan Sung
mencoba terus melawan Ma Go dan Ma Go berusaha agar mengalahkan Chan Sung sampai
akhirnya mengaku kalah. Man Wool langsung berteriak gembira memegang pundak
Chan Sung menyuruh Ma Go agar Pergi sekarang juga dan Jangan pernah kembali,
lalu memuji Chan Sung.
Man Wool
akhirnya menuliskan surat perjanjian, “Aku tak akan pernah memasuki ruangan
judi” lalu mengeluh pasti Chan Sung itu puas. Chan Sung menyuruh Man Wool agar
Tanda tangani dengan menuliskan namanya.
Man Wool mengejek Chan Sung itu sangat rewel.
“Kuperhatikan
kudamu terlalu banyak. Sisakan 3, dan jual sisanya untuk melunasi hutangmu.”
Ucap Chan Sung, Man Wool kaget karena hanya memiliki 3 ekor.
“Kau akan
bilang ingin membuat kandang terlihat cantik. Tapi, itu tak boleh. Bayar
utangmu lebih dulu Atau aku akan memanggil pengemis tua lagi.” Ucap Chan Sung
mengancamnya.
“
Baiklah. Aku akan menjualnya.” Kata Man Wool akhirnya menuliskan namanya dikertas
dan Chan Sung pasti puas.
“Jika
bosan, jangan pergi ke sarang judi. Kau bisa Temukan hobi baru. Coba Lihat
gambar ini” ucap Chan Sung mengambar di atas kertas.
“Joseon
berbentuk harimau.” Ucap Chan Sung mengambar peta korea, Man Wool binggung
dianggap Harimau?
“Ada
Bibimbap enak di Jeonju. Di musim dingin, Pohang terkenal dengan ikan haring
setengah kering. Kau akan menyukai Pyongyang naengmyeon di sana.” Ucap Chan
Sung menaruh titik-titik tempat Man Wool bisa pergi.
“Apa kau
menyuruhku melakukan perjalanan kuliner? Apa kau sudah makan semuanya?” tanya
Man Wool
“Aku
sudah makan semuanya, Bersama seseorang.” Akui Chan Sung menatap Man Wool
“Apa ini
akan lebih menyenangkan daripada perjudian?” tanya Man Wool. Chan Sung yakin
kalau Man Wool akan menyukainya.
“Cukup
untuk kau nikmati selama 200 tahun.” Ucap Chan Sung, Man Wool pikir Chan Sung
ingin pergi bersamanya.
“Kau...
Apa kau tertarik bekerja sebagai pelayan di sini? Aku menyukaimu. Tetaplah di
sampingku.” Ucap Man Wool memberikan minum pada Chan Sung.
Chan Sung
teringat pesan yang diucapan pada Ma Go “Jangan makan atau minum apa pun. Jika
memakan atau meminum apa pun, kau tak akan bisa kembali. Di sini, aku tak perlu
khawatir kau menghilang.” Lalu hanya menatapnya.
“Aku bisa
tinggal di sisimu tanpa kekhawatiran.. Minumlah, Koo Chan Sung.” Ucap Man Wool
“Aku
harus kembali... Ada seorang wanita yang kutunggu.” Kata Chan Sung menaruh
gelas diatas meja.
“Apa dia
kekasihmu?” tanya Man Wool dengan nada sinis. Chan Sung membenarkan
“Dia
seseorang yang sangat kucintai. Aku tak tahu, mungkin akan kusesali begitu kembali.” ungkap Chan
Sung menatap gelas didepanya.
Chan Sung
memegang sebuah kertas ditanganya, Ma Go memberitahu Ketika Chan Sung pergi,
maka semua kenangan soal mereka yang bepergian ke masa lalu akan menghilang.
“Apa kau
datang untuk memeriksaku karena kau khawatir aku tak akan pergi?” ucap Chan
Sung
“Itu
Adalah pilihanmu kau kembali atau tinggal. Jika kau tinggal, maka kau mungkin
akan menjadi Pelayan manusia ke-85 Jang Man Weol. Apa kau akan kembali menjadi
orang yang mengantarnya, atau kau akan tetap di sini sebagai orang yang
bersinggah? Kaulah yang memutuskan.” Ucap Ma Go.
Chan Sung
terlihat ragu menatap ke arah hotel, melihat Man Wool minum sendiri lalu
akhirnya keluar dari pintu yang sebelumnya pergi. Akhirnya Chan Sung dengan
yakin kembali ke dunia sekarang dengan melewati pohon kembali.
“Terima
kasih sudah mengembalikan ini.” Ucap Ma Go yang sudah menunggu.
“Aku bisa
melihat kenapa kau mengutusku. Kau membantuku sadar, bagaimana perasaanku
sambil menunggunya.” Kata Chan Sung
“Untuk
sekarang, kau pasti gembira, Man Wool sudah tiba.” Kata Ma Go
Sebuah
mobil datang dari surga, Man Wool pun turun dan wajahnya terlihat lelah. Chan
Sung berlari keluar dari lift menuju lobby, Tuan Kim, Nyonya Choi dan Hyun
Joong berlari dengan cepat saling
menatap binggung, tapi bisa tahu kalau Man Wool pasti datang.
Chan Sun
berlari lalu melihat Man Wool langsung memeluknya, Man Wool kaget tapi langsung
meminta maaf karena datang terlambat karean Di sana mungkin singkat, tapi Chan
Sung harus menunggu lama. Tuan Kim dkk datang melihat Man Wool.
Mereka
langsung saling berpelukan bersama-sama seperti sudah sangat rindu dan tak
percaya Man Wool akan kembali. Semua menangis haru didepan terowongan.
Di depan
meja receptionist, Yoo Na mengaku kesal karena mereka mulai berbicara soal bos
baru. Hyun Joong pikir Man Wool pasti butuh waktu, karena harus melihatnya di jembatan menuju Alam Baka
Tapi menurutnya Man Wool karena menginjak jembatan, jadi sudah kehilangan
banyak ingatannya.
“Ingatannya
soal orang yang dia antarkan hampir hilang. Apa ingatan lama hilang lebih
dulu?” ucap Tuan Kim
“Kenangan
yang mengganggu untuk waktu yang lama akan menghilang lebih dulu. Rasanya
sia-sia, tapi juga memberi perasaan lega.” Kata Nyonya Choi
Man Wool
duduk bersama Chan Sung meminta agar
Jangan khawatir karena tak melupakan apa pun tentangnya. Chan Sung tak
percaya dan berpikir kalau akan mengujinya. Man Wool mengeluh kalau Chan Sung
itu sangat merepotkan.
“Mobil
merah atau aku?” tanya Chan Sung, Man Wool langsung menjawab itu Chan Sun dan
pasti puas dengan hal itu.
“Yang
terpenting masih aman. Apa kau ingat berapa banyak mobil yang tersisa?” ucap
Chan Sung
“Tiga...
Kau! Tak kau jual saat aku pergi, kan?” teriak Man Wool marah
“Aku tak
menjualnya, meskipun meminta kuda itu untuk dijual. Apa kau ingat Oh Chung Hwan
dari Dangyong?” ucap Chan Sung
“Bagaimana
kau tahu Oh Chung Hwan?” ucap Man Wool kaget, Chan Sung pikir Bahkan
kenangannya dari 200 tahun yang lalu masih aman.
“Kalau
begitu, sudahlah. Apa Tuan Kim
menceritakannya? Sudah kuduga. Kalian pasti berbicara di belakangku... Apa
lagi yang dia katakan?” ucap Man Wool kesal. Chan Sung menuangkan wine menyuruh
Man Wool minum.
“Aku
benar-benar kesal karena menolak minuman dari wanita beberapa saat yang lalu.”
Akui Chan Sung sambil minum
"Wanita"?
Kenapa kau berbohong? Tak mungkin kau memiliki wanita lain. Apa kau kesal
karena aku membuatmu menunggu?” ejek Man Wool tak percaya
“Tapi,
benar... Dia wanita yang sangat cantik.” Ungkap Chan Sung menatap Man Wool
“Chan
Sung, jangan remehkan aku... Aku bukan pencemburu.” Akui Man Wool tapi akhirnya
memukul Chan Sung kalau akan membunuhnya.
“Karena
pergelanganmu utuh, sepertinya kau menepati janjimu. Aku pergi ke Penginapan
Man Weol untuk menemui Jang Man Wool.”cerita Chan Sung memegang tangan Man
Wool. Man Wool tak percaya kalau wanita itu dirinya.
“Ma Go
mengutusku. Dan Juga, aku adalah orang yang menyelamatkanmu dari kehilangan
segalanya karena judi.” Ucap Chan Sung
“Aku tak
memiliki ingatan seperti itu.” Ungkap Man Wool, Chan Sung mengaku diberitahu
bahwa Man Wool tak akan ingat.
“Aku
hanya pergi ke sana sebentar untuk menemukan bunga Pohon Bulan.” Cerita Chan
Sung
"Bunga
Pohon Bulan"? Apa dia membutuhkannya?” ucap Man Wool terdiam. Chan Sung
memberitahu kalau Ma Go akan membuat anggur.
Ia pun
bertanya apakah Man Wool sudah tahu, Man Wool mengaku tahu. Dan sudah lama
merasakannya dan mengaku Rasanya menjijikkan karena Rupanya, Ma Go menyiapkan
anggur lagi.
Ma Go
membuka kertas yang dibawa Man Wool terlihat bunga dengan kelopak berwarna
ungu, lalu memasukan pada cawan tempat anggurnya dibuat dan mengaduknya. Ia pun
mencoba terlihat wajahnya bahagia.
Kakek
yang mengaku sebagai Ji Hyun Joong menatap Hyun Min diruang rawat, lalu
teringat yang dikatakan Yoo Na “Tapi kakaknya, Ji Hyun Joong, meninggal
bertahun-tahun yang lalu.”
Sang
kakek menatap foto saat masih muda terlihat Hyun Joong foto dengan seorang pria
dan terlihat saling bersahabat.
Flash Back
Hyun
Joong menuntut sepedanya, wajahnya terlihat bahagia. Seorang pria berteria
memanggil Hyun Joong. Hyun Joong pun memanggil temanya bernama Tae Seok. Tae
Seok meminta Hyun Joong memberikan tumpangan padanya.
“Di mana
sepedamu?” tanya Hyun Joong, Tae Seok mengaku meninggalkannya di rumah.
Hyun
Joong pun menyuruh naik tapi karena jahil sebelum Tae Seok naik sepedanya sudah
melaju dengan kencang. Tae Seok bisa mengejar Hyun Joon langsung memeluk
temanya. Keduanya pergi ke sekolah dengan wajah bahagia.
Yoo Na
tahu mendengar cerita kalau Dulu Hyun Jong pergi ke sekolah bersama kakek itu jadi tahu kalau sepertinya Tae Seok bukan
orang jahat yang mencuri hidup Hyun Joong dan Tae Seok adalah teman baik yang
sudah membantu merawat adiknya.
“Aku
melakukan penelitian pada Dokter Ji Hyun Joong. Coba kau Lihat.” Ucap Yoo Na
memperlihatkan ponselnya.
“Dia melakukan
banyak perbuatan baik sebagai dokter. Dia bahkan dihormati banyak orang. Dia
menjalani kehidupan yang sangat baik dengan namamu.” Ucap Yoo Na
“Ya, dia
menjalani kehidupan yang sangat baik.” Kata Hyun Joong seperti tak begitu
bahagia.
“Dia
merawat adikmu di rumah sakit yang dia bangun, jadi bukankah adikmu dapat hidup
setidaknya 10 tahun lagi?” kata Yoo Na lalu melihat dapat SMS dari perawat
adiknya.
Hyun
Joong terlihat binggung, Yoo Na memberitahu
kalau meminta nomor teleponnya hari itu lalu terlihat panik dan
memberitahu Hyun Joong.
Hyun Min
terlihat kehilangan detak jantungnya, para Dokter melakukan CPR. Tae Seok
terlihat gugup, Yoo Na berlari masuk ke rumah sakit dan melihat dari depan
pintu terlihat Hyun Joong sudah ada didalam ruangan.
“Untungnya,
dia stabil lagi. Seperti biasa, dia berhasil mengatasi keadaan terburuk.” Ucap
Dokter melihat detak jantung Hyun Min kembali.
“Terimakasih
atas semuanya.” Kata Tae Seok pada dokter. Hyun Joong berkomentar kalau Hyun Mi
kembali baik-baik saja jadi Tae Seok pasti sangat kecewa.
Yoo Na
akan pergi, tapi Tae Seok lebih dulu melihatnya dan memanggilnya lalu bertanya
Apa mengambil fotonya. Yoo Na bingung foto apa maksudnya. Tae Seok mengingat kalau Yoo Na pernah
berbicara soal Hyun Joong terakhir kali.
“Kau mengambil
fotoku dan Hyun Joong, kan? Apa Kau memiliki foto Hyun Joong?” tanya Tae Seok
“Sepertinya
kalian benar-benar teman. Karena kau temannya, pastikan adiknya berumur
panjang. Hyun Joong selalu memperhatikanmu. Dia juga memperhatikanmu tadi
juga.” Kata Yoo Na
“Tunggu.
Apa Hyun Joong masih hidup? Apa dia meninggalkan adiknya dan membiarkanku hidup
seperti ini bahkan saat dia masih hidup? Jadi Di mana Hyun Joong? Dimana dia?”
tanya Tae Seok penasaran.
Hyun
Joong memperlihatkan foto saat masih sekolah, Tuan Kim memuji Hyun Joong Dulu benar-benar siswa elit, Hyun
Joong mengaku dulu juga sangat populer.
Nyonya Choi juga setuju karena Bahkan hantu di sini mengatakan bahwa hati
mereka berdebar setiap kali Hyun Joong tersenyum.
“Mengingatkanku
saat lulus ujian PNS pada usia muda dan dikenal sebagai jenius, semua wanita
muda di lingkungan berkumpul di bawah dinding rumahku agar mereka bisa mendengarku
membaca dengan keras.” Kata Tuan Kim bangga
“Sepertinya
mereka hanya mendengar suaramu karena mereka tak bisa melihat wajahmu. Kau
memiliki suara yang bagus.” Ucap Nyonya Choi
“Seorang
pria harus memiliki suara yang bagus. Bukankah begitu,manager?”kata Tuan Kim
meminta persetujuan pada Chan Sung
“Dia tak
hanya memiliki suara yang bagus, tapi penampilannya juga bagus.” Kata Nyonya
Choi
“Orang di
sebelahmu pasti teman sekolahmu.” Kata Chan Sung. Hyun Joong membenarkan Taek adalah orang yang merawat adiknya
sekarang.
“Dan
berkatnya, Hyun Mi mampu tetap hidup hari ini.” Ucap Hyun Joong seperti merasa
bersyukur.
Tuan Kim
memberitahu Man Wool kalau Sepertinya
Hyun Joong akan segera pergi Jadi sudah memikirkan sesuatu kalau mereka
mengadakan acara khusus untuknya sebelum dia pergi dengan adiknya begitu datang ke hotel.
“Hyun
Joong tak pernah menghabiskan banyak waktu dengan adiknya. Jadi, bagaimana
kalau kita membuka taman hiburan agar mereka bisa bersenang-senang bersama setidaknya
untuk waktu yang singkat?” saran Nyonya Choi, Man Wool mengeluh mendengar Taman
hiburan.
“Mengubah
bar menjadi kafe anak, sepertinya bukan ide yang buruk Dia dengan baik hati
menunggu adiknya selama 70 tahun. Setidaknya dia harus berbicaradengan adiknya
sebentar.” Kata Tuan Kim
“Apa kau
benar-benar berpikir dia tinggal di sini untuk menunggu adiknya? Menjadi pemuda
yang murni dan baik hati, apa kau benar-benar berpikir dia sudah menunggu di
sini selama 70 tahun hanya karena dia khawatir mengenai adiknya?” komentar Man
Wool sinis sambil meminum tehnya.
“Apa Kalian
semua sudah lupa? Dia datang ke sini sesudah tertembak.” Kata Man Wool
mengingat saat Hyun Joong datang dengan seragam dan dadanya yang tertembak.
Keduanya hanya bisa diam saja.
Bersambung
ke part 2
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar