PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Polisi
datang ke tempat Jang Yoon, saat Jang Yoon datang bertanya Apa ia adalah Jang
Do Hoon. Jang Yoon pun membenarkan karena itu adalah nama aslinya dan bertanya
apa yang bisa dibantu. Polisi memperlihatkan ID cardnya.
“Kau
bersamaku di gudang itu tahun lalu, kan? Apa pisau itu milikmu?” tanya Yi Young
mengingat kejadian saat di gudang dan melihat pisau lipat.
“Apa yang
kau lakukan di sini tanpa sepengetahuanku?” ucap Joo Wan santai mengambil pisau
lipat.
“Tolong
jawab pertanyaanku dahulu.” Tegas Yi Young, Joo Wan memberitahu kalau Jang Yoon
yang meninggalkan pisau itu padanya.
“Benarkah?”
ucap Yi Young seperti tak percaya, Joo Wan menceritakan kalau Jang Yoon
memberikan pisau kepadanya dan menanyakan hal yang sama.
“Dia
bertanya apa pisau ini milikku.” Ucap Joo Wan, Yi Young tak percaya kalau Jang
Yoon mengatakan hal yang sama.
“Aku juga
terkejut. Aku tercengang dan tidak nyaman. Tapi ternyata, ada kesalahpahaman.”
Jelas Joo Wan. Yi Young tak mengerti maksudnya.
“Dia
mendengar dari seseorang bahwa aku mengikuti Ian setelah konser tahun lalu.”
Ucap Joo Wan.
“Dari
siapa dia mendengarnya?” tanya Yi Young, Joo Wan juga tidak yakin soal itu.
“Siapa
pun yang melihat itu salah paham tentang situasinya. Kau tahu kesulitanku
selama tiga bulan untuk mempersiapkan konser itu. Setelah konser, aku terlalu
lelah dan pulang untuk tidur. Sekarang, jawab aku. Kenapa kau datang ke sini?”
tanya Joo Wan penasaran.
Di rumah
Polisi
memperlihatkan foto Tuan Yoon dan bertanya Apa Jang Yoon mengenalnya. Jang Yoon
hanya bisa terdiam, Polisi pikir kalau Jang Yoon u mungkin tahu jasadnya
ditemukan kemarin dan yakin keduanya
pernah bertemu.
“Aku
pernah melihatnya.” Kata Jang Yoon, Polisi ingin tahu kapan. Jang Yoon menjawab
Tahun lalu.
“Dia
pengemudi tabrak lari yang membunuh adikku. Aku melihatnya dari jauh selama
sidang terakhir.” Ucap Jang Yoon berbohong
“Apa Kau
bertemu dengannya baru-baru ini?” ucap Polisi, Jang Yoon balik bertanya alasan
Polisi menanyakan itu.
“Aku
harus menggali lebih dalam, tapi semua orang yang ditemuinya setelah dibebaskan
berkaitan dengan kecelakaan setahun lalu. Kau juga berhubungan, bukan?” ucap
Polisi yakin
“Kau
kakak mendiang Ian Kim, dan kau bekerja di Shinyoung Philharmonic. Jadi Kau
juga punya motif. Pernahkah kau menghubungi atau menemuinya baru-baru ini?”
kata polisi curiga
“Entah
kenapa kau mengajukan pertanyaan ini kepadaku. Tapi dia mungkin tidak tahu
bahwa aku kakaknya Ian. Jika dia tidak mengenal kami sejak kami kecil, tidak
mungkin dia tahu aku dan Ian bersaudara.” Jelas Jang Yoon.
“Tidak
ada hubungan di antara kami. Kami berpisah saat masih kecil. Kami punya nama
belekang dan kartu keluarga yang berbeda. Pengacara ibuku juga yang mengurus
kecelakaannya. Bagaimana dia bisa menghubungiku? Meskipun dia melakukannya, untuk
apa aku mau bertemu dengannya?” ucap Jang Yoon.
“Maksudmu,
kau tidak pernah bertemu dengannya?” kata Polisi menyimpulkan.
“Maksudku,
aku tersinggung dengan interogasimu.” Tegas Jang Yoon dengan tatapan dingin.
“Kenapa
kau tidak menjawabku? Apa Kau punya alasan untuk tidak menjawabku?” ucap Joo
Wan dingin.
“Tidak...
Aku punya pertanyaan. Aku ingin memastikan apa yang kulihat.” Kata Yi Young.
Joo Wan pun ingin tahu apa yang dilihat.
“Aku
menemukan bunga di ruanganmu. Pria yang
tewas hari ini memberimu bunga itu, kan?” ucap Yi Young.
“Aku
tidak yakin karena aku menerima banyak bunga. Aku juga tidak menerimanya secara
langsung.” Ungkap Joo Wan.
Yi Young
mengingat Pada malam kecelakaan Ian, ia dan Ian dikurung di sebuah gudang Lalu
seseorang masuk. Dan Ia mengambil pisau yang dijatuhkan.
Flash Back
Yi Young
merasakan ada orang yang masuk, lalu pria itu mengeluarkan pisau. Ia berteriak
agar tak mendekat dan langsung mendorongnya, pisau pun terjatuh dan Yi Young
mengambil pisau dan langsung mengancamnya, saat
itu juga melihat wajah Joo Wan.
“Aku
menikam Ian dengan pisau itu. Aku tidak ingat apa yang terjadi setelah itu.
Seorang pria mengejarku. Dan pria itu adalah Yoon Young Gil yang tewas di sini
hari ini.” Ucap Yi Young mengingat apa yang ingatnya.
“Kenapa kau
memberitahuku ini? Aku tidak terlibat dalam insiden itu.” Ucap Joo Wan
mengelak.
“Karena...
Karena aku ingat melihatmu.” Ucap Yi Young, Joo Wan seperti kaget kalau Yi
Young melihatnya.
“Ya...
Kau masuk ke gudang itu. Young Gil memberitahuku bahwa selain aku dan Ian, ada
orang lain di sana. Mungkin dia yang membunuh Ian.” Ucap Yi Young
“Dan kau
mengatakan itu aku?” kata Joo Wan tetap santai, Yi Young menegaskankalau
melihat dan mengingat dengan jelas.
“Ini
kesalahpahaman.” Ucap Joo Wan, tapi Yi Young yakin kalau ingat dengan jelas.
“Kau
menutupi wajahmu, tapi aku bisa mengenalimu. Bisakah kau memberitahuku yang
sebenarnya? Apa yang terjadi malam itu?” pinta Yi Young.
Joo Wan
tetap mengaku kalau Tidak terjadi
apa-apa dan ini kesalahpahaman. Yi Young ingin tahu apakah Joo Wan yang
membunuhnya. Joo Wan menegaskan bukan dia orangnya. Yi Young ingin tahu
Bagaimana dengan Young Gil. Joo Wan juga mengaku tidak.
“Apa yang
kau lakukan di sana?” tanya Yi Young, Joo Wan mengaku tidak pergi ke sana dan
Yi Young salah orang!
“Berhentilah
berbohong.” Tegas Yi Young, Joo Wan pikir Sebelum Yi Young mencurigai sebagai pembunuh lebih baik
bawakan saja buktinya.
“Aku
sangat mengagumimu selama tujuh tahun terakhir. Dan saat aku bisa bekerja
denganmu, aku sangat gembira. Di mana pria yang kusukai dan kukagumi itu?” ucap
Yi Young merasa kecewa.
“Aku
ingin kau pergi sekarang. Tidak ada lagi yang bisa kukatakan padamu yang
meyakini aku pembunuh.” Ucap Joo Wan.
“Aku akan
mengambil ini. Aku tidak bisa mempercayai apa pun yang kamu katakan lagi. Apa
Kau ingin bukti? Aku akan membawakannya untukmu. ” Kata Yi Young mengambil
pisau lalu berjalan pergi. Joo Wan hanya bisa diam saja.
Jang Yoon
membereskan semua barang Ian ke dalam tas besar, lalu melihat foto kenangan
saat Ian dengan Yi Young. Ki Sang melihat Jang Yoon duduk di tangga, Jang Yoon
langsung memberikan tas pada Ki Sang kalau itu Barang-barang dan foto Ian dan
meminta agar menyimpanya.
“Apa itu
foto Yi Young?” tanya Ki Sang, Jang Yoon membenarkan menurutnya Jika tim penggeledah datang ke rumahnya, itu
akan menyebabkan masalah.
“Yoon
Young Gil bekerja paruh waktu di toko bibi Yi Young. Aku yakin polisi juga ke
sana. Jika mereka menemukan fotonya, keadaannya akan makin serius. Aku tidak
mau dia terlibat dalam hal ini.” Ucap Jang Yoon.
“Apa Kau
setuju untuk diinterogasi oleh polisi? Kau bisa menolak.” Kata Ki Sang
“Lebih
baik jika aku pergi.” ucap Jang Yoon. Ki Sang pikir Polisi yakin ini
pembunuhan.
“Aku
yakin kau tidak akan terluka, tapi kau harus berhati-hati.” Pesan Ki Sang, Jang
Yoon menganguk mengerti lalu melihat nama "Insomnia" yang menelpnya.
Jang Yoon
melihat Yi Young sudah menunggunya ditepi danau, lalu mengeluh kalau sudah
menyuruhnya tetap di rumah dan bertanya apakah terjadi masalah. Yi Young mengaku
sudah ingat semuanya sekarang dan ingat siapa yang ada di gudang hari itu.
“Siapa
itu?” tanya Jang Yoon, Yi Young menjawab
dengan sangat yakin yaitu Maestro Nam.
“Dia
memakai topeng, jadi, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Tapi aku yakin
itu dia. Apa kau memberikan pisau ini kepada Maestro Nam?” tanya Yi Young
memperlihatkan pisau lipat.
“Sejujurnya,
aku juga mencurigainya. Kudengar dia mengikuti mobil Ian setelah konser tahun
lalu. Eun Joo yang memberitahuku.” Akui Jang Yoon.
“Apa Eun
Joo yang memberitahumu?” kata Yi Young tak percaya, Jang Yoon membenarkan.
“Kupikir
dia mungkin berbohong setelah bertengkar dengannya. Tapi aku tetap harus
memeriksanya. Jadi, aku bertanya kepadanya soal pisau ini. Tapi dari mana kau
mendapatkan ini?” tanya Jang Yoon.
“Di kantornya.
Aku bertemu dengannya sebelum datang ke sini.” Kata Yi Young.
“Apa Kau
bertemu dengannya?” ucap Jang Yoon, Yi Young membenarkan.
“Aku
bertanya padanya apa dia ada di gudang itu tahun lalu, dan dia menyangkalnya. Dia
melarangku menjebaknya sebagai pembunuh dan memintaku membawakan buktinya.”
Cerita Yi Young.
Jang Yoon
tak percaya Joo Wan meminta Bukti. Yi Young pikir ini memang sulit dipercaya
dan semuanya tampak seperti kebohongan. Jang Yoon mengaku merasa bersalah
setiap kali melihat Yi Young seperti sekarang dan ada sesuatu yang harus
dikatakan kepadanya.
“Kurasa
aku tidak perlu menundanya lagi.” Ucap Jang Yoon, Yi Young ingin tahu apa itu.
“Ini
tentang namaku... Kau pikir namaku Jang Yoon, tapi sebenarnya itu nama adikku. Namanya
saat dia masih kecil.” Akui Jang Yoon.
“Lantas,
siapa nama aslimu?” tanya Yi Young, Jang Yoon menyebut nama aslinya Jang Do
Hoon.
Yi Young
mengingat sesuatu tentang "Jang Do Hoon" saat itu Eun Joo yang
membahasnya.
Flash Back
Eun Joo
bertanya pada Yi Young ingat seorang pria bernama Jang Do Hoon. Yi Young
seperti tak mengingatnya. Eun Joo mengeluh Yi Young tidak ingat apa pun padahal
melihatnya beberapa kali saat kuliah.
“Pernahkah
kamu menjadi asisten dosen di Shinyoung College of Music?” tanya Yi Young
“Ya.
Kenapa?” akui Jang Yoon, Yi Young mengaku kalau Eun Joo bertanya beberapa kali apakah
aku ingat pria bernama Jang Do Hoon.
“Kurasa
itu artinya dia sudah tahu.” Ucap Yi Young, Jang Yoon langsung meminta maaf.
“Seharusnya
aku memberitahumu lebih awal. Tapi aku tidak bisa menemukan waktu yang tepat.
Maafkan aku.” Kata Jang Yoon.
“Tidak
apa-apa. Aku mengerti.” Jelas Yi Young, Jang Yoon heran Yi Young tidak akan
bertanya kenapa aku memakai nama itu.
“Aku
yakin kau punya alasan mengingat situasi yang kau alami.” Jelas Yi Young bisa
mengerti.
“Aku juga
memakai nama itu karena pernah mendengar bahwa Ian memberitahumu tentang nama
itu. Kupikir jika aku memakai nama itu, mungkin itu akan membantumu mengingat
adikku sedikit lebih cepat. Tapi itu pun bukan alasan yang bagus. Maafkan aku.”
Kata Jang Yoon.
“Sudah
kubilang aku mengerti. Adakah hal lain yang kamu sembunyikan dariku? Jika ada,
beri tahu aku hari ini.” Ucap Yi Young.
Jang Yoon
mengaku tak ada hanya itu saja dan Tidak ada lagi yang disembunyikan darinya.
Keduanya pun hanya bisa diam saja, Jang Yoon tiba-tiba berdiri dan langsung
membuat pisau lipat ke danau, Yi Young terlihat binggung.
“Aku
selalu ingin membuangnya. Lupakan saja apa yang terjadi dengan pisau itu. Entah
apa yang mungkin dipikirkan Ian, tapi aku ingin kau melupakannya sekarang.”
Ucap Jang Yoon.
“Aku
tidak bisa melupakannya. Tapi kurasa itu bisa menjadi buram suatu hari.” Ungkap
Yi Young. keduanya pun terlihat sudah lebih relax daripada sebelumnya.
Eun Joo
memberikan "Surat Pengunduran
Diri" Nyonya Yoon sedikit terkejut, Eun Joo tahu ini bukan waktu yang
tepat untuk berhenti dan meminta maaf. Nyonya Yoon pikir Eun Joo tak perlu
meminta maaf karena berhenti untuk sesuatu yang lebih baik.
“Aku
harus menyelamatimu..” ucap Nyonya Yoon, Eun Joo pikir jauh lebih muda dari
Nyonya Yoon jadi harus bicara lebih nyaman.
“Baiklah...
Pimpinan Jang membuat pilihan yang bagus. Aku sangat bersyukur. Tapi bagaimana
kau bisa mengenalnya?” tanya Nyonya Yoon penasaran.
“Aku
mengunjunginya sendiri. Aku ingin melakukan segalanya untuk bertahan hidup. Aku
bekerja untuk Profesor Kang, tapi kami mengalami perseteruan kecil. Dia
mengancam bahwa dia akan memaksaku berhenti.” Certa Eun Joo.
“Seharusnya
kau memberitahuku.” Komentar Nyonya Yoon, Eun Joo pikir kalau Nyonya Yoon tak
memihak pemain. Nyonya Yoon kaget mendengarnya.
“Siapa
yang akan kamu pilih antara aku dan Profesor Kang? Aku selalu mengira kau
memihak mereka.” Kata Eun Joo
“Aku
ingin melihatmu berkembang. Aku serius. Jika butuh tempat latihan, kau bisa memakai
ruang latihan. Aku akan menggunakan wewenangku untuk mengabaikannya. Beri tahu
aku dahulu.” Kata Nyonya Yoon, Eun Joo pun mengucapkan Terima kasih.
Eun Joo
akhirnya keluar dari ruangan, Nona Yang masuk dengan wajah panik memberitahu
kalau para detektif datang dan Mereka ingin bertemu Maestro Nam. Nyonya Yoon
bingung polisi ingin menemui Joo Wan, lalu memastikan kalau Presdir Ko sedang
pergi.
“Minta
mereka menunggu di sana.” Ucap Nyonya Yoon akan bergegas pergi, Nona Yang
menahanya.
“Kurasa
aku membuat kesalahan... Mengenai pria yang tewas kemarin... Detektif tiba-tiba
menanyakan tentang bunga, jadi, aku tidak sengaja memberi tahu mereka bahwa
seorang pria singgah untuk bertemu Maestro Nam dengan sebuket bunga.” Akui Nona
Yang
“Apa Seseorang
datang membawa buket?” tanya Nyonya Yoon kaget, Nona Yang membenarkan.
“Baiklah
kalau begitu, Suruh anggota orkestra libur sampai hari ini dan Jangan beri tahu
para anggota tentang apa yang terjadi, paham?” ucap Nyonya Yoon terlihat
tenang. Nona Yang menganguk mengerti.
Dua
polisi sudah ada diruangan, Joo Wan dengan santai bertanya Apa yang ingin mereka
tanyakan. Polisi mengaku ada yang bilang Yoon Young Gil, pria yang tewas kemarin,
membawa bunga ke kantor Joo Wan jadi ingin memastikan.
“Omong-omong,
apakah kau bertemu Yoon Young Gil pada hari konser?” tanya polisi.
“Tidak,
aku bahkan tidak menerima bunga itu sendiri.” Aku Joo Wan berbohong.
“Apa kau
mengenal Yoon Young Gil?” tanya polisi, Joo Wan mengaku tidak mengenalnya
secara pribadi.
“Kurasa
itu berarti kau tetap mengenalnya.” Kata Polisi seperti curiga juga dengan Joo
Wan.
“Saat aku
di Asia Philharmonic, dia memberiku bunga beberapa kali, mengatakan dia
penggemar berat. Jadi, aku ingat namanya.” Akui Joo Wan.
“Apa yang
kamu lakukan dengan bunga yang dia berikan hari itu?” tanya Polisi. Joo Wan
menjawab kalau sudah membuangnya karena sudah layu.
“Bisakah
kau bekerja sama dengan penyelidikan jika kamu dibutuhkan?” ucap Polisi. Joo
Wan pun dengan santai menyetujuinya.
Joo Wan
keluar ruangan, melihat Jang Yoon seperti sudah menunggunya. Jang Yoon meminta
agar bisa bicara. Joo Wan pikir sudah
Tidak ada yang perlu dibicarakan. Jang Yoon pun mengancam kalau Joo Wan
ingin agar Ia bisa memberitahu polisi kalau bertemu dengan Yoon Young Gil.
“Apa
maumu?” ucap Joo Wan sinis. Jang Yoon mengaku
mengikuti Joo Wan kemarin dan melihatnya menemui Profesor Kang.
“Apa Kini
kau juga membuntutiku? Lalu kenapa?” ucap Joo Wan merasa masih benar.
“Seperti
saranmu, aku memotret dan merekam percakapannya. Aku tidak mempercayai kalian. Sulit
dipercaya bahwa kalian berdua sibuk saling menyalahkan atas kematian seseorang.
Sulit untuk melihatnya.” Ucap Jang Yoon. Joo Wan tak mengerti maksudnya.
“Apakah
Profesor Kang membunuh adikku? Kudengar kau mengatakan itu kepadanya kemarin.
Kau menuduhnya membunuh dua orang.” Ucap Jang Yoon penasaran.
“Harusnya
kau tanyakan itu pada Profesor Kang.” Sindir Joo Wan, Jang Yoon sudah tahu
kalau Joo Wan tidak akan memberikanya jawaban. Joo Wan pikir itu sudah pasti.
“Aku
sungguh tidak memahamimu. Kau tahu yang terjadi hari itu karena kau ada di
gudang itu. Kenapa kau tidak memberitahuku apa yang terjadi? Apa alasannya? Kau
bilang Ian adalah kolega yang berharga dan satu-satunya temanmu. Apa ada yang
lebih berharga yang harus kau lindungi?” sindir Jang Yoon.
“Kau tahu
apa? Kau lahir di lingkungan indah dan bisa memiliki semua yang kamu inginkan.
Aku berbeda darimu. Aku harus berusaha maksimal untuk mendapatkan keinginanku.
Tahukah kau betapa bertekadnya aku dan apa yang harus kulalui untuk sampai
sejauh ini?” ungap Joo Wan marah.
“Tidak
ada orang di dunia ini yang bisa mendapatkan semua keinginannya. Semua orang
sama sepertimu.” Tegas Jang Yoon.
Joo Wan
seperti tak percaya, menurutnya Jang Yoon dengan mudah baginya untuk berkata
begitu dan ingin tahu apakah Jang Yoon pernah putus asa sampai ingin menjual
organnya agar punya uang untuk belajar di luar negeri.
“Kau
pastiTidak pernah... Aku tidak menginginkan cinta. Aku ingin dihormati sebagai
konduktor orkestra ini. Aku berusaha maksimal untuk itu. Dan aku masih
melakukannya!” tegas Joo Wan mendekati meja kerjanya.
“Kau tahu
apa yang lebih kutakuti daripada mati? Kehilangan karierku setelah tertinggal. Akhirnya
aku mendapatkan tempatku di podium.” Tegas Joo Wan.
“Apakah berharap
untuk tidak turun dari sini adalah permintaan yang salah? Jadi, apa kau yakin
bisa dihormati sekarang? Kau antara membantu pembunuhan, atau memang membunuh
adikku.” Tegas Jang Yoon.
“Kau
tidak tahu apa-apa. Keluar.” Ucap Joo Wan marah, Jang Yoon menegaskan akan
terus bertanya sampai benar-benar
membuatnya lelah .
“Dan aku
akan terus mengejarmu sampai kau memberitahuku apa yang kau lakukan.” Tegas
Jang Yoon.
Joo Wan
masuk ruangan terlihat marah, teringat kembali yang dikatakan Jang Yoon “ Sekarang,
apa kau yakin bisa dihormati? Kau antara membantu pembunuhan, atau memang
membunuh adikku.” Lalu mengingat saat dihari keduanya.
Flash Back
Tuan Yoon
menyelipkan sesuatu memberikan doa yang
terbaik untuk mereka hari ini, karena Ini
akan menjadi penampilan terakhir Joo Wan lalu berjalan pergi. Joo Wan terdiam
lalu melihat foto Yi Young dengan Ian ditanganya lalu naik ke lantai atas.
“Apa Kau
sudah berubah pikiran? Sudah kuduga. Kau memang pintar.” Uca Tuan Yoon akhirnya
menemui Joo Wan diatap gedung.
“Berapa?
Ke mana harus kukirim?” ucap Joo Wan marah, Tuan Yoon memegang bahu Joo Wan.
“Aku
yakin kau tahu jawabannya.” Ucap Tuan Yoon, Joo Wan meminta agar Jangan sentuh dirinya.
“Kenapa
tidak boleh? Apa Kau menganggapku kotor? Sebenarnya, kalian lebih kotor dariku.”
Ejek Tuan Yoon.
“Itukah
yang kau yakini? Kau membersihkan kekacauan orang lain. Kau hidup seperti hama.”
Balas Joo Wan.
“Apa Kau
tahu? Setidaknya aku tahu, kalau aku berengsek. Kalian melakukan tindakan kotor
termasuk membunuh seseorang, tapi kalian tidak berpikir bahwa kalian brengsek
sedetik pun. Apa aku salah?” sindir Tuan Yoon.
“Cari
tahu faktanya. Aku tidak membunuh siapa pun.” Kata Joo Wan, marah
“Kecelakaan
yang menewaskan Kim Ian setahun lalu. Kau pikir tidak ada saksi, kan? Dunia
telah berubah. Menurutmu kenapa hanya orang yang punya mata?” ucap Tuan Yoon.
Joo Wan
mulai panik tak mengerti maksud ucapanya.
Tuan Yoon pikir Joo Wan butuh petunjuk da juga membutuhkan apa yang disembunyikan.
Joo Wan pikir akan memberitahu kalau memang membutuhkannya laulu berjalan
pergi.
“Kenapa
terburu-buru? Apa Kau sudah mau pergi? Apa sudah waktunya bagimu untuk memimpin
konser?” ucap Tuan Yoon menahan Joo Wan pergi saat akan turun tanga.
“Pertunjukannya
akan segera dimulai. Minggir.” Kata Joo Wan mencoba melepaskan.
“Karier
kerenmu itu...Pergi dan lakukan yang terbaik. Aku yakin kau akan menyadari
apakah kau pantas mendapatkan tempat itu atau tidak. Mengerti?” ucap Tuan Yoon
mengejek.
“Siapa kau
sampai berhak mengatakan aku pantas memilikinya atau tidak?” teriak Joo Wan
akhirnya membalas dengan mendorong Tuan Yoon ke dinding.
Ia pun
akhirnya melepaskan dan akan pergi, tapi Tuan Yoon menahan pundaknya. Joo Wan
kesal akan menarik tanganya, tapi malah badan Tuan Yoon berguling ke sini
tangga dan langsung jatuh ke lantai bawah lalu tak sadarkan diri.
Joo Wan
mengingat semuanya terlihat sangat marah dan melampiskan semua emosi dengan
membuang semua barang diatas meja.
Eun Joo
menunggu Yi Young dicafe dan menyuruh agar bicara singkat karena tidak mau
bicara dengannya. Yi Young pikir Eun Joo itu tahu siapa Jang Do Hoon menurutnya
kalau Eun Joo tahu semuanya dan Seharusnya memberitahunya.
“Untuk
apa? Aku bahkan tidak mau bicara denganmu.” Ucap Eun Joo sinis.
“Apa ada
sesuatu yang kau ingat tentang pria itu? Aku mencoba mengingat kelas yang
kuikuti, tapi aku tidak ingat apa pun.” Ungkap Yi Young
“Aku juga
tidak terlalu ingat. Dia hanya asisten pengajar biasa. Kau sudah selesai,
bukan?” ucap Eun Joo seperti ingin buru-buru pergi.
“Kau... Kau
sudah lama menyukai Maestro Nam, kan?” kata Yi Young, Eun Joo pikir kenapa Yi
Young bertanya.
“Kau
memberitahuku, dia mampu membunuh seseorang.” Ucap Yi Young mengingat ucapan
Eun Joo.
“Apa kau
mengatakan itu karena tahu sesuatu?” tanya Eun Joo penasaran. Yi Young pun
meminta agar Eun Joo menceritakannya.
“Aku
sudah memberi tahu semua yang kuketahui kepada Jang Yoon. Kubilang Maestro Nam mengikuti
mobil Ian tahun lalu. Tapi kenapa kau menanyakan itu? Apa Sekarang kau ingat
tentang Maestro Nam?” ucap Eun Joo. Yi Young mengaku tidak,
Jang Yoon
pergi ke motel, pergi ke bagian receptionist. Paman bertanya apakah Jang Yoon untuk
menginap atau beristirahat. Jang yoon mengaku bukan itu tujuan lalu
memperlihatkan foto Tuan Yoon dengan memastikan kalau pasti menginap di motel
itu.
“Apa Kau
detektif?” tanya polisi, Jang Yoon mengaku bukan tapi keluarganya yaitu adik Tuan Yoon.
“Aku
ingin mengambil barang-barangnya. Polisi sudah selesai menggeledah ruangan ini,
kan?” kata Jang Yoon.
“Ya.
Mereka datang dua kali untuk menggeledah ruangan ini.” Kata paman.
Akhirnya
Jang Yoon masuk ke ruangan tempat Tuan Yoon, lalu mencari sesuatu, tapi tak
menemukan apapun. Ia pun mencari ke tempat sampah lalu melihat struk pembayaran
"Gudang Nebo"
Petugas
mencari "Yoon Young Gil". Dan tercatat kalau ia menyimpan perabotannya
di kotak penyimpanan besar lalu menaruh tas di kotak penyimpanan kecil.
Tapi sudah mengambilnya kemarin. Jang
Yoon kaget bertanya Pukul berapa Tuan
Yoon mengambilnya.
“Pukul
18.12.” ucap Petugas, Jang Yoon makin kaget karena Tuan Yoon sudah meninggal.
“Aku
adiknya. Kemarin kakakku meninggal dalam kecelakaan. Kenapa kau memberikan tas
itu kepada orang lain? Apakah kau menyerahkan tas itu tanpa memeriksa
identitasnya?” ucap Jang Yoon marah. Petugas pun tak bisa berkata-kata
“Tidak
mungkin... CCTV-mu menyala 24 jam, kan? Coba kulihat.” Kata Jang Yoon.
Petugas
pun memperlihatkan rekaman antara pukul 18.12 hingga 18.15 dari tadi malam.
Jang Yoon kaget melihat sosok Joo Wan yang mengambil tas milik Tuan Yoon.
Akhirnya saat pulang ke rumah langsung menyalin pada komputernya.
Joo
Wan berdiri sendirian di dalam ruangan, Yi Young masuk melihatnya tapi memilih
untuk pergi Ia pun berjalan dilorong menerima pesan dari Jang Yoon “Aku di kantor polisi untuk
interogasi. Aku akan meneleponmu setelah selesai. Mari makan. Ada yang ingin
kusampaikan.”
Sementara
Jang Yoon sudah ada dikantor polisi dengan Resume palsu miliknya. Polisi
menyindir Jang Yoon alau Nam berbeda di resume untuk Shinyoung Philharmonic.
Jang Yoon pun dengan santai bertanya balik Apa kaitannya dengan kematian Yoon
Young Gil.
“Tidak ada.
Tapi ada kaitannya dengan apakah aku bisa memercayaimu atau tidak. Aku juga
manusia. Kamu tidak memberiku jawaban jelas atas pertanyaanku kemarin. Izinkan
aku bertanya sekali lagi” kata ucap Polisi
“Pernahkah
kamu bertemu Yoon Young Gil baru-baru ini?” Mungkin, pada hari konser atau
sehari sebelumnya. Kapan saja.” Tanya polisi.
“Ya,
benar...” akui Jang Yoon, Polisi makin menyindir kalau penyataan Jang Yoon itu
berbeda dari sebelumnya.
“Kapan
aku bilang, kalau aku tidak bertemu dengannya?” balas Jang Yoon. Polisi ingin
tahu kapan Jang Yoon bertemu dengannya
“Aku
tidak ingat tanggalnya. Tapi dari waktu ke waktu.” Akui Jang Yoon, Polisi ingin
tahu alasan Jang Yoon bertemu dengannya.
“Dia
menginginkan uang. Dia bilang tidak punya uang karena baru dibebaskan.” Jawab
Jang Yoon.
Polisi
mendengarnya mengaku hampir tertawa dan ingin tahu alasan Tuan Yoon yang
meminta uang kepadanya, padahal Jang Yoon
adalah keluarga korban dan Tuan Yoon adalah penyerang. Jang Yoon mengaku
tak tahu karena Tuan Yoon mengaku tidak mengenal siapa pun.
“Tapi
bagaimanapun dunia ini penuh dengan orang-orang aneh. Aku memang meminjamkannya
uang beberapa kali. Tapi dia terus meminta lebih dan terus memanfaatkan aku. Jadi,
aku menolak.” Cerita Jang Yoon
“Di mana
kalian bertemu untuk membicarakan hal seperti itu?” tanya polisi
“Bagaimana
aku bisa mengingat semua tempatnya?” keluh Jang Yoon, Polis mengaku alau mereka
sudah menerima informasi.
“Informasi
tentang bagaimana kau terlibat perkelahian dengannya. Setelah menerima
informasi, kami mengumpulkan semua rekaman di dekat motel tempat dia dahulu
tinggal. Sepertinya kalian bertemu beberapa kali.” Ucap Polisi memperlihatkan
USB ditanganya.
Jang Yoon
mengingat saat itu memukul Tuan Yoon beberapa kali dan Tuan Yoon menyuruh
membunuhnya saja seperti ingin memprovokasinya.
Polisi pun ingin tahu alasana Jang Yoon memukulnya. Jang Yoon mengaku
Tuan Yoon yang memakinya karena tidak meminjamkan uang.
“Kau dirawat
di rumah sakit malam itu karena seseorang memukulmu dari belakang. Apa itu
perbuatan Young Gil?” ucap Polisi
“Entahlah.
Aku tidak pernah tahu.” Ucap Jang Yoon. Polis membahas Pembunuh adik Jang Yoon
meminta uang darinya dan bahkan memukul dengan senjata.
“Mungkin
kau membunuhnya karena marah. Apa Kau membunuh orang yang membuatmu marah?”
ucap Polisi
“Jika
sudah selesai, bolehkah aku pergi?” ucap Jang Yoon tak ingin menjawabnya.
Saat itu
polisi lain masuk ruangan, Polisi yang menginterogasinya memberitahu kalau
mereka punya surat perintah. Jang Yoon kaget dan ingin tahu dengan bukti apa.
“Atas
tuduhan pembunuhan Young Gil. Kau berhak untuk tetap diam dan menyewa
pengacara. Apa pun yang kau katakan bisa digunakan menentangmu di pengadilan.”
Tegas Polisi. Jang Yoon pun tak bisa berkata-kata.
Bersambung ke "Episode
26"
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar