PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Kamis, 25 April 2019

Sinopsis Her Private Life Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 

Duk Mi marah dengan Ryan karena tak ada yang menyuruhnya salah paham dan bosnya itu memang yang salah. Sun Joo hanya mendengar ucapan temanya, Duk Mi pikir Tidak peduli betapa memalukannya itu, karena Singa-lah orang yang menyarankan agar merekai pura-pura berkencan.
“Dan dia yang menerima Sindy sebagai Intern. Jika dia melakukan sesuatu untuk bertanggung jawab, maka dia harus bertanggung jawab sampai akhir. Bukankah begitu?” keluh Duk Mi kesal
“Duk Mi, kau sangat persuasif. Tapi kenapa kau bilang ini padaku, bukan ke Singa itu?” balas Sun Joo 
“Aku bisa membaca wajah Singa. "Jangan memanjat pagar itu. Aku binatang buas yang berbahaya." Kata Duk Mi
“Duk Mi, Singa bukan yang berbahaya kini... Pekerjaan utama kita beresiko.” Jelas Sun Joo. Duk Mi binggung apa maksudnya  Pekerjaan utama
“Sepertinya Sindy semakin baik dari kita belakangan ini.” Ucap Sun Joo lalu memberikan sebuah kamera.
Duk Mi terlihat bahagia melihat camera baru yang dibeli Sun Joo, Sun Joo pikir Sindy lebih muda dari mereka dan tidak bisa mengalahkannya dengan stamina jadi setidaknya mereka harus memiliki peralatan yang lebih baik daripada dia.
“Aku keren, kan?”ucap Sun Joo bangga, Duk Mi membenarkan ingin memegang tangan Sun Joo dengan senang.
“Jangan lakukan. Aku tidak ingin orang salah paham lagi.” Keluh Sun Joo. Duk Mi melihat kamera barunya.
“Ini akan sangat mudah untuk dibawa.” Ucap Duk Mi senang. Sun Joo pikir kamera ini memang bagus sekali. Duk Mi menganguk setuju.


Ryan melihat kertas ditanganya   [SEORANG KOLEKTOR DENGAN NAMA "MANY PEOPLE" MENGAJUKAN TAWARAN TERTINGGI] lalu berpikir siapa itu "Many People" lalu berpikir kalau itu Choi Da In.
“Apa Kau memiliki karya seni terakhir Yoon Tae Hwa?” ucap Ryan menelp seseorang. Si wanita yang sedang tertidur pun binggung bertanya siapa yang menelpnya.
“Aku tahu kau "Many People".” Ucap Ryan. Da In terbangun dan kaget mengetahui yang menelpnya Ryan.
“Apa Kau tahu yang dirahasiakan di karya seninya?” ucap Ryan. Da In akhirnya terbangun.
“Kau pergi ke Korea tanpa memberi tahu aku. Kau mengabaikan semua panggilanku dan bahkan tidak membaca emailku. Lalu apa kau tiba-tiba memanggil untuk bertanya itu?” ucap Da In kesal
“Aku sibuk, jawab pertanyaanku. Apa seninya yang tidak...” ucap Ryan. Da In menegaskan kalau dirinya yang menginginkan jawaban.
“Apa kau rindu aku atau tidak? Apa kau rindu aku atau tidak?” tanya Da In. Ryan ingin mengatakan rindu tapi memilih untuk menutup telpnya saja.
“Ada banyak rumor soal karya seni terakhirnya. Ini foto berorientasi lanskap, jadi beberapa orang berpikir itu adalah foto yang dipotret di tempat yang tidak ada yang tahu.” Ucap Da In. Ryan tak jadi menutup telpnya.
“Dan foto terakhirnya adalah foto dirinya, jadi ada yang bilang pasti ada lebih banyak foto. Jadi aku penasaran dan memanggil penulis yang memilikinya. Tapi sepertinya tidak ada penawaranku yang berhasil diterima.” Kata Da In.  Ryan mengerti,
“Hei, Ryan. Jangan lupa kau memberi tahu aku bahwa kau merindukanku.” Kata Da In, Ryan memilih untuk menutup telpnya lalu mengeluh  benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkan Da In. 


Cindy menatap account  [CUPATCH] lalu teringat saat di kantor, Kyung Ah berbicara pada Ryan kalau harus pergi ke suatu tempat yang bagus malam ini karena Duk Mi sudah berpakaian terlalu indah kalau hanya untuk pulang saja...Ryan tapi tak peduli mengajak untuk segera rapat.
“S berdandan dengan sangat baik hari ini, tapi R tampaknya sama sekali tidak tertarik. Apa mereka hanya berusaha agar tampak profesional di tempat kerja? Jika tidak...” tulis Cindy menuliskan pada accountnya
Ia pun menilai kalau sudah masuk level curiga kedua,  dan akhirnya masuk ruangan. Kyung Ah bertanya-tanya Kapan Duk Mi dan Ryan itu  mulai berkencan dan membuatnya sangat penasaran. Sindy mendengar keduaya bicara dengan telinga terlebar-lebar.
 “Mereka bertemu ketika Direktur pertama kali datang. Kupikir hubungan mereka tidak baik.” Ucap Yoo Sub
“Bahkan Jauh lebih buruk... Dia bahkan memecat Nona Sung, Apa  Itukah sebabnya dia jatuh cinta padanya? "Kau pria pertama yang memecatku." Seperti itu.” Kata Kyung AH.
“S dipecat oleh R. Apa itu yang membuatnya jatuh cinta padanya? Apa dia cabul? Jika tidak...”
Sindy menuliskan pada accounta dan menyakinkan kalau itu sampai di level 3 curiganya, Lalu melihat Ryan yang keluar dari galeri, Sindy pun kembali menuliskan statusnya seperti seorang penguntit.
“R meninggalkan galeri pukul 21.13 sendirian. R tiba di rumahnya pada pukul 10:07 malam sendirian. S tidak bersamanya, dan mereka tidak pergi berkencan. Apa mereka menikmati cinta platonis? Jika tidak...”
Sindy pun senang karena sudah sampai di level 4 dalam tingkah kecurigaan hubungan keduanya, menurutnya Ada yang mencurigakan dan akan mencari tahu apa bagaimana pun caranya. 

Sun Joo menelp Duk Mi yang sedang tertidur bertanya apakah sudah membaca account. CUPATCH karena  Sindy mengunggah sesuatu. Duk Mi meminta agar Sun Joo menunggu lalu membuka account Sindy [APA MEREKA MENIKMATI CINTA PLATONIS? JIKA TIDAK.. -LEVEL CURIGA: 4]
“Sindy benar-benar terobsesi... Bagaimana ini? Haruskah aku berkencan lagi?” ucap Duk Mi panik
“Duk Mi, daripada mengunggah 100 foto kalian berkencan, bukankah lebih baik menunjukkan aksi kalian?” kata Sun Joo
“Apa yang sebenarnya kau bicarakan?” ucap Duk Mi binggung seperti berpikiran yang aneh.
“Maksudku kalian harus menghabiskan malam bersama di suatu tempat. Lakukan sesuatu yang akan menghidupkan imajinasinya.” Jelas Sun Joo. Duk Mi tersenyum menganguk mengerti.
“Tapi bagaimana caranya?” tanya Duk  Mi binggung. 


Sindy sengaja memarkir mobilnya di apartement Ryan dan melihat Ryan  benar-benar pergi sendirian wajahnya tersenyum bahagia karen dugaanya benar kalau keduanya memang tak berkencan. Tapi saat mobil akan pergi, Duk Mi tiba-tiba datang meminta agar Ryan membuka pintunya.
Ryan menghela nafas, Sindy kaget dan Duk Mi panik karena Ryan tak membuka pintu lalu memanggilnya “Sayang” agar Sindy bisa melihatnya. Ryan akhirnya membuka pintu mobilnya. Sindy jengkel melihatnya. 
Ryan terlihat kesal karena sudah mengatakan kalau pergi sendiri. Duk Mi pikir kalau Tuan Nho cenderung pemalu dengan orang-orang yang tidak dikenalnya. Ryan pikir akan baik-baik saja.
“Kau mungkin baik-baik saja, tapi kau harus memikirkannya. Kau sedang dalam perjalanan untuk meminta bantuan padanya. Bukankah menurutmu kau harus lebih perhatian?” ucap Duk Mi. Ryan pun menganguk mengerti. Akhirnya Duk Mi bergegas memasang sabuk pengamanya, 

Hujan turun dengan deras,  suasana sunyi dalam mobil. Duk Mi ingin menyalakan musik tapi bersamaan dengan Ryan yang makan menekan tombol ON. Akhirnya Duk Mi menekan lebih dulu agar tak terlalu sunyi, beberapa saat kemudian ban mobil Ryan terjebak dalam kubangan.
“Apa yang akan dia lakukan tanpa aku?” keluh Duk Mi mencoba mendorong mobil saat hujan deras.
“Kita panggil saja perusahaan asuransi.” Kata Ryan akhirnya keluar dari mobil.  Duk Mi pikir itu akan lebih baik. Ryan mengucapkan terimakasih pengertianyanya.
“Tidak, akulah yang salah karena tidak punya SIM.” Ucap Duk Mi juga merasa bersalah.
“Kita berada jauh di pegunungan, jadi akan memakan waktu. Kita harus mulai berjalan karena Tuan Nho akan menunggu.” Kata Ryan. Duk Mi setuju.
Ryan melihat Duk Mi yang basah kuyup akhirnya melepaskan jasnya, Duk Mi tak enak hati mengaku baik-baik saja. Ryan menyuruh agar memakai saja. Duk Mi pun tak menolak akhirnya mereka berjalan ke rumah Tuan Nho. 


Tuan Nho sedang menulis di dalam rumahnya, Duk Mi dan Ryan memanggilnya beberapa kali. Tuan Nho terlihat kesal karena tak tah kalau jam berapa sekarang padahal tidak memintanya untuk datang.
“Setidaknya kau harus menelepon untuk memberitahuku kau akan terlambat...” ucap Tuan Nho kesal lalu bingung melihat Duk Mi dan Ryan datang dengan basah kuyup.
“Senang bertemu denganmu... Kami dari Galeri Cheum...” ucap Ryan dengan suara bergetar.
“Apa Kau ingin mati beku? Cepat masuk.” Kata Tuan Nho tak bisa berkata-kata. 

Akhirnya Duk Mi dan Ryan duduk di depan perapian, untuk menghangatkan tubuh. Tuan Nho datang membawakan baju. Duk Mi dan Ryan meminta maaf karena menganggu. Tuan Nho pikir kalau sudah memberitahu agar mereka tidak perlu datang.
“Aku sudah memberi tahu, kalau tidak akan mengungkapkan karya seniku... Pokoknya, ganti baju terlebih dahulu, Aku tahu cukup mengecewakan untuk kembali dengan tangan kosong, setidaknya selamatkan dirimu dari flu.” Kata Tuan Nho
“Tuan , tolong dengarkan kami dulu, dan kemudian putuskan apa yang harus dilakukan.” Kata Ryan. Tuan Nho tak perduli menunjuk kamar mandi disebelah sana. 

Duk Mi masuk kamar mandi akan melepaskan syalnya, tapi tersangkut dirambutnya lalu berteriak kesakitan. Ryan memanggilnya bertanya apakah ada masalah. Duk Mi mengaku baik-baik saja dan berusaha kembali melepaskan syalnya dan kembali terasa sakit.
“Apa Kau butuh bantuan?” tanya Ryan dari depan kamar mandi. Duk Mi membenarkan.  Ryan pun masuk dan sudah berganti baju.
“Syalku kusut di rambutku... Ini benar-benar kusut di sekitar...” kata Duk Mi akhirnya Ryan pun melepaskan syal dengan perlahan, suasana terasa canggung dan Duk Mi gugup karena Ryan memegang rambutnya.
“Terima kasih sudah melepasnya.” Ucap Duk Mi lalu panik menegaskan kalau yang dimaksud melepaskan syalnya bukan yang lain.
“Tuan Nho.. sepertinya orang yang keras, kan?” kata Duk Mi. Ryan tahu kalau Tuan Nho memang orang yang keras.
“Aku akan memohon lagi... Kau Gantilah pakaian saja”ucap Ryan lalu keluar dari kamar mandi. Duk Mi pun menghela nafas seperti merasa merasa cukup tenang.


Di rumah
Eun Gi sedang makan berpikir agar memanggil Duk Mi untuk makan malam bersama karena ini hari libur. Ibu Duk Mi memberitahu kalau anaknya  melakukan perjalanan bisnis. Eun Gi kaget bertanya  Perjalanan bisnis? Dengan siapa?
“Dimana? Berapa lama?” tanya Eun Gi menduga Duk Mi pergi dengan Ryan. . Ibu Duk Mi mengaku tak tahu.
“Ibu, telepon Duk Mi.” Kata Eun Gi panik. Ibu Duk Mi pikir tak ada gunanya menelp karena anaknya itu sedang bekerja.
“Ibu sangat acuh tak acuh... Saat Duk Mi pindah juga. Pria belakangan ini ingin pacar yang tinggal sendirian.” Ucap Eun Gi
“Aku melihatnya di berita. Anak-anak sekarang ini berkencan di rumah untuk menghemat uang dan mereka berdua membayar setengah-setengah dari tagihan.” Kata Ibu Duk Mi santai
“Aku menentang berandal seperti itu!” teriak Tuan Sung, keduanya kaget sambil menghela nafas.
“Membiarkan wanita membayar makanan, itu pria yang tak layak.” Ucap Tuan Sung. Ibu Duk Mi meminta suaminya agar memberitahu sebelum berbicara.
“Dan Juga, Apa maksudmu orang yang tidak punya uang tidak boleh berkencan?” kata Ibu Duk Mi. Tuan Sung mengaku tidak akan melakukanya.
“Ayah pasti membayar semuanya ketika kalian berdua berkencan.” Goda Eun Gi.
“Bukan itu saja. Dia memberiku bunga dan hadiah pada setiap kencan. Aku serasa jadi Ratu semalam. “ cerita Ibu Duk Mi. Eun Gi memuji ayah Duk Mi memang seorang pria sejati.
“Siapa yang tahu aku akan berakhir seperti ini? Pacar yang berbakti dan perhatian jadi suami yang buruk, jadi, brandal akan membuat pasangan lebih buruk. Hal yang sama berlaku untuk wanita. Putuskan mereka jika tidak baik.” Ucap Ibu Duk Mi menyindir suaminya.  Eun Gi pun tak bisa berkata-kata. 



Tuan Nho melihat proposal [PAMERAN PERAYAAN HARI JADI CHAEUM GALLERY KE 5] Ryan tahu kalau Tuan Nho sudah menolak tawaran merkea dan mereka sengaja datang untuk membujuk sekali lagi jadi meminta agar membiarkan merekaa bisa meletakkan karya mendiang Yoon Tae Hwa yang belum pernah dirilis dipajang di galeri pameran perayaan 5 tahun.
“Tuan Nho, Aku dengar kau berteman baik dengan mendiang Tuan Yoon,  Bahkan dia mempercayakanmu dengan hasil karya yang belum dirilis. Apa ada alasan dia menyerahkannya padamu?” ucap Duk Mi
“Tae Hwa dan aku bertemu di SMP. Dia mengambil foto sementara aku mulai menulis beberapa drabbles. Dari foto pertamanya hingga yang terakhir, aku mungkin sudah melihat semuanya. Tae Hwa tahu semua karyaku juga.” Jelas Tuan Nho
“Seniman dikenal sensitif, tapi kami sudah berteman selama 30 tahun. Kami lebih dari sekadar teman baik. Dia mempercayakanku dengan karya terakhirnya bukan ke keluarganya karena kualitasnya buruk. Dia tidak ingin orang melihatnya. Tidak peduli apa alasanya, dia ingin tetap terkubur. Aku yakin akan hal itu.” Jelas Tuan Nho.
Duk Mi ingin bicara, tapi disela oleh Tuan Nho kalau tidak akan mengungkapkannya dan mereka dapat berbicara semua yang diinginkan tapi ia tidak akan pernah berubah pikiran. Keduanya tak bisa berkata-kata. Tuan Nho pikir Karena mereka datang sejauh ini untuk bertemu denganya.
“Aku sarankan kalian menginap agar tidur nyenyak. Selamat malam, kalau begitu.” Ucap Tuan Nho lalu pergi meninggalkan keduanya. 


Ryan terlihat kedinginan sambil menutupi badanya, Duk Mi melihatnya berpikir Ryan kedinginan dan mengajak untuk berganti posisi yang dekat perapian. Ryan pikir tak masalah, Duk Mi pikir kalau pasti semakin dingin di malam hari.
“Nona Sung.... aku baik-baik saja.” Ucap Ryan sambil menutup badanya dan membalikan badan.
“Direktur... Aku tahu kau salah paham hubunganku dengan Sun Joo. Kau menyarankan hubungan palsu ini karena kau khawatir akan keluar kabar buruk.” Ucap Duk Mi berbicara sambil berbaring.
“Aku tidak melakukannya karena kasihan... Lagipula, tidak ada yang perlu dikasihain.” Kata Ryan.
“Apa pun alasanmu,.. aku berterima kasih... Bahkan Aku sangat berterima kasih lebih dari yang kau pikir.” Ucap Duk Mi
“Nona Sung... Bisakah aku bertanya sesuatu? Apa kau suka memotret?” tanya Ryan . Duk Mi kaget mengetahui Potrait.


“Apa karena ini? Kau ingat aku menyukai foto ini.” Kata Duk Mi. Ryan membenarkan menunjuk ke foto Tuan Yoon.
“Foto ini sangat mengesankan. Dia mengambil foto pemandangan sepanjang hidupnya tapi mengungkapkan potret dirinya di akhir.” Kata Duk Mi
“Sejak dia meninggal karena penyakit, mungkin itu adalah perpisahan terakhirnya. Bahkan judulnya adalah "Selamat tinggal"..” Kata Ryan.
“Dia menyiratkan perpisahan dalam hasil karyanya, tapi dia sendiri tidak membuat judul bahasa Inggris. Aku pikir terjemahannya salah... Tidak, aku yakin.” Kata Duk Mi. Ryan ingin tahu alasanya .
“Coba Lihat... Jika dia benar-benar ingin mengucapkan selamat tinggal terakhir dan jika itu adalah perpisahan yang dimaksudkan untuk dirinya sendiri, aku yakin dia akan melihat ke kamera. Karena bagi seorang fotografer, kameranya adalah seperti dirinya yang lain.” Jelas Duk Mi. Ryan menatap Duk Mi lebih dekat.
“Dan jika ini adalah perpisahan terakhir dengan dunia tempat dia tinggal, dia akan melihat ke bawah dan sedikit lebih jauh Atau dia akan mengambil foto profilnya.” Kata Duk Mi
“Bagaimana jika itu bukan selamat tinggal tapi salam kepada dunia bahwa dia akan bertemu untuk pertama kalinya?” komentar Ryan.
“Aku sudah memikirkan kemungkinan itu juga. Maka mungkin dia akan melihat ke langit.” Jelas Duk Mi
“Lalu apa teorimu?” tanya Ryan. Duk Mi mengatakan kalau  Ada seseorang di depan kamera.
“Mata ini bukan mata perpisahan yang sedih atau mata orang yang sedang menunggu kematian. Dia melihat seseorang yang dia cintai. Dia ingin meninggalkan ini untuk orang itu. Dia melihat orang ini dan matanya menyapa orang itu. "Halo, aku disini. Aku akan selalu melihatmu seperti ini. Sampai jumpa." Ucap Duk Mi dan tak sadar Ryan menatapnya.
Keduanya tiba-tiba saling menatap dan Ryan menyebut “Sampai jumpa.” Duk Mi pikir kalau itu hanya teorinya lalu mengajak untuk tidur karena Ryan pasti lelah. Keduanya terlihat gugup bergegas tidur.  Dibalik dinding Tuan Nho mendengarkan pembicaraan keduanya. 



Duk Mi terbangun kaget melihat Ryan yang ada didepanya, seperti Ryan kedinginan dan bergeser ke arah Duk Mi. Saat itu Ryan terlihat mulai bergerak, Duk Mi langsung pura-pura tidur. Ryan membuka mata kaget melihat wajah Duk Mi yang tertidur dan sangat dekat.
Ia lalu menyadari kalau bergeser ke arah Duk Mi, akhirnya perlahan bergeser ke tempat tidurnya lalu bangun dan pergi ke toilet. Duk Mi akhirnya membuka  mata langsung menutup wajahnya diatas bantal karena malu. 

Ryan selesai memakai jasnya dan Duk Mi pun keluar dari kamar mandi terlihat gugup. Tuan Nho datang, Duk Mi pun pamit pergi dan mengucpakan Terima kasih banyak sudah mengizinkan mereka tinggal di rumahnya. Tuan Nho memperlihatkan kunci ditangan dan meminta mereka agar ikut denganya. Duk Mi dan Ryan terlihat binggung. 

Tuan Nho berdiri didepan pintu, menyapa seperti sudah lama tak bertemu. Ryan dan Duk Mi masih terlihat binggung dan hanya bisa melonggo melihat isi kamarnya adalah foto Tuan Yoon. Tuan Nho memberitahu kalau  Ayahnya dulu seorang tentara.
“Dia selalu malu putra satu-satunya, tidak ingin menjadi seperti dia. Ketika aku bilang ingin jadi seorang novelis, dia bahkan tidak berbicara kepadaku selama bertahun-tahun. Jadi dia tidak bisa menerimanya. Dia tidak bisa mengakui perasaan Tae Hwa.”ucap Tuan Nho.
“Foto-foto ini adalah surat cinta dari Tuan Yoon... Mereka untukmu.” Kata Duk Mi
“Itu sebabnya aku tidak bisa mengungkapkannya. Ini adalah rahasia yang ingin aku bawa hingga mati. Bukan karena aku tidak suka perasaan Tae Hwa. Bahkan ketika aku tahu bagaimana perasaannya, aku mengabaikannya sampai akhir dan aku malu jadi pengecut.” Ucap Tuan Nho
“Bagaimana bisa aku mengungkapkan hatinya kini saat Tae Hwa sudah tidak ada? Ini Sudah terlambat.” Kata Tuan Nho sedih
“Apa Kau benar-benar mengabaikannya? Karena wajahmu berkata berbeda. Meskipun kau mungkin tidak tahu bagaimana perasaanmu yang sebenarnya, Tuan Yoon mungkin tahu. Ketika dia melihat mata itu melalui jendela bidik, bagaimana mungkin dia tidak tahu sebagai seorang fotografer? Aku yakin dia tahu.” Ucap Ryan
“Apa Kau pikir begitu? Apa dia tahu...” kata Tuan Nho sedih. Duk Mi pun tak bisa berkata-kata. 
Duk Mi mengambil foto milik Tuan Yoon dengan camera, lalu mengambil dengan cepat gambar Tuan Nho dengan Ryan dari balkon. Dia dengan mudah mengambil foto Ryan yang sedang tersenyum dan terlihat memang tampan. Ryan seperti tak sadar kalau diambil foto oleh Duk Mi, tapi akhirnya menyadari Duk Mi mengambil gambarnya. 
Ryan mengemudikan mobilnya memuji Duk Mi yang sudah Kerja bagus Meskipun tidak pernah berencana menghabiskan malam di sana. Duk Mi mengaku suka mereka bisa menghabiskan malam di sana. Ryan kaget dengan komentar Duk Mi.
“Tidak, bukan itu yang aku maksud... Itu karena Hyo Jin. Hyo Jin menciptakan sesuatu yang disebut CUPATCH.” Jelas Duk Mi. Ryan bingung apa maksudnya CUPATCH
“Ya, artinya dia mengawasi kita karena curiga dengan hubungan kita. Itulah sebenarnya kenapa aku terus berusaha begitu keras untuk membuatnya tampak seperti pasangan.” Jelas Duk Mi
“Baiklah... Kalau begitu mari kita lakukan pekerjaan yang tepat untuk membodohinya.” Ucap Ryan penuh semangat. 

Duk Mi mengedit foto di komputernya lalu melhat hasil foto candid Tuan Nho dan juga Ryan, wajahnya seperti tersenyum bahagia melihatnya. Saat itu ada pesan masuk dari  [SHI AN IS MY LIFE] Duk Mi melihat ada  Anggota baru dan menurutnya harus menyapa mereka.

[SHI AN IS MY LIFE: POSTINGAN BARU SUDAH DIUNGGAH]
Duk Mi seperti menyapa semua anggotanya, termasuk seorang wanita berkerudung bernama “Latte” dengan kacamata hitamnya. Ryan sedang membuka fans site, Duk Mi masih menyapa semua anggotanya.
“Senang bertemu denganmu, Sung Duk Mi.” Ucap Ryan yang sudah tahu kalau Duk Mi sebagai pengelola fancafe Shi An.  Ia menyamar menjadi Latte. Duk Mi seperti belum tahu kalau Ryan mengetahui sebagai fangirl.
Bersambung ke episode 6

Cek My Wattpad... Stalking 



Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


3 komentar:

  1. Seruuuuuuuuuu.... gak sabar nunggu episode selanjutnya malam ini. Terimakasih banyak ya, sist , dah di post, biarpun dah nonton di tv tp gak afdol kalau gak baca sinopsis nya 😊😊😊😊😊 semangat nge post ya 😙😙😙😙😙 aku jadi gemesssss sama geun wo , unyuk2 banget tuh bocah 😅😅😅😅😅😅

    BalasHapus
  2. Masih ga ngerti sama eps yg bagian tuan yoon itu mereka gay atau gimana? Kan dua²nya laki² aku bener² ga ngerti bgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kyanya sie iya.. Mknya tuan nho gk mau photo2 terakhir mendiang gk mau dibuat untuk pameran..

      Hapus