PS : All images credit and content copyright : KBS
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Yi Young
melihat buku diatas meja dan itu buku
milik "Kim Ian dan melihat gambar tangan diatas buku musik. Ia mencoba
mengingat yang terjadi dengan gambar tangan.
Flash Back
Yi Young
duduk dengan wajah cemberut melihat Ian sibuk mengambar. Ian mengambar telapak
tanganya. Yi Young heran kenapa Ian menggambar di partiturnya. Ian dengan bangga menaruh tangan Yi Young
diatas gambarnya.
“Jika kau
meletakkan tanganmu di sini, rasanya kita seperti berpegangan tangan, kan?”
ucap Ian. Yi Young mengeluh mendengarnya karena itu Norak. Ia heran dianggap
norak.
“Siapa
yang mengajarimu ini?” tanya Yi Young, Jang Yoon menjawab Kakaknya.
“Aku harus
memberitahunya sekarang karena kamu bilang itu norak.” Ucap Ian mengambil
ponselnya. Yi Young langsung merampasnya.
“Kembalikan.
Aku akan meneleponnya.” Ucap Ian, Yi Young menolaknya. Keduanya tertawa
bahagia.
Yi Young
mengambalikan buku Ian dalam tas disamping tempat tdiur lalu meninggalkan
ruangan.
Pagi hari
Jang Yoon
mencoba menelp Yi Young tapi tak diangkat, lalu akhirnya mengirimkan pesan “Aku
tidak bisa menghubungimu. Apa terjadi sesuatu di orkestra?” Saat itu tiba-tiba Jenny datang membuka pintu,
Kun dan pemain biola pun langsun masuk memainkan lagu. Nyonya Wang memberikan
tepuk tangan bahagia.
“Kalian
tidak perlu datang. Aku akan segera dipulangkan.” Ucap Jang Yoon.
“Karena
itulah kami datang. Hanya ini tradisi yang tersisa di orkestra, jadi, harus
dilakukan. Tapi tiap tahun, peserta kita makin sedikit, Jadi Hanya ini yang
kita miliki. Karena sudah selesai, bagaimana jika kita pergi?” kata Nyonya Wang
“Apa ini Sudah?
Tidak mudah datang jauh-jauh kemari.” Keluh Kun. Nyonya Wang meliha Jang Yoon
itu pasien, jadi harus istirahat.
“Kami
akan keluar sendiri. Lagi pula, kami sibuk.” Ucap Nyonya Wang menarik semua
juniornya keluar ruangan.
Jang Yoon
memanggil Jenny sebelum keluar, sementara Seo Joo sibuk mengambil gambar dengan
ponselnya seperti ingin update di social media. Jang Yoon bertanya Apa terjadi sesuatu pada Yi Young,
karena tidak bisa menghubunginya.
“”Kemarin
dia bilang akan mengambil cuti. Apa Kau tidak bisa meneleponnya sama sekali
hari ini?” tanya Jenny. Jang Yoon mengaku tak bisa.
“Dia
menyerahkan surat pengunduran diri, kan? Menurut rumor dia berhenti.” Ucap Seo
Joo ikut bicara.
“Surat
pengunduran diri? Apa Dia berhenti?” tanya Jang Yoon kaget, Jenny panik mengaku
kalau itu tak benar.
“Kenapa
kau menyebarkan rumor? Dia tidak berhenti.” Keluh Jenny. Seo Joo pikir Orang-orang
bilang begitu.
“Omong-omong,
kenapa kau bertanya?” ucap Seo Joo penasaran, Jenny tak ingin membuat masalah
langsung pamit pada Jang Yoon lalu menarik Seo Joo pergi.
Seo Joo
tetap berusaha ingin tahu berpikir keduanya dekat, Jenny menjawab tidak.
Yi Young
sedang berjalan sendirian lalu melihat nama "Pak Tuli Nada" di
ponselnya tapi tak diangkat lalu menatap kantor polisi didepanya. Ia seperti ingin menyakikan sendiri. Jang Yoon yang panik mengambil pakaian dalam
tas sambil menelp.
“Hei,
bisakah kamu pergi ke rumah Yi Young dan memeriksanya? Jika dia tidak di sana,
bisa ambilkan mobilku? Cepat.” Ucap Jang Yoon pada seseorang di telp.
Yi Young
sudah ada dikantor polisi, seperti menanyakan sesuatu. Si plir mengaku
menemukannya, catatan 20 Agustus yaitu Kepala kota melaporkannya, dan sersan
memeriksanya. Yi Young bisa bernafas lega mendengarnya.
“Jadi,
Apa kau Hong Yi Young, wanita yang ditemukan hari itu?” ucap Polisi, Yi Young
membenarkan.
“Kau
memang mirip dengannya. Lalu, apa yang ingin kamu sampaikan soal kecelakaan
itu?” ucap Polisi.
“Entah
apa kamu ingat, tapi ada kecelakaan tabrak lari di dekat TKP malam sebelumnya.”
Kata Yi Young
“Benar.
Aku menerima laporan bahwa barang-barangmu ditemukan di mobil korban, jadi, aku
ke sana untuk mengambilnya.” Ucap Polisi
“Pria
yang meninggal itu adalah Kim Ian. Hari itu... Hari itu, aku menikamnya.” Akui
Yi Young. Si Polisi melonggo kaget.
Yi Young
akhirnya duduk di ruangan rapat, Si polisi berbicara di telp didepan jendela
seperti memastikan kalau tak ada yang mendengar. Ia bicara dengan seseorang
memberitahu Yi Young sudah ada di ruangan rapat.
“Aku
memeriksa latar belakangnya, dan dia Hong Yi Young... Baik, Pak. Aku menepati
janjiku dan meneleponnya.” Ucap Polisi.
“Kau
boleh pulang sekarang.” Kata polis mengantar Yi Young keluar ruangan. Yi Young
melonggo kaget.
“Aku
mengaku telah menikam Kim Ian” ucap Yi Young malah dibebaskan.
“Kenapa
kau berusaha menghancurkan masa depanmu seperti ini? Sudah kubilang. Kami menutup
kasus ini setahun lalu. Pelakunya sudah menyerahkan diri dan menjalani hukuman
Apa ada bukti kau menikamnya?” tanya polisi.
“Selama
konselingku di rumah sakit, maka aku mengaku telah menikamnya. Aku benar-benar
menusuknya. Aku tidak membawanya, tapi aku punya pisau itu. Tasku ditemukan di
mobilnya. Kumohon. Bisakah kamu menyelidiki ulang kasus ini?” kata Yi Young
memohon.
“Apa kau
membenciku?” keluh polisi. Yi Young memohon pada polisi kalau ingin menebus dosa dan mengakhirinya.
Tuan Kang
di ruangan panik mengetahui Yi Young menyerahkan diri lalu mengumpat kesal
meminta anak buahnya agar memerikas kalau polisi sungguh memulangkannya. Ia pun
meminta Pengacara Oh agar melakukan sesuatu tentang Yoon Young Gil.
“Dia
membuatku gila... tegas Tuan Kang di telp. Sementara Yi Young masih berharap akhirnya
keluar dari kantor polisi.
“Kau
mengerti, bukan?” Kami tidak bisa membuka kasus yang sudah ditutup, jadi,
pulanglah. Jangan pernah kembali ke sini.” Tegas polisi. Yi Young terlihat
bingung.
“Maaf
karena aku tidak berdaya dan bodoh. Tidak ada yang bisa kulakukan.” Ucap Yi
Young pada Ian dan melihat foto Jang Yoon dengan Ian bertuliskan “Maaf kakak
tidak bisa menjawab telepon malam itu. Maaf karena hanya kakak yang selamat.”
Jang Yoon
sudah mengemudikan mobilnya terlihat panik lalu menelp Jenny, bertanya selain
rumahnya dan pusat seni, apakah ada tempat lain yang bisa Yi Young datangi.
Jenny memberitahu kalau Yi Young tidak menjawab. Jang Yoon mengerti dan langsun
menutup ponselnya. Sementara Yi Young datang terburu-buru ke rumah sakit.
“Maaf aku
terlambat. Kalian sudah mengemasi semuanya.” Ucap Yi Young melihat Soo Young
sedang membereskan semua barang.
“Kau
tidak perlu terburu-buru. Paman tidak sakit parah. Bahkan Kau tidak perlu
datang jika kau sibuk.” Kata Tuan Hong
“Dia
senang bertemu denganmu. Dia hanya berpura-pura tidak senang. “ ucap Bibi Hong
“Ayo. Ada
taksi menunggu kita.. Ayah tidak boleh makan sesuka hati. Hindari makanan yang
terlalu berminyak.” Tegas Soo Young memperingati.
“Baik.
Ayah akan menahan diri hari ini dan mulai makan besok.” Ucap Tuan Hong
“Oh Yah..
Bibi sudah bicara dengan konduktormu. Dia
akan datang besok.” Kata Bibi Hong.
Yi Young
kaget kalau Bibi Hong menelp Joo Wan,
Bibi Hong mengeluh Yi Young itu pasti Bodoh, ia mengaku sengaja
meneleponnya karena tahu Yi Young tidak akan melakukannya, lalu menceritakan
kalau Joo Wan sangat bersyukur atas undangannya.
“Ibu luar
biasa... Sulit kupercaya kalian berdua cukup akrab untuk saling menelepon.
Komentar Soo Young mengoda.
“Ibu sangat
pandai mengambil inisiatif.” Kata Nyonya Hong bangga, Yi Young terlihat
kebingungan.
Jang Yoon
yang curiga menunggu didepan motel, lalu melihat Tuan Yoon keluar dan akan
menghampirinya tapi ternyata langsung naik taksi. Jang Yoon pun mengikuti lalu
berhenti di pinggir jalan dan Tuan Yoon masuk ke sebuah tempat.
Jang Yoon
ingin turun, tapi melihat orang yang dikenalnya. Ki Sang membuka pintu belakang
dan ayahnya turun dari mobll. Ia melihat ayahnya masuk ke gedung yang sama
dengan Tuan Yoon. Beberapa menit kemudian ayahnya dan Ki Sang keluar lebih
dulu, Jang Yoon langsung mengambil foto.
Tuan Yoon
keluar setelah itu dan Jang Yoon langsung menghadangnya. Tuan Yoon pun kaget
berpikir kalau Jang Yoon itu mengikutinya. Jang Yoon ingin tahu alasan Tuan
Yoon menemui ayahnya dan berpikir kalau sengaja meneleponnya
“Atau Apa
kau sudah berkenalan dengannya?” tanya Jang Yoon, Tuan Yoon menjawab tidak bisa
memberitahunya.
“Jika kau
penasaran, kenapa tidak menanyakannya sendiri? Kau putranya. Meskipun
sepertinya kau sangat membencinya.” Ucap Tuan Yoon mengejek dan akan pergi.
“Apa Kau
bertemu Yi Young kemarin? Apa Kau sedang menyembunyikannya?” kata Jang Yoon
menahan emosinya.
“Hong Yi
Young? Sepertinya dia menghilang. Apa kau ke sini karena mengira aku
menculiknya?”ejek Tuan Yoon
“Hei,
jangan tersenyum.. Kau bertemu dengannya kemarin atau tidak? Jawab aku.” Kata
Jang Yoon menekan leher Tuan Yoon dengan lenganya.
“Bagaimana
aku tahu di mana dia? Dia mungkin melarikan diri darimu. Maksudku, gunakan
otakmu itu dan pikirkanlah. Dia mungkin tidak tahan melihatmu karena kau kakak
dari pria yang dia tikam. Itu yang dia pikirkan kalau dia waras. Kau setuju,
bukan?” ucap Tuan Yoon mengejek.
“Sudah
kubilang jangan tersenyum.” Kata Jang Yoon makin menekan leher Tuan Yoon, Tuan
Yoon terlihat tak bisa nafas, sampai akhirnya Jang Yoon melepaskan saat Tuan
Yoon hampir mati. Tuan Yoon langsung terbatuk-batuk.
Jang Yoon
menunggu di restoran, Ki Sang datang terlihat khawatir kalau Jang Yoon tak
masalah keluar ditempat terbukka. Jang Yoon memperlihatkan foto di ponselnya
dan meminta Ki Sang menjelaskanya.
“Kenapa
kau terus mengikutinya? Aku sudah menyuruhmu bersembunyi untuk sementara” ucap
Ki Sang panik
“Aku
ingin tahu apa dia bertemu dengan Yi Young. Apa yang kau sembunyikan dariku? Bagaimana
dia bisa mengenal ayahku? Apa dia bekerja untuk ayahku?” kata Jang Yoon
“Maaf,
tapi aku tidak bisa memberitahumu itu. Pekerjaanku dipertaruhkan. Sebaiknya kau
pulang. Dan kau harus bersembunyi, bahkan Kau hampir mati.” Ucap Ki Sang lalu
melangkah pergi. Jang Yoon hanya diam saja.
Jang Yoon
gelisah menunggu didepan rumah Yi Young, sementara Joo Wan sudah mengunakan
traningnya lalu menuliskan pesan pada Yi Young “Aku tahu ini tiba-tiba, tapi
baru-baru ini aku mulai berolahraga. Jaraknya 40 menit bersepeda dari rumahku
ke rumahmu.”
“Rumahmu
ada di bukit, jadi, harus joging 10 menit dari pintu masuk lingkungan. Sepertinya
aku akan mencoba datang jauh-jauh ke sana. Ini hari liburmu, jadi, apa kau akan
marah jika kutelepon di depan rumahmu? Lihat ke jendela setelah aku mengirim
pesan.”
“Omong-omong,
bibimu mengundangku makan. Dia sudah bilang, kan?”
Yi Young
berjalan pulang sambil membaca pesan dari Joo Wan, lalu melihat Jang Yoon
sedang menunggunya, tapi akhirnya memilih untuk kabur. Jang Yoon membaca pesan
dan langsung bergegas pergi. Yi Young ternyata bersembunyi melihat Jang Yoon
akhirnya pergi.
Jang Yoon
melihat Eun Joo sudah menunggu dicafe, lalu duduk didepanya dan ingin tahu Kapan
bertemu ayahny adan Kenapa ingin menemuinya. Eun Joo berkomenatr Kelihatannya
Jang Yoon tidak begitu terkejut bahwa tahu
Tuan Jang itu adalah ayahnya.
“Aku
mengeluarkan banyak uang untuk mencari tahu. Ini Payah sekali.” ungkap Eun Joo.
“Kenapa
kau membayar orang untuk mengetahui hal itu?” tanya Jang Yoon. Eun Joo menjawab
Karena butuh.
“Kau tahu
dia akan segera menjadi anggota dewan, kan? Kurasa kau tidak tahu... Kukira aku
bermain cerdas dan bilang padanya aku akan membuatmu berhenti. Tapi dia menolak
tawaranku.” Cerita Eun Joo
“Dia
bilang akan membiarkanmu bermain untuk sementara dan Tidak seru.” Ucap Eun Joo.
“Kenapa
kau melakukan ini kepadaku? Apa yang ingin kau ketahui? Berhentilah
bertele-tele dan katakan yang kamu inginkan.” Kata Jang Yoon
“Kenapa
kau mengganti namamu dan mendekati Yi Young?” kata Eun Joo, Jang Yoon balik
bertanya apa alasan Eu Joo ingin tahu.
“Kau
tertarik pada Yi Young atau aku?” tanya Jang Yoon, Eun Joo menjawab keduanya.
“Aku
melihat sesuatu setahun lalu pada hari Kim Ian tewas.” Akui Eun Joo.
“Apa Kau
bersamanya hari itu? Apa yang kau lihat?” tanya Jang Yoon makin penasaran.
“Jawab
aku dahulu. Maka aku akan memberitahumu.” Ucap Eun Joo, Jang Yoon mengeluh Eun
Joo melakukan hal ini padanya.
“Kau
butuh uang? Apa itu?” ucap Jang Yoon menawarkan, Eun Joo tetap ingin Jang Yoon
menjawab pertanyaannya dahulu.
“Kim Ian
tidak tewas karena kecelakaan malam itu, kan? Seseorang membunuhnya, kan? Siapa
itu? Apa Yi Young?” ucap Eun Joo Jang
Yoon terlihat gugup.
Yi Young
bisa tertidur pulas, ingatanya kembali dalam mimpi.
Flash Back
Yi Young
menangis dengan tangan diikat dan mata tertutup dalam gudang. Ian meminta agar
Yi Young tenang saat ada bunyi petir dan jangan takut. Yi young masih terlihat ketakutan. Ian pun meminta agar Yi Young menarik napas
dalam-dalam Lalu buang. Yi Young masih tak bisa tenang.
“Kau
ingin aku membuatmu tertawa dalam 10 detik saja?” tanya Ian, Yi Young ingin
tahu caranya.
Ian
langsung menyanyikan lagu Kim Jong Kook dengan suara sangat yang sangat buruk.
Yi Young bisa tertawa mendengarnya sambil mengejek. Ian pun senang mendengar Yi
Young tertawa. Yi Young mengejek Ian benar-benar
penyanyi yang payah.
“Hei...
Yi Young. Ada sesuatu yang tidak pernah kukatakan kepadamu. Tapi kurasa aku
harus memberitahumu sekarang.” Ucap Ian.
“Ada yang
ingin kau katakan?” tanya Yi Young, lalu tiba-tiba saat itu seseorang membuka
pintu gudang.
Yi Young
ketakutan bertanya siapa yang datang dengan mata tertutup, Seorang pria denga
topi dan masker masuk gudang. Yi Young bisa mendengar pria itu mengeluarkan
pistol. Ian bertanya Kenapa melakukan ini kepada mereka dan ingin tahu siap
pria itu. Sementara Si pelaku mendekati Yi Young.
“Tolong
jangan mendekatiku.” Ucap Yi Young ketakutan, Ian berteriak memanggil Yi Young.
Si pelaku
terus mendekat dan akhirnya penutup matanya terlepas, a pu bisa melihat sorot
mata Joo Wan. Dibalik masker dan topi. Yi Young akhirnya terbangun dan melihat
pesan yang dikirimkan Joo Wan.
“Aku kehabisan tenaga karena
berlari ke rumahmu. Aku di depan rumahmu. Aku hampir mati.”
Jang Yoon
bertemu dengan Eun Joo meminta agar mengatakan yang dilihat hari itu dan heran
melihat kalau Eun Joo yang penasaran, lalu menduga kalau punya hubungan dengan
Ian. Eun Joo hanya diam saja. Jang Yoon lalu berpikir Eun Joo menemui orang yang seharusnya tidak ditemui
dan ingin tahu Siapa.
“Jika aku
memberitahumu, apa imbalanku?” ucap Eun Joo, Jang Yoon pun mengatakan saja apa
yang dingikan Eun Joo.
“Nam Joo
Wan... Aku ingin dia dipecat dari orkestra.” Ucap Eun Joo, Jang Yoon tak
percaya kalau Eun Joo mengingikan itu.
“Kurasa
kau bisa melakukannya. Malam itu, mobil yang menuju ke rumah Profesor Song untuk
pesta usai acara sudah penuh. Karena tidak ke pesta, aku keluar untuk naik
taksi. Yi Young juga mencoba naik karena tidak punya tumpangan. Dan Kim Ian
berhenti di hadapannya.” Cerita Eun Joo. Jang Yoon ingin tahu kelanjutanya.
“Yi Young
masuk ke mobil. Dan mobil lain mengikuti mereka.” Kata Eun Joo,Jang Yoon ingin
tahu Mobil siapa itu.
“Mobil
Nam Joo Wan.” Kata Eun Joo, Jang Yoon terlihat kaget mendengarnya.
Yi Young
membuka pintu rumahnya kaget melihat Joo Wan datang denga nafas terengah-engah
seperti tak percaya kalau benar-benar berlari kemari. Joo Wan mengaku sudah mengatakan
akan melakukannya dan akan bersepeda, lalu malah berlari setengah jalan ke
sini.
“Aku
hampir mati. Seharusnya aku tidak melakukan ini di musim panas.” Ucap Joo Wan
mencoba mengatur nafasnya.
“Tentu
saja tidak. Kau beruntung tidak pingsan.” Ucap Yi Young mencoba mengipas dengan
tanyanya. Joo Wan menarik Yi Young dan langsung memeluknya.
“Apa ini
sudah dua hari? Senang melihatmu di luar seperti ini.” Ungkap Joo Wan seperti
melepas rindu.
Yi Young
kaget tiba-tiba dipeluk dan melihat ponselnya berdering, Jang Yoon menelp. Yi
Young ingin melepaskan pelukan tapi Joo Wan malah mengeratkan pelukan. Ponsel
Yi Young terus berdering, akhirnya Yi Young berhasil melepaskanya.
Joo Wan
tersenyum dan kaget melihat seseorang yang datang. Yi Young kaget melihat Jang
Yoon sudah ada didepanya. Jang Yoon pun kaget melihat Yi Young bertemu dengan
Joo Wan padahal baru tahu kalau Joo Wan kemungkinan membunuh adiknya.
Bersambung
ke episode 19
PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta
follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar