PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ian
sedang sibuk di lorong foto dengan beberapa orang. Yi Young melihat Ian
langsung menghampirinya lalu memberitahu kalau menemukan pulpen di ruang tunggu
dan berpikir kalau ini milik Profesor Song. Ian membenarkan kalau itu punya
Prof Song.
“Biar
kuberikan kepadanya... Sekarang Kita juga harus berfoto.” Ucap Ian penuh
semangat. Yi Young dan Ian pun foto bersama dengan wajah bahagia lalu melihat
hasil fotonya.
“Ini foto
yang bagus. Kau terlihat cantik.” Puji Ian, Yi Young mengeluh kalau hanya Ian
yang tampan di foto ini.
Ian
melihat Jang Yoon berjalan ke ruangan, seperti tak ingin Yi Young saling
bertemu tiba-tiba mengaku tidak punya koin sekarang jadi meminta agar minuman
dari mesin, karena Tiba-tiba sangat haus. Yi Young bingung Ian tiba-tiba haus. Ian
menganguk.
Yi Young
bertanya Ian ingin minum yang mana, Ian menajwa Apa saja dan hanya meminta yang
termurah. Yi Young heran karena Ian selalu bilang begitu.
“Dia
biasanya bilang begitu saat berbohong.” Ucap Jang Yoon, Yi Young tak percaya
mendengarnya.
“Benar...
Hari itu, aku datang ke lobi untuk bertemu Ian setelah konser.” Akui Jang Yoon.
Yi Young kaget mendengarnya.
“Kalau
begitu, kita bisa bertemu hari itu. Sebenarnya, aku tidak menonton
penampilannya hingga akhir.” Cerita Jang Yoon.
“Kenapa
tidak menonton?” tanya Yi Young, Jang Yoon mengaku iri dan bertanya apakah
sudah cerita alasannya berhenti bermain piano. Yi Young mengaku belum.
“Itu
karena Ian. Saat aku mendengarkannya bermain, aku merasa terus bermain piano adalah
tindakan yang sia-sia. Saat itu, aku kesulitan menghadapinya. Jika diingat
kembali, entah kenapa aku berpikir begitu. Omong-omong, aku ada di mobilku hari
itu. Setelah konser, aku pergi ke lobi untuk menemui Ian.” Cerita Jang Yoon.
Flash Back
Ian
meminta agar dibelikan Yang termurah, Yi Young mengoda Ianselalu bilang begitu.
Ian pun mengucapkan Terima kasih. Saat itu Jang Yoon datang, Ian pun menyapa
kakaknya Do Hoon. Do Hoon menyapa adiknya berpikir ada pesta.
“Kenapa
masih di sini?” tanya Do Hoon, Ian mengaku sedang mengambil beberapa foto.
“Maaf,
Kak Do Hoon... Aku sangat kepanasan sekarang. Bisa taruh jas dan setelanku di
mobil? Kumohon.” Ucap Ian. Do Hoon binggung apakah Sekarang. Ian menganguk
memberikan jasnya.
Do Hoon
pun berjalan pergi, Ian menatap ke arah Yi Young seperti memang tak ingin
dipertemukan kakaknya.
Yi Young
pikir Karena itulah akhirnya Jang Yoon menyimpan jas itu. Jang Yoon menceritakan
kalau Hari itu, tidak pergi ke pesta penutupan. Karena langsung pulang tapi Dalam
perjalanan ke tempat parkir, bertemu ibunya dan Suasana hatinya sedang buruk.
“Aku
tidak ingin pergi ke pesta. Tapi Ian terus meneleponku. Dan aku sengaja tidak
menjawab telepon. Aku penasaran apa yang ingin dia katakan. Jika kujawab
teleponnya, entah apakah Ian tetap akan tewas seperti itu. Aku memikirkan itu
ratusan kali.”ungkap Jang Yoon.
“Berhentilah
menyalahkan dirimu. Kau tidak melakukan kesalahan hari itu.” Kata Yi Young menenangkan.
“O Yah..
Ini tentang Maestro Nam. Pada hari kecelakaan itu, kukira dia datang untuk
membunuh kami, tapi kurasa itu tidak benar. Dia datang untuk menyelamatkan
kami.” Ungkap Yi Young. Jang Yoon tak percaya kalau Joo Wan
"Menyelamatkan"
Yi Young
masih ingat saat meminta agar Joo Wan agar jangan sakiti dirinya. Joo Wan
dengan pisau membuka tali yang mengikat tangan Yi Young tapi malah mendorongnya.
“Kukira
aku melepas tali di pergelangan tanganku. Tapi aku tidak melakukannya. TenyataDengan
pisau yang dia bawa, dia melepaskan tali di pergelangan tanganku. Dan dia
menyuruh kami melarikan diri.” Cerita Yi Young
Ia masih
ingat yang dikatakan Joo Wan “Kalian Lari dari sini.” Lalu melangkah pergi dan
Ian tahu kalau itu adalah suara Joo Wan. Penutup mata Yi Young terbuka dan bisa
melihat sorot mata Joo Wan.
“Berhenti
membuang waktu dan pergi dari sini!” tegas Joo Wan lalu melangkah pergi.
“Aku
mengutuknya karena membunuh Ian. Tapi itu tidak benar.” Ucap Yi Young merasa
bersalah.
“Membunuh
Ian atau tidak, tapi dia tetap seorang pembunuh.” Kata Jang Yoon. Yi Young tak
mengerti maksudnya.
“Nam Joo
Wan membunuh Yoon Young Gil. Ada saksi mata... Aku punya video itu.” Ucap Jang
Yoon memberikan ponselnya.
“Siapa
yang mengirimkan ini? Apakah polisi mengetahuinya?” tanya Yi Young kaget
melihat video yang dimiliki Jang Yoon.
“Mereka
akan segera tahu. Saksi mata menulis pesan di forum internet. Mereka akan
segera menyelidiki. Aku menyuruhnya menyerahkan diri.” Ucap Jang Yoon. Yi Young
seperti sangat shock mengetahuinya.
Joo Wan
duduk diam mengingat yang dikatakan Eun Joo saat datang kerumahnya “ Tapi jika
kau benar-benar membunuh seseorang, kuharap kamu menyerahkan diri.” Lalu ucapan
Jang Yoon “Serahkan dirimu. Aku akan memberimu kesempatan. Beri tahu polisi
siapa yang membunuh Ian.”
“Apa Kau
mau melihat orang lain terluka atau mati? Apa Yi Young berikutnya? Berhentilah
berbohong.” Tegas Jang Yoon.
“Aku
sangat mengagumimu selama tujuh tahun terakhir. Di mana pria yang kusukai dan
kukagumi itu?” ucap Yi Young dan Joo Wan
melihat ponselnya berdering dan Yi Young yang menelpnya.
“Maestro
Nam...” ucap Yi Young dengan tangan yang masih diperban, Joo Wan pun menanyakan
keadaan Yi Young.
“Aku
baik-baik saja. Aku... Aku menelepon karena ingin mengatakan sesuatu.” Ucap Yi
Young. Joo Wan bertanya ada apa.
“Sekarang
aku ingat semuanya. Malam itu, kau tidak datang ke gudang itu untuk membunuh
Ian dan aku Kau datang untuk menyelamatkan kami, bukan? Hari ini, Yoon menunjukkan
video dirimu, Yoon Young Gil juga terlibat.” Ucap Yi Young
“Entah apa
yang orang lain pikirkan, tapi aku tahu kau tidak membunuh Ian. Jadi, aku
bertanya-tanya kenapa kau harus terlibat dengan Young Gil. Memikirkan itu
membuatku sedih. Kau tahu semua yang terjadi malam itu. Sebelum sesuatu yang
lebih buruk terjadi, bisakah kau membantu kami menangkap pembunuh Ian?” ucap Yi
Young
“Aku
mohon. Begini... Aku tidak mau melihat orang tidak bersalah dikorbankan lagi karena
kejadian malam itu.” Kata Yi Young. Joo Wan hanya terdiam seperti memikirkan
sesuatu.
Nona Yang
baru saja masuk ke gedung, dua polisi langsung menghadangnya berpiir kalau mereka pernah bertemu
sebelumnya. Nona Yang menganguk membenarkan. Polisi mengaku sedang menyelidiki
sesuatu dan mengetaui kalau Nona Yang
itu yang memakai julukan "Yoo Da" saat mengunggah tulisan
“Kau yang
menyatakan Nam Ju Wan adalah seorang pembunuh, bukan? Kamu bilang kau
menyaksikannya... Bisa kita bicara? Apa Kau membawa ponselmu?” ucap Polisi
“Kenapa
kau bertanya?” tanya Nona Yang gugup. Polisi mengaku punya surat perintah penyitaan
untuk ponselnya.
“Kami
akan segera mengembalikannya setelah memeriksa sesuatu. Tunjukkan surat
perintahnya.” Ucap polisi
Tapi Nona Yang ketakutan memilih untuk kabur keluar
gedung, dua polisi pun mengejarknya. Nona Yang bersembunyi disamping genset
berusaha menghapus video sebagai barang bukti, tapi polisi lebih dulu menemukan
dan langsung mengambil ponsel milik Nona Yang.
Nona Yoon
duduk di depan meja kerjanya melihat artikel berita di internet "'Siapa
Yoon yang Mengurus Seluruh Korupsi di Orkestra? Direktur Perencanaan Yoon Mi
Rae Apakah Direktur Yoon Menggelapkan Uang Yayasan?"
Ia
seperti memikirkan sesuatu tentang nasibnya sekarang, akhirnya menemui Michael
memberitkan laptop miliknya. Michael terlihat binggung, Nyonya Yoon meminta
agar Jangan dibuka.
“Ini
menyimpan semua kejahatan yang pernah kulakukan. Kau akan membenciku jika tahu
mengenai semua itu. Kau bisa Simpan, dan lempar ke sungai Han jika harus
melakukanya” ucap Nyonya Yoon.
“Apa Kau
baik-baik saja?” tanya Michael dengan waja khawatir, Nyonya Yoon balik bertanya
apakah ia terlihat seperti itu.
“Aku
mungkin akan dipenjara, Untukmu,
baik Shinyoung maupun nasibku tidak penting. Kau bisa kembali ke Amerika.
Keluargamu juga di sana. Tapi aku tidak seperti itu. Aku harus melewati hidup
ini, Tolong bantu aku.” Ucap Nyonya Yoon
lalu melangkah pergi.
Joo Wan
pergi ke atap gedung, Tuan Kang menemuinya melihat Joo Wan heran karena
terlihat santai sekali padahal mendenagr ada saksi dan ingin tahu yang akan
dilakukan sekarang, apakah sungguh akan menyerahkan diri.
“Aku
belum yakin. Aku masih merenungkannya.” Ucap Joo Wan. Tuan Kang pikir Joo Wan bisa
ke luar negeri untuk sementara waktu.
“Aku bisa
membantumu tinggal di luar negeri selama tiga tahun.” Kata Tuan Kang. Joo wan
yakin mungkin akan ditangkap di bandara.
“Jadi,
kenapa kau membiarkan semuanya sampai sejauh ini? Seharusnya kau memberiku kesempatan
untuk melakukan sesuatu!” ucap Tuan Kang kesal sendiri.
“Kenapa
kau gelisah? Apa Kau takut akan menjadi yang berikutnya setelah aku ditangkap? Jangan
khawatir... Aku akan menyelesaikannya. Aku akan bilang Yoon Young Gil
penguntitku dan kami berkelahi setelah dia meminta uang.” Ucap Joo Wan.
“Jangan
mencariku untuk sementara. Aku tidak akan bisa meski ingin melakuanya.” Kata Tuan
Kang seperti tak ingin terlibat.
“Aku
punya pertanyaan tentang malam itu satu tahun lalu.” Kata Joo Wan. Tuan Kang
pun ingin tahu apa itu.
“Kau
datang ke TKP dengan mobilmu lalu masuk ke rumah Yoon Young Gil, kan?” ucap Joo
Wan.
“Kenapa
kau membahas itu lagi?” keluh Tuan Kang, Joo Wan mengaku hanya penasaran.
“Saat
Yoon Young Gil keluar dari mobil dan mengejar Yi Young, kau duduk di kursi
belakang mobilnya, bukan? Kau melihat Ian yang ditikam. Kenapa kau membunuh Ian
padahal dia bahkan tidak melihatmu?” ucap Joo Wan
“ Kau
mencoba membuatku terlihat seperti pembunuh, kan? Kau tidak mau jatuh
sendirian... Maaf mengecewakan, tapi Yoon Young Gil membunuh Kim Ian.” Ucap Tuan
Kang
“Kau
salah... Tuan Yoon mengejar Yi Young dan Aku melihatnya. Sementara Kau ada di
mobilnya.” Kata Joo Wan yakin.
“Tidak!
Tahu apa kamu?” ucap Tuan Kang terus menyangkal. Joo Wan tahu kalau Ada mereka
berlima di TKP.
“Young
Gil mengejar Yi Young... Ian ditikam dan tergeletak di tanah. Lalu Aku menuju
ke sana. Karena aku tidak membunuh Ian, pasti kau pelakunya... Kau membunuhnya..
Kau membunuhnya karena dia mengenalimu.” Ucap Joo Wan.
“Lalu
kenapa kau mencari bukti yang disembunyikan Yoon Young Gil? Kamu takut wajahmu
ada di sana, bukan? Kau menabraknya saat dia masih hidup. Kenapa kau
membunuhnya? Dia tidak tahu apa-apa. Meskipun dia melihatmu, dia tidak akan
melakukan apa pun.” Ucap Joo Wan terus mendesak.
“Jangan
berani-berani bicara jika tidak tahu apa-apa! Dia mengancamku lebih dahulu,
mengerti? Dia bertanya kenapa aku keluar dari mobil itu! Dia bertanya apa aku
pelakunya! Dia bertanya apa yang lain tahu tentang perbuatanku! Selain itu, dia
berani menyeringai!” teriak Tuan Kang marah.
“Jadi,
apa itu alasanmu membunuhnya?”tanya Joo Wan, Tuan Kang akhirnya mengaku kalau
ia yang membunuhnya.
“Lantas
apa? Apa Kau akan memenjarakanku?” ucap
Tuan Kang mencengkram baju Joo Wan
“Aku
sangat kecewa karena tidak ada di sana untuk menyaksikannya.” Komentar Joo Wan.
“Maestro
Nam... Kenapa kau tiba-tiba bertingkah padahal kau diam saja selama setahun? Kau
mengaku bukan kau yang membunuh Yoon Young Gil. Apa Kini kau takut karena ada
saksi? Apa Kau ingin menjatuhkanku bersamamu?” ucap Tuan Kang
“Apa Kau
akan menyerahkan diri bersama denganku? Apa Kau pikir itu akan membatalkan
perbuatanmu terhadap Yoon Young Gil? Terserah kau mau menyerahkan diri atau
tidak! Tapi maaf karena mengecewakan. Dunia tidak akan tahu bahwa aku membunuh
Ian!” tegas Tuan Kang.
“Kau tahu
kenapa? Kau mungkin punya saksi, tapi tidak ada bukti yang memberatkanku. Tidak
adil, kan? Hidup ini memang tidak adil. Jadi, berhentilah bertindak sesukamu.
Pulanglah dan tunggu polisi.”kata TUan Kang
“Dengarkan
sebelum aku memberi tahu polisi bahwa kau juga membunuh Ian.” Ucap Tuan Kang
lalu melangkah pergi. Joo Wan hanya diam saja.
Joo Wan
duduk dibangku taman melihat ayah dengan kejar-kejaran dengan anaknya, seperti
Joo Wan merasa iri karena tak memiliki
ayah. Saat itu Eun Joo datang melihat Joo Wan dan langsung bertanya apakah benar membunuh Yoon Young Gil. Joo Wan
membenarkan.
“Bagaimana
kejadiannya?” tanya Eun Joo ingin tahu. Joo Wan menceritakan kalau Tuan Yoon
mengunjunginya tepat sebelum konser dan meminta uang.
“Kami
terlibat perkelahian, dan saat aku mendorongnya, dia terjatuh dari tangga.” Cerita
Joo Wan
“Apa yang
ingin kau katakan padaku setelah membunuh seseorang?” tanya Eun Joo
“Aku
ingin menceritakan kejadian hari itu.” Ucap Joo Wan. Eun Joo ingin tahu Hari
apa.
“Pada hari
kematian Ian setahun lalu” ungkap Joo Wna. Eun Joo ingin tahu alasan Joo Wan
yang ingin memberitahukanya.
“Apa gunanya
melakukan itu sekarang? Kau membunuh seseorang. Omong-omong, apa kau akan
bilang bahwa kau juga membunuh Ian?” kata Eun Joo memastikan.
“Tidak...
Tidak bisakah kau mendengarkanku? Aku merasa hanya kau yang akan mempercayaiku...
Kumohon... Aku melihat Profesor Kang bertemu Yoon Young Gil hari itu setelah
kami selesai konser. Lalu Profesor Kang kehilangan sebuah pulpen.” Cerita Joo
Wan.
“Yi Young
dan Ian menyimpannya dan Profesor Kang meminta Yoon Young Gil untuk
mendapatkannya kembali. Aku tahu Yoon Young Gil pria yang berbahaya, jadi, aku
mengejarnya. Aku melihatnya keluar dari sebuah gudang.” Cerita Joo Wan.
Eun Joo
bertanya apakah Joo Wan masuk, Joo Wan
membenarkan karena merasa harus menyelamatkan mereka Tapi saat itulah semuanya
mulai menjadi rumit. Eun Joo tak mengerti maksud ucapan Joo Wan. Joo Wan pikir yang dikatakan hanya mendengarnya saja
karena tidak melihatnya sendiri.
“Yi Young
melarikan diri dengan pisau yang kujatuhkan.” Cerita Joo Wan
Flash Back
Yi Young
berlari keluar dengan Ian dan tanganya memegang pisau milik Joo Wan. Ian
melihat Yi Young terjatuh akhirnya mengambil sepatu, tapi saat itu sebuah mobil
akan menabrak Yi Young. Ian menyelamatkan Yi Young tanpa sengaja pisau menusuk
perutnya.
“Dan itulah
yang membuat Ian tertusuk. Saat aku tiba di TKP, satu-satunya yang ada adalah
jasad Ian.” Cerita Joo Wan melihat Ian tak sadarkan diri dan hanya bisa
menangis histeris.
“Siapa
yang membunuhnya?” tanya Eun Joo, Joo Wan menjawab tidak tahu.
“Aku
tidak di sana untuk melihat apa yang terjadi. Sampai sekarang, aku hanya bisa
menebak siapa pelakunya.” Ucap Joo Woon.
“Apa itu
berarti kau tahu pelakunya?” kata Eun Joo, Joo Wan tak menjawab hanya ingin
meminta bantuan Eun Joo lalu memberikan sebuhah kunci.
Eun Joo
bingung apa itu, Joo Wan memberitahu kalau itu
kunci loker di sudut ruang tunggu dan Jika sesuatu terjadi kepadanya,
Eun Joo harus memberikan itu kepada Jang Yoon. Eun Joo bingung bertanya Apa yang akan terjadi pada Joo Wan.
“Entah
kapan kita akan bertemu lagi. Tapi saat itu terjadi, mari saling menyapa dengan
senyuman.” Ucap Joo Wan lalu melangkah pergi. Eun Joo pun hanya bisa diam saja.
Yi Young
sedang makan buah yang dibawakan bibi Hong, keduanya terlihat bahagia. Sampai
akhirnya Joo Wan melihat dari kaca jendela, seperti ingin mengucapkan salam
perpisahan. Yi Young bertanya pada bibinya keadaan pamanya.
“Dia baik-baik
saja. Jangan khawatir... Omong-omong, itu akan meninggalkan bekas luka di
wajahmu.” Ucap Bibi Hong melihat luka diwajah Yi Young.
“Astaga,
jangan lakukan itu... Biarkan saja.” Kata Yi Young menolaknya dan tak sengaja
melihat Joo Wan tapi Joo Wan memilih untuk pergi.
Do Hoon
berjalan sendiri saat itu menerima pesan dari "Maestro Nam" seperti
rekaman suara tapi tak mendengarnya memilih untuk menemui Eun Joo yang sudah
menunggunya, bertanya ada apa ingin bertemu denganya. Eun Joo mengaku mendengar
Yi Young terluka saat menyelamatkan seseorang. Jang Yoon membenarkan.
“Dia
benar-benar gadis yang suka ikut campur. Apa dia terluka parah?” tanya Eun Joo,
Do Hoon mengaku sedikit saja.
“Aku akan
merasa lebih baik jika kakinya patah atau semacamnya.” Keluh Eun Joo. Do Hoon
heran dengan sikap Eun Joo seperti memiliki dendam.
“Kenapa
kau di sini?” tanya Do Hoon, Eun Joo mengeluarkan kunci karena Joo Wan meminta
agar memberikan itu padanya. Do Hoon bingung apa itu. “Kudengar itu kunci loker
yang ada di sudut ruang tunggu. Maestro Nam hanya bisa melihat jasad Ian pada
hari insiden tahun lalu. Dia tidak pernah melihat siapa yang membunuhnya. Bagaimana
jika kau memercayainya sekali ini saja?”kata Eun Joo.
Joo Wan
baru saja keluar gedung, dua polisi sudah menghadanngnya. Ia mengatakan kalau Joo Wan harus ikut dengan
mereka sebagai tersangka pembunuhan Yoon Young Gil dan berhak untuk tetap diam dan
berhak berkonsultasi dengan pengacara.
Berita di
TV “Tuan Nam, konduktor Shinyoung Philharmonic yang saat ini
berusia 30-an ditangkap hari ini pukul 14.00 tanpa surat perintah sebagai
tersangka pembunuhan Yoon, pria berusia 40-an, yang baru-baru ini tewas di
gedung utama Shinyoung Philharmonic.”
“Kedua pria ini terlibat
perkelahian. Dan pria satunya mendorong korban. Polisi mengumumkan bahwa mereka
akan melakukan penyelidikan berdasarkan video yang mereka terima dan berencana
meminta surat penahanan.”
Tuan Go
yang melihat berita langsung berteriak histeris, tak percaya kalau Tuan Nam
yang melakukanya. Para pegawai di dalam gedung pun tak percaya menonton berita
di TV.
Do Hoon
mendengar suara rekaman Joo Wan yang berbicara dengan Tuan Kang.
“Lalu
kenapa kau mencari bukti yang disembunyikan Yoon Young Gil? Kau takut wajahmu
ada di sana, kan? Kau menabraknya saat dia masih hidup. Kenapa kau membunuhnya?
Dia tidak tahu apa-apa. Meskipun dia melihatmu, dia tidak akan melakukan apa
pun.” Ucap Joo Wan
“Jangan
berani-berani bicara jika tidak tahu apa-apa! Dia mengancamku lebih dahulu. Dia
bertanya kenapa aku keluar dari mobil itu! Dia bertanya apa aku pelakunya! Dia
bertanya apa yang lain tahu tentang perbuatanku! Selain itu, dia berani
menyeringai!” teriak Tuan Kang marah
“Jadi, apa
itu alasanmu membunuhnya?” ucap Joo Wan, Tuan Kang pun mengaku membunuhnya.
“Lantas
apa? Kau akan memenjarakanku?” kata Tuan Kang yakin.
Do Hoon
akhirnya mengambil barang yang disimpan oleh Joo Wan. Ia mengambil tas milik
Tuan Yoon dan melihat banyak surat, menemukan
beberapa tanggal "17 Februari" lalu menemukan sebuah pulpen dan
bertanya pada Joo Wan Apa yang ada di dalam pulpen itu.
“Uang
yang Profesor Kang gelapkan dari Universitas Shinyoung. Ini catatan setiap sen
yang dia gelapkan.” Ucap Joo Wan.
Do Hoon
membuka bagian pulpen lalu menemukan isinya adalah seperti SD card. Ia pun
melihat surat bertuliskan "10 Juni 2015, 24 Juli 2017, 19 Agustus
2018" lalu teringat dengan tanggal kemaitian Ian "19 Agustus
2018"
Ia pun
mengeluarkan isi dari amplop dan menemukan SD Card, lalu melihat isinya adalah
dari black Box mobil. Ia melihat saat Tuan Kang turun dari mobil langsung menendang
Ian dengan luka dibagian perutnya.
Tuan Kang
tanpa memilki hati, langsung menabrakan mobilnya. Do Hoon pun tak sanggup
melihatnya.
Flash Back
Ian
mencoba menyelamatkan Yi Young yang tertabrak mobil, tangan Yi Young sedang
memegang pisau tak sengaja mengenai perut Ian. Yi Young panik meminta maaf pada
Ian dengan wajah panik. Ia menyuruh Yi Young agar Lari.
“Aku
tidak akan pergi.” kata Yi Young menangis. Ian menyuruh tetap Yi Young harus
lari.
“Aku
tidak akan meninggalkanmu sendirian di sini!” ucap Yi Young, Ian menolaknya
sambil menangis.
“Sadarlah,
Yi Young!!!... Tenangkan dirimu dan tatap aku... Dengarkan aku. Lari menuju
cahaya yang mungkin kau lihat di jalanan. Jika kau melihat seseorang, segera
hubungi polisi... Mengerti?” ucap Ian. Yi Young tak ingin pergi
“Maaf karena menyeretmu kemari padahal kau tidak
mau datang. Sudah kubilang tadi ada sesuatu yang tidak kukatakan kepadamu. Akan
menyenangkan jika kita bisa bertemu lagi, tapi itu mungkin sulit.” Kata Ian. Yi
Young masih terus menangis.
“Entah
bagaimana perasaanmu, tapi aku sangat menyukaimu.” Kata Ian mengungkapkan
perasaanya.
“Berhenti
bicara seperti itu kepadaku.” ucap Yi Young terus menangis.
“Aku
baik-baik saja. Kamu harus pergi sekarang... Cepat... Cepat. Pergilah sekarang!”
ucap Ian menyuruh Yi Young pergi. Yi Young dengan kilatan pun bisa melihat Tuan
Kang dalam mobil.
Saat itu
Yi Young terbangun dari tidurnya dan kaget melihat Tuan Kang datang seperti
ingin mencekiknya.
Bersambung
ke episode 31
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar